Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori
Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ada tiga cara utama
yang umumnya dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan
bahan kimia dan penyaringan atau filtrasi. Sumber panas yang digunakan apabila
bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).
Metode sterilisasi panas terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan oven pensteril yang
dirancang khusus untuk tujuan ini. Oven dapat dipanaskan dengan gas atau
listrik dan umumnya temperatur diatur secara otomatis. Sterilisasi panas
kering biasanya ditetapkan pada temperatur 160°-170°C dengan waktu tidak
kurang dari 2 jam. Oven yang digunakan untuk menciptakan sterilisasi udara
panas terdiri dari dua jenis, pemindahan panas alamiah dan pemindahan
panas buatan (paksaan). Sirkulasi dalam oven pemindahan panas alamiah
tergantung pada aliran yang dihasilkan oleh kenaikan udara panas dan
penurunan udara dingin. Sirkulasi ini dapat dengan mudah dihambat oleh
wadah yang mengakibatkan kurangnya efisiensi distribusi panas. Perbedaan
temperatur sebanyak 20°C atau lebih dapat ditemukan pada berbagai rak.
Oven pemindahan panas buatan memakai penghisap udara untuk
mengalirkan udara panas sekitar objek yang disterilkan dalam ruang.
2. Sterilisasi Uap
Sterilisasi uap dilakukan dalam autoklaf dan menggunakan uap air
dengan tekanan. Sebagian besar autoklaf biasanya dioperasikan pada
temperature 121°C, yang diukur pada saat uap air mulai keluar dari autoklaf.
Waktu yang diperlukan oleh uap air untuk menembus beban yang disterilkan
dan waktu pemaparan harus diatur untuk menghitungkan masa laten ini
(Ansel, 1989).
Pemanasan lembab menyebabkan koagulasi protein sel pada temperatur
yang jauh lebih rendah daripada pemanasan kering. Pada titik kondensasi
(titik embun), uap membebaskan energi panas sama besar dengan panas
karena penguapan. Jumlah ini kira-kira 540 kalori/gram pada 100°C dan 524
kalori/gram pada 121°C. sebaliknya energi panas yang dibebaskan oleh
udara kering panas kira-kira hanya 1 kalori/gram udara untuk tiap derajat
pendinguanan.
Sterilisasi dengan penyaringan tergantung pada penghilangan mikroba
secara fisik dengan absorpsi pada media penyaringan atau dengan
mekanisme penyaringan, digunakan untuk sterilisasi bahan yang tidak tahan
panas (Ansel, 1989).
Pengendalian mikroba dengan filtrasi, ada dua filter yaitu filter
bakteriologis dan filter udara. Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk
mensterilkan bahan-bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan misalnya
larutan gula, serum, antibiotika, antitoksin dan lain-lain. Teknik filtrasi
prinsipnya menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah
bakteri saja. Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan adalah:
Bakefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari porselen), Seitz (dari
asbes) dan selulosa. Filter udara benefisiensi tinggi untuk menyaring udara
berisikan partikel (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA)
memugkinkan dialirkannya udara bersih kedalam ruang tertutup dengan
sistem aliran udara laminar (Laminar Air Flow) (Anonim, 2006).
Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya dapat terbunuh dengan
penyinaran sinar ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi. Sianr UV, bakteri
yang berada diudara atau yang berada dilapisan suatu benda yang terpapar
sinar UV akan mati. Sianar ionisasi, yang termasuk sinar ionisasi ialah sianr
X, sianr alfa, sinar beta dan sinar gamma.
Banyak agen kimia yang berpotensi untuk membunuh atau menghambat
mikroba. Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolongkan menjadi:
a) Agen kimia yang merusak membran sel mikroba. Golongan surfakan
(Surface Active Agents), yaitu golongan anionic, kationik dan nonionik.
Golongan fenol.
b) Agen kimia yang merusak enzim mikroba. Golongan logam berat
seperti arsen, perak, merkuri dan lain-lain. Golongan oksidator seperti
golongan halogen, peroksida halogen dan formaldehid.
c) Agen kimia yang mendenaturasi protein. Agen kimiawi yang
menyebabkan terjadinya koagulasi dan presitasi protoplasma, seperti
alkhol, gliserol dan bahan-bahan asam dan alkalis (Anonim, 2006).
Semua proses sterilisasi (thermal, kimiawi, radiasi dan filtrasi)
dirancang untuk menghancurkan atau mengurangi bahan pencemar
mikrobilogis yang ada dalam suatu produk. Keefektifan masing-masing
proses sterilisasi harus dibuktikan sebelum proses tersebut digunakan
pada kondisi pemrosesan. Diantara indikator yang tersedia, yang paling
banyak dipakai adalah thermocouple. Indikator ini sering dihubungkan
dengan alat perekam, sehingga diperoleh rekaman terus-menerus
tentang temperatur yang sebenarnya pada lokasi thermocouple.
Indikator mekanik adalah bagian instrumen mesin sterilisasi
seperti gauge, tabel dan indikator suhu maupun tekanan yang
menunjukkan apakah alat sterilisasi bekerja dengan baik. Kegunaannya
sebagai berikut:
1) Pengaturan temperature dan tekanan merupakan fungsi penting
sistem monitoring sterilisasi. Apabila indikator mekanik berfungsi
baik, maka akan memberikan informasi segara temperatur, tekanan,
waktu dan fungsi mekanik lainnya dari alat.
2) Memberikan indikasi adanya masalah apabila alat rusak dan
memerlukan perbaikan (Lukas, 2006).
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 1989. Intoduction to Pharmaceutical Dosage Form, 4 Edition, Lea


and Febiger, Philadelphia.

Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai