Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PENGARUH FRAUD DIAMOND TERHADAP FINANCIAL

STATEMENT FRAUD

Rizky Yuniar Sururi K7716056


Pendidikan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta

A. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi selama satu periode
untuk menghasilkan sebuah informasi keuangan yang dapat digunakan oleh
pengguna informasi baik itu pengguna eksternal mapun internal. Pengguna informasi
tersebut akan menggunakan laporan keuangan sebagai acuan untuk pengambilan
keputusan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dalam proses
akuntansi. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, mengukur dan mengambil
keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut. M.Sadeli, dalam
Rahmayuni, 2016: 1). Tertuang dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 1 mengenai tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat
bagi pihak yang berkepentingan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan memuat informasi yang nantinya dapat digunakan oleh para
pemegang (stakeholder). Komponen laporan keuangan harus komprehensif agar
dapat menunjukan kinerja perusahaan secara nyata. Karakteristik dan kriteria dari
laporan keuangan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar tidak
menyesatkan pengguna informasi laporan keuangan. Menurut kartikahadi dalam
Sormin (2017) laporan keuangan diwajibkan memenuhi semua karakteristik
kualitatif seperti understandability, relevance, reliability dan comparability
sedangkan kriteria dari laporan keuangan antara lain dapat dipahami, relevan,
reliability, dapat dibandingkan dan konsisten. Kieso dkk dalam Rahmayuni (2016:
1). Meskipun penyusunan laporan keuangan sudah semakin komprehensif disertai
dengan karakteristik dan kriteria yang harus dipenuhi, faktanya masih terdapat
banyak kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan. Kecurangan dengan
merekayasa nilai atau komponen pada laporan keuangan digunakan untuk
menyesatkan para pengguna laporan keuangan.
. Kasus kecurangan pada penyusunan laporan keuangan terjadi di beberapa
negara. Kasus yang terjadi di Jepang menimpa perusahaan bidang Teknologi yaitu
Toshiba Corp terlibat dalam skandal akuntansi. Perusahaan tersebut memanipulasi
laporan keuntungannya dengan nilai mencapai US$ 1,2 miliar. Menurut
penyelidikan, CEO Toshiba mendapat tekanan dari divisi bisnis untuk memenuhi
target yang dirasa sulit sehingga mereka melebih-lebihkan laba dan menunda laporan
keuangan (sumber. Liputan6.com). Selain itu, terdapat juga kasus penipuan yang
terjadi pada Perusahaan Energi di Amerika Serikat. Para pengelola perusahaan
memulai transaksi kompleks untuk menyembunyikan utangnya dan melebih-
lebihkan keuntungan di laporan keuangan (sumber. Liputan6.com). Adapun kasus
yang terjadi di negara Indonesia yaitu PT Kimia Farma, PT Great River International.
Kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma tentang kesalahan penyajian laba bersih
yang menyajikan sebesar Rp 132.000.000.000,00. Pada tanggal 31 Desember 2001
dilakukan audit ulang pada 3 Oktober 2002 karena Kementrian BUMN dan Bapepam
menilai bahwa laba bersih terlalu besar. Hasil dari audit ulang menunjukkan bahwa
keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99.560.000.000,00. Kasus lain yang
terjadi pada PT Great River International ditemukan oleh Bapepam. Bappepam
melakukan pemeriksaan terhadap manajemen dan ditemukan adanya kasus
overstatement atau kelebihan pencatatan pada pos penjualan dan piutang dalam
laporan keuangan per 31 Desember 2003. Permasalahan yang terjadi pada ketiga
negara tersebut memiliki kesamaan yaitu memanipulasi laporan keuangan untuk
menarik minat investor menanam modal. Permasalahan kesalahan penyajian laporan
keuangan berupa salah saji yang mengakibatkan lebih saji (overstatement) untuk
memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki keuntungan yang tingi
Kecurangan yang terjadi pada penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan
karena kesengajaan maupun kelalaian sehingga melahirkan laporan keuangan yang
tidak sesuai dengan pedoman akuntansi berterima umum. Kecurangan pelaporan
keuangan bersifat rahasia dan tersembunyi. Banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya kecurangan. Peran profesi auditor sangat dibutuhkan untuk mendeteksi
kecurangan awal pada penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan hal tersebut,
akhirnya dikeluarkanlah SAS (Statement on Auditing Standards) No. 99 yang
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas auditor dalam mendeteksi kecurangan
dengan menilai faktor risiko kecurangan yang ada pada teori fraud triangle. Menurut
Wolfe dan Hermanson dalam Puspitadewi (2017: 147), fraud triangle dapat
ditingkatkan guna mendeteksi dan mencegah kecurangan. Teori fraid triangle
dikembangkan kembali dengan penyempurnaan elemen pada teori tersebut sehingga
menjadi teori fraud diamond. Elemen pada teori fraud diamond terdiri dari empat
antara lain pressure, opportunity, rationalization and capability.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
studi literatur mengenai analisis pengaruh fraud diamond pada financial statement
fraud. Penelitian ini merupakan penelitian studi literature dengan menelaah lima
jurnal nasional dengan berbantuan teori dari beberapa jurnal internasional yang
berkaitan dengan fraud diamond. Hasil dari penelitian ini digunakan untuk
mengidentifikasi pengaruh fraud diamond terhadap financial statement fraud.
B. PEMBAHASAN
1. Konsep Fraud Diamond
a) Agency Theory (Teori Keagenan)
Teori keagenan pertama kali digagas oleh Jensen da Meckling (1976)
dalam Sormin (2017) yang menjelaskan bahwa teori keagenan merupakan
teori yang membahas adanya ketidaksamaan kepentingan antara principal
dan agen. Kepentingan dari principal ingin agar agen melakukan sesuatu
sesuai dengan keinginan principal namun keinginan agen sendiri adalah
melakukan sesuatu untuk memaksimalkan utilitasnya. Untuk mencapai
keinginan dari principal dan agen, tidak jarang terjadi conflict of interest yang
disebabkan oleh perbedaan kepentingan dari masing-masing pihak tersebut.
Agen memiliki informasi yang lebih mendetail terkait perusahaan
sehingga apapun yang berhubungan dengan perusahaan menjadi tanggung
jawab agen. Apabila agen merasa informasi tersebut tidak perlu diketahui
oleh principal maka agen akan menyembunyikan informasi tersebut dari
pihak luar. Informasi tersebut dapat berupa informasi keuangan, persediaan
dan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan. Kesempatan agen untuk
menyembunyikan informasi dapat menjadi peluang manajer melakukan
kecurangan atau fraud. Kecurangan dapat dilakukan tanpa diketahui oleh
siapapun.
Financial statement fraud yang terjadi di perusahaan karena Agen dapat
memanfaatkan peluang kecurangan tanpa diketahui pihak siapapun. Selain
itu, adanya keinginan dari principal yang menuntut agen untuk bekerja lebih
keras juga dapat menyebabkan agen menjadi tertekan sehingga terpaksa
melakukan kecurangan untuk memenuhi target perusahaan tanpa
memperdulikan integritas. Ketika agen sudah bekerja semaksimal mungkin,
harapannya principal dapat memberikan apresiasi (rationalization) kepada
agen.
b) Fraud
Fraud merupakan kegiatan yang dilakukan demi keuntungan pribadi atau
kelompok dengan melakukan manipulasi seperti cara memberikan laporan
yang keliru dan merugikan pihak lain. Hal tersebut sesuai dengan pengertian
dari Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menjelaskan bahwa
Fraud adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan secara sengaja
dengan tujuan tertentu seperti manipulasi, memberikan laporan yang keliru
atau bentuk perbuatan lain yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu baik dari
dalam organisasi maupun dari luar organisasi untk mendapatkan keuntungan
pribadi maupun kelompok tertentu yang secara langsung atau tidak langsung
dapat merugikan pihak lain (Sengur: 2016).
c) Fraud Triangle
Konsep Fraud Triangle merupakan dasar teori tentang pencegahan dan
pendeteksian fraud. Teori ini juga disebut Cressey’s Theory. Cressey’s
Theory timbul setelah adanya penelitian yang dilakukan oleh Donald
R.Cressey tahun 1953. Berdasar penelitian tersebut didapati bahwa terdapat
tiga elemen fraud triangle antara lain opportunity (kesempatan),
rationalization (rasionalisasi), dan pressure. Menurut Wolfe dan Hermanson
(2004) fraud triangle dapat ditingkatkan guna mendeteksi dan mencegah
kecurangan. Teori Fraud Triangle Creesey (1953) dalam Rahmayuni (2016),
tiga elemen fraud antara lain sebagai berikut :
1) Tekanan (Pressure)
Adanya tekanan keuangan maupun non-keuangan dari perusahaan
yang memotivasi karyawan untuk melakukan fraud. Menurut SAS
No.99 dalam Marfuah (2015) empat kondisi umum yang terjadi pada
pressure antara lain sebagai berikut
a) Financial Stability
Financial stability menggambarkan kondisi ketidakstabilan
keuangan perusahaan. Manajer menghadapi tekanan untuk
melakukan financial statement fraud ketika stabilitas keuangan
(financial stability) terancam keadaan ekonomi, industry dan
situasi entitas yang beroperasi
b) External Pressure
External Pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi
manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari phak
ketiga. Saat tekanan berlebihan dari pihak eksternal terjadi, maka
terdapat risiko kecurangan terhadap laporan keuangan.
c) Personal Financial Needed
Personal Financial Needed merupakan suatu kondisi ketika
perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif
perusahaan. Ketika eksekutif perusahaan memiliki peranan
keuangan yang kuat dalam perusahaan, personal financial need
dari eksekutif perusahaan tersebut akan turut terpengaruh oleh
kinerja keuangan perusahaan.
d) Financial Targets
Financial target adalah risiko adanya tekanan berlebihan pada
manajemen untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh
direksi atau manajemen, termasuk tujuan-tujuan penerimaan
insentif dari penjualan maupun keuntungan. Return on asset
(ROA) sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan dalam
menentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain.
2) Peluang (Opportunity)
Menurut SAS No.99 dalam Marfuah (2015) empat kondisi umum yang
terjadi pada opportunity antara lain sebagai berikut :
a) Nature of Industry
Nature of Industry merupakan keadaan ideal suatu perusahaan
dalam industri. Pada laporan keuangan terdapat akun-akun tertentu
yang besarnya saldo ditentukan oleh perusahaan.
b) Ineffective Monitoring
Fraud dapat diminimalkan salah satunya dengan mekanisme
pengawasan yang baik. Komite audit dipercaya dapat
meningkatkan efektifitas pengawasan perusahaan.
3) Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi menyebabkan pelaku kecurangan mencari kebenaran
atas perilakunya.
d) Fraud Diamond Theory
Fraud Diamond Theory merupakan bentuk penyempurnaan dari teori
Fraud Triangle. Penyempurnaan tersebut disebabkan adanya penambahan
elemen pendeteksi kecurangan laporan keuangan yaitu kemampuan. Menurut
David T Wolfe dan Dana Hermanson (2004) posisi atau fungsi orang dalam
organisasi dapat memberikan kemampuan untuk menciptakan atau
mengeksploitasi peluang penipuan yang tidak tersedia bagi orang lain.
Menurut David T Wolfe dan Dana Hermanson (2004) Sifat-sifat yang terkait
dengan elemen kemampuan dalam pribadi kecurangan yaitu:
1) Positioning
Posisi seorang dalam organisasi dapat memberikan kemampuan untuk
membuat atau memanfaatkan kesempatan untuk penipuan
2) Intelligence and creativity
Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman yang cukup dan
mengeksploitasi kelemahan pengendalian internal dan untuk
menggunakan posisi, fungsi, atau akses berwenang untuk keuntungan
terbesar.
3) Convidence/Ego
Individu harus memiliki ego yang kuat dan keyakinan yang besar dia
tidak akan terdeteksi. Tipe kepribadian umum termasuk seseorang yang
didorong untuk berhasil disemua biaya, egois, percaya diri, dan sering
mencintai diri sendiri (narsisme).
4) Coercion
Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau
menyembunyikan penipuan.
5) Deceit
Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan yang efektif dan
konsisten. Untuk menghindari deteksi individu harus mampu berbohong
meyakinkan dan harus melacak cerita secara keseluruhan.
2. Financial Statement Fraud
Financial Statement Fraud merupakan penipuan dengan membuat dan
merekayasa dokumen fiktif yang dilakukan oleh Agen atau manajer untuk
melakukan penipuan demi kepentingan dan keuntungan satu pihak. Bentuk-dari
kecurangan pelaporan keuangan dilakukan seperti penggelembungan laba bersih,
kesalahan pencatatan yang disengaja dan lain-lain. Hal tersebut sesuai dengan
konsep Financial Statement Fraud yang dikemukakan oleh Dalnial (2014)
Financial Statement Fraud / Fraudulent Financial Reporting (Kecurangan
laporan keuangan) merupakan penipuan yang sengaja dilakukan oleh manajemen
yang dapat merugikan pihak investor dan kreditur melalui penyesatan laporan
keuangan. Selain itu kecurangan laporan keuangan digambarkan sebagai skema
yang telah dirancang untuk menipu dengan dekumen-dokumen yang fiktif dan
representasi (Zamzami: 2015). Oleh karena itu, tujuan dibuatnya laporan
keuangan yaitu untuk mengelabui pengguna laporan keuangan tentang keadaan
dan kinerja perusahaan.
3. Penelitian-Penelitian Terdahulu Terkait Dengan Fraud Diamond
Beberapa penelitian terdahulu terkait pengaruh fraud diamond terhadap
financial statement fraud dapat dijelaskan pada penelitian yang dilakukan
Puspitadewi dan Sormin (2017), Purba dan Putra (2017), Oktarigusta (2017),
Rahmayuni (2016), Siddiq dan Hadinata (2017) yang memiliki kesamaan latar
belakang yaitu adanya kasus financial statement fraud yang terjadi di beberapa
negara. Berangkat dari kasus tersebut, lima peneliti tersebut melakukan
penelitian terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2012 hingga 2016 di Indonesia sedangkan pada penelitian
ini lebih berfokus kepada bagaimana pengaruh fraud diamond pada financial
statement fraud.
Puspitadewi dan Sormin (2017) mengambil sampel penelitian berupa
perusahaan yang sudah go public yang sudah terdaftar di BEI .Purba dan Putra
(2017) mengambil sampel penelitian sebanyak 55 perusahaan manufaktur yang
listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2015. Oktarigusta (2017) melakukan
penelitian studi empiris pada perusahaan manufaktur go public yang sudah
terdaftar di BEI. Rahmayuni (2017) mengambil sampel penelitian sejumlah 48
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Siddiq dan Hadinata (2017)
melakukan analisis terhadap fraud diamond terhadap financial statement fraud.
Variabel independen yang digunakan oleh Puspitadewi dan Sormin (2017)
adalah financial target, ineffective monitoring , total aset akrual dan perubahan
direksi sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah proksi earning
management. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik non-probability
sampling dengan cara purpose sampling. Adapun hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Puspitadewi dan Sormin adalah hasil penelitian bahwa variabel
financial target, ineffective moitoring, dan perubahan direksi tidak berpengaruh
signifikan pada financial statement fraud. Sementara itu, variabel total aset akrual
berpengaruh positif dan signifikan pada financial statement fraud.
Variabel independen yang digunakan oleh Purba dan Putra (2017) adalah
financial targets yang di diproksikan dengan Return On Asset (ROA), Financial
Stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset (FS), external Pressure
yang diproksikan dengan rasio Leverage (LEV), Nature of industry yang diproksikan
dengan Rasio Piutang usaha (RECEIVABLE), innefective monitoring yang diproksikan
dengan rasio komisaris independen (BDOUT), Change in Auditor yang diproksikan
dengan Pergantian Akuntan Publik (ΔCPA), Rationalization dengan proksi Rasio Total
akrual (TATA) dan Capability yang diproksikan dengan Perubahan Direksi
(DCHANGE). Adapun variabel dependen yang digunakan adalah earning managements
sebagai proksi Financial Statement Fraud.
Variabel Independen pada penelitian yang dilakukan oleh Oktarigusta (2017)
antara lain elemen dari fraud diamond yang terdiri dari Financial Stability,
Financial Presure, External Presure, Nature of Industry, Efektifitas Pengawasan,
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Financial Statement Fraud /
Kecurangan Laporan Keuangan, yang diproksikan dengan M Score Model oleh
Beneish. Variabel Independen yang dilakukan Rahmayuni (2017) variabel
independen yang merupakan komponen fraud diamond dengan variabel
dependen, yaitu kecurangan laporan keuangan dengan populasi perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 sampai
tahun 2016
4. Penelitian-Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspitadewi dan Sormin (2017)


menunjukkan bahwa variabel financial target, ineffective monitoring, dan
perubahan direksi tidak berpengaruh signifikan pada financial statement fraud.
Sementara itu, variabel total aset akrual berpengaruh positif dan signifikan pada
financial statement fraud.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purba dan Putra (2017), bahwa,
variabel external pressure yang diproksikan dengan leverage ratio, variabel
nature of industry yang diproksikan dengan rasio perubahan piutang terbukti
berpengaruh terhadap financial statement fraud. Namun, penelitian ini tidak
membuktikan bahwa variabel financial target yang diproksikan dengan ROA,
variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total asset,
variabel innefective monitoring yang diproksikan dengan rasio dewan komisaris
independen, change in auditor, variabel rationalization yang diproksikan dengan
rasio perubahan total akrual dan Capability yang diproksikan dengan perubahan
direksi memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud. Semua variabel
independen secara serentak (simultan) dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktarigusta (2017) menunjukkan
bahwa varibale independen yang berpengaruh terhadap variabel dependent yaitu
efektifitas pengawasan dengan proksi jumlah komisaris independen (BDOUT)
dan rasionalisasi dengan proksi Total Acrual to Total Asset (TATA). Sedangkan
variabel lainnya dalam penelitian ini yaitu financial stability, financial presure,
external presure, nature of industry, dan capability tidak berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmayuni (2017) menunjukan
bahwa 1) Stabilitas keuangan yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset
(ACHANGE) berpengaruh positif tidak signifikan dalam mendeteksi terjadinya
kecurangan laporan keuangan, 2) Tekanan eksternal yang diproksikan dengan rasio
total kewajiban (LEVERAGE) berpengaruh negatif tidak signifikan dalam
mendeteksi terjadinya kecurangan laporan keuangan, 3) Target keuangan yang
diproksikan dengan kinerja perusahaan (ROA) berpengaruh negatif signifikan dalam
mendeteksi terjadinya kecurangan laporan keuangan, 4) Nature of industry yang
diproksikan dengan rasio piutang usaha (RECEIVABLE) berpengaruh negatif tidak
signifikan dalam mendeteksi terjadinya kecurangan laporan keuangan. 5) Pergantian
auditor yang diproksikan dengan pergantian auditor (AUDCHANGE) berpengaruh
positif tidak signifikan dalam mendeteksi terjadinya kecurangan laporan keuangan,
6) kapabilitas yang diproksikan dengan pergantian direksi (DCHANGE)
berpengaruh negatif tidak signifikan dalam mendeteksi terjadinya kecurangan
laporan keuangan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siddiq dan Hadinata (2017)
menunjukan bahwa praktik fraud dihubungkan denga earning management
theory. Fraud diamond analysis dapat digunakan dengan menganalisis faktor
risiko fraud dengan memberikan proksi sesuai yang dikategorikan dalam SAS No
99 yang bisa dihubungkan dengan rasio pada laporan keuangan perusahaan.
5. Analisis Pengaruh Fraud Diamond pada Financial Statement Fraud
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat dianalisis bahwa terdapat faktor
fraud diamond yang memiliki pengaruh dan tidak memiliki pengaruh terhadap
financial statement fraud. Berikut ini adalah penjabaran dari faktor fraud
diamond yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap financial statement
fraud :
a. Pengaruh Financial Target pada Financial Statement Fraud
Financial Target yang diberikan oleh Principal ditujukan kepada agen
menyebabkan melakukan segala tindakan yang bertujuan menunjukkan
bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik dari kondisi yang sebenarnya.
Namun hal tersebut tidak berpengaruh secara signifikan karena ketika
principal menentukan financial target sudah mempertimbangkan
kemampuan dan kapabilitas dari agen perusahaan itu sendiri
b. Pengaruh Ineffective Monitoring pada Financial Statement Fraud
Dengan adanya pengawasan yang tidak efektif maka manajemen akan merasa
tidak diawasi secara ketat dan semakin leluasa mencari cara untuk
memaksimalkan keuntungan pribadinya. Namun hal tersebut tidak bersifat
signifikan karena sistem akuntansi yang sudah diterapkan di perusahaan
terutama yang bersifat go public sudah dirancang dengan keamanan yang
baik
c. Pengaruh Capability pada Financial Statement Fraud
Wolfe dan Hermanson (2004) menyatakan bahwa posisi CEO, direksi,
maupun kepala divisi lainnya merupakan faktor penentu terjadinya
kecurangan, dengan mengandalkan posisinya yang dapat memengaruhi orang
lain dan dengan kemampuannya memanfaatkan keadaan yang dapat
memperlancar tindakan kecurangannya. Namun meskipun memiliki
kekuasaan tidak serta merta posisi CEO, direksi maupun kepala divisi dapat
melakukan kecurangan apabila dari pihak akuntan tetap mematuhi kode etika
akuntansi.

Selain faktor fraud diamond yang tidak memiliki pengaruh signifikan


terkait financial statement fraud, terdapat faktor fraud diamond yang memiliki
pengaruh signifikan antara lan

a. Pengaruh Rationalization pada Financial Statement Fraud


Variabel rationalization dengan proksi total akrual sebagai ukurannya
terbukti bahwa perubahan total akrual berpengaruh terhadap terjadinya
financial statement fraud.
b. Pengaruh Nature Industry pada Financial Statement Fraud
Salah satu bentuk dari nature of industry yaitu kondisi piutang perusahaan,
perusahaan yang baik akan menekan dan memperkecil jumlah piutang
perusahaan serta memperbanyak penerimaan aliran kas perusahaan.
Tingginya piutang dalam penjualan menunjukkan bahwa account piutang
merupakan aset yang memiliki resiko menipulasi lebih tinggi.
c. Pengaruh Eksternal Prosure pada Financial Statement Fraud
Tekanan yang sering terjadi pada pihak manajemen perusahaan adalah
kebutuhan untuk sumber pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan, termasuk pembiayaan riset
dan pengeluaran pembangunan atau modal
C. SIMPULAN
Dilihat dari hasil penelitian bahwa variabel financial target, ineffective
moitoring, dan capability tidak berpengaruh signifikan pada financial statement
fraud. Sementara itu rationalization, nature industry dan eksternal prosure
memiliki pengaruh signifikan terhadap financial statement fraud.

IMPLIKASI
Manajemen dapat memberikan pandangan sebagai agent dalam agency theory
terkait tanggung jawabnya melindungi kepentingan principal,dalam hal ini
investor.Adapun investor menjadikan sebagai alat bantu dalam menilai dan
menganalisis sehingga lebih teliti dalam melihat kemungkinan terjadi financial
statement fraud.Adapun masyarakat umum dapat memperoleh informasi
mengenai fenomena fraud yang sedang marak terjadi di lingkungan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Deil. (2014). Enrol, Skandal Besat Perusahaan Energi yang cekik Investor.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2031867/enron-skandal-besar-perusahaan-energi-
yang-cekik-investor. Diakses pada 15 November 2019

Kartikahadi, H., Sinaga, R. U., Syamsul, M.&Siregar, S. V. (2012). Akuntansi keuangan


berdasarkan SAK berbasis IFRS. Jakarta: Salemba Empat.

Oktarigusta. (2017). Analisis Fraud Diamond Untuk Mendeteksi Terjadinya Financial


Statement Fraud Di Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015). Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 2. UMS

Putra dan Purba. (2017). Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial
Statement Fraud : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015. Jakpi Vol 05 No 01. Universitas Negeri Medan

Rahmayuni Sri. (2016). Analisis Pengaruh Fraud Diamond terhadap Kecurangan


Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Tahun 2013-2016). Journal Accounting. Universitas Negeri Padang

Sidiq dan Hadinata. (2017). Fraud Diamond Dalam Financial Statement Fraud. Jurnal
Bisnis Vol. 4, No. 2. UMS

Sengur Evren Dilek. (2015). Fraud Investıgatıon by External Audıtors in Turkey: 2010-
2015. International Journal of Social Science and Business. Vol. 1 No. 2. Istanbul
University
Sormin dan Puspitadewi (2017). Pengaruh Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial
Statement Fraud (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014 – 2016). JURNAL AKUNTANSI, 12 (2), 146-162.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia

Vita. (2009). Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk
https://davidparsaoran.wordpress.com/2009/11/04/skandal-manipulasi-laporan-
keuangan-pt-kimia-farma-tbk/. Diakses pada 15 November 2019

Wolfe, D. T. & Hermanson, D. R. (2004).The fraud diamond: Considering thefour


elements of fraud.CPA Journal, 74(12), 1, 2, 3.

Zamzami Faiz, Nusa Duta Nabella dkk. (2015). The Effectiveness of Fraud Prevention
and Detection Methods at Universities in Indonesia. International Journal of Economics
and Financial Issues 6(S3) 66-69.. Universitas Tekonologi Malaysia

Anda mungkin juga menyukai