Anda di halaman 1dari 8

RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. TOPIK : Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori: Relaksasi Otot Progresif


B. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Setelah dilakukan terapi dalam kurun waktu 1 kali pertemuan, diharapkan klien dapat
meningkatkan diri dalam mengatasi kecemasan ataupun mengontrol perilaku kekerasan.
2. Tujuan khusus :
a. Klien dapat mengenali kecemasan dan/atau perilaku kekerasan.
b. Klien dapat mempraktekan terapi relaksasi otot progresif untuk membantu
mengurangi kecemasan dan perilaku kekerasan.
C. LANDASAN TEORITIS
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh
seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi
Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007).
TAK dapat memberikan kemampuan klien untuk menguji kenyataan melalui komunikasi
dan umpan balik dengan atau dari orang lain. Pada proses kegiatan TAK, masing-masing
klien dapat membentuk sosialisasi. Hal ini dapat membantu meningkatkan percaya diri klien
dalam menghadapi masyarakat pada sautu saat nanti. Serta melalui TAK, klien dapat
menyalurkan emosi secara konstruktif.
Klien dengan gangguan jiwa memiliki gejala umum seperti terdapat perubahan emosi,
perubahan perilaku bahkan hingga timbul kecemasan. Kecemasan yang terus-menerus dan
tidak segera ditindaklanjuti dapat menyebabkan dampak yang negatif seperti insomnia,
curiga dan tidak mampu melakukan aktivitas sebagaimana mestinya. Begitu pula dengan
emosi marah yang kadangkala disalurkan dengan cara yang tidak konstruktif dapat
menimbulkan dampak yang membahayakan baik bagi diri klien maupun orang lain.
Klien dengan risiko perilaku kekerasan dapat diajarkan terapi relaksasi otot progresif
sebagai alternatif untuk mengontrol marah klien. Hal ini dikarenakan relaksasi otot progresif
dapat meningkatkan keterampilan dasar relaksasi untuk mengontrol marah dan memperbaiki
kemampuan untuk mengatasi stres (Pangestika et al, 2018).
Wang et all (2014) dalam Sysnawati et all (2017), mengatakan relaksasi otot progresif
merupakan salah satu terapi yang membantu tehnik pengelolaan diri yang didasarkan pada
cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Relaksasi otot akan menghambat jalur yang
memicu ansietas dengan cara mengaktivasi sistem saraf parasimpatis dan manipulasi
hipotalamus melalui pemusatan pikiran atau memperkuat sikap positif sehingga rangsangan
stresor terhadap hipotalamus menjadi minimal.
Maka, terapi relaksasi otot progresif dapat dijadikan sebagai cara alternatif bagi pasien
dengan risiko perilaku kekerasan untuk mengontrol perilaku kekerasan serta dapat juga
digunakan untuk pasien-pasien dengan gejala kecemasan untuk menurunkan kecemasan.
Sehingga, klien dapat mengikuti aktivitas pada umumnya dan kualitas hidup klien dapat
meningkat.
D. KLIEN
1. Kriteria
a. Kriteria inklusi
1) Klien dengan gangguan jiwa yang telah kooperatif
2) Klien dengan gangguan jiwa yang telah terkontrol
3) Klien dengan gangguan jiwa yang sudah diobservasi dan diagnosa sudah jelas,
tidak terlalu gelisah, tidak agresif dan waham tidak terlalu berat.
b. Kriteria eksklusi
1) Klien dengan psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic, delusi tak terkontrol,
mudah bosan.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju mengikuti TAK, meliputi menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu :
a. Hari/tanggal : Selasa, 18 November 2019
b. Jam : 09.00 wib s.d selesai
c. Waktu yang dibutuhkan:

No Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Waktu


Fasilitator Peserta (klien)
1 Persiapan:  Klien mengikuti 5 menit
Mempersiapkan klien untuk menempati arahan
ruangan
2 Orientasi:  Menyimak 10
 Salam terapeutik  Mengajukan menit
o Salam dari terapis kepada klien pertanyaan
o Perkenalan nama dan panggilan terapis  Memperhatikan dan
(gunakan papan nama) mengikuti saran
o Menanyakan nama dan panggilan semua yang diberikan
klien (berikan papan nama).  Menyimak dan
a. Evaluasi/validasi menjawab
Menanyakan perasaan klien saat ini pertanyaan
b. Kontrak
o Menjelaskan tujuan kegiatan
o Menjelaskan aturan main:
 Jika ada yang ingin meninggalkan
kelompok maka ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan
sampai selesai
3 Kerja:  Klien mengikuti 20
a. Menjelaskan tentang kecemasan, dampak setiap gerakan menit
jika kecemasan dibiarkan
b. Menanyakan kepada klien apa yang
dirasakan ketika cemas
c. Beri pujian
d. Menjelaskan cara mengatasi kecemasan:
tarik nafas dalam dan relaksasi otot
progresif
e. Menjelaskan dan mempraktekan teknik
relaksasi otot progresif serta meminta klien
untuk mengikuti gerakan
f. Simpulkan mengenai kecemasan, dampak
jika kecemasan dibiarkan, dan prinsip
melakukan relaksasi otot progresif
3 Terminasi:  Menyimak 10
 Melaksanakan evaluasi  Menjawab menit
 Menjelaskan tindak lanjut setelah terapi pertanyaan
 Menjelaskan kontrak yang akan datang  Menjawab salam
 Mengucapkan salam penutup

2. Tim terapis :
a. Leader : Bagas Satrio Aji
1) Mengkoordinir seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co-Leader : Risti Hutami
1) Membantu leader mengkoordinir seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Mengganti leader jika berhalangan bertugas
c. Fasilitator : Ratna Maryantika & Rima Putri U
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam melaksanakan kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
5) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
6) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
7) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
d. Observer : Oting Susilawati
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok dan
evaluasi kelompok
3. Metoda dan media
Ceramah dan diskusi
4. Setting Tempat

K F K

K O

CL

K F K

Keterangan:
L : Leader
CL : Co-leader
K : Klien
F : Fasilitator
O : Observer

F. Peserta/Klien
1. Tn. A
2. Tn. C
3. Tn. X
4. Tn. M
5. Tn. S

G. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam perkenalan
b. Pelaksanaan tujuan dan aturan main
c. Saling berkenalan dan melakukan permainan ‘Tepuk Kenalan’
2. Kerja
a. Menjelaskan tentang kecemasan, dampak jika kecemasan dibiarkan.
b. Menanyakan kepada klien apa yang dirasakan ketika cemas.
c. Beri pujian.
d. Menjelaskan cara mengatasi kecemasan: tarik nafas dalam dan relaksasi otot progresif
e. Menjelaskan dan mempraktekan teknik relaksasi otot progresif serta meminta klien
untuk mengikuti gerakan.
f. Simpulkan mengenai kecemasan, dampak jika kecemasan dibiarkan, dan prinsip
melakukan relaksasi otot progresif.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon subjektif klien
Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan tindakan
b. Evaluasi respon objektif klien
Menanyakan kepada klien mengenai kecemasan dan mendorong klien mempraktekan
gerakan terapi relaksasi otot progresif
c. Tindak lanjut
Menganjurkan dan mendorong klien untuk mempraktekan terapi relaksasi otot
progresif
d. Kontrak yang akan datang
Menjelaskan kepada klien pertemuan yang akan datang
Daftar Pustaka

Keliat B. A, 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC

Livana, PH., Novy Helena Catharina Daulima, Mustikasari. (2018). Relaksasi Otot Progresif
Menurunkan Stres Keluarga Yang Merawat Pasien Gangguan Jiwa. Jurnal
Keperawatan Indonesia. Vol 21, 1

Pangestika, Armelia Tri., Dwi Heppy Rochmawati, Purnomo. (2018). Pengaruh Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Kemampuan Mengontrol Marah Pada Pasien Risiko Perilaku
Kekerasan Di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan. Vol. 10, 1

Ramakrishnan,M., K.Kalai Chandran. (2015). The Effects of Progressive Muscular Relaxation


Exercise among Geriatric Patients with Psychiatric Illness. International Journal of
Science and Research. Vol 4, 1

Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC

Sysnawati., Budi Anna Keliat., Yosie Susanti Eka Putri. (2017). Penerapan Terapi Relaksasi Otot
Progressif Pada Klien Ansietas Di Kelurahan Ciwaringin, Bogor. Journal of Islamic
Nursing. Vol 2, 2

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Reflika Aditama.


Lampiran 1
A. Cara Melakukan Terapi Relaksasi Otot Progresif
1. Dahi. Kerutkan dahi keatas hingga alis seperti akan menyentuh rambut bagian atas.
Lakukan selama 5 detik lalu relaks.
2. Mata dan hidung. Tutup mata sekuat yang anda bisa. Lakukan selama 5 detik lalu relaks.
3. Bibir, pipi, dan rahang. Otot pipi, rahang di pusatkan kea rah mulut sehingga terlihat
mulut seperti dimonyongkan. Lakukan selama 5 detik lalu relaks.
4. Tangan. Rentangkan tangan kedepan lalu kepalkan tangan dengan erat sekuat-kuatnya
selama 5 detik. Lalu relaks.
5. Lengan bawah. Rentangkan tangan kedepan. Tarik telapak tangan ke belakang sehingga
ujung jari menghadap atas. Rasakan otot seperti sedang mendorong sesuatu. Lakukan
selama 5 detik. Relaks.
6. Lengan atas. Tekuk siku, kencangkan otot lengan atas dengan menarik telapak tangan
yang mengepal kea rah pundak. Lakukan selama 5 detik lalu relaks.
7. Bahu. Angkat bahu sampai telinga lakukan selama 5 detik lalu relaks.
8. Punggung. Lengkungkan punggung sehingga dada membusung ke depan. Lakukan
selama 5 detik lalu relaks.
9. Perut. Kencangkan otot perut selama 5 detik. Lalu relaks.
10. Pinggul dan bokong. Kencangkan pinggul dan bokong selama 5 detik. Lalu relaks.
11. Paha. Kencangkan otot paha dengan cara menekan kaki secara bersama sekencang
mungkin selama 5 detik. Lalu relaks.
12. Kaki. Tekuk pergelangan kaki ke arah tubuh sejauh yang anda bisa selama 5 detik.
Relaks.
13. Jari kaki. Regangkan jari-jari kaki selama lima detik lalu relaks.

B. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Terapi Relaksasi Otot Progresif
1. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.

2. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 5 detik.

3. Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup, jangan berdiri.

4. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.

5. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali

6. Memeriksa apakah klien benar-benar rileks

7. Terus-menerus memberikan instruksi dan tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat.

Anda mungkin juga menyukai