Anda di halaman 1dari 24

KLAUSULA DEFINISI

KLAUSULA TRANSAKSI
ISI KONTRAK
KLAUSULA SPESIFIK
KLAUSULA KETENTUAN
UMUM (domisili, dsb)
ISI AKTA KONTRAK

1. Isi kontrak merupakan “bagian inti” sebuah kontrak, yg


dapat dikatakan “causa” (sebab yg halal)

2. Isi kontrak mengeraikan syarat2 dan norma-norma


hukum sebagai substansi kontrak yg jelas, konkrit dan
rinci sesuai dg yg diperpanjikan para pihak.

3. Pada bagian isi kontrak diuraikan dalam bentuk pasal-


pasal, ayat-ayat, huruf-huruf atau angka-angka tertentu.

4. Isi kontrak paling banyak mengatur secara detail hak


dan kewajiban para pihak atau klausul yang disepakati
bersama
Secara substantif isi kontrak harus memenuhi 3 syarat:
1. Syarat esensialia: syarat yg mutlak hrs ada dlm setiap kontrak,
misalnya dlm kontrak jual beli, syarat esensialiannya adalah
barang dan harga, dalam perjanjian kredit-maksimum kreditnya.

2. Syarat naturalia: ketentuan hk umum yg bersifat tidak wajib/hanya


merupakan penegasan. Misalnya cara pembayaran, waktu dan
tempat penyerahan barang serta biaya pengangkutan.

3. Syarat aksidentalia: unsur tambahan yg disepakati oleh para


pihak. Misalnya perjanjian sewa rumah ada kewajiban melakukan
pengecatan rumah setiap tahunnya.
STRUKTUR NORMA DALAM ISI KONTRAK

1. Subjek norma: menunjuk pada subjek hukum sebagai sasaran


penerapan suatu pengaturan.

2. Objek norma: menunjuk pada peristiwa atau prilaku yg hendak


diatur dalam aturan hk tersebut.

3. Operator norma: menunjuk pada cara objek norma diatur, seperti


menetapkan keharusan atau larangan atas prilaku tertentu.

4. Kondisi norma: menunjuk pada kondisi atau keadaan yg harus


dipenuhi agar suatu aturan hukum dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya
STRUKTUR NORMA DASAR DALAM
ISI KONTRAK

Kontrak Pembiayaan Konsumen:


Supplier sebagai PIHAK KETIGA yg terikat dlm kontrak
Pembiayaan Konsumen ini, wajib menyerahkan barang
yg pembayarannya dibiayai oleh Perusahaan
Pembiayaan selaku PIHAK PERTAMA kepada
konsumen sebagai PIHAK KEDUA.

1. Supplier ……..(Kondisi Norma/keadaan yg hrs


dipenuhi).
2. Supplier sbg PIHAK KETIGA (Subjek Norma).
3. Kalimat Wajib (Operator Norma).
4. Menyerahkan barang……(Objek Norma)
HUBUNGAN ANTAR PASAL DAN AYAT
DALAM ISI KONTRAK

Pasal 10
(1) Kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
paling lambat pada tanggal…… bulan…….tahun……..
(2) Keawajiban …………
(3) Dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban
sebagaimana dimaksud ayat (1)……………………………
SISTEMATIKA, TEKNIK PENULISAN ISI KONTRAK
Bab I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Definisi
Pasal 2
Penafsiran

Bab II
OBJEK PERJANJIAN
Pasal 4
Objek Sewa Bangunan Gedung
Pasal 5
Masa Sewa Menyewa
Pasal 6
Perpanjangan Masa Sewa
Pasal 7
Berakhirnya Sewa Menyewa
Bab III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 8
Harga Sewa
Pasal 9
Cara Pembayaran
Pasal 10
Uang Jaminan
Pasal 11
Pajak-Pajak
Pasal 12
Asuransi
Pasal 13
Pemeliharaan Objek Sewa
Pasal 14
Biaya –biaya lain
Bab IV
KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT/FORCE MAJEURE)

Bab V
WANPRESTASI

Bab VI
SANKSI-SANKSI

Bab VII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Bab VIII
PENUTUP
Pasal ….
Ketentuan lain-lain
Pasal…
Addendum
PENUTUP (CLOSING) AKTA KONTRAK

1. Tempat Pembuatan Kontrak (jika belum ditulis di bagian awal


kontrak.
2. Penanggalan Akta (jika belum ditulis di awal).
3. Identitas Saksi:
a. Perlu diperhatikan Pasal 1905 KUHPdt, 169 HIR/308 Rbg
(minimal 2 orang saksi).
b. Pasal 40 (2) UU No.30/2004 (minimal 18 tahun/sdh menikah,
cakap melakukan perbuatan hk, mengerti bahasa yg digunakan
dlm kontrak, dpt membubuhkan tanda tangan, tdk mempunyai
hubungan dg notaris dan para pihak.
4. Pemateraian Akta
5. Tanda tangan
“REMEMBER”
PEMATERAIAN AKTA, TDK
DIATUR DLM KUHPdt, TDK
ADA HUBUNGANNYA DG
SAHNYA KONTRAK
Pasal 2 ayat (1) UU No.13 Tahun 1985
“dokumen hukum kontrak , baik berupa
akta notaris termasuk salinannya, akta-
akta yang dibuat oleh PPAT termasuk
rangkap-rangkapnya, yg dibuat dg
maksud untuk digunakan sebagai alat
bukti mengenai perbuatan, kenyataan,
atau keadaan sifat perdata, dikenakan
bea materai”
Business & Contract

Pasal 2 (1) UU.13/1085


jo. Ps 4 PP.24/2000:
1. Materai 3000 , nilai
nominal 250 rb- 1 jt.
2. Materai 6000 nilai
nominal lebih 1 jt.
3. Nomimal kurang 250
rb tdk kena bea
materai
BENTUK KONTRAK TERTULIS
1. Dibawah tangan, dg materai cukup.
2. Waarmeking: kontrak yg dibuat
para pihak, didaftarkan ke notaris
fungsi waarmeking adalah
pendaftaran. Notaris tdk
bertanggung jawab ttg tgl & ttd
pihak2.
3. Legalisasi notaris: bahan dpt
dipersiapkan pihak2,
penandatanganan dilakukan di
depan notaris. Notais wajib
bacakan isi kontrak & menjamin
kepastian tgl & ttd pihak2. jadi
notaris menjamin tdk ada
pemalsuan ttd.
4. Akta notaris: para pihak
kemukakan keinginannya &
notaris menuangkan dlm
bentuk akta. Notaris
selanjutnya bacakan
aktanya & setelah itu dittd
oleh para pihak di hadapan
saksi2. Akta notaris
mempunyai kekuatan bukti
sempurna. Meskipun pjj
dikonsep oleh notaris, para
pihak telah mengambil alih
t.jawabseluruh isi pjj.
LAMPIRAN KONTRAK

1. Lampiran dpt memuat, peta


gambar situasi, desai
spesifikasi, mesin-mesi, jadwal
2. Lampiran tdk memuat norma –
norma hk yg bersifat
substantif/alternatif.
3. Fungsi lampiran untuk
memberikan penjelasan secara
lengkat, konkrit, rinci detail
terkait rumusan-rumusan
norma hk dlm kontrak.
PERUBAHAN DALAM KONTRAK:

1. SEBELUM KONTRAK DITANDATANGANI OLEH


PARA PIHAK (RENVOOI).

2. SETELAH KONTRAK DITANDATANGANI PARA


PIHAK (ADDENDUM/AMANDEMEN)
AMANDEMEN
ATAU
ADDENDUM

PENGERTIAN ISI, CARA &


DAN FUNGSI BENTUK
AMANDEMEN AMANDEMEN
KRISIS MONETER
Amandemen/addendum: perubahan
syarat2 & norma2 hk dlm akta
kontrak. Artinya penambahan,
penyempurnaan,
pengurangan/penghapusan
syarat/norma hk dlm kontrak yg telah
dittd & mengikat secara yuridis.

Fungsi amandemen: untuk


mengakomodasi kepentingan hk
bisnis para pihak, krn pd waktu
kontrak dibuat kepentingan tersebut
blm terakomodasi, krn ada faktor
perkembangan situasi & kondisi dlm
bisnis (misalnya: krisis keuangan yg
membuat debitor tdk mampu
membayar)
ISI, CARA & BENTUK AMANDEMEN KONTRAK

Secara teoritik perubahan dlm amandemen mencakup:


1. Perubahan subjektif: perubahan pihak yg buat kontrak
(contract assigment atau pengalihan kontrak). Misalnya
bank sbg kreditor mengalihkan piutangnya kpd bank
lain, disini ada peralihan kreditor.
2. Perubahan objektif: perubahan isi kontrak dlm arti
syarat-syarat & ketentuan2 yg berkaitan dg hak &
kewajiban para pihak.

Perubahan hanya pada pasal-pasal yg disepakati untuk


diubah & pasal-pasal lain yg tdk diubah tetap berlaku.
CARA & BENTUK AMANDEMEN
1. Dapat dibuat akta di bawah tangan/otentik.
2. Pasal2 dlm akta amandemen adalah mengatur perubahan pasal2 dlm
kontrak awal yg disepakati utnuk diubah.
3. Pengisian komparisi pd akta amandemen harus teliti, cermat & benar
dari aspek hukum.
4. Amandemen perlu diberitahukan kpd pihak yg terkait dlm kontrak.
Misalnya kepada penjamin utang debitor.
5. Amandemen dpt dalam bentuk:
a. Lampiran/tambahan yg mrpkn kesatuan & bagian yg tdk terpisahkan
dari kontrak awal.
b. mengubah seluruh kontrak awal, jika perubahan
menyangkut seluruh/sebagian dari isi kontrak awal, dg
memperhatikan kontrak ikutannya, misalnya: kontrak
pengikatan jaminan yg eksistensinya berdasarkan
kontrak awal (pjj pokok).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Para Pihak sepakat mengkoreksi dengan
membuat Addendum Perjanjian serta menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan
dalam Addendum ini menjadi satu kesatuan dalam Perjanjian, sebagaimana
tertuang sebagai berikut:
“Para Pihak sepakat mengubah ketentuan Pasal …..Perjanjian yang berbunyi :
Pasal…..
…………………………………………………………………………………………………………………….

Ditetapkan menjadi sebagai berikut :

Pasal 1……..

Pasal 2……..
Ketentuan ketentuan lain sebagaimana tercantum dalam Perjanjian tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Addendum ini.

Demikian ADDENDUM Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana
disebutkan dimuka dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup dan masing-masing
mempunyai ketentuan hukum yang sama.

Pihak Kedua Pihak Pertama


BAHASA HUKUM KONTRAK

1. Pasal 31 (1) UU No.24/2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan


Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan: “Bahasa Indonesia
wajib digunakan dlm nota kesepahaman atau perjanjian yg
melibatkan lembaga negara, instansi Pemerintah RI, lembaga
swasta Ind atau perseorangan WNI”.
2. Pasal 31 (2) UU No.24/2009: “ Nota kesepahaman atau perjanjian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yg melibatkan pihak asing
ditulis juga dlm bahasa nasional pihak asing tersebut dan/atau
bahasa Inggris”.

UU No.24/2009, telah memberikan kedudukan


yg equal dlm bhs kontrak & esensinya tetap
hrs gunakan bhs Ind meskipun ada asas
kebebasan berkontrak

Anda mungkin juga menyukai