Anda di halaman 1dari 2

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kontak dengan Karakteristik Vaksinasi Lingkungan


Status
penderita TB anak BCG
Gizi
BTA (+)

Keberadaan
Resiko Pemberian ASI scar BCG, usia Ventilasi,
Usia, jenis
penularan lebih eksklusif, berat saat imunisasi cahaya, luas
kelamin
besar dari pada badan lahir BCG bangunan
pasien TB rumah,
dengan BTA (-) kelembaban
kepadatan
penghuni

TB Anak Sputum
BTA

Skoring TB IGRA

RT-PCR
GeneXpert

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:
: Diteliti

: Tidak Diteliti
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi sakit TB meliputi

karakteristik individu (umur, jenis kelamin, status imunisasi BCG, status gizi), tingkat

pajanan (konsentrasi percikan dahak dalam udara, lamanya menghirup udara tersebut)

dan lingkungan rumah (ventilasi, pencahayaan, kelembaban dan kepadatan hunian

rumah). Diagnosis TB pada anak sulit untuk dilakukan sehingga untuk memudahkan

diagnosis TB pada anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan

sistem skoring, selain skoring merode diagnosis yang serinf digunakan adalah melalui

Sputum BTA, IGRA dan RT-PCR GeneXpert.

Namun penelitian ini hanya memfokuskan pada diagnosis TB menggunakan

sistem skoring. Penilaian atau pembobotan pada sistem skoring menurut Direktorat

Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2013, meliputi hasil pemeriksaan tuberkulin (Uji Mantoux)

dan kontak erat dengan pasien dewasa TB menular mempunyai skor (nilai) tertinggi,

yaitu 3. Skoring ini merupakan pembobotan pada gejala-gejala klinis yang muncul

pada anak serta hasil pemeriksaan penunjang yaitu uji tuberkulin dan foto rontgen

dada.

Pola skoring ini menggunakan 8 parameter dalam menjalankan diagnosis

tuberkulosis. Parameter-parameter tersebut adalah kontak tuberkulosis, uji tuberkulin,

berat badan atau keadaan gizi, demam yang tidak diketahui penyebabnya, batuk

kronik, pembesaran kelenjar limfe (koll, aksila, inguinal), pembengkakan tulang atau

sendi panggul lutut falang, dan foto toraks. Tindakan selanjutnya akan diambil sesuai

dengan hasil kalkulasi skor akhir menggunakan algoritma tatalaksana tuberkulosis

anak (Udayanti et al. 2017).

Anda mungkin juga menyukai