Anda di halaman 1dari 76

GERAKAN PALANG MERAH DAN

BULAN SABIT MERAH


INTERNASIONAL
Disampaikan Oleh
IBNU AWWALA
Dalam kegiatan LATIHAN RUTIN
PMR SMK Mitra Industri MM2100
Bagaimana Sejarah
Palang Merah
Internasional ?
Napoleon III
Jean Henry Dunant

24 Juni 1859
X
Melibatkan
320.000 prajurit

Solferino, di sebelah
utara Italia

24 Juni 1859 > 40.000


meninggal dan
terluka
Aku Ingin
membantu
mereka!

24 Juni 1859 Mendirikan Rumah


sakit Darurat
Siamo
Tutti
Fratelli
= Kita
Semua
Bersaudara
membuka hati para sukarelawan
yang melayani kawan maupun
lawan tanpa membedakannya.
"A MEMORY of SOLFERINO"
1862, Henry Dunant menulis
buku yang mengangkat 2
gagasan:
membentuk organisasi
sukarelawan yang disiapkan
untuk menolong korban
perang = PERHIMPUNAN
NASIONAL

membuat perjanjian
internasional untuk
melindungi korban perang
(serta melindungi para
relawan yg membantu dinas
kesehatan militer) = HHI /
HPI
Realisasi Gagasan 1
KOMPONEN GERAKAN PALANG MERAH
DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL

Komite Federasi
Internasional Internasional Perhimpunan Nasional
Palang Merah Perhimpunan Palang Merah/
Palang Merah Bulan Sabit Merah
(1863) dan Bulan Sabit (1864)
Merah (1919)
MANDAT INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE
RED CROSS (ICRC)
• Melindungi dan Membantu Korban Konflik Bersenjata

• Mempromosikan Hukum Humaniter Internasional (HHI)/Hukum


Perikemanusiaan Internasional (HPI)

ICRC berkedudukan di Swiss, jumlah anggota hanya 20 orang dan


berkebangsaan warga negara Swiss
MANDAT INTERNATIONAL OF THE RED CROSS
AND RED CRESCENT SOCIETIES (IFRC)

Koordinator Perhimpunan Nasional dalam bantuan


bencana alam/teknologi dan kesehatan dalam keadaan
damai.
• Promosi Prinsip-Prinsip Dasar dan Nilai-Nilai
Kemanusiaan,
• Tanggap bencana,
• Kesiapsiagaan bencana,
• Kesehatan dan layanan kepada masyarakat,
• Pengembangan kapasitas organisasi
FEDERASI DI INDONESIA
• Delegasi Indonesia sejak 1998
– Sekitar 2-4 delegasi bekerja langsung dengan Kantor Pusat PMI
– Berkonsentrasi pada pendekatan berbasis masyarakat
• Setelah tsunami: hampir 60 delegasi + 300 staf lokal memberikan
bantuan dan saran atas bidang prioritas bagi PMI
– Manajemen Bencana
– Kesehatan dan Sosial
– Pengembangan Organisasi
– Komunikasi
– Layanan Relawan
• Berkantor di Medan, Banda Aceh, Nias dan Jakarta (kantor utama +
Service Centre bagi mitra/PNSs)
10 Syarat Diakuinya Perhimpunan Nasional
1. Didirikan di suatu Negara Peserta Konvensi Jenewa 1949
2. Satu-satunya Perhimpunan PM/BSM Nasional di Negaranya
3. Diakui oleh Pemerintah Negaranya
4. Memakai nama dan lambang Palang Merah /Bulan Sabit Merah/Kristal Merah
5. Bersifat mandiri
6. Memperluas kegiatan di seluruh wilayah
7. Terorganisir dalam menjalankan tugasnya dan dilaksanakan diseluruh wilayah
negaranya
8. Menerima anggota tanpa membedakan latar belakang
9. Menyetujui statuta Gerakan
10. Menghormati Prinsip-prinsip Dasar Gerakan dan menjalankan tugasnya sejalan dengan
prinsip-prinsip HPI
Daftar kegiatan Perhimpunan Nasional
• Program kesehatan, layanan donor darah, • Rehabilitasi dan mata pencaharian pasca
rekrutmen DDS bencana
• Pendidikan kesehatan, kampanye • HIV
vaksinasi, layanan gawat darurat
• Dukungan psikososial
• Layanan masyarakat & sosial
• Keamanan di jalan raya
• PMR
• Penyelamatan di air (water rescue)
• Penyelamatan gunung (mountain rescue)
• Anjing penyelamat (dog rescue)
• Bantuan bencana lokal
• Air bersih dan sanitasi (Watsan)
• Pembangunan hunian pasca bencana
• Layanan lansia
• Penelusuran dan reunifikasi keluarga (RFL)
• Program pertanian
• Kesejahteraan anak
• Pengurangan resiko bencana
Realisasi Gagasan 2
HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL
HPI adalah
● Ketentuan internasional yang mengatur segala
permasalahan kemanusiaan pada waktu pertikaian
bersenjata internasional maupun non-internasional.
● Ketentuan Hukum tersebut mengatur hak-hak dan
kewajiban dari pihak yang terlibat dalam pertikaian (dalam
penggunaan senjata dan metode perang tertentu,
perlindungan kepada korban maupun harta benda yang
terkena akibat pertikaian bersenjata
SUMBER HPI
1. Perjanjian Internasional di bidang HPI
misalnya: Konvensi Jenewa dan Protokol
Tambahan
2. Hukum Kebiasaan Internasional.
3. Aturan umum lainnya (di suatu negara) yang
terkait dengan HPI
misalnya: UU Kepalangmerahan
Saat ini sudah 191 negara di dunia
meratifikasi Konvensi Jenewa 1949
SIAPA YANG DILINDUNGI ?

◼ Pihak yang TIDAK atau TIDAK LAGI ikut serta


dalam pertempuran seperti:
 Penduduk sipil
 Personil religius dan Kesehatan, termasuk PM
 Yang terluka dan yang sakit, korban kapal karam
 Tawanan perang

◼ Perlakuan2 yg dilarang utk dilakukan thd org2


tsb:
 Tidak boleh diserang dan dijadikan tameng
 Terhindar dari pelanggaran fisik dan perlakuan tidak
manusiawi
 yang terluka dan sakit harus dikumpulkan dan
dirawat
APA YANG DILINDUNGI ?

◼ Sarana Non Militer:


 Fasilitas kesehatan baik sipil maupun militer
 Sarana ibadah
 Perumahan dan fasilitas umum
 Bangunan bersejarah

◼ Hal2 yg dilarang utk dilakukan thd sarana2 tsb:


 Tidak boleh diserang
 Tidak boleh dijadikan fasilitas militer (basis /
markas / penyimpanan senjata, dll )
PRINSIP-PRINSIP HHI

✓ PEMBEDAAN
✓ KESEIMBANGAN
▪ PERIKEMANUSIAAN
▪ KEPENTINGAN MILITER
✓ PEMBATASAN
✓ KESATRIAAN

18
SEBELUM & SESUDAH
NAGASAKI
SENJATA RANJAU DARAT
ANTI PERSONEL
SEBELUM ADOPSI

Unit militer punya tanda pengenal sendiri-sendiri


• Austria : bendera putih
• Perancis : bendera merah
• Spanyol : bendera kuning
SEBELUM ADOPSI

KELEMAHAN:
 tidak dikenal secara
universal
 kombatan tidak tahu unit
media lawan
 tidak dipandang sebagai
pihak yang netral
PENGADOPSIAN
 menawarkan status netral, menjamin
perlindungan
 status netral: menuntut diadopsinya
satu lambang
 konfrensi 1863 memilih lambang palang
merah di atas dasar putih

KEBALIKAN DARI BENDERA


SWISS sebagai PENGHORMATAN
LAMBANG - LAMBANG PEMBEDA
(Untuk Dinas Kesehatan Militer
dan Perhimpunan Nasional)

1864 - 1929 -

1929 – 1980 2005


(Kerajaan (Israel)
Persia)
SATU NEGARA hanya boleh menggunakan SATU LAMBANG
JUMLAH PERHIMPUNAN NASIONAL/
ANGGOTA FEDERASI

LAMBANG

JUMLAH 153 33 1
NEGARA

PMI adalah anggota ke-68 (16 Oktober 1950)


FUNGSI LAMBANG
Tanda Pelindung Tanda Pengenal

Memperlihatkan dimasa damai


Dipakai pada saat konflik bahwa seseorang atau suatu
bersenjata oleh sukarelawan obyek berkaitan dengan
dari Perhimpunan Nasional, Gerakan Palang Merah dan
ICRC, unit medis/sarana Bulan Sabit Merah
transportasi medis dari Internasional, apakah itu
kesatuan medis tentara. Perhimpunan Nasional, IFRC
atau ICRC, unit medis/sarana
transportasi medis dari
Berukuran besar agar mudah kesatuan medis tentara.
terlihat
Berukuran lebih kecil
TANDA PENGENAL

▪ tanda pengenal relawan, staf, personil perhimpunan


Nasional, ICRC, IFRC
▪ berukuran (lebih kecil)
BERHAK : MASA DAMAI

TANDA PENGENAL
• Perhimpunan Nasional
✓ Sesuai hukum nasional
✓ Pengumpulan dana
• Ambulans dan Unit P3K
✓ Sesuai dgn peraturan nasional
✓ Mendapat ijin dari Perh. Nasional
✓ Pelayanan Gratis
BERHAK : MASA KONFLIK

TANDA PENGENAL
• Tujuan indikasi
✓ Perhimpunan Nasional
✓ tidak di ban lengan atau atap
TANDA PELINDUNG

▪ menandai personil medis militer


▪ hanya dipasang pada ban lengan kiri
TANDA PELINDUNG

▪ menandai fasilitas medis militer (bangunan, peralatan,


kendaraan termasuk kapal dan rumah sakit)
▪ berukuran BESAR
BERHAK : MASA DAMAI

TANDA PELINDUNG
• Persetujuan Penguasa
✓ Fasilitas Medis (RS, Unit P3K)
✓ Kendaraan milik PN untuk tujuan medis
BERHAK : MASA KONFLIK

TANDA PELINDUNG
• Unit Pelayanan Medis Militer
• Perhimpunan Nasional
✓ diakui dan diijinkan Pemerintah-membantu medis militer
✓ tunduk pada hukum dan peraturan militer
• Rumah Sakit Sipil
✓ diakui dan diijinkan Pemerintah-membantu medis militer
• Semua Unit Medis Sipil (RS, P3K)
✓ diakui dan diijinkan Penguasa yang berwenang
✓ peserta Protokol Tambahan I
• Organisasi Sukarela lainnya
✓ diakui dan diijinkan Pemerintah-personil dan peralatan
✓ tunduk pada hukum dan peraturan pemerintah
PENYALAHGUNAAN LAMBANG

Peniruan (imitation)
Penggunaan tanda-tanda yang mungkin bisa membingungkan dengan
lambang palang merah atau bulan sabit merah (warna dan model
mirip)
PENYALAHGUNAAN LAMBANG

Penggunaan yang tidak tepat


▪ digunakan pihak yang tidak berwenang (perusahaan
komersial, LSM, dokter, dll)
▪ digunakan pihak yang berwenang tapi tidak sesuai dengan
Prinsip-prinsip Dasar Gerakan
PENYALAHGUNAAN LAMBANG

Pelanggaran Berat (Grave misuse)


atau perbuatan curang (perfidy)
dipakai untuk melindungi kombatan
yang bersenjata atau objek militer
lainnya (ambulans, helikopter
berlambang) untuk mengangkut tentara
atau kendaraan amunisi yang ditutupi
dengan gambar lambang.
Tanda-tanda Lain untuk Menandai
Fasilitas / Tenaga Kesehatan

Kendaraan Departemen Fasilitas


Ambulans Swasta Kesehatan R.I Kesehatan
lainnya
PRINSIP DASAR
GERAKAN PALANG MERAH
DAN
BULAN SABIT MERAH
INTERNASIONAL
• “Principium” - Latin: penyebab
utama, asal, dasar

• Secara umum: aturan-aturan dasar


yang mengekspresikan nilai-nilai dasar
suatu kelompok, komunitas dan yang
pengertiannya tidak berubah-ubah

• Konteks Gerakan: aturan-aturan


tindakan yang wajib, berdasarkan
pertimbangan dan pengalaman yang
mengatur setiap kegiatan Gerakan.
(Jean Pictet)
HUBUNGAN ANTAR PRINSIP
utama
Kemanusiaan
Kesamaan
Menjamin
Kepercayaan Kenetralan
Kemandirian

Kesemestaan

Kesukarelaan Kesatuan

Batu Pondasi
• Prinsip substansi / utama ( Kemanusiaan dan Kesamaan
Perlakuan)
• - sebagai inspirasi organisasi
• - menentukan dan memotivasi tindakannya
• - mengekspresikan tujuan yang ingin dicapai
• - memungkinkan pengaplikasian prinsip utama

Prinsip derivasi / turunan (Kenetralan dan


Kemandirian)
- memungkinkan pengaplikasian prinsip utama
- memastikan semua pihak percaya kepada
organisasi
- mengekspresikan suatu cara untuk mencapai tujuan
yang disebut di atas

Prinsip Organis (Kesukarelaan, Kesatuan, dan


Kesemestaan)
- standar aplikasi yang berhubungan dengan
struktur dan operasi organisasi
7 PRINSIP DASAR

KEMANUSIAAN : melindungi martabat manusia


KESAMAAN : tidak diskriminasi
KENETRALAN : tidak memihak
KEMANDIRIAN : otonom
KESUKARELAAN : tidak mengejar keuntungan
KESATUAN : satu negara, satu lambang, satu
perhimpunan nasional
KESEMESTAAN : bekerja di seluruh dunia
THE CODE OF
CONDUCT

KODE PERILAKU
KODE PERILAKU
Adalah :

Etika dan aturan main antar


Badan Kemanusiaan Internasional
dalam Kegiatan Bantuan
Kemanusiaan
• Berawal dari usulan Palang Merah Prancis
kepada IFRC untuk membuat suatu Kode
Perilaku (code of conduct) dalam bantuan
kemanusiaan bencana alam dan konflik
setelah bencana di Biafra (1967) Mulai
disusun tahun 1991 oleh Panitia Pengarah
untuk Tanggap Kemanusiaan (Steering
Committee for Humanitarian Response/SCHR)
yang bertujuan untuk membentuk standar
etik bagi organisasi yang terlibat dalam
pekerjaan kemanusiaan.
• Code of Conduct diadopsi oleh SCHR pada
tahun 1994 dan bagi organisasi yang ingin
mengikatkan diri secara sukarela
diisyaratkan untuk menandatanganinya.
Tahun 2007 lebih dari 400 organisasi telah
menandatangani code of conduct
AWAL MULA GAGASAN
Hasil kesepakatan pertama yaitu antara 7 badan kemanusiaan
Internasional : ICRC, IFRC, Caritas International, International
Save The Children, Lutheran Word Federation, Oxfam dan World
Council of Churches
Kesepakatan tsb berupa ketentuan dasar yang
mengatur standar perilaku badan kemanusiaan
internasional serta pekerja kemanusiaan untuk
menjamin independensi dan efektifitas dalam
penyelenggaraan kegiatan kemanusiaan

Code of Conduct diadopsi oleh IFRC melalui


General Assembly and The Council of Delegates
(Birmingham, 1993) dan International
Conference (Geneva, 1995)
CODE OF CONDUCT
● Terdiri dari 10 (sepuluh) Prinsip dasar yang terkait
dengan Humanitarian Relief Operation, serta 3
(tiga) Lampiran yang mengatur hubungan antara
badan/ organisasi kemanusiaan dengan
pemerintah setempat, negara donor dan
organisasi antar negara.

● Tugas IFRC salahsatunya adalah mensosialisasikan


Code of Conduct kepada Perhimpunan Nasional
Tujuan Kode Perilaku Sifat Kode Perilaku
● Menjaga Standar Perilaku • Sukarela
● Mempertahankan standar- • Dilakukan dengan
standar kemandirian kesadaran untuk menjaga
● Menjaga efektifitas dan standar-standar yang
dampak yang tinggi dari ditetapkan dalam kode
respons terhadap bencana perilaku
Prinsip Dasar Humanitarian Relief
1. Kewajiban Kemanusiaan adalah
Prioritas Utama
❑ Pengakuan atas Hak korban bencana/ konflik yaitu-
memperoleh bantuan kemanusiaan-dimanapun ia berada
❑ Komitmen untuk menyediakan bantuan kemanusiaan kepada
korban bencana/ konflik, dimanapun atau kapanpun
diperlukan.
❑ Akses terhadap lokasi bencana/ konflik dan terhadap korban
tidak dihalang-halangi
2. Bantuan diberikan tanpa memandang ras, agama/
kebangsaan dari penerima & tanpa pilih kasih. Prioritas
bantuan ditentukan semata-mata berdasarkan pada
kebutuhan:

● Bantuan kemanusiaan diperhitungkan


berdasarkan kebutuhan semata
● Proporsional
● Terjaminnya akses terhadap sumberdaya yang
diperlukan serta akses seimbang terhadap
korban bencana/ konflik
3. Bantuan tidak digunakan untuk
kepentingan politik atau keagamaan tertentu:

● Bantuan kemanusiaan diperhitungkan


berdasarkan kebutuhan semata
● Proporsional
● Terjaminnya akses terhadap sumberdaya yang
diperlukan serta akses seimbang terhadap
korban bencana/ konflik
4. Kita hendaknya berusaha tidak menjadi
alat kebijakan luar negeri pemerintah:
Badan Kemanusiaan Internasional harus dapat menjamin
Independensinya terhadap Negara Donor yang mempercayakan
penyaluran bantuannya;
Badan Kemanusiaan Internasional harus dapatmengupayakan
lebih dari satu sumber bantuan;

5. Kita harus menghormati budaya &


adat istiadat setempat:
● Tidak bertentangan dengan adat istiadat setempat
6. Kita harus berusaha meningkatkan respons
bencana dengan kapasitas setempat:
● Memanfaatkan keberadaan SDM lokal yang tersedia
dalam implementasi kegiatannya
● Mengutamakan koordinasi

7. Perlu dicari cara untuk melibatkan para


penerima bantuan dalam proses manajemen
bantuan :
● Mengupayakan partisipasi masyarakat hingga
pemanfaatan sumber-sumber daya masyarakat
yang tersedia
8. Pemberian Bantuan harus
bertujuan mengurangi
kerentanan terhadap bencana
di kemudian hari selain
memenuhi kebutuhan pokok :
● Memperhatikan kepentingan lingkungan dalam
merekayasa dan implementasi program
bantuan
● Menghindari sikap ketergantungan yang
berkepanjangan terhadap bantuan eksternal
9. Bertanggungjawab kepada pihak
yang dibantu maupun pihak yang
memberi sumber daya :
● Dapat dipertanggungjawabkan baik kepada
penerima bantuan maupun kepada pihak donor
● Transparasi dan Akuntable
● Efektif dan efesien
● Pelaporan dan monitoring
10. Dalam kegiatan informasi, publisitas, dan promosi
yang dilakukan, kita harus memandang korban
bencana sebagai manusia yang bermartabat, bukan
sebagai objek belas kasihan :
● Menghormati martabat korban bencana/ konflik
● Menunjukan upaya/ kapasitas masyarakat
dalam mengatasi penderitaan mereka
● Diupayakan tidak meninbulkan kesan
persaingan antar Badan Kemanusiaan
● Bertujuan untuk meningkatkan kontribusi
masyarakat
Saffer Access
Atau
Panduan
Keselamatan
Pengertian Umum
• Panduan Keselamatan yang lebih aman adalah elemen-
elemen penting untuk Perhimpunan Nasional melakukan
tindakan dimana mereka bisa meningkatkan keamanan dan
akses kerja untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada
penerima bantuan sesuai dengan mandat yang telah
diberikan.

KONFLIK
BENCANA
SOSIAL PENANGGULANGAN
BENCANA

BENCANA
BENCANA
ALAM/NON
SOSIAL
ALAM
Tujuh Pilar Panduan Keselamatan
PENERIMAAN THDP ORGANISASI

TINGKAH LAKU PRIBADI KOMUNIKASI EKSTERNAL

IDENTIFIKASI
PERATURAN KEAMANAN

KOMUNIKASI INTERNAL
TINDAKAN PERLINDUNGAN
1. Penerimaan
Terhadap
Organisasi
• Sosialisasi & Diseminasi
mengenai Gerakan
Internasional Palang
Merah & Bulan Sabit
• Koordinasi dengan pihak
terkait.
• Menjaga Prinsip Dasar
Gerakan.
▪ Mengenali kemampuan diri sendiri.
▪ Mampu beradaptasi
2. Penerimaan ▪ Mematuhi aturan hukum setempat.
Menerapkan 7 Prinsip Dasar
Terhadap

▪ Mengedepankan etika dan moral,


menjaga gaya hidup sehat.
Individu ▪ Memiliki tanggung-jawab dan
solidaritas.
•Pengarahan mengenai situasi
keselamatan dan keamanan.
•rapat koordinasi rutin.
•Pelaporan setiap insiden.
•Menjaga kerahasiaan.
•komunikasi timbal balik.
•Pembuatan laporan.
•Menggunakan alat komunikasi
sesuai dengan kebutuhan.
•Setelah bertugas, alat
komunikasi PMI harus
dikembalikan ke
Markas/Penanggung Jawab.

4. Komunikasi Internal
5. Komunikasi
Eksternal
• Katakan apa yang kita kerjakan dan bukan
yang disaksikan, didengar atau dirasakan.
• informasi yang bersifat kebijakan
dilakukan oleh Pengurus, yang bersifat
operasional dilakukan oleh humas atau
unit pelaksana yang ditunjuk.
• Rapat koordinasi antar lintas sektoral
dilakukan atas sepengetahuan
Pengurus/penanggung-jawab operasi yang
ditunjuk.
6. Aturan Keamanan
▪ Pengurus/penanggung-jawab operasional memastikan situasi
keselamatan & keamanan di lapangan.
▪ Petugas PMI harus mengetahui dan mengikuti aturan-aturan yang
dibuat oleh otoritas setempat.
▪ Kendaraan yang digunakan harus dilengkapi dengan dokumen
kendaraan (STNK, SIM), lambang PMI dan perlengkapan standar (Kotak
PP, Peralatan emergency kendaraan).
▪ Sebelum menggunakan kendaraan PMI pastikan pemeriksaan penting
seperti kondisi bahan bakar, oli dan tekanan ban telah dilakukan.
Pastikan penyimpanan kunci kendaraan yang mudah diakses.
▪ Kendaraan PMI hanya dapat digunakan oleh Petugas PMI dan hanya
untuk kepentingan kegiatan PMI.
▪ Apabila melalui Pos Pemeriksaan kurangi kecepatan. Lampu dalam
mobil dinyalakan dan kontrol emosi.
▪ Dilarang menggunakan pengawalan bersenjata, kecuali pada situasi
khusus tertentu dan harus mendapatkan izin dari Pengurus PMI.
▪ Petugas PMI dilarang membawa senjata tajam/api. Senjata tajam
dikecualikan untuk mendukung penugasan (sebagai pelengkap
peralatan tanggap darurat).
▪ Petugas PMI dilarang mengangkut siapapun yang bersenjata
termasuk personil keamanan.
▪ Apabila terjadi pemberhentian paksa/ancaman bersenjata, maka
patuhilah instruksi dari pihak yang memberhentikan/mengancam,
bersikap tenang dan berusaha untuk bernegosiasi. Tekankan sikap
dan posisi anda pada netralitas.

▪ Apabila terjadi perampokan barang, jangan pernah mengambil


resiko untuk membela barang atau uang, nyawa Anda lebih penting
dibandingkan barang atau uang. Berusahalah untuk bernegosiasi
dan tekankan bahwa barang yang anda bawa adalah untuk
kepentingan kemanusiaan.
▪ Apabila terjadi penculikan, maka ikuti instruksi dari pihak yang
memberhentikan/mengancam, bersikap tenang dan berusaha untuk
bernegosiasi, serta tidak melakukan tindakan yang mengancam
keselamatan diri. Mengamankan pelepasan seorang tawanan adalah
tanggung jawab pihak luar, bukan tawanan.
▪ Buatlah rencana keamanan dalam beberapa alternatif resiko sesuai
dengan kondisi lapangan (jika ... maka ...)
▪ Pembatasan waktu kerja di lapangan dibuat sesuai dengan kondisi
lapangan (misalnya jam malam, pembatasan aktifitas malam hari,
dsb).
7. Tindakan Perlindungan
▪ Setiap Petugas PMI memiliki rencana perlindungan diri pribadi atau tim
(misalnya rencana A, B, C... ).
▪ Pada keadaan darurat konflik (misalnya konflik sosial atau bencana
konflik lainnya), Petugas PMI memilih tempat berlindung yang bersifat
netral (tidak memilih tempat yang identik dengan salah satu pihak).
▪ Pada keadaan darurat bencana alam, Petugas PMI memilih tempat
berlindung yang tidak beresiko.
PALANG
MERAH
INDONESIA
Palang Merah Indonesia ( PMI ),
Lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri,
didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan
penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik
bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia,
tanpa membedakan latar belakang korban yang
ditolong.

Sejarah Terbentuknya
PMI
1940
dr.RCL Senduk & dr.Bahder Djohan
Konferensi Nerkai 1940 dan Pendudukan Jepang
1945
5 September – Panitia Lima
17 September – Konggres I, PMI resmi terbentuk

1950
16 Januari, Keppres No 25- Pengakuan
pemerintah (dan Keppres No 246 1963)
15 Juni, Pengakuan internasional
• Kedudukan PMI diperkuat dengan:

• KEPPRES RIS No. 25 Tahun 1950 (16


Januari 1950), yang menyatakan
keberadaan PMI adalah satu – satunya
Perhimpunan Palang Merah di Indonesia

• KEPPRES RI No. 246 Tahun 1963 (29


November 1963) tentang Tugas Pokok dan
Kegiatan PMI.
Kedududukan
• UU. No.1 Tahun 2018 Tentang
PMI Kepalangmerahan
JARINGAN PMI
HINGGA KINI
Kini jaringan kerja PMI
tersebar di 30 Daerah
Propinsi / Tk.I dan 323
cabang di daerah Tk.II
serta dukungan
operasional 165 unit
Transfusi Darah di
seluruh Indonesia.
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang
sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan
sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-
Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh
pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958
melalui UU No 59.

Tugas Pokok PMI :


oKesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
oPelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
oPelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
oPelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan
Pemerintah no 18 tahun 1980)

Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7


(tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan,
PERAN DAN TUGAS
Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan
Kesemestaan. PMI
Peran PMI pada
saat Pandemi
• Sebagai Garda Terdepan dalam Pencegahan
Covid -19, berupa:
- Giat spraying disinfektan
- Penyedia Unit Transfusi darah baik
Donor Darah Sukarela maupun Plasma
Kovalensi
- Sosialisasi PHBS dalam masa Pandemi
- Giat vaksinasi Covid-19
- Penyaluran bantuan gudang darurat
Covid-19
Terimakasih!, Ada Pertanyaan?

@IBNU_56
@ksrpmiunitunj

Anda mungkin juga menyukai