Terdapat dua bentuk fosfor dalam tanah, yakni fosfor anorganik dan fosfor
organik. Sumber utama fosfat anorganik adalah hasil pelapukan dari mineral-
(Ca-P), Alumunium (Al-P), dan besi (Fe-P) yang semuanya sulit larut di dalam
air. Fosfor organik tanah berada dalam tiga grup senyawa, yaitu : fitin dan
turunannya, asam nukleat, dan fosfolipida. Kadar fosfor organik tanah dijumpai
lebih besar pada lapisan tanah atas (top soil) dibandingkan dengan lapisan tanah
bawah (sub soil). Hal ini terjadi karena pada lapisan atas terdapat penumpukan
Bentuk ion fosfat pada tanah-tanah masam akan bereaksi dengan Fe, Al,
dan Mn membentuk senyawa tidak larut (terfiksasi atau teradsorpsi secara kuat
dan mengendap) dan tidak tersedia bagi tanaman. Sebaliknya pada tanah-tanah
tersebut. Pada tanah-tanah di daerah tropis, bentuk ion H2PO4- lebih banyak
berbagai faktor, antara lain : jumlah liat, tipe liat, waktu aplikasi, aerasi,
pemadatan, kandungan air tanah, status P tanah, temperatur, hara lain, kemasaman
membutuhkan. Tanaman menyimpan hara fosfat dalam jumlah kecil dari total
yang diserap oleh akar, oleh karena itu fosfat di dalam tanah harus berada dalam
jumlah besar. Tanaman yang tidak mampu menyerap P dalam jumlah optimal
warna daun tua yang hijau gelap dan ungu merupakan gejala defisiensi P.
dalam beberapa hal, yaitu : sebagai pembawa dan penyimpanan energi dalam
pembesaran sel, pembentukan lemak dan albumin, pembentukan bunga, buah, dan
Tanah Andisol
gembur, ringan dan porous, tanah bagian atasnya berwarna gelap/hitam, berteksur
sedang (lempung, lempung berdebu), terasa licin seperti sabun (smeary) apabila
dipirik, dan secara khusus terbentuk dari bahan piroklastik yang kaya gelas volkan
dimiliki oleh tanah lain. Sifat khas tersebut meliputi sifat morfologi, mineralogi,
dan fisika tanah. Secara morfologi Andisol memiliki warna gelap sampai hitam
yang sangat tebal pada lapisan atasnya. Hal ini disebabkan oleh kandungan bahan
organik yang tinggi. Andisol didominasi oleh liat amorf atau liat kristalin yang
terdiri atas alofan dan imogolit yang merupakan hasil hancuran iklim dari gelas
vulkanik. Di samping itu fraksi koloidal tanah Andisol mengandung hidrat silika
memiliki tekstur yang bervariasi dari berliat sampai berlempung kasar. Namun
tanah umumnya agak masam. Kandungan bahan organik lapisan atas sedang
sampai tinggi, dan lapisan bawahnya umumnya rendah dengan rasio C/N rendah.
Fosfor merupakan unsur yang menjadi faktor pembatas paling utama pada
tanah Andisol karena suplainya sangat rendah. Unsur P dierap sangat kuat oleh
tanaman. Hal tersebut dikenal dengan istilah retensi P (Shoji and Takahasi, 2002).
memiliki retensi fosfat >85% (Neall, 2009). Retensi fosfat organik pada tanah
Andisol terjadi karena adanya pertukaran ligan yaitu ligan humus dengan ligan
(Nanzyo, 2002). Sedangkan menurut Tan (1984), retensi fosfat melalui reaksi
kandungan Al dan Fe bebas. Umumnya dapat dilihat bahwa retensi fosfat akan
Tanah Ultisol
yang sudah mengalami proses hancuran iklim lanjut sehingga merupakan tanah
akumulasi liat (disebut horizon B argilik), dengan reaksi agak masam sampai
luas. Di Indonesia, luas Ultisol diperkirakan sekitar 51 juta ha atau sekitar 29,7%
dari luas daratan Indonesia. Di mana sekitar 48,3 juta ha atau sekitar 95% berada
Tanah ini sudah berkembang lanjut di bentang lahan yang tua dan stabil
atau bahan induk yang terlapuk lanjut. Ultisol mempunyai tingkat pelapukan
dan pembentukan yang berjalan cepat pada daerah-daerah yang beriklim humid
dengan suhu dan curah hujan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
sangat rendah. Karena itu Ultisol miskin secara fisik dengan adanya horizon
menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki ciri reaksi tanah sangat masam
(pH 4,1-4,8). Kandungan bahan organik lapisan atas yang tipis (8-12 cm),
umumnya rendah sampai sedang. Rasio C/N tergolong rendah (5-10). Kandungan
N, P, dan K yang bervariasi sangat rendah, baik lapisan atas maupun lapisan
bawah. Jumlah basa-basa tukar rendah, kandungan K-dd hanya berkisar 0-0,1
Al-dd tinggi, kapasitas tukar kation (KTK) rendah (< 24 cmol/kg tanah),
kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium yang rendah serta sangat peka terhadap
erosi (Munir, 2005). Kadar Al yang tinggi dapat menjadi racun bagi tanaman dan
Pupuk SP-36
Sumber utama pupuk fosfat saat ini adalah batuan fosfat. Sumber lain
adalah tepung tulang. Deposit batuan fosfat tersebar di berbagai belahan dunia.
deposit fosfat terbesar di dunia. Untuk menghasilkan pupuk fosfat, batuan fosfat
diasamkan dengan berbagai bahan seperti asam sulfat, asam nitrat, atau asam
Pupuk ini dibuat melalui pengasaman batuan fosfat dengan H2SO4 dan memiliki
tahun. Menurut Dirjen Pertanian (2012), jumlah permintaan pupuk SP-36 pada
tahun 2011 di sektor pertanian mencapai angka 1.000.000 ton dan diproyeksi akan
pada tabel :
Spesifikasi Kandungan
Kadar P2O5 total minimal 36%
Kadar P2O5 larut Asam Sitrat minimal 34%
Kadar P2O5 larut dalam air minimal 30%
Kadar air maksimal 5%
Kadar Asam Bebas sebagai H3PO4 maksimal 6%
Sifat dan Ciri Kriteria
Bentuk butiran
Warna abu-abu
Higroskopitas tidak higroskopis
Kelarutan dalam air mudah larut
Efisiensi Pemupukan
dan input, berkaitan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input.
output maksimum dari penggunaan sumber daya tertentu. Jika output yang
tertentu untuk menyerap hara dari tanah dan mengubah hara tersebut menjadi
komponen – komponen tanaman (akar, batang, daun) serta produksi (biji dan
buah) (Baligar et al., 2001; Roberts, 2006). Ada beberapa pendekatan yang umum
− Efisiensi Serapan
dengan hara yang dilepas oleh pupuk dan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
metode aplikasi pupuk (jumlah, waktu, bentuk, dan lokasi/tempat) dan faktor lain
− Efisiensi Fisiologis
− Efisiensi Agronomis
ditambahkan.
Jagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah
padi karena di beberapa daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok
kedua setelah beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam pengembangan
meningkat pula.
pupuk lebih banyak dari yang direkomendasi. Karena itu sudah selayaknya jumlah
pupuk yang digunakan oleh para petani harus berdasarkan jumlah pupuk yang
diperlukan tanaman untuk mencapai hasil sesuai potensi hasil varietas yang
jenis pupuk/hara yang sesuai, dan kondisi lingkungan fisik, khususnya pedo-
Selain takaran dan bentuk pupuk, waktu dan cara pemupukan juga
dan cara pemberian pupuk berkaitan erat dengan laju pertumbuhan tanaman
di dalam tanah. Pupuk P sebaiknya diberikan semuanya pada awal tanam, karena
secara larik lebih efektif dibanding secara tugal Pemberian 60 kg P2O5/ha secara
larik memberikan hasil yang setara dengan 120 kg P2O5 secara tugal