Anda di halaman 1dari 6

Makalah

Unsur- Unsur Perjanjian dan Anatomi Perjanjian

Kelompok 11

Amelia Afida Fitrianingrum – 041711333185

Diana Rachma Wijayanti – 041711333202

Agnes Debora Ginting – 041711333206

Caroline Tjahyono – 041711333216

Suka Damawanti Suhita – 041711333217

Firda Taufani – 041711333222

Hayyu Rachma Annisa –041711333224

Universitas Airlangga

Februari 2017
UNSUR – UNSUR DALAM PERJANJIAN

1. Unsur Esensiali
Unsur esensiali merupakan unsur yang harus ada dalam suatu kontrak karena tanpa adanya
kesepakatan tentang unsur esensiali ini maka tidak ada kontrak. Sebagai contoh, dalam
kontrak jual beli harus ada kesepakatan mengenai barang dan harga dalam kontrak jual
beli, kontrak tersebut batal demi hukum karena tidak ada hal tertentu yang diperjanjikan.
2. Unsur Naturalia
Unsur Naturalia merupakan unsur yang telah diatur dalam undang-undang sehingga
apabila tidak diatur oleh para pihak dalam kontrak, undang-undang yang mengaturnya.
Dengan demikian, unsur naturalia ini merupakan unsur yang selalu dianggap ada dalam
kontrak. Sebagai contoh, jika dalam kontrak tidak diperjanjikan tentang cacat tersembunyi,
secara otomatis berlaku ketentuan dalam BW bahwa penjual yang harus menanggung cacat
tersembunyi.
3. Unsur Aksidentalia
Unsur aksidentalia merupakan unsur yang nanti ada satu mengikat para pihak jika para
pihak memperjanjikannya. Sebagai contoh, dalam kontrak jual beli dengan angsuran
diperjanjikan bahwa apabila pihak debitur lalai membayar selama tiga bulan berturut-turut,
barang yang sudah dibeli dapat ditarik kembali oleh kreditur tanpa melalui pengadilan.
Demikian pula oleh klausul-klausul lainnya yang sering ditentukan dalam suatu kontrak,
yang bukan merupakan unsure esensial dalam kontrak tersebut.
Akibat hukum suatu kontrak pada dasarnya lahir dari adanya hubungan hukum dari suatu
perikatan, yaitu dalam bentuk hak dan kewajiban. Pemenuhan hak dan kewajiban inilah
yang merupakan salah satu bentuk daripada akibat hukum suatu kontrak. Kemudian, hak
dan kewajiban ini tidak lain adalah hubungan timbal balik dari para pihak, maksudnya,
kewajiban di pihak pertama merupakan hak bagi pihak kedua, begitu pun sebaliknya,
kewajiban di pihak pertama merupakan hak bagi pihak kedua, begitu pun sebaliknya,
kewajiban di pihak kedua merupakan hak bagi pihak pertama. Dengan demikian, akibat
hukum di sini tidak lain adalah pelaksanaan dari pada suatu kontrak itu sendiri.
Menurut pasal 1339 KUH Perdata, suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal
yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi juga untuk segala sesuatu yang
menurut sifat perjanjian diharuskan (diwajibkan) oleh kepatutan, kebiasaan, dan undang-
undang.

ANATOMI PERJANJIAN

Salah satu unsur yang paling penting dalam merancang kontrak, yaitu si perancang
harus memperhatikan struktur dan anatomi kontrak yang dibuat atau yang akan dirancang.
Struktur kontrak adalah susunan dari kontrak yang akan dibuat atau dirancang. Adapub
anatomi kontrak berkaitan dengan letak dan hubungan antara bagian-bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya.
Para ahli berbeda pandangan tentang hal-hal apa saja yang menjadi struktur dan
anatomi kontrak. Charles R. Calleros mengemukakan struktur dan anatomi kontrak, yaitu:

1. an introduction identifying the parties to the transaction (identifikasi para pihak yang
mengadakan transaksi)
2. a section describing the rights and obligations of the parties (deskripsi tentang hak dan
kewajiban para pihak
3. signature lines showing the parties’ agreement to the terms of contract (tanda tangan
para pihak yang mengadakan kontrak)
4. statement of recital, which describes the background of the transaction and the parties’
reason for entering into the contract (recital), yaitu latar belakang dibuatnya kontrak
1.) a glossary of defined terms, yaitu definisi atau pengertian
1.) a section of miscellaneous provisions addressing such topics as termination of
the contract on the other transaction, yaitu syarat-syarat
penghentian/berakhirnya kontrak pada transaksi lainnya. (Charles R. Callerous.
Tt: 440)
 Scott J. Burnham, mengemukakan bahwa setiap kontrak dibangun dengan kerangka
sebagai berikut:
1. decription of instrument (bagian pembuka)
2. caption (identitas para pihak)
3. transition (transisi/peralihan)
4. recital (latar belakang)
5. definition ( definisi)
6. operative language (klausul transaksi)
7. closing (penutup). (Scott J. Burnham, tt: 175)
 Ray wijaya mengemukakan bahwa ada tujuh anatomi kontrak/akta, yaitu:
a. judul (heading)
b. pembukaan
c. komparisi
d. premis (recital)
e. isi perjanjian
f. penutup (clocure/closing)
g. tanda tangan (attestation)
 Sutarno juga mengemukakan struktur dan anatomi kontrak, khususnya perjanjian
kredit, yaitu:
a. judul
b. kepala
c. komparisi
d. konsiderans atau pertimbangan
e. definisi
f. isi pokok (substansi perjanjian
g. bagian penutup
 Hikmahanto Juwana mengemukakan bahwa ada tiga bagian utama dari kontrak,
khususnya kontrak bisnis, yaitu (1) bagian pendahuluan, (2) isi, (3) penutup.

Bagian pendahuluan dibagi menjadi tiga subbagian, sebagai berikut:

1. subbagian pembuka (description of the instrument). Subbagian ini memuat tiga hal
berikut, yaitu:
sebutan atau nama kontrak dan penyebutan selanjutnya (penyingkatan) yang dilakukan
tanggal dari kontrak yang dibuat dan ditandatangani
tempat dibuat dan ditandatanginya kontrak
2. subbagian pencantuman identitas para pihak. Dalam subbagian ini dicantumkan identitas
para pihak yang mengikatkan diri dalam kontrak dan siapa-siapa yang menandatangani
kontrak tersebut. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan tentang identitas para pihak, yaitu:
para pihak harus disebutkan secara jelas
orang yang menandatangani harus disebutkan kapasitasnya sebagai apa
pendefinisian pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak
3. subbagian penjelasan. Pada subbagian ini diberikan alasan/penjelasan mengapa para
pihak mengadakan kontrak (sering disebut bagian premis, witnesseth, whereby, recital,
menerangkan lebih dahulu, dan lain-lain).

Ada empat hal yang tercantum dalam bagian isi, sebagai berikut:

1. klausul definisi (definition)


dalam klausul ini biasanya mencantumkan berbagai definisi untuk keperluan kontrak.
Definisi ini hanya berlaku pada kontrak tersebut dan dapat mempunyai arti khusus dari
pengertian umum. Klausul definisi pentig dalam rangka mengefisienkan klausul-klausul
selanjutnya karena tidak perlu diadakan pengulangan.

2. klausul transaksi (operative language)


adalah klausul-klausul yang berisi tentang transaksi yang akan dilakukan. Misalnya, dalam
jual beli aset, harus diatur tentang objek yang akan dibeli dan pembayarannya. Demikian
pula dengan suatu kontrak patungan, perlu diatur tentang kesepakatan para pihak dalam
kontrak tersebut.

3. klausul spesifik
mengatur hal-hal yang spesifik dalam suatu transaksi. Artinya klausul tersebut tidak
terdapat dalam kontrak dengan transaksi yang berbeda.
4. klausula ketentuan umum
adalah klausul yang sering kali dijumpai dalam berbagai kontrak dagang maupun kontrak
lainnya. Klausula ini antara lain mengatur tentang domisili hukum, penyelesaian sengketa,
pilihan hukum, pemberitahuan, keseluruhan dari perjanjian, dan lain-lain.

Ada dua hal yang tercantum pada bagian penutup, yaitu:

subbagian kata penutup (closing). Kata penutup biasanya menerangkan bahwa perjanjian
tersebut dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang memiliki kapasitas untuk itu atau
para pihak menyatakan ulang bahwa mereka akan terikat dengan isi kontrak.
subbagian ruang penempatan tanda tangan adalah tempat pihak-pihak menandatangani
perjanjian atau kontrak dengan menyebutkan nama pihak yang terlibat dalam kontrak,
nama jelas orang yang menandatangani dan jabatan dari orang yang menandatangani.
 Berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai kontrak yang berdimensi nasional,
maka kita dapat memilah struktur kontrak menjadi 13 (tiga belas) hal pokok. Kedua
belas hal itu meliputi: [10]
1. judul kontrak
2. pembukaan kontrak
3. komparisi
4. resital (konsiderans atau pertimbangan)
5. definisi
6. pengaturan hak dan kewajiban (substansi kontrak)
7. domisili
8. keadaan memaksa (force majeure)
9. kelalaian dan pengakhiran kontrak
10. pola penyelesaian kontrak
11. pola penyelesaian sengketa
12. penutup
13. tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai