Disusun Oleh :
1911040060
A. Latar Belakang
Salah satu penyatit tidak menular adalah nyeri sendi. Nyeri sendi ini
menjadi masalah yang sering dikeluhkan oleh lansia. Menurut Barbour
1
(2013), prevelensi nyeri sendi terjadi pada orang dengan usia berkisar 45-65
tahun (30,3%) dan orang dengan usia lebih dari 65 tahun (49,7%), sedangkan
menurut Riskesdas (2013) prevalensi penyakit sendi adalah sebesar 11,9% dan
berdasarkan dengan diagnosis dan gejala sebesar 24,7%. Nyeri bisa
disebabkan karena refleksi penyakit yang mengakibatkan peradangan sendi,
degenerasi tulang rawan, deposisi kristal, infeksi, dan trauma (Baer, 2014).
2
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis akan melakukan
intervensi berdasarkan jurnal yang berjudul“Effects of exercise therapy for
knee osteoarthritis” merupakan salah satu dasar solusi intervensi mandiri
yang bertujuan untuk mengevaluasi keampuhan gerakan terapi lutut dalam
penatalaksanaan nyeri terkait nyeri sendi lutut pada lansia.
3
BAB II
4
BAB III
JURNAL UTAMA
Judul Jurnal :
Peneliti :
JUDUL :
POPULATION :
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 100 pasien dengan osteoarthritis lutut di
Universitas Nanjing Pengobatan Tiongkok. Semua pasien dibagi secara acak menjadi
dua kelompok yaitu kelompok observasi dan kelompok kontrol yang masing-masing
terdiri dari 50 lansia. Lansia yang dipilih berdasarkan kreteria Kriteria inklusi Pasien
sesuai dengan , lansia yang terdiagnosis oa, lansia yang berusia <75 tahun; dan Pasien
dengan grade 0-III (X-ray). Kriteria eksklusi adalah lansia dengan penyakit sendi lutut
yang mempengaruhi gaya berjalan normal (seperti TBC lutut infeksi sendi dan lutut,
rematik, rheumatoid arthritis dan gout, dan tumor lutut), lansia dengan lutut, pergelangan
kaki, dan kaki kelainan bentuk, lansia dengan hipertensi dan penyakit sistem saraf .
5
INTERVENTION:
Intervensi dilakukan selama 12 minggu, yang terbagi dalam 2 yaitu kelompok intervensi
dengan latihan terapi olahraga yang dilakukan selama 12 minggu sementara pasien
dalam kelompok kontrol diberi pelatihan quadriceps femoris sederhana selama 12
minggu. Setelah terapi pada kedua kelompok ditindaklanjuti selama 6 bulan. Untuk
mengetahui, parameter gaya berjalan, dan tingkat kekambuhan dibandingkan antara
kedua kelompok menggunakan Skor WOMAC.
COMPARATION :
JUDUL :
POPULATION :
Populasi dalam penelitian ini adalah 56 lansia yang mengalami OA. Lansia dalam
penelitian ini di bagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol setiap kelompok di pilih secara acak, terdiri dari 25 lansia pada setiap kelompok
namun, Dari 56 lansia, 50 dievaluasi pada tindak lanjut pertama karena 6 pasien tidak
berolahraga kelompok dikeluarkan dalam dua minggu pertama.
INTERVENTION:
Pada kelompok intervensi sebanyak 25 lansia melakukan intruksi latihan otot lutut
selama 10 menit , akupunktur selama 10 menit, dan pemberian obat NSAID .
OUTCOME :
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa latihan terapi kombinasi memiliki efek paling
besar OA lutut menghilangkan rasa sakit dan meningkatkanfungsi lutut. Terapi olahraga
juga dapat direkomendasikan untuk pasien bahkan dengan arthritis sebagai metode yang
6
efektif dikombinasikan metode paliatif lainnya pada OA lutut.
7
BAB IV
ANALISA SWOT
A. Strenghts (Kekuatan)
B. Weakness (Kelemahan)
C. Opportunity (Kesempatan)
8
D. Threats (Ancaman)
9
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
2. pembahasan
11
DAFTAR PUSTAKA