Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DASAR DASAR LOGIKA


GENERALISASI

Oleh:
Basado,Andi,Akbar,Steven

Dosen Pembimbing Oleh:


LULUK DWI KUMALASARI S.Sos M.Si

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana kami masih diberi

kesempatan untuk mengerjakan tugas kelompok dalam mata kuliah Dasar dasar logika

.Harapan kami dengan diberikanya tugas membuat makalah ini kami bisa menambah

keilmuan di mata kuliah Dasar dasar logika.Dan dengan diberikanya tugas kelompok ini bisa
mempererat tali persaudaraan. Tidak menuntut kemungkinan ada kesalahan dalam makalah

ini,oleh karena itu sebelumnya kami sekelompok mohon maaf apabila ada kekurangan dalam

makalah ini.Dan harapan kami dengan menyusun makalah ini kami bisa lebih baik

kedepannya.Dan lebih berpengalaman tentunya.

Dan kami sekelompok mengucapkan terimakasih karena selama ini kami sudah

dibimbing untuk mencari ilmu di mata kuliah Dasar dasar logika.Banyak sekali ilmu yang

kami dapatkan. Kami sekelompok membuat makalah ini untuk memenuhi tugas sekaligus

untuk belajar bersama-sama teman kelompok. Mudah mudahan apa yang kami kerjakan ini

bernilai ibadah.

Jakarta, 9 September 2019

Tim Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................. i
Daftar isi......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ...................................................................... 2
2.2 Macam-macam Generalisasi.......................................... 3
A. Generalisasi Sempurna........................................ 3
B. Generalisasi tidak Sempurna............................... 3
2.3 Generalisasi Ilmiah.......................................................... 5
BAB III PENUTUP......................................................................... ... 7
3.1 Kesimpulan........................................................................ 7
3.2 Kritik dan Saran................................................................. 7
Daftar Pustaka dan Sumber.................................................................. 8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generalisasi merupakan bagian dari ilmu Dasar-dasar Logika.Dilihat dari
namanya saja general itu artinya umum,dan bisa kita ambil kesimpulan atau
pengertian dasar yaitu mengumumkan atau meng-umum-kan sesuatau
pernyataan yang sifatnya khusus. [menurut kelompok kami]
Sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari sudah pernah kita melakukan
generaliasai namun kadang kita yang belum mengetahui asal atau ilmu dasarnya
Manusia adalah makhluk yang berpikir, banyak ilmu pengetahuan yang
mereka miliki akan tetapi terkadang mereka tidak menyadari sepenuhnya. Saat
seseorang melakukan analisa dari suatu fenomena yang menjurus pada suatu
kesimpulan yang bersifat umum. Di saat itulah dalam kajian ilmu logika di sebut
dengan generalisasi. [menurut kelompok kami].
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan Generalisasi?....
B. Seperti apa contohnya?.....
C. Sebutkan macam-macam Generalisasi?....

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Generalisasi dalam ilmu mantiq di sebut juga istiqra’ atau istinbat. Generalisasi secara
umum adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual
menuju kesimpulan umum yang mempengaruhi seluruh fenomena sejenis dengan fenomena
dengan hasil pandangan individual yang diselidiki. Dengan begitu suatu fenomena yang
diselidiki berlaku pula bagi fenomena yang belum diselidiki. Sehingga hasil dari penalaran
generalisasi tidak pernah sampai pada kebenaran pasti, hanya sampai kebenarran
kemungkinan besarnya saja. [sumber dari internet http//dasarlogika.co.id]

Generalisasi dalam logika adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki.
Dalam buku Dasar-dasar Logika yang menyatakan bahwa generalisasi
adalah suatu penalaran yang menyimpulkan suatu kesimpulan bersifat umum
dari premis-premis yang berupa proposisi empiris. Prinsip yang menjadi
penalaran generalisasi dapat dirumuskan ”sesuatu yang beberapa kali terjadi
dalam kondisi tertentu, dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang
sama terpenuhi”. [Surajiyo dkk, 2005 : 240 ]
Kesimpulan itu hanya suatu harapan, suatu kepercayaan, karena konklusi
penalaran induktif tidak mengandung nilai kebenaran yang pasti, akan tetapi
hanya suatu probabilitas suatu peluang. Dan hasil penalaran generalisasi induktif
itu sendiri juga disebut generalisasi(proposisi universal).
[Soekadijo,1991 : 134]

2.2 Macam Macam Generalisasi


Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan,
generalisasi dibedakan menjadi 2, yaitu :
A. Generalisasi Sempurna
Generalisasi adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi
dasar penyimpulan yang diselidiki.
Contoh :
a. Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi
kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih
dari 31. dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada
setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.
b. Setelah bertanya pada masing-masing mahasiswa kosma H2 tentang
kewarganegaraan mereka, kemudian disimpulkan bahwa : Semua mahasiswa
kosma H2 adalah warga negara Indonesia. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan
fenomena yaitu kewarganegaraan masing-masing mahasiswa, kita selidiki tanpa
ada yang ketinggalan.
Generalisasi sempurna ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat
diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
[ Sumber http://www.slideshare.net/EkaWidyastuti/dasar-dasar-logika-
generalisasi-berpikir]
B. Generalisasi Tidak Sempuran
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi berdasarkan sebagian
fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diselidi
Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah
manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini
adalah generalisasi tidak sempurna
Generalisasi tidak sempurna ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ke
tingkat pasti sebagaimana generalisasi sempurna, tetapi corak generalisasi ini
jauh lebih praktis dan lebih ekonomis dibandingkan dengan generalisasi
sempurna.
Jika kita berbicara tentang generalisasi, yang dimaksud adalah generalisasi tidak
sempurna. Karena populernya generalisasi ini oleh para ahli logika disebut
sebagai induksi tidak sempurna untuk menyebut bahwa tehnik ini paling banyak
digunakan dalam penyusunan pengetahuan. [Mundiri,
1994 : 129].
Dari segi sifat yang dimilikinya, induksi tidak sempurna dibagi 2 macam,
dalam kekuatan putusan yang ternyata :
a. Dalam ilmu alam (sciences) putusan yang tercapai melalui induksi tidak
sempurna ini berlaku umum, mutlak jadi tak ada kecualinya. Hukum alam berlaku
dengan pasti. Hukum alam juga boleh disebut berlaku umum-mutlak (dalam
lingkungan alam itu). Hukum kepastian dan kemutlakan ini hanya berlaku dalam
bidang alamiah saja
Contoh : hukum air mengenai pembekuannya. ‘Air akan membeku jika
didinginkan.’ Dan ilmu tidak ragu-ragu untuk meramalkan tentang pembekuan air
ini karena bersifat pasti dan mutlak.
b. Jika ilmu mempunyai obyek yang terjadinya biasa terkena pengaruh dari
manusia yang sedikit banyaknya dapat ikut menentukan kejadian-kejadian yang
menjadi pandangan-pandangan ilmu, maka lain pula halnya. Ilmunya disebut
ilmu sosial serta obyek penyelidikannya mungkin terpengaruhi oleh kehendak
manusia. Kalau pada prinsipnya hukum alam tidak ada pengecualiannya maka
hukum-hukum pada ilmu sosial ini selalu ada kemungkinan kekecualiannya

Contoh : mahasiswa Sosiologi, ada yang suka makan pecel, malahan banyak
yang suka makan pecel tetapi jangan segera diambil putusan umum, bahwa
mahasiswa Sosiologi itu semuanya suka makan pecel. Suka atau tidak suka
makan pecel itu sama sekali bukan sifat mutlak manusia di mana pun juga.

Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu:


1. Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta,
namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah
mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh : Bila ahli-ahli filologi Eropa berdasarkan pengamatan mereka
mengenai bahasa-bahasa Ido-German kemudian menarik suatu kesimpulan
bahwa di dunia terdapat 3.000 bahasa.
[Sumber dari internet http//dasarlogika.co.id]
2.Tanpa loncatan induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan
menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya: untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada
umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
2.3. Generalisasi Ilmiah
Pada dasarnya, generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi
biasa, baik dalam bentuk maupun permasalahannya. Perbedaan utama terletak
pada metodenya, kualitas data serta ketepatan dalam perumusannya.
Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa yang ditemui dalam
observasi sebagai sesuatu yang benar, maka akan benar pula sesuatu yang
tidak diobservasi, pada masalah sejenis atau apa yang terjadi pada sejumlah
kesempatan akan terjadi pula pada kesempatan yang lain bila kondisinya yang
sama terjadi [sumber
internet http//generalisasiilmiah.com]
Pada generalisasi ilmiah, ada 6 tanda-tanda penting yang harus kita perhatikan
adalah :
1) Datanya dikumpulkan dengan observasi yang cermat, dilaksanakan oleh tenaga
terdidik serta mengenal baik permasalahannya. Pencatatan hasil observasi
dilakukan dengan tepat, menyeluruh dan teliti; pengamatan dan hasilnya dibuka
kemungkinan adanya cek oleh peneliti terdidik lainnya
2) Adanya penggunaan instrumen untuk mengukur dan mendapatkan ketepatan
serta menghindari kekeliruan sejauh mungkin
3) Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta
4) Pernyataan generalisasi jelas, sederhana, menyeluruh dinyatakan dengan term
yang padat dan metematik
5) Observasi atas fakta-fakta eksperimental hasilnya dirumuskan dengan
memperhatikan kondisi yang bervariasi misalnya waktu, tempat dan keadaan
khusus lainnya
6) Dipublikasikan untuk memungkinkan adanya pengujian kembali, kritik, dan
pengetesan atas generalisasi yang dibuat. [Mundiri, 1994 : 135-136 ]

Menurut Soekadijo, generalisasi yang baik harus memenuhi 3 syarat,


antara lain :
 Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik.
Artinya, generalisasi tidak boleh terikat kepada jumlah tertentu. Kalau dikatakan ”
Semua A adalah B ”, maka proposisi itu harus benar, berapa pun jumlah A.
Proposisi itu berlaku untuk setiap dan semua subyek yang memenuhi kondisi A.
Contohnya : Semua perempuan adalah cantik.
 Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal.
Artinya, tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu. Jadi, harus berlaku di mana
saja dan kapan saja.
Contohnya : Semua dosen adalah orang terpelajar
 Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian.
Yang dimaksud dengan ’dasar pengandaian’ di sini adalah dasar dari yang
disebut contrary-to-facts conditionals atau unfulfilled conditionals.

Faktanya : x, y, dan z itu masing-masing bukan B


Ada generalisasi : Semua A adalah B
Pengandaiannya : andaikata x, y, dan z itu masing-masing sama dengan A atau
dengan kata-kata lain, andaikata x, y, dan z itu masing-masing memenuhi atau
sama kondisiya dengan A, maka pastilah x, y, dan z itu masing-masing sama
dengan B. [Soekadijo, 1991 : 134-135]
Contohnya :
Faktanya : Sofan, Syaiful dan Budi itu bukan perempuan
Generalisasi : Semua yang cantik adalah perempuan
Pengandaiannya : Andaikata Sofan, Syaiful dan Budi itu cantik, maka pastilah
Sofan, Syaiful dan Budi itu perempuan.
[Sumber http://aatmandai.blogspot.co.id/2012/05/generalisasi.html].

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Generalisasi dalam logika adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki.
Generalisasi adalah meng-umum-kan pendapat atau pernyataan yang bersifat khusus
[definisi kelompok kami]
Dalam segi kuantitas yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi ada dua yaitu
generalisasi sempurna, dan generalisasi tidak sempurna.
Dari segi sifat yang dimilikinya, induksi tidak sempurna dibagi menjadi dua macam yaitu
:
 Dalam ilmu alam (sciences)
 Dan ilmu lain itu disebut dengan ilmu sosial
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu :
1. Loncatan Induktif
2. Tanpa Loncatan Induktif
Generalisasi ilmiah
Pada dasarnya, generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi
biasa, baik dalam bentuk maupun permasalahannya. Perbedaan utama terletak
pada metodenya, kualitas data serta ketepatan dalam perumusannya.
Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa yang ditemui dalam
observasi sebagai sesuatu yang benar, maka akan benar pula sesuatu yang
tidak diobservasi, pada masalah sejenis atau apa yang terjadi pada sejumlah
kesempatan akan terjadi pula pada kesempatan yang lain bila kondisinya yang
sama terjadi.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Di dalam makalah ini tentunya ada kekurangannya, oleh karena itu kami
sekelompok mintak maaf dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari Ibu
Dosen demi kebaikan kita untuk kedepannya.
Dan kami sekelompok berterimaksih karena sudah diberi ilmu dari awal
hingga tugas akhir ini dalam mata kuliah Dasar-dasar logika.Dan harapan kami
kami juga bisa menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber http://www.slideshare.net/EkaWidyastuti/dasar-dasar-logika-
generalisasi-berpikir
Sumber http://aatmandai.blogspot.co.id/2012/05/generalisasi.html
Sumber internet http//generalisasiilmiah.com
Sumber dari internet http//dasarlogika.co.id
Mundiri. 1994. Logika. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Soekadijo, RG. 1991. Logika Dasar, Tradisional, Simbolik dan Induktif. Jakarta :
Gramedia Pustaka

Surajiyo, Sugeng A, Sri Andiani. 2005. Dasar-Dasar Logika. Jakarta : Bumi


Aksara
makalah kerjasama badan usaha

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang bentuk- bentuk badan
usaha ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita dalam mengetahui bentuk-bentuk badan usaha. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 19 September 2019

Penyusun
i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang .......................................................................... 1

B.Rumusan Masalah ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. pengertian kerjasama ............................................................... 2

B. kerjasama badan usaha .................................................................. 3

1. Tujuan kerjasama badan usaha .................................... 3

2. Bentuk-bentuk kerjasama badan usaha ........................ 4

3. Kombinasi vertikal dan horizontal .................................... 10

4. Pengkhususan badan usaha ................................................ 10

BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan ................................................................................ 12

Daftar pustaka ................................................................................ 13


ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang
di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi
kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan
lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Begitupun dalam
aktivitas usahanya setiap orang selalu membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak seorang
pengusaha atau wirausaha yang sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri. Karena dalam
kesuksesan usahanya, pasti ada peran orang atau pihak lain. Oleh karena itu, salah satu kunci sukses
usaha adalah sukses dalam kerja sama usaha. Kerja sama pada intinya menunjukkan adanya
kesepakatan antara dua orang atau lebih yang saling menguntungkan.

Suatu Perusahaan bekerjasama dengan perusahaan lain dalam kegiatan bisnisnya adalah
untuk memperoleh keuntungan atau menaikkan produktifitas perusahaan. Ada beberapa maksud
dan tujuan perusahaan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain seperti memperbesar
perusahaan, meningkatkan efisiensi, menghilangkan atau mengurangi resiko persaingan, menjamin
tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kerjasama ?

2. Apa tujuan kerjasama badan usaha ?

3. Apa saja bentuk-bentuk kerjasama badan usaha ?

4. Apa itu kombinasi vertikal dan horizontal ?

5. Apa itu pengkhususan badan usaha ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KERJASAMA
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang
di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi
kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan
lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Begitupun Anda,
dalam aktivitas usahanya setiap orang selalu membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak
seorang pengusaha atau wirausaha yang sukses karena hasilkerja atau usahanya sendiri. Karena
dalam kesuksesan usahanya, pasti ada peran orang atau pihak lain. Oleh karena itu, salah satu kunci
sukses usaha adalah sukses dalam kerja sama usaha.

Kerja sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih yang
saling menguntungkan, sebagaimana dua pengertian kerja sama di bawah ini:

 Moh. Jafar Hafsah menyebut kerja sama ini dengan istilah “kemitraan”, yang artinya adalah “suatu
strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prisip saling membutuhkan dan saling membesarkan.”

 H. Kusnadi mengartikan kerja sama sebagai “dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas
bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan
tertentu.”Dari pengertian kerjasama di atas, maka ada beberapa aspek yang terkandung dalam kerja
sama, yaitu:
1) Dua orang atau lebih, artinya kerja sama akan ada kalau ada minimal dua orang/pihak yang
melakukan kesepakatan. Olehkarena itu, sukses tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran
dari kedua orang atau kedua pihak yang bekerja sama tersebut.

2) Aktivitas, menunjukkan bahwa kerja sama tersebut terjadi karena adanya aktivitas yang dikehendaki
bersama, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan ini membutuhkan strategi (bisnis/usaha).

3) Tujuan/target, merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama usaha tersebut, biasanya
adalah keuntungan baik secara finansial maupun nonfinansial yang dirasakan atau diterima oleh
kedua pihak.

4) Jangka waktu tertentu, menunjukkan bahwa kerja sama tersebut dibatasi oleh waktu, artinya ada
kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu berakhir. Dalam hal ini, tentu saja setelah tujuan atau
target yang dikehendaki telah tercapai.

B. KERJASAMA BADAN USAHA


1. TUJUAN KERJASAMA BADAN USAHA

Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan, yang berbeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Manusia tidak ada
yang sempurna, karenanya manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Sebagai seorang
wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan kerjasama usaha dengan pihak lain, dan dalam
memilih mitra kerjasama tentu memilih mitra yang memiliki kelebihan ataskekurangan yang dimiliki
diri sendiri, serta memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun mitra kerja sama. Dengan
demikian, kerja sama tidak didorong oleh kepentingan sepihak saja, melainkan harus dilandasi oleh
kesepakatan yang membawa kemaslahatan kedua pihak.

Kerja sama usaha baik dalam skala usaha kecil maupun skala besar pada akhirnya tidak hanya
sekedar memberi keuntungan pada pihak yang bekerja sama, tetapi pula akan berdampak pada
pihak-pihak lain atau masyarakat secara umum. Konkeritnya, kerja sama usaha diarahkan untuk
mencapai tujuan sebagai berikut:

A. Tujuan Secara Mikro

1) Meningkatkan pendapatan dan skala usaha pihak yang bekerja sama.


2) Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pihak yang bekerja sama.

B. Tujuan Secara Makro

1) Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat serta pelaku usaha

2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara

3) Memperluas kesempatan kerja

4) Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

Tujuan-tujuan di atas akan dapat dicapai, bila kerja sama tersebut berjalan “langgeng” karena
tidak jarang terjadi kesepakatan kerjasama berakhir tanpa tujuan dikarenakan perpecahan atau
perselisihan pihak-pihak yang bekerja sama. Kelanggengan kerja sama yang hanya dapat dicapai, bila
kedua pihak komitmenatau mentaati kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat bersama

2. BENTUK-BENTUK KERJASAMA BADAN USAHA

Dalam kegiatan bisnis terkadang badan usaha kurang mampu mengerjakannya sendiri tanpa
mengadakan kerja sama dengan badan usaha lainnya. Ada beberapa alasan kenapa badan usaha
melakukan kerja sama dengan badan usaha lain:

 untuk memperbesar perusahaan

 untuk meningkatkan efisiensi

 mengurangi persaingan

 untuk menjamin pasokan untuk produksi dan distribusi produk

 dll

Ada beberapa bentuk kerja sama dalam bisnis yaitu :

1. Merger (Fusi)

Suatu penggabungan satu atau beberapa perusahaan kedalam satu perusahaan yang lain.
Perusahaan yang menggabungkan diri akan berakhir kedudukannya sebagai badan usaha. Yang
tinggal hanyalah perusahaan yang menerima penggabungan.
Merger adalah proses difusi atau penggabungan duaperseroan dengan salah satu diantaranya
tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama
dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.

Merger terbagi menjadi tiga, yaitu:

 Merger horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama), misalnya
merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.

 Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan,
misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger
dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.

 Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang
berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan
elektronik atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat
ialah untuk mencapai pertumbuhan badan usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih
baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan.

2. Akuisisi

Akuisisi adalah upaya untuk memperbesar badan usaha dengan cara memiliki badan usaha
lain atau memindahkan kepemilikan asal badan usaha lain, misalnya apabila terjadi pembelian
saham di atas 50% oleh pihak lain. Tindakan mengakuisisi dapat dilakukan oleh suatu badan usaha
atau perorangan untuk mengambil alih, baik seluruh atau sebagaian besar saham badan usaha lain
sehingga pengendalian terhadap perusahaan tersebut dapat beralih.

Proses akuisisi umurnya tidak membentuk badan usaha / perusahaan baru. Kendali
perusahaan lebih banyak dilakukan oleh perusahaan atau seseorang yang mengambil alih suatu
perusahaan. Perusahaan yang diakuisisi atau diambil alih biasanya menjadi salah satu divisi dalam
perusahaan yang dimiliki pengambil alih.

Akuisisi bertujuan untuk membentuk kekuatan bersama yang lebih tangguh dan mencapai
manajemen perusahaan yang lebih efisien dengan saling mengisi dan saling mengoreksi. Selain itu,
akuisisi juga bertujuan mengurangi risiko kerugian yang akan ditanggung sendiri,

5
mencoba memasuki segmen pasar yang baru dengan kekuatan bersama, menyatukan operasi yang
terintegrasi bagi perusahaan yang tidak homogen (bersifat hulu dan hilir) dan melakukan usaha
bersama untuk mengurangi persaingan pasar.

3. Konsolidasi

Antara konsolidasi dan merger sering kali dipersamakan sehingga dalam praktik kedua istilah
ini sering di pertukarkan dan dianggap sama artinya, namun sebenarnya terdapat perbedaan
pengertian antara konsolidasi dan merger.

Dalam merger penggabungan antara dua atau lebih badan usaha tidak membuat badan usaha
yang bergabung menjadi lenyap, sedangkan konsolidasi adalah penggabungan antara dua atau lebih
badan usaha yang menggabungkan diri saling melebur menjadi satu dan membentuk satu badan
usaha yang baru, oleh kerena itu, konsolidasi ini sering kali di sebut dengan peleburan.

4. Trust

Trust adalah suatu penggabungan atau pemusatan beberapa badan usaha yang sejenis
maupun berlainan menjadi badan usaha baru yang lebih besar dan kuat sehingga secara hukum
maupun ekonomis badan usaha yang tergabung tidak berdiri sendiri lagi.

Trust dapat bersifat integrasi atau pararelisasi. Trust yang bersifat integrasi adalah gabungan
badan usaha-badan usaha yang mempunyai proses produksi berurutan (kolom/lajur perusahaan).
Sementara trust pararelisasi adalah gabungan badan usaha-badan usaha yang menghasilkan atau
menjual barang sejenis maupun berlainan. Pada umumnya, trust bersifat merugikan konsumen,
karena salah satu tujuan penggabungan tersebut adalah untuk mendapatkan kedudukan monopoli,
sehingga akan mempengaruhi harga. Harga dalam pasar monopoli tidak terjadi atas keseimbangan
antara penawaran dan permintaan namun ditentukan produsen sesuai dengan kemauan mereka
sendiri.

5. Kartel

Kartel adalah suatu kerja sama atau penggabungan atas dasar sukarela dan beberapa badan
usah sejenis untuk memproduksi atau menjual barang hasil produksinya. Secara hukum maupun
ekonomis, masing-masing badan usaha yang bergabung masih berdiri dan mempunyai kebebasan
untuk bertindak, kecuali halhal yang disetujui dalam perjanjian. Tujuan kartel adalah untuk
mengurangi (meniadakan) persaingan serta menciptakan kesergaman harga, jumlah produksi dan
pembagian daerah pemasaran untuk setiap badan usaha.

Tujuan-tujuan tersebut dicapai dengan mengadakan perjanjian-perjanjian atau kesepakatan-


kesepakatan antar badan usah yang tergabung. Berdasarkan isi perjanjian tersebut, kartel-kartel
digolongkan sebagai berikut.

i. Kartel Daerah

Kartel daerah atatu kartel rayon adalah penggabungan beberapa badan usaha yang bertujuan
untuk membuat suatu perjanjian atau kesepakatan tentang pembagian daerah pemasaran atau
sumber bahan mentah.

ii. Karte Produksi

kartel produksi adalah penggabungan beberapa badan usaha yang bertujuan untuk membuat
suatu perjanjian atau kesepakatan tentang jumlah barang yang harus dihasilkan (penetapan kuota
produksi) oleh masing-masing badan usaha yang bergabung. Pembatasan itu bertujuan untuk
menghindari kemungkinan kelebihan produksi. Apabila jumlah produk yang ditawarkan terlalu
banyak, maka harga akan mengalami penurunan.

iii. Kartel harga

Kartel harga adalah penggabungan beberapa badan usaha yang bertujuan untuk membuat
suatu perjanjian atau kesepakatan tentang harga minimum produk yang dihasilkan

oleh badan usaha-badan usaha yang tergabung. Mereka tidak boleh mejual di bawah harga
minimum yang telah disepakati

iv. Karte Kondisi

Kartel kondisi atau kartel syarat adalah penggabungan beberapa badan usaha yang bertujuan
untuk membuat suatu perjanjian atau kesepakatan tentang pemenuhan syarat-syarat yang seragam
dalam hal penyerahan, pembayaran, pembuangan, dan lain-lain kepada pembeli. Pembuatan
kesepakatan ini bertujuan untuk menyeragamkan syarat pemnyerahan, syarat pembayaran, syarat
pembuangan dan lain-lain
v. Kartel Pembagian Keuntungan

Kartel pembagian keuntungan adalah penggabungan beberapa badan usaha yang bertujuan
untuk membuat suatu perjanjian atau kesepakatan tentang penetapan besar keuntungan atau
dividen setiap anggota.

Kartel dan trust adalah penggabungan beberapa badan usaha yang bertujuan memperkuat
kedudukan perusahaan.

6. Holding Company

Holding company adalah penggabungan suatu badan usah dengan badan usaha yang lain
dengan cara membeli sebagian besar saham (sero) dari beberapa badan usaha. Jadi holding
company menguasai beberapa badan usaha, karena ia membeli sebagian besar saham dari setiap
badan usaha yang bergabung. Badan usaha yang membeli sebagian besar saham perusahaan dapat
mempengaruhi perusahaan di bidang pemasaran dan keuangan. Secara hukum badan usaha-badan
usaha tersebut masih berdiri sendiri, namun karena sebagian besar sahamnya dikuasai oleh holding
company, maka secara automatis pimpinan dari setiap badan usaha yang bergabung berada di
tangan holding company.

7. Joint Venture

Jont venture adalah suatu gabungan antara dua pihak atau lebih, yang mengumpulkan modal
untuk mendirikan badan usaha dengan perjanjian tertentu. Pihak-pihak yang bergabung dapat
berasal dari kalangan pemerintah maupun swasta (swasta dalam negeri maupun swasta asing)

8. Production Sharing

Production sharing adalah suatu bentuk kerja sama atau gabungan badan usaha yang
mengatur tentang pembagian hasil. Production sharing dapat dilakukan antara badan usaha milik
negara dan badan usaha milik swasta maupun antara sesama badan usaha milik swasta.
9. Investment Trust

Investment trust adalah suatu badan usaha yang menanamkanmodalnya di beberapa badan
usaha lain dengan cara membeli sero-seronya. Investment trust bertujuan untuk membagi-membagi
risiko. Apabila salah satu badan usaha yang seronya dibeli mengalami kerugian, maka kerugian
tersebut dapat ditutup dari keuntungan bdan usaha lain yang seronya diberli.

10. Corner dan Ring

Corner dan ring adalah seseorang atau beberapa orang yang melakukan spekualsi dengan
jalan membeli atau menahan sebagian besar persediaan barang tertentu, yang akan berakibat pad
anaiknya harga barang tersebut di pasar. Setelah harga di pasar mengalami kenaikan, barang yang
ditahan atau disimpan tersebut dijual, sehingga akan diperoleh keuntungan yang besar. Corner
adalah tindakan spekulasi yang dilakukan oleh satu orang saja, sedangkan ring adalah tindakan
spekualsi yang dilakukan oleh beberapa orang.

11. Kontrak Karya

Kontrak karya tidak merupakan kerja sama dalam menangani suatu badan usaha dan
perusahaan. Pihak pemerintah memberikan konsesi kepada pihak swasta untuk mengelola suatu
perusahaan dengan diikat oleh suatu perjanjian tertentu. Pemerintah tidak ikut serta dalam
permodalan perusahaan. Perjanjian kontrak karya biasanya memuat hal-hal berikut ini

a. Daerah operasi perusahaan

b. Jangka waktu

c. Jenis usaha yang boleh dilakukan

d. Besar uang imbalan yang harus dibayarkan kepada pemerintah sebagai pemberi konsesi

e. Lain-lain yang dianggap perlu oleh pemerintah


3. KOMBINASI VERTIKAL DAN HORIZONTAL

a. Kombinasi Vertikal

Kombinasi vertikal adalah gabungan beberapa badan usaha yang bekerja pada tingkat yang
berbeda-beda dalam proses produksi suatu barang atau barang produksinya berurutan. Misalnya:
untuk memproduksi kain terdapat beberapa badan usaha seperti petani kapas, pengangkutan kapas,
pemintalan, penenunan, dan penyempurnaan kain.

b. Kombinasi Horizontal

Kombinasi ini merupakan gabungan dari beberapa badan usaha yang bekerja dalam tingkat
yang sama dalam proses produksi barang. Kombinasi horizontal juga mempunyai pengertian lain
yaitu gabungan dari beberapa badan usaha yang memproduksi atau menjual barang yang berlainan.
Misalnya: penggabungan antara pabrik sabun cuci dengan pabrik sabun mandi, atau antara pabrik
sikat gigi dengan pabrik pasta gigi.

4. PENGKHUSUSAN BADAN USAHA

Pengkhususan perusahaan merupakan kegiatan perusahaan yang


mengkhususkan diri pada fase atau kegiatan tertentu, dan kegiatan lainnya
diserahkan

10

pada perusahaan lain. Pengkhususan perusahaan dapat dibagi menjadi


spesialisasi dan diferensiasi.

1. Spesialisasi

Spesialisasi yaitu perusahaan yang mengkhususkan diri pada kegiatan


yang hanya menghasilkan satu produk saja. Contohnya, perusahaan yang
hanya menghasilkan produk mie, atau dalam bidang pelayanan jasa yaitu
pelayanan transportasi udara.
2. Diferensiasi
Diferensiasi yaitu pengkhususan yang dilakukan perusahaan dalam fase
produksi tertentu. Contohnya seperti, adanya perusahaan penanaman,
perusahaan penggilingan padi, perusahaan penjual beras.

11

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kerja sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih yang
saling menguntungkan. kerja sama usaha diarahkan untuk mencapai tujuan Secara Mikro dan tujuan
Secara Makro. Ada beberapa alasan kenapa badan usaha melakukan kerja sama dengan badan
usaha lain: untuk memperbesar perusahaan, untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi persaingan,
untuk menjamin pasokan untuk produksi dan distribusi produk, dll. beberapa bentuk kerja sama
dalam bisnis yaitu, Merger (Fusi), Akuisisi, Konsolidasi, Trust, Kartel, Holding Company, Joint
Venture, Production Sharing, Investment Trust, Corner dan Ring, Kontrak Karya. Pengkhususan
perusahaan merupakan kegiatan perusahaan yang mengkhususkan diri pada
fase atau kegiatan tertentu, dan kegiatan lainnya diserahkan pada perusahaan
lain. Pengkhususan perusahaan dapat dibagi menjadi spesialisasi dan
diferensiasi.
12

DAFTAR PUSTAKA
http://kusaiguru.blogspot.co.id/2011/03/4-bentuk-bentuk-penggabungan-
badan.html
https://suwardi73.wordpress.com/2014/11/12/bentuk-bentuk-kerjasama-
dalam-kegiatan-usaha/

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/1
96302211987032-
NETI_BUDIWATI/MEMBANGUN_KERJA_SAMA_USAHA.pdf

http://ashibly.blogspot.co.id/2012/06/bentuk-bentuk-kerjasama-dalam-
kegiatan.html

http://dewamakalah.blogspot.co.id/2013/03/bentuk-bentuk-kerjasama-
dalam-bisnis.html

http://ssbelajar.blogspot.co.id/2012/08/penggabungan-badan-usaha.html

https://uiita.wordpress.com/2012/12/09/bentuk-bentuk-badan-usaha-3/

Anda mungkin juga menyukai