Anda di halaman 1dari 7

Protokol Tambahan untuk Konvensi-konvensi Jenewa 12 Agustus 1949 mengenai

Pengadopsian Sebuah Lambang Pembeda Tambahan (Protokol III),


tertanggal 8 Desember 2005

Mukadimah

Pihak-pihak Peserta Agung,

(poin 1) Meneguhkan kembali ketentuan-ketentuan mengenai penggunaan lambang-lambang


pembeda (distinctive emblems) sebagaimana termaktub dalam Konvensi-konvensi Jenewa
tertanggal 12 Agustus 1949 (khususnya Pasal 26, 38, 42, dan 44 Konvensi Jenewa I) dan,
bilamana relevan, dalam Protokol-protokol Tambahannya tertanggal 8 Juni 1997 (khususnya
Pasal 18 dan 38 Protokol Tambahan 1 serta Pasal 12 Protokol Tambahan II),

(poin 2) Berkeinginan untuk melengkapi ketentuan-ketentuan tersebut di atas dalam rangka


meningkatkan nilai perlindungan dan karakter universal ketentuan-ketentuan ini,

(poin 3) Mencatat bahwa Protokol ini tidak berpengaruh terhadap hak yang telah diakui
sebagai hak masing-masing Pihak Peserta Agung untuk tetap menggunakan lambang yang
selama ini telah mereka gunakan sesuai dengan kewajiban yang mereka miliki berdasarkan
Konvensi-konvensi Jenewa dan, bilamana relevan, berdasarkan Protokol-protokol
Tambahannya,

(poin 4) Mengingat bahwa kewajiban untuk menghormati orang-orang dan benda-benda yang
dilindungi oleh Konvensi-konvensi Jenewa dan Protokol-Protokol Tambahannya berasal dari
status mereka sebagai orang dan benda yang dilindungi berdasarkan hukum international dan
tidak ditentukan oleh apakah orang atau benda yang bersangkutan menggunakan lambang-
lambang, tanda-tanda, atau sinyal-sinyal pembeda tersebut,

(poin 5) Menekankan bahwa lambang-lambang pembeda tersebut tidak dimaksudkan untuk


mengandung makna yang terkait dengan agama, etnik, ras, daerah, atau politik apapun,

(poin 6) Menitikberatkan pentingnya menjamin penghormatan sepenuhnya terhadap


kewajiban-kewajiban yang terkait dengan lambang-lambang pembeda sebagaimana diakui
dalam Konvensi-konvensi Jenewa dan, bilamana relevan, dalam Protokol-protokol
Tambahannya,

(poin 7) Mengingat bahwa Pasal 44 Konvensi Jenewa I membedakan antara penggunaan


lambang-lambang pembeda tersebut sebagai tanda pelindung dan sebagai tanda pengenal,

(poin 8) Mengingat lebih lanjut bahwa Perhimpunan Nasional yang melakukan kegiatan di
wilayah Negara lain harus memastikan bahwa lambang yang ingin mereka gunakan dalam
rangka pelaksanaan kegiatan tersebut adalah lambang yang boleh digunakan di negara di
mana kegiatan tersebut dilakukan maupun di negara atau negara-negara transit,

(poin 9) Mengakui kesulitan yang mungkin dihadapi oleh Negara-negara dan Perhimpunan-
perhimpunan Nasional tertentu dalam menggunakan lambang-lambang pembeda yang sudah
ada,

Translation 1
1 February 2007
(poin 10) Mencatat tekad Komite Internasional Palang Merah, Federasi Internasional
Perhimpunan-perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, dan Gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah Internasional untuk tetap menggunakan nama-nama dan lambang-
lambang yang selama ini telah mereka gunakan,

Telah menyepakati hal-hal berikut ini:

Pasal 1 – Penghormatan terhadap Protokol ini dan ruang lingkup pemberlakuan Protokol
ini

1. Pihak-pihak Peserta Agung berjanji untuk menghormati Protokol ini dan menjamin
penghormatan terhadap Protokol ini dalam segala keadaan.

2. Protokol ini meneguhkan kembali serta melengkapi ketentuan-ketentuan mengenai


lambang-lambang pembeda, yaitu palang merah, bulan sabit merah, dan singa merah dan
matahari, sebagaimana termaktub dalam keempat Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949 dan,
bilamana relevan, dalam kedua Protokol Tambahannya tertanggal 8 Juni 1977 ("Protokol-
protokol Tambahan 1977"), dan berlaku pada situasi-situasi yang sama sebagaimana yang
dimaksud dalam ketentuan-ketentuan tersebut.

Pasal 2 – Lambang-lambang Pembeda

1. Protokol ini mengakui sebuah lambang pembeda tambahan yang menjadi tambahan bagi,
dan mempunyai fungsi yang sama seperti, lambang-lambang pembeda dari Konvensi-
konvensi Jenewa tersebut. Lambang-lambang pembeda ini mempunyai status yang sama.

2. Lambang pembeda tambahan tersebut, yang terdiri dari sebuah bingkai merah berbentuk
segi empat yang berdiri di salah satu sudutnya di atas dasar berwarna putih, adalah seperti
yang digambarkan pada Lampiran Protokol ini. Lambang pembeda ini disebut dalam
Protokol ini sebagai "lambang Protokol Ketiga."

3. Persyaratan mengenai penggunaan lambang Protokol Ketiga ini dan mengenai


penghormatan terhadap lambang tersebut adalah sama persis dengan persyaratan yang
berlaku menyangkut lambang-lambang pembeda sebagaimana ditetapkan dalam
Konvensi-konvensi Jenewa dan, bilamana relevan, dalam Protokol-Protokol Tambahan
1977.

4. Personil dinas medis dan personil keagamaan dari angkatan bersenjata Pihak-pihak
Peserta Agung boleh melakukan penggunaan sementara waktu atas lambang pembeda
mana saja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini bilamana hal tersebut bisa
meningkatkan perlindungan; hal tersebut tidak akan berpengaruh terhadap lambang
pembeda yang selama ini telah mereka gunakan.

Pasal 3 – penggunaan lambang Protokol Ketiga sebagai tanda pengenal

1. Perhimpunan Nasional dari Pihak Peserta Agung yang memutuskan untuk menggunakan
lambang Protokol Ketiga ini boleh memilih, dalam menggunakan lambang tersebut sesuai

Translation 2
1 February 2007
dengan peraturan perundang-undangan nasional yang relevan, untuk memasukkan di
dalamnya salah satu dari hal-hal berikut ini untuk tujuan pemakaian lambang tersebut
sebagai tanda pengenal:
a. sebuah lambang pembeda yang telah diakui oleh Konvensi-konvensi Jenewa atau
gabungan dari lambang-lambang pembeda yang telah diakui oleh Konvensi-konvensi
Jenewa;
b. sebuah lambang lain yang secara efektif telah digunakan oleh sebuah Pihak Peserta
Agung dan menjadi topik komunikasi dengan Pihak-pihak Peserta Agung lain dan
Komite Internasional Palang Merah melalui depositori (pihak penjaga Konvensi-
konvensi Jenewa dan Protokol-protokol Tambahan 1977) sebelum diadopsinya
Protokol ini.
Cara memasukkannya harus sesuai dengan ilustrasi yang terdapat dalam Lampiran
Protokol ini.

2. Perhimpunan Nasional yang memilih untuk memasukkan ke dalam lambang Protokol


Ketiga ini sebuah lambang lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas boleh
menggunakan nama lambang lain tersebut, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
nasional, dan memakainya/memajangnya di wilayah nasionalnya.

3. Perhimpunan Nasional boleh melakukan penggunaan sementara waktu atas lambang


pembeda sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Protokol ini, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan nasional dan dalam keadaan perkecualian serta untuk memperlancar
kegiatannya.

4. Pasal ini tidak mempengaruhi status hukum lambang-lambang pembeda yang telah diakui
oleh Konvensi-konvensi Jenewa dan oleh Protokol ini dan juga tidak mempengaruhi status
hukum lambang tertentu mana saja bilamana lambang-lambang ini dimasukkan ke dalam
lambang Protokol Ketiga untuk tujuan pemakaian lambang Protokol Ketiga ini sebagai
tanda pengenal sesuai dengan ayat 1 Pasal ini.

Pasal 4 – Komite Internasional Palang Merah dan Federasi Internasional Perhimpunan-


perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Komite Internasional Palang Merah dan Federasi Internasional Perhimpunan-perhimpunan


Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, serta personil mereka yang telah mempunyai izin
semestinya, boleh menggunakan lambang pembeda sebagaimana dimaksud pada Pasal 2
Protokol ini, dalam keadaan perkecualian dan untuk memperlancar kegiatan mereka.

Pasal 5 – Misi-misi di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-bangsa

Personil dinas medis dan personil keagamaan yang ikut serta dalam operasi yang
dilaksanakan di bawah pengawasan PBB boleh menggunakan salah satu dari lambang-
lambang pembeda sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 dan 2, dengan persetujuan dari
Negara-negara yang ikut serta dalam operasi yang bersangkutan.

Translation 3
1 February 2007
Pasal 6 – Pencegahan dan penindakan terhadap penggunaan keliru (misuse)

1. Ketentuan-ketentuan yang mengatur pencegahan dan penindakan terhadap penggunaan


keliru (misuse) atas lambang-lambang pembeda sebagaimana termaktub dalam Konvensi-
konvensi Jenewa dan, bilamana relevan, dalam Protokol-protokol Tambahan 1977 berlaku
secara sama terhadap lambang Protokol Ketiga. Pada khususnya, Pihak-pihak Peserta
Agung harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk setiap saat mencegah
dan menindak setiap penggunaan keliru atas lambang-lambang pembeda sebagaimana
dimaksud pada Pasal 1 dan 2 dan atas nama lambang-lambang tersebut, termasuk
penggunaan lambang-lambang tersebut untuk tujuan tipu daya licik (perfidy) dan
penggunaan setiap tanda atau nama yang merupakan imitasi/tiruan dari lambang-lambang
pembeda tersebut.

2. Meskipun terdapat ayat 1 di atas, Pihak Peserta Agung boleh mengizinkan pihak-pihak
yang sebelum diadopsinya Protokol ini telah menggunakan lambang Protokol Ketiga, atau
tanda yang merupakan imitasi lambang Protokol Ketiga, untuk meneruskan penggunaan
tersebut, asalkan penggunaan tersebut tidak sedemikian rupa sehingga menimbulkan
kesan, dalam hal terjadi konflik bersenjata, bahwa lambang atau tanda yang digunakan
oleh pihak tersebut memberikan perlindungan yang berasal dari Konvensi-konvensi
Jenewa dan, bilamana relevan, dari Protokol-protokol Tambahan 1977, dan asalkan hak
untuk melakukan penggunaan tersebut diperoleh oleh pihak yang bersangkutan sebelum
diadopsinya Protokol ini.

Pasal 7 – Diseminasi

Pihak-pihak Peserta Agung berjanji untuk, di masa damai maupun di masa konflik bersenjata,
melakukan diseminasi seluas-luasnya tentang Protokol ini di wilayah negara masing-masing
dan, terutama, untuk memasukkan studi tentang Protokol ini ke dalam program-program
pendidikan militernya dan untuk mendorong studi tentang Protokol ini di kalangan penduduk
sipil, supaya instrumen ini bisa diketahui oleh angkatan bersenjata dan oleh penduduk sipil.

Pasal 8 – Tanda tangan

Protokol ini dibuka untuk ditandatangani oleh Pihak-pihak Peserta Konvensi-konvensi Jenewa
pada tanggal pengadopsiannya dan tetap terbuka untuk tujuan tersebut selama dua belas
bulan.

Pasal 9 – Ratifikasi

Protokol ini harus diratifikasi sesegera mungkin. Instrumen ratifikasi harus diserahkan kepada
Dewan Federal Swiss (the Swiss Federal Council) dalam kapasitasnya sebagai depositori
(pihak penjaga Konvensi-konvensi Jenewa dan Protokol-protokol Tambahan 1977).

Translation 4
1 February 2007
Pasal 10 – Aksesi (Persetujuan)

Protokol ini dibuka untuk untuk diaksesi (disetujui) oleh Pihak Peserta Konvensi-konvensi
Jenewa yang belum menandatanganinya. Instrumen aksesi harus diserahkan kepada
depositori.

Pasal 11 – Tanggal mulai berlaku

1. Protokol ini mulai berlaku enam bulan setelah dua instrumen ratifikasi atau aksesi
diserahkan kepada depositori.

2. Untuk setiap Pihak Peserta Konvensi-konvensi Jenewa yang meratifikasi atau mengaksesi
Protokol ini sesudahnya, Protokol ini mulai berlaku enam bulan setelah Pihak yang
bersangkutan menyerahkan instrumen ratifikasi atau aksesinya kepada depositori.

Pasal 12 – Hubungan perjanjian internasional (treaty relations) dengan mulai berlakunya


Protokol ini

1. Pada saat Pihak Peserta Konvensi-konvensi Jenewa juga menjadi Peserta Protokol ini,
maka Konvensi-konvensi Jenewa berlaku sebagaimana dilengkapi oleh Protokol ini.

2. Bilamana salah satu Pihak yang terlibat konflik tidak terikat oleh Protokol ini, Pihak-pihak
Peserta Protokol ini tetap terikat oleh Protokol ini dalam hubungan timbal balik di antara
mereka. Mereka selanjutnya terikat oleh Protokol ini dalam hubungan mereka dengan
setiap Pihak yang tidak terikat oleh Protokol ini, jika Pihak yang tidak terikat oleh
Protokol ini menerima dan memberlakukan ketentuan-ketentuan Protokol ini.

Pasal 13 – Amandemen

1. Setiap Pihak Peserta Agung boleh mengusulkan amandemen terhadap Protokol ini.
Naskah amandemen yang diusulkan harus dikomunikasikan kepada depositori, yang
kemudian harus memutuskan, setelah berkonsultasi dengan semua Pihak Peserta Agung,
Komite Internasional Palang Merah, dan Federasi Internasional Perhimpunan-
perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, apakah perlu mengadakan sebuah
konferensi untuk mempertimbangkan amandemen yang diusulkan tersebut.

2. Depositori harus mengundang semua Pihak Peserta Agung dan Pihak-pihak Peserta
Konvensi-konvensi Jenewa, baik yang sudah maupun yang belum menandatangani
Protokol ini, untuk menghadiri konferensi tersebut.

Pasal 14 – Kritik

1. Bilamana ada Pihak Peserta Agung yang ingin memberikan kritik terhadap Protokol ini,
kritik tersebut baru mulai berlaku satu tahun setelah diterimanya instrumen kritik yang
bersangkutan. Akan tetapi, jika pada saat habisnya jangka waktu satu tahun tersebut

Translation 5
1 February 2007
Pihak yang memberikan kritik terlibat dalam situasi konflik bersenjata atau pendudukan,
kritik tersebut baru mulai berlaku setelah berakhirnya konflik bersenjata atau pendudukan
tersebut.

2. Kritik harus diberitahukan secara tertulis kepada depositori, yang kemudian harus
menyampaikannya kepada semua Pihak Peserta Agung.

3. Kritik berlaku hanya sejauh menyangkut Pihak yang memberikan kritik.

4. Setiap kritik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak mempengaruhi kewajiban-


kewajiban yang sudah ditimbulkan berdasarkan Protokol ini, akibat konflik bersenjata
atau pendudukan yang bersangkutan, oleh Pihak yang memberikan kritik sejauh
menyangkut tindakan yang dilakukan sebelum kritik yang bersangkutan mulai berlaku.

Pasal 15 – Pemberitahuan

Depositori harus memberitahu Pihak-pihak Peserta Agung maupun Pihak-pihak Peserta


Konvensi-Konvensi Jenewa, baik yang sudah maupun yang belum menandatangani Protokol
ini, tentang hal-hal berikut ini:
a) penandatanganan-penandatanganan yang sudah dilakukan terhadap Protokol ini dan
penyerahan instrumen-instrumen ratifikasi dan aksesi kepada depositori sebagaimana
dimaksud pada Pasal 8, 9, dan 10;
b) tanggal mulai berlakunya Protokol ini sebagaimana dimaksud pada Pasal 11, selambat-
lambatnya 10 hari setelah tanggal mulai berlaku tersebut;
c) komunikasi-komunikasi yang diterima sebagaimana dimaksud pada Pasal 13;
d) kritik-kritik sebagaimana dimaksud pada Pasal 14.

Pasal 16 – Pendaftaran

1. Setelah Protokol ini mulai berlaku, Protokol ini harus disampaikan oleh depositori kepada
Sekretariat Perserikatan Bangsa-bangsa untuk didaftar dan diterbitkan sesuai dengan Pasal
102 Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa.

2. Depositori harus memberitahukan kepada Sekretariat Perserikatan Bangsa-bangsa semua


ratifikasi, aksesi, dan kritik yang telah diterimanya menyangkut Protokol ini.

Pasal 17 – Naskah otentik

Naskah asli Protokol ini, yang dibuat dalam bahasa Arab, Cina, Inggris, Prancis, Rusia, dan
Spanyol dan yang kesemuanya sama-sama otentik, diserahkan kepada depositori, yang
kemudian harus menyampaikan salinannya, setelah dibubuhi segel "sesuai dengan aslinya,"
kepada semua Pihak Peserta Konvensi-konvensi Jenewa.

Translation 6
1 February 2007
LAMPIRAN
LAMBANG PROTOKOL KETIGA

(Pasal 2, ayat 2 dan Pasal 3, ayat 1 of Protokol ini)

Pasal 1 - Lambang pembeda

Pasal 2 – Penggunaan lambang Protokol Ketiga sebagai tanda pengenal

cara memasukkan yang


sesuai dengan Pasal 3

Translation 7
1 February 2007

Anda mungkin juga menyukai