Anda di halaman 1dari 5

WEB OF CAUTION (WOC)

FRAKTUR PELVIS

Faktor Resiko

Trauma Langsung Trauma Tidak Langsung Trauma Patologis

Fraktur Pelvis adalah


terputusnya kontinuitas tulang FRAKTUR PELVIS
yang terdapat pada bagian tulang
pelvis dapat menimbulkan
perdarahan atau eksanguinasi

Diskontinuitas Pergeseran
Tulang Fragmen Tulang
Perubahan Kerusakan
Jaringan Sekitar Fragmen Tulang Respon Nyeri Nyeri Akut

Tekanan Sumsum Reaksi Stress Klien


Pergeseran Laserasi Spasme Otot Tulang > Tinggi dari
Fragmen Tulang Kulit Kapiler
Melepaskan Ketokolamin
Pelepasan
Deformitas Putusnya Histamin
Vena/Arteri Memobilisasi Asam Lemak
Gangguan Kehilangan
Fungsi Tubuh Perdarahan Protein Plasma Bergabung dgn Trombosit

Keterangan : (Faktor Resiko) (Patofisiologi) (Manifestasi) (Pengkajian) (Diagnosa Keperawatan) (Intervensi)


WEB OF CAUTION (WOC)
FRAKTUR PELVIS

Hambatan Kehilangan Edema Pengikat Pelvis Emboli


Mobilitas Fisik Cairan
Berlebih
Penekanan Tersumbatnya
Kerusakan Pembuluh Pembuluh
Integritas Kulit Kekurangan Darah Darah
Volume Cairan

Penurunan
Perfusi Gangguan
Jaringan Perfusi Jaringan
Perifer

Pengkajian Fokus

Demografi Keluhan Utama


Umur Nyeri terus menerus dan semakin berat sampai fragmen tulang
Biasanya terjadi pada usila (fraktur patologik), anak-anak bengkak.
hiperaktif. Riwayat Kesehatan
Jenis Kelamin Riwayat penyakit sekarang
Pada wanita insiden lebih tinggi untuk terjadinya Riwayat terjadinya trauma baik langsung / tidak langsung,
osteoporosis karena penurunan kalsium setelah menopause, bagaimana posisi saat terjadi, keadaan setelah terjadi hingga
sedang pada laki-laki rentang karena mobilitas tinggi, anak dibawa rumah sakit.
hiperaktif. Riwayat kesehatan dahulu
Pekerjaan Riwayat trauma baik fisik pada masa lalu, riwayat artritis,
Sering terjadi pada seseorang dengan pekerjaan yang osteomielitis. Penggunaan kortikosteroid yang lama.
membutuhkan keseimbangan dan masalah gerakan (tukang, Riwayat kesehatan keluarga
sopir, pembalap). Riwayat keluarga sarcoma tulang, osteoporosis, DM.

Keterangan : (Faktor Resiko) (Patofisiologi) (Manifestasi) (Pengkajian) (Diagnosa Keperawatan) (Intervensi)


WEB OF CAUTION (WOC)
FRAKTUR PELVIS

Pola Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan Pemeriksaan Fisik


Pola kesehatan fungsional Gordon yang mungkin mengalami Nyeri pada lokasi fraktur terutama pada saat digerakkan
masalah : Pembengkakan
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Pemendekan ekstremitas yang sakit
Cara pasien dalam memelihara kesehatan, kebiasaan Paralisis (kehilangan daya gerak)
mengkonsumsi obat-obat tertentu, kebiasaan ke rumah sakit / Angulasi ekstremitas yang sakit
ke panti pijat untuk berobat. Krepitasi
Pola aktivitas dan latihan Spasme otot
Biasanya pasien akan mengalami gangguan dalam memenuhi Parastesi (penurunan sensasi)
kebutuhan ADL dan mungkin memerlukan alat bantu dalam Daya Ingat terganggu, nadi pada bagian distal pada lokasi
aktivitas. fraktur sehingga aliran darah arteri terganggu oleh fraktur.
Pola istirahat tidur Pemeriksaan Penunjang
Apakah dampak fraktur terhadap pemenuhan istirahat tidur. Pemeriksaan rontgen
Pola persepsi sensori dan kognitif Scan tulang, tomogram, CT-Scan / MRI
Biasanya akan mengalami nyeri pada cidera, pengurangan Hitung darah kapiler
sensasi rasa pada bagian proksimal / distal dan fraktur.

7. Penatalaksanaan
Penggunaan pengikat pelvis
Resusitasi cairan
Pemberian analgetik
Tirah baring
Tindakan Operasi

Keterangan : (Faktor Resiko) (Patofisiologi) (Manifestasi) (Pengkajian) (Diagnosa Keperawatan) (Intervensi)


WEB OF CAUTION (WOC)
FRAKTUR PELVIS
Intervensi

Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut Diagnosa Keperawatan : Hambatan Mobilitas Fisik


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam nyeri klien berkurang Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan hambatan
mobilitas klien berkurang
Kriteria Hasil: Klien mampu mengontrol nyeri, Melaporkan nyeri
berkurang dengan manajemen nyeri, skala nyeri berkurang. Kriteria Hasil: Kemampuan klien meningkat dalam aktivitas fisik,
meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah.
Intervensi :
Intervensi :
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLS secara mandiri
sesuai kemampuan
Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
Damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
Kolaborasi Pemberian analgetik kebutuhan ADLS pasien
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan Integritas Kulit Diagnosa Keperawatan : Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri AjarkanSetelah
pasien dilakukan
bagaimanatindakan
cara merubah posisi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan Klien Tujuan: 3x24 jam diharapkan Klien akan
menyatakan ketidaknyamanan hilang menunjukkan fungsi perfusi perifer yang baik .
Kriteria Hasil: Menunjukkan perilaku tekhnik untuk mencegah
kerusakan kulit/memudahkan penyembuhan sesuai indikasi, Kriteria Hasil: Klien akan menunjukkan akral hangat, tidak pucat dan
mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan. syanosis, bisa bergerak secara aktif
Intervensi :
Intervensi :
Pertahankan tempat tidur yang nyaman dan aman
latihan menggerakkan jari/sendi distal cedera.
Lindungi kulit dan gips pada daerah perianal
Hindarkan restriksi sirkulasi akibat tekanan bebat/spalk yang terlalu
Observasi keadaan kulit, penekanan gips/bebat terhadap kulit, insersi
ketat.
pen/traksi.
Pantau kualitas nadi perifer, aliran kapiler, warna kulit dan
kehangatan kulit distal cedera, bandingkan dengan sisi yang
normal.
Kolaborasi dalam pemeriksaan kadar HB
Keterangan : (Faktor Resiko) (Patofisiologi) (Manifestasi) (Pengkajian) (Diagnosa Keperawatan) (Intervensi)
WEB OF CAUTION (WOC)
FRAKTUR PELVIS

Diagnosa Keperawatan : Kekurangan Volume Cairan Referensi:


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan dapat Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan
mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC
Kriteria Hasil: Tidak terdapat tandatanda dehidrasi, turgor klien Doenges, M. E., Moorhouse, M, F., & Geissler, A, C.
baik, bibir tidak kering. (2014). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Intervensi : Perencanaan Keperawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC.
Monitor tanda – tanda vital Hermans, E., et. al. (2017). Pediatric Pelvic Fracture:
Kemonitor intake dan output dan konsentrasi urine
How do They Differ From Adults?. Journal Of Childrens
Kolaborasi pemberian cairan secara adekuat
Orthopaedics.
McCormack, R., et. Al. (2010). Diagnosis and
Management of Pelvic Fracture. New York: Bulletin of
the NYU Hospital.
Stahel, P., Hammmerberg, M. (2016). History of Pelvic
Fracture Management: a review. Word Journal of
Emergency Surgery.
Tanto, Chris., et. al. (2014). Kapita Selekta Kedokteran
Edisi 4. Jakarta: Media Aeskulapius.
Washingthon State Department of Health. (2016).
Initial Mnagement of Major Pelvic Fracture. Emergency
Medical Service and Trauma Section.
Weatherford, B. (2011). Pelvic Ring Fracture. Diambil
dari
https://www.orthobullets.com/trauma/1030/pelvic-
ring-fractures pada tanggal 20 Januari 2018.

Keterangan : (Faktor Resiko) (Patofisiologi) (Manifestasi) (Pengkajian) (Diagnosa Keperawatan) (Intervensi)

Anda mungkin juga menyukai