BAB 3
KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN
A. Defenisi Kepemimpinan
Kajian kepemimpinan berada dalam kerangka konsep hubungan manusia.
Banyak pakar manajemen dan kepemimpinan mengajukan defenisi yang dapat
dijadikan kerangka konseptual membahas teori kepemimpinan.
Hersey dan Blanchard (1986:1000), berpendapat; “Kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Overton (2002:3) bahwa; “leadership is
ability to get work done with and through others while gaining their confidence
and cooperation”.
Pendapat pertama menekankan makna kepemimpinan sebagai proses
mempengaruhi orang lain mencapai tujuan dalam suatu situasi. Kepemimpinan
juga dapat berlangsung dimana saja. Sedangkan pendapat kedua menekankan
focus kepemimpinan terhadap kemampuan seseorang memperoleh tindakan dari
orang lain. Dengan begitu hakikat kepemimpinan juga merupakan kemampuan
mempengaruhi orang.
Pemimpin adalah orang yang diakui memiliki sifat terpercaya,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam mempengaruhi orang lain
sehingga dipilih atau disepakati sebagai pemimpin.
Di sisi lain ada beberapa karakteristik umum para pemimpin, dikemukakan
Overton (2002:6), yaitu:
1. Kecerdasan: para pemimpin cenderung memiliki kecerdasan lebih
tinggi daripada anggotanya,
2
B. Peran Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dapat berlangsung di dalam dan di luar organisasi.
Karena itu, salah satu peran strategis seseorang dalam organisasi selain sebagai
manajer adalah sebagai pemimpin.
Newell (1978:150), menjelaskan bahwa peran adalah sama dengan
perilaku dalam kedudukan tertentu dan mencakup perilaku itu sendiri dan sikap
serta nilai yang melekat dalam perilaku”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran ialah
harapan-harapan yang merupakan ketentuan tentang perilaku atau aktivitas yang
harus dilakukan seseorang dalam kedudukan tertentu, dan perilaku aktual yang
dijalankannya pada organisasi atau masyarakat.
Keuntungan membagi visi dalam kepemimpinan, dikemukakan Nanus dan
Dobbs (1999;79) dan Daft, (1999;128) dapat dirangkum, yaitu:
1. Memberikan focus, keputusan, tindakan serta menyaring isu-isu
kompetisi,
2. Mendorong cara-cara baru dalam berpikir merespon tantangan penuh
resiko,
3. Mengedepankan proses perencanaan strategik untuk perubahan,
3
1. Situational-Theory
Teori kepemimpinan situasional, menampilkan empat model dengan ciri-
ciri perilaku tersendiri. Dijelaskan Hersey dan Blanchard (1988:91), perilaku
tersebut mencakup:
1. Memberitahukan (Telling), pemimpin memberitahukan instruksi spesifik
dan menyelia pelaksanaan pekerjaan secara bersama.
2. Menjajakan (Selling), pemimpin menjelaskan keputusan dan memberi
kesempatan bawahan memperoleh kejelasan.
3. Mengikutsertakan (Participating), pemimpin dan anggota tukar menukar
ide dan memudahkan dalam pengambilan keputusan.
4. Mendelegasikan (Delegating), pemimpin mendelegasikan tanggung jawab
pengambilan keputusan.
2. Path Goal-Theory
Ada empat perbedaan perilaku kepemimpinan yang dikemukakan dalam
Path-Goal Theory dengan menegaskan proposisi bahwa manajer dapat
memudahkan kinerja dengan menunjukkan kepada pegawai bagaimana kinerja
mereka secara langsung mempengaruhi penerimaan mereka terhadap keinginan
imbalan. Keempat perilaku kepemimpinan tersebut menurut Gibson,et al
(1997:287) meliputi:
1. Memerintah (Directive), yaitu pemimpin memberitahu apa dan kapan
sesuatu dikerjakan pegawai, tidak ada partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan,
2. Mendukung (Supportive), yaitu manajer menjadi sahabat bagi pegawai dan
menunjukkan minat kepada mereka,
3. Memudahkan (Fasilitative), yaitu pimpinan memberitahu sasaran dan
melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan,
4. Orientasi Prestasi (Achievement-Oriented) yaitu pimpinan membagi
sumbangan tujuan dan menunjukkan kepercayaan bahwa pegawai mampu
mencapainya.
5
Menurut Nanus dan Dobbs bahwa seorang pemimpin organisasi non profit
adalah seorang yang memimpin sumber daya orang, modal dan intelektual
organisasi bergerak kepada arah yang benar. Secara lebih jelas, dinyatakan :
1. Memimpin sumber daya berarti mengumpulkan, memfokuskan
perhatian dan menginspirasi
2. Mendorong organisasi berarti memperkuatnya menuju peningkatan
kinerja
3. Menentukan arah yang benar menuju kebaikan terbesar untuk dikejar.