Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

WOUND HEALING
ANATOMI, FISIOLOGI, HISTOLOGI KULIT
Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, yang
biasanya membentuk 15-20% berat badan. pada orang
dewasa, memiliki luas permukaan 1,5-2 m2 yang terpapar
dengan dunia luar.

EPIDERMIS

LAPISAN
KULIT DERMIS

HIPODERMIS
(a) Stratum basal (stratum germinativum)
Terdiri atas selapis sel kuboid atau silindris basofilik yang
terletak di atas lamina basalis pada perbatasan epidermis- EPIDERMIS
dermis.

(b) Stratum spinosum


Terdiri atas sel-sel kuboid, atau agak gepeng dengan inti
ditengah dan sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi
berkas filament

(c) Stratum granulosum


Terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul basofilik kasar.

(d) Stratum lusidum


Tampak lebih jelas pada kulit tebal, lapisan ini bersifat
translusens dan terdiri atas lapisan tipis sel epidermis
eosinofilik yang sangat gepeng

e. Stratum korneum
Lapisan ini terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng berkeratin tanpa
inti dengan sitoplasma yang dipenuhi skleroprotein filamentosa
birefringen, yakni keratin (Junqueira, 2007).
DERMIS

Dermis terdiri atas 2 lapisan dengan batas yang tidak nyata, stratum papilare di sebelah luar dan stratum
retikular yang lebih dalam.

(a) Stratum papilare


Terdiri atas jaringan ikat longgar, fibroblas dan sel jaringan ikat lainnya terdapat di stratum ini seperti sel
mast dan makrofag. Dari lapisan ini, serabut lapisan kolagen khusus menyelip ke dalam lamina basalis
dan meluas ke dalam dermis. Serabut kolagen tersebut mengikat dermis pada epidermis dan disebut
serabut penambat

(b) Stratum retikular, terdiri atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I), dan oleh
karena itu memiliki lebih banyak serat dan lebih sedikit sel daripada stratum papilar (Junqueira, 2007).
FASE PENYEMBUHAN LUKA
Penyembuhan luka normal mengikuti pola yang dapat
diprediksi, dapat dibagi menjadi fase yang tumpang
tindih oleh karaktirstik seluler dan aktivitas biokimia:

(A) hemostasis dan peradangan,


(B) proliferasi, dan
(C) pematangan dan remodeling.
Hemostasis dan Peradangan

Didahului dengan pelepasan faktor


kemotaksis dari lokasi luka.

Luka menurut definisi mengganggu


integritas jaringan, menyebabkan
pembelahan pembuluh darah dan
paparan langsung matriks
ekstraseluler ke trombosit. Paparan
kolagen subendotelial ke platelet
menghasilkan agregasi platelet,
degranulasi, dan aktivasi kaskade
koagulasi.
1. PMN
PMN adalah sel infiltrasi pertama yang memasuki lokasi luka, memuncak pada 24
hingga 48 jam. Peningkatan permeabilitas vaskuler, pelepasan prostaglandin lokal,
dan adanya zat kemotaksis seperti faktor komplemen, interleukin-1 (IL-1), tumor
necrosis factor-α (TNF-α), TGF-β, semua merangsang migrasi neutrofil.

Peran utama neutrophil adalah fagositosis bakteri dan puing-puing jaringan. PMN
juga merupakan sumber utama sitokin awal selama peradangan, terutama TNF-α3
yang mungkin memiliki pengaruh signifikan pada angiogenesis dan sintesis kolagen
berikutnya. PMN juga melepaskan protease seperti kolagenase, yang berpartisipasi
dalam degradasi matriks dalam fase awal penyembuhan luka
2. Makrofag
makrofag mencapai jumlah yang signifikan pada luka setelah 48 hingga 96
jam pasca cedera dan tetap ada sampai penyembuhan luka selesai.
Makrofag, seperti neutrofil, berpartisipasi dalam debridemen luka melalui
fagositosis dan berkontribusi terhadap stasis mikroba melalui radikal oksigen
dan sintesis oksida nitrat.

3. Limfosit T
Limfosit T jumlahnya lebih sedikit daripada makrofag, jumlah T-limfosit
memuncak pada sekitar 1 minggu pasca cedera dan benar-benar
menjembatani transisi dari fase inflamasi ke fase proliferasi penyembuhan.
Proliferasi

Fase proliferatif adalah fase kedua


penyembuhan luka dan mencakup 4 hingga 12
hari. Selama fase ini kontinuitas jaringan
dibentuk kembali. Fibroblas dan sel endotel
adalah populasi sel terakhir yang menginfiltrasi
luka penyembuhan, dan faktor kemotaktik terkuat
untuk fibroblast adalah PDGF.
Fibroblast dari luka mensintesis lebih banyak kolagen
daripada fibroblast non-luka, mereka berkembang
biak lebih sedikit, dan mereka secara aktif melakukan
kontraksi matriks.

Sel endotel berpartisipasi dalam pembentukan kapiler


baru (angiogenesis), suatu proses yang penting untuk
penyembuhan luka. Sel-sel endotel bermigrasi dari
venula utuh dekat dengan luka. Migrasi, replikasi, dan
pembentukan tubulus kapiler baru di bawah pengaruh
sitokin dan TNF-α, TGF-β, dan VEGF.
Sintesis Matriks

Kolagen, merupakan protein paling melimpah dalam tubuh,


memainkan peran penting dalam keberhasilan penyembuhan luka.
Deposisi, pematangan, dan renovasi berikutnya sangat penting
untuk integritas fungsional luka. Meskipun setidaknya ada 18 jenis
kolagen yang dijelaskan, yang utama yang menarik untuk
perbaikan luka adalah tipe I dan III.
Kolagen tipe I adalah komponen utama matriks ekstraseluler dalam
kulit.
Tipe III, yang biasanya juga ada di kulit, menjadi lebih menonjol
dan penting selama proses perbaikan.
Pematangan dan Renovasi

Pematangan dan renovasi bekas luka dimulai selama fase fibroplastik dan
ditandai dengan reorganisasi kolagen yang sebelumnya disintesis.
Kolagen dipecah oleh matrix metalloproteinases (MMPs), dan konten
kolagen luka adalah hasil dari keseimbangan antara kolagenolisis dan
sintesis kolagen.

Kekuatan luka dan integritas mekanis dalam kesegaran luka ditentukan


oleh kuantitas dan kualitas kolagen yang baru disimpan. Menjelang
beberapa minggu pasca cedera, jumlah kolagen dalam luka mencapai
puncak.

Renovasi bekas luka berlanjut selama berbulan-bulan (6 hingga 12) pasca


cidera, secara bertahap menghasilkan bekas luka yang matang, avaskular,
dan aselular.
Epitelisasi

Setelah integritas dan kekuatan


jaringan diperbaharui 
pembentukan kembali barier
external epitelisasi

Proses ini dimulai dalam 1 hari


setelah cedera dan terlihat
sebagai penebalan epidermis di
tepi luka.
PENYEMBUHAN LUKA PADA JARINGAN KHUSUS

Saluran Pencernaan

Tulang

Tulang Rawan

Tendon
Saluran pencernaan

Penyembuhan cedera pada saluran gastrointestinal (GI) tetap menjadi


masalah klinis yang belum terselesaikan. Penyembuhan luka GI banyak
dengan reapposisi mekanik atau pembedahan dari ujung usus, yang paling
sering merupakan langkah awal dalam proses perbaikan.

Tulang

Fase penyembuhan menyerupai penyembuhan dermal, diawali dengan


terbentuknya hematoma  inflamasi dan proliferasi cellular callus 
konsolidasi dan remodelling
Tulang rawan

Tulang rawan terdiri dari sel-sel (kondrosit) yang dikelilingi oleh matriks
ekstraseluler yang terdiri dari beberapa proteoglikan, serat kolagen, dan air.
Tidak seperti tulang, tulang rawan sangat avaskular dan tergantung pada difusi
untuk pengiriman nutrisi melintasi matriks. Selain itu, perichondrium
hipervaskular berkontribusi besar terhadap nutrisi tulang rawan. Oleh karena itu,
cedera pada tulang rawan dapat dikaitkan dengan cacat permanen karena
persediaan darah yang sedikit dan lemah.

Tendon

Tendon dan ligamen dapat mengalami berbagai cedera, seperti laserasi, pecah,
dan memar. Karena mobilitas dari tulang atau otot yang mendasarinya, ujung
yang rusak biasanya terpisah. Penyembuhan tendon dan ligamen berlangsung
dengan cara yang serupa mode seperti di area lain dari tubuh.
KLASIFIKASI PENYEMBUHAN LUKA

 BERDASARKAN WAKTU PENYEMBUHANNYA


Luka akut Luka kronik

Terjadi <5 hari dan waktu


penyembuhan luka Berlangsung lama atau sering timbul
kembali (rekuren)
fisiologis 0-21 hari

Biasanya dapat sembuh Terjadi gangguan pada proses


dengan baik bila tidak penyembuhan, biasanya disebabkan
oleh masalah multifaktor dari
terjadi komplikasi penderita
KLASIFIKASI PENYEMBUHAN LUKA

 BERDASARKAN CARA PENYEMBUHANNYA

Primery • Luka yang ditutup dengan cara dirapatkan kembali dengan


menggunakan alat bantu sehingga bekas luka (scar) tidak ada atau
intention minimal. Luka terjadi tanpa kehilangan banyak jaringan kulit.

Secondary • Kulit mengalami luka (kerusakan) dengan kehilangan banyak jaringan


sehingga memerluka proses granulasi (pertumbuhan sel), kontraksi,
intention dan epitelisasi (penutupan epidermis) untuk menutup luka

• Terjadi jika penyembuhan luka secara primer mengalami infeksi atau


Delayed primary ada benda asing sehingga penyembuhannya terlambat. Luka akan
mengalami proses debris hingga luka menutup
FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA

USIA

NUTRISI

INFEKSI

SIRKULASI DAN OKSIGENASI

PENYAKIT METABOLIK

OBAT-OBATAN
LUKA KRONIS
Merupakan luka yang sudah lama terjadi atau menahun dengan penyembuhan yang
lebih lama Luka akibat adanya gangguan selama proses penyembuhan luka.

Berikut contoh dari luka kronis

ULKUS DIABETIK
merupakan suatu komplikasi yang umum bagi pasien dengan diabetes militus
dan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu neuropati, trauma, deformitas kaki,
tekanan tinggi pada telapak kaki dan penyakit vaskuler perifer.

LUKA KANKER
dikatakan sebagai luka kronis dilihat dari karakteristiknya yaitu sulit sembuh,
sangat menyakitkan, tidak sedap dipandang, bau/malodor, dan sangat banyak
memproduksi eksudat.
Excess Healing

Fibroplasia berlebihan pada proses penyembuhan luka pada kulit.


• Hypertrophic Scars tidak melebihi ketebalan luka
awal, dapat mengempis seiring waktu
• Keloid ketebalannya melebih luka awal, jarang terjadi
penurunan ketebalan dengan sendirinya
PREDILEKSI

• Deltoid
• Presternal
• Upper-back
Treatment

Tujuan: Treatments:
• Pemulihan fungsi • Eksisi
• Menghilangkan gejala • Injeksi kortikosteroid intralesi
• Pencegahan kekambuhan • Silikon topical
• Radiasi
Peritoneal Scarring

keadaan dimana jaringan fibrosa terbentuk


antara organ-organ yang pada keadaan
normal terpisah dan/atau antara organ dan
dinding peritoneum
Pembedahan dilakukan secara hati-
Pencegahan hati, menghindari iskemia, dan
penggunaan kauter, laser, dan
retractor

Laparoscopy

Penggunaan gel
Tatalaksana Luka
Penanganan
Lokal
• Anamnesis – pemeriksaan fisik
• Irigasi dan debridement
• Anestesi local
• Penjahitan luka dan skin grafting
• Pemberian antibiotik
Dressings

• Absorbent dressings
• Nonadherent dressings
• Occlusive dan semiocclusive dressings
• Hydrophilic dan hydrophobic dressings
• Medicated dressings
Absorbent Dressing Nonadherent Dressing Occlusive Dressing
Skin
Replacements
• Skin grafting
• Skin subtitutes
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai