Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang
Kewirausahaan yaitu wirausaha yang berarti orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis,
Mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan dan tindakan yang cepat dalam memastikan kesuksesan.
Semangat,sikap prilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.
Istilah wirausaha berdekatan dengan istilah wiraswasta, meski
terdapat perbedaan. Wiraswasta lebih fokus pada objek, sedangkan
wirausaha lebih menekankan pada jiwa dan semangat kemudian
diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan .jadi perbedaan seorang
wiraswasta dengan seorang wirausaha adalah wirausaha cenderung
bermain dengan resiko dan tantangan. Artinya, wirausaha lebih bermain
dengan cara memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Sedangkan
wiraswasta lebih cenderung kepada seseorang yang memanfaatkan modal
yang dimilikinya untuk membuka suatu usaha tertentu. Seorang wirausaha
bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun wiraswastawan belum tentu
seorang wirausaha.
Sikap dan perilaku disiplin merupakan modal dasar untuk
keberhasilan seseorang didalam berwirausaha. Menurut Murphy dan Peck,
bahwa guna mencapai sukses dalam karir seseorang harus dimulai dengan
kerja keras, penampilan yang baik, keyakinan diri, membuat keputusan,
pendidikan, dorong ambisi dan pintar berkomunikasi. Seorang wirausaha
harus memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya. Artinya seorang
wirausaha itu setiap saat pikirannya tidak lepas dari perusahaannya atau
bisnisnya.

1
Schumpeter (1984) menjelaskan entrepreneur adalah orang yang
mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan
jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku yang baru (Alma,2009). Dalam defenisi yang dikemukakan
Schumpeter ini ditekankan bahwa seorang entrepreneur adalah orang yang
melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut, sehingga dapat dipahami bahwa
pengertian entrepreneur disini adalah menekankan setiap orang yang
memulai sesuatu bisnis yang baru sedangkan proses kewirausahaan
meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan
memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.

2
BAB II

Ringkasan Artikel/Hasil Penelitian

Identitas Jurnal 1

Nama Penulis : Sri Haryani


Tahun Terbit : 2017
Judul Jurnal : PENGARUH LINGKUNGAN
KEWIRAUSAHAAN TERHADAP
PENGEMBANGANWIRAUSAHA DI KABUPATEN SLEMAN
Kota Terbit : Yogyakarta
Penerbit Jurnal :Jurnal Ekonomi dan Keuangan
ISSN Jurnal : 2548-298
Volume Jurnal : 1 Nomor 1

ABSTRAK

Pertumbuhan dan perkembangan wirausaha diharapkan dapat mengurangi


jumlah pengangguran dan meningkatkan kemakmuran. Tujuan penelitian ini
untuk menganalisis pengaruh lingkungan kewirausahaan (kebijakan dan prosedur
pemerintah,kondisi sosial ekonomi, ketrampilan kewirausahaan dan bisnis,
bantuan keuangan, dan bantuan non keuangan) terhadap pertumbuhan wirausaha.
Lingkungan kewirausahaan yang kondusif diharapkan dapat melahirkan dan
mengembangkan wirausaha. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang
disebarkan ke 66 pelaku UMKM di Kabupaten Sleman. Metode pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling, sedang analisis datanya menggunakan
Program SPSS 17.00. Dalam penelitian ini dilakukan uji instrumen yang meliputi
uji validitas dan uji reliabilitas yang hasilnya menunjukkan bahwa seluruh item
pernyataan valid dan reliabel. Uji normalitas, multikolinearitas, dan
heteroskedastisitas menunjukkan data berdistribusi normal, antar variabel
independen tidak terjadi masalah multikolinearitas, dan tidak ditemukan masalah
heteroskedastisitas. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan wirausaha di Kabupaten Sleman adalah kondisi sosial ekonomi,
ketrampilan kewirausahaan dan bisnis, dan bantuan keuangan.

3
PENDAHULUAN

Kabupaten Sleman mempunyai potensi unggulan yang berupa komoditas


pertanian, yang utama yaitu salak pondok dengan sentra di kecamatan Tempel,
Turi, dan Pakem, mendong di kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman
mempunyai potensi unggulan yang berupa komoditas pertanian, yang utama yaitu
salak pondok dengan sentra di kecamatan Tempel, Turi, dan Pakem, mendong di
kecamatan Minggir,kerajinan bambu di kecamatan Mlati, dan kambing PE di
kecamatan Turi, Pakem dan Berbah. Pengembangan potensi unggulan di
kabupaten Sleman dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
dan mengurangi angka pengangguran.

Upaya pengembangan potensi tersebut antara lain dilakukan dalam bentuk


program pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat. Hadisoegondo (2006)
menyatakan bahwa untuk menjadikan seseorangmenjadi wirausaha mandiri tidak
cukup dilakukan dengan pelatihan dan pendampingan saja, harus diikuti dengan
program untuk membangun suatu jaringan usaha, sehingga terbentuk sekelompok
usaha sejenis (sentra) dan dalam bentuk pengembangannya menjadi jaringan
kluster

TINJAUAN TEORITIS

Pertumbuhan Wirausaha Pertama kali gagasan tentang kewirausahaan dan


pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan positif
disampaikan oleh Schumpeter pada tahun 1911, di mana peningkatan jumlah
wirausaha menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara
(Bygrave, 2004). Ada lima alasan yang melatarbelakangi gagasan Schumpeter ini,
yakni: (1) wirausaha mengenalkan produk baru dan kualitas baru dari suatu
produk, (2) wirausaha mengenalkan metode baru berproduksi yang lebih
komersial, baik berdasarkan pengalaman maupun hasil kajian ilmiah dari suatu
penelitian (3) wirausaha membuka pasar baru, baik dalam negeri ataupun di
negara yang sebelumnya belumada pasar (4) wirausaha menggali sumber pasokan
bahan baku baru bagi industri setengah jadi atau industri akhir, dan (5) wirausaha
menjalankan organisasi baru dari industri apapun. Wirausaha mendorong

4
peningkatan produktivitas yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan
ekonomi negara.

Penelitian Haryani (2013) menunjukkan bahwa karakteristik personal


(personality characteristics) yang terdiri dari kebutuhan untuk berprestasi (need
for achievement) dan efikasi diri (self efficacy) secara signifikan berpengaruh
terhadap intensi wirausaha. Kebutuhan untuk berprestasi ini tercermin dalam
perilaku yang menunjukkan tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan
mengawal keputusan tersebut sampai pada pencapaian tujuan yang diinginkan.

METODE

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sleman, dengan populasi wirausaha


di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian akan
dilakukan analisismultivariate(regresi linear berganda) maka jumlah anggota
sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti (Wiyono, 2011). Sampel
penelitian ini menggunakan 6 variabel, maka jumlah minimal responden 60.
Metode pengambilan sampel menggunakan Nonprobability Sampling, yaitu
dengan Purposive Sampling, yaitu sampel dipilih dari anggota populasi yang
sudah menjalankan usahanya minimal 4 tahun sehingga sampel memahami
adanya kebijakan dan prosedur pemerintah yang berhubungan dengan wirausaha,
serta adanya bantaun keuangan dan non keuangan yang dapat membantu
wirausaha pada saat memulai maupun dalam mengelola usahanya.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Lapangan usaha responden yang paling banyak adalah industri (39,40%)


yang meliputi handycraft, herbal, konveksi, tahu, tempe, aneka makanan ringan
(snack), dan abon. Sementaraitu untuk lama usaha,yang paling banyak lama
usahanya kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak25,76%.

5
Identitas Jurnal 2

Nama Penulis : Eny Eko Sulistyowati, Sugeng Hadi


Utomo, Bambang Sugeng
Tahun Terbit : 2016
Judul Jurnal :PENGARUH PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN DI LINGKUNGAN KELUARGA,
PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH, SERTA
ACHIEVEMENT MOTIVE TERHADAP MINAT
KEWIRAUSAHAAN SISWA SMA
Kota Terbit : Malang
Penerbit Jurnal :Pendidikan Ekonomi-Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
ISSN Jurnal : 2501-471X
Volume Jurnal : 1 Nomor 11

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan guna mengetahui pengaruh pendidikan


kewirausahaan di lingkungan keluarga, pembelajaran kewirausahaan di sekolah,
serta achievement motive terhadap minat kewirausahaan siswa SMA Negeri se-
Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi
penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri seKabupaten Malang.
Proses penarikan sampel menggunakan teknik proportional random sampling,
sehingga menghasilkan sampel sejumlah 347 siswa SMA. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskripsi kuantitatif. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa (1) pendidikan kewirausahaan di lingkungan keluarga berpengaruh
terhadap minat kewirausahaan siswa, (2) pembelajaran kewirausahaan disekolah
dengan menggunakan media pembelajaran memiliki pengaruh terhadap minat
kewirausahaan siswa, (3) achievement motive berpengaruh signifikan terhadap
minat kewirausahaan siswa. Berdasarkan pada temuan penelitian tersebut, dapat
disarankan (1) kepada orangtua siswa untuk terus mengajarkan anak-anak sedini
mungkin untuk memiliki sifat-sifat seorang wirausaha serta mendukung anak
ketika memilih menjadi wirausaha daripada menjadi pegawai, (2) kepada pihak

6
sekolah, diharapkan dalam melakukan pembelajaran kewirausahaan, dapat
mengikuti perubahan pada dunia usaha, menggunakan media belajar yang
bervariasi dan meningkatkan motivasi siswa untuk mencoba menjadi wirausaha
dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat di sekolah.

METODE

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian explanatory research dengan


pendekatan kuantitatif.

(X1) Pendidikan Kewirausahaan di Lingkungan Keluarga

(X2) Pembelajaran Kewirausahaan di sekolah di Sekolah

(X3) Achievement motive

(Y) Minat Kewirausahaan Siswa

HASIL

Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel 1 diperoleh nilai F hitung


sebesar 67,007 dengan signifikansi p sebesar 0,000. Nilai F tabel yang diperoleh
yaitu 2,630943, terlihat bahwa nilai F hitung 67,007 > F tabel 2,630943 dan
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 ( pada taraf signifikan α = 5%), sehingga
disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara
pendidikan kewirausahaan di lingkungan keluarga, pembelajaran kewirausahaan
di sekolah dan achievement motive secara bersamasama terhadap minat
kewirausahaan siswa. Hasil perhitungan pengaruh secara simultan dari variabel
pendidikan kewirausahaan di lingkungan keluarga, pembelajaran kewirausahaan
di sekolah dengan media pembelajaran dan achievement motive terhadap minat
berwirausaha terlihat pada tabel 2. Terlihat bahwa secara bersamaan X1, X2, dan
X3 memiliki nilai R2 sebesar 0,370 yang artinya bahwa ketiga variabel
memengaruhi minat berwirausaha sebesar 37%.

PEMBAHASAN

7
Pendidikan kewirausahaan dalam keluarga terbukti memiliki pengaruh
secara signifikan untuk membentuk seorang individu memiliki minat untuk
berwirausaha kelak karena keluarga merupakan lingkungan pertama dalam
kehidupan seseorang dan yang pertama memberikan pengaruh yang mendalam
bagi perkembangan kehidupan seseorang (Gindo, 2009) serta keluarga berperan
mempersiapkan anak untuk mampu mengatasi permasalahan hidupnya dengan
kekuatannya sendiri serta yakin dengan kemampuannya sendiri bahwa mereka
sanggup mengatasi masalah mereka (Soemanto, 1999).

Rohmah (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendidikan


kewirausahaan dalam keluarga merupakan pembelajaran kewirausahaan baik
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung karena terjadi proses budaya
keluarga yang didalamnya terdapat prinsip-prinsip yang dimiliki oleh anggota
keluarga. Senada dengan pendapat Rohmah, Muhadi (2005) menyatakan bahwa
kultur keluarga berpengaruh terhadap jiwa kewirausahaan yang dimiliki siswa.
Pembelajaran kewirausahaan dengan menggunakan media pembelajaran yang
dilakukan di sekolah akan dapat menimbulkan minat siswa untuk memilih
menjadi seorang wirausaha. Mata pelajaran kewirausahaan diberikan pada siswa
SMA bertujuan agar siswa dapat mengaktualisasi diri dalam perilaku wirausaha,
sehingga siswa dapat merencanakan untuk memulai usaha kecil dan diharapkan
mampu mengelola usaha kecil tersebut.

Noel (dalam Anuradha, 2010) menyatakan “entrepreneurship education is


strongly related to entrepreneurial intention, with entrepreneurship majors
expressing higher intentions to start their own businesses”, intinya bahwa
pendidikan kewirausahaan sangat terkait dengan niat berwirausaha, dengan
jurusan kewirausahaan mengekspresikan niat tinggi untuk memulai bisnis mereka
sendiri. Dengan pendidikan, wawasan individu menjadi lebih percaya diri, bisa
memilih dan mengambil keputusan yang tepat, meningkatkan kreativitas dan
inovasi, membina moral, karakter, intelektual, serta peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang lain sehingga akhirnya mampu berdiri sendiri. Dengan
demikian, lingkungan pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap minat
seseorang dalam berwirausaha

8
SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan hasil


penelitian sebagai berikut. Pertama, pendidikan kewirausahaan di lingkungan
keluarga berpengaruh secara signifikan dalam menimbulkan minat anak (siswa
SMA) untuk berwirausaha. Hal ini dapat diartikan ketika keluarga mengajarkan
dan memberikan dorongan anak (siswa SMA) tentang menjadi seorang wirausaha,
maka anak (siswa SMA) akan semakin berminat untuk mencoba berwirausaha.
Kedua, pembelajaran kewirausahaan di sekolah dengan media pembelajaran
berpengaruh secara signifikan terhadap minat kewirausahaan siswa SMA Negeri
se-Kabupaten Malang.

Hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran kewirausahaan dengan


menggunakan media pembelajaran yang dilakukan di sekolah akan berdampak
kepada siswa. Semakin menarik dan relevan media pembelajaran kewirausahaan
di sekolah, maka semakin berminat siswa untuk menjadi seorang wirausaha
kedepannya. Ketiga, keberadaan achievement motivation berpengaruh terhadap
minat kewirausahaan siswa SMA Negeri se-Kabupaten Malang. Siswa dengan
achievement motivation yang tinggi akan memiliki sifat-sifat seperti seorang
wirausaha. Mereka akan suka menghadapi tantangan, bertanggung jawab dalam
mengambil keputusan, serta selalu memiliki semangat dalam melakukan
pekerjaan.

SARAN

Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dipaparkan di


atas, maka adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada orangtua siswa,
pihak sekolah, dan peneliti selanjutnya. Bagi orangtua siswa disarankan untuk
terus mengajarkan anak-anak (siswa SMA) sedini mungkin untuk memiliki sifat-
sifat seorang wirausaha dan memberikan contoh nyata serta mendukung anak
ketika mereka mau menjadi seorang wirausaha

9
Identitas Jurnal 3

Nama Penulis : Pourya Darnihamedani & Joern Hendrich


Block & Jolanda Hessels & Aram Simonyan
Tahun Terbit : 2018
Judul Jurnal :Taxes, start-up costs, and innovative
entrepreneurship
Kota Terbit : American Journal International
Penerbit Jurnal :Academy of Science of the Republic of
Armenia, Yerevan, Republic of Armenia
ISSN Jurnal : 51:355–369
Volume Jurnal :-

ABSTRAK

Analisis motif pengusaha dalam kerangka teori perilaku organisasi adalah


bidang penelitian yang populer tentang kewirausahaan perempuan. Studi ini
menganalisis motif wirausaha perempuan (kecenderungan risiko, menemukan
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, keinginan untuk mengembangkan
keterampilan bisnis, perlu mencari wirausaha, dan keinginan untuk mendapatkan
penghasilan lebih dari pada pekerjaan yang dibayar) untuk mencapai
kelangsungan hidup bisnis mereka melalui perbandingan kualitatif yang tajam
analisis (csQCA). Analisis menghasilkan hasil sebagai berikut: 1) wanita yang
memiliki motif untuk mengejar kehidupan kerja yang lebih baik keseimbangan
cenderung tidak berhasil; dan 2) wanita yang motifnya mengambil risiko lebih
besar kemungkinannya untuk berhasil

PENDAHULUAN

Sejak tahun delapan puluhan, para sarjana mempelajari perbedaan antara


perempuan dan pengusaha laki-laki (Carter & Rosa, 1998; Hisrich & Brush,
1987;Huarng, Mas-Tur, & Yu, 2012; Stevenson, 1990). Studi-studi ini
mengungkapkan perbedaan karakteristik bisnis, motif kewirausahaanikhtiar, evalu
asi hambatan utama untuk memulai dan mempertahankan kewirausahaan
kegiatan, ciri-ciri kepribadian, gaya manajemen, dan bisnis sektor.

10
Perbedaan-perbedaan ini membenarkan pemisahan kewirausahaan
perempuan belajar dari teori kewirausahaan standar, yang penelitiannya
membandingkan pengusaha dan pengusaha. Para sarjana sering mengkritik
menggunakan sistem nilai, pola pikir, dan pola perilaku pria saat mempelajari
pebisnis wanita (Andersén, 2011; Boden & Nucci, 2000). Para sarjana kegiatan
bisnis wanita memiliki minat khusus pada motifnya yang mendorong individu
untuk membuat bisnis atau memasuki suatu bentuk usaha kewirausahaan. Namun
demikian, sebagian besar studi hanyalah eksplorasi, dan gagal mengungkap motif
yang mendorong wirausaha perempuan. Faktanya, temuan itu kontradiktif (Gill &
Ganesh, 2007). Sebagai pria, wanita melakukan aktivitas wirausaha karena
berbagai alasan (Akehurst, Simarro, & Mas-Tur, 2012). Studi ini meneliti peran
lima motif utama yang mendorong perempuan untuk menciptakan bisnis:
kecenderungan untuk risiko, menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan
kehidupan, keinginan untuk mengembangkan keterampilan bisnis, perlu mencari
wirausaha, dan keinginan untuk mendapatkan lebih dari yang dibayar pekerjaan.

METODE

Data berisi sampel 35 perusahaan layanan yang dipimpin wanita di Wilayah


tersebutdari Valencia. Pengumpulan data dilakukan pada tahun 2011 melalui
survei terhadap wirausaha perempuan. Data sangat berguna untuk penelitian ini
untuk beberapa alasan. Pertama, para sarjana umumnya mengakui bisnis itu sektor
memiliki kehadiran perempuan yang lebih besar dalam manajemen senior posisi
(Blum, Fields, & Goodman, 1994). Banyak penulis (Brush,1992; ENSR, 1996;
Hisrich & Brush, 1987; Miskin & Rose, 1990; Scott, 1986) menyoroti bahwa
bisnis yang dipimpin wanita biasanya milik layanan sektor, terutama untuk
kegiatan wanita yang secara tradisional memiliki yang lebih besar kehadiran: ritel,
perhotelan, layanan bantuan pribadi, dan pendidikan. Kedua, di sektor lain seperti
manufaktur, perempuan kurang terwakili (Du Rietz & Henrekson, 2000). Penulis
lain (Anna, Chandler, Jansen, & Mero, 2000; Loscocco, 1991) menunjukkan
bahwa pengusaha wanita cenderung memiliki bisnis di sektor teknologi tinggi.

11
PEMBAHASAN

Solusi ini menetapkan bahwa faktor berikut kombinasi mengarah pada


kesuksesan bagi pengusaha perempuan: ketidakhadiran motif yang berkaitan
dengan kesulitan dalam menemukan pekerjaan dan niat lain untuk
mengembangkan keterampilan bisnis, dan adanya motivasi risiko kecenderungan.
Karena itu, konsisten dengan literatur, pengusaha wanita yang berusaha untuk
mengambil risiko ketika membuat bisnis dan yang motivasi bukan hanya
keinginan untuk wirausaha yang bisa diharapkan bisnis mereka bertahan dalam
jangka menengah (Ward, 2007).

Studi ini memiliki beberapa keterbatasan, yang menghadirkan peluang


untuk masa depan penelitian. Pertama, di Wilayah Valencia, ekonomi sebagian
besar terdiri usaha kecil dan menengah di sektor tradisional seperti furnitur,
keramik, tekstil, dan manufaktur mainan. Industri distribusi juga tidak merata di
seluruh wilayah. Karena itu, hasil ini tidak dapat diperluas ke daerah dengan
karakteristik berbeda orang-orang dari Wilayah Valencia. Batasan ini menyajikan
undangan kepada para sarjana untuk melakukan perbandingan antar wilayah
menggunakan hasil penelitian ini. Kedua, penelitian ini menggunakan csQCA
karena keterbatasan variabel. Perpanjangan dari penelitian ini mungkin berusaha
untuk menggunakan fuzzy set QCA untuk memperkaya temuan saat ini.
Sedangkan QCA konvensional tergantung secara eksklusif pada biner variabel,
fuzzy set QCA memungkinkan studi kategori dan skala variabel, dengan demikian
menggabungkan keunggulan utama kuantitatif dan kualitatif pendekatan
penelitian.

IDENTITAS JURNAL 4

Nama Penulis : Andrea Rey-Marti, Ana Tur Porcar, Alicia


Mas-Tur
Tahun Terbit :2014
Judul Jurnal :Linking Female Entrepreneurs Motivation
to Business Survival
Penerbit Jurnal :Journal International
ISSN Jurnal :46022

12
Volume Jurnal :-

ABSTRAK

Penelitian sebelumnya menyelidiki peran start-up biaya dan pajak


berkenaan dengan kewirausahaan. Namun, sedikit perbedaan dibuat mengenai
jenis kewirausahaan, sangat inovatif versus non-inovatif kewiraswastaan. Kami
akan berpendapat bahwa biaya awal dan pajak dikaitkan dengan berbagai cara
dengan inovatif versus kewirausahaan non-inovatif. Pajak sedang biaya berulang
harus terutama berkaitan dengan kewirausahaan yang inovatif, Sedangkan biaya
awal adalah biaya satu kalI terutama harus berkaitan dengan kewirausahaan non-.
Menganalisis dataset dari 632.116 individu, termasuk 43.223 pengusaha dari 53
negara, kita bisa konfirmasi prediksi kami sebagian. Pajak perusahaan
menunjukkan hubungan negatif dengan kewirausahaan yang inovatif.

PENDAHULUAN

Banyak literatur sebelumnya telah menyelidiki bagaimana pemerintah

peraturan, kebijakan, dan tindakan terkait dengan kewirausahaan (lihat Blackburn


dan Schaper (2016), untuk ringkasan). Dalam literatur ini, banyak penelitian
menyelidiki peran pajak dan biaya awal (Gentry dan Hubbard 2000; Djankov et
al. 2002; Klapper et al. 2006; Cullen dan Gordon 2007;Braunerhjelm dan Eklund
2014; Blok 2016). Kedua pajak dan biaya awal dapat secara langsung dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintah dan terbukti kuat hubungan dengan tingkat
kewirausahaan. Sejauh ini tidak studi telah menyelidiki peran pajak dan start-up
biaya yang berkaitan dengan kewirausahaan yang inovatif. Ini adalah pengawasan
yang penting, karena kami percaya perbedaan itu antara kewirausahaan inovatif
dan non-inovatif adalah yang penting. Meskipun banyak pembuat kebijakan dan
sarjana menggunakan istilah inovasi dan kewirausahaan secara bergantian (Dreher
dan Gassebner 2013; Autio et al. 2014) dan bahkan mencoba merangsang satu
dengan harapan mendapatkan lebih banyak dari yang lain, hanya sedikit
pengusaha yang berinovasi (Reynolds et al. 2005; Block et al. 2017). Namun,
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa, khususnya, pengusaha inovatif

13
tersebut bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan ekonomi (Autio
et al. 2014; Block et al. 2017).

PEMBAHASAN

Sebelum kami menggambarkan hasil utama kami, kami menyajikan


deskriptif statistik dan korelasi untuk variabel yang digunakan di penelitian kami
(Tabel A.3 dalam suplemen elektronik bahan). Delapan belas persen dari
pengusaha itu inovatif dan memperkenalkan produk atau layanan baru ke pasar.
Empat puluh sembilan persen dari pengusaha memiliki pendidikan universitas,
3% memiliki kewirausahaan sebelumnya pengalaman, dan 37% memiliki
pengusaha lain di Indonesia jaringan mereka. Mengenai indikator tingkat negara,
itu mengambil rata-rata 9% dari pendapatan seseorang (diukur sebagai GDP per
kapita) untuk mendaftarkan perusahaan. Berarti korporasi dan tarif pajak
penghasilan pribadi adalah 27 dan 32%, masing-masing. Matriks korelasi
menunjukkan korelasi tersebut antara variabel tingkat individu rendah. Mengenai
variabel tingkat makro, kami menemukan korelasi tinggi antara catat PDB per
kapita dan biaya awal (korelasi adalah - 0,65), serta antara pendapatan perusahaan
dan pribadi tarif pajak (korelasi adalah 0,48). Mengingat tinggi ini korelasi, kami
mengadopsi pendekatan bertahap dalam regresi kami analisis.

Di antara yang lain, kami melihat peran tingkat negara biaya insolvensi.
Untuk melakukannya, kami menambahkan biaya insolvensi (sebagai persentase
real) dari World Bank Doing Business data ke sebagai variabel kontrol tingkat
negara lebih lanjut untuk regresi Heckman tingkat individu. Asli hasilnya kuat
yang menunjukkan bahwa tarif pajak perusahaan menunjukkan hubungan negatif
yang signifikan dan biaya awal menunjukkan a hubungan positif yang signifikan
dengan kewirausahaan yang inovatif (Tabel A.5 dalam suplemen elektronik
bahan). Biaya insolvensi tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan
kewirausahaan yang inovatif. Kami selanjutnya menemukan itu tarif pajak
perusahaan dan biaya insolvensi memiliki korelasi yang rendah dan tidak ada efek
interaksi

14
BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN

JURNAL 1

 Kegayutan antar elemen


Keunggulan antar elemen dapat dilihat dari relevansi antar topik
jurnal dengan materi yang dituangkan dalam teori serta metode
penelitian sampai pada pembahasan penelitian adalah sangat berkaitan.
Dalam penelitian ini mengangkat topik bagaimana
“wirausaha,pertumbuhan wirausaha,dan lingkungan kewirausahaan”.
Maka dari itu penulis membahas bagaimana perkembangan wirausaha
dalam lingkungan kabupaten Sleman tersebut. Serta memahami arah dan
tujuan dari ilmu kewirausahaan tersebut.
Penelitian haryani tersebut memaparkan tentang menunjukkan
bahwa karakteristik personal (personality characteristics) yang terdiri
dari kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) dan efikasi diri
(self efficacy) secara signifikan berpengaruh terhadap intensi wirausaha.
Dengan diketahuinya lingkungan kewirausahaan yang kondusif untuk
pertumbuhan wirausaha diharapkan akan mempermudah pihak-pihak
yang terkait dalam melahirkan wirausaha baru.Kebutuhan untuk
berprestasi ini tercermin dalam perilaku yang menunjukkan tanggung
jawab terhadap keputusan yang diambil dan mengawal keputusan
tersebut sampai pada pencapaian tujuan yang diinginkan.
 Originalitas Temuan
Pertumbuhan Wirausaha Pertama kali gagasan tentang
kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang
sangat erat dan positif disampaikan oleh Schumpeter pada tahun 1911,
di mana peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi suatu negara (Bygrave, 2004). Ada lima alasan
yang melatarbelakangi gagasan Schumpeter ini, yakni: (1) wirausaha
mengenalkan produk baru dan kualitas baru dari suatu produk, (2)
wirausaha mengenalkan metode baru berproduksi yang lebih komersial,

15
baik berdasarkan pengalaman maupun hasil kajian ilmiah dari suatu
penelitian (3) wirausaha membuka pasar baru, baik dalam negeri
ataupun di negara yang sebelumnya belum ada pasar (4) wirausaha
menggali sumber pasokan bahan baku baru bagi industri setengah jadi
atau industri akhir, dan (5) wirausaha menjalankan organisasi baru dari
industri apapun. Wirausaha mendorong peningkatan produktivitas yang
selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

 Kemutakhiran Masalah

Penelitian tersebut dilakukan agar masalah dapat terselesaikan


dengan tujuan untuk menganalisis lingkungan kewirausahaan seperti apa
yang dapat mendukung pertumbuhan wirausaha. Dengan diketahuinya
lingkungan kewirausahaan yang kondusif untuk pertumbuhan wirausaha
diharapkan akan mempermudah pihak-pihak yang terkait dalam
melahirkan wirausaha baru. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi pemerintah, lembaga keuangan, lembaga
sosial, dan dunia pendidikan dalammelahirkanwirausahabaru.

 Kohesi dan Koherensi isi Penelitian

Kewirausahaan beroperasi dalam suatu lingkungan yang dinamis,


yang pada umumnya tidak dapat dikendalikan oleh wirausaha itu
sendiri. Lingkungan kewirausahaan itu sendiri sangat luas, sehingga
penelitian yang dilakukan peneliti-peneliti terdahulu juga bervariasi
secara luas. Literatur-literatur lingkungan kewirausahaan secara umum
membahas lingkungan kewirausahaan yang meliputi kerangka hukum
dan kelembagaan, kehadiran pengusaha berpengalaman, kehadiran
tenaga kerja terampil, aksebilitias pemasok, aksebelitas pelanggan atau
pasar baru, tingkat kompetisi antar perusahaan, kebijakan pemerintah
yang mendukung, penyediaan pelatihan dan dukungan layanan, dan
infrastruktur.

16
JURNAL 2

 Kegayutan antar Elemen

Keunggulan antar elemen dapat dilihat dari relevans iantar topic


jurnal dengan materi yang dituangkan dalam teori serta metode
penelitian sampai pada pembahasan penelitian adalah sangat berkaitan.
Dalam penelitian ini mengangkat topikbagaimana “Lingkungan
keluarga, pembelajaran kewirausahaan, achievment motive, minat
kewirausahaan”.

Dari pembahasan disetiap elemen/bagian memiliki keterkaitan


hirarki yang terkait antara komponen satu dengan lainnya, keterkaitan
ini terlihat dari segi penjelasannya yang menyeluruh yang didalamnya
terkandung bagaimana proses menjalankan lingkungan keluarga,
pembelajaran kewirausahaan, achievment motive, dan minat
kewirausahaan. Sehingga menghasilkan suatu pemahaman yang sama
terhadap pesan yang disampaikan.

 Originalitas temuan
Pembahasan jurnal yang saya baca, penulis membuat jurnal
tersebut sesuai dengan perkembangan yang ada disekitar dan praktikan
yang telah dilakukan. Dimana dengan proses menjalankan lingkungan
keluarga serta berkaitan dengan wirausaha yang didapat, Pendidikan
kewirausahaan dalam keluarga terbukti memiliki pengaruh secara
signifikan untuk membentuk seorang individu memiliki minat untuk
berwirausaha kelak karena keluarga merupakan lingkungan pertama
dalam kehidupan seseorang dan yang pertama memberikan pengaruh
yang mendalam bagi perkembangan kehidupan seseorang. Serta
keluarga berperan mempersiapkan anak untuk mampu mengatasi
permasalahan hidupnya dengan kekuatannya sendiri serta yakin dengan
kemampuannya sendiri bahwa mereka sanggup mengatasi masalah
mereka.
 Kemutakhiran masalah

17
Setelah penyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan
bahwa jurnal sudah cukup mutakhir karena pembahasan dalam jurnal
sangat jelas dan kekinian yaitu membahas tentang pentingnya
lingkungan keluarga, pembelajaran kewirausahaan, dan serta minat
usaha. Manfaat yang dapat yaitu Pertama, pendidikan kewirausahaan di
lingkungan keluarga berpengaruh secara signifikan dalam menimbulkan
minat anak (siswa SMA) untuk berwirausaha. Kedua, pembelajaran
kewirausahaan di sekolah dengan media pembelajaran berpengaruh
secara signifikan terhadapminatkewirausahaansiswa.

 Kohesi dan koherensi isi penelitian

Dari jurnal yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik isi
cukup singkat. Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-book. Jadi
penulis memaparkan isi dengan cukup singkat dan jelas. Kemudian dari
koherensi penelitian tersebut tidak terlalu banyak defenisi

JURNAL 3

 Kegayutan antar elemen

Keunggulan antar elemen dapat dilihat dari relevansi antar topik


jurnal dengan materi yang dituangkan dalam teori serta metode penelitian
sampai pada pembahasan penelitian adalah sangat berkaitan. Dalam
penelitian ini mengangkat topik bagaimana 1) wanita yang memiliki
motif untuk mengejar kehidupan kerja yang lebih baik keseimbangan
cenderung tidak berhasil; dan 2) wanita yang motifnya mengambil risiko
lebih besar kemungkinannya untuk berhasil.

 Originalitas temuan
Pembahasan jurnal yang saya baca, penulis membuat jurnal
tersebut sesuai dengan perkembangan yang ada disekitar dan praktikan
yang telah dilakukan. Dimana dengan proses menjalankan kewirausahaan
yang dijalankan oleh perempuan serta berkaitan dengan wirausaha yang

18
didapat, Pendidikan kewirausahaan dalam motif untuk mngejar
kehidupan kerja yang lebih baik yang berkesinambungan

 Kemutakhiran Masalah
Penelitian tersebut dilakukan agar masalah dapat terselesaikan
dengan tujuan untuk menganalisis lingkungan kewirausahaan seperti apa
yang dapat mendukung pertumbuhan wirausaha yang dijalankan oleh
wanita.
Studi ini meneliti peran lima motif utama yang mendorong
perempuan untuk menciptakan bisnis: kecenderungan untuk risiko,
menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, keinginan
untuk mengembangkan keterampilan bisnis, perlu mencari wirausaha,
dan keinginan untuk mendapatkan lebih dari yang dibayar pekerjaan.

 Kohesi dan koherensi isi penelitian

Dari jurnal yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik isi
cukup singkat. Karena penelitian ini berbentuk jurnal. Jadi penulis
memaparkan isi dengan cukup singkat dan jelas. Kemudian dari
koherensi penelitian tersebut memaparkan tabel yang menceritakan
tentang wirausaha wanita.

JURNAL 4

 Kegayutan antar elemen


Dari pembahasan disetiap elemen/bagian memiliki
keterkaitan hirarki yang terkait antara komponen satu dengan
lainnya, keterkaitan ini terlihat dari segi penjelasannya yang
menyeluruh yang didalamnya terkandung bagaimana proses
menjalankan dan menyelidiki peran pajak dan start-up biaya yang
berkaitan dengan kewirausahaan yang inovatif. Ini adalah
pengawasan yang penting, karena kami percaya perbedaan itu
antara kewirausahaan inovatif dan non-inovatif adalah yang
penting

19
 Originalitas temuan
Pembahasan jurnal yang saya baca, penulis membuat jurnal
tersebut sesuai dengan perkembangan yang ada disekitar dan
praktikan yang telah dilakukan demi mengembangkan wirausaha
yang inovativ yang berkaitan dengan pajak.
 Kemutakhiran Masalah
penelitian menunjukkan bahwa, khususnya, pengusaha
inovatif tersebut bertanggung jawab atas pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi. Kedua pajak dan biaya awal dapat secara
langsung dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan terbukti kuat
hubungan dengan tingkat kewirausahaan.

 Kohesi dan koherensi isi penelitian

Dari jurnal yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik isi
cukup singkat. Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-book.
Jadi penulis memaparkan isi dengan cukup singkat dan jelas.
Kemudian dari koherensi penelitian tersebut tidak terlalu banyak
defenisi

20
BAB IV

KELEMAHAN PENELITIAN

JURNAL 1

1. Pertumbuhan wirausaha di kabupaten Sleman dapat ditingkatkan dengan


menjaga kondisi sosial ekonomi yang kondusif, meningkatkan ketrampilan
kewirausahaan dan bisnis, dan memberikan bantuan ekonomi kepada
wirausaha.
2. Variabel sosial ekonomi seperti sikap positif masyarakat terhadap
wirausaha, adanya keluarga maupun contoh wirausaha sukses, berbagai
bidang usaha yang dapat dilakukan oleh wirausaha, serta pertumbuhan
ekonomi yang relatif tinggi mampu mendorong pertumbuhan wirausaha.
3. Upaya pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausaha dan
meningkatkan kelas wirausaha yang sudah ada dilakukan denganmodal
ventura, kredit yang relatif murah, kesediaan lembaga keuangan termasuk
perbankan dalam membiayai usaha kecil, dan adanya lembaga penjamin
kredit.
4. Variabel bantuan non keuangan secara parsial tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan kewirausahaan, namun sebaik nya pemerintah dan lembaga
pendidikan tetap menyelenggarakan bantuan non keuangan.

JURNAL 2

1. Pada jurnal tersebut diharapkan bagi orangtua siswa disarankan untuk


terus mengajarkan anak-anak (siswa SMA) sedini mungkin untuk
memiliki sifat-sifat seorang wirausaha dan memberikan contoh nyata serta
mendukung anak ketika mereka mau menjadi seorang wirausaha.
2. Kemudian bagi pihak sekolah diharapkan agar dapat melakukan
pembelajaran kewirausahaan, dapat mengikuti perkembangan dunia usaha,
menggunakan sumber belajar yang bervariasi, meningkatkan motivasi
siswa untuk mencoba menjadi wirausaha, dan menyediakan media
pembelajaran yang bervariasi di sekolah agar bisa dimanfaatkan oleh siswa
dalam pembelajaran kewirausahaan.

21
3. Belum jelas tertera dalam jurnal hasil berbentuk data pada isi

JURNAL 3

1. Studi ini memiliki beberapa keterbatasan, yang menghadirkan peluang


untuk masa depan penelitian
2. Wilayah Valencia, ekonomi sebagian besar terdiri usaha kecil dan
menengah di sektor tradisional seperti furnitur, keramik, tekstil, dan
manufaktur mainan
3. penelitian ini menggunakan csQCA karena keterbatasan variabel.
Perpanjangan dari penelitian ini mungkin berusaha untuk menggunakan
fuzzy set QCA untuk memperkaya temuan saat ini. Sedangkan QCA
konvensional tergantung secara eksklusif pada biner variabel, fuzzy set
QCA memungkinkan studi kategori dan skala variabel, dengan demikian
menggabungkan keunggulan utama kuantitatif dan kualitatif pendekatan
penelitian.

JURNAL 4

1. Banyak pembuat kebijakan dan sarjana menggunakan istilah inovasi dan


kewirausahaan secara bergantian dan bahkan mencoba merangsang satu
dengan harapan mendapatkan lebih banyak dari yang lain, hanya sedikit
pengusaha yang berinovasi
2. Matriks korelasi menunjukkan korelasi tersebut antara variabel tingkat
individu rendah.
3. Mengenai variabel tingkat makro, saya menemukan korelasi tinggi antara
catat PDB per kapita dan biaya awal (korelasi adalah - 0,65), serta antara
pendapatan perusahaan dan pribadi tarif pajak (korelasi adalah 0,48).

22
BAB V

IMPLIKASI TERHADAP

 Teori

Seiring berjalannya waktu, kewirausahaan semakin berkembang, maka


lahirlah berbagai macam teori yang mendukung kewirausahaan tersebut, yakni:

1. Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis,
dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan
penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis
untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan.
2. Kirzerian Enterpreneur
Dalam teori ini tentang kinerja manusia, keuletannya, keseriusannya,
kesungguhannya, untuk swa (mandiri), dalam berusaha, sehingga maju
mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan keuletan sang
pengusaha.
3. Dari Miqdam RA, dari Rosulullah SAW bersabda tidaklah seseorang
makan makanan hasil kerjanya sendiri dan sesungguhnya Nabi Daud
AS makan dari hasil buah tangan (pekerjaan)nya sendiri” (HR.Al-
Bukhori). Kewirausahaan adalah kata wirausaha yang juga dikenal
dengan enterpreneur, berasal dari kata wira berarti teladan atau contoh.
Sedangkan usaha berati kemauan keras memperoleh manfaat.

 Program Pembangunan di Indonesia


1. Ekosistem Kewirausahaan Nasional
2. Kemudahan Usaha
3. Isu Strategis Kewirausahaan
4. Teknologi tepat guna, keberlanjutan usaha dan internasionalisasi
5. Kurangnya peningkatan kapasitas dan daya saing
6. Arah kebijakan dan program pembangunan kewirausahaan
7. Program perioritas pembangunan kewirausahaan
8. Indikator pengembangan kewirausahaan

23
 Pembahasan dan Analisis
Dapat dibahas kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Analisis yang dapat saya ambil yaitu dari kisah Chairul Tanjung. Chairul
Tanjung adalah seorang pengusaha sukses di Indonesia, dan ia merupakan
CEO utama di CT Corp ia memiliki kekayaan USD 4 milyar dan termasuk
orang terkaya No 375 didunia. Awal mulanya dia mendirikan usaha sendiri
dengan nama para Group, Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai para inti
holdindo sebagai yang membawahi anak perusahaan dalam bidang investasi.
Analisis mahasiswa dalam setiap jurnal tersebut yaitu mengenai latar
belakang pendidikan terhadap motivasi kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Pendidikan menjadi menumbuhkan motivasi kewirausahaan di kalangan
mahasiswa, pendidikan menjadi sangat penting artinya. Mahasiswa tidak bisa
lepas dari aktivitas berlatar belakang pendidikan, oleh sebab itu pendidikan
menjadi salah satu faktor penggerak bagi tumbuhnya wirausaha muda.
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk merubah persepsi dan tingkah laku
mahasiswa agar memiliki motivasi kuat dalam menciptakan kreativitas dan
inovasi demi terwujudnya wirausaha yang handal.

24
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan hasil


penelitian sebagai berikut. Pertama, pendidikan kewirausahaan di
lingkungan keluarga berpengaruh secara signifikan dalam menimbulkan
minat wirausaha. Kedua, Variabel kebijakan dan prosedur pemerintah,
kondisi sosial ekonomi, ketrampilan kewirausahaan dan bisnis, bantuan
keuangan, dan bantuan non keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan
wirausaha.

B. Saran
Saya mengkaji jurnal tentang kewirausahaan tersebut dapat memberi
saran, yaitu pentinglah bagi seorang calon wirausaha untuk mempelajari
dari hal-hal yang mendasar terlebih dahulu. Karena, jika kita mengambil
langkah yang terburu-buru, seseorang yang hanya mempunyai modal dan
keberanian saja tanpa tahu ilmu-ilmu dasarnya maka bukanlah hal yang
aneh jika ia akan mengalami kegagalan dalam usahanya.
Oleh karena itu, untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses
haruslah mengikuti apa yang menjadi karakteristik juga kiat-kiat menjadi
seorang wirausahawan yang sukses sebagaimana yang telah dipaparkan
dikritikan jurnal tersebut.

25
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2011. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Anuradha, M. 2010. Assessing Entrepreneurial Intentions Amongst Students: A
Comparative Study. San Jose State University.
Birgthistle, N., Hynes, B. & Fleming, P. 2007. Enterprise Education Programmes
in Secondary Schools in Ireland A Multi- Stakeholder Perspective.
Education + Training, 49 (2):265—276.
Bygrave, W. D. 2003. The Portable MBA Entrepreneurship. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Gindo. 2009. Pengaruh Motivasi dan Pembelajaran Kewirausahaan terhadap
Kesiapan Siswa Berwirausaha. Bandung: UPI.
Hadisoegondo, S.2006. Upaya Penumbuhan Wirausaha Baru: Masalah dan
Pendekatannya.Jurnal INFOKOP29:48-62.
Haryani, S. 2013. The Analysis of Entrepreneurship Intention of Santri in
Pesantren (Islamic Boarding School) in Yogyakarta Special
Region.Proceeding of The 4th Global Islamic Marketing. Turkey: 106-112.
Janah, W. O. dan A. Winarno. 2015. Pengalaman Praktik Kerja Industri, Motivasi
Berprestasi, dan Keyakinan Diri Pengaruhnya Terhadap Intensi
Berwirausaha Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen 1(3):
214221.

26

Anda mungkin juga menyukai