com/document/197253409/Askep-Neuroblastoma-a8
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana patofisiologi Neuroblastoma?
4. Apakah manifestasi klinis dari klien dengan Neuroblastoma?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Neuroblastoma?
1.3 Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan dari gangguan system saraf Neuroblastoma.
1.4 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari Neuroblastoma
2. Mengetahui penyebab terjadinya Neuroblastoma
3. Menjelaskan patofisiologi Neuroblastoma
4. Menjelaskan manifestasi klinis dari klien dengan Neuroblastoma
5. Bagaimana kita sebagai perawat bisa melakukan asuhan keperawatan pada pasien
Neuroblastoma
1.5 Manfaat
1. Lebih memahami apa yang dimaksud dengan Neuroblastoma
2. Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
Neuroblastoma.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Etiologi
Faktor Eksternal :
1. Paparan Lingkungan ; polusi udara, asap rokok.
2. Dari makanan yang mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh.
3. Pola hidup tidak sehat.
4. Adanya Radiasi.
5. Mutagen
6. Virus
Faktor Internal :
Faktor internal yang dapat menyebabkan neuroblastoma adalah faktor
genetik/keturunan; cacat genetika di dalam kandungan.
3
2.1.2 Patofisiologi
Sel-sel kanker yang berasal dari medula adrenal dan system saraf simpatik
berploriferasi, menekan jaringan sekitarnya, kemudian menginfasi sel-sel normal
disekitarnya.
Stadium neuroblastoma international berdasarkan menurut INSS (Brodeur dkk, 1993):
a) Stadium 1
Tumor terlokalisasi dengan eksisi luas lengkap dengan / tanpa adanya penyakit
residual secara mikroskopik; tidak ada pembesaran KGB ipsilateral dan
kontralateral terhadap tumor secara mikroskopik (mungkin didapatkan pembesaran
KGB yang melekat pada tumor primer dan diambil secara bersamaan). Semua
tumor yang ada dapat dilihat dan bisa dihilangkan selama operasi.
b) Stadium 2, dibagi menjadi tahap 2A dan 2B
Stadium 2A : Tumor ini hanya dalam satu area (unilateral), tidak ada pembesaran
KGB yang ipsilateral dan tidak melekat pada tumor, dan semua
tumor yang dapat dilihat bisa sepenuhnya dihapus selama operasi.
Stadium 2B: Tumor ini hanya dalam satu area, pembesaran KGB kontralateral
tidak terdapat secara makroskopis, dan semua tumor yang terlihat
mungkin sepenuhnya dihapus selama operasi.
c) Stadium 3
Pada stadium tiga, bila telah terjadi salah satu dari pernyataan dibawah
1. Tumor unilateral yang tidak dapat sepenuhnya dihapus selama operasi dan telah
menyebar dari satu sisi tubuh ke sisi yang lain dan mungkin juga telah
menyebar ke kelenjar getah bening didekatnya.
2. Tumor hanya ada di satu bidang, di satu sisi tubuh, tetapi telah menyebar ke
kelenjar getah bening di sisi tubuh lain
3. Tumor berada di tengah-tengah tubuh dan telah menyebar ke jaringan atau
kelenjar getah bening di kedua sisi tubuh, dan tumor tidak dapat dihilangkan
dengan pembedahan.
d) Stadium 4, pada tahap ini dibagi menjadi tahap 4 dan tahap 4S
Stadium 4: Tumor menginvasi nodus limfe lebih jauh, mengenai tulang sumsum
tulang, hati, kulit, dan organ lain.
Stadium 4S :
4
1. Menyerang anak kurang dari 1 tahun.
2. Kanker telah menyebar ke kulit, hati, dan atau tulang sumsum.
3. Sel-sel kanker dapat ditemukan dalam kelenjar getah bening di dekat tumor.
5
otak, yang biasanya terjadi akibat kambuhnya penyakit atau penyakit sudah dalam
stadium terminal.
Gejala awal biasanya berupa:
a. Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin,
yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan terjadinya
kecemasan)
b. Kulitnya pucat, irritable, dan lemah (sering terjadi pada anak usia 3-5
tahun)
c. Pada bayi, pembesaran hepar dengan nodul subkutan
d. Proptosis dan ekimose periorbital akibat infiltrasi tumor ke tulang periorbita
e. Sesak napas
f. Mudah memar atau pendarahan, petachiae (datar, menunjukkan titik-titik di
bawah kulit yang disebabkan oleh pendarahan)
g. Tekanan darah tinggi
h. Gerakan mata tidak terkendali
i. Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau skrotum
j. Diare yang parah berair
k. Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama berminggu-minggu
atau berbulan-bulan
l. Keringat berlebihan
m. Rewel
Perlu berkonsultasi kepada petugas medis bila terdapat gejala :
a. Benjolan di perut, leher, atau dada
b. Mata melotot.
c. Di sekeliling mata tampak lingkaran hitam.
d. Nyeri tulang.
e. Bengkak perut, dan kesulitan bernapas pada bayi.
f. Sakit, benjolan kebiruan di bawah kulit pada bayi.
g. Kelemahan atau paralysis (kehilangan kemampuan untuk memindahkan
bagian tubuh)
Neuroblastoma akan lebih parah bila tumor menekan jaringan terdekat seperti
tumbuh atau menyebarnya kanker yang bergantung pada asal dan luas penyebaran
tumor . Ciri-ciri:
6
a. Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang.
b. Kanker yang telah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan gangguan pernafasan
c. Perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut.
d. Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya benjolan-
benjolan di kulit.
e. Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis bisa menyebabkan kelemahan pada
lengan dan tungkai.
f. Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan:
1. Berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga terjadi anemia.
2. Berkurangnya jumlah trombosit sehingga anak mudah mengalami memar.
3. Berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga anak rentan terhadap infeksi.
7
teknik yang optimal untuk menunjukkan adanya perluasan ke intraspinal melalui
foramen neural.
4. USG perut dan dada (Ultra Sonografi)
Sebuah prosedur yang tinggi energi gelombang suara (ultrasound) yang memantul
jaringan atau organ internal dan membuat gema. Gema membentuk gambaran
jaringan tubuh disebut sonogram. Gambar dapat dicetak untuk dilihat di kemudian
hari.
5. MIBG scanning
Meta iodobenzylguanidine (MIBG) merupakan subsyansi yang akan masuk ke
dalam sel sistem saraf simpatis yang terutama terlibat dalam sintesis katekolamin.
Oleh karena itu, bila substansi tersebut diberi label radioaktif maka dapat
menunjukkan lokalisasi neuroblastoma primer dan metastasisnya denagn
sensitivitas >90% dan spesifisitas >90%. Untuk mencegah pengambilan zat iodine
radioaktif oleh tiroid, maka sebelum pemberian isotop akan diberikan iodine lugol
yang dapat menghambat proses pengambilan tersebut secara spesifik.
Pada 5-10% kasus neurobalstoma tidak terjadi pengambilan MIBG sehingga tidak
dapat dideteksi adanya metastasis dengan tidak didapatkannya hasil positif pada
penerikasaan ini terhadap trumor primer.
8
3. Uji Neurologis
Serangkaian tes untuk memeriksa fungsi otak, saraf tulang belakang, dan fungsi
saraf. Selain itu juga untuk memeriksa status mental seseorang, koordinasi, dan
kemampuan untuk berjalan dengan normal, seberapa baik otot, indra, dan refleks
bekerja.
4. Pengkajian neurohistokimia
Yaitu sebuah prosedur pewarnaan atau penambahan enzim ke darah / sampel
sumsum tulang untuk menguji antigen tertentu.
2.1.5 Penatalaksanaan
Sebelum melakukan penatalaksanaan kita perlu menentukan kriteria lebih dulu.
Kriteria ini meliputi usia pasien, penyebaran penyakit, gambaran mikroskopis, dan fitur
genetika termasuk DNA ploidy dan N-myc onkogen amplifikasi (N-myc mengatur
microRNA) menjadi rendah, menengah, dan penyakit berisiko tinggi. Sebuah studi biologi
(COG ANBL00B1) menganalisis neuroblastoma 2687 pasien dan risiko spektrum
penugasan ditentukan: 37% dari kasus neuroblastoma risiko rendah, 18% adalah resiko
menengah, dan 45% risiko tinggi.
Anak-anak yang dirawat karena neuroblastoma memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk kambuh. Beberapa pengobatan memiliki efek samping yang muncul setelah
pengobatan berakhir. Meliputi masalah fisik, perubahan suasana hati, perasaan, tindakan,
berpikir, belajar, memori dan kambuh kembali penyakitnya.
Ada berbagai jenis pengobatan neuroblastoma pada anak oleh karena itu perlu melibatkan
pasien, keluarga, dan tim perawatan kesehatan. Seperti :
1. Bedah
Pembedahan tergantung di mana letak tumor, apakah sudah menyebar atau belum.
Bila sudah menyebar biopsy dapat dilakukan sebagai gantinya.
2. Radiasi
Terapi radiasi untuk mengobati kanker yang menggunakan energy tinggi sinar x atau
jenis radiasi untuk membunuh sel-sel kanker atau mencegah mereka berkembang. Ada
2 jenis terapi radiasi, radiasi eksternal menggunakan mesin di luar tubuh untuk
mengirim radiasi terhadap kanker. Terapi radiasi internal menggunakan zat radioaktif
yang terletak di dalam jarum, biji, kabel, atau kateter yang ditempatkan secara
9
langsung ke dalam atan didekat kanker. Cara terapi radisi diberikan tergantung pada
jenis dan stadium kanker pasien.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan obat untuk menghentikan
pertumbuhan sel kanker, baik dengan membunuh sel-sel atau dengan menghentikan
mereka dari membagi. Ketika kemoterapi diambil oleh mulut atau disuntikkan ke
pembuluh darah atau otot, obat masuk ke aliran darah dan dapat mencapai sel-sel
kanker di seluruh tubuh (sistemik kemoteraopi). Ketika kemoterapi dimasukkan
langsung ke tulang belakang. Organ atau rongga badan seperti perut, terutama obat-
obatan yang mempengaruhi sel-sel kanker di daerah-daerah (regional terapi). Cara
kemoterapi diberikan tergantung pada jenis dan stadium kanker pasien.
4. Terapi antibody monoclonal adalah pengobatan kanker yang menggunakan antibody
yang dibuat dilaboratorium, dari satu jenis sel system kekebalan. Antibody ini dapat
mengidentifikasi zat-zat pada sel-sel kanker atau normal zat-zat yang dapat membantu
sel-sel kanker tumbuh. Antibody melekat pada zat dan membunuh sel-sel kanker ,
menghambat pertumbuhan mereka, atau mencegah mereka menyebar. Antibody
monoclonal diberikan oleh infuse. Mereka dapat digunakan sendiri atau bersama
dengan obat-obatan, dan langsung ke bahan radioaktif langsung ke sel-sel kanker.
5. Dosis tinggi kemoterapi dan terapi radiasi dengan transplantasi sel induk.
Ini merupakan suatu cara pemberian dosis tinggi kemoterapi dan terapi radiasi dan
menggantikan sel-sel pembentuk darah yang hancur akibat pengobatan kanker. Sel
induk(sel darah imatur) dikeluarkan dari darah atau sumsum tulang pasien atau donor,
dan dibekukan dan disimpan. Setelah kemoterapi dan radiasi selesai, sel-sel induk
disimpan dicairkan dan diberikan kembali ke pasien melalui infuse. Reinfused ini
tumbuh menjadi sel-sel induk (dan mengembalikan) tubuh sel-sel darah.
6. Terapi obat lain
13-cis retinoic acid adalah vitamin seperti obat yang memperlambat kanker
kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel kanker dan perubahan cara sel-
sel ini terlihat dan bertindak.
Pengobatan untuk penderita neuroblastoma resiko rendah :
a. Operasi diikuti dengan waspada menunggu pada bayi
b. Operasi diikuti dengan kemoterapi, bila kurang dari setengah dari tumor dihilangkan
atau ketika gejala serius tidak bisa dihilangkan dengan pembedahan.
10
c. Terapi radiasi untuk mengobati tumor yang menyebabkan masalah serius dan tidak
merespon dengan cepat terhadap kemoterapi.
d. Kemoterapi dosis rendah.
Pengobatan neuroblastoma resiko menengah :
a. kemoterapi
b. kemoterapi diikuti pembedahan dan atau terapi radiasi.
c. Terapi radiasi untuk mengobati tumor yang menyebabkan masalah serius dan tidak
merespon dengan cepat terhadap kemoterapi.
Pengobatan neuroblastoma resiko tinggi :
a. kemoterapi dosis tinggi yang diikuti dengan pembedahan untuk membuang sebanyak
mungkin tumor.
b. Terapi radisi tumor ke situs tersebut, dan jika diperlukan, ke bagian lain dari tubuh
dengan kanker.
c. Transplantasi sel induk.
d. Kemoterapi diikuti oleh 13-cis retinoic acid.
e. Terapi antibodi monoklonal setelah kemoterapi.
f. Terapi radiasi dengan radioaktif iodine sebelum transplantasi sel induk.
g. Transplantasi sel induk diikuti oleh 13-cis retinoic acid.
Bila lesi terlokalisasi, masih ada kemungkinan untuk disembuhkan. Namun, bagi
anak-anak dengan kelangsungan hidup sangat pendek dan bagi usia diatas 18 tahun terapi
multimodal sering digunakan, seperti intensif kemoterapi, pembedahan, terapi radiasi,
transplantasi sel induk, agen diferensiasi Isotretinoin juga disebut 13-cis-retinoic acid, dan
sering immunotherapy dengan anti-terapi antibodi monoklonal GD2.
Ada beberapa bukti bahwa tinggi dan rendahnya tipe risiko disebabkan oleh
berbagai mekanisme dan tidak hanya dua mekanisme yang sama. Terapi dilaksanakan
berdasarkan kategori resiko.
Pasien risiko rendah dapat sembuh tanpa pengobatan sama sekali atau sembuh
dengan pembedahan saja. Pada pasien dengan resiko intermediate dirawat dengan operasi
dan kemoterapi. Pasien dengan risiko tinggi, dilakukan kemoterapi secara intensif,
pembedahan, terapi radiasi, tulang sumsum/Hematopoietic transplantasi sel induk dan
secara biologis berbasis terapi dengan 13-cis-retinoic acid (Isotretinoin atau Accutane) dan
terapi antibodi biasanya diberikan dengan sitokin GM-CSF dan IL-2.
11
Pasien dengan risiko rendah dan menengah memiliki prognosis yang sangat baik
dengan angka kesembuhan di atas 90% untuk risiko rendah dan 70%-90% untuk risiko
menengah. Sebaliknya, terapi neuroblastoma berisiko tinggi dengan angka kesembuhan
hanya sekitar 30%. Tambahan terapi antibodi dapat meningkatkan ketahanan hidup secara
signifikan untuk klien dengan penyakit berisiko tinggi. Pada bulan Maret 2009 analisis
awal dari Children Oncology Group (COG) melakukan survei pada 226 pasien dengan
risiko tinggi dan hasilnya menunjukkan bahwa dua tahun setelah transplantasi sel induk
66% dari kelompok ch14.18 diacak untuk menerima antibodi dengan GM-CSF dan IL-2
itu hidup dan bebas penyakit dibandingkan dengan hanya 46% dalam kelompok yang tidak
menerima antibodi.
Penatalaksanaan kemoterapi berdasarkan tingkat stadium
1. Stadium 1 dan 2
Konsensus yang berlaku menetapkan bahwa tumor stadium 1 dan 2 dapat diobati
hanya dengan tindakan operasi tanpa adanya gejala sisa akut maupun jangka panjang.
Walaupun didapatkan penyakit residual, tidak ada indikasi untuk pemberian kemoterapi
maupun radioterapi. Saat ini, Kelompok Studi Neuroblastoma Eropa merekomendasikan
terapi untuk tumor terlokalisasi yang rekuren hanya dengan operasi dan regresi spontan
masih mungkin didapatkan.
2. Stadium 3
Dahulu bayi dengan stadium 3 mendapatkan kemoterapi pasca operasi yang kemudian
dihubungkan dengan gejala sisa akut dan jangka panjang akibat kemoterapi, juga
ditemukan morbiditas dan mortalitas yang signifikan akibat operasi. Kematian lebih
banyak ditemukan oleh karena terapi yang diberikan daripada oleh penyakit itu sendiri.
Saat ini direkomendasikan bahwa diperlukan observasi ketat pasca operasi dengan
pengukuran kadar katekolamin dalam urin dan ditunjang dengan pemeriksaan radiologi.
Adanya massa residual yang persisten yang diketahui dengan adanya kenaikan kadar
beberapa jenis katekolamin dalam urin dapat dicurigai sebagai suatu ganglioneuroma
matur. Adanya progresivitas penyakit hanya dicurigai bila didapatkan peningkatan ukuran
tumor secara bermakna.
Anak berusia lebih dari 1 tahun dengan stadium 3 telah banyak diterapi dengan
kombinasi operasi/reseksi tumor primer, kemoterapi, operasi lanjutan/evaluasi dan diikuti
12
dengan radioterapi dan/atau kemoterapi lebih lanjut. Stadium 3 ini sekarang
disubklasifikasikan berdasar pada amplifikasi gen MYCN dan bila ada amplifikasi
dan/atau delesi 1p menunjukkan indikasi untuk pemberian kemoterapi secara intensif.
Pendekatan terapi yang secara umum dipakai adalah dengan pemberian kemoterapi
awal, diikuti dengan operasi tumor primer dan konsolidasi dengan terapi mieloablatif dan
sel stem hemopoik. Modulasi sistem imun dengan 13-cis-asam retinoat, antibodi GD 2, IL-
2, seringkali diberikan pada penyakit dengan residual yang minimal yang diberikan
sesudah terapi mieloablatif. Permutasi obat sitotoksik aktif telah digunakan pada
kemoterapi induksi. Akan tetapi yang paling sering digunakan adalah senyawa platinum,
baik ciplastin/carboplatin, etoposid dan siklofosfamid. Belum diketahui keuntungan
doksorubisin dalam pengobatan. Regimen VECI merupakan contoh yang baik.
Dewasa ini terdapat kecenderungan untuk pemberian dosis yang lebih tinggi dengan
jadwal yang intensif. Penelitian tersamar sedang berjalan untuk mempelajari tentang
keuntungan peningkatan dosis ini.
Sebagian besar bayi dengan neuroblastoma stadium 4s tidak membutuhkan terapi karena
pada umumnya terjadi regresi spontan. Indikasi terapi hanya bila didapatkan kegawatan
seperti diperlukannya penunjang pernapasan karena pembesaran hepar secara progresif.
Beberapa pilihan terapi yang dapat digunakan meliputi radioterapi dosis rendah pada hepar
dan kemoterapi intensitas rendah. Penting untuk diingat bahwa pemberian terapi dalam
jumlah sekecil mngkin adalah yang efektif dan seringkali hanya diperlukan satu serial
terapi untuk menginduksi terjadinya regresi. Melalui pendekatan ini, 85% bayi akan dapat
disembuhkan.
Dahulu pasien berusia kurang dari 1 tahun dengan neuroblastoma stadium 4 yang
tidak memenuhi kriteria stadium 4s, diberikan kemoterapi konvensional tanpa terapi
mieloablatif. Hal ini disebabkan oleh prognosis yang lebih baik pada bayi dan toksisitas
dan terapi mieloablatif tersebut.
2.1.5 Komplikasi
13
Komplikasi dari nefroblastoma yaitu adanya metastase tumor yang relatif dini
ke berbagai organ secara limfogen melalui kelenjar limfe maupun secara hematogen
ke sum-sum tulang, tulang, hati, otak, paru, dan lain-lain. Metastasis tulang umumnya
ke tulang cranial atau tulang panjang ekstremitas. Hal ini sering menimbulkan nyeri
ekstremitas, artralgia, pincang pada anak. Metastase ke sum-sum tulang menyebabkan
anemia, hemoragi, dan trombositopenia (Willie, 2008)
Reaksi Hospitalisasi
14
3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
Menolak makan, sering bertanya, sering mengomel dan menangis, tidak kooperatif
terhadap petugas kesehatan
1. Perasaan sedih:
Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain.
15
2. Perasaan frustasi :
Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak kooperatif, putus asa,
menolak tindakan.
Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di RS, Marah, cemburu, benci,
rasa bersalah, takut, menangis, pendiam.
WOC Neuroblastoma
Faktor eksternal
Faktor internal
1. Polusi udara
2. Asap rokok 1. Cacat genetic
3. Makanan yang mengandung
banyak zat kimia berbahaya
4. Pola hidup tidak sehat
5. Radiasi
6. Mutagen
7. virus
Neuroblastoma
Lanjutan
Gangguan pada
saraf
Anak Orang tua
Penerimaan stimulus
terganggu
Tindakan keperawatan Kurang mengerti
MK: gangguan (contoh: infasiv) kondisi penyakit
pertumbuhan dan anak
perkembangan
Kurang mengtahui
Kurang mengerti tujuan tujuan tindakan
tindakan perawatan yang
dilakukan
MK: Ketakutan
MK: Ansietas MK: kurang
pengetahuan
17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
1. Data demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggung biaya.
2. Keluhan utama
Pasien yang datang ke Rumah Sakit biasanya mengeluh dengan adanya gejala-
gejala awal yang terjadi seperti perut membesar, perut terasa penuh, dan nyeri
perut. Bisa juga pasien datang ke Rumah Sakit karena tumor yang sudah menyebar
di beberapa bagian tubuh seperti jika tumor sudah menyebar pada tulang. Pasien
akan mengalami nyeri tulang. Jika tumor telah menyebar ke bagian sumsum tulang
akan terjadi anemia dan memar. Jika telah menyebar di bagian kulit akan terjadi
benjolan pada kulit. Yang lebih parahnya jika tumor telah menyebar ke daerah
paru-paru akan terjadi gangguan pernapasan.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit selama beberapa hari karena terjadi
pendarahan dan wajah tampak pucat. Pendarahan yang ditandai dengan terjadinya
patachiae.
4. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit dengan mengeluh demam tinggi dengan didukung
wajah yang pucat. Keluarnya banyak keringat juga dialami oleh pasien. Pasien
18
selalu mengeluh nyeri yang ditandai dengan anak selalu rewel. Namun keluarga
pasien dan pasien tidak tahu apa yang terjadi dalam t ubuhnya, seberapa parah
tumor itu telah menyebar.
Intervensi Rasional
1. Dorong orang tua untuk 1. Meningkatkan nafsu makan pada
merilekskan tekanan pada saat anak
makan.
2. Izinkan anak untuk memakan semua 2. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang
makanan yang dapat ditoleransi. adekuat.
3. Perkaya makanan dengan suplemen 3. Susu banyak mengandung
nutrisi seperti susu bubuk. komponen nutrisi yang dibutuhkan
oleh anak
4. Izinkan anak untuk terlibat dalam 4. untuk mendorong anak mau
persiapan dan pemilihan makanan. makan
22
8. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
Tujuan : anak dapat tumbuh dan berkembang denga normal
Kriteria hasil :periode tumbuh dan kembang anak berlangsung secara teratur sesuai
dengan masa-masa pada periodenya
Intervensi Rasional
1.kaji gerak kasar atau motorik kasar 1. hal ini berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan
dan sikap tubuh yang melibatkan otot-
otot besar seperti duduk, berdiri, dan
sebagainya
2. kaji gerak halus atau motorik halus 2. berhubungan dengan kemampuan
pada anak anak melakukan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu yang
dilakukan oleh otot kecil tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat,
seperti menulis, mengamati sesuatu dan
sebagainya
3. Kaji gangguan bicara dan bahasa 3. hal ini berhubungan dengan
pada anak kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah, dan
sebagainya.
4. kaji sosialisasi dan kemandirian 4. berhubungan dengan kemampuan
pada anak mandiri anak (makan sendiri,
memberskan mainan sendiri),
bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya dan sebagainya
Tinjauan Kasus
23
Seorang Ibu membawa anak M laki-laki yang berumur 2,5 tahun dengan berat
badan 8 kg,suhu 39 C,RR = 40 x /menit, bagian tubuh tertentu memerah. .Anak sesak
napas serta nafsu makan menurun. Datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
karena pembesaran abdomen. Anak mengalami kelelahan atau lemas selama 3
minggu. Bayi juga terdengar sangat rewel dan mengalami hipertermi. Keluarga
khawatir dan terus bertanya pada petugas kesehatan tentang keadaan anak.
Berdasarkan hasil anamnesa, ibu menceritakan bahwa kakeknya dulu operasi bedah
kanker paru.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Data demografi
Nama :M
Usia : 1,5 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Jl. Merdeka II/12
Status perkawinan : -
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Lama bekerja :-
MRS : 3 November 2009
2. Keluhan utama
Nyeri pada daerah abdomen.
3. Riwayat penyakit dahulu
Anak M pernah mengalami meningokel saat baru lahir, sempat dilakukan
operasi dan akhirnya sembuh. Semenjak saat itu, meningokelnya tidak pernah
kambuh lagi, akan tetapi anak sering mengalami gejala seperti kejang.
4. Riwayat penyakit sekarang
Kadang-kadang anak M tiba-tiba kejang tanpa sebab. Selain itu, wajah anak M
tampak pucat, rewel, dan hipertermi. Anehnya, ketika diberikan obat penurun
panas, suhu badan anak tidak kunjung normal.
5. Riwayat penyakit keluarga
24
Kakek pernah menjalani operasi bedah kanker paru.
6.Riwayat Psikososial :
a. Orang tua klien mengungkapkan kecemasannya.
b. Orang tua klien meminta informasi tentang tindakan yang dilakukan.
c. Orang tua klien sering bertanya tentang penyakit anaknya.
d. Orang tua tampak gelisah
e. Klien selalu menangis.
f. Tampak penonjolan pada daerah abdomen.
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath) : Terjadinya sesak napas.
B2 (Brain) : Mengalami hipertermi
B3 (Blood) : Tekanan darah meningkat.
B4 (Bowel) : Mengalami kejang perut
B5 (Bladder) : Nyeri saat BAK.
B6 (Bone) : Lemah atau malaise dan rewel
Analisa Data
25
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : nyeri Tumor menyebar ke daerah Tumor telah bermetastase ke
DO: anak menangis dan abdomen daerah abdomen sehingga
rewel anak merasa nyeri pada
Penekanan pada syaraf abdomen
Nyeri
DS: anak merasa gerah Infeksi pada abdomen Infeksi yang menebar
DO: suhu tubuh meningkat menyebabkan hipertermi
menjadi 39 C Hipertermi
DS: anak merasa sulit Metastase ke bagian paru .Ketidakefektifan pola nafas
bernapas
DO: RR meningkat menjadi Epinefrin & RR meningkat
Sesak
DS: tubuh anak memerah Infeksi pada kanker yang Resiko tinggi infeksi meluas
DO: infeksi meluas pada jaringan tubuh yang
lain
Hipertermi dan memerah
DS: Anak tidak mau makan Metastase ke bagian perut Resiko tinggi kekurangan
DO: Nafsu makan menurun nutrisi
Distensi abdomen
Menekan diafragma
26
Mual
DS: anak merasa lemas Kanker menyebar ke korda . Intoleransi aktivitas
DO: kelelahan spinalis
Pendarahan patachia
Intoleransi aktivitas
DS: - Operasi pembedahan Kurangnya pengetahuan
DO: tingkat pengetahuan keluarga
mengenai kesahatan sangat Bayi dibawa pulang
kurang.
DS: - Metastase kanker ke Gangguan pertumbuhan dan
DO: berat badan menurun sumsum tulang perkembangan anak
dan keterlambatan tumbuh
kembang Gangguan pembentukan darah
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan metastase tumor di bagian abdomen
Tujuan : nyeri berkurang, kenyamanan anak tidak terganggu
Kriteria hasil : anak tidak merasakan nyeri setelah dilakukan tindakan
27
Intervensi Rasional
28
farmasi untuk pemberian obat panas anak
antipiretik
d.Anxietas berhubungan dengan kondisi bayi yang terus rewel dan kejang-kejang.
Tujuan : Mengurangi frekuensi kejang pada bayi.
Kriteria hasil : Anak berhenti kejang perut dan rewel.
Intervensi Rasional
1. Kolaborasi pemberian obat-obat anti 1.Mengurangi frekuensi kejang pada
kejang. pasien
2. Observasi TTV, suhu tubuh. 2.Mengetahui kondisi pasien
3. Berikan cairan infuse. 3.Pemenuhan kebutuhan cairan yang
adekuat.
29
4. Berikan informasi kepada ibu atau orang 4.Mengurangi ketakutan dan
tua si bayi untuk selalu berada di dekat kecemasan yang dirasakan oleh anak
anak.
30
1. Kaji kemampuan pasien untuk 1.Faktor ini menentukan
makan, batuk, dan mengatasi sekresi pemilihan jenis makanan hingga
pasieen terlindungi dari aspirasi.
2. Timbang BB sesuai indikasi 2.Mengevaluasi keefektifan atau
mengubah kebutuhan pemberian
nutrisi.
3. Tingkatkan kenyamanan lingkungan 3.Perbaikan lingkungan dan
yang baik untuk sosialisasi saat sosialisasi waktu makan dapat
makan meningkatkan pemasukan dan
menormalkan fungsi makanan.
4.Meningkatkan proses
4. Berikan makan dalam jumlah kecil pencernaan dan toleransi pada
dan dalam waktu yang sering dan pasien terhadap nutrisi yang
teratur. diberikan.
31
1. Berikan lingkungan tenang dan batasi 1.Agar klien dapat merasakan tenang dan
pengunjung selama perawatan, dorong dapat beristirahat total sehingga dapat
penggunaan manajemen stress dan mendukung proses kesembuhannya.
pengalihan yang cepat
2. Perhatikan dispneu, peningkatan 2.Agar kondisi pasien dapat terpantau tiap
kelemahan perubahan vital, tachycardia harinya sehingga dapat menentukan sejauh
selama dan setelah aktivitas. apa kemajuannya.
3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam 3.Pasien dapat patuh untuk beristirahat
rencana pengobatan dan perlunya sehingga dapat membantu kesembuhan
keseimbangan aktivitas dan istirahat klien.
4. Bantu aktivitas perawatan diri. Berikan 4.Pasien dapat sedikit demi sedikit
peningkatan aktivitas selama fase melakukan seluruh aktivitasnya seecara
penyembuhan. mandiri
3.Ulangi penjelasan tersebut bila perlu dengan 3.Keluarga dapat menerima seluruh
contoh bila keluarga belum mengerti informasi agar tidak menimbulkan salah
persepsI
Kriteria hasil :
NO Intervensi Rasional
1. Ajarkan orang tua cara merawat 1. Agar orang tua dapat mandiri dan
bayinya dengan memberikan terapi menerima segala sesuatu yang
pemijatan bayi. sudah terjadi.
2. Posisikan bayi prone atau miring 2. Untuk mencegah terjadinya luka
ke salah satu sisi. infeksi dan tekanan terhadap luka.
3. Lakukan stimulasi taktil/pemijatan 3. Untuk mencegah terjadinya luka
saat melakukan perawatan kulit. memar dan infeksi yang melebar
disekitar luka.
keluarga
Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif, bila anak diisolasi lakukan
modifikasi lingkungan,buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain dan memberi
kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan
kegiatan
33
4. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri, lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak,
menghadirkan orang tua bila memungkinkan, tunjukkan sikap empatie. Pada tindakan
elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita, gambar.
Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini
dengan terbuka.
Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak dan mengorientasikan situasi
rumah sakit.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
34
Neuroblastoma adalah kanker pada sistem saraf yang sering ditemukan pada masa
kanak-kanak. Neuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini berasal
dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari sistem saraf yang
mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut
jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon
tertentu). Neuroblastoma paling sering berasal dari jaringan kelenjar adrenal di perut.
Kanker ini biasanya segera menyebar ke kelenjar getah bening, hati, tulang dan sumsum
tulang. Sekitar 75% kasus ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 5 tahun.
Neuroblastoma terjadi pada 1 diantara 100,000 orang dan agak lebih sering menyerang
anak laki-laki. Serta pengobatan utamanya adalah dengan pembedahan. Pembedahan
berdasarkan stadium yang dialami klien.
4.2 Saran
1. Hendaknya mewaspadai terhadap gejala-gejala neuroblastoma agar penanganannya
tidak terlambat.
2. Sebagai perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan rencana keperawatan pada penderita Neuroblastoma..
DAFTAR PUSTAKA
35
Indriasmoko, Ferry. 2009. Bayi 28 Hari Terkena Neuroblastoma. 12 November 2009.
http://belajar-mri.blogspot.com
Kusmawa, Eka. 2009. Gejala Kanker Pada Anak. 12 November 2009.
www.rumahkanker.com
Kusmawa, Eka. 2009. Gejal-gejala Tumor/Kanker Otak. 12 November 2009.
www.rumahkanker.com
Lacayo, NJ. 2009. Neuroblastoma: follow-up. 13 November 2009. www.emedicine.com
Permono, Bambang dkk. 2006. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. IDAI: Jakarta
Wilkinson, JM. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC: Jakarta
Wong, DL. 2004. Pedoman klinik Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta
_________. 2007. Opsi Pengobatan Overview Neuroblastoma. 13 November 2009.
www.vitadocs.com
_________. 2007. Progresif/rukuren Neuroblastoma. 13 November 2009.
www.vitadocs.com
_________. 2008. Neuroblastoma. 12 November 2009. www.klikdokter.com
_________. 2009. Neuroblastoma. 12 November 2009. www.medicastor.com
_________. 2009. Neuroblastoma. 13 November 2009. www.wikiipadia.com
36