PEMBAHASAN KASUS
A. Gambaran Kasus
Seorang laki-laki berinisial Tn.A berusia 22 tahun dari ruang rawat inap Edelweis
RSUD Arifin Achmad masuk ke GBST Lantai II RSUD Arifin Achmad pada tanggal 20
November 2019 pukul 11.20. Tn.A di diagnosa mengalami EDH (Epidural Hematoma) di
kepala bagian kanan. Pasien tampak gelisah dan tidak dapat diajak berkomunikasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga pasien didapatkan bahwa pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas motor di daerah Kampar pada malam hari tanggal 17 November 2019,
kemudian pasien ditemukan oleh polisi dan langsung dilarikan ke RS Prima. Tanggal 18
November 2019 Pasien dirujuk ke RSUD Arifin Achmad. Pasien tampak gelisah, lemah, tidak
kooperatif, dan tidak dapat diajak berkomunikasi. Pasien akan dilakukan tindakan craniotomy.
D. Pengkajian
1. Pra Operasi
a. Pengkajian Primer
Airway : Tidak tampak adanya sumbatan jalan napas
Breathing : Pernapasan spontan, RR: 20 x/m, pergerakan dinding dada simetris
Circulation : CRT 3 detik, akral teraba hangat, TD: 124/59 mmHg, HR: 85 x/m
Disability : GCS 10 (E2 V3 M5)
Exposure : Terdapat memar pada kepala bagian kanan (temporal)
dengan luas 5 cm dan panjang 5 cm, bentuk pembengkakan
melingkar, luka (-), edema (-)
Foley Catheter : Terpasang kateter, urine berwarna kuning dengan jumlah 200 cc
Gastric Tube : Tidak terpasang NGT
Heart Monitor : Tidak terpasang monitor
d. PEMERIKSAAN FISIK
⁻ TD : 124/59 mmHg
⁻ Nadi : 85 x/menit
⁻ Suhu : 36,5 °C
⁻ Pernafasan : 20 x/menit
⁻ Tinggi Badan : 168 cm
⁻ Berat Badan : 67 kg
1. Kepala
- Kulit Kepala : Terdapat memar pada kepala bagian kanan (temporal)
dengan luas 5 cm dan panjang 5 cm dengan konsistensi keras
- Rambut : botak (Pasca pencukuran sebelum tindakan operasi)
- Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
isocoria
- Hidung : Simetris, perdarahan (-), Sumbatan (-), Sinusitis (-)
- Mulut : mukosa bibir kering dan tampak pucat, Perdarahan (-),
stomatitis (-)
- Gigi : Lengkap
- Telinga : Simetris, infeksi (-), gangguan pendengaran (-)
2. Leher
- Distensi vena jugularis (-), pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-),
hiperpigmentasi (-)
3. Dada
a. Jantung
- Inspeksi : Dada simetris
- Palpasi : Nyeri tekan (-), teraba hangat, massa (-)
- Perkusi : Pekak pada dada sebelah kiri, bunyi tambahan (-)
- Auskultasi : Irama jantung reguler, bunyi jantung normal, suara
tambahan (-)
b. Paru-Paru
⁻ Inspeksi : Dada simetris
⁻ Palpasi : Nyeri tekan (-), teraba hangat, massa (-)
⁻ Perkusi : Sonor di kedua lapang paru, bunyi tambahan (-)
⁻ Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler, suara tambahan (-)
4. Tangan
- Utuh
- CRT > 3 detik
- Akral teraba hangat
5. Abdomen
- Inspeksi : Abdomen simetris
- Palpasi : Nyeri tekan pada semua kuadran (-), pembesaran (-)
- Perkusi : Bunyi timpani
- Auskultasi : bising usus 9x/menit
6. Genitalia
- Terpasang kateter urin
7. Kaki
- Ujung ekstremitas teraba hangat
8. Punggung
- Kelainan tulang belakang (-), lesi (-), dekubitus atau infeksi (-)
2) Pemeriksaan Radiologi
a. CT SCAN kepala
ASUHAN KEPERAWATAN PRE OP
1. Analisa Data
MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Data Subjektif Trauma kepala Perfusi jaringan
Hasil pengkajian dengan metode serebral tidak efektif
DIAGNOSA TUJUAN/
INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
NOC NIC
1 pantau TTV ( TD, nadi, suhu,
Circulation status
respiration)
Tissue perfution:
2. kaji ukuran, bentuk dan
cerebral
1. Ketidakefektifan perfusi
kesimetrisan pupil
Tekanan
serebral berhubungan
3. kaji adanya tingkat kesadaran
intracranial
dengan trauma kepala
4. kaji pergerakan motoric, tonus
Tekanan darah
otot
sistolik dan
Definisi : mengalami
5. pantau peningkatan TIK
diastolic
penurunan sirkulasi jaringan
6. kolaborasi posisikan kepala 0-
Nilai MAP
otak yang dapat menganggu
45 derajat.
Penurunan
kesehatan
7. Kolaborasi dengan dokter untuk
kesadaran
Batasan karakteristik:
tindakan pembedahan
Gelisah
1. Tumor otak
Kriteria Hasil:
2. Trauma kepala
1. Mendemonstrasikan
3. Neoplasma otak
status sirkulation
yang ditandai
dengan tekanan
systole dan diastole
dalam rentang yang
diharapkan
2. Tidak ada
orthostastik
hipertensi
3. Tidak ada tanda-
tanda peningkatan
tekanan intra kranial
4. Berkomunikasi
dengan jelas sesuai
kemampuan
5. Membuat keputusan
dengan benar
2. Intra Operasi
Pada tanggal 20 November 2019 pada pukul 11.40 WIB Ny. S dilakukan anestesi
dan pada pukul 11.50 WIB Ny.S dilakukan tindakan kraniotomi pada bagian temporal
kanan di GBST LT II ruang 3. Kelengkapan tim operasi terdiri dari 1 orang dokter
operator, 3 asisten dokter operator, 1 dokter anastesi, 2 penata anestesi dan 1 perawat
sirkuler. Jenis anastesi yang dilakukan adalah General Anastesi (GA), posisi tubuh
terlentang dan daerah operasi pada daerah kepala bagian kanan. 30 menit pertama tindakan
operasi berlangsung tanda-tanda vital Ny. S stabil ditandai dengan HR: 75 x/m, TD :
120/60 mmHg, SpO2 : 99%
Pada jam 13.00 WIB operasi selesai dilaksanakan dan tanda-tanda vital Ny. S jugaa
dalam keadaan stabil dengan HR 60 x/m, TD: 120/76 mmHg, SpO2 100%. Tidak
ditemukan adanya komplikasi, total input 3000 cc dengan 500 cc RL, 1000 cc NaCl dan
hes/gelafusin 1000 cc. Total output 1500 cc dengan perdarahan 200 cc, cairan bilas
200 cc dan urin 200 cc. Setelah dilakukan tindakan didapatkan gumpalan darah.
Setelah masa anastesi berakhir pada pukul 13.10 WIB, Ny. S dipindahkan ke recovery
room dengan menggunakan bed.
a) Pengkajian Primer
Airway : Terpasang OPA dan ETT
Breathing : Pernafasan kontrol ventilator
Circulation : CRT 3 detik, akral teraba dingin, ujung jari terlihat
pucat
Disability : Koma reversible (pengaruh anastesi)
Exposure : Terdapat luka insisi pada kepala bagian kanan
Folley Kateter : Terpapsang kateter dengan produksi 200 cc
Gastric Tube : Tidak terpasang NGT
Heart Monitor : Terpasang heart monitor. TD: 120/60 mmHg, HR:
70x/m, SpO2: 99%
DIAGNOSA TUJUAN/
INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
NOC NIC
Resiko kekurangan volume
Fluid balance Fluid management
cairan berhubungan
Hydration
dengan kehilangan volume Nutritional status: 1. Timbang popo/pembalut jika
cairan aktif food and fluid diperlukan
Definisi : beresiko 2. Pertahankan cairan intake dan
mengalami dehidrasi Kriteria Hasil: output yang akurat
vascular, selular, atau 1. Mempertahankan urin, 3. Monitor status hidrasi
intraselular. output sesuai dengan usia 4. Monitor TTV
Faktor resiko: dan BB, HT normal 5. Monitor masukan makanan atau
1. kehilangan volume cairan 2. Tekanan darah, nadi, cairan
aktif suhu tubuh dalam batas 6. Monitor status nutrisi
normal 7. Kolaborasi pemberian cairan IV
3. Tidak ada tanda tanda 8. Dorong masukan oral
dehidrasi, elastisitas 9. Kolaborasi dengan dokter
turgor kulit baik, mukosa 10. Atur kemungkinan transfuse
lembab, tidak ada rasa 11. Persiapan untuk tranfusi
haus yang berlebihan
NOC NIC
Resiko cedera
Risk kontrol Environment management
berhubungan dengan
Kriteria hasil: 1. Sediakan lingkungan yang
tidakan pembedahan
Klien terbebsa dari aman bagi pasien
Definisi:
cidera 2. Identifikasi kebutuhan
Beresiko mengalami cedera
Kliem mampu keamanan bagi pasien sesuai
sebagai akibat kondisi
menjelaskan dengan kondisi fisik dan
lingkungan yang berinteraksi
cara/metode untuk fungsi kognitif pasien
dengan sumber adaptif dan
mencegah injury 3. Menghindarkan lingkungan
sumber defensive individu.
Klien mampu yang berbahaya
Factor resiko:
menjelaskan factor 4. Memasang side rail tempat
1. Zat kimia (racun, polutan,
resiko dari lingkungan tidur
obat
Menggunakan 5. Menyediakan tempat tempat
2.cara pemindahan/ transpor
fasilitas kesehatan tidur yang nyaman dan bersih
yang ada 6. Membatasi pengunjung
Mampu mengenali 7. Menganjurkan keluarga untuk
perubahan status menemani pasien
kesehatan 8. Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
Planning:
pantau status hidrasi,
TTV
pantau haluaran urin
dan perdarahan.
Resiko 11.40 Sediakan lingkungan 11.50
cidera yang aman bagi Subjektif: klien tidak
pasien sadar
Identifikasi Objektif:
kebutuhan keamanan klien terbaring dengan
bagi pasien sesuai posisi supine
dengan kondisi fisik terpasang side rile
dan fungsi kognitif pada tubuh
pasien Anamnesa:
Memasang side rail masalah tidak terjadi
tempat tidur Planning:
Menyediakan tempat pantau pemindahan pasien
tempat tidur yang
nyaman dan bersih
3. POST OPERASI
Pada tanggal 20 November 2019 telah dilakukan tindakan operasi kraniotomi pada
Ny.S. Operasi selesai dilakukan pada pukul 13.00 WIB. Pasien dipindahkan ke Recovery
Room dengan Aldrete Score 5, tiba di Recovery room pukul 13.15 WIB, terpasang guedel,
TD 115/70 mmHg, HR 80x/m, SpO2 : 98%. Terdapat luka pasca bedah dan terpasang
drain pada kepala bagian kanan. Pasien dipindahkan ke ruang rawat inap pada pukul 14.00
WIB
a) Pengkajian Primer
Airway : Terpasang OPA
Breathing : Terpasang oksigenasi dengan NRM 9 liter, RR 27x/m,
pernafasan cepat dan tidak dangkal, ronkhi (+/+) terdengar
lemah
Circulation : Ujung jari terlihat pucat, CRT 3 detik akral teraba dingin, TD
115/70 mmHg, HR : 80x/m
Aldrete Score OK 3 – Recovery Recovery room –
Disability : Room (13.15 WIB) ruang rawat inap
(14.00 WIB)
- Warna Kulit 1 2
- Pernafasan 1 2
- Sirkulasi 1 2
- Kesadaran 1 2
- Aktivitas 1 1
Total 5 9
Exposure : Terdapat luka pasca bedah pada kepala bagian kiri dengan luas
2 cm dan panjang 15 cm
Foley Kateter : Terpasang Kateter dengan jumlah urine 100 cc
Gastric Tube : Tidak terpasang NGT
Heart Monitor : Terpasang HR monitor
Waktu TD HR RR S SpO2
13.15 115/70mmHg 80x/m 27x/m 35,0 98%
13.30 118/75mmHg 80x/m 24x/m 36,4 97%
13.45 120/75mmHg 100x/m 25x/m 36,5 98%
14.00 120/69mmHg 85x/m 23x/m 36,7 98%
Analisa Data
MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Data Subjektif: Prosedur pembedahan Ketidakefektifan
- bersihan jalan napas
Data Objektif: Anastesi general berhubungan dengan
- pasien terpasang Guedel efek anastesi dan
- pernapasan dangkal dan lambat Pemasangan ETT dan penumpukan sekret
- bunyi napas tambahan (+) ronkhi melemahnya otot
(+/+) terdengar lemah pernapasan
TD: 115/70 mmHg
HR: 80 x/menit Penimbunan sekret dan
SpO2: 99% perubahan frekuensi
T: 35,1 C pernapasan
RR: 27 x/menit
Data Subjektif
- Prosedur pembedahan
Data Objektif Hipotermi berhubungan
Ny. S tampak menggigil, Anastesi general dan suhu dengan efek anastesi
kulit teraba dingin, CRT > 2 detik ruangan dan lingkungan
Tanda-tanda Vital
TD: 108/66 mmHg Perlambatan kerja saraf efek
HR: 68 x/menit anatesi termasuk dalam
SpO2: 99% termoregulasi
T: 35,1 C
RR: 28 x/menit Kegagalan termoregulasi
Hipotermi
Diagnosa Keperawatan Post Operasi
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan efek anastesi dan
penumpukan sekret
b. Hipotermi berhubungan dengan efek anastesi dan lingkungan
DIAGNOSA TUJUAN/
INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
Ketidakefektifan bersihan NOC NIC
jalan nafas berhubungan Respiratory status: Buka jalan napas, gunakan
dengan efek anastesi ventilation teknik chin lift
Definisi: Respiratory status: Posisikan pasien untuk
Ketidakmampuan Airway patency memaksimalkan ventilasi
membersihkan sekret atau Lakukan suction jika perlu
obstruksi jalan napas untuk Kriteria Hasil: Kolaborasi pemberian oksigen
mempertahankan jalan napas Menunjukkan jalan Auskultasi suara napas, catat
tetap paten napas paten (pasien adanya suara napas tambahan
tidak merasa Monitor respirasi dan status O2
Gejala dan Tanda Mayor tercekikirama nafas,
Subjektif frekuensi
(Tidak tersedia) pernapasan dalam
Objektif rentangnormal, tidak
Batuk tidak efektif ada suara napas
Tidak mampu batuk abnormal)
Sputum berlebih Mampu
Mengi, wheezing, dan atau mengidentifikasi dan
ronkhi kering mencegah faktor
yang dapat
Gejala dan Tanda Minor menghambat jalan
Subjektif napas
Dispnea
Sulit bicara
Ortopnea
Objektif
Gelisah
Sianosis
Bunyi napas menurun
Frekuensi napas berubah
Pola napas berubah
NOC NIC
Hipotermi berhubungan
Thermoregulation Temperatur Regulation
dengan efek anastesi dan
Kriteria Hasil: 1. Monitor suhu tubuh
lingkungan
Suhu tubuh dalam 2. Monitor TD, HR, RR
Definisi :Suhu tubuh dibawah
rentang normal 3. Monitor warna dan suhu kulit
kisaran normal
Nadi dan RR 4. Berikan warmer management
Batasan karakteristik:
dalam rentang 5. Selimuti pasien untuk
- Penurunan ventilasi
normal mencegah hilangnya
- Hipoksia
kehangatan tubuh
- Peningkatan laju metabolism
6. Diskusikan tentang pentingnya
- Vasokontriksi perifer
pengaturan suhu dan
- Menggigil
kemungkinan efek negative
- Kulit dingin
dari kedinginan
- Pengisian ulang kapiler
7. Berikan antipiretik jika perlu
lambat
Faktor yang berhubungan:
- Suhu lingkungan rendah
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
14.00 14.00
S:-
Objektif:
kulit dan akral
teraba hangat
suhu 36,7
Analisa
Masalah
Keperawatan
Hipotermi teratasi
Planning
Pertahankan suhu
tubuh pasien dalam
rentang normal