Anda di halaman 1dari 6

Tugas PPKn

(Teks Proses Sidang)

Nama anggota kelompok:

Agil Dwi D (02)

Alfi Kusuma (03)

Amelia Nur M (04)

Anisa Fitri (06)

Ashlih Istighfarani (08)

Cintya Dwi H (09)

Deviasti Y (10)

Diah Indah C (11)

Dina Shevia (12)

Muchammad Ikmal A (23)

Muhammad Imamal (24)

Sahrul Irfan (30)

2 kimia analis 2

SMK N 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG

2017/2018
Glosarium
1. Peradilan

Proses untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara.

2. Pengadilan Agama

Lembaga peradilan tingkat pertama yang bertugas menerima, memeriksa, mengadili dan
menyelesaikan suatu sengketa bagi orang yang beragama Islam yang berkedudukan di tingkat
kabupaten/kota.

3. Pengadilan Tinggi Agama

Pengadilan tingkat banding.

4. Mediasi

Cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para
pihak dengan dibantu oleh mediator.

5. Mediator

Pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai
kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan
sebuah penyelesaian.

6. Amar Putusan

Isi dari putusan, yang merupakan jawaban petitum dalam surat gugatan yang diajukan oleh
Penggugat/Pemohon.

7. Ketua Pengadilan Agama

Seseorang yang memimpin/mengepalai Pengadilan Agama.

8. Ketua Majelis Hakim

Seseorang yang mengetuai para hakim/majelis hakim dalam sidang.

9. Hakim Anggota

Hakim yang menjadi hakim anggota dalam satu kelompok majelis hakim.

10. Panitera

Pejabat kantor kepaniteraan pengadilan yang bertugas pada bagian administrasi pengadilan,
membuat berita acara persidangan, dan tindakan administrasi lainnya.

11. Panitera Pengganti

Pejabat kepaniteraan yang menggantikan Panitera dalam melaksanakan tugas membantu hakim
dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang.

12. Penggugat
Seseorang istri yang mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama.

13. Tergugat

Seseorang suami yang digugat cerai di Pengadilan Agama.

14. Pemohon

Seseorang suami yang mengajukan permohonan cerai talak pada istrinya di Pengadilan Agama.

15. Termohon

Seseorang istri yang diajukan permohonan cerai talak oleh suaminya.

16. Gugatan Cerai/Cerai Gugat

Surat cerai yang diajukan oleh pihak istri kepada suaminya.

17. Permohonan Cerai Talak

Surat permohonan suami untuk mengucapkan talak agar dapat bercerai dengan istrinya.

18. Jawaban

Bantahan atau pengakuan mengenai dalil-dalil gugatan/permohonan yang diajukan oleh


Penggugat atau Pemohon.

19. Replik (menjawab kembali)

Jawaban Penggugat/Pemohon atas jawaban Tergugat/Termohon.

20. Duplik

Jawaban Tergugat/Termohon tentang tanggapan dari adanya Replik pihak Penggugat/Pemohon.

21. Sidang Saksi/Pembuktian

Sidang dimana para pihak baik Penggugat/Pemohon maupun Tergugat/Termohon


memperlihatkan bukti-bukti dan membawa saksi-saksi untuk mendukung dan membuktikan dalil-
dalil dalam surat/berkas proses cerainya.

22. Kesimpulan

Berkas/surat dari para pihak untuk menyimpulkan surat-surat berkas yang telah diserahkan pada
pengadilan.

23. Petitum

Apa yang diminta atau yang diharapkan oleh Penggugat/Pemohon agar diputuskan oleh hakim
dalam persidangan.

24. Hak Pemeliharaan Anak

Hak yang diperebutkan oleh para pihak untuk mendapatkan hak merawat anak.

25. Harta Gono-Gini/Harta Bersama

Harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami istri selama dalam perkawinan
berlangsung, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun.
26. Nafkah Iddah

Nafkah yang diberikan mantan suami kepada mantan istri setelah bercerai (selama masa iddah).

27. Mut'ah

Pemberian bekas suami kepada istri yang dijatuhi talak berupa benda atau uang dan lainnya.

28. Nusyuz

Keadaan dimana pihak suami atau istri meninggalkan kewajibannya sebagai seorang suami atau
istri.

29. Syiqaq

Suatu alasan cerai yang disebabkan adanya perselisihan yang terus menerus atau adanya
perbedaan prinsip yang sangat mendasar yang tidak mungkin disatukan/didamaikan kembali.

30. Verstek

Putusan yang dijatuhkan majelis hakim tanpa hadirnya pihak Tergugat/Termohon meskipun ia
telah dipanggil secara sah dan patut tanpa alasan yang sah.

31. Gugatan Rekonvensi (gugatan balik)

Gugatan Tergugat/Termohon sebagai gugatan balasan terhadap gugatan yang diajukan


Penggugat/Pemohon kepadanya, yang tentunya dalam kaitannya dengan perceraian adalah
rekonvensi tentang nafkah, asuhan anak, gono-gini/harta bersama dan lain-lain.

32. Gugat Konvensi

Gugatan yang mula-mula diajukan, yang bersisikan tuntutan pihak Penggugat agar pihak Tergugat
melaksanakan suatu prestasi atau jasa kepada pihak Penggugat.

33. Eksepsi

Jawaban Tergugat/Termohon yang tidak langsung mengenai pokok perkara.

34. Posita

Dalil-dalil konkrit tentang adanya hubungan hukum yang merupakan dasar serta alasan-alasan
daripada tuntutan-tuntutan.

35. Perdamaian

Suatu persetujuan dimana kedua belah pihak untuk mengakhiri suatu perkara yang sedang
terjadi/berlangsung.

36. Pemeriksaan Kontradiktur

Pemeriksaan tanpa jawaban dari pihak yang telah hadir pada sidang pertama atau sebelumnya
pernah hadir namun pada sidang berikutnya tidak hadir tanpa alasan yang sah.

37. Wali Hakim

Wali nikah yang ditunjuk oleh Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk olehnya, yang diberi hak
dan kewenangan untuk bertindak sebagai wali nikah.
38. Akad Nikah

Rangkaian ijab yang diucapkan oleh wali dan kabul yang diucapkan oleh mempelai pria atau
wakilnya disaksikan oleh dua orang saksi.

39. Mahar

Pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, baik berbentuk barang, uang
atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.

40. Taklik-talak

Perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah yang dicantumkan dalam Akta
Nikah berupa janji talak yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi
di masa yang akan datang.

41. Pemeliharaan Anak (Hadhonah)

kegiatan mengasuh, memelihara dan mendidik anak hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri.

42. Perwalian

Kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum
sebagai wakil untuk kepentingan dan atas nama anak yang tidak mempunyai kedua orang tua,
orang tua yang masih hidup, tidak cakap melakukan perbuatan hukum.

43. Khuluk

Perceraian yang terjadi atas perminitaan istri dengan memberikan tebusan atau iwadl kepada dan
atas persetujuan suaminya.

44. Hukum Kewarisan

Hukum yang mengatur tentang pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris,
menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.

45. Pewaris

Orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berdasarkan putusan
Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan.

46. Ahli Waris

Orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan
dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.

47. Harta Peninggalan

Harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang berupa harta benda yang menjadi miliknya
maupun hak-haknya.

48. Harta Waris

Harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris
selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutang dan
pemberian untuk kerabat.

49. Wasiat
Pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain atau lembaga yang akan berlaku setelah
pewaris meninggal dunia.

50. Hibah

Pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang
masih hidup untuk dimiliki.

51. Anak Angkat

Anak yang dalam pemeliharaan untuk hidupnya sehari-hari, biaya pendidikan dan sebagainya
beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada orang tua angkatnya berdasarkan putusan
Pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai