Anda di halaman 1dari 22

PERATURAN TENTANG PEMAKAIAN LAMBANG PALANG MERAH

ATAU BULAN SABIT MERAH OLEH PERHIMPUNAN-PERHIMPUNAN


NASIONAL

Diadopsi oleh Konferensi Internasional (Wina, 1965)


Direvisi oleh Council of Delegates (Budapest, 1991)

Intisari dari INTERNATIONAL REVIEW OF THE RED CROSS


Juli Agustus 1992

Terjemahan tidak resmi dari Regulations on the use of the emblem of the Red Cross or the Red Crescent by the
National Societies

1
PERATURAN TENTANG PEMAKAIAN LAMBANG PALANG MERAH
ATAU BULAN SABIT MERAH OLEH PERHIMPUNAN-PERHIMPUNAN
NASIONAL

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................3
BAB I: PERATURAN UMUM............................................................................................................4
Pasal 5: Desain Lambang..................................................................................................................6
Pasal 6: Lambang Harus Tampak Jelas sebagai Alat Perlindungan.................................................7
BAB II: PEMAKAIAN LAMBANG SEBAGAI TANDA PERLINDUNGAN.................................8
Pasal 8: Persetujuan Pemerintah dan syarat-syarat yang menentukan pemakaian Lambang..........8
Pasal 19: Gedung-gedung dan tempat-tempat yang dipakai Perhimpuanan Nasional...................13

2
KATA PENGANTAR

1. Tujuan Peraturan

Peraturan-peraturan ini (selanjutnya disebut Peraturan) menentukan berbagai cara


penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah di atas dasar putih oleh
Perhimpunan-Perhimpunan Nasional, sesuai dengan ketentuan Hukum
Perikemanusiaan Internasional (HPI) dan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (selanjutnya disebut Gerakan).

2. Dasar Hukum

Peraturan berdasarkan pada Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949, terutama


pada Konvensi Pertama (Konvensi untuk perbaikan keadaan anggota Angkatan
Bersenjata yang luka dan sakit di medan pertempuran darat) dan untuk beberapa
ketentuan tertentu pada protokol I tertanggal 8 Juni 1977 sebagai tambahan pada
Konvensi Jenewa, yang berhubungan dengan perlindungan para korban perikaian
bersenjata internasional.

Pasal 44 Konvensi Jenewa Pertama tertanggal 12 Agustus 1949 menyatakan


perbedaan di antara pemakaian lambang sebagai tanda pelindung dan pemakaian
lambang sebagai tanda pengenal, dan penjelasan peraturan-peraturan umum yang
mengatur kedua pemakaian tersebut.

Protokol I memperluas pemakaian lambang sebagai tanda pelindung dengan


memberi kepada Pemerintah Negara yang berwenang (selanjutnya disebut
Pemerintah) kemungkinan untuk diperbolehkannya pemakaian lambang tersebut
sebagai pelindung kepada orang-oorang dan barang-barang yang tidak tercakup
dalam Konvensi 1949, Protokol I selanjutnya memperkenalkan kemungkinan
pemakaian tanda-tanda visual, akustik atau sinyal elektronik yang khas.

3. Bidang Penerapan

Peraturan berlaku bagi semua Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Nasional. Peraturan tersebut mengembangkan Pasal 44 Konvensi Jenewa I yang
menerangkan tentang kewajiban-kewajiban Perhimpunan-Perhimpunan Nasional
berkenaan dengan lambang tersebut. Karena itu batas-batas yang dibebankan pada
pemakaian lambang menurut hukum harus dihormati, tetapi hal ini tidak mencegah
Perhimpunan-Perhimpunan Nasional untuk menetapkan peraturan peraturan yang
lebih ketat.

Bila Protokol I dapat diterapkan, beberapa ketentuan dari peraturan mempunyai arti
yang lebih luas, yang menyangkut Perhimpunan Nasional negara di mana Protokol I

3
berlaku. Protokol I itu tidak menyangkut Perhimpunan Nasional suatu negara yang
tidak ikut serta dalam Protokol I, kecuali dengan persetujuan Pemerintah.

4. Isi Peraturan

Peraturan berisi suatu bab tentang pemakaian lambang sebagai alat perlindungan
dan bab lain tentang pemakaiannya sebagai tanda pengenal. Kedua bab ini didahului
oleh peraturan-peraturan umum yang harus menetapkan garis-garis pedoman untuk
kasus-kasus yang tidak tersebut secara khusus dalam kedua bab tersebut.

Pasal-pasal Peraturan biasanya disertai dengan uraian yang dicetak miring yang, bila
diperlukan, menunjuk ke pasal-pasal Konvensi-Konvensi Jenewa dan Protokol I yang
terkait.

BAB I: PERATURAN UMUM

Pasal 1: Tujuan Lambang

Pemakaian Lambang sebagai alat pelindung dimaksudkan untuk menandai personil serta
perlengkapan agama dan medis dan rohaniawan dan perlengkapan yang harus dihormati
dan dilindungi di waktu konflik-konfik bersenjata.

Pemakaian lambang sebagai alat pengenal dimaksudkan untuk menunjukan orang-orang


atau barang-barang berhubungan dengan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Hanya ada satu lambang, tetapi lambang itu dapat dipakai untuk dua tujuan yang
berbeda: fungsi pertama dari Lambang adalah sebagai tanda perlindungan yang diberikan
oleh Hukum Perikemanusiaan Internasional kepada orang-orang dan barang-barang
tertentu, khususnya mereka yang termasuk atau diperbantukan bagi Dinas Medis
Angkatan Bersenjata, dan staf Medis dari Perhimpunan-Perhimpunan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Nasional, dan dari Organisasi-organisasi pertahanan sipil (Pasal 38 dan
44, Konvensi Pertama; Pasal 8 (c) Protokol I). Fungsi kedua hanya menunjukan bahwa
orang-orang atau benda-benda yang memakainya memiliki kaitan dengan Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah.

Pasal 2: Wewenang Perhimpunan Nasional

Perhimpunan Nasional dapat memakai lambang itu sebagai alat pelindung hanya dengan
persetujuan dari dan sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh Pemerintah.

Perhimpunan Nasional dapat memakai lambang itu sebagai tanda pengenal di waktu
damai dan selama konflik-konflik bersenjata dalam batas-batas yang ditentukan dalam
perundang-undangan nasional, Peraturan ini dan statuta-statutanya.

4
Perihal paragraf 1: Karena itu, Perhimpunan Nasional tidak mempunyai hak untuk
memakai lambang sebagai alat perlindungan hanya karena ia adalah Perhimpunan
Nasional. Pemerintahlah yang harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
mengizinkan dan untuk mengawasi pemakaian lambang sebagai alat pelindung. Untuk
menghindari Perhimpunan Nasional berada dalam keadaan tidak siap dalam peristiwa
konflik bersenjata, Pemerintah harus sudah menentukan peran Perhimpunan Nasional di
waktu damai sebagai pembantu dinas Medis Angkatan Bersenjata dan haknya untuk
memakai lambang sebagai personil dan perlengkapan medis.

Pasal 3: Martabat dan Kehormatan Lambang

Perhimpunan Nasional boleh memakai lambang hanya untuk kegiatan-kegiatannya yang


sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Konferensi-Konferensi Internasional
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Hal ini menjamin bahwa sepanjang waktu tidak
akan ada yang menodai martabat atau mengurangi penghormatan terhadap lambang.

Prinsip-Prinsip tersebut, khususnya Prinsip-Prinsip Dasar, adalah prinsip-prinsip yang


memberi pada Gerakan tujuan-tujuannya dan merupakan dasar dari tindakannya yang
spesifik: bantuan sukarela kepada mereka yang menderita, kepada para korban langsung
atau tidak langsung dari konflik-konflik, dan dari bencana bencana alam dan sosial. sebab
adanya Palang Merah / Bulan Sabit Merah dikemukakan dalam mukadimah statuta
gerakan.

Perhimpunan-Perhimpunan Nasional akan menahan diri untuk tidak memperlihatkan


lambang pada waktu melakukan kegiatan kegiatannya yang hanya mempunyai hubungan
yang lemah dengan misi penting mereka.

Pasal 4: Perbedaan Antara Kedua Pemakaian

Kebingungan antara pemakaian lambang sebagai alat perlindungan dan sebagai alat
pengenal harus dihindarkan. Dalam konflik-konflik bersenjata, Perhimpunan Nasional yang
melanjutkan kegiatan-kegiatan masa damainya harus mengambil semua tindakan yang
perlu guna menjamin bahwa lambang yang dipakai sebagai alat pengenal, yang terdapat
pada orang-orang atau barang-barang, terlihat hanya sebagai tanda hubungan mereka
dengan Perhimpunan Nasional, dan bukannya sebagai pemberian hak atas perlindungan
di bawah Hukum Perikemanusiaan Internasional. Khususnya, Lambang itu secara relatif
harus kecil dan tidak boleh dipakai pada ban lengan atau di atas atap.

Perhimpunan Nasional harus berpaya untuk mengikuti peraturan terakhir di waktu damai
guna menghindari setiap kebingungan dengan memakai lambang sebagai alat
perlindungan sejak awal konflik.

5
Bukanlah desain lambang yang dapat menimbulkan kebingungan melainkan keadaan
dimana lambang tersebut diperlihatkan. karena itu, khususnya dalam situasi-situasi
dimana lambang dapat juga dipakai sebagai alat perlindungan, yaitu dalam konflik-konflik
bersenjata,maka perlu dihindari kebingungan tersebut. Untuk menghilangkan resiko ini,
dianjurkan agar perhimpunan-perhimpuan Nasional memakai lambang dengan ukuran
yang relatif kecil sebagai tanda pengenal, sejak diwaktu damai. Untuk alasan yang sama,
selanjutnya disarankan agar di waktu damai, Perhimpunan-Perhimpunan Nasional jangan
memakai lambang tersebut pada ban lengan, di atas atap-atap atau bahkan pada
bendera-bendera. Meskipun demikian, pemakaian lambang dalam ukuran besar
diperbolehkan dalam kasus-kasus tertentu, seperti event-event di mana bagi Petugas
Pertolongan Pertama, lambang itu penting agar mudah dikenal.

Pasal 5: Desain Lambang

Lambang dipakai sebagai alat perlindungan harus selalu mempertahankan bentuknya


yang orisinil yaitu tidak ada yang ditambahkan baik pada Palang, Bulan Sabit maupun
pada dasar putihnya. Sebagai palang harus diunakan dua potongan yang bersilang, yang
satu tegak dan yang lain dartar, menyilang ditengah. Bentuk dan arah bulan sabit tidak
diatur. baik palang maupun bulan sabit tidak dikhususkan. Warna merahnya tidak
dikhususkan dasarnya harus selalu putih.

Lambang yang digunakan sebagai tanda pengenal harus disertai dengan nama atau inisial
dari Perhimpunan Nasional. Tidak diperkenankan untuk menggambar ataupun menulis
apapun pada palang maupun bulan sabit, yang harus tetap menjadi unsur dominan dari
lambang tersebut. Dasar lambang harus selalu putih.

Pemakaian lambang untuk tujuan hiasan diperkenankan, dalam batas-batas pasal tiga,
pada waktu event-event umum atau di atas bahan yang dimaksudkan untuk
memasyarakatkan Perhimpunan Nasional dan Gerakan,seperti film, publikasi, medali atau
tanda-tanda penghargaan lain. Untuk pemakaian seperti itu, desain yang lebih bebas
diperkenankan, asal perundang-undangan nasional tidak melarangnya . Lagipula,
lambang yang dipakai sebagai alat pengenal harus sedapat mungkin diperlihatkan
bersama-sama dengan desain dekoratif.

Perihal paragraf 1: Desain lambang harus jelas sehingga orang-orang dan barang-barang
yang berhak memakainya dapat dengan mudah dikenali dan dengan demikian dilindungi
dengan efektif. Meskipun demikian, perlindungan tidak tergantung pada lambang: orang
yang dilindungi tidak kehilangan haknya atas perlindungan, walaupun orang itu tidak
ditandai lambang atau ditandai dengan lambang yang bentuknya tidak semestinya.

Perihal paragraf 2 dan 3: Harus ada perbedaan antara pemakaian sebagai alat pengenal
yang memperlihatkan bahwa seseorang atau sebuah barang ada hubungannya dengan
perhimpunan, dalam kasus mana desain yang ketat adalah penting, dan pemakaian

6
sebagai tanda pengenal untuk tujuan memasyarakatkan Perhimpunan Nasional dan
Gerkan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, dalam kasus mana diperkenankan memakai
desain yang lebih bebas, asalkan desain itu tidak merugikan martabat lambang.
Mengingat kasus terakhir, Perhimpunan Nasional berwenang untuk menentukan,
tergantung pada peundang-undangan Nasional dan konteks nasional, apakah mungkin
atau pantas mengijinkan pemakaian seperti itu. Desain yang lebih bebas dapat terdiri
dari, misalnya palang merah dipinggiri emas, bulan sabit merah dengan warna nuansa
merah, sebuah palang yang pantas, sebuah lambang dengan sebuah motif. Perhimpunan
tidak boleh memperlihatkan desain seperti itu di gedung-gedung yang dipakainya atau di
atas kepala suratnya, karena ini merupakan kasus-kasus khusus pemakaian sebagai alat
pengenal.

Pasal 6: Lambang Harus Tampak Jelas sebagai Alat Perlindungan

Lambang yang dipakai sebagai tanda perlindungan harus dapat dikenali dari jarak sejauh
mungkin. Dalam keadaan itu lambang tersebut harus sebesar yang diperlukan. Di waktu
malam atau bila tidak dapat terlihat dengan jelas, lambang itu boleh diterangi atau
disorot. Lambang sedapat mungkin harus dibuat dari bahan-bahan yang membuatnya
mudah dikenali dengan sarana-sarana teknik pendeteksian dan diperlihatkan pada
bendera-bendera atau permukaan-permukaan yang datar, yang sedapat mungkin dapat
dilihat dari semua arah, termasuk dari udara.

Pasal 7: Peraturan Intern Perhimpunan Nasional

Perhimpunan nasional harus menentukan syarat-syarat yang menentukan pemakaian


lambang dalam peraturan-peraturan atau intruksi-intruksi intern.

Peraturan-Peraturan atau instruksi-instruksi dapat terdiri dari, misalnya :

A. Mengenai pemakaian Lambang sebagai tanda Perlindungan.

- Referensi pada perundang-undangan Nasional tentang pokok persoalan dan


pada Peraturan;

- Penunjukan para penguasa yang berwenang yang dapat memberi ijin


pemakaian lambang;

- Daftar langkah-langkah yang harus diambil pada awal sebuah konflik untuk
menghindari kebingungan dengan pemakaian lambang sebagai alat pengenal;

- Sayarat-syarat yang menentukan pemakaian lambang untuk orang-orang dan


barang-barang Perhimpunan Nasional.

7
B. Pengenai Pemakaian lambang sebagai tanda Pengenal.

- Referensi pada perundang-undangan nasional tentang pokok persoalan dan


pada Peraturan.

- Syarat-syarat yang menentukan pemakaian lambang oleh anggota


Perhimpunan Nasional dan para anggota remaja Palang Merah atau Bulan Sabit
Merah;

- Pernyataan mengenai orang-orang lain yang bukan anggota Perhimpunan


Nasional, tetapi dilatih dan diijinkan memakai lambang oleh Perhimpunan
Nasional;

- Daftar tempat-tempat pemberian bantuan dan mobil-mobil ambulans yang


dikelola oleh pihak ketiga dan yang diijinkan memakai lambang;

- Dimensi dan proporsi lambang;

- Perincian mengenai pemakaian lambang untuk tukuan pengumpulan dana dan


penyenbarluasan, dan mengenai medali-medali atau tanda-tanda penghargaan
lain;

- Peraturan-peraturan yang menentukan surat-surat perjalanan yang dibawa


orang-orang untuk membenarkan pemakaian lambang oleh mereka, atau
orang-orang yang bertanggung jawab atas barang-barang yang ditandai
dengan lambang.

BAB II: PEMAKAIAN LAMBANG SEBAGAI TANDA PERLINDUNGAN

Bagian 1: PRINSIP UMUM

Pasal 8: Persetujuan Pemerintah dan syarat-syarat yang menentukan


pemakaian Lambang

Sebelum memakai lambang sebagai tanda perlindungan, Perhimpunan Nasional harus


mendapat ijin Pemerintah dan dengan demikian menetapkan peraturan-peraturan yang
menentukan pemakaiannya. Perhimpunan Nasional harus mengambil tindakan-tindakan
yang perlu agar para anggotanya menghormati peraturan-peraturan itu dan untuk
menghindari kebingungan mengenai pemakaian lambang sebagai alat pengenal.

Perhimpunan Nasional harus berupaya sejak diwaktu damai untuk menetapkan bersama
dengan Pemerintah, peraturan-peraturan yang menentukan pemakaian lambang sebagai

8
tanda perlindungan oleh personil dan pada perlengkapan medisnya, pada waktu konflik
bersenjata. Mengenai resiko timbulnya kebingungan, lihat Pasal 4 di atas.

Dalam kasus-kasus dimana secara praktis tidak mungkin bagi Pemerintah untuk
memberikan ijinnya (misalnya, dalam hal gangguan-gangguan serius), dan di mana ada
keperluan yang jelas dan urgen untuk tindakan-tindakan perikemanusiaan, Perhimpunan
Nasional dapat bertindak dengan anggapan bahwa ijin seperti itu telah diberikan. Ini
karena prinsip kemanusiaan menghendaki pengambilan tindakan. Selanjutnya,
Perhimpunan Nasional tidak perlu takut akan hukuman menurut hukum internasional
karena tujuan utama hukum internasional adalah untuk melayani umat manusia;
dihadapkan pada kebutuhan yang menyolok untuk tindakan perikemanusiaan, rintangan
formal seperti tersebut di atas, tidak boleh dibiarkan untuk menghalangi suatu inisiatif
yang begitu jelas sesuai dengan semangat hukum. Butir-butir ini sesuai dengan Pasal 8
sampai 10 Peraturan ini.

Bagian 2: ORANG-ORANG

Pasal 9: Personil Medis Perhimpunan Nasional

Personil medis Perhimpunan Nasional yang diijinkan memakai lambang sebagai tanda
perlindungan harus memperlihatkannya selama pelaksanaan tugas mereka dengan cara
yang memastikan bahwa lambang itu dapat terlihat secara optimal.

Sebagai bukti atas status mereka, personil ini harus membawa kartu tanda pengenal yang
dikeluarkan oleh yang berwenang.

Perihal paragraf 1: Status personil medis diberikan kepada personil Perhimpunan Nasional
pada waktu personil itu ditempatkan untuk diperbantukan kepada dinas Medis Angkatan
Bersenjata (Pasal 26, Konvensi Pertama) dan pada waktu selesai masa tugasnya, personil
dilibatkan secara teratur dan khusus dalam pengelolaan dan administrasi Rumah Sakit
Sipil (Pasal 20 Konvensi Keempat).

Menurut protokol I Pemerintah dapat memberikan hak memakai lambang sebagai tanda
perlindungan kepada semua personil medis sipil, yang dengan demikian dapat mencakup
personil medis Perhimpunan Nasional yang tidak termasuk dalam Konvensi 1949. Definisi
personil medis tertera pada pasal 8 subparagraf (c) dari Protokol I.

Penting untuk diperhatikan agar lambang tampak dengan jelas, terutama pada waktu
lambang dipakai di wilayah-wilayah pendudukan dan daerah-daerah dimana pertempuran
sedang pecah atau tampak akan pecah. Lihat juga Pasal 6 di atas.

Perihal paragraf 2: Lihat Pasal 40 dan 41 dan tambahan II, Konvensi Pertama, dan Pasal
18, paragraf 3, Protokol I dan Pasal 1 dan 2 Tambahan I pada Protokol I. Perhimpunan

9
Nasional harus, jika perlu, mengingatkan Pemerintah akan tugasnya untuk mengeluarkan
kartu-kartu pengenal semacam itu kepada personil medis Perhimpunan.

Bagian 3: BARANG-BARANG

Pasal 10: Unit-unit dan transport medis perhimpunan Nasional

Unit-Unit dan transport medis Perhimpunan Nasional yang diijinkan Pemerintah untuk
memperlihatkan lambang sebagai tanda perlindungan harus melakukannya dengan cara
yang menjamin agar lambang tersebut tampak secara optimal.

Dalam Konvensi-Konvensi, unit-unit dan transport medis termasuk unit-unit dan yayasan-
yayasan medis, gedung-gedung medis, perlengkapan dan transport medis (lihat Bab III,
V dan VI Konvensi Perrtama). mengenai Perhimpunan Nasional, unit-unit dan transport
medis ini mencakup rumah-rumah sakit, mobil-mobil ambulans, kapal-kapal kesehatan,
pesawat terbang dan gudang-gudang bahan medis bila ditempatkan untuk dipakai oleh
dinas Medis Angkatan Bersenjata, dan juga rumah-rumah sakit sipil milik Perhimpunan
Nasional, dan bila rumah-rumah sakit ini telah diakui sebagaimana mestinya dan diijinkan
oleh Pemerintah untuk memperlihatkan lambangnya (lihal Pasal 18 Konvensi keempat).

Menurut Protokol I Pemerintah dapat memberi hak pemakaian Lambang sebagai tanda
Perlindungan kepada semua unit medis sipil dan sarana-sarana transport medis, yang
karenanya dapat mencakup unit medis dan sarana transport medis Perhimpunan Nasional
yang tidak termasuk Konvensi Jenewa 1949. Definisi tentang unit-unit medis dan sarana-
sarana transport medis dikemukakan pada pasal 8, subparagraf (e), (f) dan (g) Protokol I

Ulasan terinci agar lambang tampak jelas, dimuat dalam Pasal 42 Konvensi Pertama dan
Bab II Tambahan I pada Protokol I. Lihat juga Pasal 6 di atas.

Pasal 11: Peraturan-peraturan spesifik mengenai pemberian tanda

Kapal-Kapal kesehatan dan kapal-kapal penyelamat pantai Perhimpunan Nasional harus


ditandai dengan lambang sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 43 Konvensi Jenewa
Kedua 1949.

Pesawat medis Perhimpunan Nasional harus ditandai sesuai dengan Pasal 36 Konvensi
Pertama.

Perihal paragraf 1: Kapal-kapal kesehatan dan kapal-kapal penyelamat pantai (atau


penyelamat sebagaimana mereka disebut sekarang, karena kapal-kapal itu sering
mempunyai daya angkut yang besar dan dapat berlayar jauh, kapal-kapal itu dapat
beroperasi jauh dari pantai) harus membawa dokumen dari yang berwenang yang
menyatakan bahwa kapal-kapal tersebut ada dibawah pengawasannya pada waktu kapal-

10
kapal itu sedang diperlengkapi atau pada waktu kapal-kapal itu siap berlayar. Nama dan
ciri kapal-kapal tersebut harus diberitahukan kepada semua pihak yang berkonflik. Kapal-
kapal kesehatan dan kapal-kapal penyelamat ini bebas dari penangkapan. Peraturan
pemberian tanda yang lebih terinci ditulis dalam Pasal 43 Konvensi Kedua. Lihat juga
Pasal 22 sampai 35 Konvensi Kedua. Kapal-kapal dan pesawat ini tidak bebas dari
penangkapan.

Perihal paragraf 2: Ketentuan-ketentuan yang relevan adalah Pasal 36 Konvensi Pertama,


Pasal 39 Konvensi Kedua, Pasal 22 Konvensi Keempat, Pasal-pasal 24 sampai 31 Protokol
I, dan Pasal 5 sampai 13 Tambahan I pada Protokol I.

Pasal 12: Tanda-Tanda Khusus Pilihan

Dengan persetujuan Pemerintah, di samping lambang, Perhimpunan Nasional boleh


membuat agar unit-unit dan transport medisnya dikenal dengan tanda-tanda khas yang
tidak diwajibkan tetapi diakui, yaitu: tanda lampu biru, tanda radio dan sarana
pengenalan elektronik.

Peraturan-peraturan tentang tanda-tanda khusus dapat ditemukan di :

- Tambahan I pada Protokol I, Pasal 5 sampai 8;

- Dokumen 9051 (lampu biru) dari Airworthiness Technical Manual yang


dikeluarkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO);

- Bagian II Pasal 40 dan bagian III Pasal N40 (transport medis) dari Peraturan
Radio yang dikeluarkan oleh Intenational Telecommunication Union (ITU);

- Bab XIV International code of Signals yang dikeluarkan oleh International


Maritime Organization (IMO)

Pasal 13: Pemberian tanda sudah sejak waktu damai

Dengan persetujuan Pemerintah, Perhimpunan sejak diwaktu damai, boleh menggunakan


lambang dan tanda-tanda yang khas dan fakultatif untuk mengenali unit-unit dan
transport-transport. tugas unit dan transport tersebut untuk tujuan medis di waktu ada
konflik bersenjata telah ditentukan dengan pasti.

Bagian 4: PERATURAN-PERATURAN SPESIFIK

11
Pasal 14: Pemakaian lambang secara bersamaan baik sebagai tanda
perlindungan maupun sebagai tanda pengenal

Perhimpunan Nasional boleh mengijinkan anggota-anggotanya untuk memperlihatkan


lambang sebagai alat pengenal, bersama dengan namanya, bersamaan dengan lambang
yang dipakai sebagai tanda perlindungan, kecuali jika diperintahkan lain oleh Pemerintah.

Dalam kondisi yang sama, barang-barang yang ditempatkan untuk dipakai Pemerintah
juga boleh memakai lambang dengan nama Perhimpunan.

Dalam kasus-kasus seperti itu, lambang yang dipakai sebagai alat pengenal dan nama
Perhimpunan Nasional harus berukuran kecil.

Pasal 15: Perhimpunan Nasional suatu negara netral atau negara lain yang
tidak terlibat dalam konflik

Perhimpunan Nasional suatu negara netral atau negara lain yang tidak terlibat dalam
konflik, yang bermaksud untuk memberi personil atau barang medis kepada pihak
manapun yang terlibat dalam konflik bersenjata harus lebih dulu mendapat persetujuan
dari pihak tersebut dan dari pihak Pemerintah negaranya sendiri. Peraturan-peraturan
yang menentukan pemakaian lambang sebagai tanda perlindungan harus ditetapkan oleh
pihak yang bertikai tersebut. Orang-orang dan barang-barang tersebut boleh
memperlihatkan lambang sejak waktu keberangkatan mereka untuk bertugas.

Untuk butir ini lihat Pasal 27, Konvensi Pertama.

Bab III: PEMAKAIAN LAMBANG SEBAGAI TANDA PENGENAL

Bagian I: ORANG-ORANG

Pasal 16: Para anggota dan karyawan Perhimpunan Nasional

Pada waktu bertugas para anggota dan karyawan Perhimpunan Nasional boleh memakai
lambang yang biasanya berukuran kecil.

Pada waktu tidak bertugas, para anggota hanya boleh memakai lambang dalam ukuran
yang sangat kecil, misalnya dalam bentu peniti atau lencana.

Kecuali dalam keadaan yang luar biasa, lambang harus disertai nama atau inisial
Perhimpunan Nasional.

Perihal paragraf 1: Meskipun dalam pemakaiannya sebagai alat pengenal, lambang


biasanya berukuran kecil, kadang-kadang boleh berukuran besar, khususnya bila

12
dimaksudkan untuk memudahkan pengenalan petugas Pertolongan Pertama (lihat Pasal 4
di atas dan uraiannya).

Perihal paragraf 2: Dalam kasus ini lambang harus dalam ukurang sangat kecil karena
pemakaiannya tidak berhubungan dengan kegiatan specifik apapun yang dilaksanakan
atas nama Perhimpunan.

Perihal paragraf 3: Pada umumnya para sukarelawan harus dapat dikenali sebagai
anggota Perhimpunan Nasional. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus, misalnya
selama ada gangguan dalam negeri, para anggota sebaiknya diperbolehkan untuk tidak
memakai nama atau inisial Perhimpunan bersama lambang bila tanda-tanda seperti itu
dapat merintangi pekerjaan mereka.

Pasal 17: Para anggota Pemuda Palang Merah atau Bulan Sabit Merah

Pasal 16 di atas dapat diterapkan. Lambang harus disertai kata-kata Pemuda Palang
Merah atau Pemuda Bulan Sabit Merah atau huruf inisial PPM/PBSM.

Pasal 18: Orang-orang lain yang diijinkan oleh Perhimpunan Nasional untuk
memakai Lambang

Dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan internnya sendiri, Perhimpunan


Nasional dapat mengesahkan orang-orang yang bukan anggota Perhimpunan Nasional,
tetapi telah mengikuti kursus-kursusnya atau lulus ujian-ujiannya, untuk memakai
lambang dengan ukuran yan sangat kecil dan disertai nama atau huruf inisial
Perhimpunan Nasional, misalnya dalam bentuk peniti atau lencana.

Orang-orang ini biasanya Petugas Pertolongan Pertama atau para perawat sehingga
menjadi perhatian orang ramai.

Bagian 2: BARANG-BARANG

Pasal 19: Gedung-gedung dan tempat-tempat yang dipakai Perhimpuanan


Nasional

Lambang yang disertai nama Perhimpunan Nasional boleh dipamerkan di atas Gedung
dan tempat-temapat yang dipakai oleh Perhimpunan, baik tempat-tempat itu milik
Perhimpunan Nasional maupun bukan.

Bila hanya sebagaian saja dari gedung yang dipakai Perhimpunan Nasional, lambang
boleh dipamerkan hanya di bagian yang ditempatinya.

13
Lambang harus dalam ukuran relatif kecil dan tidak boleh dipamerkan di atas atap, untuk
menghindari kebingungan dengan pemakaian lambang sebagai tanda perlindungan bila
ada konflik bersenjata.

Perihal paragraf 2: Bila Perhimpunan memakai gedung bersama dengan orang-orang atau
perhimpunan-perhimpunan lain, Perhimpunan Nasional harus menjamin bahwa kegiatan
tetangga-tetangganya tidak merusak martabat lambang secara tidak langsung.

Perihal paragraf 3: Mengenai resiko kebingungan, lihat Pasal 4 di atas.

Pasal 20: Gedung dan tempat milik Perhimpunan Nasional yang tidak ditempati
olehnya

Perhimpunan Nasional tidak boleh menandai dengan lambang, gedung-gedung atau


tempat-tempat miliknya, yang tidak ditempatinya melainkan disewakan atau dipinjamkan
kepada pihak-pihak ketiga.

Pasal 21: Rumah sakit, tempat pemberian pertolongan1 dan sarana


pengangkutan Perhimpunan Nasional

Lambang yang disertai Perhimpunan Nasional boleh terdapat di rumah-rumah sakit dan
tempat-tempat pemberian pertolongan yang dikelola Perhimpunan, dan pada sarana
transport, khususnya mobil-mobil ambulans yang dipakai anggota-anggota dan
karyawannya. Sesuai dengan Pasal 13, lambang yang dipakai seperti itu harus berukuran
relatif kecil untuk mecegah kebingungan dengan pemakaian lambang sebagai tanda
perlindungan bila ada konflik bersenjata.

Berkenaan dengan rumah-rumah sakit, harus dicatat bahwa pemakaian lambang sebagai
tanda pengenal, semata-mata dicadangkan untuk rumah-rumah sakit Perhimpunan
Nasional, tetapi dengan tidak melupakan bahwa dengan persetujuan Pemerintah
rumah-rumah sakit yang Pemerintah maksudkan untuk diijinkan memamerkan lambang
sebagai tanda perlindungan pada waktu ada konflik bersenjata mungkin telah ditandai
demikian sudah sjak diwaktu damai (lihat Pasal-pasal 10 dan 13 di atas.

Guna mencegah setiap pemakaian yang salah, Perhimpunan nasional harus


menghilangkan atau menutup lambang dan namanya, jika Perhimpunan itu meminjamkan
sarana transportnya kepada organisai-organisasi lain.

Mengenai resiko kebingungan, lihat Pasal 4 di atas.

1
lihat Pasal 21

14
Pasal 22 : Tempat Pemberian Pertolongan2 dan mobil ambulans yang dikelola
atau dipakai pihak ketiga

Perhimpunan Nasional boleh memberi ijin kepada pihak-pihak ketiga untuk memakai
lambang, di waktu damai dan sesuai dengan undang-undang Nasional, untuk menandai
tempat-tempat pemberian pertolonga yang dipakai semata-mata untuk memberi
perawatan gratis dan mobil-mobil ambulans.

Perhimpunan Nasinal hanya akan memberi ijin ini sebagai pengganti hak untuk secara
teratur mengawasi pemakaian lambang. Perhimpunan harus tetap mempunyai hak untuk
menarik kembali ijin ini pada sembarang waktu dan yangsegera berlaku.

Pasal 44, paragraf 4 Konvensi Pertama memperbolehkan memberiakn tanda, selain mobil-
mobil ambulans, juga kepada tempat-tempat pemberian bantuan yang semata-mata
ditugaskan untuk tujuan memberikan perawatan Cuma-Cuma.
Pengalaman telah menunjukan bahwa peraturan tentang perawatan gratis ini sering
ditafsirkan dengan keadaan yang agak lentur. Kenyataan ini dapat diterima, dan sesuai
dengan semangat Konvensi, hanya apabila perawatan itu sama sekali tidak
tergantungpada pembayaran biaya, dan gagasan jasa sukarela yang berkaitan dengan
Gerakan ditegakkan.

Bagian 3: PENYEBARLUASAN DAN PENGUMPULAN DANA

Pasal 23: Kampanye dan peristiwa-peristiwa yang diorganisir Perhimpunan


Nasional

Perhimpunan Nasional boleh memakai lambang ntuk mendukung kampanye-oampanye


dan peristiwa-peristiwa yang diorganisirnya untuk memperkenalkan kegiatan-kegiatannya,
guna meyebarluaskan pengetahuan tentang Hukum Perikemanusiaan Internasional dan
tentang Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan, atau untuk mengumpulkan dana, dalam batas-
batas Pasal 2 sampai 5 dari Peraturan.

Pada waktu dipamerkan pada bahan cetak, barang-barang atau alat-alat iklan lain dari
kampanye semacam itu, lambang harus disertai dengan nama Perhimpunan atau dengan
2
Konvensi Persatuan Bangsa-bangsa tentang tanda-tanda penunjuk jalan dan rambu-rambu jalan yang disetujui di
Wina pada tanggal 8 Nopember 1968, dan perjanjian Eropa yang melengkapinya dan diterima di Jenewa pada tanggal 1
Mei 1971, termasuk 2 tanda jalan yang memperlihatkan lambang:
a) tanda Pos Perotongan Pertama (F, 1a), terdiri dari palang merah atau bulan sabit merahdi atas dasar putih,
keseluruhannya dipinggiri warna biru. Karena ini merupakan pemakaian lambang sebagai tanda pengenal,
Perhimpunan Nasional harus meminta Pemerintah menggunakan tanda ini hanya untuk menandai tempat-tempat
pemberian pertolongan yang dikelola atau diijinkan oleh Perhimpunan Nasional;
b) tanda rumah sakit (E, 12b), terdiri dari palang merah atau bulan sabit merah di atas dasar biru dengan tempat
tidur putih, karena ini adalah pemakaian pamakaian lambang yang salah, Perhimpunan Nasional harus meminta
Pemerintah untuk hanya menggunakan tanda rumah sakit yang lain (E, 12a). Tanda ini juga terdapat dalam
perjanjian ini dan terdiri dari huruf H berwarna putih di atas dasar biru.

15
teks atau gambar publisitasnya, sejauhmana dimungkinkan dalam pelaksanaannya.
Barang-barang itu tidak boleh dengan cara apapun menunjukan perlindungan hukum
perikemanusiaan internasional atau keanggotaan Gerakan, atau menyebabkan pemakaian
yang salah di kemudian hari. Barang itu harus dibuat dalam ukuran yang diperkecil atau
dari bahan yang mudah rusak.

Sebuah Perhimpunan Nasional yang bekerja sama dengan sebuah perusahaan niaga atau
organisasi lain untuk mengumpulkan dana atau melanjutkan kegiatan penyebarluasannya,
boleh memamerkan tanda dagang perusahaannya, logo atau nama di atas barang-barang
yang dipakai Perhimpunan, pada bahan-bahan iklannya atau barang-barang yang
dijualnya, asalkan syarat-syarat berikut dipenuhi.
a) jangan menimbulkan kebingungan dalam pikiran khalayak ramai antara kegiatan-
kegiatan perusahaan atau kwalitas produknya dengan lambang atau Perhimpunan
Nasional it sendiri.
b) Perhimpunan Nasional harus mempertahankan pengawasan seluruh kampanye,
terutama pada pemilihan barang-barang dimana tanda dagang perusahaan, logo
atau nama dipamerkan, serta tempat, bentuk dan ukuran pemberian tanda seperti
itu;
c) Kanpanye harus dikaitkan dengan satu kegiatan khusus dan pada umumnya,
dibatasi dalam waktu dan daerah geografisnya;
d) Perusahaan yang bersangkutan tidak sama sekali tidak boleh terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang berlawanan dengan tujuan dan Prinsip-prinsip Gerakan
atau yang dapat dinilai masyarakat sebagai kontroversial;
e) Perhimpunan Nasinal harus tetap mempnyai hak untuk membatalkan kontraknya
dengan perusahaan yang bersangkutan pada sembarang waktu dan melakukannya
dalam jangka waktu pemberitahuan yang sangat pendek, seandainya kegiatan
perusahaan merusak kehormatan atau martabat lambang;
f) Keuntungan materi atau financial yang diporel Perhimpunan Nasional dari
kampanye harus besar tetapi tanpa membahayakan kemerdekaan Perhimpunan;
g) Kontrak antara Perhimpunan Nasional dan partnernya harus secara tertulis;
h) Kontrak itu harus disetujui Pimpinan Pusat Perhimpunan Nasional

Perhimpunan Nasional boleh mengijinkan perusahaan-perusahaan dagang atau


organisasi-organisasi lain menyebutkan dalam bahan iklan mereka bahwa mereka telah
memberi sumbangan atau menyumbang secara lain kepada pekerjaan Perhimpunan
Nasional. Penyebutan seperti itu boleh juga diijinkan pada produk-produk yang akan
dijual, yang hasil penjualannya akan disumbangkan secara penuh atau sebagian kepada
Perhimpunan Nasional. tetapi ijin seperti itu harus berdasarkan kepada kerelaan
sepenuhnya terhadapp syarat-syarat yang dikemukakan dalam paragraf-paragraf
sebelumnya, sub-paragraf a, c, d, e, f,g dan h. Selama kampanye promosi, perhimpunan
Nasional tetap berwenang untuk memeriksa laporan perusahaan yang berhubungan
dengan kampanye tersebut. Lagi pula, Perhimpunan Nasional harus memonitor dengan
seksama cara bagaimana bantuan digambarkan dalam bahan iklan atau pada produk-
produk tersebut di atas. Perturan yang sama berlaku pada setiap foto atau bahan visual

16
lain yang dipakai dalam konteks kampanye. Perhimpunan tidak akan mengijinkan
lambangnya terlihat pada barang-barang yang akan dijual, dan dapat mengijinkan
lambangnya terlihat pada bahan advertensi hanya dengan pengendalian yang ketat dan
dengan syarat bahwa lambang berukuran kecil dan disertai keterangan yang jelas
mengenai bantuan yang diterima oleh Perhimpunan. Perhimpunan Nasional harus
menjamin bahwa syarat-syarat yang menentukan pemakaian lambang merupakan bagian
yang penting dari kontraknya dengan perusahaan, dan bahwa pelanggaran yang
disengaja terhadap syrat-syarat itu memberi hak kepada Perhimpunan untuk mengakhiri
kontrak yang segera berlaku, tanpa dibebani penggantian kerugian apapun.

Perihal paragraf 1: Penunjukan ke Pasal 3 di atas memberi kesimmpulan bahwa nama


dan lambang boleh dipakai untuk tujuan pengumpulan dana dengan menjual barang atau
memberi pelayanan sementara, tetapi tifak boleh, misalnya, menjual jasa yang terus
menerus atau untuk jangka waktu lama, terutama jika layanan itu tidak ada hubungannya
dengan kegiatan-kegiatan Gerakan yang tradisional atau bersaing dengan layanan-
layanan lain yang serupa yang diberikan atas dasar komersil. tujuannya adalah untuk
mencegah penjualan barang-barang atau jasa-jasa Perhimpunan Nasional dan event-
event yang diorganisirnya menjadi pekerjaan yang lebih dipentingkan dari pada kegiatan
kegiatan perikemanusiaan dan sosialnya.

Periahal paragraf 2: Bahan Advertensi seperti itu, yang dibagikan atau dijual kepada
masyarakat, dapat terdiri dari bahan cetak dan beraneka ragam barang : surat-surat
selebaran, terbitan-terbitan, poster-poster senderamata-cenderamata berupa perangko,
film, pensil dan sebagainya. Mengenai pemakaian bendera atau spandul, penting untuk
memastikan bahwa lambang itu disertai dengan nama Perhimpunan Nasional, atau teks
atau gambar publisitas, mengingat resiko kebingungan yang dapat ditimbulkan oleh
barang-barang tersebut, pada waktu ada konflik bersenjata, dengan lamabng yang
dipakai sebagai tanda perlindungan.

Perihal paragraf 3: Ketetapan umum yang dikemukakan di kedua paragraf pertama jelas
berlaku untuk situasi-situasi spesific yang digambarkan dalam paragraf 3. Penggunaan
lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah atau nama oleh perorangan,
perhimpunan-perhimpunan, firma-firma atau perusahaan-perusahaan baik umum maupun
swasta dilarang oleh Hukum Perikemanusiaan Internasinal ( Konvensi jenewa Pertama,
Pasal 53). Meskipun demikian bagi Perhimpunan Nasional dapat diterima untuk
menyatakan bahwa Perhimpunan itu telah menerima bantuan tertentu dari sebuah
perusahaan dagang atau organisasi lain. dengan tetap merahasiakan para penyumbang
bantuan seperti itu, dapat berarti bahwa Perhimpunan Nasional akan kehilangan sumber-
sumber dana utama atau keuntungan-keuntungan lain. meskipun demikian adalah
penting bahwa Perhimpunan Nasional memonitor dengan ketat cara bagaimana bantuan
dipublikasikan untuk mencegah setiap penyalahgunaan atau resiko kebingungan di dalam
pikiran masyarakat. Syarat-Syarat yang dikemukakan dalam paragraf 3 memberi garis-
garis pedoman yang tepat berkenaan dengan itu.

17
Sub-paragraf a) dan b)

Adalah sangat perlu untuk mencegah setiap kebingungan dalam pikiran


masyarakat antara perusahaan-perusahaan dagang dan lambang atau
Perhimpunan Nasinal itu sendiri. Maka, bila sebuah Perhimpunan Nasinal
mengumumkan bahwa ia menerima bantuan dari sebuah perusahaan dagang
dalam sebuah kampanye tertentu (misalnya, dalam menghasilkan bahan-bahan
cetak atau barang lain), Perhimpunan harus memastikan bahwa peran yang
dimainkan perusahaan itu diterangkan dengan jelas dan bahwa lambang tidak
dapat dengan dalih apapun ditafsirkan untuk menjamin mutu produk.
Perhimpunan juga harus menjamin bahwa tanda dagang perusahaan, logo atau
nama perusahaan tetap dalam proporsi yang masuk akal dibandingkan dengan
barang-barang pameran yang lain.

Sub-paragraf c)

Perhimpunan Nasional tidak boleh melibatkan sebuah perusahaan dagang dalam


kegiatan-kegiatannya secara keseluruhan kecuali hanya dalam program-program
spesific. Jangka waktu penggabungannya dengan perusahaan harus ditentukan
sebelumnya dan tidak boleh lebih dari 3 tahun. Lagi pula harus terabtas pada
wilayah negara, kecuali bila ada persetujuan dengan Perhimpunan Nasinal ( atau
Perhimpunan-Perhimpunan) setiap negara lain di daerah mana kampanye itu juga
akan diadakan.

Sub-paragraf d)

beberapa perusahaan terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang langsung berlawanan


dengan tujuan Gerakan ( misalnya, pembuatan atau penjualan senjata, tembakau,
alkohol atau produk-produk yang jelas tampak merugikan lingkungan). Karena itu
hubungan nama atau logo perusahaan-perusahaan semacam itu dengan nama
logo Perhimpunan Nasional harus dihindarkan.

sub-paragraf e)

Asosiasi dengan perusahaan dagang yang kegiatannya tidak berlawanan dengan


tujuan Gerakan ternyata dapat menyulitkan karena alasan-alasan yang tidak
diketahui Perhimpunan Nasional pada waktu mengadakan perjanjian (polusi yang
parah oleh perusahaan tersebut, misalnya). Karena itu sangatlah penting bagi
Perhimpunan Nasional untuk dapat segera mengakhiri asosiasinya dengan
perusahaan tersebut

Sub-paragraf f)

18
Penanggungjawaban merupakan hal yang penting yang serius, yang harus
dipertimbangkan, hanya bila kontrak-kontrak besar terlibat dan bila Perhimpunan
Nasional yang bersangkutan akan memperoleh banyak keuntungan.
Bagaimanapun Perhimpunan harus menjamin bahwa keuntungan-keuntungan
yang diperolehnya tidak membuat ia tergantung kepada perusahaan tersebut.
Keuntungan finansial, misalnya, tidak boleh melebihi persentase tertentu dari
sumber-sumber total perhimpunan Nasional (maksimum 20%).

sub-paragraf g)

juga sangat penting bahwa semua syarat perjanjian antara Perhimpunan Nasional
dengan perusahaan atau organisasi yang mengadakan kontrak merupakan pokok
suatu kontrak tertulis.

Sub-paragraf h)

Sebelum tercapai suatu kesepakatan antara Perhimpunan Nasional dengan


perusahaan organisasi yang mendakan kontrak, kontrak itu harus dibicarakan oleh
badan yang biasanya bertanggung jawab untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan administrasi Perhimpunan Nasional.

Perihal paragraf 4 : Untuk menghindari hilangnya sumber-sumber dana yang itama,


Perhimpunan Nasional dapat mengijinkan sebuah perusahaan dagang atau organisasi
lain yang telah menyumbang kepada pekerjaan Perhimpunan Nasional untuk
menyebutkan sumbangan ini didalam bahan iklannyaatau pada produk-produk yang akan
dijualnya yang hasil keuntungan seluruhnya atau sebagian harus disumbangkan kepada
Perhimpunan Nasinal. Tetapi, karena hal ini dapat membawa resiko penyalahgunaan yang
besar, syarat-syarat yang dikemukakan dalam paragraf 3, sub-paragraf a, c, d, e, f, g dan
h harus diperhatikan dengan ketat.

Lagi pula, Perhimpunan Nasional harus menjamin bahwa penyebutan seperti itu tetap
bijaksana dan tidak menimbulakan kebingungan. Lambang boleh direprodusir dalam
bahan iklan perusahaan. Meskipun demikian dilarang untuk memamerkan lambang
tersebut padaproduk atau barang-barang dagangan, karena sesringkali barang-barang
tersebut didesain untuk waktu yang lama, dan perhimpunan Nasional tidak dapat
mengawasi pemakaiannya.

Di manapun reproduksi dalam bahan iklan seperti itu diijinkan, lambang harus berukuran
kecil dan harus disertai dengan suatu keterangan agar masyarakat dapat mengerti
dengan jelas hubungan antara Perhimpuna Nasinal dengan Perusahaan atau organisasi
yang mengadakan kontrak.

Selanjutnya, Perhimpunan Nasinal harus tetap mempunyai wewenang untuk memeriksa


rekening perusahaan yang menyangkut kegiatan-kegiatannya yang berhubungan dengan

19
kampanye promosi. Perhimpunan Dapat melaksanakan hak ini sendiri atau melalui
lembaga khusus, misalnya badan pemeriksa keuangan.

Akhirnya, sebagai tambahan pada hak pembatalan yang ditetapkan dalam Pasal 23,
paragraf 3, sub-paragraf e), Perhimpunan Nasinal harus tetap mempunyai wewenang
untuk mengakhiri kontrak yang berlaku segera, tanpa dibebani penggantian rugi apapun,
bila syarat-syarat yang menetapkan pemakaian lambang dengan sesngaja dilanggar oleh
perusahaan atau organisasi yang mengadakan kontrak.

Pasal 24: Permintaan Pihak Ketiga untuk menggunakan lambang

Dengan pengecualian kasus-kasus yang disebut dalam Pasal 18, 22, dan 23 di atas dan
yang ditentukan dalam Pasal yang sedang dibicarakan dengan maksud untuk memajukan
kegiatan-kegiatan Perhimpunan dan Gerakan, Perhimpunan Nasional tidak boleh
mengijinkan pihak ketiga manapun untuk memakai lambang.

Perhimpunan Nasional dapat menyetujui permintaan untuk menempatkan lambang pada


barang-barang yang akan dijual di pasar jika barang-barang tersebut mewakili orang-
orang atau barang-barang yang boleh memperlihatkan lambang dalam kenyataannya
sebagai tanda perlindungan atau pengenal sesuai dengan Konvensi-Konvensi Jenewa,
dan jika lambangtidak ditempatkan berdmpingan dengan tanda dagang perusahaan yang
dibicarakan. Otorisasi itu harus terbatas pada suatu waktu tertentu atau jumlah barang.
Otorisasi itu juga dapat tergantung pada pembayaran, tetapi tujuannya yang utama harus
tetap penyebarluasan Hukum Perikemanusiaan Internasional atau penyebarluasan
kegiatan-kegiatan Perhimpunan Nasional dan Gerakan.

Perhimpunan Nasional dapat mengijinkan pemakaian lambang oleh lembaga-lembaga


yang tujuannya tidak komersil tetapi semata-mata untuk memperkenalkan kegiatan-
kegiatan Perhimpuna dan Gerakan atau untuk memajukannya.

Perhimpunan Nasional harus meminta agar pihak-pihak ketiga menyediakan semua


fasiliitas yang diperlukan untuk melaksanakan pengawasan atas pemakaian lambang
pada sembarang waktu, dengan kemungkinan menarik kembali ijinnya yang berlaku
segera.

Perihal paragraph 1: Karena itu jelas bahwa Perhimpunan Nasional tidak boleh
mengijinkan pihak ketiga memakai lambang kecuali dalam kasus-kasus tersebut di atas.
Pemakaian seperti itu menuntut pengawasan yang sangat ketat oleh Perhimpunan
Nasional dan oleh karena itu harus tetap merupakan pengecualian.

Perihal paragraph 2: Ini dapat, misalnya, mobil ambullans militer mini atau patung-patung
kecil yang menggambarkan para anggota Dinas Medis Angkatan Bersenjata atau para
Anggota Perhimpunan Nasional. Otorisasi hanya akan berlaku di negara dimana

20
Perhimpunan Nasionalnya memberikannya, kecuali bila ada persetujuan dengan
Perhimpunan (-Perhimpunan_ Nasional sebuah atau beberapa negara lain. Lagi pula,
Perhimpunan Nasional harus menjaga bahwa dengan memberikan ijin seperti itu,
Perhimpunan tersebut tidak menguntungkan sebuah perusahaan dengan merugikan
perusahaan lain. Bahkan bila ijin pemakaian lambang tidak diberikan sebagai imbalan
sumbangan finansial, peraturan-peraturan yang dinyatakan dalam Pasal yang sedang
dibicarakan. Demikian juga, perusahaan-perusahaan yang ingin menggunakan lambang,
walaupun untuk tujuan-tujuan yang tidak bersifat komersil, harus minta ijin Perhimpunan
Nasional dan memenuhi syarat-syarat umum yang dikemukakan dalam Pasal 23.

Perihal paragraph 3: Perhimpunan Nasional dapat memberi ijin kepada lembaga-lembaga


seperti perkumpulan-perkumpulan atau Yayasan-yayasan yang tujuannya untuk
meningkatkan kegiatan-kegiatan Perhimpunan dan Gerakan, tetapi yang merupakan
badan hokum yang tidak tergantung kepada Perhimpuanan Nasional karena alas an
keuntungan atau sebuah alasan lain yang sah (seperti fiscal).

Harus dicatat bahwa lembaga-lembaga ini berhak atas lambang hanya selama lambang
itu digunakan untuk memperkenalkan atau memajukan kegiatan-kegiatan Perhimpunan
dan Gerakan, dan bukan oleh para anggotanya saja. Karena itu penting bahwa
pemakaian lambang harus diawasi dengan ketat oleh Perhimpunan Nasional (lihat
paragraph 4 di atas).

Bagian 4: PERATURAN-PERATURAN KHUSUS

Pasal 25: Kerjasama dengan organisasi-organisasi lain

Sebagai tambahan pada kasus-kasus tersebut dalam Pasal 23 dan 24, Perhimpunan
Nasional, dalam keadaan-keadaan luar biasa boleh memakai lambang bersama-sama
dengan lambang organisasi kemanusiaan lain, bila ada suatu usah khusus dan asalkan
pemakaiannya hati-hati dan tidak menimbulkan kebingungan dalam pikiran masyarakat
atara Perhimpunan Nasional dan organisasi yang lainnya.

Pada dasarnya, Perhimpunan Nasional tidak boleh memakai lambangnya bersama-sama


dengan lambang organisasi kemanusiaan lain. Harus diupayakan untuk mecari jalan guna
menghindari prosedur semacam ini dan harus mempunyai jalaan lain untuk pemakaian
bersama hanya dalam keadaan yang luar biasa, sehubungan dengan kegiatan
perikemanusiaan atau kampanye penyebarluasan (misalnya dalam suatu publikasi
bersama). Dalam kasus-kasus seperti itu, hanya pemakaian lambang sebagai alat
pengenal yang diperkenankan.

Pasal 26: Medali dan tanda-tanda penghargaan lain

21
Medali dan tanda-tanda penghargaan lain yang diberikan oleh Perhimpunan Nasional,
dapat dihias dengan lambang asalkan lambang tersebut diperlihatkan bersama-sama
dengan nama Perhimpunan Nasional dan, bila mungkin, disertai beberapa kata yang
menggambarlan tujuan medali itu atau menjelaskan Jasa-jasa yang diberikan. Desainnya
boleh bersifat hiasan, sesuai dengan syarat-syarat yang dikemukakan dalam Pasal 5,
paragraph 3 di atas.

Pasal 27: Pengiriman barang-barang bantuan

Perhimpunan Nasional dapat memakai lambang, disertai dengan nama atau inisialnya,
untuk menandai pengiriman barang-barang bantuan yang dikirim dengan kereata api ,
lewat jalan darat, alut atau udara dan dimaksudkan untuk para korban konflik Bersenjata
atau korman bencana alam. Perhimpunan Nasional harus mengambil langkah-langkah
yang perlu untuk mencegah setiap penyalahgunaan.

Penting untuk dicatat bahwa hak ini hanya berlaku terhadap pengiriman barang-barang
bantuan itu sendiri, agar diketaui asalny, dan tidak terhadap sarana pengangkutan yang
dipakai.

22

Anda mungkin juga menyukai