Anda di halaman 1dari 1

Sumbatan jalan nafas dapat parsial dan total.

Sumbatan jalan nafas parsial ditandai


dengan adanya stridor, retraksi otot nafas didaerah supraklavikula, suprasternal, sela iga,
dan epigastrium selama inspirasi. Nafas paradoksal ( saat inspirasi dinding dada menjadi
cekung/ datar bukan mengembang atau membesar). Nafas makin memberat dan sulit.
Adanya tanda sianosis yang merupakan tanda hiposemia akibat obstruksi jalan nafas
yang berat. Sedangkan tanda sumbatan jalan nafas total, serupa dengan obstuksi parsial
akan tetapi gejala hebat dan stridor menghilang. Retraksi lebih jelas, gerakan paradoksal
lebih jelas, kerja otot nafas tambahan meningkat dan makin jelas. Sianosis lebih cepat
timbul. Sumbatan total tidak berbunyi dan menyebabkan asfiksia, henti nafas, dan henti
jantung dalam 5 – 10 menit bila tidak dikoreksi. Sumbatan parsial berisik dan harus pula
segera dikoreksi karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta dapat menyebabkan
henti nafas dan henti jantung. Tanda – tanda adanya sumbatan dapat mendengkur
(snoring) berasal dari sumbatan pangkal lidah.

Daftar pustaka
1. Russo CJ, Kassutto Z. Basic airway management in Reichman EF, editors.
Emergency Medicine Procedures 2nd ed. New York : Mc Graw Hill education
Medicine; 2013. p.40-47
2. Hamlin MP, Tsai MH. Airway Management in Parsons PE, Heffner JE, editors
Pulmonary Respiratory Therapy 3rd ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2009. p.473-
483
3. Hirshon JM. Basic Cardiopulmonary Resusitation in Adult. In Tintinalli JE, Kelen,
GD, Stapczynski JS, editors. Emergency Medicine A comprehensive Study guide
6th ed. American College of Emergency Physician. New York: McGraw-Hill; 2006.
p.66-71
4. Prasenohadi. Managemen jalan nafas. In swidarmoko B; Dwi Santoso A, editors
Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Nafas. Jakarta: Departemen
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI, 2010. p.270-329

Anda mungkin juga menyukai