Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS OBAT MAKANAN DAN

KOSMETIKA

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DAN PENGAWET ASAM


BENZOAT DALAM SAUS TOMAT DI KOTA BANJARMASIN

Oleh :
Kelompok 8

Ajeng Septira Khitami 11194761920040


Aulia Rahma Az Zahra 11194761920043
Novia Henjani 11194761920062
Shopa Handayani 11194761920072
Suvana Devi 11194761920073

JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DAN PENGAWET ASAM
BENZOAT DALAM SAUS TOMAT DI KOTA BANJARMASIN
Ajeng Septira Khitami1) , Aulia Rahma Az Zahra2), Novia Henjani3), Shopa
Handayani4), Suvana Devi5)

Program Studi Farmasi Universitas Sari Mulia

ABSTRAK

Penelitian dilakukan dengan menganalisis bahan pewarna dan bahan


pengawet dari segi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dalam suatu produk
soas tomat yang beredar di Kota Banjarmasin. Bahan pewarna yang dianalisis
adalah Rhodamin B yang dilarang penggunaannya oleh pemerintah dan
penyalahgunaannya dalam makanan. Selain itu saus tomat dengan warnanya yang
merah seringkali disalahgunakan oleh produsen dengan menambahkan pewarna
yang tidak seharusnya ada dalam makanan seperti Rhodamin B. Bahan pengawet
yang dianalisis adalah Asam Benzoat. Penggunaan bahan pengawet asam benzoat
yang tidak terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai efek racun pada pemakaian
berlebih terhadap konsumen, sehingga pemberian bahan pengawet ini tidak
melebihi 0,1% dalam bahan makanan Produk yang digunakan didapatkan dari
pasar tradisional yang ada di Kota Banjarmasin dengan merek saos tomat yang
berbeda. Metode penelitian analisis Rhodamin B adalah dengan Kromatografi
Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 555 nm
dengan merek saos A dan B lalu untuk analisis Asam Benzoate dilakukan dengan
analisis kualitatif yaitu uji warna dengan pereaksi FeCl3, titrasi asam basa dan
metode spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 230 nm dengan
merek saos C dan D. Hasil yang didapatkan sampel saus tomat yang diperiksa
mengandung Rhodamin B zat pewarna merah yang dilarang untuk digunakan
untuk makanan, kosmetik, dan obat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 722 / Menkes / Per / IX / 1988 tentang komposisi
makanan dan tingkat kandungan Asam Benzoat saus tomat di pasar tradisional
Kota Banjarmasin telah memenuhi standar yaitu ± 1000 mg / kg.

Kata Kunci: Saos tomat, Rhodamin B, Asam Benzoat, KLT, Titrasi Asam Basa,
Spektrofotometri UV-VIS.

ABSTRACT
The study was conducted by analyzing coloring agents and preservatives
in terms of qualitative analysis and quantitative analysis in a tomato soas product
circulating in Banjarmasin City. The dyes analyzed are Rhodamin B which is
prohibited from being used by the government and abuse in food. In addition,
tomato sauce with red color is often misused by producers by adding dyes that
should not be present in foods such as Rhodamin B. The preservatives analyzed
are Benzoic Acid. Use of non-dissociated benzoic acid preservatives. This form
has a toxic effect on over-consumption of consumers, so the administration of
preservatives does not exceed 0.1% in food ingredients The products used are
obtained from traditional markets in Banjarmasin City with different brands of
tomato sauce. The Rhodamin B analysis method is by Thin Layer
Chromatography and UV-VIS Spectrophotometry at a wavelength of 555 nm with
brands A and B then for analysis Benzoic Acid was carried out with qualitative
analysis namely color test with FeCl3 reagent, acid base titration and UV-
spectrophotometric method VIS at a wavelength of 230 nm with the brands SAOS
C and D. The results obtained from the examined tomato sauce samples
containing Rhodamin B red coloring agents were prohibited to be used for food,
cosmetics, and medicine in accordance with the Regulation of the Minister of
Health of the Republic of Indonesia No. 722 / Menkes / Per / IX / 1988 regarding
the composition of food and the level of Benzoic Acid content in tomato sauce in
the traditional market of Banjarmasin City has met the standardsnamely ± 1000
mg / kg.

Anda mungkin juga menyukai