SEJARAH GERAKAN
GERAKAN: SEJARAH
JUNI 1859
HENRY DUNANT
membentuk organisasi
sukarelawan yg disiapkan
untuk menolong korban perang
membuat perjanjian
internasional untuk melindungi
korban perang (serta
melindungi para relawan yg
membantu dinas kesehatan
militer)
PEMBENTUKAN KOMITE LIMA
17 Februari 1863:
Komite Internasional
untuk bantuan para
tentara yang cedera
1863 1864
Pendirian Perhimpunan
Palang Merah Nasional
di berbagai negara :
Belgia, Swiss, Belanda,
dll
BERDIRI
LIGA PERHIMPUNAN
PALANG MERAH
1919
KOMPONEN GERAKAN PALANG MERAH
DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
BANTUAN
DISEMINASI &
KERJASAMA
PEMULIHAN KUNJUNGAN
HUBUNGAN TAHANAN
KELUARGA
BANTUAN KEMANUSIAAN PADA MASA DARURAT
PEMULIHAN HUBUNGAN KELUARGA
KUNJUNGAN TAHANAN
DISEMINASI HHI/HPI
SYARAT KEHADIRAN ICRC
Koordinator Perhimpunan
Nasional dalam bantuan
bencana alam/teknologi
dan kesehatan
KEGIATAN
• Promosi Prinsip-prinsip
Dasar dan Nilai-nilai
Kemanusiaan
• Tanggap Bencana
• Kesiapsiagaan Bencana
• Kesehatan dan layanan
kepada masyarakat
• Pengembangan Kapasitas
Organisasi
PERHIMPUNAN NASIONAL
MANDAT PERHIMPUNAN NASIONAL
• Bersifat mandiri
PERSYARATAN PENDIRIAN
PERHIMPUNAN PALANG MERAH /
BULAN SABIT MERAH NASIONAL
• Memperluas kegiatan di seluruh wilayah
Kesamaan Kesatuan
Kenetralan Kesemestaan
Kemandirian
“Principium” - Latin: penyebab utama, asal,
dasar
utama
Kemanusiaan
Kesamaan
Menjamin
Kepercayaan Kenetralan
Kemandirian
Kesemestaan
Kesukarelaan Kesatuan
Batu Pondasi
Kemanusiaan
• Keinginan memberi pertolongan tanpa
membedakan korban
• Mencegah dan mengatasi penderitaan
sesama manusia
• Menumbuhkan saling pengertian,
persahabatan, kerjasama dan perdamaian
abadi bagi sesama manusia
Kesamaa
n
• Tidak membuat perbedaan atas dasar
kebangsaan, ras, agama, atau pandangan
politik
• Tujuan : mengurangi penderitaan
manusia sesuai dengan kebutuhannya dan
mendahulukan keadaan yang paling parah
secara proposional
Kenetrala
n
• Menjaga kepercayaan dari semua pihak
• Tidak memihak, atau melibatkan diri
dalam pertentangan
Kemandiria
n
• Membantu Pemerintahnya dalam bidang
kemanusiaan
• Mentaati peraturan negaranya
• Selalu menjaga otonominya, sehingga
dapat bertindak sejalan dengan
prinsip – prinsip Gerakan
Kesukarelaan
• Adalah gerakan pemberi bantuan sukarela
• Tidak didasari oleh keinginan untuk
mencari keuntungan apapun
Kesatuan
• Dalam suatu negara hanya ada satu
perhimpunan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah yang terbuka untuk semua
orang
• Melaksanakan tugas kemanusiaan
diseluruh wilayah
Kesemestaan
• Gerakan PM-BSM bersifat semesta
• Setiap PN mempunyai status yang
sederajat serta berbagi hak dan
tanggungjawab dalam menolong sesama
manusia
PALANG MERAH INDONESIA
1940
Dr.RCL Senduk & Dr.Bahder Djohan
Konferensi Nerkai 1940 dan Pendudukan Jepang
1945
5 September – Panitia Lima
17 September – Konggres I, PMI resmi terbentuk Ketua
Drs. Moch. Hatta.
1950
16 Januari, Keppres No 25- PMI mendapat Pengakuan
Pemerintah.
5
PERKEMBANGAN PMI SEJAK PEMBENTUKAN
HINGGA MENJADI ANGGOTA LIGA / FEDERASI
PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
PMI KECAMATAN
PENGURUS KECAMATAN
AN G G OTA
KEANGGOTAAN
Orientasi TSR :
Paket 1 hari
Paket 3 hari
SUMBER DANA PMI
1. Pra Bencana
– Kesiapsiagaan,
– Sistem peringatan dini,
– Manajemen bencana,
– Mitigasi, penyadaran risiko dan dampak
bencana
Simulasi Bencana
Tsunami di Badean
Kabat
Penanganan Bencana
2. Saat Bencana
– Evakuasi korban,
– Pertolongan pertama,
– Penampungan darurat,
– Pendirian dapur umum,
– Penyediaan air bersih dan sanitasi, relief
EVAKUASI KORBAN DAN
PEMBERIAN PERTOLONGAN
PERTAMA
PEMBERIAN BANTUAN
KORBAN BENCANA
Penanganan Bencana
3. Pasca Bencana
– Rehabilitasi,
– Rekonstruksi
Pelayanan Sosial dan
Kesehatan Masyarakat
1. Berpartisipasi aktif dalam pencegahan
HIV/AIDS, flu burung, demam berdarah,
malaria
2. Menyediakan pelayanan sosial thd lansia dan
anak jalanan
3. Meningkatkan kapasitas masyarakat rentan
melalui pendekatan dan memperhatikan faktor
pencegahan melalui perbaikan higin, sanitasi
dan gizi
Pelayanan Sosial
Pemberian Sembako
dan Air Bersih kepada
masyarakat kurang
mampu
Diseminasi Nilai-nilai Palang Merah dan
Hukum Perikemanusiaan Internasional
1. Orientasi/Pelatihan
3. Publikasi
Bentuk Diseminasi
ORIENTASI/PELATIHAN PROMOSI & ADVOKASI
PUBLIKASI
Pembinaan PMR dan Relawan
– Spanyol: kuning.
• Kelemahan:
Red
Palm
Siria
Konferensi Internasional 1929
mengakui …
1929-1980
2005
Permanen Temporer
1929 -
1883 -
2005
1929 - 1980
* Diatur dlm KJ 1949, PT I dan II & Regulation on the use of emblem or the RCRC by NS
Jika digunakan sebagai tanda pelindung,
lambang harus dapat dilihat dari semua arah
harus dapat diidentifikasi dari jarak
sejauh mungkin (berukuran besar)
dan, kalau perlu diterangi dengan cahaya atau lampu
SIAPA YANG BERHAK? (Tanda Pelindung)
Ketentuan:
• * Hanya jika pemerintah sudah meratifikasi PT I & II
• Penggunaan lambang setelah mendapat izin dari penguasa perang
• Pengguna lambang harus selalu membawa kartu identitas
• Lambang tidak boleh ditambahi gambar, tulisan atau tanda apapun
Fungsi Lambang Sbg Tanda Pelindung di
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 8
• Lambang Palang Merah dan Lambang Bulan Sabit Merah sebagai
tanda pelindung hanya digunakan untuk memberi tanda pelindung
bagi tenaga kesehatan, rohaniwan, sarana atau unit-unit, dan
transportasi kesehatan angkatan perang di darat, laut, dan udara
baik pada masa damai maupun pada masa sengketa bersenjata.
Pasal 11
• Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung dapat digunakan
oleh Palang Merah Indonesia, tenaga kesehatan, rohaniawan sipil,
sarana atau unit-unit dan transportasi kesehatan, dan organisasi
kemanusiaan lainnya setelah mendapat izin dari Menteri atas
rekomendasi menteri terkait.
SIAPA YANG BERHAK? (Tanda Pengenal)
Catatan:
Penggunaan dengan syarat-syarat tertentu,
mengacu kepada ‘Aturan Penggunaan Lambang
untuk Perhimpunan Nasional’ yang diadopsi
pada saat Konferensi Internasional ke-20 tahun
1965 di Vienna/revisi th 1991
KESATUAN MEDIS MILITER DAN PERHIMPUNAN NASIONAL DI
SUATU NEGARA, MENGGUNAKAN SATU LAMBANG YANG SAMA
Ketentuan Lambang sbg Tanda Pengenal pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 9
• Lambang Palang Merah dan Lambang Bulan Sabit Merah
sebagai tanda pengenal hanya digunakan untuk
memberi tanda pengenal bagi seseorang atau objek
yang berkaitan dengan anggota Gerakan Palang Merah
dab Bulan Sabit Merah Internasional.
Pasal 19
• Penggunaan Lambang Palang Merah sebagai tanda
pengenal di Indonesia harus mendapat persetujuan
Ketua Umum Palang Merah Indonesia.
PENYALAHGUNAAN LAMBANG
Konvensi Jenewa I Pasal 44
Peniruan (imitation)
Departemen
Kendaraan Ambulans Swasta Kesehatan R.I
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 33
• Setiap anggota kesehatan, rohaniwan, sarana
atau unit-unit dan transportasi kesehatan
angkatan perang atau Tentara Nasional
Indonesia yang menggunakan Lambang Palang
Merah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
atau menggunakan Lambang Bulan Sabit Merah
dengan maksud untuk memperoleh keuntungan
atau kepentingan militer, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 37
• Setiap orang dalam suatu sengketa bersenjata
sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 dengan sengaja
menyalahgunakan Lambang Palang Merah atau Lambang
Bulan Sabit Merah untuk tujuan mengelabui pihak
lawan yang mengakibatkan luka atau yang
membahayakan jiwa orang lain, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun.
• Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengakibatkan orang lain mati, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun.
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 40
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
LAMBANG
JUMLAH 152 33 1
NEGARA
Tanggung-jawab Negara:
Membuat legislasi nasional untuk perlindungan Lambang
(saat ini 105 negara sudah memiliki
UU Perlindungan Lambang)