Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus

Onikomycosis dan callus pada peternak domba


Pendahuluan
Pekerja merupakan kelompok berisiko tinggi
terhadap berbagai masalah kesehatan

perilaku pekerja proses kerja lingkungan kerja


Kemenkes RI, 2016

Penyakit akibat kerja

BPS RI, 2014

4,2 juta peternak Pajanan Mekanik: Callus

Zoophilic and Geophilic dermatophytoses

Onikomikosis • Mengakibatkan rasa nyeri, tidak nyaman,


dan terutama tampilan kurang baik
Ilustrasi Kasus

Nama : Tn.
Usia : 34 Tahun
JK : Laki-Laki
Pekerjaan : Peternak Domba Perah
Alamat :

Keluhan Utama : KeluhanTambahan :


• Kedua kuku jari jempol • Gatal saat lembab
kaki berubah warna sejak • Nyeri disangkal
7 bulan yang lalu • Benjolan-benjolan pad kulit
telapak kaki
• Kulit telapak kaki menebal

Riwayat Penyakit Sekarang


Riwayat penyakit
9 bulan sebelum kuku berubah warna, kulit sela-sela jari Pasien bekerja sebagai peternak
pasien terasa gatal dan kemerahan. Terutama saat pasien domba perah. Pekerjaan ini sudah di
menggunakan spatu boat  dibati dengan salep jamur dijalani selama 2 tahun.
dari apotek.
Pasien selalu menggunakan spatu boat
2 bulan setelahnya kedua kuku jari jempol berubah saat bekerja di kandang, menurutnya kaki
warna menjadi kekuningan sering terasa lembab, dan sering tergesek-
gesek karena spatu boat lebih besar
Awalnya dirasakan pada kuku kanan dimulai dari ukurannya dari kaki pasien.
bagian ujung kuku  kuku kiri, namun pasien lupa
rentang waktunya. Pekerjaan diluar kandang: mengarit 
menggunakan sendal jepit.
Selain berubah warna, permukaan kuku pasien juga
menjadi tidak rata, dan terkadang terasa gatal bila kaki
lembab. Nyeri disangkal RPD
Keluhan lain: kulit telapak kaki menebal, terasa kasar, Jamur pada kaki (Tinea pedis).
berbentuk benjolan-benjolan. Tidak terasa nyeri, namun Kecelakaan kerja: jempol tangan kiri
mengganjal. Muncul setelah pasien tertusuk duri. terkena arit 1 tahun yang lalu.
Anamnesis Okupasi

Jenis Pekerjaan Bahan/Material yang digunakan Tempat Kerja Lama Kerja


• Bahan :
- Pakan hijau fermentasi - Wadah susu domba
- Pakan ternak konsentrat - Tong air
 Bekatul - Desinfektan:
 Sereal  RODALON
 Tepung jagung  Daun sirih Peternakan domba:
 Tepung gandum  Ragi
27 domba, terpapar • 10 jam/ hari
Peternak  Kelapa
 Kulit kopi sinar matari • 7 hari/minggu
domba  Kulit kedelai langsung, dikelilingi
perah  Probiotik
oleh hutan. Jumlah
pekerja: 2 orang.
• Alat:
- Mesin pencacah pakan ternak - Spatu boat
- Arit - Sarung tangan kain
- Penyemprot desinfektan - Sarung tangan latex
- Sikat bulu domba
Uraian Tugas
• 06.00 - 06.30 : Pemberian konsentrat APD yang digunakan:
• 06.30 - 07.00 : Persiapan pemerahan (menyiapkan wadah susu,  Spatu boat
merebus daun sirih untuk antiseptik puting)  Baju pelindung
Pemerahan susu  Sarung tangan kain dan latex
• 07.00 - 08.00 : Pemberian pakan hijauan fermentasi 1
• 08.00 - 09.00 : Sanitasi kandang + perawatan domba
• 09.00 - 11.00 : (memandikan domba, memotong kuku domba) • Urin domba di alirkan ke lubang di tanah
• Kotoran domba di kumpulkan di gudang
• 11.00 -11.30 : Pemberian konsentrat untuk pupuk
• 11.30 - 13.00: Ishoma • Desinfektan: RODALON
• 13.00 - 15.00 : Pemberian hijauan fermentasi 2
• 15.00 - 15.30 : Pemberian konsentrat
• 15.30 - 16.00 : Persiapan pemerahan
• 16.00 - 17.00 : Pemerahan
• 17.00 - 17.30 : Pemeriksaan keamanan kandang, Pengumpulan
susu ke pengolah susu
• 17.30 : Pulang dan mandi di rumah.

• Mengarit rumput untuk campuran pakan ternak  mencacah pakan 1 minggu 2 kali. Selama 3 jam
Bahaya Potensial
Bahaya Masalah Kesehatan Tempat Lama Kerja
Potensial Kerja
• Panas matahari  heat stroke, heat exhaustion,s inkope, miliaria, Kandang 10 jam
eritema, heat cramps.
• Radiasi UV : iritasi kulit, luka bakar, katarak
• Pemakaian spatu boat tidak sesuai ukuran dan lama  Kulit luka,
Fisik
lembab  Jamur
• Mesin pencacah  Kecelakaan kerja
• Arit  Kecelakaan kerja  tersayat
• Listrik  electric burn
• Resiko dermatitis kontak karena terpapar zat yang terkandung pada Kandang 10 jam
Kimia
desinfetan kandang
• Serangga  Insect bite Kandanga 10 jam
• Ular  Snake bite
• Pkakan ternak, tumbuhan saat mengarit, kotoran ternak
Biologis
Infeksi mikroorganisme  penyakit kulit akibat jamur, bakteri,
virus
• desinfektan alami: ragi  penyakit akibat kulit jamur.
Bahaya Potensial
• Jenis pekerjaan yang monoton, lama, dan beban Kandang 10 jam
Psikologis
kerja yang berat dapat menimbulkan stress.
• Posisi yang salah saat melakukan pekerjaan  Kandang 10 jam
Ergonomi terlalu banyak membungkuk dan bangun  low
back pain
Penyimpanan desinfektan  masih
sembarangan

Gudang kayu (untuk perbaikan kandang) +


gudang pnyimpanan pupuk kandng
Pemeriksaan Fisik
Status generalis:
Status present
#DBN #DBN
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
BB: 65 Kg
TB: 167 cm
Kepala Leher
Status Gizi: Normal

TTV: dalam batas normal

TD: - Thoraks Abdomen


HR: -

RR: 20 x/menit #DBN #DBN

T: 37,4 C
Status lokalis dan Dermatologis:

• Lokasi: Pedis dextra digiti I


dan Pedis sinistra digiti I

• Efloresensi:
- Diskromasi/ diskolorisasi kuku
- Hiperkeratosis
Debris subungual - Onikolisis  Rapuh
- Debris Subungual  Distal
kuku terdapat debris keratin
Status lokalis dan Dermatologis:

• Lokasi: Plantar Pedis sinistra


• Efloresensi:
- Papula Hiperpigentasi, bulat,
multiple, lentikuler disertai
Hiperkeratosis.

• Nyeri tekan: (-)


Diagnosis Okupasi 3 Hubungan penyakit dengan pajanan
Evidence based:

Ni Wayan Desi Bintari dkk, 2019 Radoslaw, 2000


1 Diagnosis klinis:
40% peternak babi di • Zoophilic and Geophilic
 Onikomycosis digiti 1 pedis
Banjar, Denpasar: positif dermatophytoses:
dextra et sinistra onychomycosis
 Multiple callus plantar pedis - Zoophilic are sporadic
Diana Natalia, 2005 infections of man caused by
sinistra Jamaliyah dkk, 2013 Made Swastika, 2017 dermatophytes typically
Faktor risiko: invading animals
2 Identifikasi pajanan yang • Pakaian oklusif - The potential source of these
dialami • Lingkungan lembab fungi can be pets, farm
• Orang yang setiap hari animals, or wild animals.
 Kaki lembab karena harus memakai sepatu
memakai boat tertutup/ boat • All identified cases of zoophilic
 Kontak langsung dengan • 79% mencuci kaki, & geophilic dermatophytoses
namun tidak segera had clinical forms of superficial
tanah, daun-daunan, dan dikeringkan  lembab mycoses and onychomycoses
ternak serta kotoran • Riwayat infeksi
ternak dermatofita pada lokasi
lain
3 Hubungan penyakit dengan pajanan 4 Menentukan besarnya pajanan
 Kualitatif
• Durasi kerja dengan pajanan: 10 jam/hari
 7 hari  masa kerja 2 tahun.
• Hubungan signifikan.

5 Peranan Faktor Individu


• Tidak langsung mengeringkan kaki
setelah cuci kaki
• Mencuci kaki tidak meggunakan sabun
• Tidak membersihkan boat secara
teratur
• Tidak konsisten menggunakan sarung
tangan saat bekerja.
6 Faktor lain diluar pekerjaan
• Tidak ada  pasien tidak memiliki
pekerjan selain peternak

7 Menentukan diagnosis PAK


ICD 10:
• B35.1 Tinea unguium / onychomycosis
• L84 - Corns and callosities PAK
Tatalaksana
Tata Laksana Medis Tatalaksana Okupasi  individu
• Topikal: • Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini timbul berkaitan
- Cyclopirox 8% selama 6 bulan dengan kebiasaan kerja pasien, penyarankan perubahan
- Asam salisilat salep 5%  untuk perilaku seperti:
callus - Menggunakan boat sesuai ukuran
• Sitemik: Terbinafine 250 mg/hari - Menjaga kebersihan boat
selama 6 minggu - Mencuci kaki dengan sabun kemudian mengeringkannya bila
terasa kaki lembab
- Melakukan subtitusi boat dengan sendal bila masuk waktu
istirahat
Tinjauan Pustaka

ONIKOMYCOSIS bahasa Yunani; kata “onyx” berarti kuku dan “mykes” berarti jamur

Etiologi Anatomi kuku


• Dermatofita
• Ragi (Yeast)
• Kapang (Mold)

Epidemiologi
• Prevalensi : • 80-90% kasus :
- Barat: 2-18% - Trichophyton rubrum Onikomikosis dapat terjadi pada:
- Asia 8,1% - T. mentagrophytes matriks, nail bed, atau nail plate.
- Indonesia: 5%
Etiologi tersering
ONIKOMYCOSIS Faktor Risiko

• Usia  tua • Penyakit penyerta:


• Jenis kelamin  Perempuan - Imunodefisiensi
• Faktor lingkungan : - diabetes mellitus
- Iklim panas • Riwayat infeksi dermatofita pada lokasi lain
- Lembab • Pekerjaan:
• Faktor Perilaku:
- Sering menggunakan sepatu tertutup
- Berjalan tanpa menggunakan alas
kaki
- Tidak segera mengeringkan kaki
- Tidak mencuci kaki setelah bekerja
• Trauma berulang pada kuku
• Hiperhidrosis
ONIKOMYCOSIS
Manifestasi Klinis

• Diskromasi  perubahan warna kuku atau


• Hiperkeratosis Penebalan kuku
• Onikolisis  Rapuh
• Debris subungual
ONIKOMYCOSIS Manifestasi Klinis dan Klasifikasi
Pola invasi jamur terhadap kuku
Onikomikosis Total
Subungual
OSDL Subungual Distal OS Superfisial OSP OE Endoniks Distrofik OTD
Proksimal
dan Lateral

Paling banyak, Invasi Sering imunokompromais, dimulai dari lipatan infeksi lapisan Lanjutan dari
melalui hiponikium menginvasi langsung kuku proksimal melalui superfisial, keempat bentuk
bagian distal /lipat lapisan superfisial kutikula meluas ke berpenetrasi hingga onikomikosis
kuku lateral menuju distal lapisan dalam
bagian proksimal • Bercak atau garis • kuku tampak
transversal berwarna • Area berwarna putih berwarna putih
• Diskromasi  putih keruh berbatas di bawah lipatan seperti susu
putih kekuningan, tegas dan dapat kuku proksimal • adanya
coklat- hitam berkonfluens • Onikolisis pelepasan kuku
• Onikolisis dan • Hiperkeratosis dan secara lamelar
hiperkeratosis bercak atau garis
subungual transversal
ONIKOMYCOSIS Diagnosis
Anamnesis dan gambaran klinis saja  umumnya sulit untuk memastikan penyebab
• Dua pemeriksaan penunjang utama yaitu pemeriksaan mikroskopik dan kultur.

Pemeriksaan mikroskopik :

Preparat KOH 20%  Sampel diambil dari


kerokan jaringan dasar kuku yang terinfeksi

Tampak elemen jamur : hifa atau ragi,


tetapi tidak bisa membedakan spesies.

untuk itu diperlukan pemeriksaan


tambahan, yaitu kultur
ONIKOMYCOSIS Pengobatan Differential Diagnosis
Topikal Sistemik

Ciclopirox 8% selama Terbinafine 250 mg/hari selama


48 minggu 6-12 minggu

Amorofine Itraconazole 200 mg/hari


selama 2-3 bulan

fluconazole 150-300 mg


1 kali perminggu selama 3-12
bulan.
 prolonged application of excessive mechanical shear or friction
Callus
forces to the skin

Patogenesis Callus Manifestasi klinis


Tekanan dan gesekan terus -menerus • Dapat merasakan nyeri bila
tertekan/ rasa mengganjal
• Lesi kulit:
induce hyperkeratinization - Papula dan plak pada area yang
sering terkena paparan mekanik
thickening of the stratum corneum atau gesekan
- hiperkeratosis
Pencegahan Callus
• only by reducing or eliminating the mechanical forces that created them
 Mengurangi repetitive movement
 Mengubah gaya sepatu: ukuran sesuai agar tidak mudah tergesek.

Tatalaksana Callus
DASAR DIAGNOSIS Pembahasan
• (1) penegakan diagnosis klinis,
• (2) penentuan pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja,
• (3) penentuan hubungan antara pajanan dengan penyakit,
• (4) penentuan kecukupan pajanan,
• (5) penentuan faktor individu yang berperan,
• (6) penentuan faktor lain di luar tempat kerja, dan
• (7) penentuan diagnosis okupasi.

ICD 10: Jenis PAK, Perpres no 7 tahun 2019:


• B35.1 Tinea unguium • Penyakit yang disebabkan oleh fakr biologi lain
/ onychomycosis • Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika lain yang tidak
• L84 - Corns and disebutkan (selain kebisingam, getaran, udara bertekanan,
callosities radiasi) dimana ada hubungan langsung antara paparan faktor
fisika yang mucnul akibat aktivitas pekerjaan dengan penyakit
yang dialami oleh pekerja, dibutikan secara ilmiah dengan
menggunakan metode yang tepat.
• Lokasi: Pedis dextra digiti I
dan Pedis sinistra digiti I

• Efloresensi:
- Diskromasi/ diskolorisasi kuku
- Hiperkeratosis
- Onikolisis  Rapuh
- Debris Subungual  Distal
kuku terdapat debris keratin

OSDL
Onikomikosis Subungual Jamur pnenyebab ?
Distal dan Lateral butuh pemeriksaan
penunjang.
DASAR PENATALAKSANAAN

• Tatalaksana medis
• Tatalaksana okupasi

• Tatalaksana medis
Topikal Sistemik

Ciclopirox 8% selama Terbinafine 250 mg/hari selama • DOC yang tersedia di puskesmas:
48 minggu 6-12 minggu - Flukonazole 150 mg

• Harga di indonesia, mahal.


• Di puskesmas hanya tersedia:
- Antifungi kombinasi: Asam benzoat 6%, asam salisilat 3%  salep
- Mikonazol krim 2%
- Ketokonazol krim 2%
• Tatalaksana medis

Keratolitik yang tersedia di puskesmas:


- Asam salisilat salep 5%
- Urea krim 10%

Anda mungkin juga menyukai