Anda di halaman 1dari 21

TES MAKALAH

PALANG MERAH REMAJA INDONESIA

OLEH :

JIHAN LATHIFAH ARDIANSYAH

PMR PMI UNIT 328


SMPN 12 MAKASSAR
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………..……………………. v

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………. vi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………. viii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………. ix

BAB I SEJARAH PALANG MERAH INDONESIA

1. ………………….…………………………………………………………………………. 1

2. ………………….…………………………………………………………………………. 2

BAB II PP PMR MADYA

1. ………………….…………………………………………………………………………. 4

2. ………………….…………………………………………………………………………. 5

BAB III KEPEMIMPINAN PMR (MULA – MADYA – WIRA)

1. ………………….…………………………………………………………………………. 7

2. ………………….…………………………………………………………………………. 8

BAB IV DONOR DARAH PMR (MULA – MADYA – WIRA)

1. ………………….…………………………………………………………………………. 10

2. ………………….…………………………………………………………………………. 11

BAB V KESEHATAN REMAJA PMR (MULA – MADYA – WIRA)

1. ………………….…………………………………………………………………………. 15

2. ………………….…………………………………………………………………………. 17
BAB VI AYO SIAGA MADYA

1. ………………….…………………………………………………………………………. 18

2. ………………….…………………………………………………………………………. 20
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr Wb

Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT berkat atas limpahan rahmat
dan HidayahNya kepada kita semua. Shalawat dan Salam senantiasa tercurah bagi Baginda Rasullah
Muhammad SAW, yang menjadi cahaya penerang bagi ummat manusia di muka bumi.

Makalah yang kami buat ini merupakan tugas ektrakurikulir PMR SMPN 12 Makassar. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian makalah ini memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, oleh karenanya penulis menyampaikan ucapan terima kasih.

Akhirnya, kami berharap dengan segala kekurangan dan keterbatasan, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan ke-PMR-an.

Wallahu Waliyut Taufiq Walhidayah


Wassalamu Alaikum Wr Wb

Makassar, Maret 2019

Jihan Lathifah Ardiansyah


BAB I

SEJARAH PALANG MERAH INTERNASIONAL

Sejarah Lahirnya Gerakan

Pada tanggal 24 Juni 1859, di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Italia dan Prancis sedang menghadapi
peperangan mengerikan menghadapi pasukan Austria. Pada Hari yang sama, seorang pemuda Swiss
bernama Jean Henry Dunant dalam perjalanan menjumpai kaisar Prancis, Napoleon III. Dunant prihatin
melihat 40.000 orang terluka, sementara bantuan medis kurang.Kemudian Dunant bersama warga
sekitar tergerak untuk menolong mereka. Beberapa waktu setelah kembali dari Solferino, Dunant
membuat sebuah buku yang berjudul Un Souvenir de Solferino atau The Memories from Solverino atau
Kenagan dari Solferino yang mengangkat 2 gagasan, yaitu :

membentuk organisasi sukarela yg disiapkan di masa damai untuk penolong korban perang.

membuat perjanjian internasional untuk melindungi korban perang.

Pada tahun 1863, 4 orang warga Jenewa bergabung dengan Dunant untuk membentuk komite 5 yang
bertujuan untuk merintis terbentuknya komite internasional palang merah yang sekarang dikenal
dengan nama Internasional Commite of Red Cross (ICRC), Keempat orang tersebut ialah :

Jend.Guilame Dufour

Dr. Louis Appia

Dr. Theodore Maunoir

Gustave Moynier

Tahun 1864, pemerintah Swiss menyetujui adanya Konvensi Perbaikan Prajurit yang terluka di medan
perang yang diikuti 12 kepala negara yang menandatangani Perjanjian Internasional yang sekarang
dikenal dengan nama Konvensi Jenewa I.

ICRC ( Internasional Commite of Red Cross)

ORGANISASI
Organisasi internasional swasta, netral dan mandiri, tidak di bawah PBB

berkantor pusat di Jenewa, Swiss.

Dewan Eksekutif terdiri dari 25 orang warga Swiss.

PERAN

Institusi netral.

Pelindung (guardian) asas dan pelaksana Konvensi Jenewa 1949.

Memiliki Hak Prakarsa

DANA

Sumbangan dari negara peserta Konvensi Jenewa, Perhimpunan Nasional, Sumbangan UE, sumbangan
dari pihak lain.

IFRC ( Internasional Federation of Red Cross and Red Cresent)

Pendirian Organisasi Ini diprakasai oleh HENRY DAVIDSON (Amerika) dan disahkan pada suatu konfrensi
Internasional pada tahun 1919. Federasi ini bermarkas di Swiss., bertugas mengkoordinir Perhimpunan
Perhimpunan Nasional

Perhimpunan Nasional.

Perhimpunan ini beranggotakan 176 negara termasuk Palang Merah Indonesia.

Kegiatan Perhimpunan Nasional Beragam seperti:

a) Bantuan Darurat pada Bencana

b) Bantuan Sosial

Syarat berdirinya suatu Perhimpunan Nasional:


Mendapat pengakuan dari Negara dan sudah menjadi peserta Konvensi Jenewa

Menjalankan Prinsip dasar Gerakan

Lambang

Sebelum diadopsinya lambang Palang Merah,sebagai lambang Universal yang netral, setiap Negara
memiliki tanda penganal perhimpunanya masing – masing.

Umumnya, suatu Negara hanya mengetahui personel medis negaranya saja, dan tidak mengetahui
personel medis lawan mereka.

Hal ini menyebabkan personel medis tidak dianggap sebagai pihak yang netral, melainkan sebagai
kesatuan tentara.

Palang Merah

Delegasi dari konfrensi internasional pada tahun 1863 akhirnya memilih lambang palang merah di atas
dasar putih ( kebalikan bendera Swiss) sebagai perhormatan terhadap Swiss yang telah memfasilitasi
konfrensi Internasional, lambang ini juga memiliki desain yang mudah dikenali & dibuat.

Austria : Putih

Prancis :Merah

Spanyol : Kuning

Bulan Sabit Merah

– Sejarah lambang ini bermula pada tahun 1876, saat Balkan dilanda perang, sejumlah pekerja
Ottoman ( Turki ) dibunuh karena memakai ban lengan Palang Merah.

– Balkan menganggap lambang Palang Merah menyerupai Salib yang identic dengan agama tertentu.
– Balkan mengajukan permohonan penggunaan lambang Bulan Sabit Merah di atas dasar putih
sebagai lambang perhimpunan mereka.

– Gagasan ini perlahan-lahan mulai diterima dan memperoleh semacam pengesahan dalam bentuk
“reservasi” dan pada Konferensi Internasional tahun 1929 secara resmi diadopsi sebagai Lambang yang
diakui dalam Konvensi, bersamaan dengan Lambang Singa dan Matahari Merah di atas dasar putih yang
saat itu dipilih oleh Persia (saat ini Iran). Tahun 1980, Republik Iran memutuskan untuk tidak lagi
menggunakan Lambang tersebut dan memilih memakai Lambang Bulan Sabit Merah.

Kristal Merah

– Pada Konferensi Internasional yang ke-29 tahun 2006, sebuah keputusan penting lahir, yaitu
diadopsinya Lambang Kristal Merah sebagai Lambang keempat dalam Gerakan dan memiliki status yang
sama dengan Lambang lainnya yaitu Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Konferensi Internasional
yang mengesahkan Lambang Kristal Merah tersebut, mengadopsi Protocol Tambahan III tentang
penambahan Lambang Kristal Merah untuk Gerakan, yang sudah disahkan sebelumnya pada Konferensi
Diplomatik tahun 2005.

– Usulan membuat Lambang keempat, yaitu Kristal Merah, diharapkan dapat menjadi jawaban,
ketika Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tidak bisa digunakan dan ‘masuk’ ke suatu wilayah
konflik. Mau tidak mau, perlu disadari bahwa masih banyak pihak selain Gerakan yang menganggap
bahwa Lambang terkait dengan simbol kepentingan tertentu.

– Penggunaan Lambang Kristal Merah sendiri pada akhirnya memilliki dua pilihan yaitu: dapat
digunakan secara penuh oleh suatu Perhimpunan Nasional, dalam arti mengganti Lambang Palang
Merah atau Bulan Sabit Merah yang sudah digunakan sebelumnya, atau menggunakan Lambang Kristal
Merah dalam waktu tertentu saja ketika Lambang lainnya tidak dapat diterima di suatu daerah. Artinya,
baik Perhimpunan Nasional, ICRC dan Federasi pun dapat menggunakan Lambang Kristal Merah dalam
suatu operasi kemanusiaan tanpa mengganti kebijakan merubah Lambang sepenuhnya.

Fungsi Lambang
Sebagai Tanda Pengenal: Bersifat kecil, berlaku di masa damai, mengingatkan perhimpunan Nasional
Bahwa mereka bekerja berdasarkan prinsip dasar gerakan.

Sebagai Tanda perlingungan: Bersifat besar, berlaku di masa perang, harus menimbulkan reaksi
penghormatan.

Penyalahgunaan Lambang :

Setiap negara peserta Konvensi Jenewa memiliki kewajiban membuat peraturan atau undang-undang
untuk mencegah dan mengurangi penyalahgunaan Lambang. Negara secara khusus harus mengesahkan
suatu peraturan untuk melindungi Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Dengan demikian,
pemakaian Lambang yang tidak diperbolehkan oleh Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan
merupakan pelanggaran hukum.

Bentuk-bentuk penyalahgunaan Lambang yaitu :

Peniruan (Imitation):

Penggunaan tanda-tanda yang dapat disalah artikan sebagai lambang Palang Merah atau Bulan Sabit
Merah (misalnya warna dan bentuk yang mirip). Biasanya digunakan untuk tujuan komersial.

Penggunaan yang Tidak Tepat (Usurpation):

Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah oleh kelompok atau perseorangan
(perusahaan komersial, organisasi non-pemerintah, perseorangan, dokter swasta, apoteker dsb) atau
penggunaan lambang oleh orang yang berhak namun digunakan untuk tujuan yang tidak sesuai dengan
Prinsip-prinsip Dasar Gerakan (misalnya seseorang yang berhak menggunakan lambang namun
menggunakannya untuk dapat melewati batas negara dengan lebih mudah pada saat tidak sedang
tugas).

Penggunaan yang Melanggar Ketentuan/Pelanggaran Berat (Perfidy)

Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dalam masa perang untuk melindungi
kombatan bersenjata atau perlengkapan militer (misalnya ambulans atau helikopter ditandai dengan
lambang untuk mengangkut kombatan yang bersenjata; tempat penimbunan amunisi dilindungi dengan
bendera Palang Merah) dianggap sebagai kejahatan perang.
PRINSIP DASAR GERAKAN.

Kemanusiaan : Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan
keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran,
mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia.

2.Kesamaan : Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau
pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan
kebutuhannya dan medahulukan keadaan yang paling parah

3.Kenetralan : Gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik,
kesukuan, agama atau ideology.

Kemandirian: Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu Pemerintahnya
dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga
otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini

Kesukarelaan: Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan
untuk mencari keuntungan apa pun.

Kesatuan: Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah
yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.

Kesemestaan: Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta.
Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama
manusia.

Iklan

REPORT THIS AD

REPORT THIS AD

Share this:

TwitterFacebook22

Terkait
SEJARAH PALANG MERAH INDONESIA (PMI)_ AEP NURUL HIDAYAH (rkm 126201)_POLITEKNIK TEDC
BANDUNG

Sejarah PALANG MERAH INDONESIA

dalam "Aep Nurul Hidayah (RKM126201) - Politeknik TEDC Bandung"

Makalah Tugas Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Aep Nurul Hidayah_RKM126201)

Dengan 2 komentar

Tentang Aep Nurul Hidayah

"LIFE IS STRUGGLE AND CHANGE"

Lihat semua pos dari Aep Nurul Hidayah →

Gambar | Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

← KONSEP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT by aep nurul hidayah_rekam medis & informasi
kesehatanMateri Pertolongan Pertama by aep nurul hidayah →

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

Nama *

Surel *

Situs Web

Beri tahu saya komentar baru melalui email.


Tulisan Terakhir

SEJARAH REKAM MEDIS BY AEP NURUL HIDAYAH

PEDOMAN PELAYANAN POLI UMUM By Aep Nurul Hidayah

MUTU PELAYANAN by Aep Nurul Hidayah

AKREDITASI RUMAH SAKIT by Aep Nurul Hidayah

REKAM MEDIS Presented Aep Nurul Hidayah

Komentar Terbaru

seputarpesantren pada KONSEP PENGAWASAN By Aep Nurul…

naekkohyo pada Makalah Tugas Kekerasan Dalam…

rita pada SOP (STANDAR OPERSIONAL PROSED…

ali al ansori pada PERSYARATAN PASIEN JAMKESDA /…

ramboanarko pada Makalah Tugas Kekerasan Dalam…

Arsip

September 2018

Mei 2018

April 2018

September 2017

November 2016

September 2016

Agustus 2016

Juli 2016

Juni 2016

Mei 2016

April 2016
Maret 2016

Januari 2016

November 2015

Oktober 2015

September 2015

Agustus 2015

Juni 2015

Mei 2015

April 2015

Maret 2015

Februari 2015

Januari 2015

Desember 2014

November 2014

Oktober 2014

September 2014

Agustus 2014

Juli 2014

Juni 2014

Mei 2014

April 2014

Maret 2014

Februari 2014 JAMKESDA /…

ramboanarko pada Makalah Tugas Kekerasan Dalam…

Arsip
Mei 2018

April 2018

September 2017
DEFINISI

Kebersihan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah, dan bau.
Sedangkan kesehatan adalah keadaan sehat dan aman secara fisik, mental, dan sosial.

GAYA HIDUP BERSIH DAN SEHAT

1. Menjaga Pola Makan.

Janganlah terlalu khawatir apabila kamu diminta menjaga pola makan, karena selama kamu dapat
mengontrol kualitas dan keragaman makananyang kamu konsumsi, serta jumlah yang dimakan, maka
akan meningkatkan kemungkinan tubuhmu akan terus sehat. Ingat! Makan makanan yang mengandung
gizi seimbang mengandung karbohidrat atau hidrat arang, lemak, mineral, vitamin, dan air.

2. Melakukan olahraga.

Lakukan kegiatan olahraga secara rutin setidaknya 3 kali dalam seminggu. Dalam wawasan umum kita
ketahui bersama bahwa melakukan olahraga adalah hal yang memang penting dalam menjaga
kebugaran dan kesehatan tubuh.

3. Tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol.

Memang benar bahwa seseorang tidak akan langsung mati atau sakit setelah menghisap sebatang rokok
atau karena meneguk segelas minuman beralkohol. Tetapi dengan berjalannya waktu, kalian akan
menjadi pecandu sehingga akan kamu temukan bahwa tubuhmu, teman-temanmu, keluargamu, dan
orang-orang di sekitarmu akan menerima dampak negatifnya.

4. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa penggunaan kendaraan bermotor akan menghasilkan polusi
dan pencemaran udara dan tentunya itu bukanlah hal yang sehat. Sehingga sebagai remaja yang peduli
akan kesehatan kita sebaiknya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan berjalan kaki atau
bersepeda karena dengan berjalan kaki dan bersepeda sama saj kita melakukan kegiatan olahraga.

5. Menjaga kebersihan kamar mandi, tempat cuci dan toilet.

Setiap rumah keluarga memang seharusnya punya kamar mandi, tempat cuci, dan toilet. Bayangkan saja
kalau di rumahmu tidak ada fasilitas mandi cuci kakus tersebut, setiap harinya kamu akan merasa
kesulitan untuk mandi secara teratur, mencuci bajumu dan memenuhi hajatmu. Apabila di lingkungan
tempat tinggalmu hanya ada fasilitas MCK yang umum yang dipergunakan bersama, itu tidak menjadi
masalah, karena yang penting adalah bagaimana kamu dan masyarakat yang mempergunakannya selalu
menjaga fasilitas umum tersebut. Selain fasilitas umum yang ada, terkadang masyarakat sekitar pinggir
sungai seringkali mempergunakan sungai sebagai fasilitas MCK bersama, padahal banyak orang yang
menggunakan air sungai sebagai kebutuhan minum. Kebiasaan tersebut sangat tidak baik, karena dapat
menyebabkan air sungai menjadi kotor dan tercemar. Selain itu, lingkungan tempat tinggalmu akan
menjadi tidak sehat dan pada akhirnya beresiko menimbulkan bibit-bibit penyakit.

6. Pembuangan sampah dan limbah keluarga.

Buanglah sampah pada tempatnya, galilah lubang untuk pembuangan dan penimbunan sampah di
belakang rumah kalian. Sampah yang tercemar atau yang dibuang sembarangan, akan menjadi sarang
sumber penyakit seperti lalat. Jadi buanglah sampah pada tempatnya dengan memisahkan sampah
organic dan non-organik, dan lakukan penimbunan (jangan dibakar).
BAB II

PP PMR MADYA
BAB III

KEPEMIMPINAN PMR (MULA – MADYA – WIRA)


BAB IV

DONOR DARAH PMR (MULA – MADYA – WIRA)


BAB V

KESEHATAN REMAJA PMR (MULA – MADYA – WIRA)


BAB VI

AYO SIAGA MADYA

Anda mungkin juga menyukai