1, Maret 2014
Abstract
Diseases can be caused by pathogenic microorganism that appears due to unhygienic attitude.
Hygiene attitude have to be integral part of human life. The increasing of hygiene attitude can
be reached by continuous education. The right knowledge that can forms and increases hygiene
attitude is microbiology. The aim of this research is to know the correlation between knowledge
of microbiology and Biology Education Students’ Hygiene Attitude. It was conducted at Jurusan
Biologi FMIPA UNJ on April-May 2012. The method of this research that used is descriptive
method with survey technique. The samples of this research are 50 Biology education studentsof
class 2008. Samples were taken by simple random sampling technique. Prerequsite tests that
used were normality test of Kolmogorov-Smirnov by SPSS 16.0 and Test of Homogenity of
Variances (levene statistic) by SPSS 16.0. Statistic test which used was nonparametric technique
by correlation test of Spearman Rank by SPSS 16.0. Result of the research shows that there
is correlation between knowledge of microbiology and Biology Education Students’ Hygiene
Attitude.
reproduksi, fisiologi, metabolisme, klasifikasi, 2012. Populasi target pada penelitian ini
distribusinya di alam, hubungan satu dengan adalah seluruh siswa mahasiswa Pendidikan
yang lain serta peranan dalam kehidupan Biologi FMIPA-UNJ. Populasi terjangkaunya
manusia (Dwidjoseputro, 2003). adalah mahasiswa Pendidikan Biologi
Sikap adalah reaksi atau respons angkatan 2008 yang telah mengambil mata
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu kuliah Mikrobiologi. Sampel diambil dari
stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2008). mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan
Sikap adalah intensitas perasaan positif atau 2008 yang terdiri dari kelas pendidikan
negatif yang ditunjukkan kepada sebuah Biologi Reguler dan kelas pendidikan Biologi
obyek psikologis. Obyek psikologis dalam Non Reguler sebanyak 50 mahasiswa dengan
hal ini dapat berupa simbol, individu, kalimat, teknik simple random sampling.
slogan, ataupun ide-ide yang ditunjukkan ke Data pengetahuan pada penelitian
arah individu yang dapat membedakannya ini didapatkan melalui tes pengetahuan
menjadi efek yang positif maupun yang mikrobiologi, sedangkan data sikap higienies
negatif (Thrustone, 1946 dalam Azwar, diperoleh dengan menggunakan kuesioner.
2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi Analisis data yang digunakan untuk mengukur
sikap antara lain: pengalaman pribadi, hubungan antara pengetahuan mikrobiologi
pengaruh orang lain yang dianggap penting, dengan sikap higienis adalah uji Spearman
pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga Rank dengan α=0,05 dengan SPSS 16.
pendidikan dan lembaga agama (Azwar,
2008). Hasil
Higienis berasal dari kata “hygiene” Berdasarkan hasil tes pengetahuan
yang dalam bahasa Yunani berarti cabang mikrobiologi, skor tertinggi adalah 76 dan
ilmu kedokteran yang berhubungan dengan skor terendah adalah 31. Distribusi frekuensi
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan skor pengetahuan mikrobiologi ditampilkan
khalayak ramai secara umum (Ramali, 2000). pada gambar 1.
Hygiene adalah usaha kesehatan masyarakat 15
yang mempelajari pengaruh kondisi 15
12
lingkungan terhadap kesehatan manusia,
Jumlah Responden
12
upaya mencegah timbulnya penyakit karena 9
pengaruh lingkungan dan upaya membuat 9 8
kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga 6
dapat menjamin pemeliharaan kesehatan 3
(Budioro, 2001). 3 2
1
Diharapkan dengan pengetahuan 0
tentang mikrobiologi, mahasiswa Pendidikan
9
9
-6
-7
-7
-8
-8
-9
-9
65
70
75
80
85
90
95
higienis, skor tertinggi adalah 95 dan skor responden, dan hal tsb mempengaruhi
terendah adalah 65. Distribusi frekuensi skor sikap responden.
sikap higienis ditampilkan pada gambar 2. h. Sebanyak 100% responden menyatakan
15
bahwa media massa membawa pesan
13 positif tentang sikap higienis dan hal
11
Jumlah Responden
9
-3
-4
-5
-5
-6
-7
-7
positif tentang sikap higienis dan hal
31
38
45
52
59
66
73
tersebut mempengaruhi sikap responden.
Gambar 2. Diagram Skor Sikap Higienis k. Sebanyak 74% responden menyatakan
bahwa dirinya telah bersikap higienis
Berdasarkan gambar 2, Frekuensi dalam kehidupan sehari-hari.
tertinggi skor sikap higienis terdapat pada
interval kelas ke-3, yaitu 75-79 dengan A. Uji Prasyarat Analisis Data
frekuensi 15 (30%). Frekuensi terendah skor 1. Uji Normalitas
sikap higienis terdapat pada interval kelas Hasil perhitungan uji normalitas
ke-7, yaitu 95-99 dengan frekuensi 1 (2%). Kolmogorov-Smirnov menggunakan
Skor rata-rata sebesar 80,44 dan simpangan SPSS 16.0 menunjukkan taraf signifikansi
baku sebesar 6,51. untuk variabel pengetahuan mikrobiologi
2. Wawancara Tertulis sebesar 0,016 < 0,05; berarti data populasi
Data wawancara tertulis ini sebagai berdistribusi tidak normal. Sedangkan
data pendukung. taraf signifikansi untuk variabel sikap
a. Sumber pengetahuan mikrobiologi higienis sebesar 0,200 > 0,05; berarti data
responden berasal dari perkuliahan (78%), populasi berdistribusi normal.
media cetak (18%), media elektronik (2%)
dan keluarga (2%). 2. Uji Homogenitas
b. Sebanyak 100% responden menyatakan Berdasarkan hasil perhitungan dengan
bahwa memiliki pengetahuan mikrobiologi Test of Homogenity of Variances dengan
itu penting. levene ststistics menggunakan SPSS
c. Sebanyak 100% responden menyatakan 16.0, didapatkan taraf signifikansi untuk
bahwa bersikap higienis itu penting variabel pengetahuan mikrobiologi
d. Sebanyak 70% responden menyatakan sebesar 0,000 < 0,05, yang berarti data
memiliki pengalaman pribadi dalam populasi tidak homogen. Sedangkan taraf
bersikap higienis. signifikansi untuk variabel sikap higienis
e. Sebanyak 96%, orang tua responden sebesar 0,061> 0,05, yang berarti data
menekankan pentingnya bersikap higienis populasi homogen.
dan responden mengikuti anjuran/perintah
tsb. B. Uji Hipotesis
f. Sebanyak 80% responden menyatakan Dikarenakan data pengetahuan
bahwa teman-teman sekelompok mereka mikrobiologi berasal dari populasi yang
sudah bersikap higienis dan responden tidak berdistribusi normal, maka selanjutnya
mengikuti sikap tsb. dilakukan uji hipotesis nonparametrik dengan
g. Sebanyak 94% responden menyatakan menggunakan rumus Spearman Rank dengan
bahwa sudah terdapat budaya higienis SPSS 16.0. Berdasarkan out put, hasil koefisien
(kebiasaan dan norma) di lingkungan korelasi Spearman’s rho adalah 0,190 yang
rumah dan lingkungan sekolah/kampus berarti tolak H0 karena lebih besar dari 0.
ISSN : 0853 2451 45
BIOSFER, Vol. VII, No. 1, Maret 2014
dalam kehidupan sehari-hari. Sebesar 80% sikap tersebut. Tanpa disadari, kebudayaan
responden mengikuti teman sekelompok yang telah menanamkan garis pengaruh sikap
sudah bersikap higienis. Anjuran dan perintah seseorang terhadap berbagai masalah (Azwar,
orang tua untuk bersikap higienis diikuti oleh 2008). Dalam hal ini, budaya higienis di
responden. Demikian pula dengan teman- lingkungan sekitar para responden telah
teman sekelompok, yang dianggap sudah mempengaruhi sikap mereka.
bersikap higienis diikuti oleh responden. Berdasarkan aspek media massa,
Adanya pengaruh orang yang seluruh responden menyatakan bahwa media
dianggap penting oleh responden merupakan massa membawa pesan positif tentang
salah satu faktor terbentuknya sikap higienis sikap higienis. Hal ini membawa pengaruh
responden. Hal ini seperti yang diungkapkan kepada para responden dalam bentuk arahan
Azwar (2008), bahwa pada umumnya, terhadap sikap mereka. Hal ini sejalan dengan
individu cenderung untuk memiliki sikap yang penjelasan Azwar (2008) bahwa media massa
konformis atau searah dengan sikap orang membawa pesan-pesan yang berisi sugesti
yang dianggapnya penting. Kecenderungan yang dapat mengarahkan opini seseorang.
ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk Adanya informasi baru mengenai suatu hal
berafiliasi dan menghindari konflik dengan memberikan landasan kognitif baru bagi
orang yang dianggapnya penting tersebut. terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
Pada masa anak-anak dan remaja, orang tua Pesan-pesan sugestif yang dibawa
biasanya menjadi figur yang paling berarti oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat,
bagi anak. Interaksi antara anak dan orang tua akan memberi dasar afektif dalam menilai
merupakan determinan utama sikap anak. sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap
Selain orang tua, teman sekelompok tertentu. Walaupun pengaruh media massa
juga merupakan orang yang dianggap tidaklah sebesar pengaruh interaksi individual
penting. Bagi seorang anak, persetujuan atau secara langsung, namun dalam proses dan
kesesuaian sikap diri dengan sikap teman pembentukan sikap, peranan media massa
sekelompok adalah sangat penting untuk tidaklah kecil.
menjaga status afiliasinya dengan teman- Berdasarkan aspek pendidikan dan
teman, untuk menjaga agar ia tidak dianggap agama, seluruh responden menyatakan bahwa
asing atau dikucilkan dari kelompok. pendidikan dan agama mengajarkan untuk
Sedangkan ketidaksesuaian dengan sikap bersikap higienis dan hal itu mempengaruhi
orang tua menjadi berkurang pentingnya dan sikap mereka. Lembaga pendidikan dan
bahkan ketidaksesuaian itu dapat dianggapnya agama sebagai sistem mempunyai pengaruh
sebagai suatu bentuk independensi atau dalam pembentukan sikap dikarenakan
kemandirian yang dapat dibanggakannya. lembaga agama meletakkan dasar pengertian
Selanjutnya adalah faktor budaya dan konsep moral dalam diri individu.
higienis. Dalam hal ini, budaya higienis Pemahaman akan baik dan buruk, garis
maksudnya adalah norma dan kebiasaan pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak
higienis yang berlaku di suatu lingkungan boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan
masyarakat. Berdasarkan aspek budaya dan pusat keagamaan serta ajaran agamanya.
higienis di lingkungan sekitar, mayoritas Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama
responden menyatakan bahwa sudah terdapat sangat menentukan sistem kepercayaan, maka
budaya higienis di lingkungan mereka. tidaklah mengherankan bila konsep tersebut
Hal itu pun mempengaruhi sikap mereka, ikut berperan dalam pembentukan sikap
sehingga mereka cenderung bersikap individu terhadap suatu hal.
higienis. Kebudayaan dimana seseorang
hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh Kesimpulan
besar terhadap pembentukan sikap orang Terdapat hubungan antara pengetahuan
tersebut. Seseorang memiliki sikap tertentu tentang mikrobiologi dengan sikap higienis
dikarenakan dia mendapat reinforcement mahasiswa Pendidikan Biologi.
(penguatan, ganjaran) dari masyarakat untuk
ISSN : 0853 2451 47
BIOSFER, Vol. VII, No. 1, Maret 2014