OLEH :
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………..……………………. v
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………. ix
1. ………………….…………………………………………………………………………. 1
2. ………………….…………………………………………………………………………. 2
1. ………………….…………………………………………………………………………. 4
2. ………………….…………………………………………………………………………. 5
1. ………………….…………………………………………………………………………. 7
2. ………………….…………………………………………………………………………. 8
1. ………………….…………………………………………………………………………. 10
2. ………………….…………………………………………………………………………. 11
1. ………………….…………………………………………………………………………. 15
2. ………………….…………………………………………………………………………. 17
BAB VI AYO SIAGA MADYA
1. ………………….…………………………………………………………………………. 18
2. ………………….…………………………………………………………………………. 20
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT berkat atas limpahan rahmat
dan HidayahNya kepada kita semua. Shalawat dan Salam senantiasa tercurah bagi Baginda Rasullah
Muhammad SAW, yang menjadi cahaya penerang bagi ummat manusia di muka bumi.
Makalah yang kami buat ini merupakan tugas ektrakurikulir PMR SMPN 12 Makassar. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian makalah ini memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, oleh karenanya penulis menyampaikan ucapan terima kasih.
Akhirnya, kami berharap dengan segala kekurangan dan keterbatasan, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan ke-PMR-an.
Pada tanggal 24 Juni 1859, di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Italia dan Prancis sedang menghadapi
peperangan mengerikan menghadapi pasukan Austria. Pada Hari yang sama, seorang pemuda Swiss
bernama Jean Henry Dunant dalam perjalanan menjumpai kaisar Prancis, Napoleon III. Dunant prihatin
melihat 40.000 orang terluka, sementara bantuan medis kurang.Kemudian Dunant bersama warga
sekitar tergerak untuk menolong mereka. Beberapa waktu setelah kembali dari Solferino, Dunant
membuat sebuah buku yang berjudul Un Souvenir de Solferino atau The Memories from Solverino atau
Kenagan dari Solferino yang mengangkat 2 gagasan, yaitu :
membentuk organisasi sukarela yg disiapkan di masa damai untuk penolong korban perang.
Pada tahun 1863, 4 orang warga Jenewa bergabung dengan Dunant untuk membentuk komite 5 yang
bertujuan untuk merintis terbentuknya komite internasional palang merah yang sekarang dikenal
dengan nama Internasional Commite of Red Cross (ICRC), Keempat orang tersebut ialah :
Jend.Guilame Dufour
Gustave Moynier
Tahun 1864, pemerintah Swiss menyetujui adanya Konvensi Perbaikan Prajurit yang terluka di medan
perang yang diikuti 12 kepala negara yang menandatangani Perjanjian Internasional yang sekarang
dikenal dengan nama Konvensi Jenewa I.
ORGANISASI
Organisasi internasional swasta, netral dan mandiri, tidak di bawah PBB
PERAN
Institusi netral.
DANA
Sumbangan dari negara peserta Konvensi Jenewa, Perhimpunan Nasional, Sumbangan UE, sumbangan
dari pihak lain.
Pendirian Organisasi Ini diprakasai oleh HENRY DAVIDSON (Amerika) dan disahkan pada suatu konfrensi
Internasional pada tahun 1919. Federasi ini bermarkas di Swiss., bertugas mengkoordinir Perhimpunan
Perhimpunan Nasional
Perhimpunan Nasional.
b) Bantuan Sosial
Lambang
Sebelum diadopsinya lambang Palang Merah,sebagai lambang Universal yang netral, setiap Negara
memiliki tanda penganal perhimpunanya masing – masing.
Umumnya, suatu Negara hanya mengetahui personel medis negaranya saja, dan tidak mengetahui
personel medis lawan mereka.
Hal ini menyebabkan personel medis tidak dianggap sebagai pihak yang netral, melainkan sebagai
kesatuan tentara.
Palang Merah
Delegasi dari konfrensi internasional pada tahun 1863 akhirnya memilih lambang palang merah di atas
dasar putih ( kebalikan bendera Swiss) sebagai perhormatan terhadap Swiss yang telah memfasilitasi
konfrensi Internasional, lambang ini juga memiliki desain yang mudah dikenali & dibuat.
Austria : Putih
Prancis :Merah
Spanyol : Kuning
– Sejarah lambang ini bermula pada tahun 1876, saat Balkan dilanda perang, sejumlah pekerja
Ottoman ( Turki ) dibunuh karena memakai ban lengan Palang Merah.
– Balkan menganggap lambang Palang Merah menyerupai Salib yang identic dengan agama tertentu.
– Balkan mengajukan permohonan penggunaan lambang Bulan Sabit Merah di atas dasar putih
sebagai lambang perhimpunan mereka.
– Gagasan ini perlahan-lahan mulai diterima dan memperoleh semacam pengesahan dalam bentuk
“reservasi” dan pada Konferensi Internasional tahun 1929 secara resmi diadopsi sebagai Lambang yang
diakui dalam Konvensi, bersamaan dengan Lambang Singa dan Matahari Merah di atas dasar putih yang
saat itu dipilih oleh Persia (saat ini Iran). Tahun 1980, Republik Iran memutuskan untuk tidak lagi
menggunakan Lambang tersebut dan memilih memakai Lambang Bulan Sabit Merah.
Kristal Merah
– Pada Konferensi Internasional yang ke-29 tahun 2006, sebuah keputusan penting lahir, yaitu
diadopsinya Lambang Kristal Merah sebagai Lambang keempat dalam Gerakan dan memiliki status yang
sama dengan Lambang lainnya yaitu Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Konferensi Internasional
yang mengesahkan Lambang Kristal Merah tersebut, mengadopsi Protocol Tambahan III tentang
penambahan Lambang Kristal Merah untuk Gerakan, yang sudah disahkan sebelumnya pada Konferensi
Diplomatik tahun 2005.
– Usulan membuat Lambang keempat, yaitu Kristal Merah, diharapkan dapat menjadi jawaban,
ketika Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tidak bisa digunakan dan ‘masuk’ ke suatu wilayah
konflik. Mau tidak mau, perlu disadari bahwa masih banyak pihak selain Gerakan yang menganggap
bahwa Lambang terkait dengan simbol kepentingan tertentu.
– Penggunaan Lambang Kristal Merah sendiri pada akhirnya memilliki dua pilihan yaitu: dapat
digunakan secara penuh oleh suatu Perhimpunan Nasional, dalam arti mengganti Lambang Palang
Merah atau Bulan Sabit Merah yang sudah digunakan sebelumnya, atau menggunakan Lambang Kristal
Merah dalam waktu tertentu saja ketika Lambang lainnya tidak dapat diterima di suatu daerah. Artinya,
baik Perhimpunan Nasional, ICRC dan Federasi pun dapat menggunakan Lambang Kristal Merah dalam
suatu operasi kemanusiaan tanpa mengganti kebijakan merubah Lambang sepenuhnya.
Fungsi Lambang
Sebagai Tanda Pengenal: Bersifat kecil, berlaku di masa damai, mengingatkan perhimpunan Nasional
Bahwa mereka bekerja berdasarkan prinsip dasar gerakan.
Sebagai Tanda perlingungan: Bersifat besar, berlaku di masa perang, harus menimbulkan reaksi
penghormatan.
Penyalahgunaan Lambang :
Setiap negara peserta Konvensi Jenewa memiliki kewajiban membuat peraturan atau undang-undang
untuk mencegah dan mengurangi penyalahgunaan Lambang. Negara secara khusus harus mengesahkan
suatu peraturan untuk melindungi Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Dengan demikian,
pemakaian Lambang yang tidak diperbolehkan oleh Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan
merupakan pelanggaran hukum.
Peniruan (Imitation):
Penggunaan tanda-tanda yang dapat disalah artikan sebagai lambang Palang Merah atau Bulan Sabit
Merah (misalnya warna dan bentuk yang mirip). Biasanya digunakan untuk tujuan komersial.
Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah oleh kelompok atau perseorangan
(perusahaan komersial, organisasi non-pemerintah, perseorangan, dokter swasta, apoteker dsb) atau
penggunaan lambang oleh orang yang berhak namun digunakan untuk tujuan yang tidak sesuai dengan
Prinsip-prinsip Dasar Gerakan (misalnya seseorang yang berhak menggunakan lambang namun
menggunakannya untuk dapat melewati batas negara dengan lebih mudah pada saat tidak sedang
tugas).
Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dalam masa perang untuk melindungi
kombatan bersenjata atau perlengkapan militer (misalnya ambulans atau helikopter ditandai dengan
lambang untuk mengangkut kombatan yang bersenjata; tempat penimbunan amunisi dilindungi dengan
bendera Palang Merah) dianggap sebagai kejahatan perang.
PRINSIP DASAR GERAKAN.
Kemanusiaan : Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan
keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran,
mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia.
2.Kesamaan : Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau
pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan
kebutuhannya dan medahulukan keadaan yang paling parah
3.Kenetralan : Gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik,
kesukuan, agama atau ideology.
Kemandirian: Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu Pemerintahnya
dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga
otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini
Kesukarelaan: Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan
untuk mencari keuntungan apa pun.
Kesatuan: Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah
yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
Kesemestaan: Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta.
Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama
manusia.
Iklan
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
Share this:
TwitterFacebook22
Terkait
SEJARAH PALANG MERAH INDONESIA (PMI)_ AEP NURUL HIDAYAH (rkm 126201)_POLITEKNIK TEDC
BANDUNG
Dengan 2 komentar
← KONSEP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT by aep nurul hidayah_rekam medis & informasi
kesehatanMateri Pertolongan Pertama by aep nurul hidayah →
Tinggalkan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Komentar
Nama *
Surel *
Situs Web
Komentar Terbaru
Arsip
September 2018
Mei 2018
April 2018
September 2017
November 2016
September 2016
Agustus 2016
Juli 2016
Juni 2016
Mei 2016
April 2016
Maret 2016
Januari 2016
November 2015
Oktober 2015
September 2015
Agustus 2015
Juni 2015
Mei 2015
April 2015
Maret 2015
Februari 2015
Januari 2015
Desember 2014
November 2014
Oktober 2014
September 2014
Agustus 2014
Juli 2014
Juni 2014
Mei 2014
April 2014
Maret 2014
Arsip
Mei 2018
April 2018
September 2017
DEFINISI
Kebersihan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah, dan bau.
Sedangkan kesehatan adalah keadaan sehat dan aman secara fisik, mental, dan sosial.
Janganlah terlalu khawatir apabila kamu diminta menjaga pola makan, karena selama kamu dapat
mengontrol kualitas dan keragaman makananyang kamu konsumsi, serta jumlah yang dimakan, maka
akan meningkatkan kemungkinan tubuhmu akan terus sehat. Ingat! Makan makanan yang mengandung
gizi seimbang mengandung karbohidrat atau hidrat arang, lemak, mineral, vitamin, dan air.
2. Melakukan olahraga.
Lakukan kegiatan olahraga secara rutin setidaknya 3 kali dalam seminggu. Dalam wawasan umum kita
ketahui bersama bahwa melakukan olahraga adalah hal yang memang penting dalam menjaga
kebugaran dan kesehatan tubuh.
Memang benar bahwa seseorang tidak akan langsung mati atau sakit setelah menghisap sebatang rokok
atau karena meneguk segelas minuman beralkohol. Tetapi dengan berjalannya waktu, kalian akan
menjadi pecandu sehingga akan kamu temukan bahwa tubuhmu, teman-temanmu, keluargamu, dan
orang-orang di sekitarmu akan menerima dampak negatifnya.
4. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa penggunaan kendaraan bermotor akan menghasilkan polusi
dan pencemaran udara dan tentunya itu bukanlah hal yang sehat. Sehingga sebagai remaja yang peduli
akan kesehatan kita sebaiknya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan berjalan kaki atau
bersepeda karena dengan berjalan kaki dan bersepeda sama saj kita melakukan kegiatan olahraga.
Setiap rumah keluarga memang seharusnya punya kamar mandi, tempat cuci, dan toilet. Bayangkan saja
kalau di rumahmu tidak ada fasilitas mandi cuci kakus tersebut, setiap harinya kamu akan merasa
kesulitan untuk mandi secara teratur, mencuci bajumu dan memenuhi hajatmu. Apabila di lingkungan
tempat tinggalmu hanya ada fasilitas MCK yang umum yang dipergunakan bersama, itu tidak menjadi
masalah, karena yang penting adalah bagaimana kamu dan masyarakat yang mempergunakannya selalu
menjaga fasilitas umum tersebut. Selain fasilitas umum yang ada, terkadang masyarakat sekitar pinggir
sungai seringkali mempergunakan sungai sebagai fasilitas MCK bersama, padahal banyak orang yang
menggunakan air sungai sebagai kebutuhan minum. Kebiasaan tersebut sangat tidak baik, karena dapat
menyebabkan air sungai menjadi kotor dan tercemar. Selain itu, lingkungan tempat tinggalmu akan
menjadi tidak sehat dan pada akhirnya beresiko menimbulkan bibit-bibit penyakit.
Buanglah sampah pada tempatnya, galilah lubang untuk pembuangan dan penimbunan sampah di
belakang rumah kalian. Sampah yang tercemar atau yang dibuang sembarangan, akan menjadi sarang
sumber penyakit seperti lalat. Jadi buanglah sampah pada tempatnya dengan memisahkan sampah
organic dan non-organik, dan lakukan penimbunan (jangan dibakar).
BAB II
PP PMR MADYA
BAB III