Anda di halaman 1dari 6

PENANGANAN SYOK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSNS/SPO/III/016 0 1/4

RUMAH SAKIT UMUM


NURUSSYIFA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
Direktur RSU Nurussyifa
STANDAR 07 Maret 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Nety Wulandari Crisnaningsih
A. PENGERTIAN Syok adalah gangguan sirkulasi yang mengakibatkan gangguan
perfusi organ dan oksigenasi jaringan.
B. TUJUAN 1. Memperbaiki sirkulasi dalam tubuh.
2. Mengembalikan oksigenasi jaringan.
3. Mempertahankan suhu tubuh.
C. KEBIJAKAN Pasien yang mengalami syok hipovolemik, kardiogenik, neurologic,
anafilaktik, dan sepsis.
D. PROSEDUR 1. Dokter memberikan informed consent kepada pasien atau
keluarga.
2. Persiapan alat :
a. Kasa steril
b. Sarung tangan steril dan masker
c. Infuse set dan cairan RL atau NaCl 0,9% 2 – 4 flabot
d. Set pemasangan folley kateter
e. Oksigen dan masker oksigen
f. Set pemasangan ET
g. Set pemasangan CVP
h. Obat-obatan emergency, seperti dopamine, dobutamin,
eprineprine
i. Obat-obatan diuretic
j. Obat-obatan kortikosteroid (dexamethasone) untuk syok
anafilaktik.
3. Mencuci tangan (merujuk pada mencuci tangan yang baik dan
benar).
4. Menempatkan alat di dekat pasien.
5. Menutup pintu atau gordien dan juga sampiran.
6. Berikan salam teraupetik kepada pasien.
“Assalamu’alaikum, selamat pagi Bapak atau Ibu atau Adik..
Bagaimana kabarnya hari ini?’
7. Perkenalkan kembali nama perawat serta validasi identias
pasien.
“Saya perawat A yang dinas pagi di IGD hari ini. Boleh saya
lihat gelangnya? Benar dengan Bapak atau Ibu atau Adik….
(sebutkan nama pasien) dari…. (sebutkan alamat pasien)?”
8. Jelaskan kepada keluarga tindakan yang akan dilakukan
beserta tujuannya “Bapak atau Ibu atau Adik… dokter dan
saya akan melakukan tindakan penanganan awal pada pasien
syok, yaitu…(sebutkan tindakan yang akan dilakukan sesuai
dengan penyebab syok). Tujuan dari penanganan awal pasien
syok ini adalah mencegah otak kekurangan oksigen serta
mengembalikan cairan tubuh sehingga jantung dapat bekerja
seperti semula. Selama tindakan berlangsung, saya mohon
Bapak atau Ibu atau Adik untuk mengikuti anjuran yang saya
berikan. Sebelum saya mulai, ada yang ingin ditanyakan?”
9. Bersama pasien atau keluarga membaca basmalah.
“Bapak atau Ibu atau Adik, mari membaca basmalah
bersama.. Bismilahirohmanirohim…”
10. Lakukan prosedur pengkajian ABC sesuai dengan SOP RJP.
11. Kaji penyebab dan jenis syok.
12. Pasang satu atau lebih jalur infus intravena no. 18/20.
13. Infus dengan cepat larutan kristaloid atau kombinasi larutan
kristaloid dan koloid sampai vena (v. jugularis) yang kolaps
terisi (cairan RL merupakan pilihan pertama dan NaCl 0,9%
pilihan kedua, guyur 1 – 2 liter untuk dewasa dan 20 cc/kg BB
untuk anak-anak). Untuk syok kardiogenik, pemberian cairan
yang berlebihan akan membebani jantung.
14. Dopamin 2 – 5 µg/kg/menit bisa digunakan dan bila masih
terdapat gejala umum pasien seperti gelisah, rasa haus, sesak,
pucat, dan ekstremitas dingin, menunjukkan masih perlu
transfusi cairan.
15. Pasang folley kateter untuk mengukur produksi urin (minimal
urin yang keluar adalah 0,5 ml/kg/jam.
16. Tindakan selanjutnya sesuai dengan jenis syok :
a. Pada syok hipovolemik
1) Lakukan pemeriksaan elektrolit dan analisa gas darah.
2) Ambil sampel darah untuk permintaan tranfusi darah
bila penyebab syok adalah kehilangan banyak darah.
3) Pasang CVP bila perlu.
4) Bila volume intra vaskuler cukup, tekanan darah baik,
produksi urin < 0,5 ml/kg/jam, bisa diberikan Lasix
20-40 mg untuk mempertahankan produksi urine.
5) Pertahankan suhu tubuh pasien dengan menggunakan
selimut.
b. Syok Kardiogenik
1) Berikan oksigen 8 - 15 liter/menit dengan
menggunakan masker untuk mempertahankan PO2 70
- 120 mmHg.
2) Jangan memberikan cairan yang berlebihan karena
dapat memperberat kerja jantung.
3) Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan
keseimbangan asam basa yang terjadi.
4) Berikan obat-obatan :
a) Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri.
b) Anti ansietas, bila cemas.
c) Dopamin dan dobutamin, bila perfusi jantung
tidak adekuat (dosis dopamin 2-15
mikrogram/kg/m, dobutamin 2,5-10
mikrogram/kg/m).
d) Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.
e) Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru
dan oksigenasi jaringan.
f) Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi
supraventrikel.
c. Syok Anafilaktik
1) Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian
adrenalin kurang memberi respons, dapat ditambahkan
aminofilin 5–6 mg/kgBB intravena dosis awal yang
diteruskan 0.4–0.9 mg/kgBB/menit dalam cairan infus.
2) Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison
100 mg atau deksametason 5–10 mg intravena sebagai
terapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut dari syok
anafilaktik.
d. Syok Septic
1) Antibiotik intravena (melalui pembuluh darah)
diberikan dalam dosis tinggi untuk membunuh bakteri.
2) Jika ada abses, dilakukan pembuangan nanah.
3) Jika terpasang kateter, NGT, atau alat lain yang
mungkin menjadi penyebab infeksi, harus dilepaskan.
4) Mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk
mengangkat jaringan yang mati.
e. Syok neurogenik
1) Prinsip utama penanangan syok neurogenik adalah
pemberian vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk
mengurangi daerah vaskuler dengan penyempitan
sfingter prekapiler dan vena kapasitan untuk mendorong
keluar darah yang berkumpul di tempat tersebut.
2) Dopamin : Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis
> 10 mcg/kg/menit, berefek serupa dengan norepinefrin.
3) Norepinefrin : Efektif jika dopamin tidak adekuat
dalam menaikkan tekanan darah.
4) Epinefrin : Efek vasokonstriksi perifer sama kuat
dengan pengaruhnya terhadap jantung. Sebelum
pemberian obat ini harus diperhatikan dulu bahwa
pasien tidak mengalami syok hipovolemik. Perlu diingat
obat yang dapat menyebabkan vasodilatasi perifer tidak
boleh diberikan pada pasien syok neurogenik.
5) Dobutamin: Berguna jika tekanan darah rendah yang
diakibatkan oleh menurunnya cardiac output.
Dobutamin dapat menurunkan tekanan darah melalui
vasodilatasi perifer.
17. Lakukan pemantauan hemodinamika pasien, meliputi TTV,
CVP, produksi urine setiap 15 – 30 menit sekali.
18. Bila hemodinamika pasien telah membaik, tetesan infuse
dapat diatur sesuai kebutuhan.
19. Evaluasi perasaan klien setelah dilakukan tindakan.
“Bapak atau Ibu atau Adik… Alhamdulillah, tindakan
penanganan syok sudah selesai dilakukan. Bagaimana
perasaan Bapak atau Ibu atau Adik? Insya’allah, kondisi
Bapak atau Ibu atau Adik sudah membaik. Terima kasih
karena selama tindakan, Bapak atau Ibu atau Adik telah
mengikuti anjuran saya dan telah bekerja sama dengan baik.
Bila Bapak atau Ibu atau Adik butuh bantuan, bisa panggil
saya. Saya akan kembali lagi beberapa saat untuk melakukan
tindakan selanjutnya. Wassalamu’alaikum.”
20. Rapikan klien dan rapikan alat-alat.
21. Cuci tangan dengan teknik aseptic.
22. Dokumentasi
A. UNIT TERKAIT 1. Perawat.
2. Dokter.

Anda mungkin juga menyukai