Bhan Poster PDF
Bhan Poster PDF
Abstract. The experts are still debating about cancer chemoprevention. With regards to the
prevention of disease, the aim of chemoprevention is to inhibit or reverse the development of
cancerous cells from healthy and normal cells (carcinogenesis), by exploiting the advance
knowledge of cancer pathogenesis, cancer cell development, and the discovery of cancer
biomarkers. A vast number of clinical trials have reported both side of negative and positive
results from chemoprevention, for reducing the incidence of breast cancer, colon cancer,
prostate cancer, and many more. Nevertheless, chemoprevention is not widely accepted,
attributed to the big question of the endpoint to demonstrate the meaningful preventive effect,
and the risk-and-benefit of chemoprevention, as the intervention is given to relatively healthy
population. Accordingly, this review will expose both aspects of chemoprevention, in order to
provide a wider picture behind the controversial of cancer chemoprevention.
(JKS 2016; 2: 112-119)
112
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 2 Agustus 2016
exemestane untuk pencegahan kanker (4). Proses ini tidaklah berlangsung secara
payudara (3). Walaupun beberapa studi cepat, melainkan melalui jangka waktu
juga melaporkan hasil negative efek yang cukup lama yang mencapai 10 tahun
kemoprevensi, seperti halnya kegagalan atau lebih (5). Dengan demikian, kanker
pemberian carotenoids dalam pencegahan merupakan penyakit kronis yang
kanker paru-paru, namun tidak sedikit berlangsung secara perlahan, dimulai
penelitian yang menunjukkan hasil positif dengan perubahan selular akibat paparan
kemoprevensi, seperti halnya penggunaan karsinogen (sinar ultraviolet, virus, atau
vaksin untuk pencegahan timbulnya zat-zat karsinogenik) yang mengakibatkan
kanker yang dipicu oleh virus, serta kerusakan DNA, terjadinya mutasi gen,
penggunaan NSAID untuk pencegahan dan kerusakan sel. Tahap ini dikenal
kanker (3). Tulisan ini akan membahas dengan proses inisiasi sel yang bersifat
secara ringkas mengenai beberapa aspek revesibel dan tidak membahayakan. Sel
kemoprevensi, yang meliputi sejarah, yang terinisiasi dapat bertahan dalam
perkembangan, dan tantangan yang kondisi stabil tanpa mengalami promosi
dihadapi. ataupun inisiasi kearah keganasan (dikenal
dengan istilah sel tumor). Namun dalam
beberapa kondisi tertentu sel-sel ini dapat
Karsinogenesisdankemoprevensi mengalami perubahan lebih lanjut untuk
Dalam defenisi preventive medicine, memasuki fase promosi, dimana terjadi
pencegahan timbulnya penyakit adalah perubahan susunan genetik yang diikuti
mencegah awitan suatu penyakit selama dengan proliferasi sel yang tidak
masa propatogenesis (sebelum timbulnya terkontrol. Sampai titik ini, perubahan
penyakit). Berkaitan dengan yang dialami sel masih bersifat reversible.
patogenesisnya, kanker didefenisikan Pada fase progresi, terjadi pertumbuhan sel
sebagai penyakit yang terjadi akibat yang sangat cepat akibat proliferasi sel
pertumbuhan sel-sel tubuh secara yang tidak terkontrol, atau dikenal dengan
abnormal, yang ditandai dengan sel kanker. Mengingat proses
kemampuan untuk bermetastasis dan perkembangan kanker yang bertahap dan
menyebar ke lokasi yang berbeda dengan berlangsung perlahan, maka para ahli
tempat pertumbuhan primernya. berpendapat bahwa tujuan utama
Karsinogenesis, atau proses perkembangan kemoprevensi adalah untuk mengganggu
sel-sel normal menjadi sel-sel kanker atau menghambat proses perkembangan
dibagi menjadi tiga fase yang berbeda; tahapan perubahan sel-sel normal menjadi
initiasi, promosi, dan progresi (Gambar 1) sel-sel ganas.
113
Nanda Ayu Puspita, Kemoprevensi Untuk Pencegahan Kanker : Fakta Atau Mitos?
Secara garis besar, kemoprevensi dikelompokkan ke dalam dua kategori berdasarkan titik
target pencegahan perkembangan sel kanker, yaitu tumour-blocking agents dan tumour-
suppressing agents(9). Kelompok pertama dikenal dengan tumour-blocking agents karena
bertujuan untuk melindungi sel-sel normal dari paparan ataupun efek negative karsinogen,
yang pada akhirnya akanmencegah ataupun menghambat kerusakan sel dan mutasi sel (2).
Tumour-blocking agent juga dikenal dengan istilah antimutagenesis. Beberapa mekanisme
kerja blocking agents (
Tabel 1) adalah dengan cara menghambat proses neoplasma setelah tejadi kerusakan
aktivasi zat-zat pro-karsinogen menjadi zat sel akibat paparan zat-zat karsinogen,
karsinogen, detoksifikasi zat karsinogen sehingga dikenal dengan istilah
yang sudah teraktifasi, menghambat antikarsinogenesis (11)(12). Beberapa
penyerapan zat karsinogen oleh sel-sel literatur melaporkan bahwa mekanisme
normal, menghambat proses inflamasi sel kerja suppressing agents melibatkan
akibat radikal bebas, ataupun memicu proses inhibisi jalur transduksi sinyal di
perbaikan DNA apabila sudah terjadi dalam sel. Sebagai contoh adalah inhibisi
kerusakan akibat paparan zat karsinogen nuclear factor-κB (NF-κB), yang diketahui
(10). Tumour-suppressing agents, menurut berperan penting dalam proses inflamasi
Wattenberg (1980), dibedakan dari dan progresi sel-sel kanker (13). Selain itu,
kelompok yang pertama karena bekerja terdapat beberapa target molekul lain yang
dengan cara menghambat perkembangan menjadi sasaran penting dalam mekanisme
114
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 2 Agustus 2016
115
Nanda Ayu Puspita, Kemoprevensi Untuk Pencegahan Kanker : Fakta Atau Mitos?
Tabel 3).
116
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 2 Agustus 2016
Tabel 3 Obat-obat and vaksin yang disetujui olef FDA untuk kemoterapi / terapi lesi
pre-kanker (3)
Resiko kanker Intervensi pengobatan lesi pre-
kanker
Kanker payudara Tamoxifen, Raloxifen
Kanker dan Neoplasia servikal intraepithelial Vaksin HPV
Kanker dan Neoplasia vulvovaginal/anal Vaksin HPV
intraepithelial
Displasia esofagus Photofrin + PDT
Adenoma kolon Celecoxib
Displasia buli-buli Valrubicin, Bacillus Calmet Guerin
Aktinik keratosis Fluorouracil, Sodium diklofenak, 5-
aminolevulenic acid + PDT,
Masoprocol
Selainvaksindanestrogen inhibitor, masih Terlepas dari keberhasilan ataupun hasil
banyak zat-zat kemoterapi lain yang positif upaya pencegahan kanker, beberapa
sampai saat ini masih terus di teliti dalam uji klinis juga menunjukkan hasil negatif
hal efektifitasnya sebagai kemoterapi. kemoprevensi. Dua uji klinis penggunaan
Aspirin and beberapa NSAID lainnya telah beta karoten untuk pencegahan kanker
terbukti berhubungan dengan pengurangan paru-paru, the Alpha-Tocopherol,Beta-
resiko kanker ; kolon (43%), payudara Carotene (ATBC) dan Carotene and
(25%), paru-paru (28%), dan prostat (27%) Retinol Efficacy Trial (CARET),
(22). Akan tetapi, dibalik efektifitasnya menunjukkan bahwa, dengan pemberian
untuk kemoprevensi, COX inhibitor juga beta karoten selama 7 tahun, tidak terdapat
menyebabkan efek samping serius seperti pengurangan prevalensi kanker paru-paru
ulserasi usus dan lambung, resiko pada kelompok percobaan yang
perdarahan, dan resiko kardiovaskular. merupakan kelompok resiko tinggi kanker
Sehingga penggunaannya untuk paru-paru (perokok, bekas perokok, dan
kemoprevensi masih terus dipertanyakan. pekerja yang terpapar asap rokok/asbes
(24). Penggunaan selenium dan vitamin E
Untuk pencegahan kanker prostate, untuk pencegahan kanker prostat juga
penggunaan 5-alfa reductase inhibitor saat tidak menunjukkan hasil positif, setelah
ini sedang dikembangkan dengan dasar sebuah uji klinis melaporkan bahwa tidak
teori bahwa menghambat pengaktifan terdapat perbedaan yang signifikan
testosterone menjadi bahan aktifnya 5- terhadap pengurangan kejadian kanker
dihidrostestosteron akan mengurangi prostat, diantara group percobaan yang
proses signaling hormone androgen, yang mendapatkan alpha-tocoferol (vitamin
merupakan factor penting dalam E)/selenium dengan group yang
pathogenesis kanker prostat (3). Pada mendapatkan placebo (25).
tahun 2003, Thomson dkk melaporkan uji
klinis pemberian 5mg finasteride selama 7
tahun menunjukkan hasil positif untuk TantanganDanHarapan
mengurangi prevalensi kanker prostat Seperti halnya metode pencegahan
sebanyak 24.8% (p<0.001) (23). Efek penyakit lainnya, kemoprevensi
samping yang diakibatkan dengan merupakan benteng awal untuk megurangi
pemberian finasteride adalah gangguan angka kesakitan dan kematian akibat
fungsi seksual. kanker. Dua mekanisme penting dari
kemoprevensi adalah sebagai
antimutagenesis dan antikarsinogenesis.
117
Nanda Ayu Puspita, Kemoprevensi Untuk Pencegahan Kanker : Fakta Atau Mitos?
118
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 2 Agustus 2016
119