Anda di halaman 1dari 11

Rantai Markov

Rantai markov ditemukan seorang ahli matematis berkebangsaan Rusia yang bernama
Andrey Andreyevich Markov. Rantai markov (markov chains) adalah suatu teknik
matematika yang biasa digunakan untuk melakukan pembuatan model (modelling)
bermacam-macam sistem dan proses bisnis. Teknik ini dapat digunakan untuk
meramalkan perubahan-perubahan di waktu yang akan datang pada variabel- variabel
dinamis berdasarkan hasil pengamatan pada variabel-variabel tersebut di masa yang
lalu (Subagyo, 1989).

Penerapan rantai markov mula-mula adalah pada ilmu-ilmu pengetahuan fisik dan
meteorologi. Teknik ini mula-mula digunakan untuk menganalisis dan memperkirakan
perilaku partikel-partikel gas dalam suatu wadah (container) tertutup serta meramal
keadaan cuaca. Rantai markov sebagai suatu peralatan riset operasi dalam pengambilan
keputusan manajerial yaitu telah banyak diterapkan untuk menganalisis perpindahan
merek (brand switching) dalam pemasaran, perhitungan rekening-rekening, jasa-jasa
penyewaan mobil, perencanaan penjualan, masalah-masalah persediaan, pemeliharaan
mesin, antrian, perubahan harga pasar saham, administrasi rumah sakit, dan sebagainya
(thesis.binus.ac.id, 2014).

Konsep Dasar Markov

Dasar analisis aplikasi markov chain terlebih dahulu pada bagian ini akan
digambarkan secara ringkas konsep dasar markov chain (MC), mulai dari asumsi,
definisi sampai pada beberapa theorema yang diperlukan. Kejadian tertentu dari suatu
rangkaian eksperimen tergantung dari beberapa kemungkinan kejadian, maka
rangkaian eksperimen tersebut disebut Proses Stokastik. Proses dikatakan terhingga
(finite) apabila seluruh kemungkinan kejadian yang dapat terjadi terhingga. Terdapat
banyak tipe Proses Stokastik dan dikelompokan berdasarkan sifat- sifat fungsi
peluangnya (Mulyono, 2004).

Proses Model Rantai Markov


Proses dalam pembuatan rantai markov terdiri dari tiga proses, yaitu menyususn
matriks probabilitas transisi, menghitung kemungkinan market share, dan
mendapatkan suatu kondisi ekuilibrium. Berikut penjelasan secara lebih rinci pada
setiap proses (thesis.binus.ac.id, 2014):

1.Menyusun matriks probabilitas transisi

Bagian ini akan mebahas proses perpindahan para konsumen dalam hubungannya
dengan suatu model produk satu dengan model produk lainnya. Anggapan dasar adalah
bahwa para konsumen tidak berpindah dari suatu model produk produk ke model
produk lainnya secara acak, disamping itu pilihan konsumen atas model produk yang
akan dibeli di masa yang akan datang berdasarkan pada pilihan-pilihan konsumen yang
dibuat di waktu yang lalu.

2.Menghitung kemungkinan market share

Proses markov dibagi menjadi beberapa order. First-order hanya mempertimbangkan


pilihan-pilihan produk yang dibuat selama satu periode untuk penentuan probabilitas
pilihan pada periode berikutnya. Second-order analisis Markov menganggap pilihan-
pilihan untuk suatu produk tertentu dalam periode berikutnya tergantung pada pilihan-
pilihan produk yang dibuat oleh para konsumen selama dua periode terakhir,
sedangkan pada third-order, proses Markov yang digunakan untuk meramal perilaku
konsumen pada periode berikutnya terhadap jenis produk tertentu adalah berdasarkan
pola pemilihan jenis produk oleh para konsumen selama tiga periode terakhir.

3.Kondisi equilibrium

Kondisi equilibrium tercapai hanya jika tidak ada pesaing yang mengubah matriks
probabilitas transisi. Probabilitas market share akan tetap setelah perhitungan beberapa
periode. Keadaan equilibrium meliputi pertukaran para konsumen berkenaan dengan
“retention”, “mendapatkan”, dan “kehilangan” akan statis. Keadaan yang umum
terjadi adalah bahwa tidak ada satu perusahaan pun yang seluruh konsumennya tetap
setia menggunakan produknya, yang berarti kondisi equilibrium akhir tercapai
berdasarkan matriks probabilitas transisi tetap.
Rumusan Rantai Markov

Konsep dasar proses markov adalah state dari sistem atau state transisi. Sifat dari
proses ini adalah apabila diketahui proses berada dalam suatu keadaan tertentu.
Peluang berkembangnya proses di masa mendatang hanya tergantung pada keadaan
saat ini dan tidak tergantung pada keadaan sebelumnya, atau dengan kata lain rantai
Markov adalah rangkaian proses kejadian dimana peluang bersyarat kejadian yang
akan datang tergantung pada kejadian sekarang (Mulyono, 2004).

Proses Stokastik merupakan suatu himpunan variabel acak {X(t)} yang tertentu dalam
suatu ruang sampel yang sudah diketahui, dimana t merupakan parameter waktu
(indeks) dari suatu himpunan T. Ruang keadaan I dari suatu proses sebagai himpunan
harga variable acak X(t) yang mungkin, jika X(t) berupa variabel acak diskrit yang
terdiri dari sejumlah harga tak berhingga yang dapat dihitung dalam suatu himpunan
bilangan cacah tidak negatif, maka I= {0,1,2,………}, dan jika X(t) merupakan
variabel acak kontinu yang non negatif, maka, I = { x ; 0 ≤ x ≤ ∞}.

Proses stokastik, istilah variabel acak X(t) dapat diartikan sebagai variabel keadaan.
Misalnya, jika N= 1, 2,…….. dalam himpunan T= {1,2,………}dan X(t) = 0, 1,….., N
dalam himpunan I = {0,1,2,……….N} maka dalam system persediaan, X(1)
menggambarkan keadaan tingkat persediaan pada akhir minggu pertama, X(2)
menggambarkan keadaan tingkat persediaan pada akhir minggu kedua dan seterusnya
(Siswanto, 2007).

Model Program Dinamis dengan Stage Terbatas

Perilaku jangka panjang dari suatu proses Markov ditandai oleh ketidak
bergantungannya pada state awal dari sistemnya. Sistem tersebut dikatakan telah
mencapai steady state. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
persoalan dengan state yang tidak terbatas ini. Metode pertama disebut metode
enumerasi sempurna yang mengenumerasi seluruh stationary policy hingga diperoleh
solusi optimumnya. Metode ini hanya dapat digunakan apabila jumlah total stationary
policy-nya tidak terlalu besar sehingga masih dapat dihitung. Metode keduan adalah
metode policy interation yang mampu mengurangi kesulitan perhitungan pada metode
pertama. Metode ini umumnya bersifat efisien. Namun kedua metode ini menghasilkan
solusi optimum yang sama (Tjutju, 1987).

Proses Keputusan Markov

Keputusan Markov merupakan penerapan baru dari program dinamis terhadap


pemecahan suatu proses keputusan yang dapat dijelaskan oleh sejumlah state yang
terbatas.Probabilitas transisi diantara state ini dijelaskan oleh suatu rantai Markov,
sedangkan struktur biaya proses ini juga dijelaskan oleh suatu matriks yang elemen-
elemennya menyatakan pendapatan atau ongkos yang dihasilkan dari pergerakan satu
state ke state yang lainnya.

Matriks transisi maupun matriks pendapatan ini sifatnya bergantung pada alternatif-
alternatif keputusan yang dapat digunakan oleh pengambilan keputusan. Tujuan
persoalan ini adalah menentukan keputusan optimum yang dapat memaksimumkan
ekspektasi pendapatan proses yang mempunyai jumlah state terbatas atau tidak terbatas
tersebut (Tjutju, 1987).

Probabilitas Steady State

Berdasarkan kasus yang ada, proses Markov akan menuju kepada kondisi steady state
(keseimbangan), artinya setelah proses berjalan selama beberapa periode, probabilitas
status akan bernilai tetap, dan ini dinamakan probabilitas steady state. Berulang kali
ditunjukan bahwa jumlah kolom probabilitas transisi pada setiap baris matriks transisi
adalah satu. Jika semua jumlah kolom matriks itu juga sama dengan satu, matriks
transisi dinamakan Stokastik Ganda. Untuk setiap matriks transisi stokastik ganda
dimana banyaknya status adalah m, maka setiap probabilitas steady statenya bernilai
1/m (Mulyono, 2004).

State Absorbsi

State k disebut state absorbsi jika pkk = 1, sedemikian hingga ketika rantai berada di
state k, rantai tersebut tetap berada di sana selamanya. Jika k adalah state absorbsi, dan
proses bermula di state i, probabilitas untuk pernah ke state k disebut probabilitas
absorbsi ke state k, dengan sistem bermula di state i. Probabilitas ini dinyatakan
sebagai fik.

Ketika terdapat dua atau lebih state absorbsi pada rantai Markov, dan jelas bahwa
proses akan diserap ke salah satu state ini, probabilitas absorbsi ini perlu dicari.
Probabilitas ini bisa diperoleh dengan menyelesaikan sistem persamaan linier dengan
mempertimbangkan semua kemungkinan untuk transisi pertama, dan dengan adanya
transisi pertama, mempertimbangkan probabilitas absorbsi fjk memenuhi sistem
persamaan (Lieberman dan Hiller, 2008):

……………………………….. …(2.1)

Dengan kendala kondisi sebagai berikut:

fkk = 1,

fik = 0, jika state i recurrent dan i = k.

Probabilitas absorbsi sangat penting pada random walk. Random walk adalah rantai
markov dengan sifat jika sistem berada pada state i maka pada sebuah transisi, sistem
tetap berada di i atau bergerak ke satu dari dua state yang berdekatan langsung dengan
i. Sebagai contoh, random walk sering digunakan sebagai model dalam model yang
melibatkan perjudian (Lieberman dan Hiller, 2008). CPM ( Critical Path Method )

1. Pengertian CPM
T. Hani Handoko (1993 : 401) mengemukakan bahwa CPM adalah suatu
metode yang dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan
kapan pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal
penyelesaian proyek dengan biaya seminimal mungkin.
CPM adalah suatumetode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang
merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai
prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian
pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan fasilitas analisa jaringan kerja yang
berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian
total proyek yang bersangkutan.
Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan yang
digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa PERT menggunakan
activity oriented, sedangkan dalam CPM menggunakan event oriented. Pada activity
oriented anak panah menunjukkan activity atau pekerjaan dengan beberapa keterangan
aktivitasnya, sedang event oriented pada peristiwalah yang merupakan pokok perhatian
dari suatu aktivitas.
B. PERT ( Program Evaluation Review Technique )
1. Pengertian PERT
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan bagian-bagian pekerjaan yang ada di
dalam suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan Program Evaluation Review
Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika
Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Sedangkan terdapat
metodologi yang sama pada waktu bersamaan dikembangkan oleh sektor swasta yang
dinamakan CPM atau Critical Path Method. PERT pada awalnya didesain untuk
industri yang menghasilkan produk tidak standar dan mengalami perubahan teknologi
yang cepat sekali, seperti industri pertahanan dan ruang angkasa, sehingga masalah
ketidakpastian dalam penyelesaian. (Siswanto, 2007) analisis jaringan kegiatan, dan
peristiwa atau disingkat analisis jaringan kerja adalah istilah umum yang meliputi
berbagai metode perencanaan proyek diantaranya, yang paling terkenal adalah PERT
dua sistem ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk proyek-proyek skala besar
dalam bidang pertahanan (E. Jasifi, 1994).
T. Hari Handoko (1993, 401) mengemukakan bahwa PERT adalah suatu
metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian
proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas
yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya
sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya.
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang
melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa
titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh
(milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki
arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari
vaktor atau garis menunjukkan suatu urutan pekerjaan.

CPM(Critical Path Method)dan PERT (Project Evaluation and Review Technique)


PERT dan CPM dikembangkan pada tahun 1950-an unutk membantu para
manajer membuat penjadwalan, memonitor, dan mengendalikan proyek besar dan
kompleks. CPM muncul terlebih dahulu, di tahun 1957 sebagai alat yang
dikembangkann oleh J. E. Kelly dari Remington Rand dan M. R. Walker dari DuPont
untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia di DuPont Secara
terpisah, PERT dikembangkan di tahun 1958 oleh Booz, Allen, dan Hamilton untuk U.
S. Navy (Angkatan Laut Amerika). (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006).
Meskipun PERT dan CPM berbeda pada beberapa hal dalam terminologi dan pada
konstruksi jaringan, tujuan mereka sama. Analisis yang digunakan pada kedua teknik ini
sangat mirip. Perbedaan utamanya adalah bahwa PERT menggunakan tiga perkiraan waktu
untuk tiap kegiatan. Perkiraan waktu ini digunakan untuk menghitung nilai yang diharapkan
dan penyimpangan standar untuk kegiatan tersebut. CPM membuat asumsi bahwa waktu
kegiatan diketahui pasti, hingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap kegiatan.
CPM dan PERT merupakan metode yang berorientasi pada waktu arti keduanya
mengarah pada penentuan sejumlah jadwal. Terdiri 3 tahap dasar yaitu perencanaan,
penjadwalan, dan pengendalian. Tahap perencanaan dimulai dengan memecahkan proyek
kedalam beberapa kegiatan yang berbeda. Estimasi waktu untuk kegiatan-kegiatan ini lalu
ditentukan dan diagram panah dikembangkan dengan panah mewakili satu kegiatan.
Keseluruhan diagram panah tersebut memberikan representasi grafik dari ketergantungan
diantara kegiatan-kegiatan dalam proyek tersebut. Pengembangan diagram panah sebagai
suatu tahap perencanaan memiliki keuntungan berupa dipelajarinya tugas-tugas yang
berbeda secara terinci sambil kemungkinan menyarankan perbaikan-perbaikan sebelum
proyek tersebut dilaksanakan. Yang lebih penting lagi adalah penggunaanya untuk
mengembangkan sebuah jadwal untuk proyek tersebut.

2.2 Pengertian CPM dan PERT


CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek
dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk
memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya seminimal mungkin. CPM merupakan
suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang
paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan
jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap
suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang
digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.(Handoko, 2000)
PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam
penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa
masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan
beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu. PERT memiliki
asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru, tidak ada contoh sebelumnya.
Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi dari metode PERT adalah mengoptimalkan
waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena
belum ada pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada
dalam proyek bersifat probabilistik.(Handoko, 2000)

2.3 Perkiraan Waktu CPM dan PERT


Persyaratan urutan pengerjaan harus diperhatikan, karena berbagai aktivitas
tidak dapat dimulai sebelum aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat dilaksanakan
secara bersamaan dan/ atau tidak saling tergantung. CPM mengenal beberapa waktu
mulai dan waktu berakhir, antara lain (Handoko, 2000):
a. Earliest Start Time (ES) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu aktivitas dapat
dimulai, dengan memperhatikan waktu aktivitas yang diharapkan dan persyaratan
ururtan pengerjaan.
b. Latest Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu aktivitas
tanpa penundaan keseluruhan proyek.
c. Earliest Finish Time (EF) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu aktivitas dapat
diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu aktivitas yang diharapkan.
d. Latest Finish Time (LF) adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu
aktivitas tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau sama
dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan.
Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti
menit, jam, hari, minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan waktu
untuk penyelesaian suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT adalah
kemampuannya untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan.
Untuk setiap aktivitas, model biasanya mencakup tiga perkiraan waktu (Soeharto,
2002):
a. Waktu Optimis, yaitu perkiraan waktu yang paling singkat bagi penyelesaian aktivitas.
b. Waktu Perkiraan Paling Mungkin, waktu penyelesaian yang memiliki probabilitas
tertinggi (berbeda dengan : waktu yang diharapkan).
c. Waktu Pesimis, yaitu waktu terpanjang yang mungkin diperlukan suatu kegiatan.

2.4 Sistem CPM dan PERT


Sistem CPM dan PERT adalah salah satu model yang digunakan dalam
penyenggaraan produksi proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-
kegiatan yang ada dalam sistem CPM dan PERT yang bersangkutan. Informasi tersebut
mengenai sumber daya yang digunakan oleh kegiatan yang bersngkutan dan informasinya
mengenai jadwal pelaksanaannya.
Meskipun sistem CPM dan PERT termasuk sistem informasi dalam
menyelenggaraan produksi proyek, tetapi tidak semua informasi bisa diberikan pada sistem
CPM dan PERT untuk diproses dan tidak semua informasi dilaporkan oleh sistem CPM dan
PERT. Informasi yang ada kaitannya dengan sistem CPM dan PERT hanya menyangkut
kegiatan yang ada dalam sistem CPM dan PERT hanya menyangkut kegiatan yang ada
dalam sistem CPM dan PERT saja.
Input berupa preseden diagram (network diagram) mutlak diperlukan untuk
menerapkan sistem CPM dan PERT. Network diagram menunjukan gambar grafis seluruh
aktivitas yang diperlukan untuk membuat produk beserta hubungan ketergantungannya.
Model ini harus lengkap dan sesuai dengan kondisi nyata. Dalam praktik, akan terdapat
kegiatan-kegiatan yang berdasarkan pertimbangan tertentu tidak termasuk dalam network
diagram. Di samping informasi kegiatan, masih diperlukan informasi sumber daya, yang
bertujuan memberi informasi yang tepat agar sumber daya yang dibutuhkan selalu dalam
keadaan siap pakai. Kedua hal terakhir ini perlu di desain modelnya, agar sistem CPM dan
PERT berhasil.

2.5 Perbedaan CPM dan PERT


Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai
berikut :
1. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan
aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur
kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
2. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta
terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan
yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.
3. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka
biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
4. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil),
sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.

2.6 Simbol-simbol CPM dan PERT


Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu networkadalah sebagai
berikut (Hayun, 2005) :
1. (anak panah/busur), mewakili sebuah kegiatan atau aktivitas yaitutugas yang
dibutuhkan oleh proyek. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai halyang memerlukan duration
(jangka waktu tertentu) dalam pemakaiansejumlah resources (sumber tenaga, peralatan,
material, biaya). Kepala anakpanah menunjukkan arah tiap kegiatan, yang menunjukkan
bahwa suatukegiatan dimulai pada permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan
arahdari kiri ke kanan.

2. (lingkaran kecil/simpul/node), mewakili sebuah kejadian atauperistiwa atau event.


Kejadian (event) didefinisikan sebagai ujung ataupertemuan dari satu atau beberapa
kegiatan. Sebuah kejadian mewakili satutitik dalam waktu yang menyatakan penyelesaian
beberapa kegiatan dan awalbeberapa kegiatan baru. Kegiatan-kegiatan yang berawal dari
saat kejadian tertentutidak dapat dimulai sampai kegiatan-kegiatan yang berakhir pada
kejadianyang sama diselesaikan. Suatu kejadian harus mendahulukan kegiatan yangkeluar
dari simpul/node tersebut.
3. (anak panah terputus-putus), menyatakan kegiatan semu ataudummy activity. Setiap
anak panah memiliki peranan ganda dalam mewakilikegiatan dan membantu untuk
menunjukkan hubungan utama antara berbagaikegiatan. Bedanya dengan kegiatan biasa
ialahbahwa kegiatan dummy tidak memakan waktu dan sumbar daya, jadi waktukegiatan
dan biaya sama dengan nol.
d. (anak panah tebal), merupakan kegiatan pada lintasan kritis.
2.7 Rumus-rumus Perhitungan CPM dan PERT
Rumus-rumus perhitungan yang digunakan dalam modul CPM dan PERT ini
terdiri dari beberapa rumus seperti dibawah ini:
 Untuk CPM mengunakan Lintasan Kritis / diagram network .

Gambar 2.2 lingkaran kejadian untuk perhitungan

Gambar
2.3
Diagram Network CPM
 Untuk PERT mengunakan slope, waktu ekspektasi (te), varians dan probabilitas
penyelesaian proyek.

Rumus probabilitas penyelesaian proyek:

Keterangan:
Cc = Biayadipercepat tp = Waktupesimis
Cn = Biaya normal tm = Wakturealistis
Tn = Waktu normalTD = Waktuproyek (dijadwalkan)
Tc = WaktudipercepatσTE = Deviasistandaruntuk TE(Jalurkritis)
to = WaktuoptimisTE = Waktuproyekdiselesaikan

Anda mungkin juga menyukai