Anda di halaman 1dari 13

Laporan Pengelolaan Kasus INOVATIF

Penanganan Klien Dengan Nyeri Sendi Lutut Menggunakan Therapy Exercise


Osteoathritis Pada Tn.A di Wisma Puntodewo Panti Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Sudagaran Banyumas

Disusun Oleh :

RIMA PUTRI UNTARI

1911040060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS XV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjadi tua bukanlah sebuah pilihan namun siklus kehidupan dari


manusia dimulai dari lahir, balita, masa kanak-kanak remaja dewasa sampai
lansia dan menjelang ajal. Hasil sensus penduduk tahun2010 menunjukan
bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut
usia terbanyak di dunia, yang mencapai 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen dari
total penduduk. Prosentase jumlah penduduk lanjut usia <60 tahun
diperkirakan akan meningkat menjadi 27,1 juta jiwa pada tahun 2020, menjadi
33,7 juta jiwa pada tahun 2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035 (kemenjes RI,
2016)

Lansia menurut Peraturann Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43


Tahun 2004, lanjut usia adalah seseorang yang teelah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun keatas. Lansia di usia tersebut mengalami banyak penurunan
fungsi tubuh kognitif maupun psikisnya. Prosentase disabilitas lansia atau
keterbatasan aktivitas lansia diusia ≥60 tahun pada lansia yang mengalami
disabilitas ringan sebanyak 22%, sedangkan pada lansia yang mengalami
disabilitas sedang, ringan, dan ketergantungan total sekitar 3,7%
(Riskesdas,2018)

Pada usia lanjut, fungsi fisiologis akan mengalami penurunan karena


proses penuaan, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah penderita
penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan nyeri sendi yang
disebabkan oleh berbagai penyebab ( Direktorat Indonesia dari Kesra, 2015).

Salah satu penyatit tidak menular adalah nyeri sendi. Nyeri sendi ini
menjadi masalah yang sering dikeluhkan oleh lansia. Menurut Barbour

1
(2013), prevelensi nyeri sendi terjadi pada orang dengan usia berkisar 45-65
tahun (30,3%) dan orang dengan usia lebih dari 65 tahun (49,7%), sedangkan
menurut Riskesdas (2013) prevalensi penyakit sendi adalah sebesar 11,9% dan
berdasarkan dengan diagnosis dan gejala sebesar 24,7%. Nyeri bisa
disebabkan karena refleksi penyakit yang mengakibatkan peradangan sendi,
degenerasi tulang rawan, deposisi kristal, infeksi, dan trauma (Baer, 2014).

Osteoarthritis (OA) dianggap bentuk paling umum dari arthritis yang


menghasilkan kegagalan struktural dan fungsional dari sendi sinovial.
Gambaran klinis OA meliputi nyeri sendi dengan aktivitas, kekakuan
sementara di pagi hari atau setelah istirahat, gerak terbatas, krepitus bersama,
nyeri periarticular, pembengkakan tulang, dan fungsional kecacatan.
Lutut dianggap sebagai salah satu sendi yang paling umum yang
sering terkena OA. Keperluan gejala pengobatan OA lutut yang untuk
mengontrol nyeri sendi dan meningkatkan fungsi sendi. Penelitian tentang
intervensi nonfarmakologis untuk nyeri sendi telah menunjukkan hasil yang
menjanjikan, meskipun beberapa (misalnya, terapi fisik, terapi kognitif-
perilaku) yang mahal karena mereka membutuhkan praktisi profesional untuk
mengelola terapi. Secara keseluruhan, fakta-fakta ini menunjukkan bahwa
efektif, aman, dan murah perawatan nonfarmakologis untuk orang dewasa
yang lebih tua dengan OA lutut sangat dibutuhkan, akupresur dikelola sendiri
memiliki potensi untuk menjadi salah satu pengobatan alternatif tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan dan hasil pengkajian yang dilakukan selama
praktek di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Sudagaran Banyumas, rata-rata
terdapat 8-9 Lansia di setiap wisma. Dalam 1 wisma, 2 dari 8 lansia
mengeluhkan nyeri pada persendian. Setelah melakukan wawancara dengan
satu orang lansia di Wisma yaitu Ny.J yang mengeluhkan nyeri sendi pada
lutut seperti senut-senut dengan skala 4 nyeri hilang timbul.

2
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis akan melakukan
intervensi berdasarkan jurnal yang berjudul“Effects of exercise therapy for
knee osteoarthritis” merupakan salah satu dasar solusi intervensi mandiri
yang bertujuan untuk mengevaluasi keampuhan gerakan terapi lutut dalam
penatalaksanaan nyeri terkait nyeri sendi lutut pada lansia.

Terapi senam osteoathritis merupakan suatu tindakan pada klien lansia


dengan melakukan gerakan-gerakan untuk meregangkan dan memperkuat
otot-otot penyangga sendi lutut.

3
BAB II

JURNAL ASLI (terlampir)

4
BAB III

ANALISA JURNAL (PICO)

JURNAL UTAMA

Judul Jurnal :

“Effects of exercise therapy for knee osteoarthritis”

Peneliti :

Haibin Wang1, Yong Ma2, Yang Guo3, Yalan Pan4

JUDUL :

“Effects of exercise therapy for knee osteoarthritis”

POPULATION :

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 100 pasien dengan osteoarthritis lutut di
Universitas Nanjing Pengobatan Tiongkok. Semua pasien dibagi secara acak menjadi
dua kelompok yaitu kelompok observasi dan kelompok kontrol yang masing-masing
terdiri dari 50 lansia. Lansia yang dipilih berdasarkan kreteria Kriteria inklusi Pasien
sesuai dengan , lansia yang terdiagnosis oa, lansia yang berusia <75 tahun; dan Pasien
dengan grade 0-III (X-ray). Kriteria eksklusi adalah lansia dengan penyakit sendi lutut
yang mempengaruhi gaya berjalan normal (seperti TBC lutut infeksi sendi dan lutut,
rematik, rheumatoid arthritis dan gout, dan tumor lutut), lansia dengan lutut, pergelangan
kaki, dan kaki kelainan bentuk, lansia dengan hipertensi dan penyakit sistem saraf .

5
INTERVENTION:

Intervensi dilakukan selama 12 minggu, yang terbagi dalam 2 yaitu kelompok intervensi
dengan latihan terapi olahraga yang dilakukan selama 12 minggu sementara pasien
dalam kelompok kontrol diberi pelatihan quadriceps femoris sederhana selama 12
minggu. Setelah terapi pada kedua kelompok ditindaklanjuti selama 6 bulan. Untuk
mengetahui, parameter gaya berjalan, dan tingkat kekambuhan dibandingkan antara
kedua kelompok menggunakan Skor WOMAC.

COMPARATION :

JUDUL :

“The effect of exercise therapy on knee osteoarthritis: a randomized clinical trial”

POPULATION :

Populasi dalam penelitian ini adalah 56 lansia yang mengalami OA. Lansia dalam
penelitian ini di bagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol setiap kelompok di pilih secara acak, terdiri dari 25 lansia pada setiap kelompok
namun, Dari 56 lansia, 50 dievaluasi pada tindak lanjut pertama karena 6 pasien tidak
berolahraga kelompok dikeluarkan dalam dua minggu pertama.

INTERVENTION:

Pada kelompok intervensi sebanyak 25 lansia melakukan intruksi latihan otot lutut
selama 10 menit , akupunktur selama 10 menit, dan pemberian obat NSAID .

OUTCOME :

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa latihan terapi kombinasi memiliki efek paling
besar OA lutut menghilangkan rasa sakit dan meningkatkanfungsi lutut. Terapi olahraga
juga dapat direkomendasikan untuk pasien bahkan dengan arthritis sebagai metode yang

6
efektif dikombinasikan metode paliatif lainnya pada OA lutut.

7
BAB IV

ANALISA SWOT

A. Strenghts (Kekuatan)

- Jurnal utama relevan dengan praktik keperawatan gerontik dimana sampel


penelitian dalam jurnal adalah lansia dengan nyeri sendi pada lutut.

- Jurnal utama merupakan studi eksperimen dengan menguji Effects of


exercise therapy for knee osteoarthritis.

- Intervensi dalam jurnal merupakan penatalaksanaan nyeri sendi lutut pada


lansia.

- Hasil penelitian jurnal utama membuktikan bahwa Therapy Exercise


Osteoathritis berpengaruh terhadap manajemen gejala osteoarthritis lutut
pada lanjut usia.

B. Weakness (Kelemahan)

- Waktu pelaksanaan penelitian tidak tergambarkan secara jelas

- Intervensi dalam tidak tergambarkan dengan jelas (cara, SOP terapi


senam osteoatritis)

C. Opportunity (Kesempatan)

- Therapy Exercise Osteoathritis dapat diterapkan dengan jumlah sampel


yang lebih banyak lagi pada lansia yang memiliki keluhan nyeri sendi
pada lutut.

- Menjadi literatur evidence based bagi penelitian selanjutnya khususnya


pada pratik keperawatan.

8
D. Threats (Ancaman)

- Menimbulkan efek samping apabila terdapat kesalahan prosedur Therapy


Exercise Osteoathritis

- Tidak efektif menghilangkan nyeri bila tidak dilakukan secara rutin

9
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Tindakan Therapy Exercise Osteoathritis yang telah dilakukan oleh Tn.A


sejak hari rabu 4 Desember 2019 sampai dengan jum’at 6 Desember 2019 klien
langsung merasakan manfaat dari sebelum dan sesudah melakukan Therapy Exercise
Osteoathritis. Klien berkata sedang melaksanakan sholat ketika sujud rasa sakit
berkurang, pada daerah lutut yang tadinya kaku merasa lebih tidak terlalu kaku.

2. pembahasan

Osteoartritis dipandang sebagai penyakit yang sering menyerang orang-orang


yang berusia lebih dari 50 tahun. Osteoartritis merupakan penyakit yang sifatnya
menahun dan menghambat aktivitas penderitanya. Keluhan yang dirasakan adalah
nyeri dan kaku pada sendi yang terkena, terutama apabila melakukan aktivitas dan
mereda apabila istirahat. Kekakuan di pagi hari sering dirasakan dan biasanya akan
hilang dalam waktu 30 menit. Pada penderita osteoarthritis, mereka akan kesulitan
menggerakkan tubuhnya karena nyeri, dan apabila tidak digerakkan lama kelamaan
sendi akan lengkat dan benar-benar tidak bisa digerakkan (kontraktur). Nyeri
merupakan gejala yang paling sering dirasakan pada pasien osteoartritis lutut. Pada
awalnya nyeri terlokalisasi pada bagian tertentu, tetapi apabila berlanjut nyeri
dirasakan pada seluruh lutut (Ambardini, 2011).
Nyeri yang terjadi pada pasien osteoartritis merupakan nyeri muskuloskletal yang
termasuk kedalam nyeri kronis. Nyeri tersebut dapat mengakibatkan penurunan
kemampuan muskuloskeletal sehingga akan menurunkan aktivitas fisik (physical
activity) dan latihan (exercise) pada lansia yang selanjutkan akan mempengaruhi
lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity daily living/ADL).
Aktivitas pada lansia tersebut dapat terdiri dari self care (pemeliharaan diri), bekerja,
olahraga, dan melakukan hobinya. Penurunan aktivitas kehidupan sehari-hari tersebut
jika tidak segera ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup (quality of life) pada
lansia.
Nyeri ketika melakukan aktivitas sehari-hari, pembengkakan pada sendi, kaku,
kelainan bentuk tubuh merupakan manifestasi dari osteoarthritis. Oleh karena itu
fokus penanganannya adalah mengontrol rasa nyeri, proteksi sendi, serta
mempertahankan fungsi kualitas gerak pada lansia. Sampai saat ini belum ada terapi
yang dapat menyembuhkan osteoartritis. Penatalaksanaan terutama ditujukan pada
pengendalian atau menghilangkan nyeri, memperbaiki gerak dan fungsi sendi serta
meningkatkan kualitas hidup penderita osteoartritis (PABDI, 2014).
Latihan fisik pada lansia yang beresiko mengalami osteoartritis dapat dijadikan
sebagai pencegahan terhadap timbulnya nyeri dan pada lansia yang telah mengalami
10
osteoartritis dapat membantu pemulihan setelah masa akut lewat. Salah satu
implementasi yang dapat digunakan adalah senam osteoartritis yang melibatkan
gerakan-gerakan untuk meregangkan dan memperkuat otot-otot penyangga sendi
yang rusak.Bila otot penyangga sendi menguat, nyeri sendi akan berkurang.
Senam osteoartritis merupakan bentuk latihan fisik yang mempunyai
pengaruh yang baik untuk meningkatkan kemampuan otot sendi yang dapat
memberikan kebugaran dan meningkatkan daya tahan tubuh lansia. Apabila otot
sering dilatih maka cairan sinovial akan meningkat atau bertambah. Cairan sinovial
ini berfungsi sebagai pelumas dalam sendi artinya penambahan cairan sinovial pada
sendi dapat mengurangi resiko cidera dan mencegah timbulnya nyeri lutut pada
penderita osteoartritis lutut.
Pemberian intervensi senam osteoartrits pada lansia penderita osteoarthritis
lutut ini dapat mencegah dan mengurangi timbulnya nyeri lutut pada lansia. Lansia
dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari apabila nyeri yang dirasakannya telah
berkurang atau hilang sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2018. Journal Laporan Nasional 2013.
Baer, A. (2014). Pendekatan The Menyakitkan Bersama. Diperoleh dari
http://www.emedicine.medscape.com/article/3360540-overview.
Barbour, K., Helmick, C., Theis, K., et al. 2013. Prevalensi arthritis dokter-didiagnosis
dan arthritis-disebabkan keterbatasan aktivitas - Amerika Serikat, 2010-2012.
MORB
Republik indonesia. (2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tentang Hasil
Utama Riskesdas 2018. Sekertaris Negara: Jakarta
Haibin Wan Yong Ma, Yang Guo, Yalan Pan, et al. 2018. Effects of exercise therapy
for knee osteoarthritis.Vol.3
Parisa Nejati, Azizeh Farzinmehr, Maziar Moradi-Lakeh. 2015. The effect of exercise
therapy on knee osteoathritis: a randomezed clinical trial.
Biomed Research Internasional. Diperoleh dari
http://dx.doi.org/10.1155/2014/490512. Diakses pada tanggal 5 desember 2019
Perry, G.A & Potter, P.A. . 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai