Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

A. Konsep Teori

1. Pengertian

Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang

merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi

hubungannya dengan orang lain (Stuart, 2007, hal. 186).

Kosep diri adalah penilaian subyektif individu terhadap dirinya; perasaan

sadar atau tidak sadar dan persefsi terhadap fungsi, peran, dan tubuh (Farida,

2010, Hal. 62).

Konsep diri terdiri atas lima komponen yaitu citra tubuh (body image),

ideal diri (self-ideal), harga diri (self-esteem), peran diri (self-role), dan

identitas diri (self-identity) (Stuart, 2007, hal. 186).

Pengertian komponen konsep diri, menurut (Stuart, 2007, hal. 186)., terdiri

dari :

a. Citra Tubuh adalah kumpulan sikap individu yang yang disadari dan

tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa

lalu dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi. Citra

rubuh dimodifikasi secara berkesinambungan dengan persepsi dan

pengalaman baru.

b. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya

berprilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, dan nilai personal

tertentu.

c. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh

dengan menganalisis seberapa sesuai prilaku dirinya dengan ideal diri.

Harga diri yang tinggi perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, dan kegagalan, tetap

merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.

d. Peran diri adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh

lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai

kelompok sosialnya.

e. Identitas diri adalah prinsip pengorganisasian kepribadian yang

bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, kosistensi, dan

keunikan individu.

Harga diri yang tinggi perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri

tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, dan kegagalan, tetap merasa

sebagai seorang yang penting dan berharga (Stuart, 2007, Hal. 186).

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalis seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri; merupakan bagian

dari kebutuhan manusia ( Maslow) adalah perasaan individu tentang

nilai/harga diri, manfaat, dan keefektifan dirinya; pandangan seseorang

tentang dirinya secara keseluruhan berupa positif atau negatif, “ most of the

time i feel really good about myself” harga diri diperoleh dari diri dan orang

lain yang dicintai, mendapat perhatian, dan respek dari orang lain ( Farida,

2010, Hal. 67).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan

rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri

sendiri atau kemampuan diri. Adanya hilang kepercayaan diri, merasa gagal

karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan ideal diri (Yosep,

2009, Hal. 255).

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya

(Suliswati, 2005, hal. 92).


Harga diri rendah dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami

evaluasi diri negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama.

b. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang

sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif

mengenai diri dalam berespon terhadap suatu kejadian seperti

kehilangan, dan perubahan (Fitria, 2009, hal. 7).

2. Rentang Respon

Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi

diri positif rendah identitas

Gambar 1 : Rentang Respon Konsep Diri


(Fitria, 2009, hal. 6)

1) Aktualisasi diri adalah respon adaptif yang tertinggi karena individu

dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya.

2) Konsep diri posiif adalah individu dapat mengidentifikasi kemampuan

dan kelemahannya secara jujur dan dalam menilai sesuatu masalah

individu berfikir secara positif dan realistik.

3) Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri adaptif

dengan konsep diri maladaptif.


4) Kerancuan identitas adalah kegagalan individu untuk

mengintegrasikan sebagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam

kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.

5) Dipersonalisasi adalah perasaan tidak realistis dan merasa asing

dengan diri sendiri.

3. Etiologi (Stuart, 2007, hal. 188)

a. Faktor Predisposisi merupakan faktor pendukung harga diri rendah yaitu:

1) Penolakan orang tua yang tidak realistis

2) Kegagalan berulang kali

3) Kurang mempunyai tanggung jawab personal

4) Ketergantungan pada orang lain

5) Ideal diri yang tidak realistis

b. Faktor Presipitasi yang merupakan faktor pencetus munculnya harga diri

rendah yaitu:

1) Trauma seperti pengniayaan seksual dan psikologis

atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan.

2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau

posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai

frustasi. Ada tiga jenis transisi peran :

a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang

berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap

perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan

norma-norma budaya, nilai-nilai dan tekanan untuk penyesuaian

diri.

b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau

berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.


c) Transisi peran sehat-sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan

sehat ke dalam sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh :

(1) Kehilangan bagian tubuh.

(2) Perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh.

(3) Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang

normal.

(4) Prosedur medis dan keperawatan.

4. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang muncul pada gangguan konsep diri : harga diri rendah

(Fitria, 2009,hal. 6) :

a. Mengkritik diri sendiri

b. Perasaan tidak mampu

c. Pandangan hidup yang pesimistis

d. Tidak menerima pujian

e. Penurunan produktivitas

f. Penolakan terhadap kemampuan diri

g. Kurang memperhatikan perawatan diri

h. Berpakaian tidak rapi

i. Selera makan berkurang

j. Tidak berani menatap lawan bicara

k. Lebih banyak menunduk

l. Bicara lambat dengan nada suara yang lemah

5. Penatalaksanaan
b. Medis

Penatalaksanaan medis pada gangguan konsep diri mengarah pada

diagnosa medis skizofrenia, khususnya dengan prilaku harga diri rendah :

1) Pengobatan penderita skizofrenia ditujukan pada gejala – gejala

yang menonjol berupa gaduh, gelisah, agresif, delusi, halusinasi, dan

sulit tidur dapat diberikan antipsikotik dosis efek besar seperti

chlorpromazine 100mg (oral atau injeksi) sesuai dengan keadaan

klien. Dosis diberikan 100-200mg perhari dan dapat dinaikan sesuai

dengan kebutuhan.

Penderita skizofrenia dengan delusi menonjol, tidak ada atau ada

gangguan tidur, tidak begitu gaduh dapat diberikan Trifluoperasin

5mg 1-3 kali sehari, merupakan obat penenang dengan daya kerja

antipsikotik.

2) Therapi kejang listrik (Elektro Convulsi Therapy)

Adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mall secara

artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang

dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik dapat

diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan therapi

neuroleptika oral atau injeksi, dosis therapi kejang listrik 4-5

joule/detik (Maramis, 2005).

3) Psikotherapi

Adalah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seseorang

pasien yang dilakukan oleh seseorang yang terlatih dalam hubungan

profesional secara sukarela. Dengan maksud tidak menghilangkan,

mengubah atau menghambat gejala – gejala yang ada, mengoreksi

prilaku yang terganggu, dan mengembangkan pertumbuhan

kepribadian secara positif. Psikotherapi dilaksanakan agar klien


memahami tingkah lakunya dan mengganti tingkah laku yang yang

lebih konstruktif melalui pemahaman-pemahaman yang selama ini

kurang baik dan cenderung merugikan baik diri sendiri, orang lain,

maupun lingkungan sekitar.

c. Keperawatan

1) Therapi Modalitas

Adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Therapi ini diberikan

dalam upaya mengubah prilaku pasien dan prilaku yang maladaptif

menjadi prilaku adaptif.

a) Therapi aktivitas

(1) Therapi musik merupakan perawatan di panti rehabilitasi.

Therapi musik sepertinya memberi kekuatan komunikasi

dan keterampilan fisik, begitu pula perannya dalam

memperbaiki fungsi, baik fisik maupun mental dari para

penderita dengan gangguan saraf atau gangguan mental.

Fokus pada :

Mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi yaitu

menikmati dengan jenis musik yang disukai klien.

(2) Therapi seni

Memberikan kesempatan pada klien untuk

menyalurkan/mengekspresikan perasaanya.

Fokus pada :

Untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai

pekerjaan seni.

(3) Therapi menari


Memberi kesempatan pasien untuk mengekspresikan

tentang apa yang sedang terjadi dengan dirinya dengan

menggambar, untuk menurunkan ketegangan dan

memusatkan pikiran pada kegiatan.

Fokus pada :

Ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh.

(4) Therapi relaksasi

Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok

Rasional :

Koping atau prilaku maladaptif atau deskritif meningkatkan

partisifasi dan kesenangan klien dalam kehidupan.

(Farida, 2010, Hal. 152)

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data, analisa

masalah klien, dan pohon masalah. Adapun data yang diperoleh dari klien

dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu:

a. Pengumpulan data

1) Data Subjektif

Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna, mengungkapkan

dirinya merasa tidak mampu, mengungkapkan dirinya tidak

semangat untuk beraktivitas dan bekerja, mengungkapkan dirinya

malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias, makan, dan

toileting).

2) Data Objektif

Mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup

yang pesimistis, tidak menerima pujian, penurunan produktivitas,

penolakan terhadap kemampuan diri, kurang memperhatikan

perawatan diri, berpakaian tidak rapi, berkurang selera makan, tidak

berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat

dengan nada suara lemah. Harga diri rendah merupakan karakteristik

skizofrenia dimana pada lkien skizofrenia harus dikaji riwayat

keluarga karena salah satu faktor yang berperan serta bagi

munculnya gejala tersebut adalah faktor genetik atau keturunan.

(Surya Direja, 2011, Hal. 148).

b. Analisa Teori
Dari data yang muncul diatas dianalisa dan pada umumnya dapat dirumuskan
masalah keperawatan diantaranya yaitu :

TABEL 1
ANALISA DATA KEPERAWATAN
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
No Data subjektif Data Objektif Masalah
Keperawatan
1 - Klien mengatakan malas - Kurang spontan. Isolasi Sosial
bergaul. - Apatis (acuh terhadap
- Klien mengatakan lingkungan)
dirinya tidak ingin - Ekspresi wajah kurang
ditemani perawat dan berseri.
meminta untuk - Tidak merawat diri dan
sendirian. kurang memperhatikan
- Klien mengatakan kebersihan diri.
dirinya tidak mau - Tidak ada atau kurang
berbicara dengan orang komunikasi verbal.
lain. - Mengisolasi diri.
- Tidak mau - Kurang sadar terhadap
berkomunikasi lingkungan sekitarnya.
- Data tentang klien - Asupan minuman atau
biasanya didapat dari makanan terganggu.
keluarga yang - Retensi urine dan feses.
mengetahui keterbatasan - Aktivitas menurun.
klien (suami, istri, anak, - Kurang berenergi atau
ibu, ayah, atau teman bertenaga.
dekat) - Rendah diri.

2 - Mengungkapkan dirinya - Mengkritik diri sendiri. Gangguan


merasa tidak berguna. - Perasaan tidak mampu. Konsep Diri :
- Mengungkapkan dirinya - Pandangan hidup yang Harga Diri
merasa tidak mampu. pesimistis. Rendah
- Mengungkapkan dirinya - Tidak menerima pujian.
tidak semangat untuk - Penurunan produktivitas.
beraktivitas dan bekerja. - Penolakan terhadap
- Mengungkapkan dirinya kemampuan diri.
malas melakukan
perawatan diri (mandi,
berhias, makan,toileting)

3 - Mengungkapkan dirinya - Jarang bercerita saat Koping


lebih baik diam sendiri memiliki masalah. Individu tak
dan memendam - Tampak sering melamun. Efektif
masalahnya sendiri. - Tampak sering menyendiri.
- Mengungkapkan pribadi
yang tertutup

4 - Klien mengancam. - Mata melotot/pandangan Resiko Prilaku


- Klien mengumpat tajam. Kekerasan.
dengan kata – kata kotor. - Tangan mengepal.
- Klien mengatakan - Rahang mengatup.
dendam dan jengkel. - Wajah memerah dan tegang.
- Klien mengatakan ingin - Postur tubuh kaku.
berkelahi. - Suara keras.
- Klien menyalahkan dan
menuntut.
- Klien meremehkan.

5 - Mendengar suara atau - Berbicara atau ketawa Gangguan


kegaduhan. sendiri. Persepsi
- Mendengar suara – suara - Marah – marah tanpa sebab. Sensori :
yang mengajak bercakap - Menunjuk – nunjuk kearah
Halusinasi
– cakap. tertentu.
- Melinhat bayangan. - Menutup hidung.
- Merasakan rasa seperti - Sering meludah – ludah.
darah. - Menggaruk – garuk
- Merasa tersengat listrik. permukaan kuli.
- Membaui bau – bau
busuk.

6 - Mengatakan malas - Badan bau, pakaian kotor, Defisit


mandi, tidak mau rambut dan kulit kotor, Perawatan diri
menyisir rambut, tidak kuku panjang dan kotor,
mau menggosok gigi, gigi kotor, mulut bau,
tidak mau memotong penampilan tidak rapih, tak
kuku, tidak mau berhias, bisa menggunakan alat
tidak bisa menggunakan mandi
alat mandi / kebersihan
diri.

c. Pohon Masalah

Risiko perilaku kekerasan


Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial Akibat

Care Problem
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Defisit perawatan diri

Koping individu tak efektif Etiologi

Gambar 2 : Pohon Masalah Gangguan Konsep diri :


Harga Diri Rendah
(Surya Direja, 2011, Hal. 148)

2. Diagnosa Keperawatan

1) Risiko perilaku kekerasan.

2) Perubahan persepsi sensori : Halusinasi.

3) Isolasi Sosial.

4) Gangguan konsep diri : harga diri rendah.


3. Perencanaan

a. Rencana tindakan keperawatan Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan

umum, tujuan khusus, dan rencana tindakan keperawatan.

Dx. Perencanaan
Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Harga diri TUM :
rendah Klien memiliki
kosep diri yang
positif 1. Setelah …x interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
TUK 1 : menunjukkan ekspresi menggunakan prinsip komunikasi merupakan dasar untuk hubungan
Klien dapat wajah bersahabat, terapeutik: interaksi selanjutnya.
membina hubungan menunjukkan rasa senang,  Sapa klien dengan ramah, baik verbal
saling percaya ada kontak mata, mau maupun non verbal.
dengan perawat berjabat tangan, mau  Perkenalkan diri dengan sopan
nenyebutkan nama, mau  Tanyakan nama lengkap dan nama
menjawab salam, klien panggilan kesukaan klien
mau duduk berdampingan  Jelaskan tujuan pertemuan
dengan perawat, mau  Jujur dan menepati janji
mengutarakan masalah  Tunjukkan sikap empati dan menerima
yang dihadapi. klien apa adanya
 Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
TUK 2 : 2. Setelah …x interaksi klien 2.1 Diskusikan dengan klien tentang:
Klien dapat menyebutkan :  Aspek positif yang dimiliki klien, Diskusikan tingkat kemampuan
mengidentifikasi  Aspek positif dan keluarga, lingkungan klien seperti menilai realitas,
aspek positif dan kemampuan yang  Kemampuan yang dimiliki klien kontrol diri atau integritas ego
kemampuan yang dimiliki klien diperlukan sebagai dasar asuhan
dimiliki.  Aspek positif keperawatannya.
keluarga
 Aspek positif 2.2 Bersama klien buat daftar tentang : Pengertian tentang kemampuan
lingkungan klien  Aspek positif klien, keluarga dan yang dimiliki diri memotivasi
lingkungan untuk tetap mempertahankan
 Kemampuan yang dimiliki klien kemampuannya.

2.3 Beri pujian yang realistis, hindarkan Pujian yang realistik tidak
memberi penilaian negative menyebabkan klien melakukan
kegiatan hanya karena ingin
mendapatkan pujian.

TUK 3 : 3. Setelah …x interaksi klien 3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan Diskusikan pada klien tentang
Klien dapat menilai menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan. kemampuan yang dimiliki adalah
kemampuan yang yang dapat dilaksanakan. prasyarat untuk berubah.
dimiliki untuk
dilaksanakan 3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat Agar klien ikut serta dalam
dilanjutkan pelaksanaannya. kegiatan untuk menumbuhkan
motivasi melaksanakan
kegiatannya.

TUK 4 : 4. Setelah …x interaksi 4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang Ikut serta dalam kegiatan klien
Klien dapat klien, membuat rencana dapat dilakukan setiap hari sesuai dapat menumbuhkan motivasi klien
merencanakan kegiatan harian kemampuan klien : untuk melaksanakan kegiatannya.
kegiatan sesuai  Kegiatan mandiri
dengan kemampuan  Kegiatan dengan bantuan
yang dimiliki Sebagai motivasi tindakan yang
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien. akan dilakukan oleh klien.
Melaksanakan kemampuan yang
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan sudah dilatih dan klien
yang dapat klien lakukan bertanggung jawab atas
rencananya.

TUK 5 : 5. Setelah …x interaksi klien 5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan Memberikan kesempatan kepada
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kegiatan yang telah direncanakan. klien untuk tetap melakukan
melakukan kegiatan jadwal yang dibuat kegiatan sesuai kemampuan dan
sesuai rencana yang keinginan klien.
dibuat
5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan
klien

5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan Dengan memberi pujian atas
klien. kemampuan yang sudah
dilaksanakan diharapkan klien bisa
lebih termotivasi untuk
melakukannya.

5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan Dengan mengetahui daftar kegiatan


kegiatan setelah pulang. akan lebih mudah dalam
melaksanakannya.

TUK 6 : 6. Setelah …x interaksi klien 6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga Mendorong keluarga untuk
Klien dapat memanfaatkan system tentang cara merawat klien dengan mengungkapkan masalahnya yang
memanfaatkan pendukung yang ada di harga diri rendah. berpengaruh dalam keterlibatan
system pendukung keluarga keluarga dalam penyembuhan
yang ada. klien.
6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan Dapat digunakan sebagai strategi
selama klien dirawat. baru untuk merawat klien dengan
harga diri rendah selama di rumah.

6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan


di rumah
b. Rencana tindakan keperawatan Defisit Perawatan Diri terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan

rencana tindakan keperawatan.

Dx. Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Defisit TUM :
Perawatan Diri Klien dapat berinteraksi dengan orang
lain

TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling 1. Setelah …x interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan :
percaya menunjukkan tanda – tanda percaya  Beri salam setiap berinteraksi
pada perawat :  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat,
 Wajah cerah, tersenyum dan tujuan perawat berinteraksi.
 Mau berkenalan  Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
 Ada kontak mata  Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati
 Bersedia menceritakan perasaan janji setiap kali berinteraksi.
 Bersedia mengungkapkan  Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
masalahnya dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas
 Dengarkan dengan empati
 Penuhi kebutuhan dasar klien
TUK 2 : 2. Dalam…x interaksi klien 2. diskusikan dengan klien :
Klien mengetahui pentingnya perawatan menyebutkan :  Penyebab klien tidak merawat diri
diri  Penyebab tidak merawat diri  Manfaat menjaga perawatan diri untuk
 Manfaat menjaga perawatan diri keadaan fisik, mental dan sosial
 Tanda-tanda bersih dan rapi  Tanda-tanda perawatan diri yang baik
 Gangguan yang dialami jika  Penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa
perawatan diri tidak diperhatikan dialami oleh klien bila perawatan diri tidak
adekuat
TUK 3 : 3.1 Dalam …x interaksi klien 3.1 diskusika frekuensi menjaga perawatan diri
Klien mengetahui cara-cara melakukan menyebutkan frekuensi menjaga selama ini
perawatan diri perawatan diri :  Mandi
 Frekuensi mandi  Gosok gigi
 Frekuensi gosok gigi  Keramas
 Frekuensi keramas  Berpakain
 Frekuensi ganti pakaian  Berhias
 Frekuensi berhias  Gunting kuku
 Frekuensi gunting kuku

3.2 Dalam …x interaksi klien 3.2 diskusikan cara praktek perawatan diri yang baik
menjelaskan cara menjaga dan benar
perawatan diri :  Mandi
 Cara mandi  Gosok gigi
 Cara gosok gigi  Keramas
 Cara keramas  Berpakain
 Cara berpakaian  Berhias
 Cara berhias  Gunting kuku
 Cara gunting kuku
3.3 berikan pujian untuk setiap respon kliken yang
positif.
TUK 4 : 4. Dalam …x interaksi klien 4.1 Bantu klien saat perawatan diri :
Klien dapat melaksanakan perawatan mempraktekan perawatan diri  Mandi
diri dengan bantuan perawat dengan dibantu oleh perawat :  Gosok gigi
 Mandi  Keramas
 Gosok gigi  Berpakain
 Keramas  Berhias
 Berpakain  Gunting kuku
 Berhias
 Gunting kuku 4.2 Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan
perawatan diri
TUK 5 : 5. Dalam …x interaksi klien 5.1 Pantau klien dalam melaksanakan perawatan diri :
Klien dapat melaksanakan perawatan melaksanakan praktek perawatan  Mandi
secara mandiri diri secara mandiri :  Gosok gigi
 Mandi 2x sehari  Keramas
 Gosok gigi sehabis makan  Berpakain
 Keramas 2x seminggu  Berhias
 Ganti pakaian 1x sehari  Gunting kuku
 Berhias sehabis mandi
 Gunting kuku setelah mulai 5.2 Beri pujian saat klien melaksanakan perawatan diri
panjang secara mandiri.
TUK 6 : 6.1 Dalam …x interaksi keluarga 6.1 Diskusikan dengan keluarga :
Klien mendapatkan dukungan keluarga menjelaskan cara-cara membantu  Penyebab klien tidak melaksanakan perawatan
untuk meningkatkan perawatan diri klien dalam memenuhi kebutuhan diri
perawatan dirinya.  Tindakan yang telah dilakukan klien selama di
Rumah Sakit dalam menjaga perawatan diri dan
kemajuan yang telah dialami oleh klien
 Dukungan yg bisa diberika oleh keluarga untuk
meningkatkan kemempuan klien dlm prawatan
diri

6.2 Dalam …x interaksi keluarga 6.2 Diskusikan denagn keluarga tentang :


menyiapakan sarana perawatan diri  Sarana yang diperlukan untuk menjaga
klien : sabun mandi, pasta gigi, perawatan diri klien
sikat gigi, sampo, handuk, pakaian  Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana
bersih, sandal dan alat berhias. tersebut

6.3 Keluarga mempraktekan perawatan 6.3 Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu
diri kepada klien dilakukan keluarga dalam perawatan diri :
 Anjurkan keluarga untuk mempraktekan
perawatan diri (mandi, gosok gigi, keramas,
ganti baju, berhias dan gunting kuku)
 Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi,
keramas, ganti baju, berhias dan gunting kuku
 Bantu jika klien mengalami hambatan dalam
perawatan diri
 Berikan pujian atas keberhasilan klien
4. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan strategi

pelaksanaan sebagai berikut:

a. Strategi pelaksanaan gangguan konsep diri: harga diri rendah.

SP I Pasien

1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.

2) Mermbantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat

digunakan.

3) Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan pasien.

4) Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih.

5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.

6) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP II Pasien

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2) Melatih kemampuan kedua.

3) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

b. Strategi pelaksanaan defisit perawatan diri.

SP I Pasien

1) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

2) Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

3) Membantu pasien mempraktekan cara menjaga kebersihan diri

4) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP II Pasien
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2) Menjelaskan cara makan yang baik

3) Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik

4) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP III Pasien

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2) Menjelaskan cara eliminasi yang baik

3) Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan

memasukkan dalam jadwal

4) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP IV Pasien

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2) Menjelaskan cara berdandan

3) Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan

4) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

5. Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien. Evaluasi dilaksanakan terus menerus pada respon

klien terhadap tindakan keperawatan. Evaluasi dapat dibedakan menjadi dua

yaitu, evaluasi proses atau formatif yang dilaksanakan setiap selesai

melakukan tindakan. Serta evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan sebagai

pembanding antara respon klien dan tujuan umum serta khusus yang telah

ditentukan. Evaluasi dilakukan sesuai diagnosa keperawatan yang telah

ditentukan, dengan menggunakan pendekatan (SOAP) yaitu, subjektif sebagai

respon dari klien terhadap tindakan keperawatan, objektif yaitu respon dari

klien yang secara langsung dapat diobservasi oleh perawat setelah tindakan
selesai, dan analisis sebagai kesimpulan apakah masalah teratasi, masalah

belum teratasi atau muncul masalah baru, serta perencanaan berupa tindak

lanjut berdasarkan hasil analisis ( Farida, 2010, Hal 52).

a. Evaluasi yang dicapai pada klien dengan ganggun konsep diri :

harga diri rendah (Fitria, 2009, Hal. 9) :

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

2) Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang

dimiliki.

3) Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.

4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki.

5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

6) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.

b. Evaluasi yang dicapai pada klien dengan defisit perawatan diri.

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

2) Klien mengetahui pentingnya perawatan diri.

3) Klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri.

4) Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat

5) Klien dapat melaksanakan perawatan secara mandiri.

6) Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan

perawatan diri

Anda mungkin juga menyukai