Anda di halaman 1dari 16

JUDUL

KATA PENGANTAR

2
HALAMAN PENGESAHAN

3
DAFTAR ISI

Contents
JUDUL ............................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 4
BAB I .............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 5
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 7
PENGERTIAN ............................................................................................................................... 7
A. MATERI .............................................................................................................................. 7
B. MATERI .............................................................................................................................. 7
BAB III ........................................................................................................................................... 9
A. PENUTUP............................................................................................................................ 9
B. PENUTUP BARU ............................................................................................................... 9
BAB IV ......................................................................................................................................... 11
BAB V .......................................................................................................................................... 13
A. SARAN .............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15
Bibliography ................................................................................................................................. 15

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang
berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian Sirosis hati
dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan disorganisasi yang difuse dari struktur hati
yang normal akibat nodul regenerative yang dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis .
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis. (Nurayana, 2019)
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis
hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan
pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan
penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular dan
regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan

B. RUMUSAN MASALAH
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003) Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun
1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul
yang terbentuk. Pengertian Sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan
disorganisasi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regenerative yang
dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis (Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis (Misnadiarly, 2007).

5
Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003).

6
BAB II

PENGERTIAN

A. MATERI
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang
berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian Sirosis
hati dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan disorganisasi yang difuse dari
struktur hati yang normal akibat nodul regenerative yang dikelilingi jaringan yang
mengalami fibrosis (Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas
dari Sirosis (Misnadiarly, 2007).
Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit
jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi

B. MATERI
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim
hati yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003)
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang
berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian Sirosis
hati dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan disorganisasi yang difuse dari
struktur hati yang normal akibat nodul regenerative yang dikelilingi jaringan yang
mengalami fibrosis (Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk

7
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis (Misnadiarly, 2007).
Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003).
.

8
BAB III

A. PENUTUP

Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang
berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian Sirosis hati
dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan disorganisasi yang difuse dari struktur hati
yang normal akibat nodul regenerative yang dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis
(Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis (Misnadiarly, 2007).

B. PENUTUP BARU

Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang


menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003). Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun
1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul
yang terbentuk. Pengertian Sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan
disorganisasi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regenerative yang
dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis (Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk

9
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis (Misnadiarly, 2007).
Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003).

10
BAB IV

Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang
berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian Sirosis hati
dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan disorganisasi yang difuse dari struktur hati
yang normal akibat nodul regenerative yang dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis
(Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis (Misnadiarly, 2007).
Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003). Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun
1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul
yang terbentuk. Pengertian Sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan
disorganisasi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regenerative yang
dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis (Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis (Misnadiarly, 2007).
Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi

11
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003).

12
BAB V

A. SARAN

Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang
berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian Sirosis hati
dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan disorganisasi yang difuse dari struktur hati
yang normal akibat nodul regenerative yang dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis
(Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis (Misnadiarly, 2007).
Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003). Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun
1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul
yang terbentuk. Pengertian Sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan
disorganisasi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regenerative yang
dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis (Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis (Misnadiarly, 2007).
Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai

13
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003) Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun
1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning, karena perubahan pada nodul-nodul
yang terbentuk. Pengertian Sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut: Suatu keadaan
disorganisasi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regenerative yang
dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis (Sutadi, 2003).
Pada penderita hepatitis yang tidak mampu menjaga kondisi organ hatinya akan
berlanjut menjadi penderita hepatitis kronik, dan jika keadaannya masih terus memburuk
akan timbul semacam jerawat-jerawat besar pada hati/nodul, yang merupakan ciri khas dari
Sirosis (Misnadiarly, 2007).
Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Hal ini terjadi
akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Secara lengkap Sirosis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi (Sutadi, 2003)..

14
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
anisa ; axyun. (2017). analisa kesehatan ibu dan anak. jurnal farmasi, 201.

Bella. (2016). Preeklasia edisi 2. Malang: UGM.

fadila ; nur. (2017). eklamsia. jurnal farmasi, 11.

maya. (2011). panduan ibu hamil. pontianak: UNTAN.

nata ; loala. (2012). analiasa preeklamsia. jurnal biokimia, 11-15.

Nova ; Novi. (2016). Buku farmakoterapi. Jurnal farmsi, 166.

Nurayana, n. (2019). preeklamsia. pontianak: UNTAN .

nurrohman. (2016). eklamsia. malang: UMM.

ramadani, F. (2015). Panduan preeklamsia. Surabaya: UIN.

sahli ; aja. (2018). perbandingan eklamsia dengan preeklamsia. jurnal farmasi, 110.

15
16

Anda mungkin juga menyukai