Anda di halaman 1dari 13

BAB III

PERJANJIAN DALAM BISNIS


A. Definisi perjanjian
 Pasal 1313 KUHPerdt. menyatakan bahwa persetujuan
adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau
lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain
atau lebih.
 menurut pitlo perikatan adalah suatu hubungan hukum
yang bersifat harta kekayaaan antara dua orang atau
lebih atas dasar mana pihak yang satu berhak (kreditur) dan
pihak lain berkewajiban (debitur) atas sesuatu prestasi.
 Lahirnya perikatan berdasarkan Pasal 1233 KUH Perdata
berdasarkan persetujuan atau Undang-undang.
B. Asas-asas perikatan
1. Asas Facta sunt servanda Pasal 1338 menjelaskan bahwa semua

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang


bagi yang membuatnya
2. asas kebebasan berkontrak adalah asas kebebasan seluas-

luasnya untuk mengatur dan menentukan isi suatu perjanjian akan


tetapi kondisi perjanjian tersebut tidak melanggar ketertiban
umum dan kesusilaan
3. asas konsensualisme (pasal 1320) menganut prinsip dasar
suatu perjanjian itu sudah lahir sejak saat tercapainya kata sepakat.
C. Syarat sah perikatan

Pasal 1320 KUHPerdt terdapat empat syarat :


1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri
2. Cakap untuk membuat perikatan, berdasarkan
a. Pasal 33 KUHPerdt : 21 Tahun

b. UU No.1 Th. 1974 : laki-laki dan perempuan : 19 tahun


3. suatu hal tertentu
4. Suatu sebab atau kuasa yang halal
D. Akibat hukum
Syarat sah 1 dan 2 di sebut dengan syarat subjektif,

akibat hukumnya perjanjian dapat dibatalkan apabila


syarat ini tidak terpenuhi
Syarat 3 dan 4 di sebut dengan syarat obejektif, akibat

hukumnya apabila tidak terpenuhi perjanjian batal


demi hukum
E. Prestasi dan wanprestasi
A. Prestasi adalah pelaksanaan dari perjanjian, berdasarkan Pasal 1234
kUHPerdata bentuknya terdiri atas:
1. Berbuat sesuatu

2. Tidak berbuat sesuatu (pasal 1240 KUHPdt)

3. Memberikan sesuatu

B. Wanprestasi adalah lalainya salah satu pihak dalam melaksanakan


prestasi, bentuknya berupa : (pasal 1328 KUHPdt)
4. Tidak berbuat sesuatu

5. Berbuat sesuatu tetapi terlambat

6. Berbuat sesuatu yang tidak boleh diperbuat

7. Berbuat sesuatu tidak sesuai dengan yang diperjanjikan


Akibat wanprestasi :
1. Membayar kerugian atau ganti rugi
2. Pembatalan perjanjian
3. Paralihan resiko
4. Membayar biaya perkara
F.Ganti rugi
Diatur dalam pasal 1247 KUHPdt, 1248 KUHPdt, Komponennya :

1. biaya : segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata


sudah dikeluarkan oleh satu pihak, contoh perjanjian antara
sutradara dengan artis, segala pengeluaran untuk pertunjukan
disebut biaya
2. rugi : karugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan
kreditur yang diakibatkan oleh kelalaian debitur.
3. bunga : kerugian berupa kehilangan keuntungan yang sudah
dibayangkan atau dihitung oleh kreditutur
G. Force maujere
Suatu keadaan dimana para pihak tidak menghendaki keadaan
tersebut dan terjadi karena kondisi alam. Hal ini dapat
dijadikan alasan bagi debitur untuk dibebaskan dari keajiban
membayar ganti rugi. Diatur dalam pasal 1244 KUHPdt, 1245
KUHPdt, dan 1444.

Bentuknya :

1. Objektif

2. Subjektif
Jenis-jenis kontrak berdasarkan sumber
hukumnya
1. Perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga
contoh perkawinan
2. Perjanjian yang bersumber dari kebendaan
contoh peralihan hukum benda
3. Perjanjian obligatoir yang menimbulkan
kewajiban
4. Perjanjian yang bersumber dari hukum publik
Pra penyusunan kontrak
1. Identifikasi para pihak terutama dalam hal kewenangannya
2. Penelitian awal aspek terkait ; hak dan kewajiban, isi
kontrak,
3. Pembuatan memorandum of understanding (MOU ), ciri-
cirinya :
1) Isinya singkat berupa hal pokok
2) Merupakan pendahuluan
3) Jangka waktunya terbatas
4) Biasanya tidak dibuat secara formal
4. Negosiasi sebagai sarana bagi para pihak untuk mengadakan
komunikasi dua arah untuk mencapai kesepakatan.
Tahap penyusunan
 Terdapat 5 tahap dalam tahap ini :
I. Pembuatan draft pertama meliputi :
1. Judul kontrak
2. Pembukaan, dalam kontrak syariah meliputi : bimillah ldan landasan syariah tentang akad
3. pendahuluan meliputi :
1) tanggal pembuatan
2) Para pihak dalam kontrak
4. Premise (reciptals) yaitu tujuan yang meLatar belakangi akad
5. Isi / materi kontrak, isinya :
1) Ketentuan umum
2) Ketentuan pokok, isi klausula transaksional dan klausula antisipasi
6. Penutup
II. Saling menukar draft kontrak
III. Revisi (bila perlu)
IV. Penyelesaian akhir
V. Penutup dengan penanda tanganan
Struktur dan anatomi kontrak
1. Bagian pendahuluan, meliputi
1) Subbagian pembuka, meliputi nama kontrak, tanggal
dari kontrak yang ditanda tangani dan tempat
dibuatnya kontrak
2) Subbagian pencantuman identitas para pihak
3) Subbagian penjelasan mengenai alasan pembuatan
kontrak
2. Bagian isi, meliputi klausula definisi (pengertian umum),
klausula transaksi, klausula spesific dan ketentuan
umum
3. Bagian penutup, meliputi kata penutup dan ruang
penempatan tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai