Lambang adalah
suatu ciri khas, termasuk Lambang Palang Merah. Sebelum Lambang
Gerakan diadopsi, setiap pelayanan medis kemiliteran - setidaknya di
Eropa, memiliki tanda pengenal tersendiri. Austria misalnya,
menggunakan bendera putih, Perancis bendera merah, atau Spanyol
bendera kuning. Banyaknya tanda yang digunakan, menimbulkan akibat
yang tragis. Walaupun tentara tahu apa tanda pengenal dari personel
medisnya, namun biasanya mereka tidak tahu apa tanda pengenal medis
lawan mereka dan karena tanda-tanda pengenal yang dipakai itu bukanlah
lambang yang universal serta tidak dipandang sebagai suatu hal yang
netral.
1. Lambang Palang Merah
Tahun 1876 saat Balkan dilanda perang, sejumlajh pekerja sosial yang tertangkap
oleh Ottoman dibunuh semata-mata karena memakai ban lengan dengan gambar palang merah.
Ketika pemerintah Turki diminta penjelasan mengenai hal ini mereka menekankan kepekaan
tentara muslim terhadap bentuk palang / salib dan mengajukan agar perhimpunan nasional serta
pelayanan medis militer mereka diperbolehkan untuk mengggunakan lambang yang berbeda,
yaitu Bulan Sabit Merah. Gagasan ini perlahan-lahan mulai diterima, memperoleh semacam
pengesahan dalam bentuk reservasi dan diadopsi sebagai lambang yang sederajat dengan
lambang Palang Merah dalam Konvensi tahun 1929. Lambang Bulan Sabit Merah di atas dasar
putih yang saat itu dipilih oleh bangsa Persia (Iran) diakui sebagai lambang pembeda dengan
fungsi dan tujuan yang sama dengan lambang Palang Merah dan Singa dan Matahari Merah
sebagaimana tercantum dalam Konvensi Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan I dan
II tahun 1977.
3.
Lambang Singa dan Matahari Merah dipakai pada masa Kekaisaran Persia
(Iran) pada tahun 1929.
Namun tanggal 4 September 1980 Iran tidak menggunakannya kembali dan
mengunakan Lambang Bulan Sabit Merah. Sejak saat itu, disepakati bahwa
semua negara tidak diperbolehkan menggunakan lambang lainnya, kecuali
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Konvensi Jenewa.
1.
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, baik ICRC atau IFRC.
Biasanya berukuran kecil, gunanya sebagai tanda pengenal :
- Identitas
Bahwa seseorang adalah anggota gerakan, staff, atau personel Perhimpunan
Nasional, ICRC atau IFRC.
- Hak Milik
Bahwa suatu obyek seperti fasilitas, sarana, peralatan dan perlengkapan
yang digunakan adalah milik gerakan (Perhimpunan Nasional, ICRC atau
IFRC).
Dengan seizin Perhimpunan Nasional, ICRC atau IFRC tanda
pengenal lambang dapat digunakan oleh pihak lain dengan tujuan
mendukung kegiatan kepalangmerahan.
Pihak lain yang bisa mendapat izin antara lain :
Petugas Medis sipil dan rohaniawan sipil.
Untuk tujuan ini dalam pembuatan lambang tidak boleh ditambahi unsur
apapun, baik terhadap Palang Merah, Bulan Sabit Merah, Kristal Merah
ataupun pada dasar putihnya.
PENYALAHGUNAAAN LAMBANG
Lambang yang tidak digunakan secara benar disebut Penyalahgunaan
Lambang. Ada beberapa macam penyalahgunaan lambang, yaitu :
1.
Peniruan (Imitation)
Penggunaan Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah oleh kelompok
atau perorangan terutama untuk tujuan komersil. Atau penggunaan oleh
kelompok atau perorangan yang berhak namun tidak sesuai dengan prinsip
dasar gerakan.
3.
Penggunaan Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dalam masa
perang untuk melindungi personel militer atau perlengkapan militer.
harus menandakan bahwa seseorang atau suatu objek sebagai hal yang tidak boleh
diserang (tanda perlindungan)
untuk memberi keterangan bahwa orang atau objek ini berada di bawah perlindungan
atura-aturan kemanusiaan/HPI (tanda perlindungan)
menandakan bahwa orang-orang ini atau objek-objek ini ada kaitannya dengan Gerakan
Palang Merah/Bulan Sabit Merah (tanda pengenal)
Penggunaan lambang atau titel "palang merah" atau "Geneva cross", atau setiap tanda atau titel
yang merupakan suatu imitasi (peniruan), harus dilarang setiap saat, langkah yang perlu harus
diambil untuk mencegah dan menekan segala bentuk penyalah gunaan tanda khusus ini.
Penggunaan yang tidak jujur atau merupakan tindakan penipuan dari lambang palang merah atau
bulan sabit merah sebagai tanda perlindungan (dan sinyal perlindungan lainnya) adalah suatu
pelanggaran berat (grave breach). pelanggaran berat tersebut dapat dikategorikan sebagai
kejahatan perang (war crimes).
B. TANDA PENGENAL (INDICATIVE USE)
Sebagai alat pengenal, lambang tersebut menunjukan bahwa pemakai, apakah personil atau objek
mempunyai hubungan tertentu dengan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, tetapi tidak perlu
di bawah ketentuan perlindungan Konvensi Jenewa.
Lambang palang merah atau bulan sabit merah sebagai suatu tanda pengenal harus dalam
dimensi yang lebih kecil dan digunakan sebagai cara untuk menghindari segala bentuk kerancuan
membedakan dengan alat perlindungan.
Sebagai contoh, lambang tersebut tidak boleh ditampakkan pada atap atau di lengan. Namun
demikian penggunaan lambang dalam ukuran besar tetap berlaku dalam kasus-kasus tertentu,
seperti pemakaian lambang tersebut oleh tenaga P3K untuk mudah dikenali. Sebagai contoh, hal
ini berlaku ketika sukarelawan P3K melakukan aktivitas bantuan korban bencana alam.
Perhimpunan Nasional diinstruksikan untuk hanya menggunakan lambang-lambang yang sesuai
dengan Konvensi Jenewa. Lebih jauh lagi, dalam mengikuti Prinsip-prinsip Dasar Gerakan, "
Perhimpunan Nasional tidak dapat menjalankan aktivitasnya dengan menggunakan lambang
kecuali hal itu sesuai dengan prinsip-prinsip yang diatur oleh Konferensi Internasional Palang
Merah dan tujuan-tujuan kelembagaan, yaitu bantuan sukarela terhadap orang sakit dan terluka
serta kepada korban akibat konflik langsung dan tidak langsung dan bencana alam atau bencana
buatan manusia.
Sebagai aturan umum, di masa damai, Perhimpunan Nasional dapat menggunakan lambang
sebagai alat pengenal sesuai dengan perundang-undangan nasional. Seperti yang pernah
disinggung pada bagian A dari tulisan ini (tentang tanda perlindungan), mereka juga dapat
melanjutkan penggunaan lambang sebagai alat pengenal di masa perang atau konflik, tanpa ada
kemungkinan kerancuan dengan kegunaannya sebagai alat perlindungan (penggunaannya tanda
pengenal bersamaan dengan tanda perlindungan).
Sebagai contoh, seorang petugas medis dari Perhimpunan Nasional di masa damai selalu
mengenakan bros, badge atau "name tag" yang merupakan identitas Perhimpunan Nasional
Palang Merah/Bulan Sabit Merah di negaranya. Identitas ini tetap dapat dikenakan kemudian di
masa konflik meskipun dia kemudian mengenakan rompi atau ban lengan dengan lambang
palang merah/bulan sabit merah sebagai tanda perlindungan.
Berikut adalah pembedaan-pembedaan fungsi pengenal dari emblem yang bisa dibuat:
lambang perlengkapan, dapat diterapkan pada bendera, papan alamat, pelat kendaraan,
badge staf, yang menunjukan bahwa seseorang atau objek tersebut adalah anggota atau
milik dari organisasi Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah;
lambang dekoratif, yang mungkin tampak pada medali, kancing atau penghargaan
lainnya, publisitas atau gambaran dekoratif yang digunakan oleh Perhimpunan Nasional;
lambang asosiatif, yang mungkin tampak pada pos-pos P3K, seperti di pinggir jalan, di
dalam stadion atau ruang-ruang publik lainnya atau pada ambulans bukan miliki
Perhimpunan Nasional tetapi dicadangkan untuk tindakan darurat yang bebas biaya
kepada warga sipil yang cedera atau sakit, dengan izin dari Perhimpunan Nasional.