Anda di halaman 1dari 4

Sikisi jiwa

1. Kriteria individu yang memiliki jiwa sehat


1. Menurut Marie Jahoda 1958

a. Bersikap memelihara dirinya secara positif (percaya diri dan menerima dirinya
apa adanya)
b. Menyadari akan tindakan dirinya dengan melakukan introspeksi
c. Memiliki konsep diri yang serasi dengan orang lain
d. Memiliki identitas diri dimana dapat mengetahui siapa dirinya
e. Dapat berubah dan tumbuh kembang selama masa hidupnya
f. Berperilaku beragam tetap terpadu dalam dirinya secara konsisten sepanjang
hidupnya.
2. Menurut Maslow dan Mitelman
a. Memiliki perasaan aman yang tepat
b. Memiliki penilaian diri yang rasional
c. Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang tepat
d. Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien
e. Memiliki dorongan dan nafsu jasmaniah yang sehat, serta memiliki
kemampuan u/memenuhi dan memuaskan.
f. Mempunyai pengetahuan diri yang cukup, mampu menghayati motif hidupnya
dalam status kesadaran
g. Mempunyai tujuan hidup yang adekuat
h. Mempunyai kemampuan belajra dari pengalaman hidupnya
i. Ada kesanggupan bisa memuaskan tuntutan dan kebutuhan kelompok dimana
dia berada
j. Memiliki sifat emansipasi yang sehat terhadap kelompoknya dan kebudayaan
k. Ada integrasi dalam kepribadiannya.

2. Yang tidak relevan dengan falsafah keperwatan jiwa, yaitu


a. Area khusus di bidang asuhan keperawatan dengan menggunkanan teori-teori
perilaku manusia sebagai ilmu dan kiat keperawatan, bertujuan untuk pencegahan
gangguan jiwa dan pemulihan dari gejala sisa dalam rangka meningkatkan
kesehatan yang optimal dari individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat kesehatan jiwa telah disiapkan melalui pendidikan khusus, dalam
memberikan asuhannnya bertujuan membantu individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat dalam meningkatkan kesehatan mental terutama untuk meningkatkan
efektifitas daya adaptasi dengan lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menurut Stuart Sudeen : Perawatan kesehatan jiwa merupakan proses
interpersonal yang berusaha meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang
mempengaruhi fungsi integrasi, sistem dari pasien, keluarga, kelompok atau
organisasi masyarakat.
3. Peran perawat psikiatri, yaitu
Pencipta lingkungan terapeutik
Socializing Agent
Konselor
Pendidik
Mother Surrogate
Tehnisi perawatan
Terapist

4. Perawat kesehatan jiwa mengidentifikasi hasil yang diharapkan dan bersifat


individual untuk tiap klien, merupakan standar praktik keperawatan jiwa

5. Peran perawat jiwa dalam usaha untuk meningkatkan kondisi kehidupan, bebas dari
kemiskinan dan peningkatan pendidikan kesehatan, merupakan peran dalam
perawat kesehatan jiwa promotif
6. Peran perawat jiwa dalam berperan serta dalam kegiatan masyarakat dan politik yang
ada kaitanya dalam bidang kes. Jiwa merupakan peran dalam perawat kesehatan jiwa
promotif
7. Peran perawat jiwa dalam kunjungan rumah untuk periapan perawatan dan pemberian
obat merupakan peran dalam
perawat kesehatan jiwa kuratif
8. Mengkaji cara mengatasi masalah yang telah dilakukan keluarga dla mengatasi klien
gangguan jiwa berarti melakukan pengkajian mekanisme koping
9. Dalam keperawatan jiwa, metode yang paling dominan dilakukan pada pengkajian
yaitu wawancara dan observasi
10. Mendapatkan data dengan cara bertanya riwayat klien pada keluarga disebut data
subyektif
11. Mendapatkan data dengan cara observasi melakukan observasi langsung kepada klien,
disebut data obyektif
12. Dalam sebuah kominikasi terapiutik antara perawat dengan klien yang termasuk fase
orientasi (perkenalan) adalah
1. Tentukan alasan klien minta pertolongan
2. Bina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka
3. Rumuskan kontrak bersama
4. Eksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien
5. Identifikasi masalah klien
6. Rumuskan tujuan dengan klien
13. Dalam sebuah kominikasi terapiutik antara perawat dengan klien yang termasuk fase
orientasi (menyepakati kontrak) adalah
1. Nama individu (perawat & klien)
2. Peran perawat dan klien
3. Tanggung jawab perawat klien
4. Harapan perawat klien
5. Tujuan hubungan
6. Tempat pertemuan
7. Waktu pertemuan
8. Situasi terminasi
9. Kerahasiaan

14. Dalam sebuah kominikasi terapiutik antara perawat dengan klien yang termasuk fase
orientasi (tujuan kognitif) adalah
Mari kita bercakap-cakap tentang mas/mbak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap di
ruang tamu saja? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap 15 mnt saja?
15. Dalam sebuah kominikasi terapiutik antara perawat dengan klien yang termasuk fase
orientasi (tujuan afektif dan psikomotor) adalah
Mendorong perkembangan kesadaran diri klien & pemakaian mekanisme koping yang
konstruktif
16. Dalam sebuah kominikasi terapiutik antara perawat dengan klien yang termasuk fase
orientasi (pelaksanaan terapi ) adalah
Mengatasi penolakan perilaku adaptif
17. Dalam sebuah kominikasi terapiutik antara perawat dengan klien yang termasuk fase
orientasi (evaluasi hasil) adalah
Subyektif: Bagaimana perasaan mas/mbak sekarang?
Obyektif: Sudah ada beberapa cara yang sudah kita pelajari dalam mengontrol emosi,
coba sebutkan cara-caranya
18. Dalam sebuah kominikasi terapiutik antara perawat dengan klien yang termasuk fase
orientasi (tindak lanjut) adalah
Mas nanti pada saat mas merasa emosi mas harus tarik nafas dalam seperti yang telah
kita pelajari tadi
19. Dalam sebuah kominikasi terapiutik antara perawat dengan klien yang termasuk fase
orientasi (kontrak waktu) adalah
Mas bagaimana kalau nanti kita latih cara lain mengontrol emosi dengan cara fisik?
20. Penyebab gangguan jiwa karena adanya penurunan salah satu substansi kimiawi
dalam tubuh, termasuk kelompok
Fisiologi
21. Penyebab gangguan jiwa akibat di turunkan ke satu generasi ke generasi lain melalui
gen dalam kromosom merupakan kelompok
Genetika
22. Penyebab gangguan jiwa akibat ketidak mampuan dalam memenuhi tuntutan
perubahan kultur merupakan kelompok
Kultural
23. Penyebab gangguan jiwa akibat dari gangguan hubungan kepada orang lain
dikeluarga maupun masyarakat maupun kelompok interpersonal

Anda mungkin juga menyukai