Anda di halaman 1dari 3

Hidronefrosis

Halodoc, Jakarta – Hidronefrosis terjadi karena adanya pembengkakan pada organ ginjal akibat
penumpukan urin. Penumpukan terjadi akibat urine tidak dapat mengalir dari ginjal ke kandung
kemih. Pembengkakan akibat kondisi ini biasanya hanya akan terjadi pada salah satu ginjal,
tetapi bisa juga terjadi pada kedua ginjal sekaligus. Jika ditangani dengan cepat dan tepat,
hidronefrosis bisa sembuh dan ginjal kembali pulih.

Penyakit ini jarang menimbulkan komplikasi jangka panjang jika ditangani dengan tepat.
Hidronefrosis terjadi karena ada gangguan atau sumbatan pada saluran kemih yang
mengakibatkan urine terperangkap di dalam ginjal dan tidak dapat dikeluarkan. Namun perlu
diketahui, kondisi ini biasanya terjadi karena adanya penyakit lain yang sebelumnya menyerang.
Lantas, apa saja kondisi atau faktor risiko hidronefrosis?

Baca juga: Hidronefrosis Dapat Sebabkan Gagal Ginjal, Ini Alasannya

Mengenal Hidronefrosis dan Faktor Risikonya

Penyakit ini tidak boleh dianggap sepele sama sekali. Jika ditangani dengan tepat, gangguan
kesehatan ini memang bisa sembuh dan jarang menyebabkan komplikasi. Sebaliknya,
hidronefrosis yang tidak diobati dan dibiarkan begitu saja bisa memicu terjadinya infeksi saluran
kemih serta luka parut pada ginjal. Kondisi tersebut bisa memperparah kondisi dan mengarah
pada gagal ginjal.

Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko pembengkakan ginjal alias hidronefrosis
menyerang. Faktor-faktor berikut bisa menyebabkan penyumbatan aliran urin, di antaranya:

 Batu Ginjal

Orang yang mengalami penyakit batu ginjal memiliki risiko lebih besar mengalami
hidronefrosis. Penyakit ini bisa menyebabkan tersumbatnya ureter.

 Kehamilan

Pembengkakan ginjal berisiko tinggi terjadi pada wanita yang tengah hamil. Sebab, pembesaran
rahim selama masa kehamilan bisa menekan ureter, yaitu saluran yang menghubungkan ginjal
dengan kandung kemih.

 Infeksi

Infeksi bisa menyebabkan terjadinya jaringan parut pada ureter. Kondisi tersebut, kemudian bisa
menyebabkan penyempitan ureter yang pada akhirnya memengaruhi ginjal serta memicu
hidronefrosis.

 Kanker

Pembengkakan ginjal juga rentan menyerang orang yang mengidap berbagai jenis kanker atau
tumor. Umumnya, kanker terjadi di sekitar saluran kemih, kandung kemih, panggul, atau perut.

 Neurogenic Bladder

Pembengkakan ginjal alias hidronefrosis bisa terjadi karena adanya gangguan atau kerusakan
pada saraf kandung kemih. Kondisi ini disebut dengan istilah neurogenic bladder.

Penyakit hidronefrosis bisa berkembang, baik secara perlahan maupun cepat atau tiba-tiba. Pada
kondisi ringan, penyakit ini sering ditandai dengan gejala berupa sering mengeluarkan urine.
Keinginan untuk buang air kecil pun semakin meningkat pada pengidap penyakit ini.
Pembengkakan ginjal akibat penyakit ini juga sering disertai dengan gejala lain, seperti rasa sakit
pada perut dan panggul, mual dan muntah, tidak bisa mengosongkan kandung kemih
sepenuhnya, serta rasa nyeri saat buang air kecil atau urine.

Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa saja menyebabkan pengidapnya sulit mengeluarkan urine.
Penyakit ini juga memicu munculnya gejala infeksi saluran kemih, seperti urine berwarna gelap,
aliran urine lemah, menggigil, demam, dan mengalami sensasi terbakar saat mengeluarkan
urine.

Anda mungkin juga menyukai