Anda di halaman 1dari 28

SKENARIO 3

ASI EKSKLUSIF
KELOMPOK D1
• I KOMANG SIKI DHARMA YUSA 16700090

• KURNIA PUTRI ISMAIDA 16700092

• MADE METU BAYU KUBERA 16700094

• DEWI MANIK AULIA FADLI 16700096

• AHMED ABDILLAH 16700098

• AHMAD HAFIZY 16700100

• I WAYAN ANDIKA PRAMANA 16700102

• FAHMY IDRIS AMROSI 16700106

• KRISNAYOGA ERLANGGA 16700108


SKENARIO
Anda adalah dokter intership disebuah puskesmas yaitu
Puskesmas Tutur,Kecamatan Tinular. Kabupaten Sungai Kayu.
Berdasarkan pengamatan anda terhadap program KIA, anda
menemukan bahwa pencapaian program ASI Eksklusif di wilayah
kerja puskesmas belum mencapai 80%. Mulai dari tahun 2014
terjadi penigkatan yaitu 65,85%(2014), 73.8 (2015) dan 79,8 (2016)
tetapi terdapat dua desa yang pencapaian cakupan masih dibawah
60% yaitu desa Sukun (55%) dan desa Kepodang (60%).
Desa sukun dan desa kepodang adalah desa yang terletak
dekat dengan ibukota kecamatan, dikedua desa tersebut banyak
ditemukan pasangan usia subur ±60%, oleh karena itu banyak
ditemukan anak balita dan batita dikedua desa ini.Rerata penduduk
berpendididkan SMA ±62%, sisanya 11% perguruan tinggi, 25%
tamat SMP dan 2% tamat SD. Pendududkdalam hal ini kepala
keluarga sebagaian besar bekerja sebagai karyawan swasta di
berbagai perusahaan di kota kabupaten sementara ±66% ibu yang
ada adalah ibu rumah tangga.
TABEL PENCAPAIAN ASI
EKSKLUSIF PUSKESMAS < 80%

TAHUN PERSENTASE

2016 79,8%

2015 73,8%

2014 65,85%
TABEL PENCAPAIAN ASI
EKSKLUSIF DESA < 60%

DESA PERSENTASE

KEPODANG 55%

SUKUN 60%
LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan
masyarakat mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan
dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya
kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat
langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar


ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat
gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan
makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia
sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber
protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan


maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah
bagaimana pemberian ASI secara eksklusif saai umur
bayi 4 bulan dan factor-faktor apa yang mempengaruhi
pemberian ASI Eksklusif.
TUJUAN

Tujuan Umum

• Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk


mengetahui pemberian ASI EKSKLUSIF dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.

Tujuan Khusus.

• Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi.

• Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian


ASI pada bayi usia 4 bulan.
DEFINISI
• Kejadian Luar Biasa adalah suatu bentuk status yang
ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk menjelaskan
atau mengklarifikasi kejadian merebaknya suatu wabah
penyakit, baik yang menular maupun tidak menular.

• ASI adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi


yang bersifat alamiah, dan mengandung berbagai zat gizi
yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI
saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan
ataupun makanan lain.
EPIDEMIOLOGI
Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru
lahir maka ibu harus sesegera mungkin menyusui bayinya
karena ASI memberikan peranan penting dalam menjaga
kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi

Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan


turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% tahun 2008, sedangkan
pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007) menjadi
24,3% (2008).
ETIOLOGI
• Masa Antenatal
Pada masa antenatal masalah yang sering timbul adalah kurang atau
salah informasi dan puting susu datar atau terbenam.
• Masa Pasca Persalinan Dini
Pada masa ini kelainan yang sering terjadi adalah: Puting susu datar
atau terbenam, puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu
tersumbat dan mastitis atau abses
• Masa Pasca Persalinan Lanjut
Yang termasuk dalam masa pasca persalinan lanjut adalah sindrom
ASI kurang dan ibu bekerja.
PATOFISIOLOGI
Pada saat awal kehamilan, mulai terjadi peningkatan jumlah
dan pematangan sel-sel payudara yang akan semakin
berkembang dengan bertambahnya usia kehamilan. Sel-sel
payudara sejak dini mulai dipersiapkan untuk proses menyusui
sampai setelah bayi lahir.

Begitu masa penyapihan ketika bayi sudah jarang bahkan tidak


pernah menyusu lagi, sel-sel penghasil ASI di payudara akan
mengalami periode kematian sel dimana rangsangan prolaktin
sudah berhenti, sehingga ukuran payudara kembali ke semula
sebelum hamil.
KLINIS

Air susu ibu diproduksi dalam ‘alveolli’, pada


bagian awal saluran kecil air susu. Selama masa
kehamilan, payudara membesar dua sampai tiga kali
ukuran normalnya, dan saluran-saluran air susu serta
alveoli dipersiapkan untuk masa laktasi.

Setelah melahirkan, laktasi dikontrol oleh dua


macam refleks, yaitu :
KLINIS

1. Refleks produksi air susu (milk production reflex)

Bila bayi menghisap puting payudara, akan


diproduksi suatu hormon yang disebut prolaktin
(prolactin) yang akan mengatur agar sel-sel dalam
alveolli memproduksi air susu. Air susu ini
dikumpulkan dalam saluran-saluran air susu.
KLINIS

2. Refleks mengeluarkan (let down reflekx)

Hisapan bayi juga merangsang produksi


hormon lain yang disebut oksitosin (oxytocin), yang
akan membuat sel-sel di sekitar alveoli berkontraksi,
sehingga air susu didorong menuju puting payudara.
ASI dihasilkan oleh kerja gabungan hormon dan
refleks.
TATALAKSANA

Dalam pemberian ASI Eksklusif ada beberapa jenis asi


yaitu :

1. Kolostrum

Merupakan cairan yang memiliki warna kekuning-


kuningan umunya pada hari 1-3 setelah kelahiran. Jenis
ASI ini dapat memberikan manfaat kepada bayi karena
mengandung protein yang dapat berfungsi sebagai
antibodi dalam membunuh kuman.
TATALAKSANA

2. Susu Transisi

Jenis ASI yang diproduksi setelah kolostrum pada hari


ke 4-10 kelahiran bayi. Pada susu transisi terdapat
immunoglobin protein dan juga laktosa dengan
kosentrasi yang lebih rendah dari pada kolestrum akan
tetapi memiliki kandungan lemak dan jumlah kalori
yang tinggi.
TATALAKSANA

3. Susu Matur

Sedangkan ASI yang keluar setelah 10 hari dan


seterusnya setelah kelahiran disebut dengan susu
matur. Warna dari ASI ini adalah berwarna putih
kental sehingga komposisi dari ASI yang keluar dari
isapan pertamanya adalah lemak dan juga karbohidrat
yang lebih banyak dibandingkan dengan isapan
terakhir .
KOMPLIKASI
• Besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama hamil dan
dalam batas tertentu,
• Diet selama menyusui,
• Faktor lingkungan seperti perilaku masyarakat terhadap
pemberian ASI,
• Kecanduan pada rokok dan alkohol,
• kesegeraaran memberikan ASI setelah melahirkan,
• Saat pemberian makanan lengkap,
• Penggunaan tablet KB.
PENCEGAHAN
1. Percaya diri
2. Menyusui dengan benar
3. Hindari penggunaan dot atau empeng
4. Jangan berikan susu formula
5. Hindari stres
6. Ibu konsumsi makanan bergizi
7. Pijat punggung
8. Pijat punggung
RENCANA PROGRAM
Efektivitas Efisien Hasil
No Kegiatan si

M I V C

1 Penyuluhan
4 3 4 4 12
2 Ibu konsumsi
makanan bergizi 4 3 3 4 9
3 Keterjangkauan
pelayanan di 3 2 3 3 6
puskesmas masih
kurang
• Keterangan :
• M : Magnitude, yaitu besarnya masalah yang bias
diatasi apabila solusi / kegiatan ini dilaksanakan
(turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain).
• I : Implementasi , yaitu sensitifnya dalam mengatasi
masalah.
• V : Viability, yaitu kelanggengan selesainya masalah
apabila kegiatan ini dilaksanakan.
• C :Cost, biaya yang diperlukan untuk mengatasi
masalah.
• P : Hitunglah P (Prioritas kegiatan/pemecahan
masalah).
FISH BONE
PEMBAHASAN FISH BONE

1. Masukan
 Tenaga
a. Dinas Kesehatan
b. Puskesmas
 Fasilitas
a. Status Gizi dan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi
b. Ibu dilarang untuk stress
2. Lingkungan
Peran serta masyarakat
a. Kurangnya pengetahuan dari Kelurga atau Ibunya
sendiri
b. Kurang sadarakan simpan ASI bagi ibu pekerja
Kebijakan
a. Keterjangkauan pelayanan di puskesmas masih kurang
3. Proses
Metode
a. Penyuluhan
Manajemen
a. Belum mendapat Penyuluhan secara merata
b. Ibu – ibu belum mengetahui pentingnya ASI Eksklusif
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pencapaian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Tutur, Kecamatan Tinular,Kabupaten Sungai Kayu
kurang dari 80% .
2. Tingkat pendidikan ibu menyusui mengenai ASI
eksklusif sebagian besar berada pada kategori belum
cukup umur ±62% pada tingkat SMA, Sedangkan untuk
ibu menyusui memiliki sikap yang baik terhadap ASI
eksklusif hanya 11%untu perguruan tinggi.
3. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu
menyusui di Wilayah Wilayah Kerja Puskesmas Tutur,
Kecamatan Tinular,Kabupaten Sungai Kayu.
SARAN
Masyarakat harus lebih meningkatkan pengetahuan tentang ASI
Eksklusif baik melalui media elektronik maupun cetak atau
sarana media lainnya khususnya rutin mengikuti ketiatan
posyandu. Demikian halnya pemerintah dalam hal ini Dinas
Kesehatan Kota Kendari, perlu mempertegas jalannya PERDA
melalui program program yang mendukung para ibu agar lebih
menyadari dan termotivasi dalam memberikan ASI Eksklusif
pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai