Anda di halaman 1dari 9

Teknik Perancangan

Kontrak
Praktik Kemahiran Hukum Tahun 2022
Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Prinsip Hukum Kontrak
¡  Konsensual §  Kebebasan Berkontrak

-  Kontrak dibuat atas dasar kata -  Para pihak diberi kebebasan dalam
sepakat dari kedua belah pihak, menentukan isi dan bentuk kontrak. Isi
dari kontrak bebas, asal ada sepakat
sebagaimana diatur pada Pasal para pihak.
1320 BW (syarat sahnya suatu
perjanjian). -  Bentuk dari kontrak bebas, baik tertulis/
lisan, akta otentik/akta dibawah
-  Sepakat dalam hal ini tidak tangan ataupun juga dapat dilakukan
mengandung cacat kehendak secara elektronik (e-commerce).
dan penyalahgunaan keadaan.
Pasal 1321 BW “Tiada sepakat -  A k a n t e t a p i d a l a m k e b e b a s a n
yang sah apabila sepakat itu menentukan isi dari kontrak, undang-
diberikan karena kekhilafan, atau undang memberikan batasan dalam
hal tersebut, hal ini diatur dalam pasal
diperolehnya dengan paksaan 1335 B.W. “Suatu perjanjian tanpa
atau penipuan. Apabila tidak sebab, atau yang telah dibuat karena
memenuhi kata sepakat maka sesuatu sebab yang palsu atau
status kontrak tersebut adalah terlarang, tidak mempunyai kekuatan ”
dapat dibatalkan. dan dalam pasal 1337 B.W. “Suatu
sebab adalah terlarang, apabila
dilarang oleh undang-undang, atau
apabila berlawanan dengan
kesusilaan baik atau ketertiban
umum”.
¡  Privity of Contract ¡  Pacta Sunt Servanda
-  Pasal 1340 B.W. “Suatu perjanjian
hanya berlaku antara pihak-pihak
-  Pasal 1338 Ayat (1) BW,
yang membuatnya”, dalam hal “Semua perjanjian yang
ini adalah para pihak yang dibuat secara sah berlaku
identitasnya tercantum didalam sebagai UU bagi mereka
kontrak.
yang membuatnya”.

¡  Itikad Baik

-  Pasal 1338 Ayat (3) BW “Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan


itikad baik”, makna itikad baik adalah kewajiban untuk bertindak atau
berbuat secara jujur.

-  Prof. Ridwan Khairandy, “Secara umum itikad baik dapat diartikan bahwa
masing-masing pihak dalam suatu perjanjian yang akan disepakati
menurut hukum mempunyai kewajiban untuk memeberikan keterangan
atau informasi yang selengkap-lengkapnya, yang dapat mempengaruhi
keputusan pihak yang lain untuk memasuki perjanjian atau tidak, baik
keterangan yang demikian itu diminta atau tidak”.
Tahapan Perancangan
Kontrak
①  Penelitian (Research)
Dapat meliputi dasar hukum, para pihak (kontraktan), obyek yang
diperjanjikan.

②  Pembuatan Kerangka (Outline)


Dalam menyusun outline kontrak, diperlukan pedoman, yaitu :
a.  Sistematis, lengkap dan jelas;
b.  Satu klausula, satu konsep;
Klausula kontrak pada prinsipnya terbagi kedalam dua kelompok
yaitu klausula pokok dan klausula penunjang. Klausula pokok
merupakan klausula yang mengatur unsur yang esensial dalam
suatu kontrak, yang mencerminkan jenis kontraknya. Klausula
penunjang merupakan klausula yang menunjang atau
melengkapi klausula pokoknya.
c.  Setiap klausula (pasal) harus diberi judul;
d.  Terapkan prinsip 3P :
Predict : memprediksi atau memikirkan perselisihan apa yang akan
terjadi.
Provide : menyediakan atau mengatur.
Protect : melindungi klien atau para pihak.
e.  Klausula penunjang ditempatkan di bagian akhir.

③  Menormakan dan menjabarkan (Wording).


Menyusun dan menjabarkan outline menjadi rangkaian norma.
Teknik Menyusun
Matrik Wording
Outline Identification Wording
Definisi 1.  Waralaba 1.  Waralaba
2.  Pemberi adalah …....
Waralaba 2.  Penerima
3.  Penerima waralaba
Waralaba adalah ........
Obyek 1.  Tanah Dalam perjanjian
2.  Letak ini yang menjadi
3.  Luas, SHM No obyek jual beli
…. …...
Anatomi Kontrak
1.  Pembukaan / Awal (Opening)
Judul, Nomor, Jam / Pukul, Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun;

2.  Komparisi (Parties)


Identitas para pihak, kedudukan para pihak dalam melakukan
tindakan, dasar kedudukan tersebut, cakap dan berwenang
untuk melakukan tindakan hukum yang akan disebutkan /
dicantumkan dalam kontrak, para pihak memiliki hak untuk
melakukan suatu tindakan yang akan dicantumkan dalam
kontrak. Bentuk komparisi :
a.  Untuk diri sendiri;
b.  Selaku kuasa;
c.  Dalam jabatan / kedudukan;
d.  Menjalankan kekuasaan sebagai orangtua : sebagai wali /
pengampu
e.  Perwakilan sukarela.

3.  Premis (Recitals)


Praemisse / praemitto (bahasa latin) sebagai pendahuluan /
ditafsirkan sebagai keterangan atau pernyataan awal dari
sebuah isi kontrak atau juga merupakan alasan atau latar
belakang kontrak dibuat.
-  Kedudukan premis pada kontrak bersifat
fakultatif, artinya tidak selalu ada dalam setiap
kontrak, pada umumnya pada kontrak yang
rumit premis ini selalu ada.

-  Bahwa yang harus diperhatikan pada bagian


premis ini, haruslah dalam bentuk penyajian
fakta-fakta, bukan dalam bentuk opini atau hasil
analisis peristiwa, atau juga bukan berisi sesuatu
hal yang akan terjadi atau sesuatu hal yang
diperkirakan akan terjadi, tapi harus sesuatu
fakta yang telah ada saat sekarang dan terukur
yang dimiliki oleh para pihak.

4.  Isi (Contents)


Merupakan formulasi keinginan para pihak yang
membuat kontrak, yang diuraikan dalam kata dan
kalimat atau bahasa hukum yang dapat dimengerti
oleh para pihak sendiri atau pihak lain yang suatu
saat membaca kontrak tersebut. Misal dapat
berupa :
a.  Definisi sebagai bagian yang terlebih dahulu
disepakati oleh para pihak perihal terminologi
teknis agar tidak muncul interpretasi yang
berbeda;
b.  Gambaran pokok yang diperjanjikan;
c.  Hak dan kewajiban para pihak;
d.  Hal-hal atau peristiwa yang menjadi ukuran
terjadinya Wanprestasi disertai konsekuensi
hukumnya;
e.  Pilihan hukum / pilihan jurisdiksi / pilihan forum,
pilihan domisili dalam penyelesaian konflik;
f.  Force majeure;
g.  Komunikasi perubahan dan penambahan kontrak;
h.  Pemberitahuan dan komunikasi;

5.  Penutup (Closing)


Tanda tangan para pihak dan saksi-saksi.
Tugas

Anda mungkin juga menyukai