Anda di halaman 1dari 121

DISEMINASI KEPALANGMERAHAN

SEJARAH GERAKAN
GERAKAN: SEJARAH

JUNI 1859
HENRY DUNANT

24 JUNI 1859 H.D. memberikan pelayanan pada


Peperangan di SOLFERINO korban tanpa diskriminasi
"A MEMORY of SOLFERINO"

1862, Henry Dunant menulis buku


yang mengangkat 2 gagasan :

membentuk organisasi
sukarelawan yg disiapkan
untuk menolong korban perang

membuat perjanjian
internasional untuk melindungi
korban perang (serta
melindungi para relawan yg
membantu dinas kesehatan
militer)
PEMBENTUKAN KOMITE LIMA

17 Februari 1863:
Komite Internasional
untuk bantuan para
tentara yang cedera

Komite Lima, 9 Februari 1863


• Gustave Moynier
• dr. Louis Appia
• dr. Theodore Maunoir
• Jend. Guillame-Henri
Dufour Oktober 1863
• Henry Dunant
Pembentukan
Komite Internasional
Palang Merah
BERDIRINYA ICRC DIIKUTI PENDIRIAN
PERHIMPUNAN PALANG MERAH NASIONAL

1863 1864
Pendirian Perhimpunan
Palang Merah Nasional
di berbagai negara :
Belgia, Swiss, Belanda,
dll

BERDIRI
LIGA PERHIMPUNAN
PALANG MERAH
1919
KOMPONEN GERAKAN PALANG MERAH
DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL

Komite Perhimpunan Nasional Federasi


Internasional Palang Merah/ Internasional
Palang Merah Bulan Sabit Merah Perhimpunan
Palang Merah dan
(1863) (1864) Bulan Sabit
Merah (1919)
Adalah organisasi kemanusiaan yang netral, tidak
berpihak dan mandiri yang semata-mata melaksanakan
tugas kemanusiaan untuk melindungi kehidupan dan
martabat korban-korban perang dan kekerasan dalam
negeri serta memberi bantuan kepada mereka.
Markas Besar : Jenewa, Swiss
MANDAT ICRC
MELINDUNGI dan MEMBANTU KORBAN KONFLIK BERSENJATA

MEMPROMOSIKAN HHI / HPI

Kombatan Penduduk Sipil


KEGIATAN ICRC

BANTUAN

DISEMINASI &
KERJASAMA

PEMULIHAN KUNJUNGAN
HUBUNGAN TAHANAN
KELUARGA
BANTUAN KEMANUSIAAN PADA MASA DARURAT
PEMULIHAN HUBUNGAN KELUARGA
KUNJUNGAN TAHANAN
DISEMINASI HHI/HPI
SYARAT KEHADIRAN ICRC

 Diterima oleh Pemerintah Negara yang dikunjungi

 Bekerjasama dengan Perhimpunan Nasional

 Diketahui oleh Pemerintah lokal setempat


FEDERASI INTERNASIONAL
PERHIMPUNAN PALANG MERAH
DAN BULAN SABIT MERAH
International Federation of Red Cross
and Red Crescent Societies
Henry P. Davison
(Palang Merah Amerika)

• Berdiri tahun 1919, Pasca PD I dengan nama Liga Perhimpunan Palang


Merah.
• Anggota pertama: Amerika Serikat, Jepang, Perancis, Italia dan Inggris.
• Tahun 1983, berubah nama menjadi Liga Perhimpunan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah.
• Tahun 1991, Nama Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah mulai digunakan.
• Berfungsi Sebagai Badan Koordinasi Antar Perhimpunan Nasional.
• Beranggotakan seluruh Perhimpunan Nasional.
MANDAT

Koordinator Perhimpunan
Nasional dalam bantuan
bencana alam/teknologi
dan kesehatan
KEGIATAN

• Promosi Prinsip-prinsip
Dasar dan Nilai-nilai
Kemanusiaan
• Tanggap Bencana
• Kesiapsiagaan Bencana
• Kesehatan dan layanan
kepada masyarakat
• Pengembangan Kapasitas
Organisasi
PERHIMPUNAN NASIONAL
MANDAT PERHIMPUNAN NASIONAL

• Membantu pemerintah dalam menyelenggarakan


kegiatan kemanusiaan, sesuai dengan Konvensi
Jenewa, Statuta Gerakan dan Prinsip Dasar
Gerakan.

• Membantu pemerintah dalam mencegah penyakit


menular, promosi kesehatan, mengurangi
penderitaan manusia dengan membantu
meningkatkan kesejahteraan sosial dan kesehatan
melalui edukasi/pendidikan masyarakat maupun
program kemasyarakatan.
MANDAT PERHIMPUNAN NASIONAL

• Membantu pemerintah dalam melakukan kegiatan


tanggap darurat/emergensi untuk membantu
korban konflik bersenjata sesuai dengan Konvensi
Jenewa dan korban bencana alam serta
memberikan bantuan lain dalam situasi darurat
selama dibutuhkan.

• Membantu pemerintah dalam diseminasi Hukum


Perikemanusiaan Internasional dan sosialisasi
prinsip dasar dan pencegahan terhadap
penyalahgunaan lambang.
PERSYARATAN PENDIRIAN
PERHIMPUNAN PALANG MERAH /
BULAN SABIT MERAH NASIONAL
• Didirikan disuatu Negara Peserta Konvensi Jenewa 1949

• Satu-satunya Perhimpunan PM/BSM Nasional di


Negaranya

• Diakui oleh Pemerintah Negaranya

• Memakai nama dan lambang Palang Merah ATAU Bulan


Sabit Merah

• Bersifat mandiri
PERSYARATAN PENDIRIAN
PERHIMPUNAN PALANG MERAH /
BULAN SABIT MERAH NASIONAL
• Memperluas kegiatan di seluruh wilayah

• Terorganisir dalam menjalankan tugasnya dan


dilaksanakan diseluruh wilayah negaranya

• Menerima anggota tanpa membedakan latar belakang

• Menyetujui statuta Gerakan

• Menghormati Prinsip-prinsip Dasar Gerakan dan


menjalankan tugasnya sejalan dengan prinsip-prinsip HPI
PRINSIP – PRINSIP DASAR
GERAKAN PALANG MERAH DAN
BULAN SABIT MERAH
INTERNASIONAL
PRINSIP DASAR
Kemanusiaan Kesukarelaan

Kesamaan Kesatuan

Kenetralan Kesemestaan

Kemandirian
“Principium” - Latin: penyebab utama, asal,
dasar

Secara umum: aturan-aturan dasar yang


mengekspresikan nilai-nilai dasar suatu
kelompok, komunitas dan yang pengertiannya
tidak berubah-ubah

Konteks Gerakan: aturan-aturan tindakan


yang wajib, berdasarkan pertimbangan dan
pengalaman yang mengatur setiap kegiatan
Gerakan. (Jean Pictet)
 Prinsip substansi / utama ( Kemanusiaan dan Kesamaan)
- sebagai inspirasi organisasi
- menentukan dan memotivasi tindakannya
- mengekspresikan tujuan yang ingin dicapai
- memungkinkan pengaplikasian prinsip utama
 Prinsip derivasi / turunan (Kenetralan dan Kemandirian)
- memungkinkan pengaplikasian prinsip utama
- memastikan semua pihak percaya kepada organisasi
- mengekspresikan suatu cara untuk mencapai tujuan yang
disebut di atas
 Prinsip Organis (Kesukarelaan, Kesatuan,dan Kesemestaan)
- standar aplikasi yang berhubungan dengan struktur dan
operasi organisasi
- merupakan batu fondasi, tanpanya  gerakan tak dapat
bertindak
HUBUNGAN ANTAR PRINSIP

utama
Kemanusiaan
Kesamaan
Menjamin
Kepercayaan Kenetralan
Kemandirian

Kesemestaan

Kesukarelaan Kesatuan

Batu Pondasi
Kemanusiaan
• Keinginan memberi pertolongan tanpa
membedakan korban
• Mencegah dan mengatasi penderitaan
sesama manusia
• Menumbuhkan saling pengertian,
persahabatan, kerjasama dan perdamaian
abadi bagi sesama manusia
Kesamaa
n
• Tidak membuat perbedaan atas dasar
kebangsaan, ras, agama, atau pandangan
politik
• Tujuan : mengurangi penderitaan
manusia sesuai dengan kebutuhannya dan
mendahulukan keadaan yang paling parah
secara proposional
Kenetrala
n
• Menjaga kepercayaan dari semua pihak
• Tidak memihak, atau melibatkan diri
dalam pertentangan
Kemandiria
n
• Membantu Pemerintahnya dalam bidang
kemanusiaan
• Mentaati peraturan negaranya
• Selalu menjaga otonominya, sehingga
dapat bertindak sejalan dengan
prinsip – prinsip Gerakan
Kesukarelaan
• Adalah gerakan pemberi bantuan sukarela
• Tidak didasari oleh keinginan untuk
mencari keuntungan apapun
Kesatuan
• Dalam suatu negara hanya ada satu
perhimpunan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah yang terbuka untuk semua
orang
• Melaksanakan tugas kemanusiaan
diseluruh wilayah
Kesemestaan
• Gerakan PM-BSM bersifat semesta
• Setiap PN mempunyai status yang
sederajat serta berbagi hak dan
tanggungjawab dalam menolong sesama
manusia
PALANG MERAH INDONESIA
1940
Dr.RCL Senduk & Dr.Bahder Djohan
Konferensi Nerkai 1940 dan Pendudukan Jepang

1945
5 September – Panitia Lima
17 September – Konggres I, PMI resmi terbentuk Ketua
Drs. Moch. Hatta.

1950
16 Januari, Keppres No 25- PMI mendapat Pengakuan
Pemerintah.
5
PERKEMBANGAN PMI SEJAK PEMBENTUKAN
HINGGA MENJADI ANGGOTA LIGA / FEDERASI
PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL

 5 Juni 1950, Pemerintah RI ikut meratifikasi Konvensi


Jenewa

 15 Juni 1950, PMI diakui sebagai Perhimpunan Palang


Merah Nasional

 16 Oktober 1950, PMI diterima sebagai Anggota LIGA


(Federasi) yang ke 68
LANDASAN HUKUM PMI
KEPPRES RI No.25/1950 tentang pengesahan dan
pengakuan atas pendirian Perhimpunan Palang
Merah indonesia.

KEPPRES RI No.246/1963 tentang tugas pokok dan


kegiatan PMI.

PP RI No. 18/1980 tentang tugas khusus kepada


Perhimpunan PMI untuk menyelenggarakan UKTD

AD/ ART Palang Merah Indonesia.


PALANG MERAH INDONESIA

Palang Merah Indonesia adalah


lembaga sosial kemanusiaan yang
netral dan mandiri.

Tujuannya semata - mata hanya


untuk mengurangi penderitaan
sesama manusia sesuai dengan
kebutuhan dan mendahulukan
keadaan yang lebih parah.
VISI
PMI menjadi
Organisasi Kemanusiaan
yang Profesional,
tanggap dan
dicintai masyarakat

(Profesional berarti mempunyai kemampuan


khusus dalam menjalankan kegiatan kemanusiaan
dan Tanggap berarti cepat mengetahui dan
menyadari gejala/kondisi yang muncul)
1. Menguatkan dan mengembangkan organisasi
2. Meningkatkan dan mengembangkan Kualitas SDM
3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Kepalangmerahan
M 4. Mengembangkan kegiatan Kepalangmerahan yang
berbasis masyarakat
I 5. Meningkatkan dan mengembangkan jejaring
kerjasama
S 6. Menyebarluaskan, mengadvokasi dan
I melaksanakan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan
Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
serta Hukum Perikemanusiaan Internasional
7. Mengembangkan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi Kpalangmerahan
STRUKTUR ORGANISASI PMI
PMI PUSAT
PENGURUS PUSAT
PMI PROPINSI : 33
PMI PROPINSI
PENGURUS PROPINSI
PMI KABUPATEN : 402
PMI KABUPATEN/KOTA
PENGURUS KABUPATEN/KOTA PMI KECAMATAN : 25.681

PMI KECAMATAN
PENGURUS KECAMATAN

AN G G OTA
KEANGGOTAAN

• Anggota Remaja (PMR)

• Anggota Biasa (KSR & TSR)


• Anggota Luar Biasa
• Anggota Kehormatan
KSR (Korps Sukarela)

KSR PMI adalah kesatuan/korps di dalam


perhimpunan PMI, yang merupakan wadah
kegiatan atau wadah pengabdian bagi
Anggota perhimpunan PMI yang menyatakan
diri menjadi anggota KSR PMI dan memenuhi
syarat menjadi anggota KSR PMI.
TSR (Tenaga Sukarela)
» adalah individu-individu yang secara
sukarela dan sadar meluangkan waktu,
menyumbangkan tenaga, pikiran,
materi dan ketrampilan/ keahlian
khusus yang dimiliki baik yang diperoleh
melalui tingkat pendidikan formal
maupun non formal (Dokter, Perawat,
Guru, Jurnalis/Wartawan,
Pelukis/Seniman, dll.)
Pelatihan Relawan PMI
Pelatihan KSR :
 Dasar
 Spesialisasi

Orientasi TSR :
 Paket 1 hari
 Paket 3 hari
SUMBER DANA PMI

 Sumbangan Masyarakat melalui Bulan Dana,


dilaksanakan oleh Cabang/Kabupaten 2 – 3
bulan setiap tahun

 Sumbangan lain yang tidak mengikat.

 Usaha – usaha lain yang tidak bertentangan


dengan peraturan yang berlaku.
KEGIATAN PMI

• KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA.

• PELAYANAN SOSIAL DAN KESEHATAN TERMASUK


UPAYA KESEHATAN TRANFUSI DARAH.

• PENYEBARLUASKAN dan MENGEMBANGKAN APLIKASI


PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN HUKUM
PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL (HPI) BAGI
SELURUH MASYARAKAT INDONESIA.

• PEMBINAAN GENERASI MUDA DAN RELAWAN.


Kesiapsiagaan dan
Penanggulangan Bencana

1. Pra Bencana
– Kesiapsiagaan,
– Sistem peringatan dini,
– Manajemen bencana,
– Mitigasi, penyadaran risiko dan dampak
bencana
Simulasi Bencana
Tsunami di Badean
Kabat
Penanganan Bencana
2. Saat Bencana
– Evakuasi korban,
– Pertolongan pertama,
– Penampungan darurat,
– Pendirian dapur umum,
– Penyediaan air bersih dan sanitasi, relief
EVAKUASI KORBAN DAN
PEMBERIAN PERTOLONGAN
PERTAMA
PEMBERIAN BANTUAN
KORBAN BENCANA
Penanganan Bencana
3. Pasca Bencana
– Rehabilitasi,
– Rekonstruksi
Pelayanan Sosial dan
Kesehatan Masyarakat
1. Berpartisipasi aktif dalam pencegahan
HIV/AIDS, flu burung, demam berdarah,
malaria
2. Menyediakan pelayanan sosial thd lansia dan
anak jalanan
3. Meningkatkan kapasitas masyarakat rentan
melalui pendekatan dan memperhatikan faktor
pencegahan melalui perbaikan higin, sanitasi
dan gizi
Pelayanan Sosial
Pemberian Sembako
dan Air Bersih kepada
masyarakat kurang
mampu
Diseminasi Nilai-nilai Palang Merah dan
Hukum Perikemanusiaan Internasional

1. Orientasi/Pelatihan

2. Promosi dan advokasi

3. Publikasi
Bentuk Diseminasi
ORIENTASI/PELATIHAN PROMOSI & ADVOKASI

PUBLIKASI
Pembinaan PMR dan Relawan

1. Rekrutmen PMR, KSR, TSR


2. Pelatihan / Orientasi anggota baru
3. Penugasan dan mobilisasi
4. Pengembangan kapasitas
Pelantikan dan
Latihan Rutin
Anggota PMR Sekolah
Rekrutmen dan
Pelatihan KSR
Dasar PMI
PELATIHAN KSR DASAR
UNIT UNIVERSITAS PGRI
BANYUWANGI (UNIBA)
Pelatihan
Spesialisasi untuk
Tingkat Lanjutan
LAMBANG
PALANG MERAH,
BULAN SABIT MERAH
DAN KRISTAL MERAH
TANDA UNTUK
KESATUAN MEDIS TENTARA
(sebelum adopsi satu tanda pengenal)

• Pelayanan medis kemiliteran


memiliki tanda pengenal
tersendiri:

– Austria: bendera putih

– Perancis: bendera merah

– Spanyol: kuning.
• Kelemahan:

 Lambang tidak dikenal secara universal.

 Akibat tragis: kombatan tidak tahu


tanda pengenal unit medis lawan

 Unit medis tidak dipandang sebagai


pihak yang netral, bahkan dianggap
sebagai target bagi tentara lawan
yang tidak mengetahui artinya
PENGADOPSIAN
SATU TANDA PEMBEDA
• NETRAL menjamin PERLINDUNGAN

• Netral; menuntut diadopsinya SATU


LAMBANG

• Konferensi Internasional tahun 1863


memilih lambang palang merah di atas
dasar putih untuk tanda pengenal
kesatuan medis tentara.

• Lambang palang merah merupakan


KEBALIKAN DARI BENDERA SWISS sebagai
PENGHORMATAN TERHADAP NEGARA SWISS
PENGADOPSIAN
SATU TANDA PEMBEDA
LAMBANG BULAN SABIT MERAH
• 1876 perang di Balkan (Rusia Vs
Ottoman). Kerajaan Ottoman
(saat ini bernama Turki)
mengajukan penggunaan
lambang bulan sabit merah BENDERA
oleh kesatuan medis tentara KERAJAAN
kerajaan mereka OTTOMAN

BULAN SABIT BULAN SABIT MERAH


BENDERA TURKI
MERAH TURKI
LAMBANG – LAMBANG LAINNYA
YANG DIIUSULKAN UNTUK DIGUNAKAN

Red
Palm
Siria
Konferensi Internasional 1929
mengakui …

BULAN SABIT MERAH dan


SINGA & MATAHARI MERAH
LAMBANG SINGA DAN MATAHARI MERAH

1929-1980

 Digunakan oleh kesatuan medis tentara Kekaisaran Persia –


saat ini bernama Republik Iran
 Setelah Persia runtuh pada 1980, tidak ada satu negara pun yang
menggunakannya lagi
LAMBANG KRISTAL MERAH

2005

Disahkan pada Konferensi Internasional ke-29 th 2006 di Jenewa, Swiss


PENGGUNAAN LAMBANG KRISTAL MERAH*

Permanen Temporer

* PROTOKOL TAMBAHAN III


LAMBANG - LAMBANG PEMBEDA
(Lambang yang diakui)

1929 -
1883 -

2005
1929 - 1980

SATU NEGARA, SATU LAMBANG


BENTUK DAN FUNGSI LAMBANG*

Tanda Pelindung Tanda Pengenal

• Dipakai pada saat konflik • Dipakai pada saat konflik


bersenjata oleh kesatuan maupun damai sebagai
medis militer, identitas bahwa seseorang
atau obyek tersebut
Perhimpunan Nasional, adalah terkait dengan
ICRC Gerakan

• Berukuran besar • Berukuran kecil

* Diatur dlm KJ 1949, PT I dan II & Regulation on the use of emblem or the RCRC by NS
Jika digunakan sebagai tanda pelindung,
lambang harus dapat dilihat dari semua arah
harus dapat diidentifikasi dari jarak
sejauh mungkin (berukuran besar)
dan, kalau perlu diterangi dengan cahaya atau lampu
SIAPA YANG BERHAK? (Tanda Pelindung)

ANGGOTA KESATUAN MEDIS dan ROHANIAWAN MILITER


SIAPA YANG BERHAK? (Tanda Pelindung)

FASILITAS MEDIS MILITER


Tanda Pelindung untuk Perhimpunan Nasional?

DENGAN PERSETUJUAN PENGUASA !


Tanda Pelindung untuk Federasi?*

* Lihat ketentuan pada perjanjian Seville …


DENGAN PERSETUJUAN PENGUASA !
ICRC
dengan persetujuan
penguasa ?
Pihak Lain yang Bisa Mendapat Ijin
(Tanda Pelindung)*
• Petugas medis sipil dan rohaniwan sipil pada masa sengketa
bersenjata
• RS sipil pada masa sengketa bersenjata

Ketentuan:
• * Hanya jika pemerintah sudah meratifikasi PT I & II
• Penggunaan lambang setelah mendapat izin dari penguasa perang
• Pengguna lambang harus selalu membawa kartu identitas
• Lambang tidak boleh ditambahi gambar, tulisan atau tanda apapun
Fungsi Lambang Sbg Tanda Pelindung di
RUU Lambang Palang Merah

Pasal 8
• Lambang Palang Merah dan Lambang Bulan Sabit Merah sebagai
tanda pelindung hanya digunakan untuk memberi tanda pelindung
bagi tenaga kesehatan, rohaniwan, sarana atau unit-unit, dan
transportasi kesehatan angkatan perang di darat, laut, dan udara
baik pada masa damai maupun pada masa sengketa bersenjata.
Pasal 11
• Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung dapat digunakan
oleh Palang Merah Indonesia, tenaga kesehatan, rohaniawan sipil,
sarana atau unit-unit dan transportasi kesehatan, dan organisasi
kemanusiaan lainnya setelah mendapat izin dari Menteri atas
rekomendasi menteri terkait.
SIAPA YANG BERHAK? (Tanda Pengenal)

ANGGOTA GERAKAN YANG


SEDANG MELAKSANAKAN TUGAS
SIAPA YANG BERHAK? (Tanda Pengenal)

FASILITAS MILIK GERAKAN


Pihak Lain yang Bisa Mendapat Ijin
(Tanda Pengenal)
Pihak lain
dengan seizin
Perhimpunan Nasional
(Indonesia = PMI)

Mis : Pada kegiatan Fund Rising


dan Diseminasi Gerakan

Catatan:
Penggunaan dengan syarat-syarat tertentu,
mengacu kepada ‘Aturan Penggunaan Lambang
untuk Perhimpunan Nasional’ yang diadopsi
pada saat Konferensi Internasional ke-20 tahun
1965 di Vienna/revisi th 1991
KESATUAN MEDIS MILITER DAN PERHIMPUNAN NASIONAL DI
SUATU NEGARA, MENGGUNAKAN SATU LAMBANG YANG SAMA
Ketentuan Lambang sbg Tanda Pengenal pada
RUU Lambang Palang Merah

Pasal 9
• Lambang Palang Merah dan Lambang Bulan Sabit Merah
sebagai tanda pengenal hanya digunakan untuk
memberi tanda pengenal bagi seseorang atau objek
yang berkaitan dengan anggota Gerakan Palang Merah
dab Bulan Sabit Merah Internasional.

Pasal 19
• Penggunaan Lambang Palang Merah sebagai tanda
pengenal di Indonesia harus mendapat persetujuan
Ketua Umum Palang Merah Indonesia.
PENYALAHGUNAAN LAMBANG
Konvensi Jenewa I Pasal 44

• … lambang palang merah atas dasar putih … tidak boleh


dipergunakan, … baik dalam waktu damai maupun dalam waktu
perang kecuali untuk menunjukkan atau melindungi kesatuan-
kesatuan dan bangunan-bangunan kesehatan, anggota-anggota serta
bahan perlengkapan yang dilindungi oleh Konvensi ini dan lain-lain
Konvensi-konvensi yang mengatur hal-hal serupa.

• Hal ini berlaku pula bagi lambang-lambang yang disebut dalam


Pasal 38 … (yaitu bulan sabit merah serta singa dan matahari merah)
Konvensi Jenewa I Pasal 53
Paragraf 1
• Pemakaian lambang atau sebutan
“Palang Merah” atau “Palang
Jenewa”, atau tanda atau sebutan
apapun yang merupakan tiruan dari
padanya oleh perseorangan,
perkumpulan-perkumpulan,
perusahaan atau perseroan dagang
baik pemerintah maupun swasta,
selain dari mereka yang berhak di
bawah Konvensi ini selalu harus
dilarang, apa pun maksud daripada
pemakaiannya itu dan tanpa
mengindahkan tanggal
penggunaannya.* (*berlaku surut)
KATEGORI PENYALAHGUNAAN LAMBANG

 Peniruan (imitation)

 Penggunaan yang tidak tepat


(usurpation)

 Pelanggaran berat (grave misuse)


dan perbuatan curang (pervidy)
PENIRUAN
Penggunaan tanda-tanda yang mungkin bisa
membingungkan dengan lambang palang merah atau
bulan sabit merah (warna dan design yang mirip)
PERUBAHAN LAMBANG

MERCY CORPS MSF


Originally, many ambulances used an orange cross on a square background of
reflectorized white to designate them as emergency units. This logo was used
before national standards for Emergency Medical Personnel or ambulances
were established. Designed by Leo R. Schwartz, Chief of the EMS Branch,
National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA). The Star of Life was
created after the American National Red Cross complained in 1973 that the
orange cross too closely resembled their logo, the red cross on a white
background, its use restricted by the Geneva Conventions.
PENGGUNAAN YG TDK TEPAT
• digunakan oleh pihak-pihak yang tidak berhak
(perusahaan komersial, LSM, perorangan, dokter,
apoteker, dll).
• Digunakan oleh mereka yang berhak tetapi tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Gerakan
Ketentuan Penggunaan Lambang pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 4
• Lambang Palang Merah atau Lambang Bulan Sabit Merah
hanya digunakan oleh dinas kesehatan angkatan perang
dan/atau anggota Gerakan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah Internasional untuk Kemanusiaan.

• Pihak atau organisasi selain sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dapat menyelenggarakan kegiatan
kemanusiaan di Indonesia sepanjang tidak
menggunakan Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit
Merah yang diatur dalam Undang-undang ini.
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 38
• Setiap orang yang menggunakan Lambang
Palang Merah, Lambang Bulan Sabit Merah, atau
Lambang Palang Merah Indonesia sebagai merek
suatu produk barang, jasa, atau nama suatu
badan hukum tertentu, dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda
paling banyak Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta)
rupiah.
PELANGGARAN BERAT

digunakan untuk melindungi kombatan bersenjata atau


objek militer lainnya (ambulans, helikopter berlambang
mengangkut tentara atau amunisi)
Tanda-tanda Lain untuk Menandai Fasilitas
/ Tenaga Kesehatan

Departemen
Kendaraan Ambulans Swasta Kesehatan R.I
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 33
• Setiap anggota kesehatan, rohaniwan, sarana
atau unit-unit dan transportasi kesehatan
angkatan perang atau Tentara Nasional
Indonesia yang menggunakan Lambang Palang
Merah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
atau menggunakan Lambang Bulan Sabit Merah
dengan maksud untuk memperoleh keuntungan
atau kepentingan militer, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 37
• Setiap orang dalam suatu sengketa bersenjata
sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 dengan sengaja
menyalahgunakan Lambang Palang Merah atau Lambang
Bulan Sabit Merah untuk tujuan mengelabui pihak
lawan yang mengakibatkan luka atau yang
membahayakan jiwa orang lain, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun.
• Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengakibatkan orang lain mati, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun.
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 40
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

(b)simbol Lambang Palang Merah, Lambang Bulan Sabit


Merah, atau Lambang Palang Merah Indonesia yang
telah digunakan oleh perseorangan, institusi, lembaga,
perkumpulan, atau badan hukum yang bukan
merupakan institusi yang berwenang berdasarkan
Undang-Undang ini wajib diganti dalam waktu paling
lambat 12 (dua belas) bulan sejak mulai berlakunya
Undang-Undang ini;
PENGGUNAAN LAMBANG OLEH
PERHIMPUNAN NASIONAL* s/d th 2008

LAMBANG

JUMLAH 152 33 1
NEGARA

Tanggung-jawab Negara:
Membuat legislasi nasional untuk perlindungan Lambang
(saat ini 105 negara sudah memiliki
UU Perlindungan Lambang)

Anda mungkin juga menyukai