Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dea Mora Tanjung (0310162030)

Sem/Jur: VII/Tadris Biologi-2


M.Kuliah: Kepemimpinan Pendidikan

BAB 3
KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

A. Defenisi Kepemimpinan
Kajian kepemimpinan berada dalam kerangka konsep hubungan manusia.
Banyak pakar manajemen dan kepemimpinan mengajukan defenisi yang dapat
dijadikan kerangka konseptual membahas teori kepemimpinan.
Hersey dan Blanchard (1986:1000), berpendapat; “Kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Overton (2002:3) bahwa; “leadership is
ability to get work done with and through others while gaining their confidence
and cooperation”.
Pendapat pertama menekankan makna kepemimpinan sebagai proses
mempengaruhi orang lain mencapai tujuan dalam suatu situasi. Kepemimpinan
juga dapat berlangsung dimana saja. Sedangkan pendapat kedua menekankan
focus kepemimpinan terhadap kemampuan seseorang memperoleh tindakan dari
orang lain. Dengan begitu hakikat kepemimpinan juga merupakan kemampuan
mempengaruhi orang.
Pemimpin adalah orang yang diakui memiliki sifat terpercaya,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam mempengaruhi orang lain
sehingga dipilih atau disepakati sebagai pemimpin.
Di sisi lain ada beberapa karakteristik umum para pemimpin, dikemukakan
Overton (2002:6), yaitu:
1. Kecerdasan: para pemimpin cenderung memiliki kecerdasan lebih
tinggi daripada anggotanya,
2

2. Kematangan social: para pemimpin cenderung memiliki kematangan


emosi dan minat yang sangat luas,
3. Memiliki motivasi dan orientasi prestasi: para pemimpin berusaha
mencapai sesuatu, bila mereka mencapai satu tujuan, akan mencapai
yang lain.
4. Memiliki rasa percaya diri dan keterampilan komunikasi: pemimpin
mengenali kebutuhan bekerjasama dengan orang lain dan hormat
terhadap pribadi individu.

Dapat disimpulkan bahwa ada tiga keterampilan yang harus dimiliki


seorang pemimpin, yaitu: keterampilan teknik, keterampilan hubungan manusia,
dan keterampilan konseptual.

B. Peran Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dapat berlangsung di dalam dan di luar organisasi.
Karena itu, salah satu peran strategis seseorang dalam organisasi selain sebagai
manajer adalah sebagai pemimpin.
Newell (1978:150), menjelaskan bahwa peran adalah sama dengan
perilaku dalam kedudukan tertentu dan mencakup perilaku itu sendiri dan sikap
serta nilai yang melekat dalam perilaku”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran ialah
harapan-harapan yang merupakan ketentuan tentang perilaku atau aktivitas yang
harus dilakukan seseorang dalam kedudukan tertentu, dan perilaku aktual yang
dijalankannya pada organisasi atau masyarakat.
Keuntungan membagi visi dalam kepemimpinan, dikemukakan Nanus dan
Dobbs (1999;79) dan Daft, (1999;128) dapat dirangkum, yaitu:
1. Memberikan focus, keputusan, tindakan serta menyaring isu-isu
kompetisi,
2. Mendorong cara-cara baru dalam berpikir merespon tantangan penuh
resiko,
3. Mengedepankan proses perencanaan strategik untuk perubahan,
3

4. Memercikkan sumber baru pendanaan utama institusi,


5. Melayani kebangkitan dan perluasan pendayagunaan para staf, budaya
organisasi dalam kejelasan situasi baru dan persaingan.

Sudut pandang lain dikemukakan Overton (2002;25) fungsi kepemimpinan


dalam membagi visi, mencakup:
1. Menciptakan visi dan perasaan kebersamaan,
2. Mempercepat komitmen,
3. Mengispirasi kepercayaan,
4. Integritas membagi pandangan,
5. Mendukung keterampilan berbicara melalui dialog,
6. Menolong orang lain sesuai pengaruh yang diberikan,
7. Membagi kepemimpinan, dan mempermudah,
8. Memberikan energi kepada orang lain,
9. Membangun tim kerja,
10. Bekerja sebagai peran keteladanan.

C. Teori Perilaku Kepemimpinan


Dalam membahas masalah perilaku dalam kepemimpinan perlu terlebih
dahulu dipahami hakikat perilaku (behavior). Menurut Hersey dan Blanchard
(1988:15) bahwa perilaku senantiasa berorientasi tujuan. Dengan kata lain,
perilaku didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan-tujuan.
Secara sederhana dapat dipahami bahwa perilaku adalah aktivitas yang
dilakukan seseorang atau kelompok. Dijelaskan Hersey dan Blanchard (1988:16)
bahwa bagian mendasar dari perilaku adalah aktivitas. Semua perilaku merupakan
serangkaian aktivitas yang bertujuan. Ada beberapa teori perilaku kepemimpinan,
di antaranya:
4

1. Situational-Theory
Teori kepemimpinan situasional, menampilkan empat model dengan ciri-
ciri perilaku tersendiri. Dijelaskan Hersey dan Blanchard (1988:91), perilaku
tersebut mencakup:
1. Memberitahukan (Telling), pemimpin memberitahukan instruksi spesifik
dan menyelia pelaksanaan pekerjaan secara bersama.
2. Menjajakan (Selling), pemimpin menjelaskan keputusan dan memberi
kesempatan bawahan memperoleh kejelasan.
3. Mengikutsertakan (Participating), pemimpin dan anggota tukar menukar
ide dan memudahkan dalam pengambilan keputusan.
4. Mendelegasikan (Delegating), pemimpin mendelegasikan tanggung jawab
pengambilan keputusan.

2. Path Goal-Theory
Ada empat perbedaan perilaku kepemimpinan yang dikemukakan dalam
Path-Goal Theory dengan menegaskan proposisi bahwa manajer dapat
memudahkan kinerja dengan menunjukkan kepada pegawai bagaimana kinerja
mereka secara langsung mempengaruhi penerimaan mereka terhadap keinginan
imbalan. Keempat perilaku kepemimpinan tersebut menurut Gibson,et al
(1997:287) meliputi:
1. Memerintah (Directive), yaitu pemimpin memberitahu apa dan kapan
sesuatu dikerjakan pegawai, tidak ada partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan,
2. Mendukung (Supportive), yaitu manajer menjadi sahabat bagi pegawai dan
menunjukkan minat kepada mereka,
3. Memudahkan (Fasilitative), yaitu pimpinan memberitahu sasaran dan
melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan,
4. Orientasi Prestasi (Achievement-Oriented) yaitu pimpinan membagi
sumbangan tujuan dan menunjukkan kepercayaan bahwa pegawai mampu
mencapainya.
5

3. Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional


Teori kepemimpinan transformasional secara kuat dipengaruhi oleh James
McGregor Burns (1978), dan Bass (1995,1996) yang membedakan esensi teorinya
antara kepemimpinan transformasional dengan transaksional”. Keduanya
didefenisikan dalam cakupan istilah komponen perilaku yang digunakan
mempengaruhi anggota dan pengaruh pimpinan atas anggota. Kepemimpinan
transformasional memunculkan nilai moral pegawai dalam suatu usaha untuk
menumbuhkan kesadaran tentang masalah etika dan menggerakkan energi mereka
dan sumber daya untuk mereformasi lembaga. Sedangkan kepemimpinan
transaksional memotivasi pengikut dengan memunculkan adanya minat pribadi
dan perubah keuntungan” (Yulk,2006:251)
Perilaku kepemimpinan transformasional, yaitu : (1) pengaruh ideal;
perilaku yang muncul dari emosi memberi pengaruh kuat kepada pengikut dan
identifikasi dengan pimpinan, (2) simulasi intelektual; adalah perilaku yang
meningkatkan kesadaran pengikut terhadap masalah dan mempengaruhi pengikut
untuk memandang masalah dari perspektif baru (3) penghargaan individu;
mencakup memberi dukungan, membangkitkan semangat, untuk melatih anggota,
(4) memotivasi inspirasi, yang mencakup komunikasi kemunculan visi,
menggunakan simbol terhadap fokus usaha bawahan, perilaku teladan yang
sesuai’’
Perilaku transformasional merupakan perubahan lebih lanjut perilaku
kepemimpinan transaksional dengan kekuatan visi dan misi sebagai pemimpin
organisasi. Dijelaskan Hasselbein bahwa memimpin yang mengarahkan kepada
perubahan kualitatif tidak hanya memberi inspirasi, tetapi sekaligus mewujudkan
visi dan misi.
Selanjutnya menurut Owens bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan
pimpinan berhubungan dengan anggota-anggotanya, yaitu:
1. Mendorong mereka menyatu dengan yang lain dalam rangka membagi
visi,
2. Membangkitkan komitmen peribadi untuk berusaha membawa visi
memasuki masa depan yang lebih baik,
6

3. Mengatur lingkungan kerjasama yang menjadikan tujuan sebagai nilai


terpusat dalam organisasi, dan,
4. Memudahkan pekerjaan yang mereka butuhkan melakukannya untuk
mencapai visi.

Menurut Nanus dan Dobbs bahwa seorang pemimpin organisasi non profit
adalah seorang yang memimpin sumber daya orang, modal dan intelektual
organisasi bergerak kepada arah yang benar. Secara lebih jelas, dinyatakan :
1. Memimpin sumber daya berarti mengumpulkan, memfokuskan
perhatian dan menginspirasi
2. Mendorong organisasi berarti memperkuatnya menuju peningkatan
kinerja
3. Menentukan arah yang benar menuju kebaikan terbesar untuk dikejar.

Sebenarnya model atau gaya kepemimpinan yang menentukan


munculnya prilaku kepemimpinan seseorang sebagaimana di kemukakan
dalam teori perilaku kepemimpinan diatas. Hal yang penting bahwa setiap
model perilaku kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai
dengan konteks dimana kepemimpinan tersebut berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai