Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMURNIAN BIJIH LOGAM

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : 1.ELVIRA DARA SARISKA (122019022P)


2. NAURA ZURRIA (122019040P)

KELOMPOK : 2

DOSEN PENGAJAR : NETTY HERAWATI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG JURUSAN TEKNIK KIMIA
TAHUN AJARAN 2019-2020

1-1
PEMURNIAN BIJIH-BIJIH LOGAM

Materi ini membahas tentang proses pengolahan bijih-bijih logam,


khususnya dipertambangan terbuka. Tujuan Instruksional khusus yang ingin
dicapai adalah; (1) Menjelaskan definisi dari bijih-bijih logam, (2) Menyebutkan
jenis-jenis senyawa dari bijih-bijih logam, (3) Menjelaskan urutan proses
pengerjaan bijih-bijih logam, (4) Menjelaskan beberapa metode pemurnian bijih-
bijih logam.

1.1. Pendahuluan
Bijih-bijih logam adalah material yang diperoleh dari hasil penambangan
yang biasanya masih berbentuk butiran-butiran atau gumpalan-gumpalan. Bijih-
bijih logam ini masih bercampur dengan bahan-bahan ikutan lainnya. Prosentase
berat dari unsur-unsur yang terkandung di dalam bijih-bijih ini bergantung pada
kedalaman lapisan tanah dimana biji tersebut diperoleh.
Operasi penambangan bijih-bijih logam (tambang terbuka) dengan tahapan
sebagai berikut:
a) Pemboran, pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan
dan tanah guna mendapatkan gambaran kandungan logam yang terdapat di
wilayah tersebut
b) Pembersihan dan pengupasan, lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter
yang kemudian dibuang di tempat tertentu ataupun dipakai langsung untuk
menutupi suatu wilayah purna tambang.
c) Penggalian, lapisan bijih logam yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan
dibawa ke stasiun penyaringan.
d) Pemisahan, bijih di stasiun penyaringan berdasarkan ukurannya. Produk
akhir hasil penyaringan bijih tipe Timur adalah -6 inci, sedangkan produk
akhir bijih tipe Barat adalah – 4/-2 inci.

1-2
e) Penyimpanan, bijih yang telah disaring di suatu tempat tertentu untuk
pengurangan kadar air secara alami, sebelum dikonsumsi untuk proses
pengeringan dan penyaringan ulang di pabrik.
f) Penghijauan, lahan-lahan purna tambang. Dengan metode open cast mining
yang dilakukan sekarang, dimana material dari daerah bukaan baru, dibawa
dan dibuang ke daerah purna ambang, untuk selanjutnya dilakukan
landscaping, pelapisan dengan lapisan tanah pucuk, pekerjaan terasering dan
pengelolaan drainase sebelum proses penghijauan/penanaman ulang
dilakukan.

1.2. Sifat-sifat Umum Logam


Logam-logam yang banyak ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari,
secara umum mempunyai sifat-sifat dapat mengkilat, dapat mengantar kalor dan
listrik, berwarna putih seperti perak (kecuali tembaga berwarna kemerah-merahan
dan emas berwarna kuning). Logam-logam tersebut mempunyai kekerasan yang
berbeda-beda mulai dari lunak sekali (natrium dan kalium) sampai keras sekali
(seperti, chromdll.) sementara raksa berbentuk cair. Menurut massa jenisnya
logam digolongkan atas logam berat (yang massa jenisnya diatas 5) dan logam
ringan (yang massa jenisnya kurang dari 5).
Ditinjau dari sifat kimianya logam-logam mempunyai oksida-oksida
pembentuk basa dan berdasarkan sifat-sifat logam terhadap oksida ini logam-
logam tersebut dapat digolongkan menjadi;
 Logam Mulia, yaitu logam yang tidak dapat mengalami oksida, misalnya; Au,
Pt, Ag dan Hg.
 Logam setengah mulia, yaitu logam yang agak sukar teroksida, misalnya Cu.
 Logam tidak Mulia, yaitu logam-logam yang dalam keadaan biasa dan pada
perubahan temperatur mudah teroksidasi, misalnya K, Na, Mg, Ca, Al, Zn,
Fe, Sn, Pb dll.
Sumber logam (source of metal) adalah bijih-bijih logam yang diperoleh
dari penambangan biasanya masih bercampur dengan bahanbahan ikutan lainnya.
Prosentase berat dari unsur-unsur yang terkandung didalam bijih-bijih ini
bergantung pada kedalaman lapisan tanah dari mana bijih tersebut diperoleh,
1-3
misalnya untuk lapisan tanah dengan kedalaman 16 Km akan diporoleh bijih-bijih
dengan 46,59% Oksigen, 27,72 % Silikon dan selebihnya unsur lain termasuk
logam-logam.
Logam-logam yang terdapat pada bijih-bijih ini biasanya masih dalam
keadaan terikat dengan unsur-unsur lain (berupa senyawa), misalnya
 Berupa oksida-oksida (untuk bijih-bijih Fe, Mn, Cr, Sn dll.)
 Berupa karbonat-karbonat (untuk bijih-bijih Zn, Cu, Fe dll.)
 Berupa sulfida (untuk bijih-bijih Pb, Zn, Cu dll.).

1.3. Pengerjaan Bijih-bijih (Work Ores)


Sebelum diproses lebih lanjut dilakukan terhadap bijih-bijih, terlebih
dahulu bijih-bijih tersebut dikerjakan, antara lain dengan cara pemecahan,
pengayakan atau sizing dan pembenahan (ores dressing).
A. Pemecahan bijih-bijih.
Bijih-bijih yang diperoleh dari penambangan biasanya mempunyai ukuran
melintang 1200 - 1500 mm. Dalam pengerjaan metallurgi biasanya dibutuhkan
ukuran bijih-bijih yang cukup halus (kadang sampai 0,1 mm), sehingga bijih-bijih
yang diperoleh dari penambangan tersebut harus diperkecil atau dipecah terlebih
dahulu.
Berdasarkan ukuran feed dan ukuran produk dari pemecahan, maka proses
pemecahan ini di bagi atas;
Ukuran feed Ukuran produk
Pengerjaan (mm) (mm)
1. Breaking (crushing pendahuluan) 1500-300 300-100
2. Crushing 300-100 50-10
3. Fine Crushing 50-10 10-2
4. Grinding 10-2 0,05

Pada gambar di bawah ini ditunjukkan beberapa bentuk mesin pemecah


bijih-bijih yang banyak digunakan.

1-4
Gambar 1.1. Gyratory Crusher 1.Pemecah yang berputar, 2. Kerucut landasan
pemecah, 3. Poros, 4. Eksentrik, 5. Alat transmisi.

Gyratory Crusher 1

Gambar 1.2. Beater Mill (pemecah awal) 1. Poros, 2. pemukul, 3.


Ayakan (saringan).

1-5
Gambar 1.3. Ball Mill ( grinding ) 1. Pemasukan bijih-bijih, 2. Pengeluaran,
3. Roda pengerak.

B. Pengayakan (sizing).
Bijih-bijih yang sudah dipecah kemudian dipisah-pisahkan menurut
besar / ukuran butir, proses pemisahan ini dinamakan pengayakan atau sizing.
Pengayakan ini diperlukan agar jangan sampai terjadi pemecahan bijih yang
terlalu kecil (lebih kecil dari ukuran yang diperlukan).
Pengayakan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan ayakan
berupa batang-batang baja yang berbentuk kisi-kisi (bar screen), berupa
jarring-jaring kawat (vibration screen) atau ayakan yang berupa siiinder
(revolving / cylinder screen).
Pada Gambar 1.4 diperlihatkan diagram aliran proses pemecahan dan
pengayakan bijih-bijih tersebut sampai diperoleh ukuran bijih-bijilh yang
diinginkan.

1-6
Gambar 1.4. Diagram aliran pengerjaan bijih.
C. Pembenahan bijih-bijih (ores dressing)
Yang dimaksud dengan pembenahan bijih-bijih (ores dressing) adalah
pemrosesan bijih-bijih dengan tidak merubah sifat-sifat kimia atau sifat fisik dari
bijih-bijih tersebut.
Tujuan dari ores dressing ini adalah untuk memisahkan bijih-bijih dari
bahan-bahan ikutan dari kotoran-kotoran yang biasa disebut tailing. Dengan

1-7
pemisahan tailing akan diperoleh bijih-bijih dengan prosentase bahan tambang
yang lebih tinggi yang biasa disebut consentrate.
Ores dressing ini sangat panting datam metallurgy modern karena dengan
proses ini biaya/ongkos pemisahan barang-barang tambang dari bijih-bijihnya
menjadi diperkecil, dan juga dapat menyederhanakan pengerjaan bijih-bijih yang
lebih lanjut.
Cara-cara yang biasa digunakan untuk pemisahan barangbarang tambang
dari bahan-bahan ikutannya :
1. Bijih-bijih yang berharga dipilih / disortir antara lain berdasarkan warna dan
bentuk bijih-bijihnya. Pemilihan ini biasanya dilakukan pada permukaan yang
datar atau pada konveyor sortir.
2. Pemisahan berdasarkan perbedaan kekerasan l kerapuhan bijihbijih.
3. Pemisahan berdasarkan sifat gesekan bijih-bijih. Dalam hal ini bijih-bijih
diluncurkan pada bidang miring sehingga bahan-bahan yang lebih ringan
akan meluncur lebih cepat.
4. Pemisahan secara elektro static, yaitu pemisahan bijih-bijih berdasarkan
konduktifitas listriknya, kapasitat dan sifat-sifat kelistrikannya.
5. Pemisahan secara magnetis, dimana bahan-bahan tambang dipisahkan
berdasarkan perbedaan sifat amgnetiknya.
6. Pemisahan berdasarkan grafitasi bijih-bijih tambang. Dalam hal ini bijih-bijih
dibedakan berdasarkan kecepatan tenggelam atau jatuhnya bijih-bijih tersebut
dalam suatu cairan atau udara.
7. Pemisahan dengan menggunakan suatu medium berat, dalam hal ini akan
terdapat bijih-bijih yang mengapung dan yang tenggelam tergantung pada
massa jenis bijih dan massa jenis medium yang digunakan. Medium yang
biasa digunakan antara lain berupa cairan organic atau larutan-larutan.
8. Flotasi atau pengapungan bijih-bijih yang sudah berbentuk bubuk dengan
bantuan peniupan udara pada bijih-bijih tersebut.

1-8
1.4. Pemerosesan Bijih-bijih ( Ores Processing )
Yang dimaksud dengan pemerosesan bijih-bijih adalah proses
pemisahan logam murni atau senyawanya dari bijih-bijihnya. Proses
pemisahan ini secara umum dibagai atas dua golongan yaitu pyrometaiiurgy
dan hydrometallurgy.
A. Pyrometalurgy:
Pada proses pyrometallurgy, pemisahan logam dilakukan dengan cara
menaikkan temperatur bijih-bijih tersebut. Proses dasar dari pyrometallurgy
adalah peleburan, pemanggangan, dan destilasi.
Pada proses peleburuan, bijih-bijih dipanaskan sampai tempertur tertentu
sehingga cukup untuk mencairkan logam yang dikehendaki dari biji-biji tersebut.
Dengan demikian bahan yang sudah melebur akan terpisah dengan sendirinya dari
bahan-bahan fainnya akibat perbedaan berat jenis dari bahan-bahan yang terdapat
pada bijih-bijih tersebut.
Pada proses peieburan akan terjadi proses reduksi dan oksidasi yang
bergantung pada jenis bijih-bijih yang diolah. Misalnya bijih-bijih yang bersifat
oksida (bijih-bijih Fe, Mn, Cr, Sn), dipisahkan secara reduksi, dan untuk bijih-
bijih yang bersifat karbonat clan sulfida (bijih-bijih Zn, Cu, re) dilakukan dengan
cara oksida kemudian diikuti reduksi.
Pada proses pemanggangan, temperaturnya tidak sampai meleburkan
iogam yang bersangkutan. Tujuan pemanggangan ini adalah untuk
mempersiapkan bijih-bijih sebelum dikerjakan lebih lanjut, misalnya untuk
menghilangkan gas-gas atau lembab dari bijih-bijih. Pada pemanggan ini dapat
terjadi reduksi, aksidasi, klorisasi, sulfatisasi atau jenis-jenis lain sesuai dengan
jenis bijih-bijih yang dikerjakan.
Keadaan bijih-bijih diantara temperatur pemanggangan clan temperatur peleburan
disebut sintering. Dalam hal ini sebagian logarn sudah mencair, kemudian jika
didinginkan kembali, bagian-bagiar tersebut akan memadat clan bersatu dengan
partikel-partikel lain yang belum mencair.
Tujuan sintering ini adalah untuk merubah bijih-bijih yang dipecah terlalu
keci!/halus menjadi gumpalan yang lebih besar.

1-9
Pada proses destilasi, logam atau senyawanya diuapkan dari bahan tambang
yang sukar menguap terdapat pada bijih-bijih tersebut.
Peralatan yang umumnya dipakai proses pirometalurgy adalah 1.Tanur tiup
(blast furnace), 2. Reverberatory furnace. Sedangkan untuk pemurniannya
dipakai:
a. Pierce-Smith converter.
b. Bessemer converter.
c. Kaldo cenverter.
d. Linz-Donawitz (L-D) converter.
e. Open hearth furnace.
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :
1. Drying (Pengeringan)
Adalah proses pemindahan panas kelembaban cairan dari material.
Pengeringan biasanya sering terjadi oleh kontak padatan lembab dengan
pembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Biasanya suhu
pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar 120ºC.pada kasus
tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut, suhu pengeringan
yang lebih tinggi diperlukan.
2. Calcining (Kalsinasi)
Kalsinasi adalah dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi hydrate
seperti ferric Hidroksida menjadi ferric oksida dan uap air atau dekomposisi
kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon diosida dan atau besi
karbonat menjadi besi oksida. Proses kalsinasi membawa dalam variasi
tungku/furnace termasuk shaft furnace, rotary kilns dan fluidized bed reactor.
3. Roasting (Pemanggangan)
Adalah pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan pada
bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan pemanasan ini
tidak mencapai titik leleh (didih).
4. Smelting
Adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam ,leleh
dan mecair setelah mencapai titik didihnya. Oven yang digunakan, yaitu: a.

1-10
Schacht Oven, b. Scraal Oven (revergeratory Furnace), dan c. Electric Oven
(Electric Furnace)
5. Refining (Pemurnian)
Pemunian adalah pemindahan kotoran dari material dengan proses panas.
B. Hidrometallurgy
Prinsip dasar hidrometalurgy adalah pelarutan bijih-bijih dengan asam atau
basa yang sesuai dengan jenis logarn yang terdapat pada bijih-bijih yang
dikerjakan, kemudian dari larutan tersebut logarn atau senyawanya dipisahkan
dari larutan dengan cara elektrolisa atau dengan cara pengendapan.
Hidrometalurgi dapat juga diartikan sebagai proses ekstraksi metal dengan
larutan reagen encer (< 1 gram/mol) dan pada suhu < 100º C. Reaksi kimia yang
dipilih biasanya yang sangat selektif. Artinya hanya metal yang diinginkan saja
yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari material yang tak
diinginkan. Peralatan yang dipergunakan adalah : a. Electrolysis / electrolytic cell,
b. Bejana pelindian (leaching box). Proses pemisahan seperti ini biasa dilakukan
untuk logam-logam ringan ( Al, Mg, Na, K, Cu, dsb).
Hidrometalurgi memberikan beberapa keuntungan:
1. Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
2. Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus
sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan.
3. Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang dioksida,
arsenik (III) oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan.
4. Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.
5. Suhu prosesnya relatif lebih rendah.
6. Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.
7. Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer dengan kemurnian yang
tinggi.
Secara garis besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:
1. Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan
organik.

1-11
2. Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya.
3. Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.
C. Elektrometalurgy
Elektrometalurgi merupakan proses ekstraksi metalurgi yang
menggunakan sumber listrik sebagai sumber panas. Tujuan dari proses ini adalah
untuk mengendapkan logam dari suatu larutan sebagai hasil pelindian.

1.5. Rangkuman
Bijih-bijih logam adalah material yang diperoleh dari hasil penambangan
yang biasanya masih berbentuk butiran-butiran atau gumpalan-gumpalan. Proses
pengolahan bijih-bijih logam terdiri dari beberapa tahap yang dimulai dari proses
pemecahan dan pengayakan, proses pemisahan untuk mendapatkan bahan
tambang dengan konstentrat yang lebih tinggi, dan proses pemurnian.

1-12
1-13

Anda mungkin juga menyukai