Anda di halaman 1dari 122

KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH

KOMITE INTERNASIONAL FEDERASI INTERNASIONAL PALANG


MERAH PERHIMPUNAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

BUKU PEGANGAN
PALANG MERAH
INTERNASIONAL
DAN GERAKAN BULAN
SABIT MERAH

"Lambang khas Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional"

EDISI KEEMPAT BELAS


2008
Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah Internasional

Kemanusiaan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, yang lahir dari
keinginan untuk memberikan bantuan tanpa diskriminasi kepada mereka yang terluka di medan
perang, berusaha, dalam kapasitas internasional dan nasionalnya, untuk mencegah dan
mengurangi penderitaan manusia di mana pun mereka berada. Tujuannya adalah untuk
melindungi kehidupan dan kesehatan serta memastikan penghormatan terhadap manusia. Ini
mempromosikan saling pengertian, persahabatan, kerja sama, dan perdamaian abadi di antara
semua orang.
Tidak memihak Tidak membeda-bedakan kewarganegaraan, ras, keyakinan agama, kelas atau
pendapat politik. Berusaha untuk meringankan penderitaan individu, dengan hanya berpedoman
pada kebutuhan mereka, dan mengutamakan kasus-kasus yang paling mendesak.
Netralitas Agar dapat terus mendapatkan kepercayaan dari semua pihak, Gerakan ini tidak boleh
berpihak pada permusuhan atau terlibat dalam kontroversi yang bersifat politis, rasial, religius,
atau ideologis.
Kemandirian Gerakan ini bersifat independen. Perhimpunan Nasional, meskipun menjadi
pembantu dalam pelayanan kemanusiaan pemerintah mereka dan tunduk pada hukum di negara
masing-masing, harus selalu mempertahankan otonomi mereka sehingga mereka dapat
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Gerakan.
Layanan sukarela Ini adalah gerakan bantuan sukarela yang tidak didorong oleh keinginan untuk
mendapatkan keuntungan.
Kesatuan Hanya boleh ada satu Palang Merah atau satu Perhimpunan Bulan Sabit Merah di satu
negara. Palang Merah dan Bulan Sabit Merah harus terbuka untuk semua. Perhimpunan ini
harus melakukan pekerjaan kemanusiaan di seluruh wilayahnya.
Universalitas Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, di mana semua
Perhimpunan memiliki status yang sama dan berbagi tanggung jawab dan tugas yang sama
dalam menolong satu sama lain, ada di seluruh dunia.

Prinsip-prinsip Dasar diproklamasikan oleh Konferensi Internasional ke-20 Palang Merah,


Vienna, 1965. Ini adalah teks revisi yang terdapat dalam Statuta Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional, yang diadopsi oleh Konferensi Internasional Palang Merah
ke-25, Geneva, 1986.
BUKU PANDUAN
GERAKAN PALANG MERAH
DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH

FEDERASI INTERNASIONAL DARI


PERHIMPUNAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

Buku Pegangan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

Hukum kemanusiaan internasional


________
Undang-undang dan Peraturan
________
Kebijakan utama Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
________
Resolusi-resolusi Terpilih Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah,
Dewan Delegasi dan Majelis Umum Federasi

EDISI KEEMPAT BELAS


GENEVA, 2008
Buku Panduan ini diterbitkan dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Spanyol. Buku ini dapat
diperoleh dari lembaga-lembaga berikut ini:

KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH


19, Avenue de la Paix
1202 GENEVA
www.icrc.org

FEDERASI INTERNASIONAL PERHIMPUNAN PALANG MERAH DAN


BULAN SABIT MERAH
17, Chemin des Crêts, Petit-Saconnex
1211 GENEVA 19
www.ifrc.org

Teks yang direproduksi di sini muncul dalam bentuk aslinya.

Tidak ada upaya yang dilakukan untuk menghilangkan perbedaan gaya.

ISBN: 978-2-940396-01-6

© 2008 International Committee of the Red Cross, Geneva


International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, Geneva
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. 17

BAGIAN SATU

HUKUM KEMANUSIAAN INTERNASIONAL

A. KONVENSI-KONVENSI GENEVA DAN PROTOKOL TAMBAHAN


I. Konvensi Geneva untuk Perbaikan Kondisi Orang yang Terluka
dan Sakit dalam Angkatan Bersenjata di Lapangan, tanggal 12
Agustus 1949 ............................................................................ 33
II. Konvensi Geneva untuk Perbaikan Kondisi Anggota Angkatan
Bersenjata yang Terluka, Sakit dan Karam di Laut, tanggal 12
Agustus 1949 ............................................................................ 61
III. Konvensi Geneva tentang Perlakuan terhadap Tawanan Perang,
tanggal 12 Agustus 1949 .......................................................... 85
IV. Konvensi Geneva tentang Perlindungan Orang-orang Sipil di Masa
Perang, 12 Agustus 1949 .................................................................... 163
V. Protokol Tambahan Konvensi-konvensi Geneva tanggal 12 Agustus 1949, dan
yang berkaitan dengan Perlindungan Korban Konflik Bersenjata Internasional
(Protokol I), tanggal 8 Juni 1977 ................................................................ 233
VI. Protokol Tambahan Konvensi-konvensi Geneva 12 Agustus 1949, dan yang
berkaitan dengan Perlindungan Korban Non-Internasional Konflik Bersenjata
(Protokol II), tanggal 8 Juni 1977............................................................... 311
VII. Protokol Tambahan untuk Konvensi-konvensi Geneva tanggal 12 Agustus 1949,
dan yang berkaitan dengan Pengadopsian Lambang Khas Tambahan (Protokol
III), tertanggal 8 Desember 2005................................................................ 323

B. TEKS-TEKS LAIN DARI HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL


I. Deklarasi Sankt Peterburg tahun 1868 tentang Pelarangan Penggunaan Proyektil
Tertentu di Masa Perang ............................................................................. 331
II. Ekstrak dari Deklarasi tentang Larangan Penggunaan Peluru yang Mudah
Mengembang atau Merata di Tubuh Manusia (Konferensi Perdamaian
Internasional, Den Haag, 1899) .................................................................. 333
8 DAFTAR ISI

III. Ekstrak dari Konvensi Den Haag tanggal 18 Oktober 1907 Menghormati Hukum
dan Kebiasaan Perang di Darat (Konvensi No. IV) dan Peraturan Terlampir 334
IV. Ekstrak dari Konvensi Den Haag tanggal 18 Oktober 1907 Menghormati Hak dan
Kewajiban Pihak-pihak yang Netral dan Orang-Orang dalam Keadaan Perang di
Darat (Konvensi No. V) ............................................................................. 346
V. Protokol Geneva tanggal 17 Juni 1925 tentang Larangan Penggunaan Perang Gas
yang Menyebabkan Sesak Napas, Beracun atau Gas Lainnya dan dari Metode
Bakteriologis Peperangan ........................................................................... 348
VI. Konvensi Den Haag tanggal 14 Mei 1954 untuk Perlindungan Kekayaan Budaya
dalam Konflik Bersenjata ........................................................................... 349
VII. Peraturan Pelaksanaan Konvensi Den Haag tentang 14 Mei 1954 untuk
Perlindungan Kekayaan Budaya di Peristiwa Konflik Bersenjata ............. 364
VIII. Protokol Konvensi Den Haag tanggal 14 Mei 1954 untuk Perlindungan Properti
Budaya dalam Konflik Bersenjata .............................................................. 375
IX. Protokol Kedua Konvensi Den Haag tanggal 14 Mei 1954 untuk Perlindungan
Properti Budaya dalam Peristiwa Konflik Bersenjata ............................... 378
X. Konvensi pada tanggal 10 April 1972 tentang Larangan Pengembangan, Produksi
dan Penimbunan Bakteriologis Senjata (Biologi) dan Senjata Racun serta
Pemusnahannya .......................................................................................... 398
XI. Konvensi pada tanggal 10 Desember 1976 tentang Larangan Militer atau
Penggunaan Teknik Modifikasi Lingkungan yang Tidak Bersahabat Lainnya403
XII. Konvensi tentang Larangan atau Pembatasan Penggunaan Senjata Konvensional
Tertentu yang Dapat Dianggap Melukai Secara Berlebihan atau Memiliki Dampak
yang Tidak Berwenang dan lampiran Protokol I-V ................................... 408
XIII. Konvensi tentang Larangan Pengembangan, Produksi, Penimbunan dan
Penggunaan Senjata Kimia dan Pemusnahan (Ekstrak) ............................. 447
XIV. Konvensi tentang Larangan Penggunaan, Penimbunan, Produksi dan Pemindahan
Ranjau Anti-Personil dan Penghancurannya .............................................. 454
XV. Statuta Roma tentang Mahkamah Pidana Internasional (Ekstrak) ............ 468
XVI. Pasal 38 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 20 November 1989
tentang Hak Anak ....................................................................................... 482
XVII. Protokol Opsional untuk Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan Anak dalam
Konflik Bersenjata ...................................................................................... 483
DAFTAR ISI 9

C. TEKS-TEKS HUKUM LAINNYA


I. Pasal 25 Perjanjian Liga Bangsa-Bangsa (1920)........................................ 489
II. Resolusi 55 (I) Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa relatif kepada Palang
Merah (1946) .............................................................................................. 489
III. Resolusi 2444/XXIII Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa berkaitan
dengan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia dalam Konflik Bersenjata
(1968) ......................................................................................................... 490
IV. Deklarasi Akhir Konferensi Internasional untuk Perlindungan Korban Perang
(1993) ......................................................................................................... 491
V. Status Pengamat untuk Komite Internasional Palang Merah. .................... 495
VI. Status Pengamat untuk Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat
Bulan Sabit Merah ...................................................................................... 499
VII. Ekstrak dari Peraturan Prosedur dan Bukti Mahkamah Pidana Internasional 504
VIII. Status Protokol Tambahan pada Konvensi Geneva 1949 dan yang berkaitan
dengan perlindungan korban konflik bersenjata ........................................ 506

D. TABEL NEGARA PIHAK ......................................................................... 510

E. TABEL TANDA-TANDA YANG DIKENALI ......................................... 511


10 DAFTAR ISI

BAGIAN DUA

UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN

Dokumen I RESOLUSI DAN REKOMENDASI GENEVA KONFERENSI


INTERNASIONAL TAHUN 1863 ..................................................... 515
Dokumen II STATUTA LEMBAGA PALANG MERAH INTERNASIONAL DAN
GERAKAN BULAN SABIT MERAH ............................................... 517
Dokumen III ATURAN PROSEDUR BULU MERAH INTERNASIONAL DAN
GERAKAN BULAN SABIT MERAH ............................................... 535
Dokumen IV ATURAN PROSEDUR BULU MERAH INTERNASIONAL DAN
GERAKAN BULAN SABIT MERAH ............................................... 549
Dokumen V KONSTITUSI FEDERASI INTERNASIONAL PERHIMPUNAN PALANG
MERAH DAN BULAN SABIT MERAH ......................................... 557
Dokumen VI ATURAN PROSEDUR FEDERASI INTERNASIONAL PERHIMPUNAN
PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH ......................... 593
Dokumen VII BAGIAN I. PERJANJIAN TENTANG PENYELENGGARAAN
KEGIATAN INTERNASIONAL KOMPONEN GERAKAN BULU
MERAH DAN BULAN JULI MERAH INTERNASIONAL ........... 639
BAGIAN II. LANGKAH-LANGKAH TAMBAHAN UNTUK MENINGKATKAN
IMPLEMENTASI PERJANJIAN SEVILLA ..................................... 655
Dokumen VIII ATURAN PROSEDUR KOMISI BADAN PENGAWAS PALANG
MERAH DAN BULAN SABIT MERAH .......................................... 665
Dokumen IX PERATURAN TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG SALIB MERAH
ATAU BULAN SABIT MERAH OLEH MASYARAKAT NASIONAL 671
Dokumen X PRINSIP DAN ATURAN UNTUK SALIB MERAH DAN MERAH
BANTUAN BENCANA BULAN SABIT .......................................... 691
Dokumen XI BAGIAN I. PERATURAN UNTUK MEDALI HENRY DUNANT . 703
BAGIAN II. KRITERIA PEMBERIAN PENGHARGAAN MEDALI
HENRY DUNANT ............................................................................. 705
Dokumen XII PERATURAN SALIB MERAH DAN BULAN JANTAN MERAH
HADIAH UNTUK PERDAMAIAN DAN KEMANUSIAAN .......... 710
Dokumen XIII PERATURAN UNTUK MEDALI FLORENCE NIGHTINGALE .... 711
Dokumen XIV PERATURAN UNTUK EMPRESS SHÔKEN FUND ...................... 714
Dokumen XV PERATURAN UNTUK FUND MAURICE DE MADRE PERANCIS
717
DAFTAR ISI 11

BAGIAN TIGA

KEBIJAKAN UTAMA GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN


SABIT MERAH INTERNASIONAL
BAGIAN I
PRINSIP-PRINSIP DASAR
I. Prinsip-prinsip........................................................................................................... 721
II. Penerapan Prinsip-prinsip ......................................................................................... 723
III. Penegasan Kembali Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah ........................................ 724
IV. Pengamatan terhadap netralitas politik yang ketat oleh Masyarakat Nasional ......... 724
V. Proklamasi Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah ..................................................... 725
VI. Pembacaan Prinsip-prinsip ....................................................................................... 726

BAGIAN II
PROMOSI NON-DISKRIMINASI
I. Penghapusan diskriminasi rasial ............................................................................... 727
Rencana aksi melawan rasisme dan diskriminasi rasial .......................................... 727
II. Memperkuat Nilai-Nilai Kemanusiaan Lintas Agama, Politik dan Garis Etnis, Resolusi 12
dari Dewan Delegasi 2001 dan Lampiran................................................................. 732
III. Mempromosikan penghormatan terhadap keragaman dan memerangi diskriminasi dan
intoleransi, Resolusi 9 Dewan Delegasi 2003 dan Lampiran, Mobilisasi dan tindakan - Jalan
ke depan .................................................................................................................... 734
IV. Mempromosikan penghormatan terhadap keragaman dan non-diskriminasi, Resolusi 3
Dewan Delegasi 2005 dan Lampiran,
Kriteria umum, orientasi dan pertanyaan panduan ................................................... 737

BAGIAN III
ORGANISASI MASYARAKAT NASIONAL
DAN HUBUNGAN MEREKA DENGAN AKTOR-AKTOR DI LUAR GERAKAN
BAB I ORGANISASI
I. Model Hukum tentang pengakuan nama Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Masyarakat
Bulan Sabit ................................................................................................................... 746
II. Panduan untuk Statuta Perhimpunan Nasional ............................................................ 751
III. Karakteristik Masyarakat Nasional yang berfungsi dengan baik ................................ 792
IV. Strategi IV 2010: Meningkatkan kehidupan masyarakat yang rentan dengan memobilisasi
kekuatan kemanusiaan ................................................................................................. 798
V. Kebijakan Perlindungan Integritas Masyarakat Nasional ............................................ 824
12 DAFTAR ISI

BAB II HUBUNGAN ANTARA MASYARAKAT NASIONAL DAN OTORITAS


PUBLIKNYA
I. Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional sebagai pembantu otoritas
publik di bidang kemanusiaan, Resolusi 6 dari Dewan Delegasi 2003 ....................... 828
II. Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional sebagai pembantu otoritas
publik di bidang kemanusiaan, melapor kepada Dewan 2003 dari Delegasi ............... 829
III. Masyarakat Nasional sebagai pembantu otoritas publik dalam bidang kemanusiaan,
Resolusi 9 dari Dewan Delegasi 2005 .......................................................................... 835
IV. Ringkasan studi tentang situasi konflik bersenjata, Lampiran laporan kepada Dewan
Delegasi 2005................................................................................................................ 837
V. Sifat khusus Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Gerakan dalam aksi dan
kemitraan serta peran Masyarakat Nasional sebagai pembantu otoritas publik di bidang
kemanusiaan .................................................................................................................. 845

BAB III PANDUAN HUBUNGAN DENGAN AKTOR LAIN DI LUAR GERAKAN


I. Elemen minimum yang harus disertakan dalam perjanjian operasional antara Komponen
gerakan dan mitra operasional eksternal mereka .......................................................... 848
II. Kebijakan Gerakan Kemitraan Sektor Korporasi ......................................................... 854
III. Dokumen panduan tentang hubungan antara komponen-komponen Badan-badan gerakan
dan militer ..................................................................................................................... 864
IV. Kode Etik Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Gerakan dan lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dalam bantuan bencana ................................................... 872
V. Perlindungan bersenjata atas bantuan kemanusiaan ..................................................... 879

BAGIAN IV
STRATEGI DAN RENCANA AKSI
I. Strategi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Resolusi 6 Dewan
Delegasi 2005 dan Lampiran ........................................................................................ 884
II. Bantuan Palang Merah Internasional untuk para pengungsi: pernyataan Kebijakan ... 906
III. Aksi gerakan yang mendukung pengungsi dan pengungsi internal orang, Resolusi 4 Dewan
Delegasi 2001................................................................................................................ 908
IV. Aksi gerakan yang berpihak pada pengungsi dan pengungsi internal dan "Elemen-elemen
Minimum yang Harus Dimasukkan ke dalam Perjanjian Operasional antara Komponen
Gerakan dan Operasionalnya". Mitra", Resolusi 10 dari Dewan Delegasi 2003.......... 911
V. Kebijakan Gerakan tentang Advokasi, Resolusi 6 dari Dewan Delegasi 1999 ............ 913
VI. Strategi Gerakan Anti Ranjau Darat,
Resolusi 10 dari Dewan Delegasi 1999 ........................................................................ 915
DAFTAR ISI 13

VII. Sisa-sisa bahan peledak perang dan Strategi Gerakan terhadap Ranjau Darat, Resolusi
11 Dewan Delegasi 2003 ........................................................................................ 927
VIII. Rencana aksi mengenai anak-anak dalam konflik bersenjata ............................... 929
IX. Memulihkan Strategi Hubungan Keluarga (dan Rencana Implementasi) untuk Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional .............................................. 940
14 DAFTAR ISI

BAGIAN EMPAT

RESOLUSI-RESOLUSI TERPILIH KONFERENSI INTERNASIONAL


PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH,

DEWAN DELEGASI
DAN MAJELIS UMUM FEDERASI INTERNASIONAL PERHIMPUNAN
PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

BAGIAN I
DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP INTERNASIONAL
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

BAB I PENGGUNAAN NAMA DAN LAMBANG PALANG MERAH, BULAN SABIT


MERAH ATAU BIRU MERAH .................................................................... 979
- Resolusi
- Model hukum mengenai penggunaan dan perlindungan lambang palang merah,
bulan sabit merah, dan kristal merah
BAB II MISI GERAKAN ............................................................................................ 999
BAB III GERAKAN, PROMOSI NON-DISKRIMINASI DAN PERDAMAIAN .... 1000
BAB IV PERGERAKAN, SENJATA DAN PERLUCUTAN SENJATA .................. 1030
BAB V PERGERAKAN DAN HAK ASASI MANUSIA.......................................... 1035
BAB VI PERGERAKAN DAN TANTANGAN UTAMA ABAD KE-21 .................. 1040

BAGIAN II
ORGANISASI INTERNASIONAL DARI GERAKAN INI

BAB I KONFERENSI INTERNASIONAL PALANG MERAH DAN BULAN SABIT


MERAH.......................................................................................................... 1051
BAB II KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH....................................... 1054
BAB III FEDERASI INTERNASIONAL PERHIMPUNAN PALANG MERAH DAN
BULAN SABIT MERAH .............................................................................. 1055
BAB IV MASYARAKAT NASIONAL ...................................................................... 1057
BAB V HUBUNGAN INTERNASIONAL ................................................................ 1074
BAB VI PEMBIAYAAN ............................................................................................. 1076
DAFTAR ISI 15

BAGIAN III
HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL (IHL)

BAB I IMPLEMENTASI HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL ................ 1083


BAB II PROTOKOL TAMBAHAN........................................................................... 1112
BAB III LANGKAH-LANGKAH NASIONAL YANG AKAN DITERAPKAN HUKUM
HUMANITER INTERNASIONAL .............................................................. 1113
BAB IV PENYEBARLUASAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL ........ 1119
BAB V PERKEMBANGAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL ............ 1126

BAGIAN IV
KEGIATAN SELAMA KONFLIK BERSENJATA

BAB I PERSIAPAN MENGHADAPI SITUASI KONFLIK BERSENJATA ......... 1137


BAB II KERJA SAMA ANTAR MASYARAKAT NASIONAL SELAMA KONFLIK
BERSENJATA ............................................................................................... 1138
BAB III KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL ................................. 1139
BAB IV BANTUAN DAN PERLINDUNGAN BAGI KORBAN KONFLIK ........... 1142
BAB V MEMERANGI PENYANDERAAN DAN PENYIKSAAN, PENGHILANGAN
PAKSA DAN PEMBAJAKAN ..................................................................... 1201

BAGIAN V
KEGIATAN BANTUAN DALAM SITUASI BENCANA

BAB I ORGANISASI BANTUAN MASYARAKAT NASIONAL......................... 1206


BAB II AKSI-AKSI BANTUAN INTERNASIONAL .............................................. 1208
BAB III PENERIMA MANFAAT AKSI BANTUAN ............................................... 1235

BAGIAN VI
KEGIATAN DI MASA DAMAI

BAB I KESEHATAN ............................................................................................... 1239


BAB II TRANSFUSI DARAH .................................................................................. 1244
BAB III KEPERAWATAN ......................................................................................... 1248
BAB IV LINGKUNGAN HIDUP ............................................................................... 1249
BAB V PEMUDA ...................................................................................................... 1250
16 DAFTAR ISI

LAMPIRAN
LAMPIRAN I DAFTAR KRONOLOGIS RESOLUSI DIREPRODUKSI DALAM
BAGIAN TIGA DAN EMPAT ......................................................... 1259
LAMPIRAN II KONFERENSI PALANG MERAH INTERNASIONAL ................ 1271
LAMPIRAN III SIDANG DEWAN UMUM, DEWAN GUBERNUR DAN MAJELIS
UMUM LIGA PERHIMPUNAN PALANG MERAH, KEMUDIAN
FEDERASI PALANG MERAH INTERNASIONAL DAN
MASYARAKAT BULAN SABIT MERAH .................................... 1272
LAMPIRAN IV PRESIDEN KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH, KETUA
DAN PRESIDEN LIGA, KEMUDIAN FEDERASI INTERNASIONAL
PERHIMPUNAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH
DAN KETUA KOMISI TETAP
PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH ................................................... 1274
LAMPIRAN V GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH
INTERNASIONAL DAN HADIAH NOBEL PERDAMAIAN ....... 1276
LAMPIRAN VI DAFTAR PENERIMA MEDALI HENRY DUNANT .................... 1277
LAMPIRAN VII DAFTAR PENERIMA PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH
HADIAH UNTUK PERDAMAIAN DAN KEMANUSIAAN ......... 1281

FLYLEAVES

Depan Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan Bulan Sabit
Belakang Aturan-aturan dasar hukum humaniter internasional yang berlaku dalam
konflik bersenjata

SISIPAN

- Konvensi Geneva tanggal 22 Agustus 1864 untuk Perbaikan Kondisi Korban


Luka dalam Pertempuran di Lapangan
- Komite Internasional Palang Merah
- Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
- Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional
- Badan-badan resmi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan
- Sejarah Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan
hukum kemanusiaan internasional
KATA PENGANTAR 17

KATA PENGANTAR

S ejak tahun 1889, ketika pertama kali diterbitkan, Buku Pegangan Palang Merah
Internasional Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah dimaksudkan baik
sebagai kompilasi prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang telah mengarahkan kegiatan Gerakan
sejak berdirinya dan merupakan panduan praktis bagi semua pihak yang tertarik dengan
kehidupan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Oleh karena itu, dokumen ini berisi konvensi dan perjanjian internasional yang mengatur misi
komponen-komponen Gerakan pada saat terjadi konflik, Anggaran Dasar dan Peraturan yang
terkait dengan organisasi dan pekerjaan lembaga-lembaga tersebut - Komite Palang Merah
Internasional, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, serta
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional - dan, akhirnya, resolusi utama
yang diadopsi oleh badan-badan hukum Gerakan.
Awalnya diterbitkan oleh Komite Internasional Palang Merah, Buku Pegangan ini berbentuk
pamflet setebal dua puluh dua halaman yang berisi substansi resolusi-resolusi Konferensi
Internasional Palang Merah yang pertama. Dengan ukuran yang semakin besar pada setiap
penerbitan berikutnya, Buku Pegangan ini terakhir kali diterbitkan kembali pada tahun 1951,
1953, 1971, 1983, dan 1994. Sejak tahun 1930, buku ini menjadi Buku Pegangan Palang Merah
Internasional, sebuah publikasi gabungan dari Komite Palang Merah Internasional dan Liga
Perhimpunan Palang Merah.1 Tata letaknya tidak berubah dalam edisi-edisi berikutnya. Bagian
pertama berisi Konvensi Geneva dan beberapa konvensi internasional lainnya yang berkaitan
dengan kegiatan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah; bagian kedua berisi Anggaran Dasar
dan Peraturan dari lembaga-lembaga internasional Gerakan; dan bagian ketiga berisi resolusi-
resolusi utama dari Konferensi Internasional, Dewan Delegasi, dan Dewan Gubernur Liga -
yang sekarang menjadi Majelis Umum Federasi. Susunan ini tetap dipertahankan pada edisi saat
ini, namun bagian keempat yang berisi kebijakan-kebijakan utama Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional telah ditambahkan.
Edisi kesembilan, pada tahun 1951, merupakan langkah penting dalam pengembangan publikasi
ini. Pada saat itu, buku ini dilengkapi dengan empat Konvensi Geneva tahun 1949, yang
kemudian ditambahkan dengan Protokol Tambahan tahun 1977. Sejak 1971, di sisi lain, Buku
Pegangan ini tidak lagi memberikan teks Konvensi-konvensi sebelum tahun 1949, dengan
pengecualian Konvensi "induk" dari tahun 1864 yang, dalam edisi ini, dapat ditemukan sebagai
sisipan. Sebuah ringkasan dari aturan-aturan dasar hukum humaniter internasional yang berlaku
dalam konflik bersenjata telah disisipkan di bagian akhir buku ini, yang memudahkan
konsultasi.

1
Pada tanggal 28 November 1991, Liga berganti nama menjadi "Federasi Internasional
Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit".
18 KATA PENGANTAR

Bagian Pertama yang membahas hukum humaniter internasional, memberikan teks lengkap
Konvensi Geneva 1949, Protokol Tambahan 1977, dan Protokol Tambahan 2005. Protokol
Tambahan. Juga disertakan, seperti pada edisi-edisi sebelumnya, teks-teks internasional lainnya
yang memiliki kepentingan umum bagi Gerakan dan pekerjaannya. Tambahan-tambahan pada
Buku Pegangan ini telah diperkenalkan secara berturut-turut. Pada kenyataannya, Protokol
Tambahan 1977 berkaitan dengan hukum yang mengatur perilaku permusuhan. Protokol
Tambahan 2005 (Protokol III) berkaitan dengan pengadopsian lambang tambahan yang khas.
Bagian ini juga mencakup teks-teks hukum internasional lainnya (yang sebelumnya terdaftar di
bawah hukum Den Haag) Oleh karena itu, sejak edisi keduabelas, lebih banyak ruang diberikan
untuk konvensi dan perjanjian lain dari jenis ini. Berikut ini akan ditemukan dalam edisi ini:
Deklarasi Sankt Peterburg tahun 1868, yang mencakup larangan proyektil peledak tertentu pada
saat perang; Deklarasi Den Haag tahun 1899 yang melarang penggunaan peluru yang
mengembang atau mudah melebar dalam tubuh manusia; Konvensi Den Haag tahun 1907 No.
IV yang menghormati hukum dan kebiasaan perang di darat; Konvensi Den Haag tahun 1907
No. IV yang menghormati hukum dan kebiasaan perang di darat; Konvensi Den Haag tahun
1907 No. IV yang menghormati hukum dan kebiasaan perang di darat; Konvensi Den Haag
tahun 1907 No. IV yang menghormati hukum dan kebiasaan perang di darat; Konvensi Den
Haag tahun 1907 No. IV Konvensi tentang pelarangan pengembangan, produksi, dan
penimbunan senjata bakteriologis (biologis) dan senjata toksin serta pemusnahannya; Konvensi
tahun 1976 Konvensi tentang larangan penggunaan teknik modifikasi lingkungan oleh militer
atau pihak lain yang tidak bersahabat; Konvensi dan Protokol tahun 1980 tentang larangan atau
pembatasan penggunaan senjata konvensional tertentu yang dapat dianggap terlalu melukai atau
memiliki efek yang tidak pandang bulu; Protokol selanjutnya dari Konvensi ini, seperti Protokol
tentang senjata laser yang membutakan dan Protokol tentang sisa-sisa bahan peledak perang;
kutipan dari Statuta Roma dari Mahkamah Pidana Internasional. Akhirnya, bagian ini berisi
Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1968, yang
berkaitan dengan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam konflik bersenjata dan
Deklarasi Akhir Konferensi Internasional untuk perlindungan korban perang.
Dua teks yang dikutip dalam buku panduan ini bukan merupakan bagian dari hukum hak asasi
manusia internasional. Teks-teks yang dimaksud, sebuah kutipan dari Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tahun 1989 tentang hak-hak anak dan Protokol Opsional untuk Konvensi
tentang hak-hak anak (25 Mei 2000), sebenarnya adalah bagian dari hukum hak asasi manusia.
Pembaca yang tertarik dengan cabang hukum ini harus membaca koleksi yang diterbitkan oleh
organisasi-organisasi internasional yang secara langsung terkait (salah satu publikasi tersebut
adalah "Hak Asasi Manusia - Kumpulan Instrumen Internasional", yang diterbitkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diperbarui secara berkala).
Bagian Kedua dari Buku Panduan ini, yang secara tradisional dikhususkan untuk statuta,
peraturan, dan teks normatif lainnya yang berlaku di dalam Gerakan, telah hampir seluruhnya
direvisi dari edisi sebelumnya. Sebagian besar perubahan merupakan hasil dari amandemen
Statuta dan Peraturan Prosedur Gerakan setelah diadopsinya Protokol III sebagai tambahan
Konvensi Geneva pada tahun 2005, revisi oleh badan-badan pengurus ICRC dan Federasi atas
statuta masing-masing lembaga dan pengesahan Perjanjian pada tahun 1997 tentang
KATA PENGANTAR 19

pengorganisasian kegiatan internasional komponen-komponen Gerakan Palang Merah dan


Bulan Sabit Merah Internasional (Perjanjian Sevilla) serta pada tahun 2005 tentang langkah-
langkah tambahan untuk meningkatkan implementasi Perjanjian Sevilla.
Selain itu, teks-teks yang berkaitan dengan penggunaan lambang oleh Perhimpunan Nasional
dan operasi bantuan dalam situasi bencana telah diperluas, dengan mempertimbangkan
pengalaman terbaru dan kebutuhan yang telah menjadi jelas selama dekade terakhir.
Bagian Ketiga dari Buku Panduan ini mencakup kebijakan utama, strategi, dan rencana aksi
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Bagian ini berisi teks-teks yang
bersifat normatif, seperti yang berkaitan dengan Prinsip-prinsip Dasar, promosi non-
diskriminasi, organisasi Perhimpunan Nasional, dan hubungan mereka dengan para aktor di luar
Gerakan. Hal ini juga mencakup Strategi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional, yang diperbaharui pada tahun 2005. Teks-teks tentang Perhimpunan Nasional
sebagai pembantu otoritas publik di bidang kemanusiaan dan teks-teks lain tentang panduan
hubungan dengan aktor-aktor lain di luar Gerakan, seperti kemitraan dengan perusahaan dan
badan-badan militer, dapat ditemukan di sini.
Terakhir, bagian ini mencakup rencana aksi untuk memperkuat kegiatan kemanusiaan dari
komponen-komponen Gerakan di bidang-bidang tertentu seperti strategi memulihkan hubungan
keluarga.
Seperti pada edisi-edisi sebelumnya, Bagian Keempat (sebelumnya Bagian Ketiga), berisi
pilihan resolusi utama yang telah direvisi dan diperbarui dari Konferensi Internasional, Dewan
Delegasi, dan Majelis Umum Federasi...
Secara umum, ini adalah resolusi-resolusi penting dalam beberapa dekade terakhir yang
berkaitan dengan organisasi, kegiatan, pedoman kebijakan, dan kepedulian kemanusiaan. Juga
termasuk di dalamnya beberapa resolusi yang diadopsi sebelum Konferensi Internasional ke-20
(Vienna, 1965) yang tidak kehilangan keabsahan dan kepentingannya, serta sejumlah resolusi
penting dalam pekerjaan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Seperti pada edisi-edisi sebelumnya, resolusi-resolusi telah diklasifikasikan menurut sub-
bidang. Untuk memperhitungkan perkembangan terbaru di sejumlah bidang, beberapa bab telah
ditambahkan ke dalam bagian yang ditujukan untuk hukum humaniter internasional dan
kegiatan komponen-komponen Gerakan dalam situasi konflik dan bencana alam.
Pada akhirnya, versi lengkap dari semua resolusi yang diadopsi dalam Gerakan ini akan
dimasukkan ke dalam CD-ROM untuk memudahkan referensi setiap saat. Sebuah kantong
khusus di bagian belakang Buku Panduan ini telah disediakan untuk itu.
Lampiran-lampiran tersebut mencakup daftar kronologis resolusi yang terdapat di Bagian Tiga
dan Bagian Empat dan memberikan informasi singkat mengenai pertemuan-pertemuan resmi
Gerakan, para pemimpinnya, serta medali dan hadiah yang diberikan

Komite Internasional Palang Merah Federasi Internasional dari Palang Merah


dan Bulan Sabit Merah Masyarakat
Konvensi Geneva
22 Agustus 1864
Untuk Perbaikan Kondisi Korban Luka dalam Pertempuran di
Lapangan

PASAL 1 Ambulans dan rumah sakit militer harus diakui sebagai netral dan, dengan
demikian, dilindungi dan dihormati oleh pihak-pihak yang berperang selama
ambulans atau rumah sakit tersebut menampung orang yang terluka dan sakit.
Netralitas akan berakhir apabila ambulans atau rumah sakit tersebut harus dipegang
oleh suatu kekuatan militer.
PASAL 2 Personel rumah sakit dan ambulans, termasuk staf perwira, layanan medis,
administrasi, dan transportasi, serta para pendeta, akan mendapatkan manfaat dari
kenetralan yang sama ketika bertugas, dan ketika masih ada yang terluka yang harus
dibawa atau dibantu.
PASAL 3 Orang-orang yang ditunjuk dalam Pasal sebelumnya dapat, bahkan setelah
pendudukan musuh, tetap menjalankan fungsi mereka di rumah sakit atau ambulans
tempat mereka bertugas, atau dapat menarik diri untuk bergabung kembali dengan
unit tempat mereka berada. Apabila dalam keadaan seperti ini mereka
menghentikan fungsinya, orang-orang tersebut harus diserahkan ke pos-pos musuh
oleh pasukan pendudukan.
PASAL 4 Materi rumah sakit militer tunduk pada hukum perang, orang-orang yang melekat
pada rumah sakit tersebut dapat membawa serta, pada saat menarik diri, hanya
barang-barang yang merupakan milik pribadi mereka.
Ambulans, sebaliknya, dalam keadaan yang sama, harus mempertahankan peralatan
mereka.
PASAL 5 Penduduk suatu negara yang memberikan pertolongan kepada orang yang terluka
harus dihormati dan tetap bebas. Para jenderal dari pihak-pihak yang berperang
harus menjadikannya sebagai tugas mereka untuk memberitahukan penduduk
tentang himbauan yang dibuat untuk kemanusiaan mereka, dan tentang netralitas
yang akan diberikan oleh tindakan yang berperikemanusiaan.
Kehadiran kombatan yang terluka yang menerima tempat tinggal dan perawatan di
sebuah rumah harus menjamin perlindungannya. Seorang penduduk yang telah
memberikan perlindungan kepada orang yang terluka akan dibebaskan dari tagihan
dan dari sebagian kontribusi perang yang mungkin dipungut.
PASAL 6 Para kombatan yang terluka atau sakit, dari bangsa manapun mereka berasal, harus
dikumpulkan dan dirawat. Para Panglima dapat menyerahkan dengan segera kepada
pos-pos musuh kombatan yang terluka selama pertempuran, apabila keadaan
memungkinkan dan atas persetujuan kedua belah pihak. Mereka yang, setelah
sembuh, dinyatakan tidak layak untuk bertugas lebih lanjut, akan dipulangkan.
Yang lainnya juga dapat dikirim kembali, dengan syarat bahwa mereka tidak boleh
lagi, selama permusuhan berlangsung, mengangkat senjata. Pihak-pihak yang
melakukan evakuasi, dan personil yang melaksanakannya, harus dianggap benar-
benar netral.
PASAL 7 Bendera yang khas dan seragam harus digunakan untuk rumah sakit, ambulans, dan
pihak-pihak yang melakukan evakuasi. Bendera tersebut harus disertai dengan
bendera nasional dalam segala situasi. Armlet juga dapat dikenakan oleh personel
yang menikmati netralitas, tetapi masalahnya harus diserahkan kepada otoritas
militer. Baik bendera maupun lengan baju harus bergambar palang merah di atas
dasar putih.
PASAL 8 Pelaksanaan Konvensi ini harus diatur oleh para Panglima Tertinggi Angkatan
Perang dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dari Pemerintah masing-masing dan
sesuai dengan prinsip-prinsip umum yang ditetapkan dalam Konvensi ini.
PASAL 9 Para Pihak Tinggi telah sepakat untuk menyampaikan Konvensi ini dengan
undangan untuk mengaksesi Konvensi ini kepada Pemerintah-pemerintah yang
tidak dapat menunjuk para Plenipotentiaries pada Konferensi Internasional di
Jenewa. Oleh karena itu, Protokol ini dibiarkan terbuka.
PASAL 10 Konvensi ini harus diratifikasi dan ratifikasi-ratifikasi tersebut harus dipertukarkan
di Berne, dalam waktu empat bulan ke depan, atau lebih cepat jika memungkinkan.
Dengan keyakinan akan hal tersebut, para Penandatangan telah menandatangani
Konvensi ini dan membubuhkan cap mereka.
Ditetapkan di Geneva, pada tanggal dua puluh dua bulan Agustus tahun seribu
delapan ratus enam puluh empat.
Komite Internasional Palang Merah

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) adalah organisasi yang tidak memihak, netral, dan
independen dengan misi kemanusiaan yang secara eksklusif melindungi kehidupan dan
martabat para korban konflik bersenjata dan situasi kekerasan lainnya, serta memberikan
bantuan kepada mereka.

ICRC juga berupaya mencegah penderitaan dengan mempromosikan dan memperkuat hukum
humaniter dan prinsip-prinsip kemanusiaan universal.

Didirikan pada tahun 1863, ICRC merupakan cikal bakal Konvensi Geneva dan Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. ICRC mengarahkan dan
mengoordinasikan kegiatan internasional yang dilakukan oleh Gerakan ini dalam konflik
bersenjata dan situasi kekerasan lainnya.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah organisasi
kemanusiaan global, yang didirikan oleh dan terdiri dari Perhimpunan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah Nasional, yang mengoordinasikan dan mengarahkan bantuan internasional setelah
terjadi bencana alam dan bencana teknologi. Misinya adalah untuk meningkatkan kehidupan
orang-orang yang rentan dengan memobilisasi kekuatan kemanusiaan.

Federasi Internasional bekerja sama dengan Perhimpunan Nasional dalam merespons bencana di
seluruh dunia. Operasi bantuannya digabungkan dengan pekerjaan pembangunan, termasuk
program kesiapsiagaan bencana, kegiatan kesehatan dan perawatan, dan promosi nilai-nilai
kemanusiaan.

Secara khusus, organisasi ini mendukung program-program pengurangan risiko dan memerangi
penyebaran penyakit, seperti HIV, TBC, flu burung, dan malaria. Organisasi ini juga bekerja
untuk memerangi diskriminasi dan kekerasan, serta mempromosikan hak asasi manusia dan
bantuan bagi para migran.

Federasi Internasional
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Nasional

Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mewujudkan kerja dan prinsip-
prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional di lebih dari 186 negara.
Perhimpunan Nasional bertindak sebagai pembantu otoritas publik di negaranya masing-masing
dalam bidang kemanusiaan dan menyediakan berbagai layanan termasuk bantuan bencana,
program kesehatan dan sosial. Selama masa perang, Perhimpunan Nasional membantu penduduk
sipil yang terkena dampak dan mendukung layanan medis tentara jika diperlukan.
Badan-badan hukum Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Badan-badan hukum Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional


Gerakan adalah:
1. Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Konferensi Internasional ini mempertemukan delegasi dari:
- Masyarakat Nasional;
- ICRC;
- Federasi;
- Negara-negara peserta Konvensi Geneva.
Setiap delegasi memiliki satu suara.
Konferensi ini biasanya diadakan setiap empat tahun sekali.

2. Dewan Delegasi Palang Merah Internasional dan Gerakan Bulan Sabit Merah
Dewan Delegasi terdiri dari delegasi-delegasi dari:
- Masyarakat Nasional;
- ICRC;
- Federasi.
Oleh karena itu, Dewan Delegasi adalah majelis dari komponen-komponen Gerakan.
Pertemuan ini diadakan pada setiap Konferensi Internasional dan biasanya juga pada setiap
Sidang Umum Federasi.

3. Komisi Tetap Palang Merah dan Bulan Sabit Merah


Komisi Tetap terdiri dari sembilan anggota:
- lima anggota yang dipilih oleh Konferensi Internasional Palang Merah Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah;
- dua orang perwakilan ICRC, salah satunya adalah Presiden;
- dua orang perwakilan Federasi, salah satunya adalah Presiden.
Biasanya bertemu setiap enam bulan sekali.
Sejarah Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional dan hukum kemanusiaan
internasional

Gerakan IHL
1859 Pertempuran Solferino - Henry Dunant
1863 Komite Internasional untuk bantuan korban luka militer: mulai tahun 1876, Komite
Internasional Palang Merah (ICRC)
Konferensi Internasional yang diselenggarakan di Geneva
Pembentukan komite nasional untuk membantu korban luka-luka militer
1864 Konvensi Geneva untuk Perbaikan Kondisi Korban Luka
dalam Pertempuran di Lapangan
1867 Konferensi Internasional Pertama Palang Merah
1899 Konvensi Den Haag
- Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat (Konvensi No. II)
- Adaptasi terhadap Perang Maritim dari Prinsip-prinsip
Konvensi Geneva 1864 (Konvensi No. III)

1906 Revisi dan pengembangan Geneva 1864 Konvensi

1907 Konvensi Den Haag


- Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat (Konvensi No. IV)
- Adaptasi terhadap Perang Maritim dari Prinsip-prinsip
Konvensi Geneva 1906 (Konvensi No. X)
1919 Liga Perhimpunan Palang Merah:
sejak tahun 1983, Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
sejak tahun 1991, Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Masyarakat

1925 Protokol Geneva tentang Larangan Penggunaan Gas yang


Menyebabkan Sesak Napas, Beracun, atau Gas Lainnya
dalam Perang dan Metode Peperangan yang Menggunakan
Bakteriologis
Gerakan IHL

1928 Statuta Palang Merah Internasional (direvisi pada tahun 1952 dan 1986)

1929 Konvensi Geneva


- Luka dan Sakit dalam Pasukan Bersenjata di Lapangan
[revisi Konvensi Geneva 1906] (Pertama Konvensi)
- Tawanan Perang [melengkapi Konvensi Den Haag 1899
No. II dan Konvensi Den Haag 1907 No. IV] (Konvensi
Kedua)
- Pengakuan resmi atas lambang bulan sabit merah (pertama
kali digunakan pada tahun 1876)

1949 Konvensi Geneva


- Luka dan Sakit dalam Pasukan Bersenjata di Lapangan
[revisi dan pengembangan dari Geneva 1929 Konvensi]
(Konvensi Pertama)
- Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka, Sakit, dan
Karam di Laut [revisi dan pengembangan Konvensi Den
Haag 1907 No. X] (Konvensi Kedua)
- Tawanan Perang [revisi dan pengembangan Konvensi
Geneva 1929] (Konvensi Ketiga)
- Orang sipil [melengkapi Konvensi Den Haag 1899 No. II
dan Konvensi Den Haag 1907 No. IV] (Konvensi Keempat)

1954 Konvensi untuk Perlindungan Properti Budaya dalam


Peristiwa Konflik Bersenjata
- Protokol I (1954)
- Protokol II (1999)
Gerakan IHL
1965 Proklamasi Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah: kemanusiaan, ketidakberpihakan,
netralitas, kemandirian, pelayanan sukarela, persatuan, kesemestaan (dimasukkan
pada tahun 1986 ke dalam Statuta Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional)

1972 Konvensi tentang Larangan Pengembangan, Produksi, dan


Penimbunan Senjata Bakteriologis (Biologi) dan Senjata
Racun serta Pemusnahannya

1976 Konvensi tentang Larangan Penggunaan Teknik Modifikasi


Lingkungan oleh Militer atau Pihak Lain yang Tidak
Bersahabat (ENMOD)

1977 Protokol sebagai tambahan dari Protokol Geneva 1949


Konvensi
- Protokol I: Perlindungan Korban Internasional
Konflik Bersenjata
- Protokol II: Perlindungan Korban Konflik Bersenjata
Non-Internasional

1980 Konvensi tentang Larangan dan Pembatasan Senjata


Konvensional Tertentu
- Pasal 1 yang diamandemen (2001)
- Protokol I (1980) tentang Fragmen yang Tidak Dapat
Dideteksi
- Protokol II (1980) tentang Ranjau, Jebakan, dan Perangkat
Lain
- Amandemen Protokol II (1996) tentang Ranjau, Jebakan,
dan Perangkat Lain
- Protokol III (1980) tentang Senjata Pembakar
- Protokol IV (1995) tentang Senjata Laser yang
Menyilaukan
- Protokol V (2003) tentang Sisa-sisa Bahan Peledak Perang
Gerakan IHL
1986 Statuta Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

1993 Konvensi tentang Larangan Pengembangan, Produksi,


Penimbunan dan Penggunaan Senjata Kimia dan
Pemusnahannya

1997 Konvensi tentang Larangan Penggunaan, Penimbunan,


Produksi, dan Pemindahan Ranjau Anti-Personil dan
Penghancurannya

1998 Statuta Roma tentang Mahkamah Pidana Internasional

2000 Protokol Opsional Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan


Anak dalam Konflik Bersenjata

2005 Protokol tambahan untuk Konvensi-konvensi Geneva yang


berkaitan dengan Pengadopsian Lambang Khas Tambahan
(Protokol III)

2006 Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-29:
mengamandemen Statuta Gerakan dengan mempertimbangkan adopsi Protokol Tambahan
Konvensi Geneva (Protokol III).
BAGIAN SATU

HUKUM KEMANUSIAAN INTERNASIONAL


I
KONVENSI GENEVA
UNTUK PERBAIKAN KONDISI YANG TERLUKA DAN SAKIT PADA ANGKATAN
BERSENJATA DI LAPANGAN
TANGGAL 12 AGUSTUS 1949

BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1 Penghormatan terhadap Konvensi ................................................................... 36
Pasal 2 Penerapan Konvensi ......................................................................................... 36
Pasal 3 Konflik yang tidak bersifat internasional ......................................................... 36
Pasal 4 Permohonan oleh Pihak yang netral................................................................. 37
Pasal 5 Jangka waktu pendaftaran ................................................................................ 37
Pasal 6 Perjanjian khusus ............................................................................................. 37
Pasal 7 Pelepasan hak tanpa syarat ............................................................................... 38
Pasal 8 Melindungi Kekuasaan .................................................................................... 38
Pasal 9 Kegiatan Komite Palang Merah Internasional ................................................. 38
Pasal 10 Pengganti untuk Melindungi Kuasa ................................................................. 38
Pasal 11 Prosedur konsiliasi ........................................................................................... 39

BAB II
Terluka dan Sakit
Pasal 12 Perlindungan dan perawatan ............................................................................ 40
Pasal 13 Orang-orang yang dilindungi ........................................................................... 40
Pasal 14 Status ............................................................................................................... 41
Pasal 15 Pencarian korban. Evakuasi ............................................................................ 41
Pasal 16 Pencatatan dan penerusan informasi ................................................................ 41
Pasal 17 Ketentuan-ketentuan mengenai orang mati. Layanan Pendaftaran Makam .... 42
Pasal 18 Peran populasi ................................................................................................. 43

BAB III
Unit dan Fasilitas Medis
Pasal 19 Perlindungan ................................................................................................... 43
Pasal 20 Perlindungan kapal rumah sakit ...................................................................... 44
Pasal 21 Penghentian perlindungan perusahaan medis dan unit .................................... 44
Pasal 22 Kondisi yang tidak menghalangi unit medis dan pembentukan perlindungan 44
Pasal 23 Zona dan wilayah rumah sakit ........................................................................ 44
34 DAFTAR ISI

BAB IV
Personil
Pasal 24 Perlindungan terhadap personil tetap ............................................................... 45
Pasal 25 Perlindungan terhadap personil tambahan ....................................................... 45
Pasal 26 Personil lembaga bantuan ................................................................................ 45
Pasal 27 Masyarakat negara netral ................................................................................ 46
Pasal 28 Personil yang dipertahankan ............................................................................ 46
Pasal 29 Status personel tambahan ................................................................................. 47
Pasal 30 Pengembalian tenaga medis dan tenaga keagamaan ........................................ 47
Pasal 31 Pemilihan personel untuk pengembalian ......................................................... 47
Pasal 32 Pengembalian personel yang berasal dari negara netral .................................. 47

BAB V
Bangunan dan Material
Pasal 33 Bangunan dan toko........................................................................................... 48
Pasal 34 Properti lembaga bantuan................................................................................. 48

BAB VI
Transportasi Medis
Pasal 35 Perlindungan .................................................................................................... 49
Pasal 36 Pesawat medis ................................................................................................. 49
Pasal 37 Penerbangan di atas negara netral. Pendaratan korban luka-luka .................... 49

BAB VII
Lambang yang khas
Pasal 38 Lambang Konvensi ....................................................................................... 50
Pasal 39 Penggunaan lambang ................................................................................... 50
Pasal 40 Identifikasi tenaga medis dan keagamaan .................................................... 50
Pasal 41 Identifikasi personel tambahan .................................................................... 51
Pasal 42 Penandaan unit dan fasilitas medis .............................................................. 51
Pasal 43 Penandaan unit-unit negara netral ................................................................ 52
Pasal 44 Pembatasan penggunaan lambang. Pengecualian ........................................ 52

BAB VIII
Pelaksanaan Konvensi
Pasal 45 Eksekusi terperinci. Kasus-kasus tak terduga ................................................ 53
Pasal 46 Larangan pembalasan..................................................................................... 53
Pasal 47 Penyebarluasan Konvensi .............................................................................. 53
Pasal 48 Terjemahan. Aturan aplikasi ......................................................................... 53
DAFTAR ISI 35

BAB IX
Penindakan Pelanggaran dan Pelanggaran
Pasal 49 Sanksi pidana: I. Pengamatan umum .............................................................. 53
Pasal 50 II. Pelanggaran berat ........................................................................................ 54
Pasal 51 III. Tanggung Jawab Para Pihak ..................................................................... 54
Pasal 52 Prosedur pertanyaan ........................................................................................ 54
Pasal 53 Penyalahgunaan lambang................................................................................. 54
Pasal 54 Pencegahan penyalahgunaan............................................................................ 55
Ketentuan akhir
Pasal 55 Bahasa .............................................................................................................. 55
Pasal 56 Tanda Tangan .................................................................................................. 55
Pasal 57 Pengesahan ...................................................................................................... 55
Pasal 58 Mulai berlaku .................................................................................................. 56
Pasal 59 Hubungan dengan Konvensi sebelumnya ....................................................... 56
Pasal 60 Aksesi .............................................................................................................. 56
Pasal 61 Pemberitahuan aksesi ...................................................................................... 56
Pasal 62 Efek langsung .................................................................................................. 56
Pasal 63 Pengaduan ....................................................................................................... 56
Pasal 64 Pendaftaran di Perserikatan Bangsa-Bangsa ................................................... 57

LAMPIRAN I
Rancangan Perjanjian Terkait Zona dan Wilayah Rumah Sakit ......................................... 58

LAMPIRAN II
Kartu Identitas untuk Anggota Tim Medis dan
Personel Agama yang melekat pada Angkatan Bersenjata ................................................ 60
A. KONVENSI-KONVENSI GENEVA DAN PROTOKOL TAMBAHAN

KONVENSI GENEVA
UNTUK PERBAIKAN KONDISI YANG TERLUKA DAN SAKIT PADA
ANGKATAN BERSENJATA DI LAPANGAN
TANGGAL 12 AGUSTUS 1949

BAB I

Ketentuan Umum

menghormati PASAL 1. - Para Pihak Utama berjanji untuk menghormati untuk dan untuk
konvensi 1 memastikan penghormatan terhadap Konvensi ini di semua Keadaan.

penerapan PASAL 2. - Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan


konvensi pada masa damai, Konvensi ini harus diterapkan pada semua kasus Konvensi
mengenai perang yang dinyatakan atau konflik bersenjata lainnya yang mungkin
timbul antara dua atau lebih Pihak Peserta Tinggi, bahkan jika keadaan perang tidak
diakui oleh salah satu dari mereka.
Konvensi ini juga berlaku untuk semua kasus pendudukan sebagian atau
keseluruhan wilayah suatu Negara Pihak, bahkan jika pendudukan tersebut tidak
disertai dengan perlawanan bersenjata.
Walaupun salah satu Negara yang bersengketa mungkin tidak menjadi pihak
dalam Konvensi ini, Negara-negara yang menjadi pihak dalam Konvensi ini akan
tetap terikat oleh Konvensi ini dalam hubungan timbal balik mereka. Mereka
selanjutnya akan terikat oleh Konvensi ini dalam hubungannya dengan Negara yang
bersangkutan, apabila Negara yang bersangkutan menerima dan menerapkan
ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini.

konflik yang PASAL 3 Konflik bukan - Dalam kasus konflik bersenjata yang bukan
tidak bersifat merupakan konflik internasional dari suatu karakter yang terjadi di wilayah salah
internasional satu Negara Pihak Tinggi internasional, setiap Pihak yang terlibat dalam konflik akan
terikat untuk menerapkan, sebagai karakter minimum, ketentuan-ketentuan berikut:
1) Orang-orang yang tidak mengambil bagian secara aktif dalam permusuhan,
termasuk anggota angkatan bersenjata yang telah meletakkan senjata dan
mereka yang

1
Catatan pinggir atau judul artikel telah dirancang oleh Swiss Federal Departemen Luar Negeri.
TERLUKA DAN SAKIT 37

ditempatkan di tempat tawanan perang karena sakit, luka, penahanan,


atau sebab lainnya, harus diperlakukan secara manusiawi, tanpa
pembedaan yang merugikan yang didasarkan pada ras, warna kulit,
agama atau kepercayaan, jenis kelamin, kelahiran atau kekayaan, atau
kriteria lain yang serupa.
Untuk itu, tindakan-tindakan berikut ini adalah dan akan tetap dilarang
setiap saat dan di mana pun sehubungan dengan orang-orang yang
disebutkan di atas:
a) kekerasan terhadap nyawa dan manusia, khususnya pembunuhan
dalam segala bentuk, mutilasi, perlakuan kejam dan penyiksaan;
b) penyanderaan;
c) pelanggaran terhadap martabat pribadi, khususnya perlakuan yang
memalukan dan merendahkan;
d) penjatuhan hukuman dan pelaksanaan eksekusi tanpa putusan
sebelumnya yang diucapkan oleh pengadilan yang dibentuk secara
teratur, yang memberikan semua jaminan peradilan yang diakui
sebagai hal yang sangat diperlukan oleh masyarakat beradab.
2) Yang terluka dan sakit harus dikumpulkan dan dirawat.
Badan kemanusiaan yang tidak memihak, seperti Komite Palang Merah
Internasional, dapat menawarkan jasanya kepada pihak-pihak yang terlibat
konflik.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus lebih lanjut berusaha untuk
memberlakukan, melalui perjanjian khusus, semua atau sebagian dari
ketentuan-ketentuan lain dalam Konvensi ini.
Penerapan ketentuan-ketentuan sebelumnya tidak akan mempengaruhi
status hukum Para Pihak yang bersengketa.

PASAL.4. - Pihak-pihak yang netral harus menerapkan dengan analogi Penerapan


ketentuan-ketentuan Konvensi ini pada orang-orang yang terluka dan sakit, dan dengan daya
pada anggota-anggota tenaga medis yang netral dan pada pendeta-pendeta dari netral
pihak-pihak yang bersenjata pasukan Pihak yang berkonflik, yang diterima atau
ditawan di wilayah mereka, serta orang-orang yang ditemukan tewas.

PASAL. 5. - Bagi orang-orang yang dilindungi yang telah jatuh ke dalam Durasi
tangan musuh, Konvensi ini akan berlaku sampai dengan pemulangan terakhir Aplikasi
mereka.

PASAL. 6. - Sebagai tambahan dari perjanjian-perjanjian yang secara tegas Perjanjian


diatur dalam Pasal Khusus 10, 15, 23, 28, 31, 36, 37, dan 52, perjanjian- Spesial
perjanjian Para Pihak dapat membuat perjanjian-perjanjian khusus lainnya
untuk semua hal yang menyangkut yang mereka anggap cocok untuk dibuatkan
ketentuan tersendiri. Tidak ada perjanjian khusus yang dapat mempengaruhi
situasi orang yang terluka dan sakit, anggota tenaga medis atau
38 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

Pendeta, sebagaimana didefinisikan oleh Konvensi ini, atau membatasi hak-hak


yang diberikan Konvensi ini kepada mereka.
Orang yang terluka dan sakit, serta petugas medis dan pendeta, akan terus
mendapatkan manfaat dari perjanjian-perjanjian tersebut selama Konvensi berlaku
bagi mereka, kecuali apabila ketentuan-ketentuan yang tegas menyatakan sebaliknya
terdapat dalam perjanjian-perjanjian tersebut di atas atau perjanjian-perjanjian
berikutnya, atau apabila tindakan-tindakan yang lebih menguntungkan telah diambil
sehubungan dengan mereka oleh salah satu Pihak yang terlibat dalam konflik.

Tidak ada PASAL.7. - Orang yang terluka dan sakit, serta anggota-anggota tenaga medis
pelepasan dan pendeta, dalam keadaan apapun tidak boleh melepaskan sebagian atau seluruh
hak haknya yang dijamin oleh Konvensi ini, dan dengan perjanjian-perjanjian khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal sebelumnya, jika ada.

Kekuatan PASAL.8. - Konvensi ini harus diterapkan dengan operasi bersama dan di
yang bawah pengawasan Kekuatan Pelindung yang bertugas untuk melindungi
melindungi kepentingan Para Pihak yang terlibat dalam konflik. Untuk Untuk tujuan ini, Negara-
negara Peserta dapat menunjuk, selain staf diplomatik atau konsulernya, delegasi-
delegasi dari warga negara mereka sendiri atau warga negara dari Negara-negara
peserta yang netral. Delegasi tersebut harus tunduk pada persetujuan dari Kekuatan
yang dengannya mereka akan melaksanakan tugas mereka.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus memfasilitasi, semaksimal
mungkin, tugas perwakilan atau delegasi dari Kekuatan Pelindung.
Perwakilan atau delegasi dari Negara-negara Pelindung tidak boleh melebihi
misi mereka berdasarkan Konvensi ini. Mereka harus, secara khusus, memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan penting keamanan Negara tempat mereka melaksanakan
tugas-tugas mereka. Kegiatan-kegiatan mereka hanya boleh dibatasi, sebagai
tindakan yang luar biasa dan sementara, apabila hal ini dianggap perlu oleh
kebutuhan-kebutuhan militer yang mendesak.

Kegiatan PASAL.9. - Ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini tidak ada hambatan bagi
komite kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Organisasi Internasional Komite Palang
internasional Merah Internasional atau lembaga kemanusiaan lainnya yang tidak memihak Komite
palang organisasi Palang Merah dapat, dengan persetujuan dari Para Pihak yang terlibat
merah konflik yang bersangkutan, melakukan perlindungan bagi yang terluka dan sakit,
tenaga medis dan pendeta, dan untuk bantuan mereka.

Pengganti PASAL.10. - Para Pihak dalam Perjanjian dapat sewaktu-waktu menyetujui


untuk Perlindungan untuk mempercayakan kepada organisasi yang menawarkan semua
melindungi jaminan ketidakberpihakan dan keefektifan Kekuasaan, tugas-tugas yang menjadi
kekuasaan tanggung jawab Perlindungan Wewenang berdasarkan Konvensi ini.
TERLUKA DAN SAKIT 39

Apabila orang yang terluka dan sakit, atau tenaga medis dan pendeta tidak
mendapat manfaat atau berhenti mendapat manfaat, apa pun alasannya, dari
kegiatan-kegiatan suatu Kekuatan Pelindung atau suatu organisasi yang diatur
dalam paragraf pertama di atas, Pihak yang Menahan harus meminta suatu
Negara yang netral, atau suatu organisasi semacam itu, untuk melaksanakan
fungsi-fungsi yang dilakukan berdasarkan Konvensi ini oleh suatu Kekuatan
Pelindung yang ditunjuk oleh Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu konflik.
Apabila perlindungan tidak dapat diatur sebagaimana mestinya, Pihak yang
Menahan wajib meminta atau wajib menerima, dengan tunduk pada ketentuan-
ketentuan dalam Pasal ini, tawaran dari organisasi kemanusiaan, seperti Komite
Palang Merah Internasional, untuk melaksanakan fungsi kemanusiaan yang
dilakukan oleh Pihak yang Melindungi di bawah Konvensi ini.
Setiap Kekuatan netral, atau organisasi apapun yang diundang oleh
Kekuatan yang bersangkutan atau menawarkan diri untuk tujuan-tujuan ini,
wajib bertindak dengan rasa tanggung jawab terhadap Pihak yang berkonflik
yang menjadi sandaran orang-orang yang dilindungi oleh Konvensi ini, dan
wajib memberikan jaminan yang cukup bahwa mereka berada dalam posisi
yang tepat untuk menjalankan fungsi-fungsi yang sesuai dan melaksanakannya
secara tidak memihak.
Tidak ada penyimpangan dari ketentuan-ketentuan sebelumnya yang dapat
dilakukan dengan perjanjian-perjanjian khusus antara Kekuatan-kekuatan yang
salah satu di antaranya dibatasi, bahkan untuk sementara waktu, kebebasannya
untuk berunding dengan Kekuatan lain atau sekutunya dengan alasan kejadian-
kejadian militer, lebih-lebih apabila seluruh atau sebagian besar wilayah
Kekuatan tersebut diduduki.
Setiap kali dalam Konvensi ini disebutkan mengenai suatu Kuasa
Melindungi, penyebutan tersebut juga berlaku untuk organisasi pengganti
dalam pengertian Pasal ini.
PASAL.11. - Dalam kasus-kasus di mana mereka menganggap hal tersebut Prosedur
disarankan demi kepentingan Konsiliasi orang-orang yang dilindungi, konsiliasi
khususnya dalam kasus-kasus ketidaksepakatan antara prosedur Pihak-pihak
yang berkonflik mengenai penerapan atau penafsiran ketentuan-ketentuan
Konvensi ini, Negara-negara Peserta wajib memberikan jasa-jasa baik mereka
dengan maksud untuk menyelesaikan perselisihan.
Untuk tujuan ini, masing-masing Kekuatan Pelindung dapat, baik atas
undangan salah satu Pihak atau atas inisiatifnya sendiri, mengusulkan kepada
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk mengadakan pertemuan antara
wakil-wakil mereka, khususnya pihak berwenang yang bertanggung jawab atas
orang-orang yang terluka dan sakit, anggota-anggota petugas medis dan para
pendeta, yang mungkin dilakukan di wilayah netral yang dipilih secara tepat.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus terikat untuk melaksanakan
usulan-usulan yang diajukan kepada mereka untuk tujuan ini. Pihak-pihak yang
bertikai dapat, jika perlu, mengusulkan untuk mendapat persetujuan dari Pihak-
pihak yang bertikai, seseorang yang berasal dari suatu kekuatan netral atau
yang didelegasikan oleh Komite Palang Merah Internasional, yang akan
diundang untuk ikut serta dalam pertemuan semacam itu.

40 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

BAB II

Terluka dan Sakit


Perlindungan PASAL.12. - Anggota angkatan bersenjata dan orang-orang lain dan
dan perawatan yang disebutkan dalam Pasal berikut, yang terluka atau sakit, harus
perawatan dihormati dan dilindungi dalam segala keadaan.
Mereka harus diperlakukan secara manusiawi dan dipelihara oleh pihak yang
berkonflik yang berkuasa atas mereka, tanpa pembedaan yang merugikan yang
didasarkan pada jenis kelamin, ras, kebangsaan, agama, pandangan politik, atau
kriteria lain yang serupa. Setiap upaya terhadap kehidupan mereka, atau kekerasan
terhadap mereka, harus dilarang keras; khususnya, mereka tidak boleh dibunuh atau
dimusnahkan, dijadikan sasaran penyiksaan atau percobaan biologis; mereka tidak
boleh dengan sengaja dibiarkan tanpa bantuan medis dan perawatan, dan tidak boleh
diciptakan kondisi yang membuat mereka rentan terhadap penularan penyakit atau
infeksi.
Hanya alasan medis yang mendesak yang akan memberikan prioritas dalam
urutan perawatan yang akan diberikan.
Perempuan harus diperlakukan dengan segala pertimbangan karena jenis
kelamin mereka. Pihak dalam konflik yang dipaksa untuk meninggalkan
yang terluka atau sakit kepada musuh harus, sejauh pertimbangan militer
mengizinkan, meninggalkan bersama mereka sebagian dari personel medis dan
material untuk membantu perawatan mereka.

Orang yang PASAL.13. - Konvensi ini harus berlaku bagi yang terluka orang dan orang
dilindungi sakit yang termasuk dalam kategori berikut:
1) Anggota angkatan bersenjata dari salah satu Pihak yang terlibat dalam
konflik serta anggota milisi atau korps sukarelawan yang menjadi bagian
dari angkatan bersenjata tersebut.
2) Anggota milisi lain dan anggota korps sukarelawan lain, termasuk anggota
gerakan perlawanan terorganisir, yang tergabung dalam salah satu Pihak
dalam konflik dan beroperasi di dalam atau di luar wilayah mereka sendiri,
meskipun wilayah tersebut diduduki, asalkan milisi atau korps
sukarelawan, termasuk gerakan perlawanan terorganisir tersebut,
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a) diperintahkan oleh orang yang bertanggung jawab atas bawahannya;
b) yang memiliki tanda khas tetap yang dapat dikenali dari kejauhan;
c) Membawa senjata secara terbuka;
d) bahwa melakukan operasi mereka sesuai dengan hukum dan kebiasaan
perang.
TERLUKA DAN SAKIT 41
3) Anggota angkatan bersenjata reguler yang menyatakan kesetiaan kepada
Pemerintah atau otoritas yang tidak diakui oleh Penguasa Penahanan.
4) Orang-orang yang menyertai angkatan bersenjata tanpa benar-benar menjadi
anggotanya, seperti anggota sipil awak pesawat militer, koresponden
perang, kontraktor suplai, anggota unit-unit tenaga kerja, atau dinas-dinas
yang bertanggung jawab atas kesejahteraan angkatan bersenjata, dengan
ketentuan bahwa mereka telah mendapat otorisasi dari angkatan bersenjata
yang mereka sertai.
5) Anggota awak kapal termasuk nakhoda, pilot, dan pelaut magang dari kapal
dagang dan awak pesawat udara sipil dari Pihak-pihak yang berkonflik, yang
tidak diuntungkan oleh perlakuan yang lebih menguntungkan berdasarkan
ketentuan-ketentuan lain dalam hukum internasional.
6) Penduduk suatu wilayah yang tidak diduduki yang, pada saat musuh
mendekat, secara spontan mengangkat senjata untuk melawan pasukan
penyerang, tanpa sempat membentuk diri mereka sendiri ke dalam unit-unit
bersenjata reguler, asalkan mereka membawa senjata secara terbuka dan
menghormati hukum dan kebiasaan perang.

PASAL.14. - Dengan tunduk pada ketentuan-ketentuan Pasal 12, status Status


terluka dan sakit dari pihak yang berperang yang jatuh ke tangan musuh adalah
tawanan perang, dan ketentuan-ketentuan hukum internasional mengenai
tawanan perang berlaku bagi mereka.
PASAL. 15. - Setiap saat, dan khususnya setelah suatu keterlibatan, Pencarian
Pencarian Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus, tanpa penundaan, korban,
mengambil semua langkah yang mungkin korban. untuk mencari dan evakuasi
mengumpulkan yang terluka dan sakit, untuk melindungi mereka Evakuasi
terhadap penjarahan dan perlakuan buruk, untuk memastikan perawatan yang
memadai bagi mereka, dan untuk mencari orang yang mati dan mencegah
perampasan.
Kapan pun keadaan memungkinkan, gencatan senjata atau penangguhan
tembak-menembak harus diatur, atau pengaturan lokal dibuat, untuk
mengizinkan pemindahan, pertukaran, dan pengangkutan korban terluka yang
tertinggal di medan perang.
Demikian juga, pengaturan lokal dapat disepakati antara pihak-pihak yang
terlibat konflik untuk memindahkan atau menukar orang yang terluka dan sakit
dari daerah yang terkepung atau terkepung, dan untuk perjalanan personel dan
peralatan medis dan keagamaan dalam perjalanan mereka ke daerah tersebut.
PASAL.16. - Pihak-pihak yang berkonflik harus sesegera mungkin
mencatat, merekam, dan sehubungan dengan setiap orang yang terluka, sakit, Mencatat
atau mati dari Pihak yang merugikan yang jatuh ke tangan mereka, setiap dan
keterangan yang dapat membantu identifikasi informasinya. meneruskan
informasi
Catatan-catatan ini jika memungkinkan harus mencakup:
42 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

a) penunjukan Kuasa yang menjadi sandarannya;


b) nomor angkatan darat, resimen, pribadi, atau nomor seri;
c) nama keluarga;
d) nama depan atau nama;
e) tanggal lahir;
f) informasi lain yang tertera pada kartu identitas atau disketnya;
g) tanggal dan tempat penangkapan atau kematian;
h) keterangan mengenai luka atau penyakit, atau penyebab kematian.
Sesegera mungkin informasi yang disebutkan di atas harus diteruskan ke Biro
Informasi yang dijelaskan dalam Pasal 122 dari Konvensi Geneva tentang Perlakuan
terhadap Tawanan Perang tanggal 12 Agustus 1949, yang akan mengirimkan
informasi ini kepada Kekuasaan yang menjadi tempat bergantungnya orang-orang
tersebut melalui perantaraan Kekuasaan yang Melindungi dan Badan Tawanan
Perang Pusat.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus menyiapkan dan meneruskan
satu sama lain melalui biro yang sama, sertifikat kematian atau daftar korban yang
telah disahkan. Mereka juga harus mengumpulkan dan meneruskan melalui biro
yang sama satu setengah dari cakram identitas ganda, surat wasiat terakhir atau
dokumen-dokumen lain yang penting bagi keluarga terdekat, uang dan secara umum
semua barang yang memiliki nilai intrinsik atau nilai sentimental, yang ditemukan
pada orang yang meninggal. Barang-barang ini, bersama dengan barang-barang yang
tidak teridentifikasi, harus dikirim dalam paket yang disegel, disertai dengan
pernyataan yang memberikan semua informasi yang diperlukan untuk identifikasi
pemilik yang meninggal, serta daftar lengkap isi paket.
Preskriptif PASAL. 17. - Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus memastikan
mengenai bahwa penguburan atau mengenai kremasi orang mati, dilakukan secara individual
orang mati. sejauh yang meninggal. Keadaan makam memungkinkan, didahului dengan
layanan pemeriksaan yang cermat, jika Pendaftaran Layanan yang dimungkinkan oleh
pendaftaran pemeriksaan medis, terhadap jenazah, dengan tujuan untuk mengkonfirmasi
makam kematian, menetapkan identitas dan memungkinkan laporan menjadi dibuat.
Setengah dari cakram identitas ganda, atau cakram identitas itu sendiri jika
merupakan cakram tunggal, harus tetap berada di badan.
Jenazah tidak boleh dikremasi kecuali karena alasan kebersihan yang
mendesak atau karena alasan yang didasarkan pada agama yang dianut oleh
almarhum. Dalam hal kremasi, keadaan dan alasan kremasi harus dinyatakan secara
rinci dalam akta kematian atau pada daftar orang mati yang disahkan.
Mereka juga harus memastikan bahwa orang yang meninggal dimakamkan
secara terhormat, jika memungkinkan sesuai dengan ritual agama yang dianutnya,
bahwa kuburannya dihormati, dikelompokkan jika memungkinkan sesuai dengan
kebangsaan almarhum, dipelihara dan ditandai dengan baik agar dapat selalu
ditemukan. Untuk tujuan ini,
TERLUKA DAN SAKIT 43

mereka harus menyelenggarakan suatu Dinas Pendaftaran Makam Resmi pada


permulaan permusuhan, untuk memungkinkan penggalian berikutnya dan
untuk menjamin identifikasi jenazah, di mana pun lokasi kuburannya, dan
kemungkinan pengangkutannya ke negara asal. Ketentuan-ketentuan ini juga
berlaku untuk abu jenazah, yang harus disimpan oleh Dinas Pendaftaran
Makam sampai pembuangan yang tepat sesuai dengan keinginan negara asal.
Segera setelah keadaan memungkinkan, dan selambat-lambatnya pada akhir
permusuhan, Dinas-dinas ini akan bertukar, melalui Biro Informasi yang
disebutkan dalam paragraf kedua Pasal 16, daftar-daftar yang menunjukkan
lokasi yang tepat dan tanda-tanda dari kuburan-kuburan beserta keterangan-
keterangan mengenai orang-orang yang tewas yang dikuburkan di dalamnya.

PASAL.18. - Otoritas militer dapat memohon kepada amal Peran penduduk Peran
secara sukarela untuk mengumpulkan dan merawat, di bawah arahan mereka, penduduk
penduduk yang terluka dan sakit, dengan memberikan orang-orang yang telah
menanggapi hal ini mengajukan banding atas perlindungan dan fasilitas yang
diperlukan. Jika Pihak yang dirugikan mengambil atau merebut kembali
kendali atas area tersebut, ia juga harus memberikan perlindungan dan fasilitas
yang sama kepada orang-orang tersebut.
Otoritas militer harus mengizinkan penduduk dan masyarakat pemberi
bantuan, bahkan di daerah yang diserang atau diduduki, secara spontan untuk
mengumpulkan dan merawat orang yang terluka atau sakit dari kebangsaan
manapun. Penduduk sipil harus menghormati mereka yang terluka dan sakit,
dan secara khusus menjauhkan diri dari melakukan kekerasan terhadap mereka.
Tidak seorang pun boleh dianiaya atau dihukum karena merawat orang yang
terluka atau sakit.
Ketentuan-ketentuan dalam Pasal ini tidak membebaskan penguasa
pendudukan dari kewajibannya untuk memberikan perawatan baik fisik
maupun moral kepada orang-orang yang terluka dan sakit.

BAB III

Unit dan Fasilitas Medis

PASAL.19. - Tempat usaha tetap dan unit medis keliling Perlindungan Perlindungan
Dinas Medis dalam keadaan apapun tidak boleh diserang, tetapi harus selalu
dihormati dan dilindungi oleh Pihak-pihak yang bertikai. Apabila mereka jatuh
ke tangan Pihak yang bertikai, personil mereka harus bebas untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka, selama pihak yang menguasai belum
menjamin perawatan yang diperlukan bagi orang-orang yang terluka dan sakit
yang terdapat di tempat-tempat dan unit-unit tersebut.
44 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

Pihak berwenang yang bertanggung jawab harus memastikan bahwa tempat


dan unit medis tersebut, sejauh mungkin, ditempatkan sedemikian rupa sehingga
serangan terhadap tujuan militer tidak dapat membahayakan keselamatan mereka.

Perlindungan PASAL. 20. - Kapal rumah sakit berhak atas perlindungan dari rumah sakit
kapal-kapal Konvensi Geneva untuk Perbaikan Kondisi kapal Anggota Angkatan Bersenjata
yang yang Terluka, Sakit dan Karam di Laut tanggal 12 Agustus 1949, tidak akan diserang
potensial dari darat.

Penghentian PASAL. 21. - Perlindungan yang diberikan kepada bentuk usaha tetap dan unit
perlindungan medis keliling dari Layanan Medis berhak tidak boleh perlindungan penghentian
terhadap kecuali jika mereka digunakan untuk melakukan, di luar kemanusiaan mereka medis
perusahaan tugas-tugas yang ditetapkan, tindakan-tindakan yang berbahaya bagi musuh. Akan
dan unit tetapi, perlindungan dapat berhenti hanya dan setelah peringatan yang semestinya
medis diberikan, menamai, dalam semua kasus yang sesuai, sebuah unit batas waktu yang
wajar dan setelah peringatan tersebut tidak diindahkan.

Kondisi yang PASAL.22. - Kondisi-kondisi berikut ini tidak akan dianggap sebagai tidak
tidak merampas perlindungan dari unit medis atau perusahaan unit medis yang dijamin
merampas oleh Pasal 19:
perlindungan 1. Bahwa personil unit atau lembaga tersebut bersenjata. Bahwa personel dari
unit medis unit atau lembaga tersebut dipersenjatai, perlindungan dan bahwa mereka
dan menggunakan senjata untuk membela diri, atau untuk yang terluka dan sakit
perusahaan dalam tanggung jawab mereka.
2. Bahwa jika tidak ada petugas bersenjata, unit atau tempat usaha dilindungi
oleh petugas piket atau penjaga atau pengawal.
3. Senjata kecil dan amunisi yang diambil dari orang yang terluka dan sakit
dan belum diserahkan kepada dinas yang tepat, ditemukan di unit atau
tempat tersebut.
4. Bahwa personil dan materi layanan veteriner ditemukan di dalam unit atau
tempat usaha, tanpa membentuk bagian yang tidak terpisahkan darinya.
5. Bahwa kegiatan kemanusiaan dari unit-unit dan lembaga-lembaga medis
atau personilnya mencakup perawatan warga sipil yang terluka atau sakit.

Zona rumah PASAL.23. - Pada waktu damai, Pihak-pihak yang Berkuasa dan, dan daerah-
sakit dan daerah setelah pecahnya permusuhan, Pihak-pihak yang berkonflik, dapat
daerah mendirikan di wilayah mereka sendiri dan, jika perlu, di wilayah yang diduduki
setempat daerah, zona rumah sakit, dan daerah yang diorganisir sedemikian rupa untuk
melindungi orang yang terluka dan sakit dari dampak perang, serta personil yang
dipercayakan dengan organisasi dan administrasi zona dan daerah ini dan dengan
perawatan orang-orang yang berkumpul di dalamnya.
TERLUKA DAN SAKIT 45

Setelah wabah dan selama berlangsungnya permusuhan, Para Pihak yang


bersangkutan dapat membuat perjanjian mengenai pengakuan bersama atas
zona rumah sakit dan daerah yang telah mereka buat. Untuk tujuan ini, mereka
dapat menerapkan ketentuan-ketentuan dalam Rancangan Perjanjian yang
dilampirkan pada Konvensi ini, dengan amandemen-amandemen yang mereka
anggap perlu.
Negara-negara Pelindung dan Komite Palang Merah Internasional diundang
untuk meminjamkan jasa baik mereka dalam rangka memfasilitasi institusi dan
pengakuan zona rumah sakit dan wilayah ini.

BAB IV

Personil

PASAL.24. - Tenaga medis yang secara eksklusif terlibat dalam pencarian Perlindungan
Perlindungan untuk, atau pengumpulan, pengangkutan atau perawatan orang personil tetap
yang terluka atau sakit, permanen atau dalam pencegahan penyakit, staf yang
secara eksklusif terlibat dalam personel administrasi unit dan lembaga medis,
serta pendeta yang melekat pada angkatan bersenjata, harus dihormati dan
dilindungi dalam segala situasi.

PASAL. 25. - Anggota angkatan bersenjata yang dilatih secara khusus untuk Perlindungan
Perlindungan pekerjaan, apabila diperlukan, sebagai petugas rumah sakit, personel
perawat atau pembawa tandu pembantu, dalam pencarian atau pengumpulan, tambahan
personel pengangkutan atau perawatan orang yang terluka dan sakit juga harus
dihormati dan dilindungi apabila mereka melaksanakan tugas-tugas ini pada
saat mereka bersentuhan dengan musuh atau jatuh ke tangannya.

PASAL.26. - Staf Perhimpunan Palang Merah Nasional dan Personil Personil


Perhimpunan Bantuan Sukarela lainnya, yang diakui dan disahkan oleh lembaga
Perhimpunan Bantuan Pemerintahnya, dapat dipekerjakan untuk tugas yang bantuan
sama dengan Personel yang disebutkan dalam Pasal 24, ditempatkan pada
pijakan yang sama dengan personel yang disebutkan dalam Pasal tersebut,
dengan ketentuan bahwa staf perkumpulan tersebut tunduk pada hukum dan
peraturan militer.
Masing-masing Pihak Peserta harus memberitahukan kepada pihak lain,
baik pada waktu damai atau pada permulaan atau selama permusuhan, tetapi
dalam hal apa pun sebelum benar-benar mempekerjakan mereka, nama-nama
masyarakat yang telah disahkan, di bawah tanggung jawabnya, untuk
memberikan bantuan pada dinas medis reguler angkatan bersenjatanya.
46 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

Masyarakat PASAL.27. - Perhimpunan yang diakui dari suatu negara netral hanya dapat
dari negara secara netral memberikan bantuan tenaga medis dan unit-unitnya kepada suatu Pihak
netral dari negara yang berkonflik dengan persetujuan sebelumnya dari Pemerintahnya
sendiri dan otorisasi dari Pihak yang terlibat dalam konflik yang bersangkutan.
Personil dan unit-unit tersebut harus ditempatkan di bawah kendali Pihak yang
terlibat konflik.
Pemerintah yang netral harus memberitahukan persetujuan ini kepada pihak
lawan dari Negara yang menerima bantuan tersebut. Pihak dalam konflik yang
menerima bantuan tersebut wajib memberitahukan kepada pihak yang tidak setuju
sebelum menggunakannya.
Dalam situasi apa pun, bantuan ini tidak boleh dianggap sebagai campur tangan
dalam konflik.
Para anggota personil yang disebutkan dalam ayat pertama harus dilengkapi
dengan kartu identitas yang diatur dalam Pasal 40 sebelum meninggalkan negara
netral tempat mereka berasal.

Personil yang PASAL.28. - Personil yang ditunjuk dalam Pasal 24 dan 26 yang jatuh ke
dipertahankan tangan Pihak yang tidak setuju, harus dipertahankan hanya sejauh kondisi kesehatan,
kebutuhan rohani, dan jumlah tahanan yang dibutuhkan perang.
Personel yang ditahan tidak boleh dianggap sebagai tawanan perang. Namun
demikian, mereka setidaknya harus mendapatkan manfaat dari semua ketentuan
Konvensi Geneva tentang Perlakuan terhadap Tawanan Perang 12 Agustus 1949.
Dalam kerangka hukum dan peraturan-peraturan militer dari pihak yang menahan,
dan di bawah wewenang dinas yang berwenang, mereka harus terus melaksanakan,
sesuai dengan etika profesional mereka, tugas-tugas medis dan spiritual mereka atas
nama para tawanan perang, lebih-lebih tugas-tugas angkatan bersenjata yang mereka
ikuti. Mereka selanjutnya harus menikmati fasilitas-fasilitas berikut ini untuk
melaksanakan tugas-tugas medis dan spiritual mereka:
a) Mereka harus diberi wewenang untuk mengunjungi tawanan perang secara
berkala di unit-unit kerja atau rumah sakit di luar kamp. Penguasa
Penahanan harus menyediakan sarana transportasi yang dibutuhkan.
b) Di setiap kamp, perwira medis senior dengan pangkat tertinggi harus
bertanggung jawab pada penguasa militer di kamp tersebut atas kegiatan
profesional tenaga medis yang dipertahankan. Untuk tujuan ini, sejak
pecahnya permusuhan, Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus
sepakat mengenai senioritas yang sesuai dari pangkat-pangkat para petugas
medis mereka, termasuk pangkat-pangkat yang ditetapkan dalam Pasal 26.
Dalam semua pertanyaan yang timbul dari tugas-tugas mereka, petugas
medis ini, dan para pendeta, harus mempunyai akses langsung pada otoritas
militer dan medis di kamp yang akan memberi mereka fasilitas-fasilitas yang
mungkin mereka perlukan untuk korespondensi yang berhubungan dengan
pertanyaan-pertanyaan ini.
TERLUKA DAN SAKIT 47

c) Meskipun personel yang dipertahankan di kamp harus tunduk pada


disiplin internalnya, mereka tidak boleh diminta untuk melakukan
pekerjaan apa pun di luar tugas medis atau keagamaan mereka.
Selama permusuhan, Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus
membuat pengaturan untuk membebaskan personel yang tertahan, dan harus
menyelesaikan prosedur pembebasan tersebut.
Tidak satu pun dari ketentuan-ketentuan sebelumnya yang dapat
membebaskan Penguasa Penahanan dari kewajiban-kewajiban yang
dibebankan kepadanya berkenaan dengan kesejahteraan medis dan rohani para
tawanan perang.
PASAL.29. - Anggota-anggota personalia yang ditunjuk dalam Pasal 25 Status
Status yang telah jatuh ke tangan musuh, akan menjadi tawanan perang personil
pembantu, tetapi akan dipekerjakan dalam tugas-tugas medis mereka sejauh tambahan
personalia tersebut kebutuhan muncul.
PASAL.30. - Personil yang penahanannya tidak diperlukan oleh Kembalinya
Pengembalian berdasarkan ketentuan-ketentuan Pasal 28 harus dikembalikan tenaga medis
kepada Pihak medis dan kepada pihak yang berkonflik di mana ia berada, dan
segera setelah jalan terbuka untuk personil kembali dan izin persyaratan militer keagamaan
mereka.
Selama menunggu kepulangan mereka, mereka tidak akan dianggap sebagai
tawanan perang. Namun demikian, mereka paling tidak akan mendapat manfaat
dari semua ketentuan Konvensi Geneva mengenai Perlakuan terhadap Tawanan
Perang tanggal 12 Agustus 1949. Mereka harus terus memenuhi kewajiban-
kewajiban mereka di bawah perintah-perintah Pihak yang berperang dan lebih
disukai untuk terlibat dalam perawatan orang-orang yang terluka dan sakit dari
Pihak yang bertikai di mana mereka berada.
Pada saat keberangkatan mereka, mereka harus membawa serta barang,
barang pribadi, barang berharga dan instrumen milik mereka.
PASAL.31. - Pemilihan personil untuk pemulangan berdasarkan Pasal 30 Pemilihan
Pemilihan harus dilakukan tanpa pertimbangan ras, agama atau personil karena personel
pendapat politik, tetapi sebaiknya menurut urutan kronologis pemulangan untuk kembali
penangkapan dan kondisi kesehatan mereka.
Sejak pecahnya permusuhan, pihak-pihak yang berkonflik dapat
menentukan dengan persetujuan khusus persentase personel yang akan
dipertahankan, sesuai dengan jumlah tahanan dan distribusi personel tersebut
di dalam kamp-kamp.
PASAL.32. - Orang-orang yang ditunjuk dalam Pasal 27 yang telah masuk Pengembalian
ke dalam Pengembalian tangan Pihak yang merugikan tidak boleh ditahan. personel yang
Personil Kecuali jika disepakati lain, mereka harus memiliki izin untuk sedang
kembali menjadi milik negara mereka, atau jika hal ini tidak memungkinkan, melakukan
ke wilayah Partai ke negara netral konflik di mana mereka berada, segera beloging ke
setelah rute untuk kembali terbuka dan pertimbangan militer mengizinkan. negara netral
48 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

Sambil menunggu pembebasan mereka, mereka harus melanjutkan pekerjaan


mereka di bawah arahan Pihak yang bertikai; mereka sebaiknya dilibatkan dalam
perawatan orang-orang yang terluka dan sakit dari Pihak yang bertikai di mana
mereka bertugas.
Pada saat keberangkatan mereka, mereka harus membawa serta barang-barang,
barang-barang pribadi dan barang-barang berharga serta instrumen, senjata, dan jika
mungkin alat transportasi milik mereka.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus menjamin bagi personel ini, selama
berada dalam kekuasaan mereka, makanan, tempat tinggal, tunjangan, dan gaji yang
sama seperti yang diberikan kepada personel angkatan bersenjata mereka. Makanan
itu harus cukup dalam hal jumlah, kualitas dan variasi untuk menjaga agar personil
tersebut berada dalam kondisi kesehatan yang normal.

BAB V

Bangunan dan Material

Bangunan PASAL.33. - Materi unit medis bergerak dari angkatan bersenjata menyimpan
dan toko-toko pasukan yang jatuh ke tangan musuh, harus dicadangkan untuk perawatan orang yang
terluka dan sakit.
Bangunan-bangunan, bahan-bahan, dan gudang-gudang tempat perawatan medis
tetap angkatan bersenjata harus tetap tunduk pada hukum-hukum perang, tetapi tidak
boleh dialihkan dari tujuan tersebut selama bangunan-bangunan, bahan-bahan, dan
gudang-gudang itu diperlukan untuk perawatan orang-orang yang terluka dan sakit.
Meskipun demikian, para komandan angkatan bersenjata di lapangan dapat
memanfaatkannya, dalam keadaan darurat militer yang mendesak, asalkan mereka
membuat pengaturan-pengaturan sebelumnya untuk kesejahteraan orang-orang yang
terluka dan sakit yang dirawat di dalamnya.
Bahan dan penyimpanan yang didefinisikan dalam Pasal ini tidak boleh
dihancurkan dengan sengaja.

Properti dari PASAL.34. - Properti nyata dan pribadi dari lembaga bantuan yang yang diterima
lembaga oleh lembaga bantuan yang mendapatkan hak istimewa dari Konvensi ini akan
bantuan dianggap sebagai milik pribadi.
Hak permintaan yang diakui untuk pihak yang berperang oleh hukum dan
kebiasaan perang tidak boleh dilaksanakan kecuali dalam keadaan mendesak, dan
hanya setelah kesejahteraan orang yang terluka dan sakit dipastikan.
TERLUKA DAN SAKIT 49

BAB VI

Transportasi Medis

PASAL.35. - Pengangkutan orang yang terluka dan sakit atau Perlindungan Perlindungan
medis harus dihormati dan dilindungi dengan cara yang sama seperti unit medis
bergerak.
Jika transportasi atau kendaraan tersebut jatuh ke tangan Pihak yang
bertikai, mereka harus tunduk pada hukum perang, dengan syarat bahwa Pihak
yang bertikai yang menangkapnya harus memastikan perawatan bagi yang
terluka dan sakit yang ada di dalamnya.
Personel sipil dan semua sarana transportasi yang diperoleh berdasarkan
permintaan harus tunduk pada aturan umum hukum internasional.
PASAL.36. - Pesawat medis, yaitu pesawat yang secara khusus digunakan Pesawat medis
untuk keperluan medis digunakan untuk memindahkan orang yang terluka dan
sakit serta untuk pesawat pengangkutan personel dan peralatan medis, tidak
boleh diserang, tetapi harus dihormati oleh pihak-pihak yang berperang, ketika
terbang pada ketinggian, waktu, dan rute yang secara khusus disetujui oleh
pihak-pihak yang berperang.
Mereka harus memiliki lambang khas yang ditandai dengan jelas
sebagaimana diatur dalam Pasal 38, bersama dengan warna nasional mereka,
pada permukaan bawah, atas, dan sampingnya. Mereka harus dilengkapi
dengan tanda atau alat identifikasi lain yang mungkin disepakati antara pihak-
pihak yang berperang pada saat meletusnya atau selama berlangsungnya
permusuhan.
Kecuali jika disepakati sebaliknya, penerbangan di atas wilayah musuh atau
yang diduduki musuh dilarang.
Pesawat medis harus mematuhi setiap panggilan untuk mendarat. Apabila
pendaratan dipaksakan, pesawat beserta penumpangnya dapat melanjutkan
penerbangan setelah pemeriksaan, jika ada.
Apabila terjadi pendaratan paksa di wilayah yang diduduki musuh atau
musuh, maka yang terluka dan sakit, serta awak pesawat akan menjadi tawanan
perang. Tenaga medis harus diperlakukan sesuai dengan Pasal 24 dan Pasal-
pasal berikutnya.
PASAL.37. - Tunduk pada ketentuan dalam paragraf kedua, Penerbangan Penerbangan
di atas pesawat medis dari pihak-pihak yang terlibat konflik dapat terbang di di atas negara
atas wilayah netral dari Kekuatan netral, mendarat di atasnya jika diperlukan, netral,
atau menggunakannya sebagai negara pelabuhan. Pendaratan panggilan. Pendaratan
Mereka harus memberikan pemberitahuan sebelumnya kepada pihak netral korban luka
mengenai korban yang terluka. Melewati wilayah tersebut dan mematuhi
semua panggilan untuk turun, pada tanah atau air. Pesawat-pesawat ini akan
kebal dari serangan hanya ketika terbang di rute, di ketinggian dan pada waktu
yang secara khusus disepakati antara Pihak-pihak yang terlibat konflik dan
Kekuatan netral yang bersangkutan.
50 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

Akan tetapi, Pihak yang netral dapat menetapkan syarat atau pembatasan pada
perjalanan atau pendaratan pesawat udara medis di wilayah mereka. Kondisi atau
pembatasan yang memungkinkan tersebut harus diterapkan secara setara kepada
semua Pihak yang terlibat dalam konflik.
Kecuali jika disetujui sebaliknya antara Kekuatan netral dan Pihak-pihak yang
terlibat dalam konflik, orang-orang yang terluka dan sakit yang didaratkan, dengan
persetujuan pihak berwenang setempat, di wilayah netral dengan pesawat udara
medis, harus ditahan oleh Kekuatan netral, apabila diharuskan oleh hukum
internasional, sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat mengambil bagian lagi
dalam operasi perang. Biaya akomodasi dan penahanan mereka harus ditanggung
oleh Kekuatan yang menjadi tempat mereka bergantung.

BAB VII

Lambang yang khas

Lambang PASAL.38. - Sebagai pujian untuk Swiss, lambang heraldik palang merah di atas
konvensi dasar putih, yang dibentuk dengan membalikkan warna Konvensi Federal,
dipertahankan sebagai lambang dan tanda khas Layanan Medis angkatan bersenjata.
Namun demikian, dalam hal negara-negara yang telah menggunakan lambang,
sebagai pengganti palang merah, bulan sabit merah atau singa merah dan matahari1
di atas dasar putih, lambang-lambang tersebut juga diakui oleh ketentuan-ketentuan
Konvensi ini.

Penggunaan PASAL.39. - Di bawah arahan militer yang kompeten lambang otoritas, lambang
lambang tersebut harus ditampilkan pada bendera, armlets, dan semua peralatan yang
digunakan dalam Layanan Medis.

Identifikasi PASAL.40. - Personel yang ditunjuk dalam Pasal 24 dan Pasal 26 dan 27 tentang
tenaga medis medis dan Pasal 27 harus mengenakan, yang ditempelkan di lengan kiri, sebuah
dan armlet tahan air yang memiliki lambang khas, yang dikeluarkan dan personil dicap
keagamaan oleh otoritas militer.
Personel tersebut, selain mengenakan tanda pengenal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16, juga harus membawa kartu identitas khusus yang bertuliskan

1
Pemerintah Iran, satu-satunya negara yang menggunakan lambang singa merah dan matahari di
atas tanah putih, menyarankan Swiss, negara penyimpan Konvensi Geneva, untuk 4 September 1980,
tentang penggunaan bulan sabit merah sebagai pengganti lambang sebelumnya. Hal ini
dikomunikasikan oleh depositaris pada tanggal 20 Oktober 1980 kepada Negara-negara peserta
Konvensi Geneva.
TERLUKA DAN SAKIT 51

lambang yang khas. Kartu ini harus kedap air dan berukuran sedemikian rupa
sehingga dapat dibawa dalam saku. Kartu ini harus ditulis dalam bahasa
nasional, harus menyebutkan setidaknya nama belakang dan nama depan,
tanggal lahir, pangkat dan nomor dinas pembawa kartu, dan harus menyatakan
dalam kapasitas apa dia berhak atas perlindungan Konvensi ini. Kartu tersebut
harus memuat foto pemiliknya dan juga tanda tangan atau sidik jarinya atau
kedua-duanya. Kartu tersebut harus dibubuhi stempel otoritas militer.
Kartu identitas harus seragam di seluruh angkatan bersenjata yang sama dan,
sejauh mungkin, dari jenis yang sama di angkatan bersenjata Pihak-pihak
Peserta Konvensi. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dapat berpedoman
pada model yang dilampirkan, sebagai contoh, pada Konvensi ini. Mereka
harus saling memberi tahu satu sama lain, pada saat pecahnya permusuhan,
tentang model yang mereka gunakan. Kartu-kartu identitas harus dibuat, jika
mungkin, sekurang-kurangnya dalam rangkap dua, satu salinan disimpan oleh
negara asal.
Dalam situasi apa pun, personel tersebut tidak boleh kehilangan lencana atau
kartu identitas mereka atau hak untuk mengenakan ban lengan. Jika terjadi
kehilangan, mereka berhak menerima duplikat kartu dan mendapatkan
penggantian lencana.

PASAL.41. - Personel yang ditunjuk dalam Pasal 25 harus mengenakan, Identifikasi


tetapi hanya sebagai tanda pengenal saat melaksanakan tugas medis, sebuah personel
ban lengan putih yang bertuliskan tanda khusus dalam bentuk miniatur; ban tambahan
lengan tersebut harus diberikan kepada personel dan dicap oleh otoritas militer.
Dokumen identitas militer yang harus dibawa oleh personel jenis ini harus
merinci pelatihan khusus apa yang telah mereka terima, sifat sementara dari
tugas yang mereka jalani, dan wewenang mereka untuk mengenakan armlet.

PASAL.42. - Bendera khas Konvensi harus dikibarkan sebagai tanda hanya Penandaan
atas unit medis dan perusahaan yang berhak menjadi unit medis dihormati di unit medis dan
bawah Konvensi, dan hanya dengan persetujuan dari dan menetapkan otoritas pendiriannya
militer.
Pada unit bergerak, seperti halnya pada perusahaan tetap, mungkin disertai
dengan bendera nasional Partai yang berkonflik di mana unit atau lembaga
tersebut berada.
Namun demikian, unit-unit medis yang telah jatuh ke tangan musuh tidak
boleh mengibarkan bendera apa pun selain bendera Konvensi.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus mengambil langkah-langkah
yang diperlukan, sejauh pertimbangan militer mengizinkan, untuk membuat
lambang-lambang khas yang menunjukkan unit-unit dan tempat-tempat medis
terlihat dengan jelas oleh pasukan darat, udara, atau angkatan laut musuh, untuk
meniadakan kemungkinan adanya tindakan permusuhan.
52 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

Penandaan PASAL.43. - Unit-unit medis milik negara netral, unit-unit yang mungkin telah
unit-unit diberi wewenang untuk meminjamkan jasa mereka kepada pihak yang berperang
negara netral secara netral di bawah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Pasal 27, harus
terbang, negara bersama dengan bendera Konvensi, bendera nasional negara tersebut
pihak yang berperang, di mana pun pihak yang berperang menggunakan kewenangan
yang diberikan kepadanya oleh Pasal 42.
Tunduk pada perintah sebaliknya dari otoritas militer yang bertanggung jawab,
mereka dapat, dalam semua kesempatan, mengibarkan bendera nasional mereka,
bahkan jika bendera tersebut jatuh ke tangan Pihak yang merugikan.

Pembatasan PASAL.44. - Dengan pengecualian untuk kasus-kasus yang disebutkan dalam


penggunaan penggunaan ayat-ayat berikut dari Pasal ini, lambang merah lambang. salib di atas
lambang tanah putih dan tulisan "Palang Merah", atau " Salib Geneva" tidak boleh digunakan,
Pengecualian baik pada waktu damai maupun pada waktu perang, kecuali untuk menunjukkan atau
untuk melindungi unit-unit dan tempat-tempat medis, personil dan material yang
dilindungi oleh Konvensi ini dan Konvensi-konvensi lain yang berhubungan dengan
hal-hal serupa. Hal yang sama berlaku untuk lambang-lambang yang disebutkan
dalam Pasal 38, ayat kedua, sehubungan dengan negara-negara yang
menggunakannya. Perhimpunan Palang Merah Nasional dan Perhimpunan-
perhimpunan lain yang ditunjuk dalam Pasal 26 berhak menggunakan lambang khas
yang memberikan perlindungan Konvensi ini hanya dalam kerangka ayat ini.
Selanjutnya, Perhimpunan Palang Merah Nasional (Bulan Sabit Merah, Singa
Merah, dan Matahari) dapat, pada masa damai, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan nasionalnya, menggunakan nama dan lambang Palang Merah untuk
kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh
Konvensi Palang Merah Internasional. Apabila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan
pada masa perang, syarat-syarat penggunaan lambang harus sedemikian rupa
sehingga tidak dapat dianggap memberikan perlindungan Konvensi; lambang harus
berukuran relatif kecil dan tidak boleh dipasang di atas senjata atau di atap bangunan.
Organisasi Palang Merah internasional dan personel yang berwenang harus
diizinkan untuk menggunakan lambang palang merah di atas tanah putih setiap saat.
Sebagai tindakan pengecualian, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
nasional dan dengan izin tertulis dari salah satu Perhimpunan Palang Merah Nasional
(Bulan Sabit Merah, Singa Merah, dan Matahari), lambang Konvensi dapat
digunakan pada masa damai untuk mengidentifikasi kendaraan yang digunakan
sebagai ambulans dan menandai posisi pos-pos pertolongan yang secara khusus
ditugaskan untuk memberikan perawatan gratis kepada orang yang terluka atau sakit.
TERLUKA DAN SAKIT 53

BAB VIII

Pelaksanaan Konvensi

PASAL.45. - Setiap Pihak dalam konflik, bertindak melalui Rinciannya Eksekusi


panglima tertinggi, harus memastikan pelaksanaan eksekusi secara rinci. Pasal- terperinci. Kasus
pasal sebelumnya, dan mengatur kasus-kasus yang tidak terduga, sesuai Kasus- tak terduga
kasus yang tidak terduga dengan prinsip-prinsip umum Konvensi ini.

PASAL.46. - Pembalasan terhadap orang yang terluka, sakit, personel, Larangan


Larangan bangunan atau peralatan yang dilindungi oleh Konvensi adalah pembalasan
pembalasan dilarang. dendam

PASAL.47. - Para Pihak Tinggi pada Konvensi ini berjanji, pada masa Penyebarluasan
damai seperti halnya pada masa perang, untuk menyebarluaskan teks Konvensi konvensi
ini seluas mungkin di negara masing-masing, dan, dalam Konvensi ini, untuk
menyebarluaskan teks Konvensi ini seluas mungkin di negara masing-masing.
khususnya, untuk memasukkan studi tentang hal ini ke dalam program-program
pengajaran militer dan, jika mungkin, pengajaran sipil, sehingga prinsip-
prinsipnya dapat diketahui oleh seluruh penduduk, khususnya oleh angkatan
bersenjata, tenaga medis dan para pendeta.

PASAL.48. - Para Pihak pada Perjanjian Tinggi akan berkomunikasi satu Terjemahan.
sama lain melalui Dewan Federal Swiss dan, selama Aturan permusuhan, Aturan aplikasi
melalui Kekuatan Pelindung, terjemahan resmi dari aplikasi Konvensi ini, serta
hukum dan peraturan yang dapat mereka adopsi untuk memastikan
penerapannya.

BAB IX

Penindakan Pelanggaran dan Pelanggaran

PASAL.49. - Para Pihak dalam Perjanjian ini berjanji untuk memberlakukan Sanksi pidana I.
setiap undang-undang yang diperlukan untuk memberikan sanksi pidana yang Pengamatan umum
efektif untuk sanksi orang yang melakukan, atau memerintahkan untuk
melakukan, salah satu dari kejahatan pelanggaran Konvensi ini yang
didefinisikan dalam Pasal berikut.
Setiap pihak yang berkontrak akan berada di bawah kewajiban untuk
mencari orang-orang yang diduga telah melakukan, atau memerintahkan untuk
melakukan, pelanggaran berat tersebut, dan harus membawa orang-orang
tersebut, tanpa memandang kebangsaannya, ke pengadilannya sendiri. Negara
tersebut juga dapat, jika dikehendaki, dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam perundang-undangannya sendiri,
54 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

menyerahkan orang-orang tersebut untuk diadili kepada Pihak Negara Pihak yang
bersangkutan, asalkan Pihak Negara Pihak yang bersangkutan telah menunjukkan
kasus prima facie.
Setiap Negara Pihak wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
menekan semua tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Konvensi
ini selain pelanggaran berat yang didefinisikan dalam Pasal berikut.
Dalam semua keadaan, para tertuduh harus diuntungkan oleh perlindungan atas
pengadilan dan pembelaan yang layak, yang tidak boleh kurang menguntungkan
dibandingkan dengan perlindungan yang diberikan oleh Pasal 105 dan yang
mengikuti Konvensi Geneva mengenai Perlakuan terhadap Tawanan Perang tanggal
12 Agustus 1949.
II PASAL.50. - Pelanggaran berat yang berkaitan dengan Pasal sebelumnya
Pelanggaran Pelanggaran berat adalah pelanggaran yang melibatkan salah satu dari tindakan-
berat tindakan berikut ini, jika dilakukan terhadap orang atau properti yang dilindungi oleh
Konvensi: disengaja
pembunuhan, penyiksaan, atau perlakuan tidak manusiawi, termasuk percobaan
biologis, yang dengan sengaja menyebabkan penderitaan besar atau cedera serius
pada tubuh atau kesehatan, dan penghancuran serta perampasan harta benda secara
luas, yang tidak dibenarkan oleh kebutuhan militer dan dilakukan secara tidak sah
dan sembarangan.

III PASAL.51. - Tidak ada Pihak Tinggi dalam Kontrak yang diizinkan untuk
Tanggung Tanggung jawab membebaskan dirinya sendiri atau Pihak Berkontrak Tinggi lainnya
jawab pihak- dari tanggung jawab apa pun Kontraprestasi yang ditimbulkan oleh dirinya sendiri
pihak yang atau oleh Pihak Tertinggi lainnya sehubungan dengan Pelanggaran para pihak
berkontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal sebelumnya.
Prosedur PASAL.52. - Atas permintaan dari salah satu Pihak dalam konflik, sebuah
pertanyaan penyelidikan prosedur harus dilembagakan, dengan cara yang akan diputuskan antara
pihak-pihak yang berkepentingan Para Pihak, mengenai dugaan pelanggaran
Konvensi.
Jika kesepakatan tidak tercapai mengenai prosedur penyelidikan, Para Pihak harus
menyetujui pilihan wasit yang akan memutuskan prosedur yang akan diikuti.
Setelah pelanggaran ditetapkan, para pihak yang terlibat dalam konflik harus
mengakhiri pelanggaran tersebut dan harus menekannya dengan penundaan sesingkat
mungkin.
Penyalahguna PASAL.53. - Penggunaan lambang atau sebutan "Palang Merah" oleh perorangan,
an lambang masyarakat, firma, atau perusahaan, baik publik maupun swasta, selain dari mereka
yang berhak menurut Konvensi ini, lambang atau sebutan "Palang Merah" atau "Salib
Geneva", atau tanda atau sebutan apa pun yang merupakan tiruannya, apa pun objek
penggunaan tersebut, dan tanpa memandang tanggal pengadopsiannya, akan dilarang
setiap saat.
Dengan alasan upeti yang dibayarkan kepada Swiss dengan penggunaan warna
Federal yang terbalik, dan kebingungan yang mungkin timbul
TERLUKA DAN SAKIT 55

antara lengan Swiss dan lambang khas Konvensi, penggunaan oleh perorangan,
masyarakat, atau perusahaan, lengan Konfederasi Swiss, atau merek yang
merupakan tiruannya, baik sebagai merek dagang atau merek komersial, atau
sebagai bagian dari merek tersebut, atau untuk tujuan yang bertentangan
dengan kejujuran komersial, atau dalam situasi yang dapat melukai sentimen
nasional Swiss, akan dilarang setiap saat.
Namun demikian, Pihak-pihak Peserta yang bukan merupakan pihak pada
Konvensi Geneva 27 Juli 1929, dapat memberikan kepada para pengguna
sebelumnya dari lambang-lambang, sebutan-sebutan, tanda-tanda atau tanda-
tanda yang ditunjuk dalam ayat pertama, suatu batas waktu yang tidak lebih
dari tiga tahun sejak berlakunya Konvensi ini untuk menghentikan penggunaan
tersebut, dengan ketentuan bahwa penggunaan tersebut tidak boleh sedemikian
rupa sehingga pada waktu perang, tidak dapat memperoleh perlindungan
Konvensi ini.
Larangan yang ditetapkan dalam paragraf pertama Pasal ini juga berlaku,
tanpa mempengaruhi hak apa pun yang diperoleh melalui penggunaan
sebelumnya, terhadap lambang dan tanda yang disebutkan dalam paragraf
kedua Pasal 38.
PASAL.54. - Para Pihak pada Persetujuan Tinggi wajib, jika peraturan Pencegahan
perundang-undangan mereka mencegah belum memadai, ambil tindakan yang penyalahgunaan
diperlukan untuk pencegahan penyalahgunaan dan penindasan, setiap saat,
terhadap pelanggaran yang disebutkan di bawah Pasal 53.

Ketentuan Akhir

PASAL.55. - Konvensi ini dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa dalam Bahasa
bahasa Prancis. Kedua teks tersebut sama-sama otentik.
Dewan Federal Swiss akan mengatur agar terjemahan resmi Konvensi
dibuat dalam bahasa Rusia dan Spanyol.
PASAL.56. - Konvensi ini, yang memiliki tanggal penandatanganan ini Tanda tangan
hari, terbuka untuk ditandatangani sampai tanggal 12 Februari 1950, atas nama
negara-negara yang diwakili dalam Konferensi yang dibuka di Geneva pada
tanggal 21 April 1949; selanjutnya oleh negara-negara yang tidak diwakili
dalam Konferensi tersebut, tetapi merupakan pihak-pihak dalam Konvensi
Geneva 1864, 1906 atau 1929 untuk Bantuan bagi yang Terluka dan Sakit di
Medan Perang.
PASAL. 57. - Konvensi ini harus diratifikasi segera setelah Ratifikasi Pengesahan
mungkin dan ratifikasi harus disimpan di Berne.
Sebuah catatan harus dibuat mengenai penyetoran setiap instrumen ratifikasi
dan salinan resmi dari catatan ini harus dikirimkan
56 KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949

oleh Dewan Federal Swiss kepada semua Kekuatan yang atas namanya Konvensi
telah ditandatangani, atau yang aksesinya telah diberitahukan.
Mulai berlaku PASAL.58. - Konvensi ini akan mulai berlaku enam berlaku beberapa bulan
setelah tidak kurang dari dua instrumen ratifikasi telah disimpan.
Setelah itu, ini akan mulai berlaku untuk setiap High Contracting Pihak enam
bulan setelah penyetoran instrumen ratifikasi.
Hubungan PASAL.59. - Konvensi ini menggantikan Konvensi
dengan konvensi sebelumnya pada tanggal 22 Agustus 1864, 6 Juli 1906 dan 27 Juli 1929, dalam
sebelumnya hubungan antara Konvensi-konvensi Para Pihak yang Berkontrak Tinggi.

Aksesi PASAL.60. - Sejak tanggal mulai berlakunya, akan terbuka bagi Negara manapun
yang belum menandatangani Konvensi ini, untuk mengaksesi Konvensi ini.
PASAL.61. - Aksesi harus diberitahukan secara tertulis kepada Swiss Dewan
PemberitahuanFederal aksesi, dan akan berlaku enam bulan setelah tanggal diterimanya aksesi
aksesi tersebut.
Dewan Federal Swiss harus mengkomunikasikan aksesi kepada semua Negara
yang atas namanya Konvensi ini telah ditandatangani, atau yang aksesinya telah
diberitahukan.
Efek langsung PASAL.62. Pemberlakuan segera. - Situasi-situasi yang diatur dalam Pasal 2 dan
3 akan berlaku segera terhadap ratifikasi-ratifikasi yang disimpan dan aksesi yang
diberitahukan oleh Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik sebelum atau sesudah
permulaan permusuhan atau pendudukan. Dewan Federal Swiss akan
mengkomunikasikan dengan metode tercepat setiap ratifikasi atau aksesi yang
diterima dari pihak-pihak yang berkonflik.
Pengunduran PASAL.63. - Setiap Pihak Tinggi pada Konvensi ini akan bebas untuk mencela
diri Konvensi ini.
Pengaduan tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada Dewan Federal
Swiss, yang akan meneruskannya kepada Pemerintah dari semua Negara Pihak.
Pengaduan tersebut akan berlaku satu tahun setelah pemberitahuannya
disampaikan kepada Dewan Federal Swiss. Akan tetapi, suatu pengaduan yang
pemberitahuannya telah dilakukan pada saat Negara yang mengadukan terlibat dalam
suatu konflik tidak akan berlaku sampai perdamaian tercapai, dan sampai operasi-
operasi yang berhubungan dengan pembebasan dan pemulangan orang-orang yang
dilindungi oleh Konvensi ini dihentikan.
TERLUKA DAN SAKIT 57

Pengaduan tersebut hanya akan memiliki efek dalam kaitannya dengan


Kekuasaan yang mengajukan pengaduan. Hal ini sama sekali tidak akan
mengurangi kewajiban-kewajiban yang harus tetap dipenuhi oleh Para Pihak
yang terlibat dalam konflik berdasarkan prinsip-prinsip hukum bangsa-bangsa,
karena hal ini merupakan hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang telah ada di
antara bangsa-bangsa yang beradab, hukum-hukum kemanusiaan, dan
perintah-perintah dari hati nurani publik.

PASAL.64. - Dewan Federal Swiss akan mendaftarkan Pendaftaran ini Pendaftaran


Konvensi dengan Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Swiss dengan dengan
Dewan Federal juga harus menginformasikan kepada Sekretariat United United Perserikatan
Bangsa Negara-negara dari semua ratifikasi, aksesi, dan pengaduan yang Bangsa-Bangsa
diterima olehnya sehubungan dengan Konvensi ini.

DALAM KEADAAN TERTENTU, yang bertanda tangan di bawah ini,


setelah memberikan kuasa penuh, telah menandatangani Konvensi ini.

Dibuat di Geneva pada tanggal dua belas Agustus 1949, dalam bahasa
Inggris dan Perancis. Dokumen asli akan disimpan di Arsip Konfederasi Swiss.
Dewan Federal Swiss akan mengirimkan salinannya yang telah disahkan
kepada setiap Negara penandatangan dan pihak yang mengaksesi
LAMPIRAN I

RANCANGAN PERJANJIAN YANG BERKAITAN DENGAN ZONA RUMAH


SAKIT DAN DAERAH SETEMPAT

PASAL 1. - Zona-zona rumah sakit harus secara ketat diperuntukkan bagi orang-orang yang
disebutkan dalam Pasal 23 Konvensi GENEVA untuk Perbaikan Keadaan Orang-Orang yang
Terluka dan Sakit dalam Angkatan Bersenjata di Lapangan tanggal 12 Agustus 1949, dan bagi
personalia yang dipercayakan untuk mengorganisir dan mengurus zona-zona dan daerah-daerah
tersebut, serta untuk mengurus orang-orang yang berada di dalamnya.
Namun demikian, orang yang memiliki tempat tinggal permanen di dalam zona tersebut
memiliki hak untuk tinggal di sana.

PASAL. 2. - Tidak ada orang yang berada, dalam kapasitas apa pun, di zona rumah sakit yang
boleh melakukan pekerjaan apa pun, baik di dalam maupun di luar zona tersebut, yang secara
langsung berhubungan dengan operasi militer atau produksi bahan perang.

PASAL. 3. - Penguasa yang menetapkan zona rumah sakit harus mengambil semua tindakan
yang diperlukan untuk melarang akses ke semua orang yang tidak memiliki hak untuk tinggal
atau masuk ke dalamnya.

PASAL. 4. - Zona rumah sakit harus memenuhi ketentuan berikut:


a) Mereka hanya terdiri dari sebagian kecil wilayah yang diatur oleh Kekuasaan yang telah
membentuknya.
b) Jumlah penduduknya harus sedikit sehubungan dengan kemungkinan akomodasi.
c) Lokasi tersebut harus jauh dan bebas dari semua tujuan militer, atau perusahaan industri
atau administrasi yang besar.
d) Mereka tidak boleh berada di daerah-daerah yang, menurut segala kemungkinan, dapat
menjadi penting bagi pelaksanaan perang.

PASAL. 5. - Zona rumah sakit harus tunduk pada kewajiban-kewajiban berikut ini:
a) Jalur komunikasi dan sarana transportasi yang mereka miliki tidak boleh digunakan untuk
pengangkutan personel atau material militer, bahkan dalam perjalanan.
b) Mereka tidak boleh dipertahankan dengan cara-cara militer.

PASAL.6. - Zona rumah sakit harus ditandai dengan tanda salib merah (bulan sabit merah,
singa merah, dan matahari) dengan latar belakang putih yang diletakkan di kawasan luar dan pada
bangunan. Zona-zona tersebut dapat ditandai dengan cara yang sama pada malam hari dengan
menggunakan penerangan yang sesuai.
KONVENSI GENEVA PERTAMA TAHUN 1949 - LAMPIRAN I 59

PASAL.7. - Pihak-pihak yang berkuasa harus menyampaikan kepada semua Pihak yang
Berkuasa pada masa damai atau pada saat pecahnya permusuhan, daftar zona-zona rumah sakit
di wilayah-wilayah yang mereka atur. Mereka juga harus memberikan pemberitahuan mengenai
zona-zona baru yang dibentuk selama permusuhan.
Segera setelah Pihak yang dirugikan menerima pemberitahuan yang disebutkan di atas, zona
tersebut harus dibentuk secara teratur.
Namun, jika Pihak yang tidak setuju menganggap bahwa ketentuan-ketentuan dalam
perjanjian ini belum terpenuhi, maka ia dapat menolak untuk mengakui zona tersebut dengan
memberikan pemberitahuan segera kepada Pihak yang bertanggung jawab atas zona tersebut,
atau dapat membuat pengakuannya atas zona tersebut tergantung pada lembaga kontrol yang
diatur dalam Pasal 8.

PASAL.8. - Setiap Kuasa yang mengakui satu atau beberapa zona rumah sakit yang
dilembagakan oleh Pihak yang tidak setuju berhak untuk meminta pengawasan oleh satu atau
lebih Komisi Khusus, untuk memastikan apakah zona-zona tersebut memenuhi syarat dan
kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian ini.
Untuk tujuan ini, para anggota Komisi Khusus setiap saat memiliki akses bebas ke berbagai
zona dan bahkan dapat tinggal di sana secara permanen. Mereka akan diberikan semua fasilitas
untuk tugas-tugas inspeksi mereka.

PASAL.9. - Apabila Komisi Khusus mencatat fakta-fakta yang mereka anggap bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam persetujuan ini, mereka akan segera menarik perhatian dari
Kekuasaan yang mengatur zona tersebut terhadap fakta-fakta tersebut, dan akan menetapkan
batas waktu lima hari untuk memperbaiki masalah tersebut. Mereka harus memberitahukan
kepada pihak yang berwenang yang telah mengakui zona tersebut.
Jika, ketika batas waktu telah berakhir, Penguasa yang mengatur zona tersebut belum
mematuhi peringatan tersebut, Pihak yang dirugikan dapat menyatakan bahwa mereka tidak lagi
terikat oleh perjanjian ini sehubungan dengan zona tersebut.

PASAL.10. - Setiap Kuasa yang mendirikan satu atau lebih zona rumah sakit dan wilayah,
dan Pihak yang dirugikan yang keberadaannya telah diberitahukan, harus mencalonkan atau telah
mencalonkan oleh Kuasa yang netral, orang-orang yang akan menjadi anggota Komisi Khusus
yang disebutkan dalam Pasal 8 dan 9.

PASAL.11. - Dalam situasi apa pun, zona rumah sakit tidak boleh menjadi sasaran serangan.
Zona-zona tersebut harus dilindungi dan dihormati setiap saat oleh Pihak-pihak yang terlibat
konflik.

PASAL. 12. - Dalam kasus pendudukan suatu wilayah, zona rumah sakit di dalamnya harus
terus dihormati dan digunakan sebagaimana mestinya.
Namun, tujuan mereka dapat dimodifikasi oleh Penguasa Pendudukan, dengan syarat bahwa
semua tindakan diambil untuk memastikan keselamatan orang-orang yang ditampung.

PASAL.13. - Perjanjian ini juga berlaku untuk wilayah yang dapat digunakan oleh Kuasa
untuk tujuan yang sama dengan zona rumah sakit.
II

KONVENSI GENEVA
UNTUK PERBAIKAN KONDISI ORANG YANG TERLUKA DAN SAKIT
DAN ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA YANG KARAM DI LAUT PADA
TANGGAL 12 AGUSTUS 1949

BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1 Penghormatan terhadap Konvensi .................................................................... 64
Pasal 2 Penerapan Konvensi ......................................................................................... 64
Pasal 3 Konflik yang tidak bersifat internasional ......................................................... 64
Pasal 4 Bidang aplikasi ................................................................................................. 65
Pasal 5 Permohonan oleh Pihak yang netral .................................................................. 65
Pasal 6 Perjanjian khusus .............................................................................................. 66
Pasal 7 Pelepasan hak tanpa syarat ................................................................................ 66
Pasal 8 Melindungi Kekuasaan ..................................................................................... 66
Pasal 9 Kegiatan Komite Palang Merah Internasional .................................................. 66
Pasal 10 Pengganti untuk Melindungi Kuasa ................................................................ 67
Pasal 11 Prosedur konsiliasi .......................................................................................... 67

BAB II
Terluka, Sakit, dan Kapal Karam
Pasal 12 Perlindungan dan perawatan ........................................................................... 68
Pasal 13 Orang-orang yang dilindungi ........................................................................... 68
Pasal 14 Penyerahan kepada pihak yang berperang ...................................................... 69
Pasal 15 Korban luka dibawa ke kapal perang yang netral ............................................ 69
Pasal 16 Orang yang terluka jatuh ke tangan musuh ..................................................... 70
Pasal 17 Korban luka mendarat di pelabuhan netral ..................................................... 70
Pasal 18 Pencarian korban setelah pertunangan ............................................................ 70
Pasal 19 Pencatatan dan penerusan informasi ................................................................ 70
Pasal 20 Ketentuan mengenai orang mati ...................................................................... 71
Pasal 21 Banding ke kapal netral .................................................................................. 71

BAB III
Kapal Rumah Sakit
Pasal 22 Pemberitahuan dan perlindungan kapal rumah sakit militer .......................... 72
Pasal 23 Perlindungan tempat medis di darat ............................................................... 72
Pasal 24 Kapal rumah sakit yang digunakan oleh masyarakat pemberi bantuan dan
perorangan dari: I. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik .......................... 72
62 DAFTAR ISI

Pasal 25 II. Negara-negara netral ....................................................................................... 72


Pasal 26 Tonase .................................................................................................................. 72
Pasal 27 Kapal penyelamat pantai ..................................................................................... 73
Pasal 28 Perlindungan teluk sakit ...................................................................................... 73
Pasal 29 Kapal rumah sakit di pelabuhan yang diduduki .................................................. 73
Pasal 30 Penggunaan kapal rumah sakit dan kapal kecil .................................................... 73
Pasal 31 Hak untuk mengontrol dan menggeledah ............................................................ 73
Pasal 32 Tetap berada di pelabuhan netral ......................................................................... 74
Pasal 33 Kapal niaga yang dikonversi ............................................................................... 74
Pasal 34 Penghentian perlindungan ................................................................................... 74
Pasal 35 Kondisi yang tidak menghilangkan perlindungan kapal rumah sakit .................. 74

BAB IV
Personil
Pasal 36 Perlindungan personel kapal rumah sakit ............................................................ 75
Pasal 37 Tenaga medis dan tenaga keagamaan dari kapal lain .......................................... 75

BAB V
Transportasi Medis
Pasal 38 Kapal yang digunakan untuk pengangkutan peralatan medis ............................. 75
Pasal 39 Pesawat medis ..................................................................................................... 76
Pasal 40 Penerbangan di atas negara netral. Pendaratan korban luka ................................ 76

BAB VI
Lambang yang khas
Pasal 41 Penggunaan lambang ........................................................................................... 77
Pasal 42 Identifikasi tenaga medis dan keagamaan ........................................................... 77
Pasal 43 Penandaan kapal rumah sakit dan kapal kecil ...................................................... 77
Pasal 44 Pembatasan penggunaan tanda ............................................................................ 78
Pasal 45 Pencegahan penyalahgunaan ............................................................................... 78

BAB VII
Pelaksanaan Konvensi
Pasal 46 Eksekusi terperinci. Kasus-kasus tak terduga ..................................................... 79
Pasal 47 Larangan pembalasan .......................................................................................... 79
Pasal 48 Penyebarluasan Konvensi .................................................................................... 79
Pasal 49 Terjemahan. Aturan aplikasi ............................................................................... 79
DAFTAR ISI 63

BAB VIII

Penindakan Pelanggaran dan Pelanggaran


Pasal 50 Sanksi pidana: I. Pengamatan umum ................................................................... 79
Pasal 51 II. Pelanggaran berat ............................................................................................ 80
Pasal 52 III. Tanggung Jawab Para Pihak .......................................................................... 80
Pasal 53 Prosedur pertanyaan ............................................................................................ 80

Ketentuan Akhir
Pasal 54 Bahasa................................................................................................................... 80
Pasal 55 Tanda Tangan ...................................................................................................... 81
Pasal 56 Pengesahan .......................................................................................................... 81
Pasal 57 Mulai berlaku ....................................................................................................... 81
Pasal 58 Hubungan dengan Konvensi 1907 ....................................................................... 81
Pasal 59 Aksesi .................................................................................................................. 81
Pasal 60 Pemberitahuan aksesi .......................................................................................... 81
Pasal 61 Efek langsung ...................................................................................................... 81
Pasal 62 Pengaduan ............................................................................................................ 82
Pasal 63 Pendaftaran di Perserikatan Bangsa-Bangsa ....................................................... 82

LAMPIRAN
Identitas kartu untuk Anggota Medis
dan Personel Agama yang melekat pada Angkatan Bersenjata di Laut.............................. 83
II

KONVENSI GENEVA
UNTUK PERBAIKAN KONDISI ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA YANG
TERLUKA, SAKIT DAN KARAM DI LAUT PADA TANGGAL 12 AGUSTUS 1949

BAB I

Ketentuan Umum

Menghormati PASAL 1. - Para Pihak dalam Perjanjian ini berjanji untuk menghormati dan
Konvensi untuk memastikan penghormatan terhadap Konvensi ini di semua keadaan.

Penerapan PASAL. 2. - Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan yang harus


Konvensi dilaksanakan pada masa damai, Konvensi ini harus diterapkan pada semua kasus-
kasus perang yang dideklarasikan atau konflik bersenjata lainnya yang mungkin
timbul antara dua atau lebih Pihak Peserta Tinggi, bahkan jika keadaan perang tidak
diakui oleh salah satu dari mereka.
Konvensi ini juga berlaku untuk semua kasus pendudukan sebagian atau
keseluruhan wilayah suatu Negara Pihak, bahkan jika pendudukan tersebut tidak
disertai dengan perlawanan bersenjata.
Walaupun salah satu Negara yang bersengketa mungkin tidak menjadi pihak
dalam Konvensi ini, Negara-negara yang menjadi pihak dalam Konvensi ini akan
tetap terikat oleh Konvensi ini dalam hubungan timbal balik mereka. Mereka
selanjutnya akan terikat oleh Konvensi ini dalam hubungannya dengan Negara
tersebut, apabila Negara tersebut menerima dan menerapkan ketentuan-
ketentuannya.
Konflik yang PASAL. 3. - Dalam hal konflik bersenjata yang tidak bersifat internasional yang
tidak bersifat terjadi di wilayah salah satu Pihak pada Persetujuan, setiap Pihak pada konflik
internasional
tersebut harus terikat untuk menerapkan, sebagai minimum, ketentuan-ketentuan
berikut:
1) Orang-orang yang tidak mengambil bagian aktif dalam permusuhan, termasuk
anggota angkatan bersenjata yang telah meletakkan senjata dan

1
Catatan pinggir atau judul PASALikel telah dirancang oleh Swiss Federal Departemen Luar
Negeri.
TERLUKA, SAKIT DAN TERDAMPAR 65

mereka yang ditempatkan dalam keadaan tawanan perang karena sakit,


terluka, ditahan, atau sebab lainnya, harus diperlakukan secara manusiawi,
tanpa pembedaan yang merugikan yang didasarkan pada ras, warna kulit,
agama atau kepercayaan, jenis kelamin, kelahiran atau kekayaan, atau
kriteria lain yang serupa.
Untuk tujuan ini, tindakan-tindakan berikut ini adalah dan akan tetap
dilarang kapan saja dan di mana saja sehubungan dengan orang-orang yang
disebutkan di atas:
a) kekerasan terhadap nyawa dan manusia, khususnya pembunuhan dalam
segala bentuk, mutilasi, perlakuan kejam dan penyiksaan;
b) penyanderaan;
c) pelanggaran terhadap mPASALabat pribadi, khususnya perlakuan yang
memalukan dan merendahkan;
d) penjatuhan hukuman dan pelaksanaan eksekusi tanpa putusan
sebelumnya yang diucapkan oleh pengadilan yang dibentuk secara
teratur, yang memberikan semua jaminan peradilan yang diakui sebagai
hal yang sangat diperlukan oleh masyarakat beradab.
2) Orang yang terluka, sakit, dan terdampar harus dikumpulkan dan dirawat.
Badan kemanusiaan yang tidak memihak, seperti Komite Palang Merah
Internasional, dapat menawarkan jasanya kepada pihak-pihak yang terlibat
konflik.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus lebih lanjut berusaha untuk
memberlakukan, melalui perjanjian khusus, semua atau sebagian dari
ketentuan-ketentuan lain dalam Konvensi ini.
Penerapan ketentuan-ketentuan sebelumnya tidak akan mempengaruhi
status hukum Para Pihak yang bersengketa.

PASAL. 4. - Jika terjadi permusuhan antara angkatan darat dan angkatan Bidang
laut Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, ketentuan-ketentuan dalam aplikasi
Konvensi ini harus hanya berlaku untuk gaya di atas kapal.
Pasukan yang didaratkan harus segera tunduk pada ketentuan-ketentuan
Konvensi GENEVA untuk Perbaikan Keadaan Orang yang Terluka dan Sakit
dalam Angkatan Bersenjata di Medan Perang tanggal 12 Agustus 1949.

PASAL.5. - Kekuatan Netral harus menerapkan dengan analogi ketentuan- Aplikasi


ketentuan Konvensi ini kepada mereka yang terluka, sakit, dan terdampar, dan dengan Daya
kepada para anggota tenaga medis dan para pendeta dari angkatan bersenjata netral
dari Pihak-pihak yang berkonflik yang diterima atau ditawan di wilayah
mereka, dan juga orang-orang yang ditemukan tewas.
66 KONVENSI GENEVA KEDUA TAHUN 1949

Perjanjian PASAL.6. - Sebagai tambahan dari perjanjian-perjanjian yang secara tegas diatur
khusus dalam Pasal 10, 18, 31, 38, 39, 40, 43 dan 53, Para Pihak pada Persetujuan dapat
membuat perjanjian-perjanjian khusus lainnya untuk semua hal yang mereka anggap
perlu untuk membuat ketentuan terpisah. Tidak ada perjanjian khusus yang akan
mempengaruhi secara negatif keadaan orang-orang yang terluka, sakit dan terdampar
di laut, para anggota tenaga medis atau para pendeta, sebagaimana didefinisikan oleh
Konvensi ini, atau membatasi hak-hak yang diberikan Konvensi ini kepada mereka.
Orang-orang yang terluka, sakit, dan terdampar di laut, serta para petugas medis
dan pendeta, akan terus mendapat manfaat dari perjanjian-perjanjian tersebut selama
Konvensi ini berlaku bagi mereka, kecuali apabila ketentuan-ketentuan yang tegas
menyatakan sebaliknya terdapat dalam perjanjian-perjanjian tersebut di atas atau
perjanjian-perjanjian berikutnya, atau apabila tindakan-tindakan yang lebih
menguntungkan telah diambil sehubungan dengan mereka oleh salah satu Pihak yang
terlibat dalam konflik.

Tidak PASAL. 7. - Orang yang terluka, sakit dan terdampar di kapal, serta anggota
Melepaskan tenaga medis dan pendeta, dalam keadaan apa pun tidak boleh melepaskan sebagian
hak
atau seluruh hak yang dijamin untuk mereka oleh Konvensi ini, dan oleh perjanjian-
perjanjian khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal sebelumnya, jika ada.

Melindungi PASAL.8. - Konvensi ini harus diterapkan dengan kerja sama dan di bawah
Kekuatan pengawasan Kekuatan Pelindung yang bertugas untuk melindungi kepentingan Para
Pihak yang terlibat dalam konflik. Untuk Untuk tujuan ini, Negara-negara Pelindung
dapat menunjuk, selain staf diplomatik atau konsulernya, delegasi-delegasi dari
warga negaranya sendiri atau warga negara dari Negara-negara netral lainnya.
Delegasi tersebut harus tunduk pada persetujuan dari Kekuatan yang akan
melaksanakan tugas mereka.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus memfasilitasi semaksimal mungkin
tugas perwakilan atau delegasi dari Kekuatan Pelindung.
Perwakilan atau delegasi dari Negara-negara Pelindung tidak boleh melebihi misi
mereka berdasarkan Konvensi ini. Mereka harus, secara khusus, mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan penting keamanan Negara tempat mereka melaksanakan tugas-
tugas mereka. Kegiatan-kegiatan mereka hanya boleh dibatasi sebagai tindakan yang
bersifat pengecualian dan sementara apabila hal ini dianggap perlu oleh kebutuhan-
kebutuhan militer yang mendesak.

Kegiatan PASAL. 9. - Ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini merupakan tidak ada


Komite halangan untuk kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh International Komite
Internasional
Palang Merah atau lembaga kemanusiaan lainnya yang tidak memihak organisasi
Palang Merah
dapat, dengan persetujuan Para Pihak yang terlibat dalam konflik
TERLUKA, SAKIT DAN TERDAMPAR 67
yang bersangkutan, melakukan perlindungan terhadap orang-orang yang
terluka, sakit dan terdampar di kapal, tenaga medis dan pendeta, dan untuk
pertolongan mereka.
PASAL.10. - Para Pihak dalam Perjanjian dapat sewaktu-waktu menyetujui Pengganti untuk
untuk mempercayakan kepada organisasi yang menawarkan semua jaminan Melindungi Kekuatan
ketidakberpihakan dan keefektifan tugas-tugas yang dibebankan kepada
Pelapor Wewenang berdasarkan Konvensi ini.
Apabila orang yang terluka, sakit dan terdampar, atau petugas medis dan
pendeta tidak mendapat manfaat atau tidak lagi mendapat manfaat, apa pun
alasannya, dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu Penguasa yang
Melindungi atau suatu organisasi yang diatur dalam paragraf pertama di atas,
maka Penguasa yang Menahan harus meminta suatu Negara yang netral, atau
suatu organisasi semacam itu, untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang
dilakukan di bawah Konvensi ini oleh suatu Penguasa yang Melindungi yang
ditunjuk oleh Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu konflik.
Apabila perlindungan tidak dapat diatur sebagaimana mestinya, Pihak yang
Menahan wajib meminta atau wajib menerima, dengan tunduk pada ketentuan-
ketentuan dalam Pasal ini, tawaran dari organisasi kemanusiaan, seperti Komite
Palang Merah Internasional, untuk melaksanakan fungsi kemanusiaan yang
dilakukan oleh Pihak yang Melindungi di bawah Konvensi ini.
Setiap Kekuatan netral, atau organisasi apapun yang diundang oleh
Kekuatan yang bersangkutan atau menawarkan diri untuk tujuan-tujuan ini,
wajib bertindak dengan rasa tanggung jawab terhadap Pihak yang berkonflik
yang menjadi sandaran orang-orang yang dilindungi oleh Konvensi ini, dan
wajib memberikan jaminan yang cukup bahwa mereka berada dalam posisi
yang tepat untuk menjalankan fungsi-fungsi yang sesuai dan melaksanakannya
secara tidak memihak.
Tidak ada penyimpangan dari ketentuan-ketentuan sebelumnya yang dapat
dilakukan dengan perjanjian-perjanjian khusus antara Kekuatan-kekuatan yang
salah satu di antaranya dibatasi, bahkan untuk sementara waktu, kebebasannya
untuk berunding dengan Kekuatan lain atau sekutunya dengan alasan kejadian-
kejadian militer, lebih-lebih apabila seluruh atau sebagian besar wilayah
Kekuatan tersebut diduduki.
Setiap kali, dalam Konvensi ini, disebutkan mengenai suatu Kuasa
Melindungi, penyebutan tersebut juga berlaku untuk organisasi pengganti
dalam pengertian Pasal ini.
PASAL.11. - Dalam kasus-kasus di mana mereka menganggap hal tersebut Prosedur
disarankan demi kepentingan orang-orang yang dilindungi, khususnya dalam konsiliasi
kasus-kasus ketidaksepakatan antara Para Pihak yang berkonflik mengenai
penerapan atau penafsiran ketentuan-ketentuan Konvensi ini, Negara-negara
Peserta wajib memberikan jasa-jasa baik mereka dengan maksud untuk
menyelesaikan perselisihan.
Untuk tujuan ini, masing-masing Kekuatan Pelindung dapat, baik atas
undangan dari satu Pihak atau atas inisiatifnya sendiri, mengusulkan kepada
68 KONVENSI GENEVA KEDUA TAHUN 1949
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik mengadakan pertemuan dengan wakil-
wakil mereka, khususnya pihak berwenang yang bertanggung jawab atas orang-orang
yang terluka, sakit dan terdampar, petugas medis dan pendeta, mungkin di wilayah
netral yang dipilih secara tepat. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus terikat
untuk melaksanakan usulan-usulan yang diajukan kepada mereka untuk tujuan ini.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dapat, jika perlu, mengusulkan untuk
mendapat persetujuan dari Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, seseorang yang
berasal dari suatu kekuatan netral atau yang didelegasikan oleh Komite Palang Merah
Internasional, yang akan diundang untuk ikut serta dalam pertemuan semacam itu.

BAB II

Terluka, Sakit, dan Kapal Karam

Perlindungan PASAL. 12. - Anggota angkatan bersenjata dan orang-orang lain yang disebutkan
dan perawatan dalam Pasal berikut, yang berada di laut dan yang terluka, sakit atau karam, harus
dihormati dan dilindungi dalam segala keadaan, dapat dipahami bahwa istilah "kapal
karam" berPASALi kapal karam karena sebab apa pun dan termasuk pendaratan
paksa di laut oleh atau dari pesawat terbang.
Orang-orang tersebut harus diperlakukan secara manusiawi dan diperhatikan oleh
Pihak-pihak yang berkonflik yang berada di bawah kekuasaannya, tanpa pembedaan
yang merugikan yang didasarkan pada jenis kelamin, ras, kebangsaan, agama,
pandangan politik, atau kriteria lain yang serupa. Setiap upaya terhadap kehidupan
mereka, atau kekerasan terhadap mereka, harus dilarang keras; khususnya, mereka
tidak boleh dibunuh atau dimusnahkan, dijadikan sasaran penyiksaan atau percobaan
biologis; mereka tidak boleh dengan sengaja dibiarkan tanpa bantuan medis dan
perawatan, juga tidak boleh diciptakan kondisi yang membuat mereka rentan
terhadap penularan penyakit atau infeksi.
Hanya alasan medis yang mendesak yang akan memberikan prioritas dalam urutan
perawatan yang akan diberikan.
Wanita harus diperlakukan dengan segala pertimbangan karena jenis kelamin
mereka.

Orang-orang PASAL.13. - Konvensi ini harus berlaku bagi orang yang terluka, sakit dan
yang dilindungi karam di laut yang termasuk dalam kategori berikut:
1) Anggota angkatan bersenjata dari salah satu Pihak yang terlibat dalam konflik,
serta anggota milisi atau korps sukarelawan yang menjadi bagian dari angkatan
bersenjata tersebut.
2) Anggota milisi lain dan anggota korps sukarelawan lainnya, termasuk anggota
gerakan perlawanan yang terorganisir,
TERLUKA, SAKIT DAN TERDAMPAR 69
milik suatu Pihak dalam konflik dan beroperasi di dalam atau di luar
wilayah mereka sendiri, meskipun wilayah tersebut diduduki, asalkan
milisi atau korps sukarelawan tersebut, termasuk gerakan perlawanan
yang terorganisir, memenuhi syarat-syarat berikut:
a) diperintahkan oleh orang yang bertanggung jawab atas bawahannya;
b) yang memiliki tanda khas tetap yang dapat dikenali dari kejauhan;
c) Membawa senjata secara terbuka;
d) bahwa melakukan operasi mereka sesuai dengan hukum dan
kebiasaan perang.
3) Anggota angkatan bersenjata reguler yang menyatakan kesetiaan kepada
Pemerintah atau otoritas yang tidak diakui oleh Penguasa Penahanan.
4) Orang-orang yang menyertai angkatan bersenjata tanpa benar-benar
menjadi anggotanya, seperti anggota sipil awak pesawat militer,
koresponden perang, kontraktor suplai, anggota unit-unit tenaga kerja,
atau dinas-dinas yang bertanggung jawab atas kesejahteraan angkatan
bersenjata, dengan ketentuan bahwa mereka telah mendapat otorisasi
dari angkatan bersenjata yang mereka sertai.
5) Anggota awak kapal, termasuk nakhoda, pilot, dan pelaut magang dari
kapal dagang dan awak pesawat udara sipil dari Pihak yang berkonflik,
yang tidak diuntungkan oleh perlakuan yang lebih menguntungkan
berdasarkan ketentuan lain dalam hukum internasional.
6) Penduduk suatu wilayah yang tidak diduduki yang, pada saat musuh
mendekat, secara spontan mengangkat senjata untuk melawan pasukan
penyerang, tanpa sempat membentuk diri mereka sendiri ke dalam unit-
unit bersenjata reguler, asalkan mereka membawa senjata secara
terbuka dan menghormati hukum dan kebiasaan perang.

PASAL.14. - Semua kapal perang dari suatu Pihak yang berperang berhak Menyerahkan kepada
untuk menuntut agar orang-orang yang terluka, sakit, atau karam di atas kapal pihak yang berperang
rumah sakit militer, dan kapal-kapal rumah sakit milik perkumpulan-
perkumpulan pemberi pertolongan atau untuk perorangan, serta kapal dagang,
kapal pesiar, dan kapal-kapal lainnya harus diserahkan, apa pun
kebangsaannya, asalkan yang terluka dan sakit dalam keadaan sehat untuk
dipindahkan dan kapal perang dapat menyediakan fasilitas yang memadai
untuk perawatan medis yang diperlukan.

PASAL.15. - Jika orang yang terluka, sakit atau terdampar di kapal Korban luka dibawa
menaiki kapal perang netral atau pesawat terbang militer netral, maka harus ke kapal perang
netral
memastikan, jika diwajibkan oleh hukum internasional, bahwa mereka dapat
mengambil tidak lagi ikut serta dalam operasi perang.
70 KONVENSI GENEVA KEDUA TAHUN 1949
Terluka jatuh PASAL.16. - Dengan tunduk pada ketentuan-ketentuan Pasal 12, orang-orang
ke tangan musuh yang terluka, sakit, dan karam dari pihak yang berperang yang jatuh ke tangan musuh
akan menjadi tawanan perang, dan ketentuan-ketentuan hukum internasional
mengenai tawanan perang akan berlaku bagi mereka. Pihak yang menawan dapat
memutuskan, sesuai dengan keadaan, apakah lebih bijaksana untuk menahan mereka,
atau membawa mereka ke pelabuhan di negara si penawan, ke pelabuhan netral, atau
bahkan ke pelabuhan di wilayah musuh. Dalam kasus terakhir, tawanan perang yang
dikembalikan ke negara asalnya tidak boleh bertugas selama masa perang.

Terluka mendarat PASAL. 17. - Orang yang terluka, sakit atau kapal karam yang didaratkan dengan
di pelabuhan persetujuan pihak berwenang setempat, pelabuhan netral harus, jika tidak ada
netral
pengaturan yang bertentangan antara pelabuhan netral dan Kekuatan yang berperang,
dijaga sedemikian rupa oleh Kekuatan netral, apabila diharuskan oleh hukum
internasional, sehingga orang-orang tersebut tidak dapat mengambil bagian lagi
dalam operasi perang.
Biaya akomodasi rumah sakit dan penampungan akan ditanggung oleh Penguasa
yang menjadi tanggungan orang yang terluka, sakit atau terdampar.

Mencari korban PASAL.18. - Setelah setiap perikatan, Para Pihak yang terlibat dalam konflik
Setelah harus, tanpa penundaan, ambil semua tindakan yang mungkin untuk mencari dan
pertunangan
mengumpulkan karam, terluka dan sakit, untuk melindungi mereka dari penjarahan
dan perlakuan buruk, untuk memastikan perawatan yang memadai, dan untuk
mencari mati dan mencegah mereka dirampas.
Kapan pun keadaan memungkinkan, Pihak-pihak yang terlibat konflik harus
membuat pengaturan lokal untuk memindahkan orang yang terluka dan sakit melalui
laut dari daerah yang terkepung atau terkepung dan untuk perjalanan personel dan
peralatan medis dan keagamaan dalam perjalanan mereka ke daerah itu.

Pencatatan dan PASAL. 19. - Para Pihak yang terlibat dalam konflik harus mencatat sesegera
Penerusan
mungkin, sehubungan dengan setiap kapal yang karam, terluka, sakit atau mati dari
informasi
Pihak lawan yang jatuh ke tangan mereka, setiap keterangan yang dapat membantu
identifikasi dirinya. Catatan-catatan ini harus ada jika mungkin termasuk:
a) penunjukan Kuasa yang menjadi sandarannya;
b) nomor angkatan darat, resimen, pribadi, atau nomor seri;
c) nama keluarga;
d) nama depan atau nama;
e) tanggal lahir;
f) informasi lain yang tertera pada kartu identitas atau disketnya;
TERLUKA, SAKIT DAN TERDAMPAR 71
g) tanggal dan tempat penangkapan atau kematian;
h) keterangan mengenai luka atau penyakit, atau penyebab kematian.
Sesegera mungkin informasi yang disebutkan di atas harus diteruskan ke
Biro Informasi yang dijelaskan dalam Pasal 122 dari Konvensi GENEVA
tentang Perlakuan terhadap Tawanan Perang tanggal 12 Agustus 1949, yang
akan mengirimkan informasi ini kepada Kekuasaan yang menjadi tempat
bergantungnya orang-orang tersebut melalui perantaraan Kekuasaan yang
Melindungi dan Badan Tawanan Perang Pusat.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus menyiapkan dan meneruskan
satu sama lain melalui biro yang sama, sertifikat kematian atau daftar korban
yang telah disahkan. Mereka juga harus mengumpulkan dan meneruskan
melalui biro yang sama satu setengah dari cakram identitas ganda, atau cakram
identitas itu sendiri jika cakram itu adalah cakram tunggal, surat wasiat terakhir
atau dokumen-dokumen lain yang penting bagi keluarga terdekat, uang dan
secara umum semua barang yang memiliki nilai intrinsik atau nilai sentimental,
yang ditemukan pada orang yang meninggal. Barang-barang ini bersama
dengan barang-barang yang tidak teridentifikasi, harus dikirim dalam paket-
paket yang disegel, disertai dengan pernyataan yang memberikan semua
informasi yang diperlukan untuk identifikasi pemilik yang meninggal, serta
daftar lengkap isi paket tersebut.

PASAL.20. - Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus menjamin Resep mengenai
bahwa penguburan di laut bagi korban yang meninggal, yang dilakukan secara orang mati
perorangan sejauh keadaan memungkinkan, didahului dengan pemeriksaan
yang teliti, jika mungkin dengan pemeriksaan medis, atas jenazah, dengan
maksud untuk memastikan kematian, menetapkan identitas, dan
memungkinkan pembuatan laporan. Jika menggunakan Kartu identitas ganda,
separuh dari Kartu tersebut harus tetap berada di tubuh jenazah.
Jika ada orang yang tewas didaratkan, maka ketentuan-ketentuan Konvensi
GENEVA tentang Perbaikan Kondisi Orang yang Terluka dan Sakit dalam
Angkatan Bersenjata di Medan Perang tanggal 12 Agustus 1949 akan berlaku.

PASAL.21. - Pihak-pihak yang berkonflik dapat meminta bantuan kepada Banding ke pembuluh
para komandan kapal dagang, kapal pesiar atau kapal lainnya yang netral, untuk darah netral
menerima dan merawat orang-orang yang terluka, sakit atau karam, dan untuk
mengumpulkan orang mati.
Kapal-kapal dalam bentuk apa pun yang menanggapi himbauan ini, dan
mereka yang atas kemauannya sendiri mengumpulkan orang-orang yang
terluka, sakit, atau karam, akan mendapatkan perlindungan dan fasilitas khusus
untuk melaksanakan bantuan tersebut.
Mereka tidak boleh, dalam hal apapun, ditangkap karena pengangkutan
semacam itu; tetapi, jika tidak ada janji yang bertentangan, mereka akan tetap
bertanggung jawab untuk ditangkap karena pelanggaran netralitas yang
mungkin mereka lakukan.
72 KONVENSI GENEVA KEDUA TAHUN 1949

BAB III

Kapal Rumah Sakit

Pemberitahuan PASAL. 22. - Kapal-kapal rumah sakit militer, yaitu kapal-kapal yang dibangun
dan perlindungan
atau diperlengkapi oleh Angkatan Bersenjata secara khusus dan semata-mata dengan
kapal rumah
sakit militer maksud untuk menolong orang-orang yang terluka, sakit dan kapal karam, untuk
merawat mereka dan untuk mengangkutnya, tidak boleh diserang atau ditangkap,
tetapi harus selalu dihormati dan dilindungi, dengan syarat bahwa nama dan
deskripsi mereka telah diberitahukan kepada Para Pihak yang terlibat konflik sepuluh
hari sebelum kapal-kapal tersebut digunakan.
Karakteristik yang harus muncul dalam pemberitahuan harus mencakup tonase
kotor yang terdaftar, panjang dari batang ke buritan dan jumlah tiang dan corong.

Perlindungan PASAL. 23. - Lembaga-lembaga di darat berhak atas perlindungan Konvensi


perusahaan GENEVA untuk Perbaikan Keadaan Orang yang Terluka dan Sakit dalam Angkatan
medis di darat
Bersenjata di Lapangan 12 Agustus,1949, harus dilindungi dari pemboman atau
serangan dari laut.

Kapal rumah PASAL. 24. - Kapal-kapal rumah sakit yang digunakan oleh Perhimpunan Palang
sakit yang di Merah Nasional, oleh lembaga-lembaga bantuan yang diakui secara resmi atau oleh
gunakan oleh
orang-orang swasta harus mempunyai perlindungan yang sama dengan kapal-kapal
lembaga bantuan
dan dari rumah sakit militer dan akan dibebaskan dari penangkapan, jika Pihak yang
perorangan berkonflik pada tempat mereka bergantung telah memberi mereka komisi resmi dan
I dengan demikian sejauh ketentuan Pasal 22 mengenai pemberitahuan telah dipatuhi.
oarties terhadap Kapal-kapal ini harus dilengkapi dengan sertifikat dari otoritas yang
konflik
bertanggung jawab, yang menyatakan bahwa kapal-kapal tersebut telah berada di
bawah kontrol mereka saat pemasangan dan saat keberangkatan.

II PASAL. 25. - Kapal-kapal rumah sakit yang digunakan oleh Perhimpunan Palang
Negara-negara Merah Nasional, perhimpunan-perhimpunan bantuan yang diakui secara resmi, atau
netral
orang-orang swasta dari negara-negara netral harus mempunyai perlindungan yang
sama dengan rumah sakit militer kapal-kapal tersebut harus dibebaskan dari
penangkapan, dengan syarat bahwa kapal-kapal tersebut telah berada di bawah
kontrol salah satu Pihak dalam konflik, dengan persetujuan sebelumnya dari
pemerintahnya dan dengan otorisasi dari Pihak dalam konflik yang bersangkutan,
sejauh ketentuan-ketentuan Pasal 22 mengenai pemberitahuan telah dipenuhi.

Tonase PASAL.26. - Perlindungan yang disebutkan dalam Pasal 22, 24 dan 25 harus
diterapkan pada kapal rumah sakit dengan tonase berapapun dan sekoci-sekoci
penolongnya, dimanapun mereka beroperasi. Namun demikian, untuk memastikan
perlindungan maksimal
TERLUKA, SAKIT DAN TERDAMPAR 73
kenyamanan dan keamanan, Pihak-pihak yang berkonflik harus berusaha untuk
menggunakan, untuk pengangkutan orang yang terluka, sakit, dan karam dalam
jarak jauh dan di laut lepas, hanya kapal-kapal rumah sakit yang berbobot lebih
dari 2.000 ton bruto.

PASAL. 27. - Dengan syarat-syarat yang sama seperti yang diatur dalam Kapal Penyelamat
Pasal 22 dan 24, kapal-kapal kecil yang dipekerjakan oleh Negara atau Pesisir
lembaga-lembaga sekoci yang diakui secara resmi untuk operasi-operasi
penyelamatan pantai, juga harus dihormati dan dilindungi, sejauh persyaratan
operasional memungkinkan.
Hal yang sama juga berlaku sejauh mungkin untuk instalasi pantai tetap
yang digunakan secara eksklusif oleh kapal-kapal ini untuk misi kemanusiaan
mereka.

PASAL.28. - Apabila terjadi pertempuran di atas kapal perang, kamar kecil Perlindungan teluk
harus dihormati dan sedapat mungkin dihindarkan. Kamar sakit dan sakit
perlengkapannya harus tetap tunduk pada hukum peperangan, tetapi dapat tidak
boleh dialihkan dari tujuannya selama mereka diperlukan untuk orang-orang
yang terluka dan sakit. Namun demikian, komandan yang berada di bawah
kekuasaannya dapat, setelah memastikan perawatan yang tepat bagi yang
terluka dan sakit yang ditampung di dalamnya, menerapkannya untuk tujuan
lain dalam kasus kebutuhan militer yang mendesak.

PASAL.29. - Setiap kapal rumah sakit di pelabuhan yang jatuh ke tangan Kapal rumah sakit
musuh akan diberi wewenang untuk meninggalkan pelabuhan tersebut. di pelabuhan yang
diduduki
PASAL. 30. - Kapal-kapal yang diuraikan dalam Pasal 22, 24, 25 dan 27 Mempekerjakan kapal
harus memberikan pertolongan dan bantuan kepada yang terluka, sakit dan rumah sakit dan
karam tanpa membedakan kebangsaan. kapal kecil
Pihak-pihak yang Berkontrak Tinggi berjanji untuk tidak menggunakan
kapal-kapal ini untuk tujuan militer apa pun.
Kapal-kapal semacam itu sama sekali tidak boleh menghambat pergerakan
para pejuang.
Selama dan setelah pertunangan, mereka akan bertindak atas risiko mereka
sendiri.

PASAL. 31. - Para Pihak yang terlibat dalam konflik berhak untuk Hak kontrol dan
mengontrol dan menggeledah kapal-kapal yang disebutkan dalam Pasal 22, 24, pencarian
25 dan 27. Mereka dapat menolak bantuan dari kapal-kapal ini, memerintahkan
mereka pergi, membuat mereka mengambil kursus tertentu, mengontrol
penggunaan alat komunikasi nirkabel dan alat komunikasi lainnya, dan bahkan
menahan mereka untuk jangka waktu tidak lebih dari tujuh hari sejak waktu
penyadapan, jika keadaan mengharuskan demikian.
Mereka dapat menempatkan seorang komisaris untuk sementara waktu di
kapal yang tugas utamanya adalah memastikan bahwa perintah yang diberikan
berdasarkan ketentuan ayat sebelumnya dilaksanakan.
74 KONVENSI GENEVA KEDUA TAHUN 1949
Sedapat mungkin, para pihak yang berkonflik harus memasukkan dalam catatan
kapal rumah sakit, dalam bahasa yang dapat dimengerti, perintah yang mereka
berikan kepada kapten kapal.
Pihak-pihak yang berkonflik dapat, baik secara sepihak maupun melalui
perjanjian tertentu, menempatkan pengamat netral di atas kapal mereka yang akan
memverifikasi ketaatan mereka terhadap ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Konvensi ini.

Tetap berada PASAL.32. - Kapal-kapal yang dijelaskan dalam Pasal 22, 24, 25 dan 27 tidak
di pelabuhan digolongkan sebagai kapal perang karena berada di pelabuhan netral.
netral

Kapal dagang PASAL.33. - Kapal dagang yang telah diubah menjadi kapal rumah sakit tidak
yang dikonversi dapat digunakan untuk penggunaan lain selama durasi permusuhan.

Penghentian PASAL.34. - Perlindungan yang menjadi hak kapal rumah sakit dan kapal-kapal
perlindungan sakit tidak boleh dihentikan kecuali jika kapal-kapal tersebut digunakan untuk
melakukan, di luar perlindungan tugas-tugas kemanusiaan mereka, tindakan-
tindakan yang membahayakan musuh. Namun demikian, hanya dapat berhenti
setelah peringatan yang semestinya diberikan, dengan menyebutkan batas waktu
yang wajar, dan setelah peringatan tersebut tidak diindahkan.
Secara khusus, kapal rumah sakit tidak boleh memiliki atau menggunakan kode
rahasia untuk komunikasi nirkabel atau alat komunikasi lainnya.

Kondisi yang PASAL.35. - Kondisi-kondisi berikut ini tidak boleh dianggap sebagai
tidak menghilangkan perlindungan yang seharusnya diterima oleh kapal rumah sakit atau
menghilangkan
kapal ruang perawatan dari kapal-kapal tersebut:
perlindungan
kapal rumah 1) Fakta bahwa awak kapal atau ruang perawatan dipersenjatai untuk menjaga
sakit ketertiban, untuk pertahanan diri mereka sendiri atau orang yang sakit dan
terluka.
2) Keberadaan peralatan di atas kapal yang secara eksklusif dimaksudkan untuk
memfasilitasi navigasi atau komunikasi.
3) Penemuan di atas kapal rumah sakit atau di ruang perawatan senjata dan
amunisi portabel yang diambil dari orang yang terluka, sakit, dan karam dan
belum diserahkan kepada dinas yang tepat.
4) Fakta bahwa kegiatan kemanusiaan kapal rumah sakit dan ruang perawatan
kapal atau awak kapal mencakup perawatan warga sipil yang terluka, sakit,
atau karam.
5) Pengangkutan peralatan dan personel yang ditujukan khusus untuk tugas
medis, di atas dan di atas persyaratan normal.
TERLUKA, SAKIT DAN TERDAMPAR 75

BAB IV

Personil

PASAL. 36. - Personel keagamaan, medis dan rumah sakit dari kapal-kapal Perlindungan
rumah sakit dan awak kapalnya harus dihormati dan dilindungi; mereka tidak personel kapal
boleh ditangkap selama mereka berada dalam pelayanan rumah sakit kapal, rumah sakit
apakah ada yang terluka dan sakit di atas kapal atau tidak.

PASAL. 37. - Personel keagamaan, medis dan rumah sakit ditugaskan untuk Tenaga medis
perawatan medis atau spiritual dari orang-orang yang ditunjuk dalam Pasal 12 dan keagamaan
dan 13, jika jatuh ke tangan musuh, dihormati dan dilindungi; mereka dapat dari kapal lain
terus melaksanakan tugas mereka tugas-tugas selama hal ini diperlukan untuk
merawat mereka yang terluka dan sakit. Setelah itu, mereka akan dikirim
kembali segera setelah Panglima Tertinggi, yang di bawah otoritasnya mereka
berada, menganggap hal itu dapat dilakukan. Mereka boleh membawa serta
hPASALa benda pribadi mereka saat meninggalkan kapal.
Namun, jika terbukti perlu untuk mempertahankan beberapa personel ini
karena kebutuhan medis atau spiritual para tawanan perang, segala sesuatu
yang mungkin harus dilakukan untuk pendaratan mereka sedini mungkin.
Personel yang dipertahankan harus tunduk, pada saat mendarat, pada
ketentuan-ketentuan Konvensi GENEVA untuk Perbaikan Kondisi yang
Terluka dan Sakit pada Angkatan Bersenjata di Lapangan 12 Agustus 1949.

BAB V

Transportasi Medis

PASAL.38. - Kapal-kapal yang disewa untuk maksud tersebut harus diberi Kapal yang
wewenang untuk mengangkut perlengkapan yang secara khusus dimaksudkan digunakan untuk
untuk perawatan anggota-anggota angkatan bersenjata yang terluka dan sakit pengangkutan
peralatan medis
atau untuk pencegahan penyakit, asalkan keterangan mengenai pelayaran
mereka memiliki telah diberitahukan kepada pihak yang merugikan dan
disetujui oleh pihak yang merugikan. Kekuasaan yang merugikan akan
mempertahankan hak untuk naik ke kapal pengangkut, tetapi tidak untuk
menangkap mereka atau menyita peralatan yang dibawa.
Dengan persetujuan di antara Pihak-pihak yang terlibat konflik, pengamat
netral dapat ditempatkan di atas kapal-kapal tersebut untuk memverifikasi
peralatan yang dibawa. Untuk tujuan ini, akses bebas ke peralatan tersebut
harus diberikan.
76 KONVENSI GENEVA KEDUA TAHUN 1949
Pesawat medis PASAL. 39. - Pesawat udara medis, yaitu pesawat udara yang secara khusus
digunakan untuk memindahkan orang yang terluka, sakit dan karam, dan untuk
mengangkut personel dan peralatan medis, tidak boleh objek serangan, tetapi harus
dihormati oleh Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, ketika terbang di ketinggian,
pada waktu dan pada rute yang secara khusus disetujui oleh Pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik yang bersangkutan.
Mereka harus ditandai dengan jelas dengan lambang khas yang ditentukan dalam
Pasal 41, bersama dengan warna nasional mereka, pada permukaan bawah, atas, dan
sampingnya. Mereka harus dilengkapi dengan tanda atau alat identifikasi lain yang
dapat disetujui oleh Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik pada saat pecahnya atau
selama berlangsungnya permusuhan.
Kecuali jika disepakati sebaliknya, penerbangan di atas wilayah musuh atau yang
diduduki musuh dilarang.
Pesawat medis harus mematuhi setiap panggilan untuk turun di darat atau air.
Apabila harus turun, pesawat beserta penumpangnya dapat melanjutkan penerbangan
setelah pemeriksaan, jika ada.
Apabila pesawat mendarat secara paksa di darat atau di air di wilayah yang
diduduki musuh atau musuh, maka orang yang terluka, sakit, dan karam, serta awak
pesawat akan menjadi tawanan perang. Tenaga medis harus diperlakukan sesuai
dengan Pasal 36 dan 37.

Penerbangan di PASAL. 40. - Tunduk pada ketentuan-ketentuan dalam paragraf kedua,


atas negara pesawat medis dari pihak-pihak yang terlibat konflik dapat terbang di atas wilayah
netral, tersebut. dari Kekuatan netral, mendarat di atasnya jika diperlukan, atau
Pendaratan
korban luka
menggunakannya sebagai pelabuhan panggilan. Mereka harus memberikan
pemberitahuan sebelumnya kepada Negara-negara netral tentang melewati wilayah
tersebut, dan mematuhi setiap panggilan untuk turun, di darat atau di air. Pesawat-
pesawat ini akan kebal dari serangan hanya jika terbang di rute, di ketinggian dan
pada waktu yang secara khusus disepakati antara Pihak-pihak yang berkonflik dan
Kekuatan netral yang bersangkutan.
Akan tetapi, Pihak yang netral dapat menetapkan syarat atau pembatasan pada
perjalanan atau pendaratan pesawat udara medis di wilayah mereka. Kondisi atau
pembatasan yang memungkinkan tersebut harus diterapkan secara setara kepada
semua Pihak yang terlibat dalam konflik.
Kecuali jika disepakati lain antara Kekuatan netral dan Pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik, orang-orang yang terluka, sakit, atau terdampar yang didaratkan
dengan persetujuan pihak berwenang setempat di wilayah netral dengan pesawat
udara medis harus ditahan oleh Kekuatan netral, apabila diwajibkan oleh hukum
internasional, sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat mengambil bagian lagi
dalam operasi perang. Biaya akomodasi dan penahanan mereka harus ditanggung
oleh pihak yang menjadi tempat penahanan mereka.
TERLUKA, SAKIT DAN TERDAMPAR 77
BAB VI

Lambang yang khas

PASAL. 41. - Di bawah pengarahan otoritas militer yang berwenang, Penggunaan


lambang palang merah di atas dasar putih harus ditampilkan pada bendera, lambang
senjata dan pada semua peralatan yang digunakan dalam Layanan Medis.
Namun demikian, dalam hal negara-negara yang telah menggunakan
lambang, sebagai pengganti palang merah, bulan sabit merah atau singa merah
dan matahari di atas dasar putih, lambang-lambang ini juga diakui oleh
ketentuan-ketentuan Konvensi ini.

PASAL.42. - Personel yang ditunjuk dalam Pasal 36 dan 37 harus Identifikasi tenaga
mengenakan, yang ditempelkan di lengan kiri, sebuah armlet kedap air dengan medis dan
lambang khas, yang dikeluarkan dan dicap oleh otoritas militer. tenaga keagamaan
Personel tersebut, selain mengenakan cakram identitas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19, juga harus membawa Kartu identitas khusus dengan
lambang khas. Kartu ini harus tahan air dan berukuran sedemikian rupa sehingga
dapat dibawa dalam saku. Kartu ini harus ditulis dalam bahasa nasional, harus
menyebutkan sekurang-kurangnya nama belakang dan nama depan, tanggal
lahir, pangkat dan nomor dinas pembawa Kartu tersebut, dan harus menyatakan
dalam kapasitas apa ia berhak atas perlindungan Konvensi ini. Kartu tersebut
harus memuat foto pemiliknya dan juga tanda tangan atau sidik jarinya atau
kedua-duanya. Kartu tersebut harus dibubuhi stempel otoritas militer.
Kartu identitas harus seragam di seluruh angkatan bersenjata yang sama dan,
sejauh mungkin, dari jenis yang sama di angkatan bersenjata Pihak-pihak Peserta
Konvensi. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dapat berpedoman pada
model yang dilampirkan, sebagai contoh, pada Konvensi ini. Mereka harus
saling memberi tahu satu sama lain, pada saat pecahnya permusuhan, tentang
model yang mereka gunakan. Kartu-Kartu identitas harus dibuat, jika mungkin,
sekurang-kurangnya dalam rangkap dua, satu salinan disimpan oleh negara asal.
Dalam situasi apa pun, personel tersebut tidak boleh kehilangan lencana atau
Kartu identitas mereka atau hak untuk mengenakan ban lengan. Jika terjadi
kehilangan, mereka berhak menerima duplikat Kartu dan lencana diganti.

PASAL.43. - Kapal-kapal yang ditunjuk dalam Pasal 22, 24, 25 dan 27 harus Menandai kapal
ditandai dengan jelas sebagai berikut: rumah sakit dan
kapal kecil
a) Semua permukaan eksterior harus berwarna putih.
78 KONVENSI GENEVA KEDUA TAHUN 1949
b) Satu atau lebih tanda silang berwarna merah tua, sebesar mungkin, harus dicat
dan ditampilkan pada setiap sisi lambung kapal dan pada permukaan horizontal,
sehingga dapat memberikan jarak pandang yang seluas mungkin dari laut dan udara.
Semua kapal rumah sakit harus menunjukkan dirinya dengan mengibarkan
bendera nasionalnya dan selanjutnya, jika kapal tersebut berasal dari negara netral,
bendera pihak yang berkonflik yang arahnya telah mereka terima. Bendera putih
dengan palang merah harus dikibarkan di tiang utama setinggi mungkin.
Sekoci kapal rumah sakit, sekoci pantai, dan semua kapal kecil yang digunakan
oleh Layanan Medis harus dicat putih dengan tanda silang merah tua yang
ditampilkan secara jelas dan, secara umum, harus mematuhi sistem identifikasi yang
ditentukan di atas untuk kapal rumah sakit.
Kapal-kapal dan kapal-kapal yang disebutkan di atas, yang mungkin ingin
memastikan pada malam hari dan pada saat jarak pandang berkurang perlindungan
yang menjadi haknya, harus, tunduk pada persetujuan Pihak yang berkonflik di mana
mereka berada, mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat lukisan
dan lambang-lambang khas mereka cukup jelas.
Kapal-kapal rumah sakit yang, sesuai dengan Pasal 31, ditahan sementara oleh
musuh, harus menurunkan bendera pihak yang berkonflik yang dalam pelayanannya
atau yang arahannya mereka terima.
Sekoci-sekoci penyelamat pantai, jika mereka terus beroperasi dengan persetujuan
Penguasa Pendudukan dari pangkalan yang diduduki, dapat diizinkan, ketika berada
jauh dari pangkalan mereka, untuk terus mengibarkan warna nasional mereka
bersama dengan bendera yang membawa palang merah di atas dasar putih, dengan
tunduk pada pemberitahuan terlebih dahulu kepada semua Pihak yang terlibat dalam
konflik yang bersangkutan.
Semua ketentuan dalam Pasal ini yang berkaitan dengan palang merah berlaku
sama untuk lambang-lambang lain yang disebutkan dalam Pasal 41.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus selalu berusaha untuk mencapai
kesepakatan bersama, untuk menggunakan metode paling modern yang tersedia
untuk memfasilitasi identifikasi kapal rumah sakit.

Batasan dalam PASAL 44. - Tanda-tanda pembeda yang dimaksud dalam Pasal 43 hanya dapat
penggunaan digunakan, baik pada waktu damai maupun perang, untuk menunjukkan atau
penandaan
melindungi kapal-kapal yang disebutkan di dalamnya, kecuali sebagaimana yang
dapat ditentukan dalam Konvensi internasional lainnya atau dengan kesepakatan
antara semua Pihak dalam konflik yang bersangkutan.

Pencegahan PASAL.45. - Negara-negara Pihak pada Persetujuan harus, apabila peraturan


penyalahgunaan perundang-undangan mereka belum memadai, mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk pencegahan dan penindakan, setiap saat, terhadap setiap
penyalahgunaan tanda-tanda khusus yang diatur dalam Pasal 43.
TERLUKA, SAKIT DAN TERDAMPAR 79

BAB VII

Pelaksanaan Konvensi

PASAL. 46. - Setiap Pihak dalam konflik, yang bertindak melalui para Eksekusi terperinci.
Panglima Tertingginya, harus menjamin pelaksanaan terperinci dari Pasal- Kasus tak terduga
Pasal sebelumnya dan menyediakan untuk kasus-kasus yang tidak terduga,
sesuai dengan dengan prinsip-prinsip umum Konvensi ini.

PASAL.47. - Pembalasan terhadap orang-orang yang terluka, sakit dan Larangan


karam, personil, kapal atau peralatan yang dilindungi oleh Konvensi dilarang. pembalasan dendam

PASAL.48. - Para Pihak Tinggi pada Konvensi ini berjanji, baik pada Penyebarluasan
waktu damai maupun pada waktu perang, untuk menyebarluaskan naskah ini konvensi
seluas mungkin di negara masing-masing, dan, Konvensi khususnya, untuk
memasukkan studi tentang hal ini ke dalam program-program pengajaran
militer dan, jika mungkin, pengajaran sipil, sehingga prinsip-prinsipnya dapat
diketahui oleh seluruh penduduk, khususnya oleh angkatan bersenjata, tenaga
medis dan para pendeta.

PASAL.49. - Para Pihak pada Perjanjian Tinggi akan berkomunikasi satu Aturan penerjemahan
sama lain melalui Dewan Federal Swiss dan, selama permusuhan, melalui aplikasi
Kekuatan Pelindung, terjemahan resmi dari
Konvensi ini, serta hukum dan peraturan yang dapat mereka adopsi untuk
memastikan penerapannya.

BAB VIII

Penindakan Pelanggaran dan Pelanggaran

PASAL.50. - Para Pihak pada Perjanjian Tinggi berjanji untuk Sanksi pidana
memberlakukan setiap undang-undang yang diperlukan untuk memberikan I
sanksi pidana yang efektif bagi orang-orang yang melakukan, atau Pengamatan umum
memerintahkan untuk melakukan, salah satu dari tindak pidana berat
pelanggaran Konvensi ini yang didefinisikan dalam Pasal berikut.
Setiap Pihak Utama berkewajiban untuk mencari orang-orang yang diduga
telah melakukan, atau memerintahkan untuk melakukan, pelanggaran berat
tersebut, dan harus membawa orang-orang tersebut, tanpa memandang
kebangsaannya, ke pengadilannya sendiri. Mungkin juga, jika
80 KONVENSI GENEVA KEDUA TAHUN 1949

lebih memilih, dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangannya sendiri,


menyerahkan orang-orang tersebut untuk diadili kepada Pihak Negara Anggota yang
bersangkutan, asalkan Pihak Negara Anggota yang bersangkutan telah menunjukkan
adanya kasus prima facie.
Setiap Negara Pihak wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
menekan semua tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Konvensi
ini selain pelanggaran berat yang didefinisikan dalam Pasal berikut.
Dalam semua keadaan, para tertuduh harus diuntungkan oleh perlindungan atas
pengadilan dan pembelaan yang layak, yang tidak boleh kurang menguntungkan
daripada yang disediakan oleh Pasal 105 dan yang mengikuti Konvensi GENEVA
mengenai Perlakuan terhadap Tawanan Perang tanggal 12 Agustus 1949.

II PASAL.51. - Pelanggaran berat yang berkaitan dengan Pasal sebelumnya adalah


Pelanggaran
pelanggaran yang melibatkan salah satu dari tindakan-tindakan berikut ini, jika
berat
dilakukan terhadap orang atau properti yang dilindungi oleh Konvensi: disengaja
pembunuhan, penyiksaan, atau perlakuan tidak manusiawi, termasuk eksperimen
biologis, yang dengan sengaja menyebabkan penderitaan besar atau cedera serius
pada tubuh atau kesehatan, dan penghancuran serta perampasan hPASALa benda
secara luas, yang tidak dibenarkan oleh kebutuhan militer dan dilakukan secara tidak
sah dan sembarangan.

III PASAL. 52. - Tidak ada Pihak pada Persetujuan Tinggi yang diizinkan untuk
Tanggung membebaskan dirinya sendiri atau Pihak pada Persetujuan Tinggi lainnya dari
jawab tanggung jawab apa pun yang ditimbulkan oleh dirinya sendiri atau oleh Pihak pada
pihak-pihak
yang berkontrak
Persetujuan Tinggi lainnya sehubungan dengan pelanggaran yang disebutkan dalam
Pasal sebelumnya.

Prosedur PASAL. 53. - Atas permintaan dari salah satu Pihak dalam konflik, sebuah
pertanyaan penyelidikan harus dilembagakan, dengan cara yang akan diputuskan antara pihak-
pihak yang berkepentingan Para Pihak, mengenai dugaan pelanggaran Konvensi.
Jika kesepakatan tidak tercapai mengenai prosedur penyelidikan, Para Pihak harus
menyetujui pilihan wasit, yang akan memutuskan prosedur yang akan diikuti.
Setelah pelanggaran ditetapkan, para pihak yang terlibat dalam konflik harus
mengakhiri pelanggaran tersebut dan harus menekannya dengan penundaan
sesingkat mungkin.

Ketentuan Akhir

Bahasa PASAL.54. - Konvensi ini dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Prancis.
Kedua teks tersebut sama-sama otentik.
Dewan Federal Swiss akan mengatur agar terjemahan resmi Konvensi dibuat
dalam bahasa Rusia dan Spanyol.
TERLUKA, SAKIT DAN TERDAMPAR 81

PASAL.55. - Konvensi ini, yang berlaku sejak tanggal hari ini, terbuka Tanda tangan
untuk ditandatangani sampai tanggal 12 Februari 1950, atas nama negara-
negara yang diwakili dalam Konferensi yang dibuka di GENEVA pada
tanggal 21 April 1949; selanjutnya oleh negara-negara yang tidak diwakili
dalam Konferensi tersebut, tetapi yang merupakan pihak-pihak dalam
Konvensi Den Haag ke-X tanggal 18 Oktober 1907, untuk adaptasi pada
Peperangan Laut prinsip-prinsip Konvensi GENEVA 1906, atau Konvensi-
konvensi GENEVA 1864, 1906 atau 1929 untuk Pertolongan bagi yang
Terluka dan Sakit di Medan Perang.

PASAL. 56. - Konvensi ini harus diratifikasi segera setelah mungkin dan Pengesahan
ratifikasi harus disimpan di Berne.
Sebuah catatan harus dibuat mengenai penyetoran setiap instrumen
ratifikasi dan salinan resmi dari catatan ini harus dikirimkan oleh Dewan
Federal Swiss kepada semua Negara yang atas namanya Konvensi ini telah
ditandatangani, atau yang aksesinya telah diberitahukan.

PASAL. 57. - Konvensi ini mulai berlaku enam bulan setelah tidak kurang Mulai berlaku
dari dua instrumen ratifikasi telah disimpan.
Setelah itu, ini akan mulai berlaku untuk setiap High Contracting Pihak
enam bulan setelah penyetoran instrumen ratifikasi.

PASAL. 58. - Konvensi ini menggantikan Konvensi Den Haag ke-X Hubungan dengan
Konvensi 18 Oktober 1907, untuk adaptasi terhadap Maritim Peperangan konvensi 1907
prinsip-prinsip Konvensi GENEVA tahun 1906, di hubungan antara Para
Pihak Utama.

PASAL.59. - Sejak tanggal mulai berlakunya, peraturan ini harus terbuka Aksesi
kepada Negara manapun yang atas namanya Konvensi ini belum
ditandatangani, untuk menyetujui Konvensi ini.

PASAL. 60. - Aksesi harus diberitahukan secara tertulis kepada Dewan Pemberitahuan
Federal Swiss, dan akan berlaku enam bulan setelah tanggal diterimanya aksesi
aksesi tersebut.
Dewan Federal Swiss harus mengkomunikasikan aksesi kepada semua
Negara yang atas namanya Konvensi ini telah ditandatangani, atau yang
aksesinya telah diberitahukan.

PASAL.61. - Situasi yang diatur dalam Pasal 2 dan 3 akan memberikan Efek langsung
efek langsung pada ratifikasi yang disimpan dan aksesi yang diberitahukan
oleh Para Pihak yang berkonflik sebelum atau setelah dimulainya
permusuhan atau pendudukan. Dewan Federal Swiss akan
mengkomunikasikan dengan metode tercepat setiap ratifikasi atau aksesi
yang diterima dari Pihak yang berkonflik.
82 KONVENSI GENEVA KEDUA TAHUN 1949

Pengaduan PASAL. 62. - Setiap Pihak Tinggi pada Konvensi ini bebas untuk menolak
Konvensi ini.
Pengaduan tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada Dewan Federal
Swiss, yang akan meneruskannya kepada Pemerintah dari semua Negara Pihak.
Pengaduan tersebut akan berlaku satu tahun setelah pemberitahuannya
disampaikan kepada Dewan Federal Swiss. Akan tetapi, suatu pengaduan yang
pemberitahuannya telah dilakukan pada saat Negara yang mengadukan terlibat dalam
suatu konflik tidak akan berlaku sampai perdamaian tercapai, dan sampai operasi-
operasi yang berhubungan dengan pembebasan dan pemulangan orang-orang yang
dilindungi oleh Konvensi ini dihentikan.
Pengaduan tersebut hanya akan memiliki efek dalam kaitannya dengan Kekuasaan
yang mengajukan pengaduan. Hal ini sama sekali tidak akan mengurangi kewajiban-
kewajiban yang harus tetap dipenuhi oleh Para Pihak yang terlibat dalam konflik
berdasarkan prinsip-prinsip hukum bangsa-bangsa, karena hal ini merupakan hasil
dari kebiasaan-kebiasaan yang telah ada di antara bangsa-bangsa yang beradab,
hukum-hukum kemanusiaan, dan perintah-perintah dari hati nurani publik.

Pendaftaran PASAL.63. - Dewan Federal Swiss akan mendaftarkan Konvensi ini pada
dengan Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dewan Federal Swiss juga harus
Perserikatan memberitahukan Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa Negara-negara dari semua
Bangsa-Bangsa
ratifikasi, aksesi, dan pengaduan yang diterima olehnya sehubungan dengan
Konvensi ini.

DALAM KEADAAN TERTENTU, yang bertanda tangan di bawah ini, setelah


memberikan kuasa penuh, telah menandatangani Konvensi ini.

Dibuat di GENEVA pada tanggal dua belas Agustus 1949, dalam bahasa Inggris
dan Perancis. Dokumen asli akan disimpan di Arsip Konfederasi Swiss. Dewan
Federal Swiss akan mengirimkan salinannya yang telah disahkan kepada setiap
Negara penandatangan dan pihak yang mengaksesi.
III

KONVENSI GENEVA YANG BERKAITAN DENGAN PENGOBATAN


TAWANAN PERANG PADA TANGGAL 12 AGUSTUS 1949

BAGIAN I
Ketentuan Umum
Pasal 1 Penghormatan terhadap Konvensi ..................................................................... 91
Pasal 2 Penerapan Konvensi .......................................................................................... 91
Pasal 3 Konflik yang tidak bersifat internasional .......................................................... 91
Pasal 4 Tawanan perang ................................................................................................ 92
Pasal 5 Awal dan akhir aplikasi .................................................................................... 94
Pasal 6 Perjanjian khusus .............................................................................................. 94
Pasal 7 Pelepasan hak tanpa syarat ................................................................................ 94
Pasal 8 Melindungi Kekuasaan ..................................................................................... 95
Pasal 9 Kegiatan Komite Internasional Palang Merah .................................................. 95
Pasal 10 Pengganti untuk Melindungi Kuasa ................................................................ 95
Pasal 11 Prosedur konsiliasi .......................................................................................... 96

BAGIAN II
Perlindungan Umum terhadap Tawanan Perang
Pasal 12 Tanggung jawab atas perlakuan terhadap tahanan ......................................... 96
Pasal 13 Perlakuan manusiawi terhadap tahanan .......................................................... 97
Pasal 14 Penghormatan terhadap pribadi tahanan .......................................................... 97
Pasal 15 Pemeliharaan tahanan ..................................................................................... 97
Pasal 16 Kesetaraan perlakuan ....................................................................................... 97

BAGIAN III
Penangkaran

BAGIAN I - Awal Penangkaran


Pasal 17 Pemeriksaan tahanan ...................................................................................... 98
Pasal 18 HPASALa benda tahanan ............................................................................... 98
Pasal 19 Evakuasi tahanan ............................................................................................. 99
Pasal 20 Kondisi evakuasi. ............................................................................................ 99

BAGIAN II - Penahanan Tawanan Perang

BAB I - PENGAMATAN UMUM


Pasal 21 Pembatasan kebebasan bergerak ..................................................................... 100
86 DAFTAR ISI

Pasal 22 Tempat dan kondisi pemagangan ................................................................... 101


Pasal 23 Keamanan tahanan .......................................................................................... 101
Pasal 24 Kamp transit permanen ................................................................................... 101

BAB II - TEMPAT TINGGAL, MAKANAN DAN PAKAIAN TAWANAN PERANG


Pasal 25 Perempat ......................................................................................................... 102
Pasal 26 Makanan ......................................................................................................... 102
Pasal 27 Pakaian ............................................................................................................. 102
Pasal 28 Kantin ............................................................................................................. 103

BAB III - KEBERSIHAN DAN PERHATIAN MEDIS


Pasal 29 Kebersihan ...................................................................................................... 103
Pasal 30 Perhatian medis ............................................................................................... 103
Pasal 31 Inspeksi medis ................................................................................................ 104
Pasal 32 Tahanan yang menjalankan tugas medis ........................................................ 104

BAB IV - TENAGA MEDIS DAN PENDETA YANG DIPERTAHANKAN UNTUK


MEMBANTU TAWANAN PERANG
Pasal 33 Hak dan keistimewaan personel yang dipertahankan ...................................... 105

BAB V - KEGIATAN KEAGAMAAN, INTELEKTUAL DAN FISIK


Pasal 34 Kewajiban agama ............................................................................................ 106
Pasal 35 Pendeta yang dipertahankan ........................................................................... 106
Pasal 36 Narapidana yang merupakan pendeta agama................................................... 106
Pasal 37 Tahanan tanpa pendeta dari agama mereka .................................................... 106
Pasal 38 Rekreasi, belajar, olahraga, dan permainan ..................................................... 107

BAB VI - DISIPLIN
Pasal 39 Administrasi. Memberi hormat ........................................................................ 107
Pasal 40 Lencana dan dekorasi ..................................................................................... 107
Pasal 41 Pengumuman Konvensi, dan peraturan
dan perintah mengenai tahanan ........................................................................ 108
Pasal 42 Penggunaan senjata ......................................................................................... 108

BAB VII - PANGKAT TAWANAN PERANG


Pasal 43 Pemberitahuan peringkat ................................................................................. 108
Pasal 44 Perlakuan petugas ........................................................................................... 108
Pasal 45 Perlakuan terhadap tahanan lain ..................................................................... 109

BAB VIII - PEMINDAHAN TAWANAN PERANG SETELAH KEDATANGAN MEREKA


DI KAMP
Pasal 46 Ketentuan ......................................................................................................... 109
DAFTAR ISI 87

Pasal 47 Keadaan yang menghalangi pengalihan .......................................................... 109


Pasal 48 Prosedur pengalihan ........................................................................................ 109

BAGIAN III - Tenaga Kerja Tawanan Perang


Pasal 49 Pengamatan umum .......................................................................................... 110
Pasal 50 Karya resmi ..................................................................................................... 110
Pasal 51 Kondisi kerja ................................................................................................... 111
Pasal 52 Pekerjaan yang berbahaya atau memalukan ................................................... 111
Pasal 53 Masa kerja ....................................................................................................... 111
Pasal 54 Upah kerja. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja ......................................... 112
Pasal 55 Pengawasan medis ........................................................................................... 112
Pasal 56 Detasemen tenaga kerja .................................................................................. 112
Pasal 57 Narapidana yang bekerja untuk pemberi kerja swasta .................................... 112

BAGIAN IV - Sumber Daya Keuangan Tawanan Perang


Pasal 58 Uang siap pakai................................................................................................ 113
Pasal 59 Jumlah uang tunai yang diambil dari tahanan ................................................ 113
Pasal 60 Uang muka pembayaran ................................................................................. 113
Pasal 61 Gaji tambahan ................................................................................................. 114
Pasal 62 Upah kerja ....................................................................................................... 115
Pasal 63 Transfer dana .................................................................................................. 115
Pasal 64 Rekening tahanan............................................................................................. 116
Pasal 65 Pengelolaan rekening tahanan ........................................................................ 116
Pasal 66 Penutupan akun ................................................................................................ 116
Pasal 67 Penyesuaian antara Pihak-pihak yang berkonflik ........................................... 117
Pasal 68 Klaim untuk kompensasi ................................................................................ 117

BAGIAN V - Hubungan Tawanan Perang dengan Pihak Luar


Pasal 69 Pemberitahuan tindakan yang diambil............................................................. 117
Pasal 70 Kartu pengambilan gambar ............................................................................. 118
Pasal 71 Korespondensi ................................................................................................ 118
Pasal 72 Pengiriman bantuan: I. Prinsip-prinsip umum ................................................ 119
Pasal 73 II. Bantuan kolektif ......................................................................................... 119
Pasal 74 Pembebasan biaya pos dan transportasi .......................................................... 119
Pasal 75 Sarana transportasi khusus .............................................................................. 120
Pasal 76 Penyensoran dan pemeriksaan ......................................................................... 121
Pasal 77 Persiapan, pelaksanaan, dan pengiriman dokumen hukum ............................. 121

BAGIAN VI - Hubungan antara Tawanan Perang dan Pihak Berwenang

BAB I - PENGADUAN-PENGADUAN TAWANAN PERANG


MENGHORMATI KONDISI PENANGKARAN
Pasal 78 Keluhan dan permintaan ................................................................................. 121
88 DAFTAR ISI

BAB II - PERWAKILAN TAWANAN PERANG


Pasal 79 Pemilu ............................................................................................................. 122
Pasal 80 Tugas ............................................................................................................... 123
Pasal 81 Hak Prerogatif ................................................................................................. 123

BAB III - SANKSI PIDANA DAN DISIPLIN


I. Ketentuan Umum
Pasal 82 Perundang-undangan yang berlaku ................................................................. 124
Pasal 83 Pilihan proses disipliner atau yudisial ............................................................ 124
Pasal 84 Pengadilan........................................................................................................ 124
Pasal 85 Pelanggaran yang dilakukan sebelum penangkapan ....................................... 124
Pasal 86 "Non bis in idem" ........................................................................................... 124
Pasal 87 Hukuman ......................................................................................................... 125
Pasal 88 Pelaksanaan hukuman ...................................................................................... 125
II. Sanksi Disiplin
Pasal 89 Pengamatan umum: I. Bentuk-bentuk hukuman ............................................. 125
Pasal 90 II. Durasi hukuman ......................................................................................... 126
Pasal 91 Pelarian: I. Pelarian yang berhasil .................................................................. 126
Pasal 92 II. Pelarian yang tidak berhasil ........................................................................ 126
Pasal 93 III. Pelanggaran terkait ................................................................................... 127
Pasal 94 IV. Pemberitahuan penangkapan kembali ...................................................... 127
Pasal 95 Prosedur: I. Penahanan menunggu persidangan ............................................. 127
Pasal 96 II. Otoritas yang berwenang dan hak pembelaan ............................................ 127
Pasal 97 Pelaksanaan hukuman: I. Tempat ................................................................... 128
Pasal 98 II. Perlindungan yang penting. ........................................................................ 128
III. Proses Peradilan
Pasal 99 Aturan-aturan penting: I. Prinsip-prinsip umum ............................................. 129
Pasal 100 II. Hukuman mati .......................................................................................... 129
Pasal 101 III. Penundaan eksekusi hukuman mati ........................................................ 129
Pasal 102 Prosedur: I. Syarat sahnya hukuman ............................................................. 129
Pasal 103 II. Pengurungan menunggu persidangan (Pengurangan hukuman,
perawatan) ....................................................................................................... 130
Pasal 104 III. Pemberitahuan persidangan .................................................................... 130
Pasal 105 IV. Hak-hak dan sarana pembelaan .............................................................. 130
Pasal 106 V. Banding .................................................................................................... 131
Pasal 107 VI. Pemberitahuan temuan dan hukuman ..................................................... 131
Pasal 108 Pelaksanaan hukuman. Peraturan pidana ...................................................... 132
DAFTAR ISI 89

BAGIAN IV
Pengakhiran Penangkaran

BAGIAN I - Pemulangan Langsung dan Akomodasi di Negara-Negara Netral


Pasal 109 Pengamatan umum ........................................................................................ 133
Pasal 110 Kasus-kasus pemulangan dan akomodasi ..................................................... 133
Pasal 111 Pengasingan di negara netral ......................................................................... 134
Pasal 112 Komisi Medis Campuran .............................................................................. 134
Pasal 113 Narapidana yang berhak atas pemeriksaan
oleh Komisi Medis Campuran ...................................................................... 135
Pasal 114 Tahanan yang mengalami kecelakaan .......................................................... 135
Pasal 115 Narapidana yang menjalani hukuman .......................................................... 135
Pasal 116 Biaya pemulangan ........................................................................................ 136
Pasal 117 Kegiatan setelah pemulangan ....................................................................... 136

BAGIAN II - Pembebasan dan Pemulangan Tawanan Perang pada Akhir Permusuhan


Pasal 118 Pembebasan dan pemulangan ....................................................................... 136
Pasal 119 Rincian prosedur ............................................................................................ 137

BAGIAN III - Kematian Tawanan Perang


Pasal 120 Surat wasiat, akta kematian, penguburan, kremasi ....................................... 137
Pasal 121 Tahanan yang terbunuh atau terluka dalam situasi khusus ........................... 138

BAGIAN V
Biro Informasi dan Perkumpulan Bantuan untuk Tawanan Perang

Pasal 122 Biro Nasional ................................................................................................ 139


Pasal 123 Badan Pusat ................................................................................................... 140
Pasal 124 Pembebasan dari biaya .................................................................................. 141
Pasal 125 Lembaga bantuan dan organisasi lainnya ..................................................... 141

BAGIAN VI
Pelaksanaan Konvensi

BAGIAN I - Ketentuan Umum


Pasal 126 Pengawasan ................................................................................................... 142
Pasal 127 Penyebarluasan Konvensi ............................................................................. 142
Pasal 128 Terjemahan. Aturan penerapan ..................................................................... 143
Pasal 129 Sanksi pidana: I. Pengamatan umum ............................................................ 143
Pasal 130 II. Pelanggaran berat ...................................................................................... 143
Pasal 131 III. Tanggung Jawab Para Pihak ................................................................... 143
Pasal 132 Prosedur pertanyaan ...................................................................................... 143
90 DAFTAR ISI

BAGIAN II - Ketentuan Akhir


Pasal 133 Bahasa ............................................................................................................ 144
Pasal 134 Hubungan dengan Konvensi 1929 ................................................................ 144
Pasal 135 Hubungan dengan Konvensi Den Haag ........................................................ 144
Pasal 136 Tanda Tangan ............................................................................................... 144
Pasal 137 Pengesahan ................................................................................................... 144
Pasal 138 Mulai berlaku ................................................................................................ 145
Pasal 139 Aksesi ............................................................................................................ 145
Pasal 140 Pemberitahuan aksesi .................................................................................... 145
Pasal 141 Efek langsung ............................................................................................... 145
Pasal 142 Pengaduan ..................................................................................................... 145
Pasal 143 Pendaftaran di Perserikatan Bangsa-Bangsa ................................................. 146

LAMPIRAN I
Model Perjanjian mengenai Pemulangan dan Akomodasi Langsung
di Negara-Negara Netral Tawanan Perang yang Terluka dan Sakit ............................. 147
I. Prinsip-prinsip untuk repatriasi langsung dan akomodasi di negara netral ................ 147
A. Pemulangan langsung .......................................................................................... 147
B. Akomodasi di negara netral ................................................................................. 150
II. Pengamatan umum ................................................................................................... 150

LAMPIRAN II
Peraturan mengenai Komisi Medis Campuran ............................................................. 152

LAMPIRAN III
Peraturan tentang Bantuan Kolektif .............................................................................. 154

LAMPIRAN IV
A. Kartu Identitas .......................................................................................................... 156
B. Kartu Tangkap ........................................................................................................... 157
C. Kartu Korespondensi dan Surat ................................................................................ 158
D. Pemberitahuan Kematian ......................................................................................... 160
E. Sertifikat Pemulangan ............................................................................................... 161

LAMPIRAN V
Model Peraturan tentang Pembayaran yang dikirim
oleh Narapidana ke Negara mereka sendiri ................................................................... 162
III

KONVENSI GENEVA YANG BERKAITAN DENGAN PENGOBATAN


TAWANAN PERANG PADA TANGGAL 12 AGUSTUS 1949

BAGIAN I

KETENTUAN UMUM

PASAL 1. - Para Pihak dalam Perjanjian ini berjanji untuk menghormati Menghormati
dan untuk memastikan penghormatan terhadap Konvensi ini di semua konvensi
keadaan.

PASAL. 2. - Sebagai tambahan dari ketentuan-ketentuan yang harus Penerapan konvensi


dilaksanakan pada masa damai, Konvensi ini akan berlaku untuk semua
kasus-kasus perang yang dideklarasikan atau konflik bersenjata lainnya yang
mungkin timbul antara dua atau lebih Pihak Peserta Tinggi, bahkan jika
keadaan perang tidak diakui oleh salah satu dari mereka.
Konvensi ini juga berlaku untuk semua kasus pendudukan sebagian atau
keseluruhan wilayah suatu Negara Pihak, bahkan jika pendudukan tersebut
tidak disertai dengan perlawanan bersenjata.
Walaupun salah satu Negara yang bersengketa mungkin tidak menjadi
pihak dalam Konvensi ini, Negara-negara yang menjadi pihak dalam
Konvensi ini akan tetap terikat oleh Konvensi ini dalam hubungan timbal
balik mereka. Mereka selanjutnya akan terikat oleh Konvensi ini dalam
hubungannya dengan Negara yang bersangkutan, apabila Negara yang
bersangkutan menerima dan menerapkan ketentuan-ketentuan dalam
Konvensi ini.

PASAL. 3. - Dalam hal konflik bersenjata yang tidak bersifat internasional Konflik yang tidak
yang terjadi di wilayah salah satu Pihak pada Persetujuan, setiap Pihak pada bersifat
konflik tersebut harus terikat untuk menerapkan, sebagai minimum, internasional
ketentuan-ketentuan berikut:
1) Orang-orang yang tidak mengambil bagian secara aktif dalam
permusuhan, termasuk anggota angkatan bersenjata yang telah
meletakkan senjata dan mereka yang berada dalam keadaan tawanan
perang karena sakit, terluka, ditahan, atau sebab lainnya, dalam segala
keadaan harus diperlakukan secara manusiawi,

1
Catatan pinggir atau judul PASALikel telah dirancang oleh Swiss Federal Departemen
Luar Negeri.
92 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

tanpa pembedaan yang merugikan berdasarkan ras, warna kulit, agama atau
kepercayaan, jenis kelamin, kelahiran atau kekayaan, atau kriteria lain yang
serupa.
Untuk tujuan ini, tindakan-tindakan berikut ini adalah dan akan tetap dilarang
kapan saja dan di mana saja sehubungan dengan orang-orang yang disebutkan di
atas:
a) kekerasan terhadap nyawa dan manusia, khususnya pembunuhan dalam
segala bentuk, mutilasi, perlakuan kejam dan penyiksaan;
b) penyanderaan;
c) pelanggaran terhadap martabat pribadi, khususnya perlakuan yang
memalukan dan merendahkan;
d) penjatuhan hukuman dan pelaksanaan eksekusi tanpa putusan sebelumnya
yang diucapkan oleh pengadilan yang dibentuk secara teratur yang
memberikan semua jaminan peradilan yang diakui sebagai hal yang sangat
diperlukan oleh masyarakat beradab.
2) Yang terluka dan sakit harus dikumpulkan dan dirawat.
Badan kemanusiaan yang tidak memihak, seperti Komite Palang Merah
Internasional, dapat menawarkan jasanya kepada pihak-pihak yang terlibat konflik.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus lebih lanjut berusaha untuk
memberlakukan, melalui perjanjian khusus, semua atau sebagian dari ketentuan-
ketentuan lain dalam Konvensi ini.
Penerapan ketentuan-ketentuan sebelumnya tidak akan mempengaruhi status
hukum Para Pihak yang bersengketa.

Tawanan perang PASAL. 4. - A. Tawanan perang, dalam pengertian saat ini Konvensi, adalah
orang-orang yang termasuk dalam salah satu kategori berikut, yang telah jatuh ke
dalam kekuasaan musuh:
1) Anggota angkatan bersenjata dari salah satu Pihak yang terlibat dalam konflik
serta anggota milisi atau korps sukarelawan yang menjadi bagian dari angkatan
bersenjata tersebut.
2) Anggota milisi lain dan anggota korps sukarelawan lain, termasuk anggota
gerakan perlawanan terorganisir, yang tergabung dalam salah satu Pihak dalam
konflik dan beroperasi di dalam atau di luar wilayah mereka sendiri, meskipun
wilayah tersebut diduduki, asalkan milisi atau korps sukarelawan, termasuk
gerakan perlawanan terorganisir tersebut, memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a) diperintahkan oleh orang yang bertanggung jawab atas bawahannya;
b) yang memiliki tanda khas tetap yang dapat dikenali dari kejauhan;
TAWANAN PERANG 93

c) Membawa senjata secara terbuka;


d) bahwa melakukan operasi mereka sesuai dengan hukum dan
kebiasaan perang.
3) Anggota angkatan bersenjata reguler yang menyatakan kesetiaan
kepada pemerintah atau otoritas yang tidak diakui oleh Penguasa
Penahanan.
4) Orang-orang yang menyertai angkatan bersenjata tanpa benar-benar
menjadi anggotanya, seperti anggota sipil awak pesawat militer,
koresponden perang, kontraktor pasokan, anggota unit-unit tenaga kerja
atau dinas-dinas yang bertanggung jawab atas kesejahteraan angkatan
bersenjata, asalkan mereka telah mendapat otorisasi dari angkatan
bersenjata yang mereka sertai, yang harus memberikan kepada mereka
untuk tujuan itu kPASALu identitas yang serupa dengan model
terlampir.
5) Anggota awak kapal, termasuk nakhoda, pilot, dan pelaut magang dari
kapal dagang dan awak pesawat udara sipil dari Pihak yang berkonflik,
yang tidak diuntungkan oleh perlakuan yang lebih menguntungkan
berdasarkan ketentuan lain dalam hukum internasional.
6) Penduduk suatu wilayah yang tidak diduduki yang, pada saat musuh
mendekat, secara spontan mengangkat senjata untuk melawan pasukan
penyerang, tanpa sempat membentuk diri mereka sendiri ke dalam unit-
unit bersenjata reguler, asalkan mereka membawa senjata secara
terbuka dan menghormati hukum dan kebiasaan perang.

B. Orang-orang berikut ini juga harus diperlakukan sebagai tawanan


perang di bawah Konvensi ini:
1) Orang-orang yang menjadi anggota, atau pernah menjadi anggota,
angkatan bersenjata negara yang diduduki, apabila penguasa yang
menduduki menganggap perlu atas dasar kesetiaan tersebut untuk
menginternir mereka, meskipun penguasa yang menduduki telah
membebaskan mereka ketika permusuhan terjadi di luar wilayah yang
didudukinya, khususnya apabila orang-orang tersebut telah gagal untuk
bergabung kembali dengan angkatan bersenjata yang menjadi
anggotanya dan yang sedang bertempur, atau apabila mereka tidak
memenuhi panggilan yang diberikan kepadanya dengan maksud untuk
diinternir.
2) Orang-orang yang termasuk dalam salah satu kategori yang disebutkan
dalam Pasal ini, yang telah diterima oleh Negara-negara netral atau
yang tidak berperang di wilayahnya dan yang oleh Negara-negara
tersebut diharuskan untuk mengungsi berdasarkan hukum
internasional, tanpa mengurangi perlakuan yang lebih baik yang dapat
diberikan oleh Negara-negara tersebut dan dengan pengecualian pada
Pasal-pasal 8, 10, 15, 30, paragraf kelima, 58-67, 92, 126, dan,
94 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

Apabila terdapat hubungan diplomatik antara Pihak-pihak yang terlibat dalam


konflik dan Kekuatan netral atau nonpemerintah yang bersangkutan, Pasal-
pasal yang berkaitan dengan Kekuatan Pelindung. Apabila terdapat hubungan
diplomatik semacam itu, Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik yang
bergantung pada orang-orang tersebut harus diizinkan untuk menjalankan
fungsi-fungsi dari suatu Kekuatan Pelindung sebagaimana diatur dalam
Konvensi ini, tanpa mengurangi fungsi-fungsi yang biasanya dijalankan oleh
Pihak-pihak tersebut sesuai dengan penggunaan diplomatik dan konsuler serta
perjanjian-perjanjian.

C. Pasal ini sama sekali tidak akan mempengaruhi status tenaga medis dan pendeta
sebagaimana diatur dalam Pasal 33 Konvensi ini.

Awal dan akhir PASAL. 5. - Konvensi ini berlaku bagi orang-orang yang disebut dalam Pasal 4
aplikasi sejak mereka jatuh ke dalam kekuasaan musuh dan sampai pembebasan dan
pemulangan mereka.
Apabila timbul keraguan mengenai apakah orang-orang yang telah melakukan
suatu tindakan berperang dan jatuh ke tangan musuh termasuk dalam salah satu
kategori yang disebutkan dalam Pasal 4, maka orang-orang tersebut harus menikmati
perlindungan Konvensi ini sampai saat status mereka ditentukan oleh suatu
pengadilan yang berwenang.

Perjanjian khusus PASAL.6. - Sebagai tambahan dari perjanjian-perjanjian yang secara tegas diatur
dalam Pasal 10, 23, 28, 33, 60, 65, 66, 67, 72, 73, 75, 109, 110, 118, 119, 122, dan
132, Para Pihak pada Persetujuan dapat membuat perjanjian-perjanjian khusus
lainnya. perjanjian-perjanjian untuk semua hal yang mereka anggap perlu untuk
dibuatkan ketentuan-ketentuan tersendiri. Tidak ada perjanjian khusus yang dapat
mempengaruhi situasi tawanan perang, sebagaimana didefinisikan oleh Konvensi ini,
atau membatasi hak-hak yang diberikan Konvensi ini kepada mereka.
Tawanan perang akan terus memperoleh manfaat dari perjanjian-perjanjian
tersebut selama Konvensi ini berlaku bagi mereka, kecuali apabila ketentuan-
ketentuan yang tegas menyatakan sebaliknya terdapat dalam perjanjian-perjanjian
tersebut di atas atau perjanjian-perjanjian berikutnya, atau apabila tindakan-tindakan
yang lebih menguntungkan telah diambil sehubungan dengan mereka oleh salah satu
Pihak yang terlibat dalam konflik.

Tidak melepaskan PASAL.7. - Tawanan perang dalam keadaan apapun tidak boleh melepaskan
hak sebagian atau seluruh hak-hak yang dijamin oleh Konvensi ini, dan oleh perjanjian-
perjanjian khusus yang disebut dalam Pasal sebelumnya, jika ada.
TAWANAN PERANG 95

PASAL.8. - Konvensi ini harus diterapkan dengan kerjasama dan di Melindungi


bawah pengawasan Kekuatan Pelindung yang bertugas untuk melindungi kekuatan
kepentingan Para Pihak yang terlibat dalam konflik. Untuk tujuan ini, Negara-
negara Pelindung dapat menunjuk, selain staf diplomatik atau konsulernya,
delegasi-delegasi dari warga negaranya sendiri atau warga negara dari
Negara-negara netral lainnya. Delegasi tersebut harus tunduk pada
persetujuan dari Kekuatan yang dengannya mereka akan melaksanakan tugas
mereka.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus memfasilitasi semaksimal
mungkin tugas perwakilan atau delegasi dari Kekuatan Pelindung.
Perwakilan atau delegasi dari Negara-negara Pelindung tidak boleh
melebihi misi mereka berdasarkan Konvensi ini. Mereka harus, secara
khusus, memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan penting keamanan Negara
tempat mereka melaksanakan tugas mereka.

PASAL. 9. - Ketentuan-ketentuan Konvensi ini bukan merupakan Kegiatan komite


hambatan bagi kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang dapat dilakukan oleh internasional
Komite Palang Merah Internasional atau organisasi kemanusiaan yang tidak palang merah
memihak lainnya, dengan tunduk pada persetujuan dari Pihak-pihak yang
terlibat dalam konflik yang bersangkutan, melakukan perlindungan terhadap
tawanan perang dan untuk kelegaan mereka.

PASAL.10. - Para Pihak dalam Perjanjian dapat sewaktu-waktu setuju Pengganti untuk
untuk mempercayakan kepada suatu organisasi yang menawarkan semua melindungi
jaminan ketidakberpihakan dan keefektifan tugas-tugas yang dibebankan kekuatan
kepada Pelapor Wewenang berdasarkan Konvensi ini.
Apabila tawanan perang tidak mendapatkan manfaat atau berhenti
mendapatkan manfaat, apapun alasannya, dari kegiatan-kegiatan suatu
Kekuatan Pelindung atau suatu organisasi yang diatur dalam paragraf pertama
di atas, maka Kekuatan Penahan harus meminta suatu Negara netral, atau
organisasi semacam itu, untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang dilakukan di
bawah Konvensi ini oleh Kekuatan Pelindung yang ditunjuk oleh Pihak-pihak
yang terlibat dalam suatu konflik.
Apabila perlindungan tidak dapat diatur sebagaimana mestinya, Pihak
yang Menahan wajib meminta atau wajib menerima, dengan tunduk pada
ketentuan-ketentuan dalam Pasal ini, tawaran dari organisasi kemanusiaan,
seperti Komite Palang Merah Internasional, untuk melaksanakan fungsi
kemanusiaan yang dilakukan oleh Pihak yang Melindungi di bawah Konvensi
ini.
Setiap Negara netral atau organisasi apapun yang diundang oleh Negara
yang bersangkutan atau menawarkan diri untuk tujuan-tujuan ini, wajib
bertindak dengan rasa tanggung jawab terhadap Pihak yang berkonflik yang
menjadi tempat bergantungnya orang-orang yang dilindungi oleh Konvensi
ini, dan
96 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

harus memberikan jaminan yang memadai bahwa mereka berada dalam posisi untuk
menjalankan fungsi-fungsi yang sesuai dan melaksanakannya secara tidak memihak.
Tidak ada penyimpangan dari ketentuan-ketentuan sebelumnya yang dapat
dilakukan oleh perjanjian-perjanjian khusus antara Kekuatan-kekuatan yang salah
satu di antaranya dibatasi, bahkan untuk sementara waktu, kebebasannya untuk
berunding dengan Kekuatan lain atau sekutunya dengan alasan kejadian-kejadian
militer, lebih-lebih apabila seluruh atau sebagian besar wilayah Kekuatan tersebut
diduduki.
Setiap kali dalam Konvensi ini disebutkan mengenai suatu Kuasa Melindungi,
penyebutan tersebut berlaku untuk organisasi pengganti dalam pengertian Pasal ini.

Prosedur PASAL.11. - Dalam kasus-kasus di mana mereka menganggap hal tersebut


konsiliasi disarankan demi kepentingan orang-orang yang dilindungi, khususnya dalam kasus-
kasus ketidaksepakatan antara Para Pihak yang berkonflik mengenai penerapan atau
penafsiran ketentuan-ketentuan Konvensi ini, Negara-negara Peserta wajib
memberikan jasa-jasa baik mereka dengan maksud untuk menyelesaikan
perselisihan.
Untuk tujuan ini, masing-masing Kekuatan Pelindung dapat, baik atas undangan
salah satu Pihak maupun atas inisiatifnya sendiri, mengusulkan kepada Pihak-pihak
yang terlibat dalam konflik untuk mengadakan pertemuan antara wakil-wakil
mereka, dan khususnya pihak-pihak yang berwenang yang bertanggung jawab atas
tawanan perang, yang mungkin dilakukan di wilayah netral yang dipilih secara tepat.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus terikat untuk melaksanakan usulan-
usulan yang diajukan kepada mereka untuk tujuan ini. Pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik dapat, jika perlu, mengusulkan untuk mendapat persetujuan dari
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, seorang yang berasal dari suatu kekuatan
netral, atau didelegasikan oleh Komite Palang Merah Internasional, yang akan
diundang untuk ikut serta dalam pertemuan semacam itu.

BAGIAN II

PERLINDUNGAN UMUM TERHADAP TAWANAN PERANG

Tanggung jawab PASAL.12. - Tawanan perang berada di tangan kekuasaan musuh, tetapi bukan
atas perlakuan individu atau unit militer yang menangkap mereka. Terlepas dari tanggung jawab
terhadap
tahanan
individu yang mungkin ada, tanggung jawab Detaining Power bertanggung jawab
atas perawatan yang diberikan kepada mereka.
Tawanan perang hanya dapat dipindahkan oleh Penguasa Penahan kepada suatu
Penguasa yang merupakan pihak pada Konvensi dan setelah Penguasa Penahan
yakin akan kesediaan dan kemampuan Penguasa penerima pemindahan untuk
menerapkan Konvensi. Ketika tawanan perang
TAWANAN PERANG 97
perang dipindahkan dalam keadaan seperti itu, tanggung jawab untuk
penerapan Konvensi berada pada Kekuasaan yang menerima mereka selama
mereka berada dalam tahanannya.
Namun demikian, apabila Kekuasaan tersebut gagal melaksanakan
ketentuan-ketentuan Konvensi dalam hal yang penting, Kekuasaan yang
memindahkan tawanan perang tersebut harus, setelah diberitahukan oleh
Kekuasaan yang Melindungi, mengambil langkah-langkah yang efektif untuk
memperbaiki keadaan atau harus meminta kembalinya tawanan perang
tersebut. Permintaan-permintaan tersebut harus dipenuhi.

PASAL. 13. - Tawanan perang harus selalu diperlakukan secara Perlakuan yang
manusiawi. Setiap tindakan atau kelalaian yang melanggar hukum oleh manusiawi
Penguasa Penahanan yang menyebabkan kematian atau secara serius terhadap tahanan
membahayakan kesehatan tawanan perang dalam penahanannya dilarang,
dan akan dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap Konvensi ini. Secara
khusus, tawanan perang tidak boleh menjadi sasaran mutilasi fisik atau
percobaan medis atau ilmiah dalam bentuk apa pun yang tidak dibenarkan
oleh perawatan medis, kedokteran gigi, atau rumah sakit bagi tawanan yang
bersangkutan dan dilakukan demi kepentingannya.
Demikian juga, tawanan perang harus selalu dilindungi, terutama dari
tindakan kekerasan atau intimidasi dan dari penghinaan serta keingintahuan
publik.
Tindakan pembalasan terhadap tawanan perang dilarang.

PASAL.14. - Tawanan perang berhak dalam segala keadaan untuk Menghormati


dihormati pribadi dan kehormatannya. Perempuan harus diperlakukan dengan pribadi para
segala hormat karena jenis kelamin mereka dan harus dalam semua kasus tahanan
diuntungkan dengan perlakuan yang sama baiknya dengan yang diberikan
kepada pria.
Tawanan perang harus tetap memiliki kapasitas sipil penuh yang mereka
nikmati pada saat penangkapan mereka. Pihak yang menahan tidak boleh
membatasi pelaksanaan, baik di dalam maupun di luar wilayahnya, hak-hak
yang diberikan oleh kapasitas tersebut kecuali sejauh yang dibutuhkan oleh
penahanan.

PASAL.15. - Pihak yang menahan tawanan perang wajib menyediakan Pemeliharaan


secara cuma-cuma pemeliharaan dan perawatan medis yang diperlukan oleh tahanan
keadaan kesehatan mereka.

PASAL.16. - Dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan Konvensi Kesetaraan


ini yang berkaitan dengan pangkat dan jenis kelamin, dan tunduk pada setiap perlakuan
perlakuan istimewa yang mungkin diberikan kepada mereka karena keadaan
mereka kesehatan, usia, atau kualifikasi profesional, semua tawanan perang
harus diperlakukan sama oleh Penguasa Penahanan, tanpa pembedaan yang
merugikan berdasarkan ras, kebangsaan, keyakinan agama atau pendapat
politik, atau pembedaan lain yang didasarkan pada kriteria yang serupa.
98 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

BAGIAN III

KAPASITAS

BAGIAN I

AWAL PENANGKARAN

Pemeriksaan PASAL. 17. - Setiap tawanan perang, apabila ditanyai tentang masalah ini, terikat
terhadap para untuk memberikan hanya nama belakang, nama depan dan pangkatnya, tanggal lahir,
tahanan
dan nomor angkatan, resimen, pribadi, atau nomor urut, atau gagal ini, informasi
yang setara.
Jika ia dengan sengaja melanggar peraturan ini, ia dapat dikenakan pembatasan
hak istimewa yang diberikan kepada pangkat atau statusnya. Setiap Pihak dalam
suatu konflik diharuskan untuk memberikan kepada orang-orang yang berada di
bawah yurisdiksinya yang dapat menjadi tawanan perang, sebuah kartu identitas
yang menunjukkan nama belakang, nama depan, pangkat, angkatan, resimen, nomor
pribadi atau nomor seri atau informasi yang setara, dan tanggal lahir pemiliknya.
Kartu identitas itu dapat, lebih jauh lagi, memuat tanda tangan atau sidik jari, atau
kedua-duanya, dari pemiliknya, dan dapat memuat, juga, informasi lain yang ingin
ditambahkan oleh Pihak yang terlibat dalam konflik mengenai orang-orang yang
termasuk dalam angkatan perangnya. Sedapat mungkin Kartu itu harus berukuran
6,5 x 10 cm dan harus dikeluarkan dalam rangkap dua. Kartu identitas tersebut harus
diperlihatkan oleh tawanan perang apabila diminta, tetapi tidak boleh diambil
darinya.
Tidak ada penyiksaan fisik atau mental, atau bentuk paksaan lainnya, yang boleh
dilakukan terhadap tawanan perang untuk mendapatkan informasi apa pun dari
mereka. Tawanan perang yang menolak untuk menjawab tidak boleh diancam,
dihina, atau mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan atau merugikan dalam
bentuk apa pun.
Tawanan perang yang, karena kondisi fisik atau mentalnya, tidak dapat
menyatakan identitasnya, harus diserahkan kepada dinas medis. Identitas tawanan-
tawanan tersebut harus ditentukan dengan segala cara yang memungkinkan, dengan
tunduk pada ketentuan-ketentuan ayat sebelumnya.
Interogasi tawanan perang harus dilakukan dalam bahasa yang mereka pahami.

Properti PASAL.18. - Semua barang dan benda-benda yang digunakan secara pribadi,
tahanan
kecuali senjata, kuda, peralatan militer dan dokumen-dokumen militer, harus tetap
menjadi milik tawanan perang, demikian juga helm-helm logam dan
TAWANAN PERANG 99
masker gas dan barang-barang sejenis yang dikeluarkan untuk perlindungan
pribadi. Perlengkapan dan barang yang digunakan untuk pakaian atau
makanan mereka juga harus tetap berada di tangan mereka, meskipun
perlengkapan dan barang tersebut termasuk dalam perlengkapan militer yang
diatur.
Tawanan perang tidak boleh tidak memiliki dokumen identitas. Penguasa
Penahanan harus menyediakan dokumen-dokumen tersebut kepada tawanan
perang yang tidak memilikinya.
Lencana pangkat dan kebangsaan, dekorasi, dan benda-benda yang
memiliki nilai pribadi atau sentimental tidak boleh diambil dari tawanan
perang.
Sejumlah uang yang dibawa oleh tawanan perang tidak boleh diambil dari
mereka kecuali atas perintah seorang perwira, dan setelah jumlah dan
keterangan-keterangan tentang pemiliknya dicatat dalam suatu daftar khusus
dan suatu tanda terima yang terinci, yang ditulis dengan jelas dengan nama,
pangkat, dan kesatuan orang yang mengeluarkan tanda terima tersebut.
Jumlah uang dalam mata uang negara yang menahan, atau yang diubah ke
dalam mata uang tersebut atas permintaan tahanan, harus dimasukkan ke
dalam rekening tahanan sebagaimana diatur dalam Pasal 64.
Penguasa Penahanan dapat menarik barang-barang berharga dari tawanan
perang hanya karena alasan keamanan; ketika barang-barang tersebut ditarik,
prosedur yang ditetapkan untuk sejumlah uang yang disita akan berlaku.
Benda-benda seperti itu, demikian juga jumlah yang diambil dalam mata
uang apa pun selain mata uang Penguasa Penahan dan konversi yang tidak
diminta oleh pemiliknya, harus disimpan dalam tahanan Penguasa Penahan
dan harus dikembalikan dalam bentuk aslinya kepada tawanan perang pada
akhir penahanan mereka.

PASAL. 19. - Tawanan perang harus dievakuasi, sesegera mungkin Evakuasi tahanan
setelah penangkapan mereka, ke kamp-kamp yang terletak di daerah yang
cukup jauh dari zona tempur sehingga mereka terhindar dari bahaya.
Hanya para tawanan perang yang, karena luka atau sakit, akan menghadapi
risiko yang lebih besar jika dievakuasi daripada tetap tinggal di tempat
mereka berada, yang dapat ditahan sementara di zona bahaya.
Tawanan perang tidak boleh terpapar bahaya yang tidak perlu saat
menunggu evakuasi dari zona pertempuran.

PASAL. 20. - Evakuasi tawanan perang harus selalu dilakukan secara Kondisi evakuasi
manusiawi dan dalam kondisi yang serupa dengan yang terjadi pada pasukan
dari Detaining Power dalam perubahan stasiun mereka.
Penguasa Penahanan harus menyediakan makanan dan air minum yang
cukup bagi para tawanan perang yang sedang dievakuasi, serta pakaian dan
perhatian medis yang diperlukan. Pihak yang Menahan harus mengambil
semua tindakan pencegahan yang sesuai untuk memastikan keselamatan
mereka selama
100 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

evakuasi, dan harus menetapkan sesegera mungkin daftar tawanan perang yang
dievakuasi.
Jika tawanan perang harus, selama evakuasi, melewati kamp-kamp transit, masa
tinggal mereka di kamp-kamp tersebut harus sesingkat mungkin.

BAGIAN II

PENGASINGAN TAWANAN PERANG

BAB I

Pengamatan Umum

Pembatasan PASAL.21. - Penguasa Penahan dapat menundukkan tawanan perang untuk


kebebasan diinternir. Penguasa penahan dapat membebankan kepada mereka kewajiban untuk
bergerak
tidak meninggalkan, di luar batas-batas tertentu, kamp di mana mereka ditawan, atau
jika kamp tersebut dipagari, tidak boleh keluar dari batas-batasnya. Tunduk pada
ketentuan-ketentuan Konvensi ini sehubungan dengan sanksi-sanksi pidana dan
disipliner, tawanan perang tidak boleh ditahan di dalam kurungan yang rapat kecuali
apabila diperlukan untuk menjaga kesehatan mereka dan hanya selama keadaan-
keadaan yang membuat kurungan semacam itu diperlukan.
Tawanan perang dapat dibebaskan sebagian atau seluruhnya dengan pembebasan
bersyarat atau dengan janji, sejauh diizinkan oleh hukum negara tempat tawanan
tersebut berada. Langkah-langkah tersebut harus diambil terutama dalam kasus-
kasus di mana hal ini dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kondisi
kesehatan mereka. Tidak ada tawanan perang yang boleh dipaksa untuk menerima
pembebasan bersyarat atau janji.
Setelah pecahnya permusuhan, setiap Pihak dalam konflik harus memberitahukan
kepada Pihak yang berseteru mengenai hukum dan peraturan yang memperbolehkan
atau melarang warga negaranya untuk menerima pembebasan bersyarat atau janji.
Tawanan perang yang dibebaskan secara bersyarat atau yang telah memberikan
janjinya sesuai dengan hukum dan peraturan yang telah diberitahukan tersebut,
terikat pada kehormatan pribadinya untuk memenuhi, baik terhadap Kekuasaan yang
menjadi sandarannya maupun terhadap Kekuasaan yang telah menangkapnya,
perjanjian-perjanjian pembebasan bersyarat atau janji-janji mereka. Dalam kasus-
kasus seperti itu, Kekuasaan tempat mereka bergantung tidak terikat untuk meminta
atau menerima dari mereka layanan apa pun yang tidak sesuai dengan pembebasan
bersyarat atau janji yang diberikan.
TAWANAN PERANG 101

PASAL. 22. - Tawanan perang hanya boleh ditahan di tempat-tempat yang Tempat dan kondisi
terletak di darat dan yang menjamin kebersihan dan kesehatan. Kecuali dalam magang
kasus-kasus tertentu yang dibenarkan oleh kepentingan para tahanan itu
sendiri, mereka tidak boleh ditahan di lembaga pemasyarakatan.
Tawanan perang yang ditawan di daerah yang tidak sehat, atau di mana
iklimnya berbahaya bagi mereka, harus dipindahkan sesegera mungkin ke
iklim yang lebih baik.
Pihak yang menahan harus mengumpulkan tawanan perang di kamp-kamp
atau kompleks-kompleks kamp sesuai dengan kebangsaan, bahasa, dan adat
istiadat mereka, dengan ketentuan bahwa tawanan-tawanan tersebut tidak
boleh dipisahkan dari tawanan perang yang berasal dari angkatan bersenjata
yang sedang mereka ikuti pada saat penangkapan mereka, kecuali dengan
persetujuan mereka.

PASAL. 23. - Tawanan perang tidak boleh sewaktu-waktu dikirim ke, atau Keamanan tahanan
ditahan di daerah-daerah di mana ia dapat terkena tembakan di daerah
pertempuran, dan kehadirannya tidak boleh digunakan untuk membuat titik-
titik atau daerah-daerah tertentu kebal dari operasi militer.
Tawanan perang harus mempunyai tempat perlindungan dari pemboman
udara dan bahaya-bahaya perang lainnya, sampai pada tingkat yang sama
dengan penduduk sipil setempat. Dengan pengecualian bagi mereka yang
terlibat dalam perlindungan tempat tinggal mereka terhadap bahaya-bahaya
yang disebutkan di atas, mereka dapat memasuki tempat perlindungan
tersebut sesegera mungkin setelah pemberian tanda bahaya. Setiap tindakan
perlindungan lain yang diambil untuk melindungi penduduk juga berlaku bagi
mereka.
Pihak yang Menahan harus memberikan kepada Pihak yang Berhak,
melalui perantaraan Pihak yang Melindungi, semua informasi yang berguna
mengenai lokasi geografis kamp-kamp tawanan perang.
Kapan pun pertimbangan militer mengizinkan, kamp-kamp tawanan
perang harus ditandai pada siang hari dengan huruf PW atau PG, yang
ditempatkan sedemikian rupa sehingga terlihat jelas dari udara. Akan tetapi,
Negara-negara yang bersangkutan dapat menyepakati sistem penandaan
lainnya. Hanya kamp-kamp tawanan perang yang boleh diberi tanda seperti
itu.

PASAL.24. - Kamp-kamp transit atau penyaringan yang bersifat Kamp transit


permanen harus dilengkapi dengan kondisi-kondisi yang serupa dengan yang permanen
diuraikan dalam Bagian ini, dan para tahanan di dalamnya harus memiliki
perlakuan seperti di kamp-kamp lain.
102 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

BAB II

Tempat Tinggal, Makanan, dan Pakaian Tawanan Perang

Perempat PASAL.25. - Tawanan perang harus ditempatkan dalam kondisi-kondisi yang


sama baiknya dengan kondisi-kondisi bagi pasukan-pasukan Angkatan Perang yang
ditawan di daerah yang sama. Kondisi-kondisi tersebut harus memperhatikan
kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat para tawanan dan dalam hal apapun tidak boleh
merugikan kesehatan mereka.
Ketentuan-ketentuan di atas berlaku khususnya untuk asrama-asrama tawanan
perang dalam hal luas total dan ruang kubik minimum, dan instalasi umum, tempat
tidur dan selimut.
Tempat-tempat yang disediakan untuk penggunaan tawanan perang secara
individu atau kolektif, harus sepenuhnya terlindung dari kelembaban dan dipanaskan
dan diberi penerangan yang memadai, khususnya antara senja dan lampu padam.
Semua tindakan pencegahan harus dilakukan terhadap bahaya kebakaran.
Di kamp-kamp yang menampung tawanan perang perempuan, dan juga tawanan
perang laki-laki, asrama terpisah harus disediakan untuk mereka.

Makanan PASAL. 26. - Ransum makanan pokok sehari-hari harus cukup dalam jumlah,
kualitas dan variasi untuk menjaga agar tawanan perang tetap dalam keadaan sehat
dan untuk mencegah penurunan berat badan atau timbulnya kekurangan gizi. Juga
harus diperhatikan pola makan yang biasa dilakukan oleh para tawanan.
Penguasa Penahanan harus menyediakan ransum tambahan bagi para tawanan
perang yang bekerja sebagaimana yang diperlukan untuk pekerjaan yang mereka
lakukan.
Air minum yang cukup harus diberikan kepada para tawanan perang. Penggunaan
tembakau harus diizinkan.
Tawanan perang harus, sejauh mungkin, diikutsertakan dalam penyiapan
makanan mereka; mereka dapat dipekerjakan untuk tujuan itu di dapur. Selain itu,
mereka harus diberi sarana untuk menyiapkan sendiri makanan tambahan yang
mereka miliki.
Tempat yang memadai harus disediakan untuk bermain-main.
Dilarang melakukan tindakan disipliner kolektif yang mempengaruhi makanan.

Pakaian PASAL.27. - Pakaian, pakaian dalam, dan alas kaki harus disediakan bagi
tawanan perang dalam jumlah yang cukup oleh Pihak Penahan, yang harus
disesuaikan dengan iklim di wilayah tempat tawanan ditahan. Seragam angkatan
bersenjata musuh yang ditangkap oleh Pihak yang Menahan harus, apabila sesuai
dengan iklim, disediakan untuk pakaian tawanan perang.
TAWANAN PERANG 103

Penggantian dan perbaikan barang-barang di atas secara teratur harus


dijamin oleh Penguasa Penahanan. Selain itu, tawanan perang yang bekerja
harus menerima pakaian yang layak, di mana pun sifat pekerjaan itu
menuntutnya.

PASAL. 28. - Kantin harus dipasang di semua kamp, di mana Tawanan Kantin
perang dapat membeli bahan makanan, sabun dan tembakau serta barang-
barang yang biasa digunakan sehari-hari. Tarifnya tidak boleh melebihi harga
pasar setempat.
Keuntungan yang diperoleh dari kantin kamp harus digunakan untuk
kepentingan para tahanan; sebuah dana khusus harus dibuat untuk tujuan ini.
Perwakilan tahanan harus memiliki hak untuk berkolaborasi dalam
pengelolaan kantin dan dana ini.
Ketika sebuah kamp ditutup, saldo kredit dari dana khusus tersebut harus
diserahkan kepada sebuah organisasi kesejahteraan internasional, untuk
digunakan demi kepentingan para tawanan perang yang berkewarganegaraan
sama dengan mereka yang telah menyumbangkan dana tersebut. Dalam hal
pemulangan secara umum, keuntungan tersebut harus disimpan oleh
Kekuatan Penahan, dengan tunduk pada persetujuan yang bertentangan antara
Kekuatan-Kekuatan yang bersangkutan.

BAB III

Kebersihan dan Perhatian Medis

PASAL. 29. - Pihak yang Menahan wajib mengambil semua tindakan Kebersihan
sanitasi yang diperlukan untuk menjamin kebersihan dan kesehatan kamp,
dan untuk mencegah epidemi.
Tawanan perang harus mempunyai fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan
aturan-aturan kebersihan dan dipelihara dalam keadaan bersih secara terus-
menerus. Di kamp-kamp di mana tawanan perang perempuan ditampung,
kemudahan-kemudahan yang terpisah harus disediakan bagi mereka.
Juga, selain dari pemandian dan pancuran yang harus disediakan di kamp-
kamp, para tawanan perang harus diberi air dan sabun yang cukup untuk toilet
pribadi mereka dan untuk mencuci pakaian pribadi mereka; instalasi, fasilitas,
dan waktu yang diperlukan harus diberikan kepada mereka untuk tujuan
tersebut.

PASAL.30. - Setiap perkemahan harus memiliki rumah sakit yang Perhatian medis
memadai di mana tawanan perang dapat memperoleh perhatian yang mereka
butuhkan, serta
104 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

diet yang sesuai. Bangsal isolasi harus, jika perlu, disisihkan untuk kasus-kasus
penyakit menular atau penyakit mental.
Tawanan perang yang menderita penyakit serius, atau yang kondisinya
memerlukan perawatan khusus, operasi pembedahan atau perawatan di rumah sakit,
harus dirawat di unit medis militer atau sipil di mana perawatan semacam itu dapat
diberikan, meskipun pemulangan mereka direncanakan dalam waktu dekat. Fasilitas-
fasilitas khusus harus diberikan untuk perawatan yang akan diberikan kepada para
penyandang cacat, khususnya para tunanetra, dan untuk rehabilitasi mereka, sambil
menunggu pemulangan mereka.
Tawanan perang harus mendapat perhatian, lebih disukai, dari petugas medis dari
Kekuatan yang menjadi tempat mereka bergantung dan, jika mungkin, dari
kebangsaan mereka.
Tawanan perang tidak boleh dihalangi untuk menyerahkan diri kepada pihak
berwenang medis untuk diperiksa. Pihak berwenang penahanan harus, atas
permintaan, memberikan kepada setiap tawanan yang telah menjalani perawatan,
sebuah sertifikat resmi yang menunjukkan sifat penyakit atau luka-lukanya, dan
durasi dan jenis perawatan yang diterima. Duplikat dari surat keterangan ini harus
dikirimkan kepada Badan Pusat Tawanan Perang.
Biaya perawatan, termasuk biaya peralatan yang diperlukan untuk pemeliharaan
kesehatan tawanan perang, khususnya gigi palsu dan peralatan buatan lainnya, dan
kacamata, harus ditanggung oleh Penguasa Penahanan.

Inspeksi medis PASAL.31. - Pemeriksaan-pemeriksaan medis terhadap tawanan perang harus


diadakan sekurang-kurangnya sekali sebulan. Pemeriksaan-pemeriksaan ini harus
mencakup pemeriksaan dan pencatatan berat badan setiap tawanan perang.
Tujuannya harus khususnya, untuk mengawasi kondisi umum kesehatan, nutrisi dan
kebersihan para tahanan dan untuk mendeteksi penyakit menular, terutama TBC,
malaria dan penyakit kelamin. Untuk tujuan ini, metode yang paling efisien yang
tersedia harus digunakan, misalnya radiografi miniatur massal berkala untuk deteksi
dini tuberkulosis.

Tahanan yang PASAL. 32. - Tawanan perang yang, meskipun tidak terikat pada layanan medis
terlibat dalam angkatan bersenjata mereka, adalah dokter, ahli bedah, dokter gigi, perawat atau
tugas medis mantri medis, mungkin diminta oleh Menahan Kekuasaan untuk menjalankan fungsi
medis mereka demi kepentingan tawanan perang yang bergantung pada Kekuasaan
yang sama. Dalam hal ini, mereka akan terus menjadi tawanan perang, tetapi harus
menerima perlakuan yang sama dengan tenaga medis yang bersangkutan yang
ditahan oleh Penguasa yang Berhak Menahan. Mereka harus dibebaskan dari
pekerjaan lain berdasarkan Pasal 49.
TAWANAN PERANG 105

BAB IV

Tenaga Medis dan Pendeta Dipertahankan untuk Membantu Tawanan Perang

PASAL. 33. - Anggota-anggota tenaga medis dan para pendeta ketika Hak dan
ditahan oleh Penguasa Penahanan dengan maksud untuk membantu tawanan keistimewaan
perang, tidak boleh dianggap sebagai tawanan perang. Mereka personel yang
dipertahankan
Akan tetapi, harus menerima minimal manfaat dan perlindungan dari
Konvensi ini, dan juga harus diberikan semua fasilitas yang diperlukan untuk
menyediakan perawatan medis, dan pelayanan keagamaan bagi para tawanan
perang.
Mereka harus terus menjalankan fungsi-fungsi medis dan spiritual mereka
untuk kepentingan para tawanan perang, lebih-lebih mereka yang berasal dari
angkatan bersenjata yang menjadi tempat mereka bergantung, di dalam ruang
lingkup hukum dan peraturan-peraturan militer dari Penguasa Penahanan dan
di bawah kendali dinas-dinas yang berwenang, sesuai dengan etika
profesional mereka. Mereka juga harus mendapatkan fasilitas-fasilitas berikut
ini dalam menjalankan fungsi-fungsi medis atau spiritual mereka:
a) Mereka harus diberi wewenang untuk mengunjungi tawanan perang
yang berada di detasemen-detasemen yang sedang bekerja atau di
rumah sakit di luar kamp secara berkala. Untuk tujuan ini, Penguasa
Penahanan harus menyediakan sarana transportasi yang diperlukan.
b) Petugas medis PASALor di setiap kamp harus bertanggung jawab
kepada penguasa militer kamp atas segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan para petugas medis yang ditahan. Untuk
tujuan ini, Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus menyepakati
pada saat pecahnya permusuhan mengenai jajaran yang sesuai dari para
petugas medis, termasuk masyarakat yang disebutkan dalam Pasal 26
Konvensi GENEVA tentang Perbaikan Kondisi Orang-Orang yang
Terluka dan Sakit di Medan Perang tanggal 12 Agustus 1949. Petugas
medis PASALor ini, serta para pendeta, berhak untuk berhubungan
dengan pihak berwenang yang berwenang di kamp mengenai semua
pertanyaan yang berkaitan dengan tugas mereka. Pihak berwenang
tersebut harus menyediakan semua fasilitas yang diperlukan untuk
korespondensi yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan ini.
c) Meskipun mereka harus tunduk pada disiplin internal kamp tempat
mereka ditempatkan, personel tersebut tidak boleh dipaksa untuk
melakukan pekerjaan apa pun selain yang berkaitan dengan tugas medis
atau keagamaan mereka.
Selama permusuhan, Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus
menyetujui kemungkinan pembebasan personel yang ditahan dan harus
menetapkan prosedur yang harus diikuti.
106 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

Tidak satu pun dari ketentuan-ketentuan sebelumnya yang dapat membebaskan


Penguasa Penahanan dari kewajibannya berkaitan dengan tawanan perang dari sudut
pandang medis atau spiritual.

BAB V

Kegiatan Keagamaan, Intelektual dan Fisik

Tugas PASAL.34. - Tawanan perang harus menikmati keleluasaan penuh dalam


keagamaan melaksanakan kewajiban-kewajiban keagamaan mereka, termasuk menghadiri
pelayanan agama mereka, dengan syarat bahwa mereka mematuhi peraturan-
peraturan disiplin. rutin yang ditentukan oleh otoritas militer.
Tempat yang memadai harus disediakan di mana kebaktian keagamaan dapat
diselenggarakan.

Pendeta yang PASAL.35. - Para pendeta yang jatuh ke tangan kekuasaan musuh dan yang tetap
dipertahankan tinggal atau dipertahankan dengan maksud untuk menolong para tawanan perang,
harus diizinkan untuk melayani mereka dan melaksanakan dengan bebas tugas-tugas
mereka. Pelayanan di antara para tawanan perang yang beragama sama, sesuai
dengan hati nurani agama mereka. Mereka harus ditempatkan di antara berbagai
kamp dan detasemen kerja yang berisi tawanan perang yang berasal dari angkatan
perang yang sama, yang berbicara dalam bahasa yang sama atau yang menganut
agama yang sama. Mereka harus menikmati fasilitas-fasilitas yang diperlukan,
termasuk sarana-sarana pengangkutan yang diatur dalam Pasal 33, untuk
mengunjungi tawanan perang di luar kamp mereka. Mereka harus bebas untuk
berkorespondensi, dengan tunduk pada sensor, mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan tugas-tugas keagamaan mereka dengan pihak-pihak yang berwenang di
negara tempat mereka ditahan dan dengan organisasi-organisasi keagamaan
internasional. Surat-surat dan kPASALu-kPASALu yang dapat mereka kirimkan
untuk tujuan ini merupakan tambahan dari kuota yang diatur dalam Pasal 71.

Narapidana PASAL. 36. - Tawanan perang yang merupakan pendeta agama, tanpa harus
yang merupakan menjadi pendeta untuk pasukan mereka sendiri, akan berada di kebebasan, apa pun
pendeta agama denominasi mereka, untuk melayani dengan bebas kepada anggota komunitas
mereka. Untuk tujuan ini, mereka akan menerima perlakuan yang sama dengan para
pendeta yang ditahan oleh pihak yang menahan Kekuasaan. Mereka tidak diwajibkan
untuk melakukan pekerjaan lain.

Narapidana yang PASAL. 37. - Apabila tawanan perang tidak mendapat bantuan dari pendeta yang
tidak memiliki ditahan atau pendeta tawanan perang yang menjadi pendeta agama mereka, seorang
pendeta dari pendeta yang berasal dari denominasi para tahanan atau denominasi serupa, atau
agama mereka
dalam
TAWANAN PERANG 107

Dalam hal ketidakhadirannya, seorang awam yang memenuhi syarat, jika hal
itu memungkinkan dari sudut pandang pengakuan, harus ditunjuk, atas
permintaan tahanan yang bersangkutan, untuk mengisi jabatan ini.
Penunjukan ini, tunduk pada persetujuan dari Penguasa Penahanan, harus
dilakukan dengan persetujuan dari komunitas tahanan yang bersangkutan
dan, di mana pun diperlukan, dengan persetujuan dari otoritas agama
setempat yang memiliki keyakinan yang sama. Orang yang ditunjuk tersebut
harus mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh Penguasa Penahanan
demi kepentingan disiplin dan keamanan militer.

PASAL.38. - Sambil menghormati preferensi individu dari setiap tahanan, Rekreasi, belajar,
pihak yang menahan harus mendorong praktik kegiatan intelektual, olahraga, dan
pendidikan, dan rekreasi, olahraga dan permainan di antara para tahanan, dan permainan
harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan
pelaksanaannya dengan menyediakan tempat yang memadai dan peralatan
yang diperlukan.
Para tahanan harus memiliki kesempatan untuk melakukan latihan fisik,
termasuk olahraga dan permainan, dan untuk berada di luar ruangan. Ruang
terbuka yang memadai harus disediakan untuk tujuan ini di semua kamp.

BAB VI

Disiplin

PASAL. 39. - Setiap kamp tawanan perang harus berada di bawah Administrasi
kekuasaan langsung seorang perwira yang bertanggung jawab dari angkatan memberi hormat
bersenjata reguler dari Penguasa Penahanan. Demikian Petugas harus
memiliki salinan Konvensi ini; ia harus memastikan bahwa ketentuan-
ketentuannya diketahui oleh staf kamp dan petugas jaga dan bertanggung
jawab, di bawah arahan pemerintahnya, untuk penerapannya.
Tawanan perang, dengan pengecualian para perwira, harus memberi
hormat dan menunjukkan kepada semua perwira Angkatan Bersenjata tanda
penghormatan eksternal yang diatur oleh peraturan yang berlaku di angkatan
mereka sendiri.
Tawanan perang perwira terikat untuk memberi hormat hanya kepada
perwira dengan pangkat yang lebih tinggi dari Penguasa Penahanan; namun,
mereka harus memberi hormat kepada komandan kamp tanpa memandang
pangkatnya.

PASAL.40. - Pemakaian lencana pangkat dan kebangsaan, serta dekorasi, Lencana dan
harus diizinkan. dekorasi
108 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

Memposting PASAL.41. - Di setiap kubu, teks Konvensi ini dan Lampiran-lampirannya dan
konvensi, dan isi dari setiap perjanjian khusus yang disediakan untuk dalam Pasal 6, harus
peraturan dan
perintah
ditempelkan, dalam bahasa tahanan sendiri, di tempat-tempat di mana semua orang
mengenai dapat membacanya. Salinan harus diberikan, berdasarkan permintaan, kepada
tahanan tahanan yang tidak dapat memiliki akses ke salinan yang telah diposting.
Peraturan-peraturan, perintah-perintah, pemberitahuan-pemberitahuan, dan
publikasi-publikasi dalam bentuk apa pun yang berkaitan dengan perilaku tawanan
perang harus diberikan kepada mereka dalam bahasa yang mereka pahami.
Peraturan-peraturan, perintah-perintah, dan publikasi-publikasi semacam itu harus
ditempelkan dengan cara yang diuraikan di atas dan salinan-salinannya harus
diberikan kepada wakil tawanan perang. Setiap perintah dan komando yang
ditujukan kepada tawanan perang secara perorangan juga harus diberikan dalam
bahasa yang mereka pahami.

Penggunaan PASAL. 42. - Penggunaan senjata terhadap tawanan perang, khususnya terhadap
senjata mereka yang melarikan diri atau berusaha melarikan diri, harus merupakan suatu
tindakan yang ekstrim, yang harus selalu didahului dengan peringatan yang sesuai
dengan keadaan.

BAB VII

Pangkat Tawanan Perang

Pemberitahuan PASAL. 43. - Pada saat pecahnya permusuhan, Pihak-pihak yang terlibat dalam
peringkat konflik harus menyampaikan kepada satu sama lain gelar dan pangkat semua orang
yang disebutkan dalam Pasal 4 Konvensi ini, dalam untuk memastikan kesetaraan
perlakuan antara tahanan dengan pangkat yang setara. Gelar dan pangkat yang
kemudian dibuat akan menjadi subjek komunikasi yang serupa.
Pihak yang menahan harus mengakui kenaikan pangkat yang telah diberikan
kepada tawanan perang dan yang telah diberitahukan dengan semestinya oleh pihak
yang menahan para tawanan tersebut.

Perlakuan PASAL. 44. - Petugas dan tahanan dengan status yang setara harus diperlakukan
terhadap dengan hormat karena pangkat dan usia mereka.
petugas Untuk menjamin pelayanan di kamp-kamp perwira, pangkat-pangkat lain dari
angkatan bersenjata yang sama, yang sedapat mungkin berbicara dalam bahasa yang
sama, harus ditugaskan dalam jumlah yang cukup, dengan memperhitungkan
pangkat perwira dan tawanan yang berstatus setara. Petugas-petugas tersebut tidak
boleh diwajibkan untuk melakukan pekerjaan lain.
TAWANAN PERANG 109

Pengawasan mess oleh petugas sendiri harus difasilitasi dengan segala


cara.

PASAL.45. - Tawanan perang selain perwira dan tawanan yang berstatus Perlakuan terhadap
setara harus diperlakukan dengan hormat sesuai dengan pangkat dan usia tahanan lain
mereka.
Pengawasan terhadap mess oleh para tahanan sendiri harus difasilitasi
dengan segala cara.

BAB VIII

Pemindahan Tawanan Perang setelah Kedatangan Mereka di Kamp

PASAL. 46. - Kuasa Penahanan, ketika memutuskan untuk pemindahan Ketentuan


tawanan perang, harus mempertimbangkan kepentingan tahanan itu sendiri,
terutama agar tidak menambah kesulitan pemulangan mereka.
Pemindahan tawanan perang harus selalu dilakukan secara manusiawi dan
dalam kondisi-kondisi yang tidak kurang menguntungkan daripada kondisi-
kondisi di mana pasukan-pasukan Penguasa Penahan dipindahkan. Harus
selalu diperhatikan kondisi-kondisi iklim yang biasa dialami oleh para
tawanan perang dan kondisi-kondisi pemindahan tidak boleh merugikan
kesehatan mereka.
Penguasa Penahanan harus menyediakan tawanan perang selama
pemindahan dengan makanan dan air minum yang cukup untuk menjaga
kesehatan mereka, demikian juga dengan pakaian, tempat tinggal, dan
perhatian medis yang diperlukan. Pihak yang Menahan harus mengambil
tindakan-tindakan pencegahan yang memadai, khususnya dalam hal
pengangkutan melalui laut atau udara, untuk menjamin keselamatan mereka
selama pemindahan, dan harus membuat daftar lengkap semua tawanan
perang yang dipindahkan sebelum keberangkatan mereka.

PASAL. 47. - Tawanan perang yang sakit atau terluka tidak boleh Keadaan yang
dipindahkan selama kesembuhannya dapat terancam oleh perjalanan, kecuali menghalangi
jika keselamatannya sangat mendesak. pemindahan
Jika zona tempur semakin dekat dengan sebuah kamp, tawanan perang di
kamp tersebut tidak boleh dipindahkan kecuali jika pemindahan mereka dapat
dilakukan dalam kondisi keamanan yang memadai, atau jika mereka
menghadapi risiko yang lebih besar jika tetap berada di tempat tersebut
dibandingkan dengan dipindahkan.

PASAL. 48. - Dalam hal pemindahan, tawanan perang harus secara resmi Prosedur untuk
memberitahukan keberangkatan mereka dan alamat pos mereka yang baru. transfer
110 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

Pemberitahuan tersebut harus diberikan tepat waktu agar mereka dapat mengemasi
barang bawaan mereka dan memberi tahu keluarga terdekat.
Mereka harus diizinkan untuk membawa barang-barang pribadi mereka, dan
korespondensi serta paket-paket yang telah tiba untuk mereka. Berat bagasi tersebut
dapat dibatasi, jika syarat-syarat pemindahan mengharuskan demikian, sesuai dengan
apa yang dapat dibawa oleh setiap tahanan secara wajar, yang tidak boleh lebih dari
dua puluh lima kilogram per kepala.
Surat dan paket yang ditujukan kepada kamp mereka sebelumnya harus diteruskan
kepada mereka tanpa penundaan. Komandan kamp harus mengambil, dalam
persetujuan dengan perwakilan para tawanan, setiap tindakan yang diperlukan untuk
menjamin pengangkutan hPASALa benda milik masyarakat para tawanan dan
barang-barang bawaan yang tidak dapat mereka bawa sebagai akibat dari
pembatasan-pembatasan yang diberlakukan berdasarkan paragraf kedua Pasal ini.
Biaya transfer ditanggung oleh Penerima Penahanan.

BAGIAN III

TENAGA KERJA TAWANAN PERANG

Pengamatan PASAL. 49. - Penguasa Penahanan dapat menggunakan tenaga tawanan perang
umum yang sehat secara fisik, dengan mempertimbangkan umur, jenis kelamin, pangkat,
dan kemampuan fisiknya, dan dengan maksud khususnya untuk menjaga mereka
dalam kondisi kesehatan fisik dan mental yang baik.
Bintara yang menjadi tawanan perang hanya akan diminta untuk melakukan
pekerjaan pengawasan. Mereka yang tidak diwajibkan demikian dapat meminta
pekerjaan lain yang sesuai, yang sedapat mungkin akan dicarikan bagi mereka.
Jika petugas atau orang dengan status yang setara meminta pekerjaan yang sesuai,
maka harus dicarikan pekerjaan yang sesuai untuk mereka, sejauh mungkin, tetapi
mereka tidak boleh dipaksa untuk bekerja.

Pekerjaan resmi PASAL.50. - Selain pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi kamp,
instalasi atau pemeliharaan, tawanan perang dapat dipaksa untuk melakukan hanya
pekerjaan yang termasuk dalam kelas-kelas berikut:
a) pertanian;
b) industri yang berhubungan dengan produksi atau ekstraksi bahan mentah, dan
industri manufaktur, dengan pengecualian industri metalurgi, mesin, dan
kimia; pekerjaan umum dan operasi bangunan yang tidak bersifat atau
bertujuan militer;
TAWANAN PERANG 111
c) pengangkutan dan penanganan toko yang tidak bersifat atau bertujuan
militer;
d) bisnis komersial, dan PASAL dan kerajinan;
e) layanan rumah tangga;
f) layanan utilitas umum yang tidak memiliki karakter atau tujuan militer.
Apabila ketentuan-ketentuan di atas dilanggar, tawanan perang harus
diizinkan untuk menggunakan hak pengaduan mereka, sesuai dengan Pasal
78.

PASAL. 51. - Tawanan perang harus diberikan kondisi-kondisi kerja yang Kondisi kerja
layak, terutama yang berkaitan dengan akomodasi, makanan, pakaian dan
perlengkapan; kondisi-kondisi seperti itu tidak boleh lebih rendah daripada
kondisi-kondisi dinikmati oleh warga negara dari Negara Penahan yang
dipekerjakan dalam pekerjaan yang serupa; harus dipertimbangkan juga
kondisi iklim.
Penguasa Penahanan, dalam menggunakan tenaga kerja tawanan perang,
harus memastikan bahwa di daerah-daerah di mana para tawanan
dipekerjakan, perundang-undangan nasional mengenai perlindungan tenaga
kerja, dan, lebih khusus lagi, peraturan-peraturan mengenai keselamatan para
pekerja, diterapkan sebagaimana mestinya.
Tawanan perang harus menerima pelatihan dan diberi sarana-sarana
perlindungan yang sesuai dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan dan
serupa dengan yang diberikan kepada warga negara dari pihak yang menahan.
Dengan tunduk pada ketentuan-ketentuan Pasal 52, para tawanan perang
dapat dikenakan risiko-risiko normal yang dihadapi oleh para pekerja sipil.
Kondisi kerja tidak boleh dibuat lebih sulit oleh tindakan disipliner.

PASAL.52. - Kecuali jika ia seorang sukarelawan, tawanan perang tidak Pekerjaan yang
boleh mempekerjakan tenaga kerja yang tidak sehat atau berbahaya. berbahaya atau
Tidak ada tawanan perang yang boleh ditugaskan untuk melakukan memalukan
pekerjaan yang akan dipandang sebagai hal yang memalukan bagi seorang
anggota Detaining Power pasukan sendiri.
Pemindahan ranjau atau perangkat serupa harus dianggap sebagai
pekerjaan yang berbahaya.

PASAL.53. - Durasi kerja harian tawanan perang, termasuk waktu Durasi persalinan
perjalanan ke dan dari tempat kerja, tidak boleh berlebihan, dan tidak boleh
melebihi waktu yang diizinkan untuk pekerja sipil di distrik, yang merupakan
warga negara dari Daya Tangkap dan dipekerjakan pada pekerjaan yang
sama.
Tawanan perang harus diberi kesempatan, di tengah-tengah pekerjaan hari
itu, untuk beristirahat tidak kurang dari satu jam. Istirahat ini akan sama
dengan istirahat yang diberikan kepada para pekerja dari Penguasa
Penahanan, jika yang terakhir ini berdurasi lebih lama. Mereka juga harus
diberi waktu istirahat selama
112 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949
dua puluh empat jam berturut-turut setiap minggu, lebih disukai pada hari Minggu
atau hari istirahat di negara asal mereka. Selanjutnya, setiap tahanan yang telah
bekerja selama satu tahun harus diberikan istirahat selama delapan hari berturut-
turut, di mana upah kerjanya harus dibayarkan kepadanya.
Jika metode kerja seperti kerja borongan digunakan, maka lama waktu kerja tidak
boleh dibuat berlebihan.

Upah kerja. PASAL. 54. - Upah kerja yang menjadi hak tawanan perang adalah ditetapkan
Kecelakaan dan sesuai dengan ketentuan Pasal 62 Anggaran Dasar Konvensi ini.
penyakit akibat Tawanan perang yang mengalami kecelakaan sehubungan dengan pekerjaan, atau
kerja
yang terjangkit penyakit dalam perjalanan, atau sebagai akibat dari pekerjaan
mereka, harus menerima semua perawatan yang diperlukan oleh kondisi mereka.
Selanjutnya, Penguasa yang menahan harus memberikan kepada tawanan perang
tersebut suatu surat keterangan medis yang memungkinkan mereka untuk
mengajukan tuntutan kepada Penguasa yang menahan mereka, dan harus
mengirimkan duplikatnya kepada Badan Pusat Tawanan Perang yang diatur dalam
Pasal 123.

Pengawasan PASAL. 55. - Kelayakan tawanan perang untuk bekerja haruslah diverifikasi
medis secara berkala melalui pemeriksaan medis setidaknya sebulan sekali. Pemeriksaan
harus secara khusus memperhatikan sifat pekerjaan yang harus dilakukan oleh para
tawanan perang.
Jika seorang tawanan perang menganggap dirinya tidak mampu bekerja, ia harus
diizinkan untuk menghadap pihak berwenang medis di kampnya. Dokter atau ahli
bedah dapat merekomendasikan agar tawanan yang menurut pendapat mereka tidak
mampu bekerja, dibebaskan dari pekerjaannya.

Detasemen tenaga PASAL. 56. - Organisasi dan administrasi tenaga kerja detasemen harus serupa
kerja dengan kamp-kamp tawanan perang.
Setiap detasemen pekerja harus tetap berada di bawah kendali dan secara
administratif merupakan bagian dari kamp tawanan perang. Otoritas militer dan
komandan kamp tersebut bertanggung jawab, di bawah arahan pemerintahnya, atas
ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan Konvensi ini dalam detasemen-detasemen
pekerja.
Komandan kamp harus menyimpan catatan terkini mengenai detasemen-
detasemen tenaga kerja yang bergantung pada kampnya, dan harus
menyampaikannya kepada para utusan Kekuatan Pelindung, Komite Palang Merah
Internasional, atau lembaga-lembaga lain yang memberikan bantuan kepada tawanan
perang, yang dapat mengunjungi kamp tersebut.

Narapidana yang PASAL. 57. - Perlakuan terhadap tawanan perang yang bekerja pada orang-orang
bekerja untuk swasta, bahkan apabila orang-orang swasta itu bertanggung jawab atas penjagaan
majikan swasta dan perlindungan mereka, tidak boleh lebih rendah daripada perlakuan yang
diberikan pada tawanan perang yang bekerja pada orang-orang sipil. oleh Konvensi
ini. Kekuasaan Penahanan, militer
TAWANAN PERANG 113

Pihak berwenang dan komandan kamp tempat tawanan tersebut berada harus
bertanggung jawab sepenuhnya atas pemeliharaan, perawatan, pengobatan,
dan pembayaran upah kerja tawanan perang tersebut.
Tawanan perang semacam itu harus memiliki hak untuk tetap
berkomunikasi dengan perwakilan tawanan di kamp-kamp tempat mereka
bergantung.

BAGIAN IV

SUMBER-SUMBER KEUANGAN TAWANAN PERANG

PASAL. 58. - Setelah pecahnya permusuhan, dan sambil menunggu Uang siap
pengaturan mengenai hal ini dengan Kuasa Pengguna, yaitu Penguasa
Penahanan dapat menentukan jumlah maksimum uang tunai atau dalam
bentuk lain yang serupa, yang dapat dimiliki oleh para tahanan. Setiap jumlah
yang lebih, yang secara sah berada dalam penguasaan mereka dan yang telah
diambil atau ditahan dari mereka, harus dimasukkan ke dalam rekening
mereka, bersama dengan uang yang mereka setorkan, dan tidak boleh
dikonversi ke dalam mata uang lain tanpa persetujuan mereka.
Jika tawanan perang diizinkan untuk membeli jasa atau komoditas di luar
kamp dengan pembayaran tunai, pembayaran tersebut harus dilakukan oleh
tawanan itu sendiri atau oleh administrasi kamp yang akan menagihnya ke
rekening tawanan yang bersangkutan. Penguasa Penahanan akan menetapkan
aturan-aturan yang diperlukan dalam hal ini.

PASAL. 59. - Uang tunai yang diambil dari tawanan perang, sesuai dengan Jumlah uang tunai
Pasal 18, pada saat penangkapan mereka, dan yang berada dalam mata uang yang diambil dari
Penguasa Penahan, harus ditempatkan pada rekening terpisah, sesuai dengan tahanan
ketentuan Pasal 64 UUPT Bagian ini.
Jumlah-jumlah, dalam mata uang Negara Penahan, yang disebabkan oleh
konversi jumlah-jumlah dalam mata uang lain yang diambil dari para tawanan
perang pada waktu yang sama, juga harus dikreditkan ke rekening mereka
yang terpisah.

PASAL.60. - Penguasa Penahanan harus memberikan kepada semua Uang muka


tawanan perang uang muka pembayaran bulanan, yang jumlahnya ditetapkan pembayaran
oleh
114 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

konversi, ke dalam mata uang dari Kuasa tersebut, dengan jumlah sebagai berikut:
Kategori I : Tahanan dengan pangkat di bawah sersan: delapan franc Swiss.
Kategori II : Sersan dan bintara lainnya, atau tahanan dengan pangkat yang
setara: dua belas franc Swiss.
Kategori III : Perwira surat perintah dan perwira yang ditugaskan di bawah
pangkat mayor atau tahanan dengan pangkat yang setara: lima
puluh franc Swiss.
Kategori IV : Mayor, letnan kolonel, kolonel atau tahanan dengan pangkat
yang setara: 60 franc Swiss.
Kategori V : Perwira umum atau tawanan perang dengan pangkat yang
setara: tujuh puluh lima franc Swiss.
Namun, Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik yang bersangkutan dapat dengan
perjanjian khusus mengubah jumlah uang muka yang harus dibayarkan kepada para
tahanan dari kategori-kategori sebelumnya.
Lebih jauh lagi, jika jumlah yang ditunjukkan dalam paragraf pertama di atas akan
terlalu tinggi dibandingkan dengan gaji angkatan bersenjata Negara Penahan atau,
karena alasan apa pun, akan sangat mempermalukan Negara Penahan, maka, sambil
menunggu tercapainya kesepakatan khusus dengan Negara yang menjadi tempat
bergantungnya para tahanan untuk memvariasikan jumlah yang disebutkan di atas,
Negara Penahan:
a) harus terus mengkredit rekening para tahanan dengan jumlah yang
ditunjukkan dalam paragraf pertama di atas;
b) untuk sementara waktu dapat membatasi jumlah yang disediakan dari uang
muka pembayaran ini bagi para tawanan perang untuk penggunaan mereka
sendiri, sampai jumlah yang wajar, tetapi, untuk Kategori I, tidak boleh lebih
rendah daripada jumlah yang diberikan oleh Penguasa Penahanan kepada
anggota angkatan bersenjatanya sendiri.
Alasan dari setiap pembatasan akan diberikan tanpa penundaan kepada
Melindungi Daya.

Gaji tambahan PASAL.61. - Penguasa yang menahan harus menerima untuk didistribusikan
sebagai gaji tambahan kepada tawanan perang jumlah uang yang dapat diteruskan
oleh Penguasa tempat tawanan itu berada, dengan syarat bahwa jumlah yang harus
dibayarkan harus sama untuk setiap tahanan dari kategori yang sama, harus
dibayarkan kepada semua tahanan dari kategori tersebut tergantung pada Kekuasaan
tersebut, dan harus ditempatkan di rekening terpisah mereka, pada kesempatan yang
paling awal, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Pasal 64. Gaji tambahan
tersebut tidak akan membebaskan Negara Penahan dari kewajiban apapun di bawah
Konvensi ini.
TAWANAN PERANG 115

PASAL.62. - Tawanan perang harus dibayar dengan upah kerja yang adil Upah kerja
sebesar dibayar oleh pihak berwenang yang menahan secara langsung.
Tingkat upah harus ditetapkan oleh pihak yang berwenang tersebut, tetapi
tidak boleh kurang dari seperempat franc Swiss untuk satu hari kerja penuh.
Penguasa yang menahan harus memberitahukan kepada tawanan perang, dan
juga kepada Penguasa yang menjadi tempat bergantungnya, melalui
perantaraan Penguasa yang Melindungi, mengenai tingkat upah kerja harian
yang telah ditetapkannya.
Upah kerja juga harus dibayarkan oleh pihak berwenang yang menahan
kepada tawanan perang yang secara permanen dirinci untuk tugas-tugas atau
pekerjaan yang terampil atau setengah terampil sehubungan dengan
administrasi, instalasi atau pemeliharaan kamp-kamp, dan kepada para
tawanan yang diharuskan untuk melaksanakan tugas-tugas rohani atau medis
atas nama kawan-kawan mereka.
Gaji perwakilan tahanan, penasihatnya, jika ada, dan para asistennya, akan
dibayarkan dari dana yang dikelola oleh keuntungan kantin. Skala upah kerja
ini harus ditetapkan oleh perwakilan tahanan dan disetujui oleh komandan
kamp. Jika tidak ada dana seperti itu, pihak berwenang yang menahan harus
membayar para tahanan dengan upah yang adil.

PASAL. 63. - Tawanan perang harus diizinkan untuk menerima Transfer dana
pengiriman uang yang ditujukan kepada mereka secara individu atau kolektif.
Setiap tawanan perang harus memiliki saldo kredit dari rekeningnya
sebagaimana diatur dalam Pasal berikut, dalam batas-batas yang ditentukan
oleh Penguasa Penahan, yang akan melakukan pembayaran seperti yang
diminta. Dengan tunduk pada pembatasan-pembatasan keuangan atau
moneter yang dianggap penting oleh Penguasa Penahan, tawanan perang juga
dapat menerima pembayaran-pembayaran di luar negeri. Dalam hal ini
pembayaran-pembayaran yang ditujukan oleh tawanan perang kepada orang-
orang yang menjadi tanggungannya harus diprioritaskan.
Dalam hal apapun, dan tunduk pada persetujuan dari Kekuatan yang
menjadi tempat mereka bergantung, para tawanan dapat menerima
pembayaran di negara mereka sendiri, sebagai berikut: Kekuatan yang
menahan harus mengirimkan kepada Kekuatan tersebut melalui Kekuatan
yang Melindungi, pemberitahuan yang memberikan semua keterangan yang
diperlukan mengenai tawanan perang, penerima pembayaran, dan jumlah
jumlah yang harus dibayarkan, yang dinyatakan dalam mata uang Kekuatan
yang menahan. Pemberitahuan tersebut harus ditandatangani oleh para
tawanan dan ditandatangani oleh komandan kamp. Pihak yang menahan harus
mendebet rekening para tawanan dalam jumlah yang sesuai; jumlah yang
didebet tersebut harus dimasukkan ke dalam rekening pihak yang menahan
para tawanan.
Untuk menerapkan ketentuan-ketentuan di atas, Penguasa Penahanan
dapat berkonsultasi dengan Peraturan Model dalam Lampiran V Konvensi ini.
116 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

Rekening PASAL.64. - Pihak yang Menahan harus memiliki akun untuk setiap tawanan
tahanan perang, menunjukkan setidaknya hal-hal berikut:
1) Jumlah yang harus dibayarkan kepada tahanan atau yang diterima olehnya
sebagai uang muka pembayaran, sebagai upah kerja atau yang berasal dari
sumber lain; jumlah dalam mata uang negara yang menahan yang diambil
darinya; jumlah yang diambil darinya dan dikonversikan atas permintaannya
ke dalam mata uang negara tersebut.
2) Pembayaran yang diberikan kepada narapidana secara tunai, atau dalam bentuk
lain yang serupa; pembayaran yang dilakukan atas nama dan atas
permintaannya; jumlah yang ditransfer berdasarkan Pasal 63, alinea ketiga.

Pengelolaan PASAL.65. - Setiap barang yang dimasukkan ke dalam rekening seorang tawanan
rekening perang harus ditandatangani atau diparaf olehnya, atau oleh para tahanan perwakilan
tahanan
yang bertindak atas namanya.
Tawanan perang setiap saat harus diberikan fasilitas yang wajar untuk
berkonsultasi dan mendapatkan salinan laporan mereka, yang juga dapat diperiksa
oleh wakil-wakil Negara-negara Pelindung pada saat kunjungan ke kamp.
Ketika tawanan perang dipindahkan dari satu kamp ke kamp lain, rekening pribadi
mereka akan mengikuti mereka. Dalam hal pemindahan dari satu Penguasa
Penahanan ke Penguasa Penahanan yang lain, uang yang menjadi milik mereka dan
tidak dalam mata uang Penguasa Penahanan akan mengikuti mereka. Mereka akan
diberikan sertifikat untuk uang lain yang masih ada di rekening mereka.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik yang bersangkutan dapat setuju untuk
saling memberitahukan satu sama lain pada interval tertentu melalui Kekuatan
Pelindung, jumlah rekening para tawanan perang.

Penutupan PASAL.66. - Pada saat pengakhiran penahanan, melalui pembebasan seorang


rekening tawanan perang atau pemulangannya, Pihak yang Menahan harus memberikan
kepadanya suatu pernyataan, yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari
Pihak yang Menahan tersebut, menunjukkan saldo kredit yang menjadi haknya.
Pihak yang Menahan juga harus mengirimkan melalui Pihak yang Melindungi
kepada pemerintah di mana tawanan perang tersebut berada, daftar yang memberikan
semua keterangan yang tepat dari semua tawanan perang yang penahanannya telah
diakhiri dengan pemulangan, pembebasan, pelarian, kematian, atau cara lain, dan
menunjukkan jumlah saldo kredit mereka, dan menunjukkan jumlah saldo kredit
mereka. Daftar-daftar tersebut harus disahkan pada setiap lembarnya oleh wakil yang
berwenang dari Penguasa Penahanan.
Salah satu ketentuan di atas dari Pasal ini dapat diubah berdasarkan kesepakatan
bersama antara kedua Pihak yang bersengketa.
Penguasa yang menjadi tempat tawanan perang tersebut bergantung akan
bertanggung jawab untuk menyelesaikan dengan tawanan perang tersebut setiap
saldo kredit yang menjadi haknya dari Penguasa yang Menahan pada saat
pengakhiran penahanannya.
TAWANAN PERANG 117

PASAL. 67. - Uang muka pembayaran, diberikan kepada tawanan perang Penyesuaian antara
di sesuai dengan Pasal 60, akan dianggap dibuat atas nama Daya yang pihak-pihak yang
menjadi sandaran mereka. Uang muka pembayaran tersebut, serta semua terlibat konflik
pembayaran yang dilakukan oleh Pemberi Kuasa tersebut berdasarkan Pasal
63, ayat ketiga ayat, dan Pasal 68, akan menjadi pokok pengaturan antara
Pihak-Pihak yang bersangkutan, pada saat berakhirnya permusuhan.

PASAL.68. - Setiap klaim oleh seorang tawanan perang untuk kompensasi Klaim untuk
sehubungan dengan cedera atau kecacatan lain yang timbul karena pekerjaan kompensasi
harus dirujuk kepada Penguasa yang menjadi tempat bergantungnya, melalui
Badan Perlindungan Kekuasaan. Sesuai dengan Pasal 54, Penguasa
Penahanan akan, dalam semua kasus, memberikan kepada tawanan perang
yang bersangkutan sebuah pernyataan yang menunjukkan sifat cedera atau
kecacatan, keadaan-keadaan yang menyebabkan cedera atau kecacatan
tersebut, dan keterangan-keterangan tentang perawatan medis atau perawatan
rumah sakit yang diberikan kepadanya. Pernyataan ini akan ditandatangani
oleh pejabat yang bertanggung jawab dari Penguasa Penahanan dan
keterangan medis yang disertifikasi oleh petugas medis.
Setiap klaim oleh tawanan perang untuk kompensasi sehubungan dengan
barang-barang pribadi, uang atau barang-barang berharga yang disita oleh
Penguasa Penahan berdasarkan Pasal 18 dan tidak diberikan pada saat
pemulangannya, atau sehubungan dengan kerugian yang diduga disebabkan
oleh kesalahan Penguasa Penahan atau salah satu pegawainya, juga harus
diserahkan kepada Penguasa yang menahannya. Namun demikian, setiap
barang pribadi yang diperlukan untuk digunakan oleh tawanan perang selama
berada dalam penahanan harus diganti atas biaya Penguasa Penahan.
Penguasa Penahan akan, dalam semua kasus, memberikan kepada tawanan
perang sebuah pernyataan, yang ditandatangani oleh petugas yang
bertanggung jawab, yang menunjukkan semua informasi yang tersedia
mengenai alasan-alasan mengapa barang-barang, uang, atau barang-barang
berharga tersebut belum dikembalikan kepadanya. Salinan pernyataan ini
akan diteruskan kepada Penguasa yang menjadi tanggungannya melalui
Badan Pusat Tawanan Perang yang diatur dalam Pasal 123.

BAGIAN V

HUBUNGAN TAWANAN PERANG DENGAN PIHAK LUAR

PASAL. 69. - Segera setelah tawanan perang jatuh ke dalam Pemberitahuan


kekuasaannya, Kekuatan Penahan harus memberitahukan kepada mereka dan tentang tindakan
Kekuatan-kekuatan yang menjadi tempat mereka bergantung, melalui yang diambil
Kekuatan Pelindung, mengenai langkah-langkah yang diambil untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Bagian ini. Mereka harus
118 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949
juga menginformasikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan mengenai
modifikasi selanjutnya dari tindakan tersebut.
Kartu PASAL. 70. - Segera setelah ditangkap, atau tidak lebih dari satu minggu setelah
pengambilan tiba di suatu kamp, meskipun kamp tersebut merupakan kamp transit, demikian pula
dalam hal sakit atau dipindahkan ke rumah sakit atau kamp lain, setiap tawanan
perang harus diperkenankan untuk menulis secara langsung kepada keluarganya, di
satu pihak, dan kepada Badan Pusat Tawanan Perang yang diatur dalam Pasal 123,
di lain pihak, sebuah Kartu yang serupa, jika mungkin, dengan contoh yang
dilampirkan pada Konvensi ini, yang memberitahukan kepada sanak keluarganya
mengenai penangkapannya, alamatnya, dan keadaan kesehatannya. Kartu-Kartu
tersebut harus dikirimkan secepat mungkin dan tidak boleh ditunda-tunda dengan
cara apapun.

Korespondensi PASAL.71. - Tawanan perang harus diizinkan untuk mengirim dan menerima
surat dan Kartu. Apabila Penguasa Penahanan menganggap perlu untuk membatasi
jumlah surat dan Kartu yang dikirim oleh setiap tawanan perang, maka Jumlah
tersebut tidak boleh kurang dari dua surat dan empat Kartu setiap bulan, tidak
termasuk Kartu-Kartu tawanan yang diatur dalam Pasal 70, dan sedapat mungkin
sesuai dengan model-model yang dilampirkan pada Konvensi ini. Pembatasan-
pembatasan lebih lanjut dapat diberlakukan hanya apabila Negara Penahan merasa
yakin bahwa hal itu merupakan kepentingan tawanan perang yang bersangkutan
untuk melakukan hal itu karena kesulitan-kesulitan penerjemahan yang disebabkan
oleh ketidakmampuan Negara Penahan untuk mendapatkan ahli-ahli bahasa yang
berkualifikasi yang memadai untuk melakukan penyensoran yang diperlukan.
Apabila pembatasan harus dilakukan terhadap surat-menyurat yang ditujukan kepada
para tawanan perang, hal itu hanya dapat diperintahkan oleh Penguasa yang menjadi
tempat tawanan itu berada, dan mungkin atas permintaan Penguasa Penahan. Surat-
surat dan Kartu-Kartu semacam itu harus disampaikan dengan metode yang paling
cepat yang dapat dilakukan oleh Penguasa yang Menahan; surat-surat dan Kartu-
Kartu tersebut tidak boleh ditunda atau ditahan karena alasan-alasan disiplin.
Tawanan perang yang telah lama tidak mendapat berita, atau yang tidak dapat
menerima berita dari keluarga terdekatnya atau memberi mereka berita melalui jalur
pos biasa, demikian pula mereka yang berada pada jarak yang sangat jauh dari tempat
tinggalnya, harus diizinkan untuk mengirim telegram, yang biayanya dibebankan
pada rekening tawanan perang pada Penguasa Penahanan atau dibayarkan dengan
mata uang yang dapat mereka gunakan. Mereka juga akan mendapat manfaat dari
tindakan ini dalam kasus-kasus yang mendesak.
Sebagai aturan umum, korespondensi tawanan perang harus ditulis dalam bahasa
ibu mereka. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dapat mengizinkan
korespondensi dalam bahasa lain.
Karung-karung yang berisi surat tawanan perang harus disegel dengan aman dan
diberi label untuk menunjukkan isinya dengan jelas, dan harus dialamatkan ke
kantor-kantor tujuan.
TAWANAN PERANG 119
PASAL.72. - Tawanan perang harus diizinkan untuk menerima melalui Pengiriman
pos atau dengan cara lain, paket individu atau pengiriman kolektif berisi, bantuan
khususnya, bahan makanan, pakaian, perlengkapan medis, dan barang-barang I
yang bersifat religius, pendidikan, atau rekreasi yang dapat memenuhi Prinsip-prinsip
kebutuhan mereka, termasuk buku-buku, PASALikel-PASALikel renungan,
ilmiah peralatan, kertas ujian, alat musik, pakaian olahraga, dan bahan-bahan
yang memungkinkan tawanan perang untuk melanjutkan studi atau kegiatan
budaya mereka.
Pengiriman semacam itu sama sekali tidak akan membebaskan Penguasa
Penahanan dari kewajiban yang dibebankan kepadanya berdasarkan
Konvensi ini.
Satu-satunya batasan yang dapat diterapkan pada pengiriman ini adalah
yang diusulkan oleh Negara yang Melindungi demi kepentingan para tahanan
itu sendiri, atau oleh Komite Palang Merah Internasional atau organisasi lain
yang memberikan bantuan kepada para tahanan, hanya sehubungan dengan
pengiriman mereka sendiri, karena adanya tekanan yang luar biasa dalam hal
pengangkutan atau komunikasi.
Ketentuan-ketentuan untuk pengiriman paket-paket individual dan
bantuan kolektif harus, jika perlu, menjadi subyek dari perjanjian-perjanjian
khusus antara Negara-negara yang bersangkutan, yang dalam hal apapun
tidak boleh menunda penerimaan oleh para tawanan atas persediaan bantuan.
Buku-buku tidak boleh dimasukkan ke dalam paket-paket pakaian dan bahan
makanan. Perbekalan medis harus, pada umumnya, dikirim dalam paket-
paket kolektif.
PASAL. 73. - Apabila tidak ada perjanjian khusus antara Penguasa- II
penguasa yang bersangkutan mengenai syarat-syarat penerimaan dan Bantuan kolektif
penyaluran pengiriman bantuan kolektif, peraturan-peraturan dan ketentuan-
ketentuan mengenai pengiriman kolektif, yang dilampirkan pada Konvensi
ini, harus diterapkan.
Perjanjian-perjanjian khusus yang disebutkan di atas dalam hal apapun
tidak boleh membatasi hak perwakilan tawanan untuk mengambil alih
pengiriman bantuan kolektif yang diperuntukkan bagi para tawanan perang,
untuk melanjutkan pendistribusiannya atau membuangnya demi kepentingan
para tawanan.
Perjanjian-perjanjian semacam itu juga tidak boleh membatasi hak
perwakilan-perwakilan dari Kekuatan Pelindung, Komite Palang Merah
Internasional, atau organisasi-organisasi lain yang memberikan bantuan
kepada para tawanan perang dan yang bertanggung jawab atas penerusan
pengiriman-pengiriman kolektif, untuk mengawasi pendistribusiannya
kepada para penerima.
PASAL. 74. - Semua pengiriman bantuan untuk tawanan perang harus Pembebasan biaya
dibebaskan dari bea masuk, bea cukai dan iuran-iuran lainnya. pos dan
Korespondensi, pengiriman bantuan, dan pengiriman uang resmi dari uang transportasi
yang ditujukan kepada para tawanan perang atau dikirim oleh mereka melalui
kantor pos, baik secara langsung maupun melalui Informasi
120 KONVENSI GENEVA KETIGA TAHUN 1949

Biro-biro yang diatur dalam Pasal 122 dan Badan Pusat Tawanan Perang yang diatur
dalam Pasal 123, dibebaskan dari segala iuran pos, baik di negara asal maupun di
negara tujuan, dan di negara-negara perantara.
Apabila pengiriman bantuan yang ditujukan untuk tawanan perang tidak dapat
dikirim melalui kantor pos karena alasan berat atau alasan lainnya, maka biaya
pengangkutan harus ditanggung oleh Penguasa yang menahan di semua wilayah
yang berada di bawah kekuasaannya. Negara-negara peserta Konvensi yang lain
harus menanggung biaya pengangkutan di wilayahnya masing-masing.
Jika tidak ada perjanjian khusus antara Para Pihak yang bersangkutan, biaya yang
terkait dengan pengangkutan pengiriman tersebut, selain biaya yang tercakup dalam
pengecualian di atas, akan dibebankan kepada pengirim.
Pihak-pihak Peserta harus berusaha untuk mengurangi, sejauh mungkin, tarif
yang dikenakan untuk telegram-telegram yang dikirim oleh tawanan perang, atau
yang ditujukan kepada mereka.

Sarana PASAL. 75. - Apabila operasi militer menghalangi Negara-negara yang


transportasi bersangkutan untuk memenuhi kewajiban mereka untuk menjamin pengangkutan
khusus pengiriman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, 71, 72, dan 77, maka Negara-
negara yang bersangkutan Penguasa yang bersangkutan, Komite Palang Merah
Internasional atau organisasi lain yang disetujui oleh Pihak-pihak yang bertikai dapat
berusaha untuk menjamin pengangkutan pengiriman-pengiriman tersebut dengan
sarana yang sesuai (gerbong kereta api, kendaraan bermotor, kapal laut atau pesawat
udara, dan lain-lain). Untuk tujuan ini, Pihak-pihak yang berkonflik harus berusaha
untuk menyediakan sarana pengangkutan tersebut dan mengizinkan peredarannya,
terutama dengan memberikan syarat-syarat keselamatan yang diperlukan.
Transportasi semacam itu juga dapat digunakan untuk mengangkut:
a) korespondensi, daftar dan laporan yang dipertukarkan antara Badan Informasi
Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 dan Biro-biro Nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122;
b) korespondensi dan laporan-laporan yang berkaitan dengan tawanan perang
yang dipertukarkan oleh Kekuatan Pelindung, Komite Palang Merah
Internasional atau badan lain yang membantu para tawanan, baik dengan
delegasi-delegasi mereka sendiri maupun dengan Pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik.
Ketentuan-ketentuan ini sama sekali tidak mengurangi hak Pihak manapun dalam
konflik untuk mengatur sarana transportasi lain, jika memang dikehendakinya, atau
menghalangi pemberian tindakan yang aman, di bawah kondisi yang disepakati
bersama, untuk sarana transportasi tersebut.
Apabila tidak ada perjanjian khusus, biaya-biaya yang timbul dari penggunaan
sarana transportasi tersebut harus ditanggung secara proporsional oleh Pihak-pihak
yang berkonflik yang warga negaranya diuntungkan oleh penggunaan sarana
transportasi tersebut.
TAWANAN PERANG 121

PASAL. 76. - Penyensoran surat-menyurat yang ditujukan kepada Penyensoran dan


tawanan perang atau yang dikirim oleh mereka harus dilakukan secepat pemeriksaan
mungkin. Surat-surat hanya boleh disensor oleh Negara pengirim dan Negara
penerima, dan hanya satu kali oleh masing-masing Negara.
Pemeriksaan kiriman yang ditujukan untuk tawanan perang tidak boleh
dilakukan dalam kondisi yang dapat menyebabkan barang-barang yang
terkandung di dalamnya menjadi rusak; kecuali dalam hal barang-barang
tertulis atau tercetak, pemeriksaan harus dilakukan di hadapan orang yang
dituju, atau sesama tawanan yang diwakilkan olehnya. Penyerahan kiriman
perorangan atau kiriman kolektif kepada para tahanan tidak boleh ditunda
dengan dalih kesulitan penyensoran.
Larangan korespondensi yang diperintahkan oleh pihak-pihak yang
berkonflik, baik karena alasan militer atau politik, hanya bersifat sementara
dan durasinya harus sesingkat mungkin.

PASAL.77. - Penguasa Penahanan harus menyediakan semua fasilitas Persiapan,


untuk pengiriman, melalui Penguasa Pelindung atau Badan Pusat Tawanan pelaksanaan dan
Perang yang diatur dalam Pasal 123, instrumen-instrumen, surat-surat atau pengiriman
dokumen hukum
dokumen yang ditujukan untuk para tawanan perang atau yang dikirim oleh
mereka, terutama surat kuasa dan surat wasiat.
Dalam semua kasus, mereka harus memfasilitasi persiapan dan
pelaksanaan dokumen-dokumen tersebut atas nama tawanan perang;
khususnya, mereka harus mengizinkan mereka untuk berkonsultasi dengan
seorang pengacara dan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk otentikasi tanda tangan mereka.

BAGIAN VI

HUBUNGAN ANTARA TAWANAN PERANG


DAN PIHAK BERWENANG

BAB I

Keluhan-keluhan Tawanan Perang


Menghormati Kondisi Penangkaran

PASAL.78. - Tawanan perang berhak untuk mengajukan pengaduan Keluhan dan


kepada penguasa militer yang berkuasa atas mereka, permintaan-permintaan permintaan
dan permohonan-permohonan mereka mengenai kondisi-kondisi penawanan
yang mereka alami.

Anda mungkin juga menyukai