Anda di halaman 1dari 75

ep

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


PUTUSAN

No. 207 K/TUN/2012

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

MAHKAMAH AG UNG

gu

ng

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan

sebagai berikut dalam perkara :

PT. PERKEBUNAN KALTIM UTAMA I, suatu Perseroan Terbatas

ub
lik

ah

yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia,


berkedudukan di Jalan A. Yani, Ruko Mitra Mas Blok M, Nomor : 16,

am

Samarinda, diwakili oleh Yosua Irawan Lau, kewarganegaraan


Indonesia, pekerjaan Direktur Utama PT. Perkebunan Kaltim Utama I,
didirikan berdasarkan Akta Nomor : 1, tanggal 1 Mei 2004, dihadapan

ah
k

ep

Achmad Dahlan, SH., Notaris di Samarinda, akta mana telah


memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

In
do
ne
si

Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor : C-05410


HT.01.01.TH.2006 tanggal 24 Februari 2006 yang terakhir telah diubah

A
gu
ng

dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor : 26 tanggal 06

Januari 2011 dibuat dihadapan Nety Maria Machdar, S.H., Notaris di

Jakarta, dalam hal ini memberikan kuasa kepada : 1. Swandy Halim,

SH., MSc., 2. Mira Amalia, SH., MH., 3. Deasy Marthaningsih Hendar

Asmara, SH., kesemuanya kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Para


Advokat dan Konsultan Hukum, beralamat kantor di Gedung World

Trade Center Lantai 11, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 30, Jakarta

lik

ah

12920, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 08 Februari 2012;

Pemohon Kasasi dahulu Tergugat II Intervensi/Pembanding I;

ub

melawan:

PT. ADIMITRA BARATAMA NUSANTARA (PERSEROAN),

ep

ka

suatu Perseroan Terbatas, yang didirikan berdasarkan hukum Negara


Republik Indonesia, diwakili oleh Aan Sinanta, kewarganegaraan

ah

Indonesia, pekerjaan Direktur Utama, berdasarkan Akta Nomor : 29

beralamat di Bank Mega Building, Suite 202, Jalan Tanjung Karang

ng

Nomor : 3-4 A, Jakarta 10230, dalam perkara ini memberikan kuasa

on

kepada : 1. Ranto Simanjuntak, SH., MH., 2. John Herman Pigalao,

es

tanggal 14 April 2009, oleh karena sah mewakili direksi, yang

In
d

gu

SH., M.Kn., 3. Stella Valentina, SH., 4. Elizabeth Ritonga, SH., 5.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 1

ep
u

hk
am

2
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Alvajune G.Manuhua, SH., kesemuanya kewarganegaraan Indonesia,


pekerjaan Advokat dan Konsultan Hukum, berkantor di Menara Topas

ng

(d/h. Menara Eksekutif) Lantai 15, Jalan M.H. Thamrin Kav. 9, Jakarta
Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 108/RP&P/SKK/

gu

III/12 tanggal 02 Maret 2012;

Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding;


dan:
I.

KEPALA

BADAN

ah

REPUBLIK

PERTANAHAN

INDONESIA,

NASIONAL

berkedudukkan

di

Jalan

ub
lik

Sisingamangaraja, Nomor : 2, Kebayoran, Jakarta Selatan, dalam


hal ini diwakili oleh :

am

1.

R.B. Agus Widjayanto, SH., M.Hum., Jabatan Direktur


Perkara

Pertanahan,

berkedudukkan

di

Jalan

ep

Sisingamangaraja, Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta

ah
k

Selatan;
.

Ari Machkota, SH., M.Hum., Jabatan Kepala Sub

In
do
ne
si

Direktorat Perkara Wilayah I, berkedudukkan di Jalan

Sisingamangaraja, Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta

A
gu
ng

Selatan;

Abgrid Pranowo, SH., CN., Jabatan Kepala Seksi Perkara

Tata Usaha Negara Wilayah I, berkedudukkan di Jalan

Sisingamangaraja, Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta


Selatan;

Ignatius Ardi Susanto, SH., Jabatan Kepala Seksi Perdata

Wilayah I, berkedudukkan di Jalan Sisingamangaraja,

lik

ah

Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;

Reskah Hartati, SH., Jabatan Staf Sub Direktorat Perkara


Wilayah I, berkedudukkan di Jalan Sisingamangaraja,

ub

ka

Sri Dewi Marlina Putri, SH., Jabatan Staf Sub Direktorat


Perkara

Wilayah

ep

Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;


I,

berkedudukkan

di

Jalan

Sisingamangaraja, Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta


Andre Setiabudi Iskandar, SH., Staf Sub Direktorat Perkara

Wilayah I, berkedudukkan di Jalan Sisingamangaraja,

on
In
d

gu

ng

Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;

es

ah

Selatan;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 2

Iman Malvina Yusuf, SH., Staf Sub Direktorat Perkara

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Wilayah I, berkedudukkan di Jalan Sisingamangaraja,

ng

Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;

gu

Dimas Tri Suryanto, A.Md., Staf Sub Direktorat Perkara

Wilayah I, berkedudukkan di Jalan Sisingamangaraja,


Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;

kesemuanya berkantor

pada

Badan

Pertanahan

Nasional

Republik Indonesia, Jalan Sisingamangaraja Nomor : 2,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa


II.

KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI

ub
lik

ah

Khusus Nomor : 14/SK/IV/2011, tertanggal 12 April 2011;

KARTANEGARA, berkedudukkan di Jalan Ahmad Yani,

am

Nomor : 22, Tenggarong, dalam perkara ini memberikan kuasa


kepada :

Muhamad Fadhil, SH., M.Hum., Jabatan Kepala Bidang

ep

1.

ah
k

Pengkajian

dan

Penanganan

Perkara

dan

Konflik

Nasional Provinsi Kalimantan Timur;

In
do
ne
si

Pertanahan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan


Purwanto, SH., Jabatan Kepala Seksi Pengkajian dan

A
gu
ng

Penanganan Perkara

Pertanahan pada Kantor Wilayah

Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur;

keduanya berkantor pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional Provinsi Kalimantan Timur, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus Nomor : 101/SK.64.02/III/2011, tertanggal 08 Maret


2011;

Turut Termohon Kasasi I dan II dahulu Tergugat I dan II/Pembanding

lik

ah

III dan II;

Mahkamah Agung tersebut;

ub

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang


Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Turut

ep

ka

Termohon Kasasi I dan II dahulu sebagai Tergugat I dan II serta Pemohon Kasasi

dahulu sebagai Tergugat II Intervensi dimuka persidangan Pengadilan Tata Usaha

In
d

on

ng

OBYEK SENGKETA :

gu

I.

es

Negara Jakarta pada pokoknya atas dalil-dalil :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

ep
u

hk
am

3
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3

ep
u

hk
am

4
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa yang menjadi obyek gugatan / obyek sengketa antara Penggugat dengan
Tergugat I dan Tergugat II dalam gugatan ini adalah sebagai berikut :

ng

a. Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia


Nomor : 75/HGU/BPN RI/2009 tentang Pemberian Hak Guna Usaha Atas

Nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I atas Tanah di Kabupaten Kutai

gu

Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur, sepanjang luas bidang tanah


dalam peta bidang tanah tanggal 27 Januari 2009 No. 04-16.03-2009, NIB.

16.03.00.00.00205 seluas 2.460,13 Hektar (Ha) yang ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 4 Juni 2009 (SK BPN No. 75) ;

ub
lik

ah

b. Sertipikat Hak Guna Usaha (HGU) No. 35, tanggal 30 Juli 2009, Kelurahan
Jawa, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kertanegara, atas tanah

am

seluas 2.460,13 Ha yang tertulis atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I
(PT. PKU I), berdasarkan Surat Ukur Nomor : 1052/HGU/2009, tanggal
30 Juli 2009, (Sertipikat HGU

No. 35) oleh Kepala Kantor Pertanahan

In
do
ne
si

TENGGANG WAKTU.

A
gu
ng

II.

ah
k

ep

Kabupaten Kutai Kartanegara;

a. Bahwa Penggugat baru mengetahui tentang kabar adanya penerbitan


Sertipikat HGU No. 35 tersebut pada tanggal 25 Januari 2011, pada saat

Penggugat baru menerima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil

Penyidikan (SP2HP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah

Kalimantan Timur Resor Kutai Kartanegara No. B/21/I/2011/ Reskrim


tertanggal 25 Januari 2011, SP2HP mana merupakan akibat laporan yang

lik

ah

disampaikan oleh Pihak Penggugat kepada Instansi Kepolisian tentang

adanya penyerobotan lahan atau tanah di areal milik Penggugat yang

ub

dilakukan oleh PT. PKU I ;

b. Bahwa berdasarkan hal uraian tersebut diatas kemudian Penggugat

ka

mengajukan gugatan atas dikeluarkannya SK BPN No. 75 dan Sertipikat

ep

HGU No. 35 tersebut dikarenakan masih dalam batas waktu 90 (sembilan


puluh) hari sebagaimana ditentukan dalam pasal 55 Undang-Undang
Nomor: 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Sebagaimana

ah

es

diubah dengan Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang

In
d

on

DASAR GUGATAN.

gu

III.

ng

Nomor : 51 Tahun 2009 (UU PTUN) ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 4

ep
u

hk
am

5
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

a. Bahwa kedua surat keputusan tersebut digugat bersamaan karena ada


keterkaitan yang sangat erat satu sama lain (ada innerlijke samenhang)

ng

antara kedua surat keputusan tersebut. sebab surat keputusan yang satu

menjadi dasar atau landasan hukum dari surat keputusan yang kedua,

sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain. (teori innerlijke

gu

samenhang). oleh karena itu adalah sangat tepat dan berdasar hukum kedua

b. Bahwa penerbitan Sertipikat HGU No. 35 oleh Tergugat II, adalah tindak
lanjut dari pelaksanaan Keputusan Tergugat I yaitu Surat Keputusan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 75/HGU/BPN

ub
lik

ah

surat keputusan tersebut di atas digugat secara bersama-sama ;

RI/2009 tentang Pemberian Hak Guna Usaha Atas Nama PT. PKU I,
sehingga telah memenuhi syarat sebagai keputusan tata usaha negara yang

am

bersifat konkret, individual dan final. sesuai dengan teori surat keputusan
berantai (ketting beschikking) ;

ah
k

ep

c. Bahwa sesuai dengan ketentuan Tata Usaha Negara, penerbitan Sertipikat


HGU No. 35 adalah merupakan suatu produk/keputusan Tata Usaha Negara,

sehingga dengan demikian telah memenuhi syarat-syarat sebagai keputusan

In
do
ne
si

tata usaha negara sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka (3) Undang-

A
gu
ng

Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara


sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor : 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara. Sehingga Keputusan Tata Usaha Negara berupa Sertipikat HGU No.

35 dapat digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara dengan alasan penerbitan

objek sengketa tersebut bersifat konkret, individual dan final;

d. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 8 juncto Pasal 14 ayat (1) Peraturan

lik

ah

Menteri Negara/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1999


Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan

Pemberian Hak Atas Tanah Negara, bahwa keputusan pemberian Hak Guna

ub

Usaha atas tanah yang luasnya lebih dari 200 Ha (dua ratus hektar)

ka

merupakan kewenangan dari Kepala Badan Pertanahan Nasional c.q

ep

Tergugat I ;

ah

e. Bahwa dalam perkara aquo, pemberian Hak Guna Usaha kepada

PT. PKU

tanggal 30 Juli 2009 adalah seluas 2.460,13 Ha (dua ribu empat ratus enam

ng

puluh koma tiga belas hektar) di atas lahan yang dikuasai oleh Penggugat

on
In
d

gu

sehingga dengan demikian Pejabat Tata Usaha Negara yang memiliki

es

I sesuai SK BPN No.: 75 yang mendasari terbitnya Sertipikat HGU No. 35

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 5

ep
u

hk
am

6
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

kewenangan untuk memberikan hak penguasaan atas tanah berupa Hak


Guna Usaha adalah Kepala Badan Pertanahan Nasional c.q. Tergugat I ;

ng

f. Bahwa dengan adanya penerbitan Sertipikat HGU No. 35 yang di dasari


oleh SK BPN No. 75 oleh Tergugat I kepada PT. PKU I di atas lahan

pertambangan yang dikuasai oleh Penggugat, maka kepentingan Penggugat

gu

selaku pihak yang memegang ijin pertambangan di atas lahan tersebut

sangat dirugikan ;

g. Bahwa atas kerugian tersebut maka Penggugat mengajukan gugatan aquo

berdasarkan ketentuan Pasal 50 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986

ub
lik

ah

tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana diubah dengan UndangUndang Nomor : 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor: 51 Tahun

am

2009, yang kutipannya adalah sebagai berikut :

Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa dan

ah
k

IV.

ep

memutus sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama ;


ALASAN-ALASAN GUGATAN.

Bahwa Penggugat adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan

In
do
ne
si

berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia pada tanggal 28

A
gu
ng

Oktober 2004 berdasarkan Akta No. 30 Tanggal 28 Oktober 2004 yang


dibuat dihadapan H. M. Afdal Ghazali, Notaris di Jakarta, dimana

Anggaran Dasarnya telah mendapat pengesahan dari Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 9

Juni 2005 sesuai Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. C-15884 HT.01.01. TH 2005, dimana kegiatan


usaha utama dari penggugat adalah dalam bidang pertambangan ;

Bahwa Penggugat adalah pemilik Ijin Kuasa Pertambangan antara lain

lik

ah

2.

sebagai berikut :

ub

i). Surat Keterangan Ijin Peninjauan (SKIP) dari Bupati Kutai Kartanegara
dengan Nomor : 540/140/SKIP/DPE-IV/X/2005 pada tanggal 27

ka

Oktober 2005 ;

ep

ii). Ijin Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum (KP PU) dari Bupati

ah

Kutai Kertanegara dengan Nomor: 540/102/KP-PU/DPE-IV/XII/ 2005

iii). Ijin Kuasa Pertambangan Eksplorasi (KP-Eksplorasi) dari Bupati

ng

Kutai Kertanegara dengan Nomor : 540/74/KP-Er/DPE-IV/VI/2006

on
In
d

gu

pada tanggal 26 Juni 2006 ;

es

pada tanggal 15 Desember 2005 ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 6

ep
u

hk
am

7
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Kelayakan

iv). Ijin

Kartanegara

Lingkungan

dengan

(AMDAL)

No.

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

dari

Bupati

Kutai

KAKK/269/AMDAL/Tambang

ng

Batubara/2007 pada tanggal 12 November 2007 ;


v).

Ijin Kuasa Pertambangan Eksploitasi (KP-Eksploitasi) dari Bupati

gu

Kutai Kartanegara dengan No. 540/057/KP-Ep/DPE-IV/XI/2007

pada tanggal 14 November 2007 sampai dengan 14 November

2012 ;

vi). Pemberian ijin Lokasi dari Bupati Kutai Kartanegara Nomor: 79/

DPN.K/IL-79/XI-2007 pada tanggal 29 November 2007 seluas

ub
lik

ah

2.643.99 Ha ;

vii). Ijin Kuasa Pertambangan Pengangkutan dan Penjualan dari Bupati

am

Kutai Kartanegara dengan No. 540/37/KP-AJ/DPE-V/XII/ 2007


pada tanggal 14 Desember 2007 ;

ep

viii). Ijin Kuasa Pertambangan Eksploitasi (KP-Eksploitasi) dari Bupati

ah
k

Kutai Kartanegara dengan No. 540/010/KP-Ep/DPE-IV/II/2008 pada


tanggal 19 Februari 2008 dengan jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
Pertambangan Eksploitasi

A
gu
ng

Kartanegara dengan

In
do
ne
si

Ijin KP-Eksploitasi ini merupakan penyempurnaan dari Ijin Kuasa


(KP-Eksploitasi) dari Bupati Kutai

No. 540/057/KP-Ep/DPE-IV/XI/2007

pada tanggal 14 November 2007 sampai dengan 14 November 2012

yang hanya berlaku selama 5 (lima) tahun ;

ix). Persetujuan Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi

(IUP-

OP) dari Bupati Kutai Kartanegara dengan No. 540/1691/ IUP-OP/


MB-PBAT/XII/2009 pada tanggal 1 Desember 2009 ;

Rekomendasi Penggunaan Wilayah Kerja Migas TAC Pertamina-

lik

ah

x).

Medco Sanga-sanga dan Vico Indonesia di Blok Sanga-sanga dari


Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan No. 9012/13/

ah

3.

ep

ka

ub

DJM.E/ 2008 pada tanggal 28 Mei 2008 ;

Bahwa Penggugat dalam rangka memiliki dan mendapatkan Ijin-ijin

(uang), tenaga (keahlian) dan peralatan pada wilayah-wilayah KP

ng

Eksploitasi milik Penggugat, yaitu dengan melakukan proses tindakan

on
In
d

gu

diantaranya berupa :

es

tersebut di atas telah melakukan investasi yang besar baik berupa modal

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 7

ep
u

hk
am

8
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

mengajukan

permohonan

ijin

a) Penggugat

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

untuk

mengadakan

peninjauan di kecamatan Sanga-sanga seluas 2.990 ha (dua ribu

ng

sembilan ratus sembilan puluh hektar) untuk mengetahui data awal

potensi endapan Bahan Galian Batubara. Selanjutnya dari Bupati

gu

Kutai

Kartanegara Telah

memberikan

Surat

Keterangan

Ijin

Peninjauan (SKIP) dari Bupati Kutai Kartanegara dengan Nomor:


540/140/SKIP/ DPE-IV/X/2005 pada tanggal 27 Oktober 2005 ;

b) Bahwa berdasarkan hasil kegiatan peninjauan tersebut di atas

Penggugat juga Telah memperoleh Ijin Kuasa Pertambangan

ub
lik

ah

Penyelidikan Umum (KP PU) Nomor : 540/102/KP-PU/DPE-IV/XII/


2005 pada tanggal 15 Desember 2005 dari Bupati Kutai Kertanegara

am

dan telah melakukan survey untuk mencari bahan galian Batubara ;


c) Bahwa berdasarkan hasil kegiatan Penyelidikan umum tersebut
Penggugat telah melakukan kegiatan berkaitan dengan upaya untuk

ah
k

ep

mendapatkan kepastian, sifat dan nilai bahan galian/tambang yang


terkandung didalamnya dimana selanjutnya Bupati Kutai Kartanegara

menerbitkan Surat Ijin Kuasa Pertambangan Eksplorasi (KP-

In
do
ne
si

Eksplorasi) Nomor : 540/74/KP-Er/DPE-IV/VI/2006 tanggal 26 Juni

A
gu
ng

2006 untuk Penggugat. Bahwa sesuai dengan Kuasa Pertambangan

Eksplorasi yang telah dimiliki oleh Penggugat, yang salah satu

syaratnya dalam melakukan Eksplorasi yaitu jika terdapat pertindihan

Kuasa Pertambangan Eksplorasi dengan kepentingan lahan lainnya,

maka Penggugat sebelum melaksanakan kegiatan dalam wilayah

tersebut harus lebih dahulu menyelesaikan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku sesuai Lampiran 2 angka 5 Kuasa Pertambangan

Eksplorasi Nomor: 540/74/KP-Er/DPE-IV/VI/2006 tanggal 26 Juni

lik

ah

2006, dan berdasarkan hal tersebut Penggugat sejak bulan Juni 2007
sudah memulai melakukan pembebasan lahan dari penduduk/

ub

masyarakat penggarap agar kegiatan eksplorasi tersebut dapat

ka

dilakukan ;

ep

d) Bahwa setelah Penggugat membuktikan hasil kegiatan eksplorasi yang


dilakukan atas bahan galian, maka selanjutnya Penggugat mengajukan

ah

permohonan guna mendapatkan hak tunggal untuk memperoleh Kuasa

AMDAL yang merupakan salah satu syarat dalam pengajuan Kuasa

on
In
d

gu

ng

Pertambangan Eksploitasi ;

es

Pertambangan Eksploitasi dengan terlebih dahulu mendapatkan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 8

ep
u

hk
am

9
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

e) Bahwa Bupati Kutai Kartanegara selanjutnya berdasarkan permohonan


tersebut menerbitkan Ijin Kuasa Pertambangan Eksploitasi (KP-

ng

Eksploitasi) dengan No. 540/057/KP-Ep/DPE-IV/XI/2007 tertanggal


14 November 2007 yang telah diperbaharui dengan Ijin Kuasa

gu

Pertambangan

No. 540/010/KP-Ep/DPE-IV/II/2008,

19

Februari 2008 untuk Penggugat, dengan jangka waktu 20 (dua puluh)

tahun dengan batas-batas sebagai berikut :


Bujur Timur

No.Titik
Koord.

117
117

am

Lintang

(LU/LS)

,00

,00 LS

,00

,00 LS

,00

,00 LS

,00

,00 LS

,00

,00 LS

,00

,00 LS

ub
lik

ah

117

117

ep

117
117

In
do
ne
si

ah
k

tanggal

A
gu
ng

f) Bahwa sesuai dengan Kuasa Pertambangan Eksploitasi yang telah

dimiliki oleh Penggugat, yang salah satu syaratnya dalam Lampiran II

Angka 4 Kuasa Pertambangan Eksploitasi

Ep/DPE IV/II/2008

No. 540/010/Kp

yaitu sebelum Penggugat dapat melakukan

kegiatan eksploitasi Penggugat harus menyelesaikan terlebih dahulu


lahan yang tumpang tindih antara lahan Penggugat dengan lahan

garapan masyarakat secara musyawarah mufakat. Selanjutnya oleh

ah

karena itu Penggugat juga mendapatkan Ijin Lokasi Nomor : 79/

lik

DPN.K/IL-79/XI-2007 pada tanggal 29 November 2007 dari Bupati


Kutai Kartanegara untuk tanah seluas + 2.643,99 Ha. Guna melakukan

ub

pembebasan sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 8 Peraturan


Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No. 32 tahun 2000 Tentang Ijin

ep

ka

Lokasi ;

g) Sehingga setelah Penggugat memperoleh/mendapatkan Ijin Lokasi

ah

tersebut, maka memperkuat Penggugat untuk melakukan pembebasan

masyarakat penggarap yang sudah dimulai sejak bulan Juni 2007

ng

sampai dengan dengan bulan Januari 2011 dengan total pembebasan

on

In
d

gu

adalah seluas + 2,040.6162 Ha yang berada di wilayah Area Ijin

es

lahan yang lebih intensif secara bertahap dari penduduk atau

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 9

ep
u

hk
am

10
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Lokasi Nomor : 79/DPN.K/IL-79/XI-2007 tertanggal 29 November


2007 milik Penggugat ;

ng

Pembebasan mana dilakukan dengan menuangkannya didalam Surat

Pernyataan Pengalihan Hak atau Surat Kesepakatan Pengalihan

dilakukan dari penduduk atau masyarakat penggarap kepada


Penggugat dimana didalam Surat Pernyataan tersebut didalamnya
disaksikan juga oleh aparat antara lain sebagai berikut :
-

Lurah setempat ;

Komandan Rayon Militer (Danramil) setempat ;

Kepala Polisi Sektor setempat ;

Bhabinkamtibmas setempat ;

Babinsa setempat ;

ub
lik

am

ah

gu

Penguasaan Lahan Garapan. Yaitu pembebasan atau pengalihan mana

Bahwa dalam pengalihan tersebut juga tentunya diberikan kompensasi

ah
k

ep

berupa uang kepada penduduk atau masyarakat penggarap sesuai


dengan berapa luas lahan atau tanah yang dimiliki oleh masing-masing

In
do
ne
si

pemilik (penduduk/masyarakat penggarap) pada saat itu. Dan untuk


pembebasan lahan keseluruhan milik Penggugat sudah dilakukan

A
gu
ng

mulai tanggal

20 Juni 2007 dan masih dilakukan hingga saat ini ;

h) Bahwa tindakan Penggugat memenuhi kewajibannya melakukan

pembebasan lahan dan membayar ganti rugi kepada penduduk atau


masyarakat penggarap pada saat itu sesuai dengan ketentuan hukum

yang berlaku, sebagaimana juga telah dinyatakan oleh SUKARDJI,

S.Pd.,MM., selaku Lurah Kelurahan Jawa, Kecamatan Sanga-sanga

Kabupaten Kutai Kartangera dalam Surat Pernyataan No. 400/019/Per/

lik

ah

I/2011, tanggal 21 Januari 2011, selaku Pejabat instansi yang ikut


menyaksikan dan menandatangani dokumen pembebasan setiap lahan

ub

yang dilakukan oleh Penggugat bersama dengan aparat (Koramil,


Polsek) ;

ka

i) Bahwa wilayah kuasa pertambangan (WKP) Penggugat berdasarkan

ep

KP-Eksploitasi No. 540/010/KP-Ep/DPE-IV/II/2008 tanggal

19

ah

Februari 2008 masih berada di dalam Wilayah Kerja Pertamina yang


Januari 1989 yang telah menguasai wilayah lahan pertambangan

ng

tersebut, dimana Penggugat sebelum melakukan kegiatan eksploitasi

on

In
d

gu

telah terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Perusahaan

es

dikelola oleh Perusahaan Operator Migas yang sejak tanggal 27

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 10

ep
u

hk
am

11
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ng

Operator Migas tersebut dengan melakukan antara lain sebagai berikut

Perjanjian pemanfaatan lahan bersama antara

PT. Medco E&P Indonesia (TAC Pertamina

gu

Medco Sangasanga) dengan penggugat tanggal 4


Oktober 2007; dan ;

Perjanjian tumpang tindih lahan antara Vico


Indonesia dengan penggugat tanggal 31 Januari

ub
lik

ah

2008 Migas TAC;

Bahwa berdasarkan kerjasama dengan para perusahaan operator Migas


di wilayah kerja Pertamina tersebut diatas, maka Penggugat telah

am

memperoleh Rekomendasi dari Menteri ESDM dengan No. 9012/13/


DJM.E/2008 tanggal 28 Mei 2008 untuk Penggunaan Wilayah Kerja

ep

Migas TAC Pertamina Medco Sangasanga dan Vico Indonesia di

ah
k

Blok Sangasanga untuk kegiatan Eksploitasi batubara atas nama

Penggugat ;

In
do
ne
si

Bahwa koordinasi antara Penggugat dengan perusahaan Operator

A
gu
ng

Migas yang dituangkan dalam Perjanjian tersebut diatas adalah


merupakan

bukti

kewajibannya

kepatuhan

selaku

Penggugat

Pemegang

Kuasa

dalam

melaksanakan

Pertambangan

yang

dipersyaratkan oleh Bupati Kutai Kertanegara sebagaimana tercantum


dalam Lampiran II butir (7) Kuasa Eksploitasi No. 540/010/KP-Ep/

DPE-IV/II/2008, tanggal 19 Februari 2008 yang kutipannya adalah


sebagai berikut :

Apabila KP Eksploitasi ini berada dalam wilayah kerja

lik

ah

(7)

perusahaan Migas, sebelum melakukan kegiatan eksploitasi


terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan perusahaan

ub

tersebut ;

ka

j) Bahwa selanjutnya Bupati Kutai Kartanegara telah pula menerbitkan

ep

Persetujuan Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) dari


Bupati Kutai Kartanegara dengan

No. 540/1691/IUP-OP/MB-

ah

PBAT/XII/ 2009 pada tanggal 1 Desember 2009 yang merupakan

ng

yang masih berlaku disesuaikan menjadi Ijin Usaha Pertambangan

on

(IUP) hal tersebut adalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam

es

penyempurnaan atau penyesuaian ijin dari Kuasa Pertambangan (KP)

In
d

gu

Surat Edaran Direktorat Jenderal Mineral, Batubara, dan Panas Bumi

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 11

ep
u

hk
am

12
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

No. 1053/30/DJB/2009 tanggal 24 Maret 2009 Perihal Ijin Usaha Jasa

Pertambangan jo Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tanggal 12

ng

Januari 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan

demikian Penggugat telah mendapatkan dan memiliki ijin-ijin yang

gu

sah dalam penguasaan lahan dan untuk melakukan kegiatan

4.

Bahwa dengan didasari bukti kepemilikan ijin dan bukti pembebasan atas
lahan tersebut di atas, maka terbukti dengan demikian Penggugat memiliki

hak sepenuhnya atas Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) yang


dimilikinya ;
.

ub
lik

ah

operasional pertambangan di Wilayah Kerja Penggugat ;

Bahwa alasan Penggugat menggugat Sertipikat HGU No. 35, dikarenakan

am

PT. PKU I telah menggunakan Sertipikat HGU No. 35 sebagai dasar dan
alasan dalam melakukan penyerobotan, sebagaimana diketahui oleh
Penggugat pada saat mendapat Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil

ah
k

ep

Penyidikan (SP2HP) dari pihak Kepolisian Resort Kutai Kartanegara


tertanggal 25 Januari 2011 yaitu SP2HP mana akibat dari adanya laporan

Penggugat tertanggal 10 November 2010 atas adanya penyerobotan lahan

Bahwa alasan gugatan Penggugat dalam mengajukan gugatan ini adalah

A
gu
ng

6.

In
do
ne
si

yang dilakukan oleh PT. PKU I tersebut ;

dengan didasari Bukti Kepemilikan Ijin Dan Kepemilikan lahan

Penggugat seperti tersebut diatas, dimana terbukti Tergugat I dan Tergugat

II selaku Pejabat Penyelenggara Tata Usaha Negara (Administrasi Negara)


tidak teliti dan tidak cermat dalam melaksanakan Asas-asas Umum

Pemerintahan yang Baik (AAUPB) yaitu dengan tidak melakukan


pemeriksaan atau peninjauan di lokasi lahan sebelum menerbitkan

lik

Bahwa yang dimaksudkan dengan tidak teliti dan tidak cermat menurut
Penggugat adalah Tergugat I dan Tergugat II telah tidak melakukan

ub

ah

Sertipikat HGU No. 35 atas nama PT. PKU I ;

pemeriksaan dan penelitian secara seksama terhadap kelengkapan

ka

administasi permohonan yang diajukan oleh PT. PKU I, dimana tanah

ep

milik Penggugat yang merupakan areal lokasi usaha pertambangan yang

ah

telah memiliki Ijin Kuasa Pertambangan yang sah telah masuk didalam
Tergugat I melalui SK. BPN No. 75 dan Tergugat II melalui pendaftaran

ng

dan penerbitan Sertipikat HGU No. 35, maka berdasarkan hal tersebut

on

diatas kepentingan Penggugat dalam perkara ini adalah nyata dan

es

bagian bidang tanah yang diterbitkan Sertipikat Hak Guna Usahanya oleh

In
d

gu

dibenarkan, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 12

ep
u

hk
am

13
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 dan

ng

Undang-Undang Nomor : 51 Tahun 2009, ada kepentingan Penggugat


untuk mengajukan gugatan aquo ;

V.

ALASAN-ALASAN

HUKUM

KETIDAKTELITIAN

DAN

KETIDAK-

gu

CERMATAN TERGUGAT I DAN TERGUGAT II ADALAH SEBAGAI

BERIKUT :

a. Tergugat I dan Tergugat II tidak teliti dalam memeriksa data fisik di atas
tanah yang akan diterbitkan Sertipikat HGU tersebut, ketidaktelitian mana

ub
lik

ah

dari Tergugat I dan Tergugat II yaitu dengan tidak meneliti apakah terhadap
Tanah/lokasi yang dimohonkan tersebut Pemohon HGU (PT. PKU I) telah

am

selesai melaksanakan pembebasan dalam perolehan atas tanah yang


dimohonkan sertifikasi HGU tersebut yang mana pembebasan tersebut
merupakan suatu syarat dalam menerbitkan permohonan SK BPN No. 75

ah
k

ep

dan Sertipikat HGU No. 35 ;

Bahwa untuk mendapatkan Sertipikat Hak Guna Usaha, maka harus melalui

In
do
ne
si

tahapan-tahapan dimana Tergugat I selaku pihak yang memiliki kewenangan


didalam pemberian HGU terlebih dahulu melakukan pemeriksaan,

A
gu
ng

penelitian dan pengkajian tentang status tanah yaitu mengenai kebenaran


formal atas data fisik dan data Yuridis dalam rangka pemberian Hak Guna

Usaha. Sebagaimana diatur dalam

Pasal 14 Peraturan Kepala Badan

Pertanahan Nasional No. 7 Tahun 2007 tentang Panitia Pemeriksa Tanah

yang kutipannya sebagai berikut :


Pasal 14 :

Panitia B mempunyai tugas :

a. Mengadakan pemeriksaan. ;
penelitian

dan

pengkajian

mengenai status

ub

b. Mengadakan

lik

ah

(1)

tanah, riwayat tanah dan hubungan hukum antara tanah yang

ka

dimohon dengan pemohon serta kepentingan lainnya ;

ep

c. Mengadakan penelitian. ;

ah

d. Menentukan sesuai. ;

es

e. Melakukan sidang ;

ng

f. Memberikan pendapat. ;

on
In
d

gu

(2) Dalam . ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 13

ep
u

hk
am

14
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

(3) Risalah. ;

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Dimana sesuai ketentuan tersebut maka pemeriksaan, penelitian dan

ng

pengkajian tentang status tanah adalah merupakan tugas-tugas dari Panitia

Pemeriksa Tanah B. Panitia Pemeriksa Tanah B yang diketuai oleh Kepala

Kantor Wilayah dalam hal ini adalah Tergugat II, dimana Panitia Pemeriksa

gu

Tanah B dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah dengan


Keputusan Kepala Kantor Wilayah, sesuai yang tertera pada Pasal 12 dan

Pasal 13 Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

No. 7 Tahun 2007 tentang Panitia Pemeriksa Tanah ;

ub
lik

ah

Bahwa dalam proses pemberian HGU kepada PT. PKU I, Tergugat II


memerintahkan untuk melakukan pengukuran tanah kepada Kepala Bidang

am

Pengukuran dan Pendaftaran Tanah untuk tanah yang belum memiliki surat
ukur dan kepada Panitia Tanah B untuk melakukan pengecekan tanah ;
Namun faktanya, Panitia Tanah B telah melewatkan / tidak memenuhi

ah
k

ep

beberapa tugas yang seharusnya dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 12


dan Pasal 13 Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

In
do
ne
si

Indonesia No. 7 Tahun 2007, yaitu antara lain Panitia Tanah B tidak
mengadakan penelitian dan pengkajian status tanah, riwayat tanah dan

A
gu
ng

hubungan hukum dari tanah yang dimohonkan penerbitan HGU tersebut ;

Seharusnya setelah Panitia Pemeriksa Tanah B selesai melakukan

pemeriksaan atas tanah tersebut lalu Panitia Pemeriksa Tanah B membuat

Risalah dan melaporkan hasil Risalah tersebut kepada Kepala Kantor

Wilayah sesuai yang tercantum pada Pasal 22 Peraturan Menteri Agraria/

Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara

Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan ;

lik

ah

Oleh karena itu, Tergugat II telah tidak teliti dalam memeriksa hasil laporan
Panitia Pemeriksa Tanah B yang mengandung cacat yuridis karena adanya

ub

proses pemeriksaan yang tidak dipenuhi/dijalankan dalam rangka penerbitan


Sertipikat HGU No. 35, karena mengenyampingkan fakta hukum bahwa di
Eksploitasi

(KP-Eksploitasi) milik Penggugat yang diberikan oleh

ep

ka

atas tanah tersebut telah terlebih dahulu terdapat Ijin Kuasa Pertambangan

ah

Bupati Kutai Kartanegara dengan Ijin KP No. 540/057/KP-Ep/DPE-IV/


November 2012. Kuasa Pertambangan milik Penggugat juga telah

ng

diperbaharui dengan Ijin Kuasa Pertambangan Eksploitasi (KP-Eksploitasi)

on

dari Bupati Kutai Kartanegara dengan No. 540/010/KP-Ep/DPE-IV/II/2008

es

XI/2007 pada tanggal 14 November 2007 yang berlaku sampai dengan 14

In
d

gu

pada tanggal 19 Februari 2008 dengan jangka waktu 20 (dua puluh) tahun ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 14

ep
u

hk
am

15
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Sehingga seharusnya Panitia Pemeriksa Tanah B mengetahui bahwa diatas

tanah tersebut telah ada kegiatan dan aktifitas penambangan yang sudah

ng

dilakukan oleh Penggugat sejak tahun 2007. hal ini membuktikan juga para
Tergugat telah tidak terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap

pemeriksaan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah B dimana hasil dari risalah

gu

tersebut merupakan suatu kelengkapan utama dalam pengajuan permohonan

sertifikasi HGU ;

Tindakan tersebut jelas-jelas telah melanggar ketentuan Undang-undang

sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 4 ayat (3) Peraturan Pemerintah

ub
lik

ah

Republik Indonesia No. 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah, yang kutipannya sebagai berikut :

am

Bagian Kedua

Tanah Yang Dapat Diberikan Dengan Hak Guna Usaha


Tanah yang dapat diberikan ;

(2)

Dalam Hal ;

(3)

Pemberian Hak Guna Usaha atas tanah yang telah dikuasai


dengan hak tertentu sesuai ketentuan yang berlaku, pelaksanaan
ketentuan Hak Guna Usaha tersebut baru dapat dilaksanakan
setelah terselesaikannya pelepasan hak tersebut sesuai dengan
tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku ;

ep

(1)

A
gu
ng

In
do
ne
si

ah
k

Pasal 4

(4)

Dalam hal di atas tanah ;

(5)

Ketentuan lebih lanjut ;

b. Bahwa pembebasan lahan tersebut merupakan salah satu syarat juga yang
disampaikan oleh Bupati Kutai Kartanegara sebagaimana yang disyaratkan

di dalam pemberian ijin lokasi untuk PT. PKU I dengan Ijin Lokasi No. 34/

ah

DPN-K/IL-32/VI-2006 tanggal 28 Juni 2006, pada keputusan butir pertama

lik

angka (3) tertulis :

Pemegang ijin lokasi dapat mengajukan permohonan hak atas

ub

tanah apabila tanah telah dikuasai melalui ganti rugi/santunan

ka

tanah dan tumbuhan, begitu pula sebaliknya belum dapat

ep

mengajukan hak atas tanah apabila tanah/tanam tumbuh belum


dilepaskan dari pemegang hak awal melalui ganti rugi atau jual

Bahwa faktanya, pemegang ijin lokasi yang dalam hal ini adalah

PT.

ng

PKU I tidak pernah memberikan ganti rugi atau santunan dalam bentuk

on

apapun kepada penggugat sebagai pihak yang terlebih dahulu menguasai

es

ah

beli maupun cara-cara yang sah sesuai ketentuan ;

In
d

gu

lahan berdasarkan ijin pertambangan yang dimilikinya, dimana hal tersebut

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 15

ep
u

hk
am

16
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

juga melanggar ketentuan pada Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri Negara

Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 tahun 1999 tentang Ijin

ng

Lokasi ;

Sehingga apabila didalam penerbitan Sertipikat HGU No. 35 tersebut tidak

memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh Undang-undang atau sengaja

gu

dilanggar oleh Tergugat I dan Tergugat II, menyebabkan SK BPN No. 75


dan Sertipikat HGU No. 35 cacat hukum yang mengakibatkan SK BPN No.

75 dan Sertipikat HGU No. 35 tersebut di atas dapat dibatalkan ;

Apalagi didalam Sertipikat HGU No. 35 terdapat kejanggalan yang

ub
lik

ah

membuktikan penerbitan sertipikat tersebut mengandung ketidakwajaran


dalam penerbitannya yaitu dimana terdapat kesamaan antara tanggal

am

penerbitan sertipikat dengan tanggal penerbitan Surat Ukur yang diterbitkan


oleh kepala bidang pengukuran dan pendaftaran tanah yaitu sama-sama
dikeluarkan pada tanggal 30 Juli 2009. padahal prosedur yang benar dan

ah
k

ep

wajar penerbitan Surat Ukur terlebih dahulu dilakukan baru setelah itu
dilakukan penerbitan sertipikat sesuai yang tercantum dalam pasal 22

peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 tahun

In
do
ne
si

1999 tentang tata cara pemberian dan pembatalan hak atas tanah negara dan

A
gu
ng

hak pengelolaan ;
a

Tergugat I dan Tergugat II juga tidak teliti dalam memeriksa dan meneliti
dokumen-dokumen yang diajukan oleh PT. PKU I dalam penyampaian
permohonan HGU, dimana salah satu syaratnya yaitu adanya ijin lokasi,

padahal ijin lokasi yang dimiliki oleh PT. PKU I tidak sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku ;

Bahwa Tergugat I dan Tergugat II tidak teliti dalam memeriksa dokumen

lik

ah

ijin lokasi yang diajukan oleh PT. PKU I. Hal itu terlihat didalam SK BPN
No. 75 yang dikeluarkan oleh Tergugat I yang kutipannya terdapat dalam

ub

konsiderans Menimbang poin b, antara lain sebagai berikut :

Bahwa PT. PKU telah memperoleh ijin Lokasi dan perpanjangannya

ka

untuk keperluan perkebunan kelapa sawit atas tanah seluas + 19.500

ep

Ha terletak di Kelurahan Teluk Dalam, Kelurahan Dondang, Desa

ah

Pulau Seribu, Kecamatan Muara Jawa, Desa Tani Bakti, Desa Batuah,
Kabupaten Kutai Kartanegara tanggal 31 Mei 2004 Nomor : 10/DPtn/

ng

UM-10/V-2004 jo. Tanggal 28 Juni 2006 Nomor : 34/DPN-K/IL-32/

on
In
d

gu

VI-2006, .. dst ;

es

Kecamatan Loa Janan dan Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga,

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 16

ep
u

hk
am

17
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Dimana seharusnya sesuai dengan ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah Kutai

Kartanegara No. 32 tahun 2000 Tentang Ijin Lokasi, pemberian ijin lokasi

ng

hanya dapat diberikan kepada Badan Hukum Indonesia yang kutipannya

gu

antara lain sebagai berikut :


BAB II

TANAH YANG DAPAT DITUNJUK DENGAN IJIN LOKASI


Pasal 3

Tanah yang dapat ditunjuk dalam ijin lokasi . Dst ;


Pasal 4
a.

Instansi Pemerintah ;

b.

Perusahaan Daerah/Negara ;

c.

Badan Hukum Indonesia ;

d.

Koperasi ;

e.

Perorangan ;

ub
lik

am

ah

Ijin Lokasi diberikan kepada :

ah
k

ep

Bahwa yang dimaksudkan dengan Badan Hukum Indonesia, berdasarkan


ketentuan Pasal 7 ayat (4) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang

In
do
ne
si

Perseroan Terbatas, adalah sebagai berikut ;


(4) Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal

A
gu
ng

diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan

hukum Perseroan ;

Bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas terlihat bahwa Tergugat I dan


Tergugat II tidak meneliti dahulu adanya ketidakwajaran pada Ijin Lokasi

Milik PT. PKU I Nomor : 10/DPTN/UM-10/V-2004 tanggal 31 Mei 2004


dimana pendirian perseroan PT. PKU I baru mendapat status Badan

Hukum pada tanggal 24 Februari 2006 yaitu sesuai dengan Surat

lik

ah

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C-05410


HT.01.01.TH.2006. tanggal 24 Februari 2006. sehingga Ijin Lokasi yang

ub

dimiliki oleh PT. PKU I dalam permohonannya kepada Tergugat I dan


Tergugat II adalah mengandung cacat hukum sejak awal dan karenanya

8.

ep

ka

harus dibatalkan ;

Keputusan Sertipikat HGU Menimbulkan Kerugian Bagi Penggugat

ah

Karena Penggugat Telah Memiliki Ijin-Ijin Kuasa Pertambangan Yang

ng

a. Bahwa selain memiliki ijin pertambangan dan terikat pada perjanjian


kerjasama dengan pihak ketiga lainnya, Penggugat juga telah

on

In
d

gu

mengeluarkan investasi yang besar baik berupa modal, tenaga ahli

es

Menjadi Dasar Penguasaan Penggugat Dalam Usaha Pertambangan ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 17

ep
u

hk
am

18
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

serta tenaga kerja dan peralatan-peralatan pertambangan pada wilayah


yang dikuasai oleh Penggugat berdasarkan ijin pertambangan ;

ng

b. Bahwa sebelum Penggugat mendapat ijin pertambangan, Penggugat

telah memenuhi kewajiban hukumnya dengan memberikan ganti

gu

kerugian kepada para pemilik lahan sebelumnya. Sebagai pemenuhan

suatu syarat dalam memperoleh Ijin Kuasa Pertambangan yang diatur


dalam ketentuan sebagai berikut :
-

Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang No.: 11 Tahun 1967 Tentang

ah

sebagai berikut :

ub
lik

Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, yang kutipannya

Apabila telah ada hak atas tanah atas sebidang tanah yang

am

bersangkutan dengan wilayah kuasa pertambangan, maka kepada


yang berhak diberi ganti rugi yang jumlahnya ditentukan bersama
antara pemegang kuasa pertambangan yang mempunyai hak atas
atas dasar musyawarah dan mufakat, untuk

ep

ah
k

tanah tersebut

penggantian sekali atau selama hal itu dapat dipergunakan ;

In
do
ne
si

Pasal 21 huruf (ii) Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1


Tahun 1976 Tentang

Sinkronisasi Pelaksanaan Tugas Bidang

Keagrariaan

Bidang

A
gu
ng

Dengan

Kehutanan,

Pertambangan,

Transmigrasi Dan Pekerjaan Umum, yang kutipannya sebagai

berikut :

Demikian pula apabila didalam areal kuasa Pertambangan

Daerah atau areal Ijin Pertambangan daerah tingkat eksploitasi

terdapat tanah yang dikuasai oleh penduduk atau masyarakat

Hukum Adat dengan sesuatu hak yang sah, maka pemegang Kuasa

lik

hak itu terlebih dulu, sesuai dengan yang dimaksud dalam ad.ii
angka 20 ;
9.

ub

ah

Pertambangan atau Ijin Pertambangan Daerah harus membebaskan

Keputusan Penerbitan SK BPN No. 75 Oleh Tergugat I Dan Sertipikat

ep

ka

Hgu No. 35 Oleh Tergugat II Bertentangan Dengan Asas Prioritas Yang


Disyaratkan Oleh Ketentuan-Ketentuan Sebagai Berikut :

ah

a. Pasal 4 ayat (3) Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 Tentang Hak

ng

kutipannya berbunyi sebagai berikut :

on

(3) Pemberian Hak Guna Usaha atas tanah yang telah dikuasai

es

Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah, yang

In
d

gu

dengan Hak tertentu sesuai ketentuan yang berlaku, pelaksanaan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 18

ep
u

hk
am

19
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ketentuan Hak Guna Usaha tersebut baru dapat dilaksanakan


setelah terselesaikannya pelepasan hak tersebut sesuai dengan tata

ng

cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang


berlaku ;

gu

Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka terbukti Tergugat

I telah tidak cermat dan tidak teliti dalam memeriksa dan meneliti

apakah permohonan HGU telah memenuhi semua persyaratan sesuai


dengan ketentuan hukum yang diatur diatas. Sebab, faktanya
penerbitan SK BPN No. 75 tidak didasarkan pada bukti-bukti dan

ub
lik

ah

fakta hukum yang sebenarnya, dimana penerbitan Sertipikat HGU No.


35 tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas karena di atas tanah

tersebut telah menjadi wilayah kuasa pertambangan milik Penggugat

am

berdasarkan Ijin Kuasa Pertambangan Eksploitasi (KP-Eksploitasi)


dari Bupati Kutai Kartanegara dengan No. 540/010/KP-Ep/DPE-IV/

ep

II/2008 pada tanggal 19 Februari 2008 dengan jangka waktu 20 (dua

ah
k

puluh) tahun. Sehingga sesuai ketentuan tersebut di atas, maka


Tergugat I tidak dapat menerbitkan Sertipikat HGU No. 35, karena

In
do
ne
si

pemohon HGU dalam hal ini PKU I tidak pernah melakukan


pelepasan hak atas tanah di areal wilayah kuasa pertambangan milik

A
gu
ng

Penggugat ;

b. Pasal 3 Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor :

1453.K/29/MEM/2000 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan


Tugas Pemerintahan Di Bidang Pertambangan Umum Dalam Hal
Adanya Tumpang Tindih Antara Kegiatan Usaha Pertambangan

Dengan Kegiatan Usaha Lain (i.c. Usaha Perkebunan), Yang

lik

ah

Kutipannya Berbunyi Sebagai Berikut :

Dalam hal terjadi tumpah tindih antara kegiatan usaha


pertambangan dengan kegiatan usaha selain usaha pertambangan

ub

umum maka prioritas peruntukan lahan ditentukan oleh Gubernur/

ka

Bupati/Walikota sesuai lingkup kewenangan masing-masing ;

ep

Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas, jelas diatur bahwa

ah

kegiatan usaha pertambangan lebih di dahulukan (memiliki prioritas)


tumpang tindih di atas lahan tersebut ;

ng

c. Pasal 11 huruf (ii) Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1 Tahun

on

In
d

gu

1976 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Tugas Bidang Keagrarian

es

dibandingkan dengan kegiatan usaha lainnya dalam hal terdapat

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 19

ep
u

hk
am

20
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bidang

Kehutanan, Pertambangan,

Dengan

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Transmigrasi

dan

Pekerjaan Umum, yang kutipannya berbunyi sebagai berikut :

ng

Bila pertindihan penetapan/penggunaan tanah tidak dapat dicegah,

maka Hak Prioritas Pertambangan harus diutamakan sesuai dengan

gu

ketentuan Undang-Undang Nomor : 11 Tahun 1967 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan ;

Bahwa berdasarkan ketentuan di atas, maka jelas diatur bahwa

kegiatan usaha pertambangan lebih di dahulukan (memiliki prioritas)


dibandingkan dengan kegiatan usaha lainnya dalam hal terdapat

ub
lik

ah

tumpang tindih di atas lahan tersebut ;

d. Juga Bertentangan Dengan Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara

am

Nomor : 34/DPN-K/II-32/VI-2006 Tanggal 28 Juni 2006 Pada Bagian


MEMUTUSKAN Diktum Pertama Butir (5) yang mensyaratkan

ep

secara tegas, yang kutipannya sebagai berikut :

ah
k

Apabila di dalam areal yang diberikan ijin terdapat Kuasa


Pertambangan yang dikelola badan hukum, maka pihak perusahaan

In
do
ne
si

harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan pemegang Kuasa


Pertambangan dan diprioritaskan untuk terlebih dahulu dilakukan

A
gu
ng

penambangannya ;

Pasal 27 ayat (5) Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 Tentang


Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, yang kutipannya berbunyi

sebagai berikut :

(5) Apabila telah diberikan kuasa pertambangan pada sebidang tanah

yang diatasnya tidak terdapat hak tanah, maka sebidang tanah

lik

ah

tersebut atau bagian-bagiannya tidak dapat diberi hak tanah

kecuali dengan persetujuan Menteri ;

ub

Bahwa berdasarkan ketentuan diatas, maka jelas diatur bahwa sebelum


menerbitkan Sertipikat HGU Tergugat I harus memeriksa dengan teliti
terdapat

Kuasa

Pertambangan,

ep

ka

apakah diatas tanah tersebut terdapat Kuasa Pertambangan, apabila


maka

terhadap

lahan

Kuasa

Pertambangan tersebut tidak dapat diberi hak atas tanah kecuali

ah

dengan persetujuan dari Menteri (Energi Sumber Daya Mineral).

ng

tanah yang telah diberikan Kuasa Pertambangan jelas melanggar

In
d

gu

tidak menyebutkan adanya persetujuan dari Menteri terkait ;

on

ketentuan tersebut diatas, karena dalam SK BPN No. 75 sama sekali

es

Sehingga dengan demikian penerbitan Sertipikat HGU No. 35 atas

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 20

ep
u

hk
am

21
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Sehingga berdasarkan ketentuan tersebut, jelas terlihat yang dilanggar

oleh Tergugat I dalam menerbitkan SK BPN No. 75 dan Tergugat II

ng

dalam menerbitkan Sertipikat HGU No. 35, seharusnya terlebih dahulu


dengan Penggugat selaku pemegang ijin-ijin Kuasa Pertambangan

tersebut sehingga dengan tidak terpenuhinya syarat formal yang

diwajibkan sesuai ketentuan diatas mengakibatkan produk yang


dikeluarkan oleh Tergugat I dan Tergugat II selaku Pejabat Tata Usaha
Negara menjadi cacat hukum dan dapat dibatalkan ;

10.

Bahwa Penerbitan Obyek Sengketa Oleh Tergugat I Dan Tergugat II

ub
lik

ah

gu

yang telah terlebih dahulu mempunyai hak atas peruntukan lahan

Bertentangan Dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik,

am

Khususnya Sebagai Berikut :

a. Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam Negara Hukum yang


mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan,

ah
k

ep

keadilan dalam setiap penyelenggaraan Negara. Berdasarkan Asas ini


sangat jelas Tergugat I dan Tergugat II melakukan pelanggaran Asas

Kepastian Hukum, dimana sudah ada ijin pertambangan Penggugat,

In
do
ne
si

tetapi Tergugat I dan Tergugat II menerbitkan SK BPN No. 75 dan

A
gu
ng

Sertipikat HGU No. 35 untuk PT. PKU I sehingga menimbulkan


ketidak pastian hukum dan ketidak pastian usaha untuk Penggugat ;

b. Asas Tertib Penyelenggara Negara adalah asas yang menjadi landasan

keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian


penyelenggaraan Negara. Berdasarkan asas ini terlihat ketidak-tertiban

Tergugat I dan Tergugat II dalam menjalankan kewenangannya dengan


sewenang-wenang tanpa memikirkan akibat hukum yang timbul telah

lik

ah

mengeluarkan SK BPN No. 75 dan Sertipikat HGU No. 35 kepada

pihak lain atas area pertambangan yang ijinnya sudah dimiliki dan

ub

dikelola terlebih dahulu oleh Penggugat ;

c. Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak


diskriminatif

tentang

penyelenggaraan

ep

ka

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak


Negara

dengan

tetap

ah

memperhatikan perlindungan atas Hak Asasi pribadi, golongan dan


tindakan diskriminatif dimana dalam penerbitan Sertipikat HGU No.

ng

35 ini Tergugat II tidak terbuka dan melakukan penelitan dan

on

peninjauan fisik di lapangan secara menyeluruh dan lengkap, padahal

es

rahasia Negara. Berdasarkan asas ini Tergugat II telah melakukan

In
d

gu

sebagai Penyelenggara Pemerintahan Tergugat II sudah tahu bahwa

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 21

ep
u

hk
am

22
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tindakannya menimbulkan perselisihan Hukum dan kerugian kepada


Penggugat ;

ng

d. Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan


antara hak dan kewajiban penyelenggara Negara. Bahwa dengan

gu

keputusan Tergugat I dan Tergugat II menerbitkan SK BPN No. 75


dan Sertipikat HGU No. 35 bagi

terlihat Tergugat I dan

PT.PKU I secara sepihak sangat

Tergugat II hanya mengutamakan haknya

saja sebagai Pejabat Tata Usaha Negara tanpa mau menelaah


kewajibannya untuk melindungi hak Penggugat ;

ub
lik

ah

e. Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang


berlandaskan kode etik dan ketentuan perundang-undangan yang

am

berlaku. Berdasarkan asas ini jelas terlihat tidak profesionalnya


Tergugat II dan tidak memiliki kode etik sebagai seorang administrasi
Negara hingga menerbitkan Sertipikat HGU No. 35 di atas lahan usaha

ah
k

ep

Penggugat tanpa memenuhi ketentuan dan persyaratan yang


ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

In
do
ne
si

f. Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap


kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan menyelenggarakan Negara harus

A
gu
ng

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai ketentuan perundang-

undangan yang berlaku. Namun, kebijakan TERGUGAT II dengan

mengeluarkan Sertipikat HGU No. 35 bagi pihak lain di atas lahan

yang dikuasai oleh Penggugat justru menimbulkan ketidakpastian

hukum dan tidak dapat dipertanggung jawabkan secara hukum


terhadap Penggugat maupun pihak lain dalam hal ini

lik

ah

I;

PT. PKU

g. ASAS BERTINDAK CERMAT adalah asas yang menghendaki agar

ub

penyelenggara Negara untuk selalu bertindak dengan teliti dan hatihati agar tidak menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.

ka

Berdasarkan asas ini terlihat sangat jelas ketidakcermatan yang

ep

dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II selaku penyelengara Negara

ah

dalam menerbitkan SK BPN No. 75 dan Sertipikat HGU No. 35

Status lahan yang dimohonkan Hak Guna Usaha ;

2.

Ijin Lokasi dalam syarat permohonan pengajuan HGU ;

on

c. ASAS KELAYAKAN ATAU ASAS KEWAJARAN adalah asas yang

es

1.

ng

karena tidak dengan teliti atau tidak cermat memeriksa :

In
d

gu

melarang penyelenggara negara berlaku sewenang-wenang atau

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 22

ep
u

hk
am

23
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

berlaku tidak layak. Bahwa dalam asas ini juga sangat terlihat dengan

jelas bahwa adanya ketidakwajaran dalam penerbitan Sertipikat HGU

ng

No. 35 yang diterbitkan oleh Tergugat II yaitu karena dalam sertipikat

tersebut terdapat adanya kesamaan antara tanggal penerbitan Sertipikat

gu

dengan tanggal penerbitan Surat Ukur dalam sertipikat tersebut yang

11.

merupakan suatu ketidakwajaran ;

Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, jelas bahwa penerbitan kedua

obyek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat I berupa Surat Keputusan


Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 75/HGU/

ub
lik

ah

BPN RI/2009 tentang Pemberian Hak Guna Usaha Atas Nama PT.

Perkebunan Kaltim Utama I atas Tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara,


Provinsi Kalimantan Timur, sepanjang luas bidang tanah dalam peta

am

bidang tanah tanggal 27 Januari 2009 No. 04-16.03-2009, NIB.


16.03.00.00.00205 seluas 2.460,13 Ha, dan TERGUGAT II berupa

ep

Sertipikat HGU No. 35 tanggal 30 Juli 2009, Kelurahan Jawa, Kecamatan

ah
k

Sanga-sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara atas tanah seluas 2.460,13 ha


atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I berdasarkan surat ukur No.

In
do
ne
si

1052/HGU/2009, tanggal 30 Juli 2009, adalah bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melanggar asas-asas

A
gu
ng

umum pemerintahan yang baik, sehingga berdasarkan ketentuan pasal 53

ayat (2) huruf adan bUndang-Undang No. 9 tahun 2004 tentang

perubahan atas UndangUndang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara, maka kedua obyek sengketa aquo haruslah dinyatakan

batal atau tidak sah ;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada

lik

Dalam Pokok Perkara :


1.

Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2.

Menyatakan batal atau tidak sah Objek Sengketa berupa :

ub

ah

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta agar memberikan putusan sebagai berikut :

a. Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

ep

ka

Indonesia Nomor : 75/HGU/BPN RI/2009 tentang Pemberian Hak


Guna Usaha Atas Nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I atas Tanah di

ah

Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur, sepanjang

No. 04-16.03-2009, NIB. 16.03.00.00. 00205 seluas 2.460,13 Ha yang

on
In
d

gu

ng

ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Juni 2009 (SK BPN No. 75) ;

es

luas bidang tanah dalam peta bidang tanah tanggal 27 Januari 2009

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 23

ep
u

hk
am

24
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

b. Sertipikat Hak Guna Usaha (HGU) No. 35, tanggal 30 Juli 2009,
Kelurahan

Jawa,

Kecamatan

Sanga-Sanga,

Kabupaten

Kutai

ng

Kertanegara, atas tanah seluas 2.460,13 Ha yang tertulis atas nama PT.
Perkebunan Kaltim Utama I, berdasarkan Surat Ukur Nomor : 1052/

gu

HGU/2009, tanggal 30 Juli 2009, (Sertipikat HGU No. 35), oleh

3.

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kutai Kartanegara ;

Mewajibkan kepada :

a. TERGUGAT I untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Badan

Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 75/HGU/BPN

ub
lik

ah

RI/2009 tentang Pemberian Hak Guna Usaha Atas Nama

PT.

Perkebunan Kaltim Utama I atas Tanah di Kabupaten Kutai


Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur, sepanjang luas

bidang

am

tanah dalam peta bidang tanah tanggal 27 Januari 2009 No.


04-16.03-2009, NIB. 16.03.00.00.00205 seluas 2.460,13 Ha yang

ah
k

ep

ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Juni 2009 (SK BPN No. 75) ;
b. TERGUGAT II untuk mencabut Sertipikat Hak Guna Usaha (HGU)

No. 35, tanggal 30 Juli 2009, Kelurahan Jawa, Kecamatan Sanga-

In
do
ne
si

Sanga, Kabupaten Kutai Kertanegara, atas tanah seluas 2.460,13 Ha

A
gu
ng

yang tertulis atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I, berdasarkan

Surat Ukur Nomor : 1052/HGU/2009, tanggal 30 Juli 2009,


(Sertipikat HGU No. 35), oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten
Kutai Kartanegara ;

4.

Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II untuk membayar biaya


perkara yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng ;

Atau ;

lik

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon keadilan yang seadiladilnya (ex aequo et Bono) ;

ub

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I, II dan Tergugat II


Intervensi telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai

ep

berikut :
Eksepsi Tergugat I :

A. Eksepsi tentang Kompetensi Absolut.

gugatannya mendalilkan bahwa dalam melakukan usaha pertambangan


tersebut berdasarkan :

ng

on

a. Bahwa Penggugat telah memperoleh Ijin Lokasi berdasarkan Surat

es

Bahwa Penggugat ic. PT. Adimitra Baratama Nusantara dalam posita

1.

In
d

gu

Keputusan Bupati Kutai Kartanegara tanggal 29 November 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Halaman 24

ep
u

hk
am

25
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Nomor 79/DPN.K/lL-79/XI-2007 tentang pemberian Ijin Lokasi

untuk Keperluan Pertambangan Batubara, Jalan Angkut, Pelabuhan

ng

dan Fasilitas Penunjang Lainnya di Kelurahan Jawa dan Pendingin


Kecamatan

Sanga-Sanga

kepada

PT.

Adimitra

Baratama

gu

Nusantara. Dan berdasarkan Ijin Lokasi tersebut Penggugat telah

melakukan pembebasan tanah sampai dengan tahun 2011 ;

b. Bahwa Tergugat II Intervensi ic. PT. Perkebunan Kaltim Utama I

juga telah memperoleh Ijin Lokasi berdasarkan Surat Keputusan


Bupati Kutai Kartanegara tanggal 31 Mei 2004 Nomor 10/Dptn/

ub
lik

ah

UM-10/V-2004 jo. tanggal 30 Mei 2005 Nomor 06/Dptn/UM-06/

V-2005 jo. tanggal 28 Juni 2006 Nomor 146/306/TD/XII/2008


mengenai pemberian Ijin Lokasi untuk keperluan Inti dan Plasma

am

Perkebunan Kelapa Sawit kepada PT. Perkebunan Kaltim Utama


I;

ah
k

ep

c. Bahwa berdasarkan Ijin Lokasi tersebut, masing-masing


baik PT. Adimitra Baratama Nusantara maupun

pihak
PT.

Perkebunan Kaltim Utama I mengakui telah membebaskan tanah

In
do
ne
si

sengketa dimaksud ;

A
gu
ng

d. Bahwa dengan demikian dapat disimpulkan terhadap 1 (satu)


bidang tanah ic. tanah sengketa diklaim oleh 2 (dua) pihak yaitu

PT. Adimitra Baratama Nusantara ic. Penggugat dan

PT.

Perkebunan Kaltim Utama I ic. Tergugat II Intervensi yang

masing-masing mengakui telah membebaskan tanah sengketa aquo, sehingga untuk menguji siapa yang berhak atas tanah
sengketa a-quo adalah merupakan wewenang Peradilan Umum,

lik

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta menyatakan dirinya tidak


berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara a-quo ;
B. Eksepsi tentang Diskualifikator.

ka

1.

ub

ah

sehingga sangat beralasan dan berdasarkan hukum apabila

Bahwa berkaitan dengan masalah pemilikan sebagaimana diuraikan

ep

dalam Eksepsi tentang Kompetensi Absolut maka belum dapat


dipastikan pihak PT. Adimitra Baratama Nusantara yang berhak atas

Bahwa oleh karena belum ada kepastian bahwa pihak

PT.

ng

Adimitra Baratama Nusantara sebagai pihak yang berhak atas tanah

on

sengketa a-quo maka tidak ada hubungan hukum maupun kepentingan

es

ah

tanah tersebut sesuai alat-alat bukti yang dimilikinya ;

In
d

gu

antara Penggugat dengan tanah a-quo. Dengan demikian Penggugat

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 25

ep
u

hk
am

26
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

belum memiliki kapasitas dan kualitas untuk mengajukan gugatan a-

quo dan karenanya sehingga sangat beralasan apabila gugatan

ng

Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima ;


C. Eksepsi tentang Obscur Libel.

gu

1.

Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan


Nasional Republik Indonesia tanggal 4 Juni 2009 Nomor 75/HGU/

BPN RI/2009 luas areal tanah yang diberikan kepada PT. Perkebunan
Kaltim Utama I adalah seluas 8.633.89 Ha sesuai dengan Peta Bidang
Tanah tanggal 27 Januari 2009 Nomor

04-16.03-2009, sedangkan

ub
lik

ah

tanah yang diklaim sebagai area pertambangan milik Penggugat

adalah seluas + 2.460,73 Ha berdasarkan Sertipikat Hak Guna Usaha


Nomor 35 sedangkan pemberian Ijin Lokasi oleh Bupati Kutai

am

Kartanegara tanggal

29 November 2007 Nomor 79/DPN.K/IL-79/

XI-2007 kepada PT. Adimitra Baratama Nusantara adalah seluas +

ep

2.643,99 Ha. Dengan demikian terdapat perbedaan antara luas tanah

ah
k

yang diklaim oleh Penggugat dengan luas tanah yang terdapat dalam
Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara tanggal 29 November 2007

In
do
ne
si

Bahwa letak tepat tanah obyek perkara seluas + 2.643,99 Ha yang

A
gu
ng

2.

Nomor 79/DPN.K/IL-79/XI-2007 ;

diklaim sebagai area pertambangan milik Penggugat, tidak diuraikan


secara jelas pada bagian mana dari tanah yang disebutkan dalam Surat

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

tanggal 4 Juni 2009 Nomor 75/HGU/BPN RI/2009. Oleh karena

Penggugat tidak menguraikan letak tepat dan tanda batasnya maka

tidak diketahui secara pasti bahwa tanah Penggugat tersebut berada


dalam areal Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional

lik

RI/200g, sehingga dengan demikian gugatan Penggugat tersebut kabur


atau tidak jelas ;
D. Eksepsi tentang Kurang pihak.

Panitia Pemeriksaan Tanah B (Panitia B).

ep

ka

1.

ub

ah

Republik Indonesia tanggal 4 Juni 2009 Nomor 75/HGU/BPN

a. Bahwa dasar diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Badan

ah

Pertanahan Nasional Republik tanggal 4 Juni 2009 Nomor : 75/

PT. Perkebunan Kaltim Utama I atas tanah di Kabupaten Kutai

ng

Kartanegara,

Provinsi

Kalimantan

Timur,

karena

adanya

on

In
d

gu

permohonan dan usulan dari Kepala Kantor Wilayah Badan

es

HGU/BPN RI/2009 tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas nama

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 26

ep
u

hk
am

27
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur dengan suratnya


tanggal 15 Desember 2008 Nomor 540.2/151/BPN-44/2008 ;

ng

b. Bahwa permohonan dan usulan Kepala Kantor Wilayah Badan


Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur merupakan tindak

gu

lanjut permohonan Hak Guna Usaha dari PT. Perkebunan Kaltim

Utama I serta rekomendasi dari Panitia Pemeriksaan Tanah B,

bahwa permohonan Hak Guna Usaha yang diajukan oleh PT.


Perkebunan Kaltim Utama I telah memenuhi syarat dan karenanya
dapat dipertimbangkan untuk dikabulkan ;

ub
lik

ah

c. Bahwa Panitia Pemeriksaan Tanah B terdiri dari instansi teknis


baik instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur maupun

am

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara ;

d. Bahwa Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B merupakan unsur


penting dari Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional

ah
k

ep

Republik Indonesia tanggal tanggal 4 Juni 2009 Nomor 75/HGU/


BPN RI/2009, sehingga untuk obyektifitas pemeriksaan perkara a-

In
do
ne
si

quo sangat berdasar dan beralasan menarik unsur Panitia


Pemeriksaan Tanah B tersebut atau setidak - tidaknya Kepala

A
gu
ng

Kantor Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur


sebagai pihak dalam perkara a-quo ;

e. Bahwa dengan tidak ditariknya unsur Panitia Pemeriksaan Tanah


B atau setidak-tidaknya Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional

Provinsi Kalimantan Timur sebagai pihak dalam perkara a-quo,


menyebabkan gugatan Penggugat tersebut mengandung cacat

formal karena kurang lengkapnya para pihak yang digugat

lik

ah

(Plurium Litis Consorsium). sehingga sangat berdasarkan hukum


apabila gugatan Penggugat Tersebut dinyatakan tidak dapat

2.

Bupati Kutai Kartanegara.

ub

diterima ;

ep

ka

a. Bahwa Bupati Kutai Kartanegara telah menerbitkan beberapa Ijin


terkait dengan kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh

ah

Penggugat, yaitu :

es

a) Surat Keterangan Ijin Peninjauan (SKIP) tanggal 27 Oktober

on
In
d

gu

ng

2005 Nomor 540/140/SKIP/DPE-IV/2005 ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 27

ep
u

hk
am

28
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

b) Ijin Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum (KP PU)


tanggal 15 Desember 2005 Nomor 540/102/KP-PU/DPE-IV/

ng

XII/2005 ;

c) Ijin Kuasa Pertambangan Eksplorasi (KP-Eksplorasi) tanggal

gu

26 Juni 2006 Nomor 540/KP-Er/DPE-IV/VI/2006 ;

d) Ijin Kuasa Pertambangan Eksploitasi (KP-Eksploitasi) tanggal


19 Pebruari 2008 Nomor 540/010/KP-Ep/DpE-V/ XII/2007 ;

e) Ijin Kuasa Pertambangan Pengangkutan dan Penjualan tanggal

ub
lik

ah

14 Desember 2007 Nomor 540/37/KP-AJ/DPE-V/XII/2007 ;

f) Ijin Kelayakan Lingkungan (AMDAL) tanggat 12 November

am

2007 Nomor: KAKK/269/AMDAL/Tambang Batubara/2007 ;


g) Pemberian Ijin Lokasi tanggal 29 November 2007 Nomor 79/
DPN.K/IL-79/XI-2007 ;

ah
k

ep

h) Persetujuan Ijin Usaha Pertambangan Operasi Induk (IUP-OP)


tanggal 1 Desember 2009 Nomor 540/1691/IUP-OP/MB-

In
do
ne
si

PBAT/XII/2009 ;

i) Bahwa dengan tidak ditariknya Bupati Kutai Kartanegara

A
gu
ng

sebagai pihak dalam perkara a-quo, menyebabkan gugatan

Penggugat tersebut mengandung cacat formal karena kurang


lengkapnya

para

pihak

yang

digugat

Consortium) ;

(Plurium

Litis

b. Bahwa terkait dengan tanah sengketa a-quo, Bupati Kutai


Kartanegara

sesuai

dengan

kewenangannya

juga

telah

mengeluarkan ijin (rekomendasi) kepada PT. Perkebunan Kaltim

lik

ah

Utama I ic. Tergugat II Intervensi yaitu :

a) Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara tanggal 31 Mei

ub

2004 Nomor 10/DPtn/UM-10/V-2004 tentang Pemberian Ijin


Lokasi untuk Keperluan Inti dan Plasma Perkebunan Kelapa

ep

ka

Sawit kepada PT. Perkebunan Kaltim Utama I ;


b) Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara tanggal 30 Mei

ah

2005 Nomor 06/DPtn/UM-06/V-2005 tentang Pemberian

Perkebunan Kelapa Sawit kepada PT. Perkebunan Kaltim

on
In
d

gu

ng

Utama I ;

es

Perpanjangan Ijin Lokasi untuk Keperluan Inti dan Plasma

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 28

ep
u

hk
am

29
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

c) Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara tanggal 28 Juni


2006 Nomor 34/DPN-K/IL-32/VI-2006 tentang Pemberian

ng

Perpanjangan Ijin Lokasi untuk Keperluan Inti dan Plasma

Perkebunan Kelapa Sawit kepada PT. Perkebunan Kaltim

c. Bahwa dengan demikian sangat berdasar dan beralasan apabila

Bupati Kutai Kartanegara untuk ditarik sebagai pihak dalam


perkara a-quo ;

ub
lik

ah

gu

Utama I ;

am

Eksepsi Tergugat II :

Bahwa yang menjadi obyek sengketa dalam perkara sengketa Tata Usaha Negara ini
berupa :

Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.75HGU/BPN RI/2009,

ep

ah
k

1.

tanggal 4 Juni 2009 Tentang Pemberian Hak Guna Usaha Atas Nama PT.

In
do
ne
si

Perkebunan Kaltim Utama I, atas tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara,


Propinsi Kalimantan Timur, sepanjang luas bidang tanah dalam Peta Bidang

A
gu
ng

Tanah tanggal 27 Januari 2009 Nomor : 04.16.03-009 NIB. 16.03.00.00.00205

seluas 2.460, 13 Hektar (Ha) yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Juni
2009 ;

2.

Sertipikat Hak Guna Usaha No. 35 tanggal 30 Juli 2009 Kelurahan Jawa

Kecamatan Sanga-Sanga Kebupaten Kutai Kartanegara atas tanah seluas


2.460,13 Ha yang tertulis atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I

(PT.

lik

(sertipikat HGU No. 35) yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan

Gugatan Penggugat Kurang Pihak.


-

ub

Kabupaten Kutai Kartanegara ;

Bahwa gugatan Penggugat kurang pihak, karena permasalahan gugatan ini


bermula pada diterbitkannya Ijin Lokasi oleh Bupati Kutai Kartanegara pada

ep

ka

ah

PKU I) berdasarkan Surat Ukur Nomor : 1052/HGU/2009 tanggal 30 Juli 2009

tanggal 29 Nopember 2007 Tentang Pemberian Ijin Lokasi......... dst Kepada PT.

ah

Adimitra Baratama Nusantara dan diterbitkannya Ijin Lokasi oleh Bupati Kutai

34/DPN-K/IL-32/VI-2006 tanggal 28 Juni 2006 Tentang

Perpanjangan

ng

Pemberian Ijin Lokasi ...... dst kepada PT. Perkebunan Kaltim Utama I pada

on

lokasi yang sama. Dengan demikian seharusnya Penggugat terlebih dahulu

es

Kartanegara Nomor : 10 DPtn/UM-10/V-2004 tanggal 31 Mei 2004 Jo. Nomor :

In
d

gu

menggugat Keputusan Pejabat Tala Usaha Negara berupa Penetapan/Keputusan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 29

ep
u

hk
am

30
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bupati tersebut di atas, atau setidak-tidaknya menarik sebagai pihak Tergugat

Bupati Kutai Kartanegara karena dasar dari penerbitan Keputusan Tergugat I

ng

maupun Tergugat II salah satunya adalah Keputusan Bupati Kutai Kartanegara

Nomor : 34/DPN-K/IL-32/VI-2006 tanggal 28 Juni 2006 Tentang Perpanjangan


Pemberian Ijin Lokasi ....... dst kepada PT. Perkebunan Kaltim Utama I ;

gu

Eksepsi Tergugat II Intervensi :

EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT :

Gugatan Penggugat Menyalahi Kewenangan Mengadili Kompetensi Absolut.

Bahwa Penggugat dalam gugatannya pada intinya mendalilkan bahwa

ub
lik

ah

1.

kepentingan Penggugat selaku pemegang izin pertambangan dan pemegang


hak-hak yang sah -quod non- atas wilayah penambangan batubara merasa

am

dirugikan dengan adanya keputusan Tergugat I dan Tergugat ll yang


memberikan Hak Guna Usaha kepada Tergugat II Intervensi yang tumpang

ep

ah
k

tindih dengan lahan pertambangan tersebut ;

Bahwa untuk menyelesaikan masalah tumpang tindih lahan tersebut, sebenarnya

antara Penggugat (yang diwakili oleh PT. Toba Sejahtera selaku pemegang

In
do
ne
si

saham mayoritas) dengan Tergugat ll Intervensi telah dibuat dan ditandatangani

A
gu
ng

Perjanjian Tumpang Tindih Lahan pada tanggal 5 Desember 2010 (selanjutnya


disebut PERJANJIAN TUMPANG TINDIH LAHAN) ;

3.

Bahwa salah satu ketentuan dalam PERJANJIAN TUMPANG TINDIH


LAHAN tersebut, yaitu Pasal 9 Ayat 1 dan 2 secara jelas dan nyata disebutkan :
.

Dalam hal terjadi perselisihan

atas pelaksanaan PERJANJIAN ini,

perselisihan tersebut akan diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat

dalam jangka waktu 30 (tiga putuh) hari ;

Dalam hal tidak tercapainya mufakat maka untuk penyelesaian lebih

lik

ah

2.

lanjut, maka semua perselisihan antara Para Pihak dalam PERJANJIAN

ub

ini akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atau


melalui Badan Arbitrase Nasional lndonesia (BANI);

ep

ka

Dengan kata lain, sesuai Pasal 9 Perjanjian Tumpang Tindih Lahan tersebut, jika
terjadi perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat ll lntervensi, maka
Pengadilan Jakarta Selatan atau Badan Arbitrase Nasional lndonesia (BANI) lah

ah

Bahwa selain itu, oleh karena dalil-dalil gugatan Penggugat sebagian besar

ng

4.

on

In
d

gu

menyangkut mengenai 'kepemilikan' atas lahan yang sama (lahan tumpang

es

tersebut ;

yang berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perselisihan / perkara

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 30

ep
u

hk
am

31
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tindih) yang notabene termasuk dalam lingkup keperdataan dan merupakan


kewenangan absolut Peradilan Perdata (Pengadilan Negeri) untuk memeriksa

ng

dan memutusnya, sehingga Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang


untuk memeriksa dan mengadili perkara gugatan ini ;
5.

Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian pada butir 3 dan 4 tersebut di atas,

gu

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak berwenang untuk memeriksa,


mengadili dan memutus perkara gugatan ini ;

Bahwa oleh karena Tergugat ll Intervensi mengajukan Eksepsi Kompetensi

6.

Absolut, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 77 Ayat 1 Undang-Undang No. 5

ub
lik

ah

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata usaha Negara Jo Undang-Undang No. 9


Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Peradilan Tata Usaha

am

Negara Jo. Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, yang berbunyi :
Eksepsi tentang Kewenangan Absolut Pengadilan dapat diajukan setiap

ah
k

ep

waktu selama pemeriksaan, dan meskipun tidak ada Eksepsi tentang


Kewenangan Absolut Pengadilan apabila Hakim mengetahui hal itu, ia
mengadili sengketa yang bersangkutan' ;

In
do
ne
si

karena jabatannya wajib menyatakan bahwa Pengadilan tidak berwenang

A
gu
ng

Lebih lanjut lagi sesuai dengan ketentuan Pasal 77 Ayat 3 Undang-Undang No.

5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang-Undang No. 9

Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Peradilan Tata Usaha

Negara Jo. Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, dinyatakan :

Eksepsi lain yang tidak mengenai kewenangan Pengadilan hanya dapat

Dengan demikian, Eksepsi Kompetensi Absolut yang diajukan Tergugat II


Intervensi ini harus diputus (Putusan Sela) oleh Majelis Hakim yang
pokok perkaranya ;

1.

ep

Gugatan Penggugat Kurang Pihak.

ub

memeriksa perkara ini terlebih dahulu sebelum memeriksa dan mengadili

ah

ka

lik

ah

diputus bersama dengan pokok sengketa;

Bahwa gugatan Penggugat kurang pihak karena masih ada pihak yang harus
sehingga sengketa yang dipersoalkan dapat diselesaikan secara tuntas dan

on
In
d

gu

ng

menyeluruh ;

es

ikut dijadikan / ditarik sebagai Tergugat, yaitu Bupati Kutai Kartanegara,

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 31

ep
u

hk
am

32
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa sebagaimana didalilkan oleh Penggugat pada halaman 2 gugatannya,

2.

yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini adalah :

Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik lndonesia

ng

(Tergugat l) No. 75/HGU/BPN RI/2009 tentang Pemberian Hak Guna Usaha

atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I (Tergugat ll Intervensi) atas

gu

tanah di Kabupaten Kutai, Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur,


sepanjang luas bidang tanah dalam peta bidang tanah tanggal 27 Januari

2009 No. 04-16.03-2009, NIB.

04-16.8.03.00.00.00205 seluas

2.460,13 Ha yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Juni 2009 (untuk

ub
lik

ah

setanjutnya disebut 'SK BPN No. 75') ;


-

Sertipikat Hak Guna Usaha No. 35 tanggal 30 Juli 2009, Kelurahan Jawa,

am

Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara atas tanah seluas


2.464,13 Ha yang tertulis atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I
(Tergugat ll Intervensi) berdasarkan Surat Ukur No. 1052/HGU/2009

ah
k

ep

tanggal 30 Juli 2009, oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kutai


Kartanegara (Tergugat ll) (untuk selanjutnya disebut 'SHGU No. 35') ;

In
do
ne
si

yang diterbitkan dengan salah satu dasarnya adalah ljin Lokasi dan
Perpanjangannya untuk keperluan Perkebunan Kelapa Sawit yang diberikan

A
gu
ng

oleh Bupati Kutai Kartanegara sesuai dengan Keputusan Bupati Kutai


Kartanegara Nomor : 10/DPtn/UM-10/V/2004 tanggal 31 Mei 2004 tentang

Pemberian ljin Lokasi Untuk Keperluan lnti dan Plasma kepada PT.

Perkebunan Kaltim Utama I Jo Nomor : 34/DPN-K/IL-32/VI/2006 tanggal 28


Juni 2006 tentang Pemberian Perpanjangan Lokasi Untuk Kepertuan lnti dan

Plasma Perkebunan Kelapa Sawit kepada PT. Perkebunan Kaltim Utama l ;

Selain itu, Penggugat dalam gugatannya halaman 4 sampai dengan halaman 8

lik

ah

mendalilkan bahwa pemberian tanah SHGU No. 35 atas nama Tergugat ll


Intervensi tersebut berada di atas dan tumpang

tindih dengan tanah yang

XI-2007 tanggal 29 Nopember 2007

ub

dikuasai oleh Penggugat berdasarkan ljin Lokasi Nomor : 79/DPN.K/lL-79/


yang juga diberikan oleh Bupati Kutai

Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, oleh karena Bupati Kutai Kartanegara

ep

ka

Kartanegara untuk tanah seluas + 2.643,99 Ha ;

tidak ikut digugat, maka gugatan Penggugat mengandung cacat hukum

ah

(plurium litis consortium), oleh karenanya gugatan tersebut haruslah

es

dinyatakan tidak dapat diterima (Nief Onvankelijke Verklard) ;

on
In
d

gu

ng

Penggugat Tidak Mempunyai Kapasitas Untuk Mengajukan Gugatan.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 32

Bahwa yang menjadi alasan Penggugat dalam gugatannya pada intinya adalah

4.

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Penggugat (yang

merasa)

sebagai

pemilik

tanah

berdasarkan

Kuasa

ng

Pertambangan dan ljin Lokasi Pertambangan merasa kepentingannya dirugikan

dengan diterbitkannya SK BPN Rl No. 75 oleh Tergugat I dan SHGU No. 35


oleh Tergugat II ;

Bahwa Penggugat tidak berkapasitas untuk mengajukan gugatan tata usaha

gu

5.

Penggugat juga bukan pihak yang dirugikan karena dokumen-dokumen yang


dijadikan sebagai dasar kepemilikan lahan oleh Penggugat sebagaimana disebut
pada halaman 3 sampai dengan halaman 11 gugatannya, yaitu :
-

ub
lik

ah

negara ini, karena Penggugat bukan pemilik dari lahan yang diklaimnya dan

Surat Keterangan ljin Peninjauan (SKIP), ljin Kuasa Pertambangan

am

Penyelidikan Umum (KPPU), ljin Kuasa Pertambangan Eksplorasi

(KP-

Eksplorasi), Ijin Kelayakan Lingkungan (Amdal), ljin Kuasa Pertambangan


Eksploitasi

(KP-Eksploitasi),

Pemberian

ljin

Lokasi,

ljin

Kuasa

ah
k

ep

Pertambangan Pengangkutan dan Penjualan, Persetujuan ljin Usaha


Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) dari Bupati Kutai Kartanegara

dan Rekomendasi Penggunaan Kerja Migas dari Menteri ESDM (vide :

Surat Pernyataan yang dibuat oleh Sukardji selaku Lurah Kelurahan Jawa

A
gu
ng

In
do
ne
si

Halaman 5 dan 6 gugatan) ;

yang menyatakan Penggugat telah melakukan pembebasan lahan dan


membayar ganti rugi kepada penduduk atau masyarakat penggarap (vide :
Halaman 9 gugatan) ;

adalah bukan merupakan bukti kepemilikan hak atas tanah sesuai dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Bahwa oleh karena Penggugat bukan pemilik dan pemegang hak atas tanah,

lik

6.

maka sesungguhnya Penggugat tidak mempunyai kepentingan yang cukup dan

ub

layak serta tidak mempunyai dasar hukum untuk mengajukan gugatan, sehingga

ah

Agraria ;

sesuai dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung Rl No. 378 K/Pdt/1985 tanggal


Onvankelijke Verklard) ;

ep

11 Maret 1986, gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet

ka

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta telah

mengambil putusan, yaitu putusan Nomor : 18/G/2011/PTUN-JKT., tanggal 18/

ng

es

G/2011/PTUN-JKT yang amarnya sebagai berikut :

on
In
d

gu

DALAM EKSEPSI :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

ep
u

hk
am

33
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 33

Menolak Eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat II Intervensi

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

seluruhnya ;

ng

DALAM POKOK SENGKETA :


Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;

Menyatakan batal :

gu

Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Nomor : 75/HGU/BPN RI/2009 tanggal 4 Juni 2009 tentang Pemberian


Hak Guna Usaha atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I atas tanah di

ub
lik

ah

Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, sepanjang luas


bidang tanah dalam Peta Bidang Tanah tanggal 27 Januari 2009 Nomor :

am

04-16.03-2009,

NIB.16.03.00.00.00205

diterbitkan Tergugat I ;
b

seluas 2.460,13

Ha.

yang

Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor : 35/Jawa tanggal 30 Juli 2009 atas

ep

ah
k

nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I seluas 2.460,13 Ha, Surat Ukur
Nomor : 1052/HGU/2009 tanggal 30 Juli 2009 yang diterbitkan Tergugat

Mewajibkan :

In
do
ne
si

II ;

Kepada Tergugat I untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Badan

A
gu
ng

Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 75/HGU/BPN RI/2009

tanggal 4 Juni 2009 tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas nama PT.
Perkebunan Kaltim Utama I atas tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara,

Provinsi Kalimantan Timur, sepanjang luas bidang tanah dalam Peta

Bidang Tanah tanggal 27 Januari 2009 Nomor :

04-16.03-2009,

NIB.16.03.00.00.00205 seluas 2.460,13 Ha ;

Kepada Tergugat II untuk mencabut Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor :

lik

ah

35/Jawa tanggal 30 Juli 2009 atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I

ub

seluas 2.460,13 Ha, Surat Ukur Nomor : 1052/HGU/2009 tanggal 30 Juli


2009 ;

4 Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat II Intervensi secara

ep

ka

tanggung-renteng untuk membayar biaya perkara ini yang diperhitungkan

sejumlah Rp.368.000,- (Tiga ratus enam puluh delapan ribu rupiah) ;

ng

Intervensi, Tergugat II, Tergugat I putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut

on

telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan putusan

In
d

gu

Nomor : 186/B/2011/PT.TUN.JKT., tanggal 20 Desember 2011 ;

es

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat II

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

ep
u

hk
am

34
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 34

ep
u

hk
am

35
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada

Tergugat II Intervensi/Pembanding I pada tanggal 07 Februari 2012 kemudian

ng

terhadapnya oleh Tergugat II Intervensi/Pembanding (dengan perantaraan kuasanya,


berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 08 Februari 2012 diajukan permohonan
kasasi secara lisan pada tanggal 20 Februari 2012 sebagaimana ternyata dari akte

gu

permohonan kasasi No. 18/G/2011/PTUN/JKT., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan


Tata Usaha Negara Jakarta, permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang

memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara

ah

tersebut pada tanggal 02 Maret 2012 ;

Bahwa setelah itu oleh Penggugat/Terbanding dan Tergugat I, II-Pembanding

ub
lik

III, II yang pada tanggal 02 Maret 2012 telah diberitahu tentang memori kasasi dari
Tergugat II Intervensi/Pembanding I diajukan jawaban memori kasasi oleh yang

am

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 16


Maret 2012 ;

ep

Menimbang, bahwa permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi a quo beserta

ah
k

alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan

oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

In
do
ne
si

dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/

A
gu
ng

Tergugat II Intervensi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :

OBJEK GUGATAN :

Objek Gugatan (Vide halaman 6 Putusan PTUN) :

1 Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Nomor: 75/HGU/BPN RI/2009 tanggal 4 Juni 2009 tentang Pemberian Hak

lik

ah

Guna Usaha atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I, atas tanah di

Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, sepanjang luas


bidang tanah dalam Peta Bidang Tanah tanggal 27 Januari 2009 Nomor:

ep

ka

disebut Surat Keputusan a quo I);

ub

04-16.03-2009, NIB. 16.03.00.00.00205 seluas 2.460,13 Ha (selanjutnya

Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor: 35 Tanggal 30 Juli 2009, Kelurahan Jawa,

ah

Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, atas tanah seluas

berdasarkan Surat Ukur Nomor: 1052/HGU/2009 tanggal 30 Juli 2009

on
In
d

gu

ng

(selanjutnya disebut Surat Keputusan a quo II)

es

2.460,13 Ha yang tertulis atas nama PT. Perkebunan Kaltim Utama I,

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 35

ep
u

hk
am

36
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

KRONOLOGIS PERKARA

ng

II.

Bahwa sebelum menyampaikan alasan-alasan serta dasar hukum Pemohon Kasasi

gu

dalam mengajukan Permohonan Kasasi dan Memori Kasasi, maka perkenankan

Pemohon Kasasi terlebih dahulu menjelaskan duduk persoalan dalam perkara a quo
a

Bahwa pada tanggal 26 April 2004 Pemohon Kasasi telah mengajukan

permohonan Izin Lokasi untuk perkebunan kelapa sawit kepada Bupati Kutai

ah

sebagai berikut:

ub
lik

Kartanegara. Atas permohonan tersebut maka berdasarkan Pasal 5 ayat (1)


Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2

am

Tahun 1999 tentang Izin Lokasi, Bupati Kutai Kartanegara telah menerbitkan
Izin Lokasi kepada Pemohon Kasasi melalui Surat Keputusan Bupati Kutai

ep

Kartanegara No. 10/DPtn/UM-10/V-2004 tanggal 31 Mei 2004 (Vide Bukti

ah
k

T.II.Intv-8) yang memberikan Izin Lokasi kepada Pemohon Kasasi atas tanah
negara yang terletak di Kelurahan Teluk Dalam, Kelurahan Dondang, Desa

In
do
ne
si

Pulau Seribu, Kecamatan Muara Jawa, Desa Tani Bhakti, Desa Batuah,
Kecamatan Loa Janan dan Kelurahan Jawa, Kecamatan Sanga-sanga,

A
gu
ng

Kabupaten Kutai Kartanegara untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal
31 Mei 2004 yang kemudian diperpanjang melalui Surat Keputusan Bupati
Kutai Kartanegara No. 06/DPtn/UM-06/V/2005 tanggal 30 Mei 2005 (Vide
Bukti T.II.Intv-9) dan Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara No. 34/
DPN-K/IL-32/VI-2006 tanggal 28 Juli 2006 (Vide Bukti T.II.Intv-10).

lik

Indonesia telah melakukan pengukuran secara kadasteral dan telah

ah

menerbitkan Peta Bidang Tanah Nomor: 025/16/003/2006 tanggal 09 Oktober


2006 (Vide Bukti TI-5).
c

ub

Atas dasar Izin Lokasi tersebut maka Badan Pertanahan Nasional Republik

Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara No. 503/37/

ka

SK-DISBUN KUKAR/XI/2006 tanggal 16 Nopember 2006 (Vide Bukti

ep

T.II.Intv-11), Bupati Kutai Kartanegara telah menerbitkan Izin Usaha

ah

Budidaya Perkebunan kepada Pemohon Kasasi.


Guna Usaha kepada Termohon Kasasi II atas lahan seluas 11.607 Ha pada

ng

bulan Februari 2007, dengan melampirkan dokumen-dokumen pendukung

on
In
d

gu

antara lain sebagai berikut:

es

d Bahwa selanjutnya, Pemohon Kasasi telah mengajukan Permohonan Hak

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 36

ep
u

hk
am

37
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Surat Pernyataan Dukungan Kepala Desa, Tokoh Masyarakat dan

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Camat untuk Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit (Vide Bukti TII

ng

Intv-13) sebagai berikut :

Surat dari Kepala Desa Tani Harapan, Ketua BPD Tani Harapan dan

gu

Ketua LPM Desa Tani Harapan Nomor : 02/KD-2008/I/2007 tanggal

18 Januari 2007, perihal: Dukungan Pembangunan Perkebunan Kelapa

Sawit;

Surat dari Kepala Desa Batuah, Ketua BPD Batuah dan Ketua LPM
Batuah Nomor: 024/KD-2006/I/2007 tanggal 19 Januari 2007, perihal:

ub
lik

ah

Surat Jawaban Perkebunan Kaltim Utama I;

Surat Pernyataan dari Kepala Kelurahan Jawa, Sekretaris Kelurahan,


Ketua RT.01, LPM, Tokoh Masyarakat, ketua Kelompok Tani dan

am

Tokoh Pemuda tanggal 23 Januari 2007;


d

Surat dari Kepala Tani Bhakti, Kaur Pemb, Ketua LPM dan Tokoh

ah
k

ep

Masyarakat tertanggal 25 Januari 2007, perihal: Surat Pernyataan;


Surat dari Lurah Teluk Dalam, Sekretaris Kelurahan, Ketua LPM,
Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda tertanggal 26 Februari 2007;
Surat dari Kepala Desa Kelurahan Dondang, Sekretaris Kelurahan,

In
do
ne
si

Ketua LPM, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda tertanggal 29

A
gu
ng

Februari 2007;

Surat Pernyataan Perusahaan tentang Kesungguhan Membangun


Perkebunan Kelapa Sawit tanggal 21 Februari 2007.

Setelah Pemohon Kasasi mengajukan permohonan Hak Guna Usaha pada

bulan Februari 2007, Termohon Kasasi II membentuk Panitia Pemeriksaan


Tanah B yang terdiri dari berbagai unsur baik dari Badan Pertanahan Nasional

sendiri maupun dari Pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Dinas

lik

Kalimantan Timur, untuk melakukan pemeriksaan atas

tanah yang

dimohonkan oleh Pemohon Kasasi tersebut (Vide Bukti TI-4).


f

ub

ah

Perkebunan Propinsi Kalimantan Timur serta Dinas Kehutanan Propinsi

Bahwa hasil dari pemeriksaan yang dilakukan oleh Panitia Pemeriksaan Tanah

ka

B tersebut kemudian dituangkan dalam Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B

ep

Propinsi Kalimantan Timur Nomor: 540.2/09.a/RPT.PAN.B/VII/2008 tanggal

ah

28 Juli 2008 (Vide Bukti TI-4), di mana berdasarkan hasil analisa tersebut
berikut:

Tanah yang dimohonkan oleh Pemohon Kasasi adalah tanah

ng

In
d

gu

di dalam Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK);

on

Negara Bebas yang dikuasai fisik oleh Pemohon Kasasi dan berada

es

telah disimpulkan oleh Panitia Pemeriksaan Tanah B antara lain sebagai

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 37

ep
u

hk
am

38
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Terhadap tanah yang dimohonkan oleh Pemohon Kasasi, tidak

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

terdapat keberatan dari pihak lain;

Kesimpulan: permohonan Hak Guna Usaha dari Pemohon Kasasi

ng

untuk areal seluas 11.607 Ha tersebut dapat disetujui untuk

diberikan Hak Guna Usaha setelah dikurangi areal yang masuk

gu

wilayah Samarinda dan yang dikuasai oleh Pihak ketiga;

Berdasarkan kesimpulan dalam Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B Propinsi

ah

Kalimantan Timur Nomor: 540.2/09.a/RPT.PAN.B/VII/2008 tanggal 28 Juli

2008 (Vide Bukti TI-4) yang mewajibkan areal yang masuk wilayah Samarinda
dan yang dikuasai oleh Pihak Ketiga dikeluarkan terlebih dahulu sebelum

ub
lik

memberikan Hak Guna Usaha kepada Pemohon Kasasi, maka untuk mengetahui
secara pasti areal-areal yang harus dikeluarkan tersebut, Termohon Kasasi II

am

telah melakukan pengukuran secara kadasteral yang dituangkan dalam Peta


Bidang Tanah Nomor: 04-16.03-2009 tanggal 27 Januari 2009 (Vide Bukti

ep

TI-6), di mana berdasarkan hasil pengukuran kadasteral tersebut diperoleh hasil

ah
k

pengukuran keliling seluas 14.484 Ha yang di dalamnya terdapat sempadan


jalan, wilayah Samarinda dan areal yang dikuasai oleh Pihak Ketiga seluas
areal tersebut dirinci sebagai berikut:
seluas 1.048 ha

sempadan sungai

seluas 33 ha

sempadan jalan

seluas 8 ha

sempadan jalan

seluas 13 ha

sempadan jalan

seluas 30 ha

sempadan jalan

seluas 8 ha

sempadan jalan

seluas 4 ha

areal telah SHM

seluas 9 ha

pengeboran minyak

seluas 1.148 ha

lik

wilayah Samarinda

seluas 1.1378,52 ha

seluas 49,88 ha

wilayah Desa Jawa

seluas 576,00 ha

gu
A

on

seluas 1.034,66 ha

es

seluas 233,35 ha

lokasi redis dan Vico

ng

Dusun Walimbong

ah

rumah, pekarangan Desa Tani

ep

rumah, pekarangan Desa Tani Bhakti

seluas 276,70 ha

In
d

ka

HGU Multi Breder, peternakan ayam,

Harapan

ub

ah

A
gu
ng

Desa Tani Harapan

In
do
ne
si

5.854,11 Ha termasuk areal yang dikuasai oleh Termohon Kasasi I. Seluruh

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 38

ep
u

hk
am

39
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

g Dari total keseluruhan 5.854,11 Ha tersebut, tanah yang dikuasai Termohon

ng

Kasasi I berdasarkan 16 surat-surat pernyataan pembebasan lahan adalah


terletak di Desa Jawa (Vide Bukti P-10). Berdasarkan Pasal 1 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 56/PRP/1960 tentang Penetapan Luas Tanah

gu

Pertanian, diatur bahwa satu orang atau satu keluarga hanya boleh menguasai
maksimal 20 hektar tanah. Dengan demikian, luas tanah maksimum yang

hektar yang mana lebih kecil dari 576 Hektar yang telah dikeluarkan dari
Surat Keputusan a quo I.

ub
lik

ah

dapat dialihkan oleh 16 orang ini kepada Termohon Kasasi I adalah 320

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 56/PRP/1960 tentang Penetapan Luas Tanah

am

Pertanian:

(1) Seorang atau orang-orang yang dalam penghidupannya merupakan satu


keluarga bersama-sama hanya diperbolehkan menguasai tanah pertanian, baik

ah
k

ep

milik sendiri atau kepunyaan orang lain ataupun miliknya sendiri bersama
kepunyaan orang lain, yang jumlah luasnya tidak melebihi batas maksimum

In
do
ne
si

sebagaimana yang ditetapkan dalam ayat 2 pasal ini.


(2) Dengan memperhatikan jumlah penduduk, luas daerah dan faktor-faktor

A
gu
ng

lainnya, maka luas maksimum yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini ditetapkan
sebagai berikut:

Di

daerah-daerah

Sawah (hektar) atau

Tanah Kering (hektar)

15 padat
Tidak

10

b.cukup

7,5

c.sangat

ep

ka

12

padat
padat

9
6

ah

lik

Padat

a.kurang

padat

20

ub

ah

yang:

ng

untuk menghitung luas maksimum tersebut, luas sawah dijumlah dengan luas

on

tanah-kering dengan menilai tanah kering sama dengan sawah ditambah 30% di

es

Jika tanah pertanian yang dikuasai itu merupakan sawah dan tanah-kering, maka

In
d

gu

daerah-daerah yang tidak padat 20% di daerah-daerah yang padat dengan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 39

ep
u

hk
am

40
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ketentuan, bahwa tanah-pertanian yang dikuasai seluruhnya tidak boleh lebih dari
20 hektar.

ng

h Di samping itu, Termohon Kasasi I juga mendalilkan memiliki lahan


berdasarkan (i) koordinasi lahan dengan Pertamina,

(ii) Perjanjian

Pemanfaatan Lahan Bersama dengan PT. Medco E&P Indonesia dan (iii)

gu

Perjanjian Tumpang Tindih Lahan dengan Vico Indonesia. Dalil Termohon

Kasasi I tersebut dikutip sebagai berikut:

Bahwa wilayah kuasa pertambangan (WKP) Penggugat berdasarkan KP-

ub
lik

ah

Eksploitasi No. 540/010/KP-Ep/DPE-IV/II/2008 tanggal 19 Februari 2008


masih berada di dalam Wilayah Kerja Pertamina yang dikelola oleh Perusahaan
Operator Migas , dimana Penggugat sebelum melakukan kegiatan eksploitasi

am

telah terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Perusahaan Operator Migas


tersebut dengan melakukan antara lain sebagai berikut:

Perjanjian pemanfaatan lahan bersama antara PT. Medco E&P Indonesia

ep

ah
k

(TAC Pertamina-Medco-Sangasanga dengan penggugat tanggal 4 Oktober


Perjanjian tumpang tindih lahan antara Vico Indonesia dengan penggugat

In
do
ne
si

2007; dan;

A
gu
ng

tanggal 31 Januari 2008 Migas TAC;

(Paragraf 3 Halaman 15 dan paragraf 1 Halaman 16 Putusan Pengadilan TUN

Jakarta)

Berdasarkan dalil Termohon Kasasi I di atas, terbukti bahwa lahan yang diklaim

oleh Termohon Kasasi I terletak di wilayah pengeboran minyak, dan lokasi redis

lik

Sebagai kelanjutan dari Kesimpulan Panitia Pemeriksaan Tanah B yang


menyimpulkan bahwa permohonan Hak Guna Usaha Pemohon Kasasi dapat

ub

ah

dan Vico.

dikabulkan setelah dikurangi areal Pihak Ketiga, maka Termohon Kasasi II

ka

mengeluarkan wilayah yang terkait dengan Termohon Kasasi I di Desa Jawa,

ep

wilayah pengeboran minyak dan lokasi redis dan Vico dari Surat Keputusan a

ah

quo I. Hal ini terbukti berdasarkan halaman 2 huruf d Surat Keputusan a quo
...

Bahwa terhadap tanah yang diberikan Izin Lokasi tersebut setelah dilakukan

ng

on

pengukuran secara kadasteral, diperoleh hasil pengukuran keliling seluas

In
d

gu

14.484 ha yang didalamnya terdapat:

es

I yang dikutip sebagai berikut (Vide Bukti TI-1 = Bukti T.II.Intv-6):

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 40

ep
u

hk
am

41
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Desa

In
do
ne
si
a

ng

putusan.mahkamahagung.go.id

Tani

Harapan

(1)

...seluas 1.048 ha

sempadan

sungai

(2)

seluas 33 ha

gu

sempadan

jalan

(3)

seluas 8 ha

sempadan

jalan

(4)

seluas 13 ha

sempadan

jalan

(5)

ub
lik

ah

seluas 30 ha
sempadan

jalan

(6)

am

seluas 8 ha

sempadan

jalan

(7)

ep

seluas 4 ha

ah
k

areal

telah

SHM

(8)

A
gu
ng

pengeboran

minyak

...seluas 1.148 ha

wilayah Samarinda (a1, a2 dan a3)


seluas 1.1378,52 ha

(9)

In
do
ne
si

seluas 9 ha

HGU Multi Breder, peternakan ayam, rumah,

pekarangan Desa Tani Bhakti (b) seluas 276,70 ha

...seluas 49,88 ha
Dusun

Walimbong

lik

ah

rumah, pekarangan Desa Tani Harapan (c)


(d)

seluas 233,35 ha
lokasi

redis

ub

dan

Vico

(e)

.seluas 1.034,66 ha
wilayah

Desa

Jawa

(j)

ep

ka

..seluas 576,00 ha +

(5.854,11 ha) -

ah

seluruhnya ....seluas

es

dikeluarkan dari areal yang dimohon, sehingga yang dapat

ng

dipertimbangkan untuk diberikan Hak Guna Usaha menjadi ...seluas

on

8.633,89 ha

In
d

gu

(halaman 2 huruf d Surat Keputusan a quo I)

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 41

ep
u

hk
am

42
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

(catatan: cetak tebal dan garis bawah oleh Pemohon Kasasi).

Selanjutnya setelah mengeluarkan wilayah Desa Jawa, lokasi redis dan Vico,

ng

serta pengeboran minyak, Termohon Kasasi II menerbitkan Surat Keputusan

a quo I yang hanya memberikan Hak Guna Usaha kepada Pemohon Kasasi

gu

atas tanah seluas 8.633,89 Ha yang terletak di Kelurahan Teluk Dalam,

Kelurahan Dondang, Kecamatan Muara Jawa, Desa Tani Bhakti, Desa Batuah,

Desa Tani Harapan, Kecamatan Loa Janan dan Kelurahan Jawa, Kecamatan
Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur

ub
lik

NIB 16.03.00.00.00203 seluas 1.543,46 Ha

NIB 16.03.00.00.00204 seluas

NIB 16.03.00.00.00205 seluas 2.460,13 Ha

NIB 16.03.00.00.00206 seluas

NIB 16.03.00.00.00207 seluas 3.244,38 Ha

ep

NIB 16.03.00.00.00202 seluas

523,95 Ha

807,24 Ha

54,73 Ha

In
do
ne
si

Bahwa selanjutnya atas dasar Surat Keputusan a quo I, Termohon Kasasi III

A
gu
ng

ah
k

am

ah

(Vide Bukti TI-1 = Bukti T.II.Intv-6) yang terdiri dari :

menerbitkan Surat Keputusan a quo II dengan wilayah Hak Guna Usaha


seluas 2.460,13 Ha (Vide Bukti P-7B = Bukti TII-2 = Bukti T.II.Intv-8).

Dengan telah dipenuhinya seluruh persyaratan penerbitan Surat Keputusan a


quo I dan Surat Keputusan a quo II, maka seluruh wilayah Hak Guna Usaha

milik Pemohon Kasasi tidak dapat diganggu gugat oleh Termohon Kasasi I.

lik

seluas 2.643,99 Ha, mencari-cari mana di antara 6 (enam) wilayah Hak Guna
Usaha milik Pemohon Kasasi di Kabupaten Kutai Kartanegara yang luasnya
paling mirip dengan 2.643.99 Ha dengan tujuan untuk mengecoh Majelis

ub

ah

Meskipun demikian, Termohon Kasasi I yang mendalilkan memiliki wilayah

Hakim Pengadilan TUN Jakarta untuk membatalkan Surat Keputusan a quo I

ep

ka

dan Surat Keputusan a quo II. Dalam hal ini, Termohon Kasasi I memilih
untuk mengajukan Gugatan TUN untuk membatalkan Surat Keputusan a quo

ah

I dan Surat Keputusan a quo II yang memberikan Hak Guna Usaha kepada

ng

m Di samping Gugatan Termohon Kasasi I salah alamat karena wilayah

on

pertambangan milik Termohon Kasasi I telah dikeluarkan dari Surat

es

Pemohon Kasasi seluas 2.460,13 Ha.

In
d

gu

Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II, seandainyapun ada wilayah

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 42

ep
u

hk
am

43
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Kuasa Pertambangan Termohon Kasasi I yang terletak di wilayah Hak Guna


Usaha milik Pemohon Kasasi (quod non), maka Kuasa Pertambangan tidak

ng

dapat menghapuskan hak atas tanah yang telah dimiliki Pemohon Kasasi.

Pemegang Kuasa Pertambangan memiliki hak untuk mengambil barang


tambang namun tidak berhak untuk mengambil hak atas tanah ataupun

gu

mengusir pihak yang telah memiliki hak atas tanah (Pemohon Kasasi) oleh
karena berdasarkan hukum yang berlaku, Kuasa Pertambangan bukan hak atas

tanah. Dengan pertimbangan yang sedemikian maka terlepas dari ada atau

tidaknya wilayah Kuasa Pertambangan yang terletak di wilayah Hak Guna

ah

Usaha milik Pemohon Kasasi, Pemohon Kasasi dengan itikad baik, tidak

ub
lik

berkeberatan atas permohonan Termohon Kasasi I untuk berkoordinasi atas


letak wilayah yang tumpah tindih (apabila ada) sebagaimana kesepakatan

am

bersama tertanggal 6 Desember 2010.

Namun demikian itikad baik dari Pemohon Kasasi tersebut disalahgunakan

ep

ah
k

oleh Termohon Kasasi I, di mana berdasarkan kesepakatan bersama tertanggal


6 Desember 2010 tersebut, Termohon Kasasi I telah meminta Izin Usaha

In
do
ne
si

Pertambangan (IUP) Operasi Produksi (Vide Bukti P-19) dan bahkan setelah
mendapatkan IUP Operasi Produksi tersebut Termohon Kasasi I kemudian

A
gu
ng

mengajukan Gugatan a quo ke Pengadilan TUN Jakarta pada tanggal 2


Februari 2011 dan meminta agar Surat Keputusan a quo I dan Surat
Keputusan a quo II dibatalkan.

Ironisnya, agar Gugatan a quo tersebut dapat memenuhi jangka waktu 90 hari

maka Termohon Kasasi I telah memutarbalikkan fakta dengan berdalih bahwa

pihaknya baru mengetahui Surat Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a

lik

ah

quo II pada saat Termohon Kasasi I menerima Surat Pemberitahuan


Perkembangan Hasil Penyelidikan tanggal 25 Januari 2011 tentang

ub

penyerobotan lahan. Padahal pada kenyataannya Surat Keputusan a quo I dan


Surat Keputusan a quo II sudah diketahui oleh Termohon Kasasi I pada
tanggal 15 Juni 2010 berdasarkan Surat Pemberitahuan dari Pemohon Kasasi

ka

ng

ALASAN-ALASAN PENGAJUAN MEMORI KASASI

on

Bahwa Pemohon Kasasi sangat berkeberatan terhadap Putusan Pengadilan Tinggi

es

dari Termohon Kasasi I.

ep

kepada PT. Trisensa Mineral Utama yang merupakan pihak yang terafiliasi

In
d

gu

TUN Jakarta yang mengambil alih Putusan Pengadilan TUN Jakarta, karena Majelis

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 43

ep
u

hk
am

44
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Hakim Pengadilan Tinggi TUN Jakarta telah salah menerapkan atau melanggar
hukum yang berlaku dan telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh

ng

peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya


putusan yang bersangkutan, sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat (1) UU

gu

Mahkamah Agung.

Pasal 30 ayat (1) UU Mahkamah Agung menyatakan:

Pengadilan-pengadilan dari semua Lingkungan Peradilan karena:


a

ah

Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan

tidak berwenang atau melampaui batas

ub
lik

wewenang;

salah menerapkan atau melanggar hukum

am

yang berlaku;

lalai

memenuhi

ep

diwajibkan

syarat-syarat

oleh

peraturan

yang

perundang-

dengan

bersangkutan.

putusan

yang

MAJELIS HAKIM PENGADILAN TINGGI TUN JAKARTA SALAH

A
gu
ng

III.

batalnya

In
do
ne
si

ah
k

undangan yang mengancam kelalaian itu

MENERAPKAN PASAL 55 UU PTUN


1

Pemohon Kasasi mohon kepada Majelis Hakim Kasasi Yang

Mulia untuk membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi TUN

Jakarta karena terbukti bahwa Putusan Pengadilan Tinggi

TUN Jakarta salah menerapkan Pasal 55 UU PTUN. Hal ini


90 (sembilan puluh) hari sejak diketahuinya Surat Keputusan

I.

ep

Pasal 55 UU PTUN menyatakan:

ub

a quo I dan Surat Keputusan a quo II oleh Termohon Kasasi

m
ka

lik

ah

disebabkan Gugatan Termohon Kasasi I diajukan lewat dari

Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari

ah

terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau

Surat Keputusan a quo I tertanggal 4 Juni 2009 dan Surat

ng

on

In
d

gu

Keputusan a quo II tertanggal 30 Juli 2009 telah diketahui

es

Pejabat Tata Usaha Negara.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 44

ep
u

hk
am

45
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

oleh Termohon Kasasi I pada tanggal 15 Juni 2010


berdasarkan Surat Pemberitahuan dari Pemohon Kasasi

gu

ng

kepada PT. Trisensa Mineral Utama yang merupakan pihak

yang terafiliasi dengan Termohon Kasasi I. Adanya

hubungan terafiliasi tersebut dapat dilihat antara lain dari (i)


Termohon Kasasi I dan PT. Trisensa Mineral Utama memiliki

induk perusahaan yang sama yakni PT. Toba Sejahtra dan (ii)

penandatanganan

kesepakatan

bersama

tertanggal

Desember 2010, Termohon Kasasi I dan PT. Trisensa Mineral

ub
lik

ah

Utama sama-sama diwakili oleh PT. Toba Sejahtra.

Bahwa oleh karena Termohon Kasasi I telah mengetahui

am

adanya Surat Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II


pada tanggal 15 Juni 2010 maka apabila Termohon Kasasi I

ep

ingin mengajukan Gugatan atas Surat Keputusan a quo I dan

ah
k

Surat Keputusan a quo II tersebut maka berdasarkan Pasal 55


UU PTUN, Gugatan tersebut sudah harus diajukan dalam

In
do
ne
si

jangka waktu paling lambat 90 hari sejak tanggal 15 Juni


2010 atau paling lambat tanggal 15 September 2010. Namun

A
gu
ng

demikian pada kenyataannya Gugatan a quo baru diajukan

oleh Termohon Kasasi I pada tanggal 2 Februari 2011 yaitu

140 hari (bukan dalam jangka waktu 90 hari) sejak


diketahuinya Surat Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a
quo II oleh Termohon Kasasi I.

4 Berdasarkan uraian di atas, terbukti bahwa Majelis Hakim

lik

ah

Pengadilan Tinggi TUN Jakarta yang mengambil alih

Putusan Pengadilan TUN Jakarta telah salah menerapkan


Pasal 55 UU PTUN. Dengan demikian, berdasar hukum bagi

ub

Majelis Hakim Kasasi Yang Mulia untuk membatalkan

ep

menyatakan bahwa Gugatan Termohon Kasasi I tidak dapat


diterima (Niet Ontvakelijk Verklaard).
MAJELIS HAKIM PENGADILAN TINGGI TUN JAKARTA SALAH

es

IV.

MENERAPKAN PASAL 53 AYAT (1) UU PTUN

on
In
d

gu

ng

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta dan selanjutnya

Halaman 45

ep
u

hk
am

46
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

5 Pemohon Kasasi mohon kepada Majelis Hakim Kasasi Yang

Mulia untuk membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi TUN

ah

memiliki kepentingan dalam perkara a quo.

Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Pengadilan Tinggi


TUN Jakarta pada pokoknya mempertimbangkan bahwa

Termohon Kasasi I memiliki kepentingan dalam perkara a

gu

ng

Jakarta karena terbukti bahwa Termohon Kasasi I tidak

quo karena Izin Kuasa Pertambangan milik Termohon Kasasi


I berada pada bidang tanah Hak Guna Usaha milik Pemohon

ub
lik

Kasasi dalam perkara ini. Hal ini dikutip sebagai berikut

am

Menimbang, bahwa Hakim Ketua Majelis dan satu orang Hakim Anggota
Majelis (Hakim Anggota II) Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan

ep

Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut, utamanya atas pertimbangan sebagai

Bahwa dalam proses penerbitan surat keputusan obyek sengketa yang

In
do
ne
si

ah
k

berikut:

didahului dengan ijin lokasi, maka adanya penelitian dari Panitia

A
gu
ng

Pemeriksaan Tanah B merupakan bagian dari proses terbitnya ke dua

keputusan obyek sengketa tersebut, oleh karenanya adanya saran dari


Panitia Pemeriksaan Tanah B merupakan harus pula dipertimbangkan

dalam mengambil keputusan mengabulkan atau menolak terhadap


permohonan pemberian hak atas tanah, yang dalam sengketa ini dari

bukti T.I-4 berupa Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B Nomor

540.2/09a/RPT.PAN.B/VII/2008 tanggal 28 Juli 2008 terdapat saran

lik

ah

bahwa perlu dikuatkan dengan surat pernyataan atau surat keterangan


dari Kepala Desa setempat mengenai tidak dalam sengketa maupun

ub

tidak terdapat lahan garapan masyarakat; bahwa sampai saat dibuatnya


Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B aquo pada kelurahan Jawa (letak

ka

tanah yang termuat dalam surat keputusan obyek sengketa) masih

ep

terdapat lahan garapan masyarakat yang telah beralih kepada Penggugat/

ah

Terbanding sesuai 16 surat pernyataan pengalihan hak yang dibuat tahun


Kelurahan Jawa bukti P-23. Dan juga dari bukti T.II.Int-5 diakui adanya

ng

tumpang tindih lahan pada wilayah kuasa pertambangan Penggugat/

on

Terbanding dengan lahan tanah yang termuat dalam obyek sengketa;

es

2007 bukti P-10 dan dikuatkan dengan surat pernyataan Lurah

In
d

gu

bahwa dengan demikian disimpulkan oleh Majelis Hakim Tingkat

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 46

ep
u

hk
am

47
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Pertama bahwa dalam pemeriksaan di persidangan didapat fakta hukum

bahwa dalam penerbitan obyek sengketa oleh Tergugat I/Pembanding III

ng

maupun Tergugat II/Pembanding II tidak memperhatikan saran Panitia

Pemeriksaan Tanah B dan diperoleh fakta hukum di atas tanah yang


termuat dalam keputusan obyek sengketa masih terdapat kepentingan

gu

pihak Penggugat/Terbanding berupa lahan yang belum dibebaskan;

bahwa dengan fakta hukum tersebut Majelis Hakim Tingkat Pertama

ah

berpendapat bahwa penerbitan surat keputusan obyek sengketa oleh

Tergugat I/Pembanding III maupun oleh Tergugat II/Pembanding II telah


bertentangan dengan azas-azas umum pemerintahan yang baik

ub
lik

khususnya azas kecermatan dan azas akuntabilitas

am

(Paragraf 1 halaman 18 Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta)


1

Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta tersebut telah salah

ep

menerapkan Pasal 53 ayat (1) UU PTUN karena Termohon

ah
k

Kasasi I tidak memiliki kepentingan terkait dengan Surat


Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II. Hal ini

In
do
ne
si

disebabkan wilayah Kuasa Pertambangan milik Termohon

Kasasi I telah dikeluarkan dari Surat Keputusan a quo I dan

A
gu
ng

Surat Keputusan a quo II sebagaimana dijelaskan di bawah


ini.

A.

Berdasarkan Surat Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II, Termohon

lik

Dikuasai Termohon Kasasi I Telah Dikeluarkan Dari Surat Keputusan A Quo I


dan Surat Keputusan a quo II

2 Pemohon Kasasi mohon perhatian Majelis Hakim Kasasi

ub

ah

Kasasi I Tidak Memiliki Kepentingan Dalam Perkara A Quo Karena Tanah yang

ka

Yang Mulia bahwa Termohon Kasasi I tidak memiliki

ep

kepentingan dalam perkara a quo karena tanah yang dikuasai


Termohon Kasasi I telah dikeluarkan dari Surat Keputusan a

on

yang disebutkan Termohon Kasasi I dalam Gugatannya,

es

Berdasarkan 16 surat-surat pernyataan pembebasan lahan

ng

ah

quo I dan Surat Keputusan a quo II.

In
d

gu

tanah yang dikuasai Termohon Kasasi I adalah terletak di

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 47

ep
u

hk
am

48
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Desa Jawa (Vide Bukti P-10). Berdasarkan Pasal 1 ayat (2)


Undang-Undang Nomor 56/PRP/1960 tentang Penetapan

gu

ng

Luas Tanah Pertanian, diatur bahwa satu orang atau satu

keluarga hanya boleh menguasai maksimal 20 hektar tanah.

Dengan demikian, luas tanah maksimum yang dapat

dialihkan oleh 16 orang ini kepada Termohon Kasasi I adalah


320 hektar yang mana lebih kecil dari 576 Hektar yang telah

dikeluarkan dari Surat Keputusan a quo I dan Surat

Di samping itu, Termohon Kasasi I juga mendalilkan

ub
lik

ah

Keputusan a quo II.

memiliki lahan berdasarkan (i) koordinasi lahan dengan

am

Pertamina, (ii) Perjanjian Pemanfaatan Lahan Bersama


dengan PT. Medco E&P Indonesia dan (iii) Perjanjian

ep

Tumpang Tindih Lahan dengan Vico Indonesia. Dalil

ah
k

Termohon Kasasi I tersebut dikutip sebagai berikut:

In
do
ne
si

Bahwa wilayah kuasa pertambangan (WKP) Penggugat berdasarkan KP-

Eksploitasi No. 540/010/KP-Ep/DPE-IV/II/2008 tanggal 19 Februari 2008

A
gu
ng

masih berada di dalam Wilayah Kerja Pertamina yang dikelola oleh Perusahaan
Operator Migas , dimana Penggugat sebelum melakukan kegiatan eksploitasi

telah terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Perusahaan Operator Migas

tersebut dengan melakukan antara lain sebagai berikut:

Perjanjian pemanfaatan lahan bersama antara PT. Medco E&P Indonesia

(TAC Pertamina-Medco-Sangasanga dengan penggugat tanggal 4 Oktober


Perjanjian tumpang tindih lahan antara Vico Indonesia dengan penggugat

tanggal 31 Januari 2008 Migas TAC;

(Paragraf 3 Halaman 15 dan paragraf 1 Halaman 16 Putusan Pengadilan TUN

ep

Jakarta)

ka

lik

ub

ah

2007; dan;

Berdasarkan dalil Termohon Kasasi I di atas, terbukti bahwa lahan yang diklaim

ng

dan Vico.

Pemohon Kasasi mohon perhatian Majelis Hakim Kasasi

on

es

ah

oleh Termohon Kasasi I terletak di wilayah pengeboran minyak, dan lokasi redis

In
d

gu

Yang Mulia bahwa Desa Jawa, wilayah pengeboran minyak

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 48

ep
u

hk
am

49
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

dan lokasi redis dan Vico telah dikeluarkan dari Surat


Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II. Hal ini

quo I yang dikutip sebagai berikut (Vide Bukti TI-1 = Bukti


T.II.Intv-6):

gu

ng

terbukti berdasarkan halaman 2 huruf d Surat Keputusan a

...

Bahwa terhadap tanah yang diberikan Izin Lokasi tersebut setelah dilakukan
pengukuran secara kadasteral, diperoleh hasil pengukuran keliling seluas
14.484 ha yang didalamnya terdapat:
a

Desa

Tani

Harapan

ub
lik

ah

(1)

...seluas 1.048 ha

am

sempadan

sungai

(2)

seluas 33 ha
sempadan

jalan

ep

(3)

ah

A
gu
ng

sempadan

jalan

(4)

seluas 13 ha

In
do
ne
si

sempadan

jalan

(5)

seluas 30 ha
f

sempadan

jalan

(6)

seluas 8 ha
g

sempadan

jalan

(7)

seluas 4 ha
h

areal

telah

SHM

(8)

seluas 9 ha
i

pengeboran

minyak

(9)

lik

ah
k

seluas 8 ha

...seluas 1.148 ha
j

wilayah Samarinda (a1, a2 dan a3)

ka

ub

seluas 1.1378,52 ha

HGU Multi Breder, peternakan ayam, rumah,

ep

pekarangan Desa Tani Bhakti (b) seluas 276,70 ha


l

rumah, pekarangan Desa Tani Harapan (c)


Walimbong

m Dusun

(d)

lokasi

redis

dan

Vico

.seluas 1.034,66 ha

(e)

on

In
d

gu

ng

seluas 233,35 ha

es

ah

...seluas 49,88 ha

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 49

ep
u

hk
am

50
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

wilayah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Desa

Jawa

(j)

..seluas 576,00 ha +

ng

seluruhnya ....seluas
(5.854,11 ha) -

dikeluarkan dari areal yang dimohon, sehingga yang dapat

gu

dipertimbangkan untuk diberikan Hak Guna Usaha menjadi ..seluas


8.633,89 ha

(catatan: cetak tebal dan garis bawah oleh Pemohon Kasasi).

ub
lik

ah

(halaman 2 huruf d Surat Keputusan a quo I)

12 Selanjutnya, setelah mengeluarkan wilayah Desa Jawa,


lokasi redis dan Vico, serta pengeboran minyak,

am

Termohon Kasasi II menerbitkan Surat Keputusan a


quo I yang hanya memberikan Hak Guna Usaha kepada

ep

Pemohon Kasasi atas tanah Negara seluas 8.633,89 Ha

ah
k

yang terletak di Kelurahan Teluk Dalam, Kelurahan


Dondang, Kecamatan Muara Jawa, Desa Tani Bhakti,

In
do
ne
si

Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kecamatan Loa

Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan

Timur (Vide Bukti TI-1 = Bukti T.II.Intv-6) yang terdiri


dari:

NIB 16.03.00.00.00202 seluas

NIB 16.03.00.00.00203 seluas 1.543,46 Ha

NIB 16.03.00.00.00204 seluas

NIB 16.03.00.00.00205 seluas 2.460,13 Ha

NIB 16.03.00.00.00206 seluas

NIB 16.03.00.00.00207 seluas 3.244,38 Ha

523,95 Ha

lik

807,24 Ha

54,73 Ha

ka

ub

ah

A
gu
ng

Janan dan Kelurahan Jawa, Kecamatan Sanga-Sanga,

ep

12 Dengan telah dikeluarkannya wilayah Termohon Kasasi

ah

I di Desa Jawa, lokasi redis dan Vico serta wilayah


Surat Keputusan a quo II, maka seluruh wilayah Hak

ng

Guna Usaha milik Pemohon Kasasi tidak dapat

on

diganggu gugat oleh Termohon Kasasi I. Meskipun

es

pengeboran minyak dari Surat Keputusan a quo I dan

In
d

gu

demikian, Termohon Kasasi I yang mendalilkan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 50

ep
u

hk
am

51
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

memiliki wilayah seluas 2.643,99 Ha berdasarkan Izin

Lokasi milik Termohon Kasasi I, mencari-cari mana di

ng

antara 6 (enam) wilayah Hak Guna Usaha milik


Pemohon Kasasi di Kabupaten Kutai Kartanegara yang

luasnya paling mirip dengan 2.643.99 Ha dengan tujuan

gu

untuk mengecoh Majelis Hakim Pengadilan TUN


Jakarta untuk membatalkan Surat Keputusan a quo I

dan Surat Keputusan a quo II.

Dalam hal ini,

Termohon Kasasi I mengajukan Gugatan untuk

ah

membatalkan Surat Keputusan a quo I dan Surat

ub
lik

Keputusan a quo II yang memberikan Hak Guna Usaha

am

kepada Pemohon Kasasi seluas 2.460,13 Ha.


13 Namun, Dr. Arifin Marpaung, SH., MHum. selaku

ep

Hakim Anggota I tingkat Banding di Pengadilan Tinggi

ah
k

TUN

Jakarta

secara

cermat

membaca

dan

memperhatikan Surat Keputusan a quo I, di mana Dr.


yang

dikuasai Termohon

Kasasi I

telah

dikeluarkan dari Surat Keputusan a quo I dan Surat


Keputusan a quo II. Meskipun demikian, kedua Hakim

lainnya berpendapat lain karena tidak memeriksa Bukti


Surat Keputusan a quo I secara cermat dan teliti bahkan

kedua Hakim lainnya tidak membahas Surat Keputusan


a quo I dalam Pertimbangan Hukumnya.

lik

Dissenting opinion Dr. Arifin Marpaung, SH., MHum. selaku Hakim Anggota I
di tingkat Pengadilan Tinggi TUN Jakarta dikutip sebagai berikut:

Dalam konsiderans surat keputusan pemberian hak (Bukti T-1) tersebut


terlihat, bahwa tanah yang dikuasai oleh pihak lain (yang berarti termasuk lahan

ub

ah

A
gu
ng

tanah

In
do
ne
si

Arifin Marpaung, SH., MHum. menyimpulkan bahwa

ka

yang dikuasai Penggugat/Terbanding di Kelurahan Jawa) telah dikeluarkan dari

ep

obyek keputusan in litis. Hal itu jelas terlihat dari rangkaian pertimbangan
Tergugat I/Pembanding III dalam keputusan in litis (Bukti T-1) yang telah

ah

mempertimbangkan mulai dari luasan tanah yang dimohon Tergugat II

es

Intervensi/Pembanding I hingga memperhatikan luasan tanah yang dikuasai

oleh pihak lain diatas tanah yang dimohon tersebut

on
In
d

gu

ng

(butir 7 halaman 21 Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta)

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 51

ep
u

hk
am

52
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

14 Berdasarkan penjelasan, dasar hukum dan analisa di

atas, terbukti bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

ng

TUN Jakarta telah salah menerapkan Pasal 53 ayat (1)

UU PTUN karena Termohon Kasasi I tidak memiliki


kepentingan dalam perkara a quo. Dengan demikian,

gu

berdasar hukum bagi Majelis Hakim Kasasi Yang Mulia

untuk membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi TUN

B.

Termohon Kasasi I.

Berdasarkan Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B Nomor: 540.2/09a/

ub
lik

ah

Jakarta dan selanjutnya menolak seluruh Gugatan

RPT.PAN.B/VII/2008, Termohon Kasasi I Tidak Memiliki Kepentingan Dalam

am

Perkara A Quo Karena Tanah yang Dikuasai Termohon Kasasi I Berbeda

ep

dengan Tanah Hak Guna Usaha Milik Pemohon Kasasi

ah
k

15 Berdasarkan Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B


Nomor: 540.2/09a/RPT.PAN.B/VII/2008, tanah yang

In
do
ne
si

dikuasai Termohon Kasasi I berbeda dengan wilayah

disebabkan: (i) rencana tata ruang wilayah yang

diberikan Hak Guna Usaha melalui Surat Keputusan a


quo I dan Surat Keputusan a quo II adalah untuk

perkebunan bukan untuk pertambangan dan (ii) tanah


yang dikuasai pihak ketiga (termasuk Termohon Kasasi
I) disimpulkan untuk dikeluarkan dari Surat Keputusan

lik

a quo I.

Kesimpulan Panitia Pemeriksaan Tanah B Butir 10 menyatakan:

Bahwa peruntukkan/penggunaan tanahnya telah sesuai dengan Rencana Tata


Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Kartanegara

ub

ah

A
gu
ng

Hak Guna Usaha milik Pemohon Kasasi. Hal ini

Kesimpulan Panitia Pemeriksaan Tanah B Butir 11 menyatakan:

ng

Bahwa dengan menganalisis, mencermati permohonan Hak Guna Usaha PT.

on

In
d

gu

Perkebunan Kaltim Utama I, di Kelurahan Teluk Dalam, Dondang, dan Pulau

es

ah

Pemeriksaan Tanah B)

ep

ka

(Butir 10 Halaman 8 Bagian VII tentang Kesimpulan Risalah Panitia

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 52

ep
u

hk
am

53
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

seribu, Kecamatan Muara Jawa, Desa Tani Bakti, Batuah dan Tani Harapan,

Kecamatan Loa Janan, Kelurahan Jawa, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten


Kartanegara,

Propinsi

Kalimantan

Timur

ng

Kutai

seluas

11.607

Ha

dipertimbangkan untuk dapat diberikan Hak Guna Usaha setelah dikurangi areal
yang masuk wilayah Samarinda dan yang dikuasai oleh Pihak III.

gu

(Butir 11 Halaman 8 Bagian VII tentang Kesimpulan Risalah Panitia

Pemeriksaan Tanah B)

16 Hal ini diperkuat oleh Dissenting opinion Dr. Arifin

ah

Marpaung, SH., MHum. selaku Hakim Anggota I

ub
lik

tingkat banding Pengadilan Tinggi TUN Jakarta yang


telah membaca dan memperhatikan Risalah Panitia

am

Pemeriksaan Tanah B, di mana Dr. Arifin Marpaung,


SH., MHum. menyimpulkan bahwa tanah yang dikuasai

ep

Termohon Kasasi I telah dikeluarkan dari Surat

ah
k

Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II.


Meskipun demikian, kedua Hakim lainnya berpendapat
karena

tidak

memeriksa

Risalah

Panitia

In
do
ne
si

lain

A
gu
ng

Pemeriksaan Tanah B secara cermat dan teliti bahkan


kedua Hakim lainnya tidak membahas Risalah Panitia

Pemeriksaan Tanah B dalam Pertimbangan Hukumnya.

Dissenting opinion Dr. Arifin Marpaung, SH., MHum. selaku Hakim Anggota I
tingkat banding Pengadilan Tinggi TUN dikutip sebagai berikut:

setelah dilakukan pengukuran dan pemeriksaan tanah oleh Panitia

lik

Pembanding I tersebut hanya seluas 14.484 Ha, dimana didalamnya termasuk

tanah yang dikuasai oleh pihak lain serta sempadan jalan dan sempadan sungai.
Kemudian setelah Panitia Pemeriksaan Tanah B memeriksa dan melakukan
pengukuran, ternyata tanah pihak lain yang berada diatas lahan yang diukur itu

ub

ah

Pemeriksaan Tanah B, luas lahan yang dimohon Tergugat II Intervensi/

ka

yang luas seluruhnya 5.854,11 Ha. Dengan adanya penguasaan pihak lain seluas

ep

5.854,11 Ha tersebut maka Tergugat I/Pembanding III dalam keputusannya


hanya dapat mengabulkan permohonan Hak Guna Usaha yang diajukan

ah

Tergugat II Intervensi/Pembanding I seluas 8.633,89 Ha. Dengan demikian

terletak di Kelurahan Jawa telah dipertimbangkan oleh Tergugat I/Pembanding

ng

III bahkan telah dikeluarkan dari luas tanah yang dimohon Tergugat II

on
In
d

gu

Intervensi.

es

terbukti bahwa lahan yang dikuasai Penggugat/Terbanding yakni tanah yang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 53

ep
u

hk
am

54
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

(butir 7 halaman 22 Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta)

ng

17 Berdasarkan uraian tersebut di atas, terbukti bahwa


tanah yang dikuasai Termohon Kasasi I berbeda dengan

tanah Hak Guna Usaha milik Pemohon Kasasi. Dengan

gu

demikian, berdasar hukum bagi Majelis Hakim Kasasi

Yang Mulia untuk membatalkan Putusan Pengadilan

C.

Gugatan Termohon Kasasi I.

ub
lik

ah

Tinggi TUN Jakarta dan selanjutnya menolak seluruh

Pengakuan Termohon Kasasi I Bahwa Wilayah Pertambangan Termohon Kasasi


I Terletak di Wilayah Kerja Perusahaan Operator Migas Membuktikan Bahwa

am

Termohon Kasasi I Tidak Memiliki Kepentingan Dalam Perkara A Quo Karena


Tanah yang Dikuasai Termohon Kasasi I Berbeda dengan Tanah Hak Guna

ah
k

ep

Usaha Milik Pemohon Kasasi

18 Termohon Kasasi I dalam Gugatannya secara jelas

In
do
ne
si

mendalilkan bahwa wilayah Kuasa Pertambangan


Pertamina dan wilayah kerja sama pemanfaatan lahan
dengan PT. Medco E&P Indonesia dan Vico Indonesia.
Artinya, wilayah Kuasa Pertambangan Termohon

Kasasi I tidak berada dalam wilayah Hak Guna Usaha


yang dimiliki Pemohon Kasasi. Hal ini dikutip sebagai
berikut:

lik

Bahwa wilayah kuasa pertambangan (WKP) Penggugat berdasarkan KPEksploitasi No. 540/010/KP-Ep/DPE-IV/II/2008 tanggal 19 Februari 2008
masih berada di dalam Wilayah Kerja Pertamina yang dikelola oleh Perusahaan

ub

ah

A
gu
ng

Termohon Kasasi I berada dalam wilayah kerja

Operator Migas yang sejak tanggal 27 Januari 1989 yang telah menguasai

ka

wilayah lahan pertambangan tersebut, dimana Penggugat sebelum melakukan

ep

kegiatan eksploitasi telah terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan

berikut:

Perjanjian pemanfaatan lahan bersama antara PT. Medco E&P Indonesia

ng

(TAC Pertamina-Medco-Sangasanga dengan penggugat tanggal 4 Oktober

on
In
d

gu

2007; dan;

es

ah

Perusahaan Operator Migas tersebut dengan melakukan antara lain sebagai

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 54

ep
u

hk
am

55
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Perjanjian tumpang tindih lahan antara Vico Indonesia dengan penggugat

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tanggal 31 Januari 2008 Migas TAC;

ng

(Paragraf 3 Halaman 15 dan paragraf 1 Halaman 16 Putusan Pengadilan TUN

gu

Jakarta)

12 Lebih lanjut lokasi pengeboran minyak, redis dan Vico


tersebut juga telah dikeluarkan dari Surat Keputusan a

quo I dan Surat Keputusan a quo II. Hal ini


mempertegas bahwa wilayah yang dikuasai Termohon

ub
lik

ah

Kasasi I berbeda dengan wilayah Hak Guna Usaha


milik Pemohon Kasasi.

am

13 Dengan demikian terbukti bahwa Termohon Kasasi I


tidak memiliki kepentingan dalam perkara a quo karena

ep

wilayah Kuasa Pertambangan Termohon Kasasi I tidak

ah
k

berada dalam wilayah Hak Guna Usaha yang dimiliki


Pemohon Kasasi. Oleh karena itu berdasar hukum bagi

A
gu
ng

Putusan

D.

Pengadilan

Tinggi

In
do
ne
si

Majelis Hakim Kasasi Yang Mulia untuk membatalkan


TUN

Jakarta

dan

selanjutnya menolak seluruh Gugatan Termohon Kasasi


I.

Seandainya Pun Ada Wilayah Kuasa Pertambangan Milik Termohon Kasasi I

Yang Terletak di Wilayah Hak Guna Usaha Pemohon Kasasi (quod non),

Pembayaran-Pembayaran Yang Dilakukan Termohon Kasasi I Tidak Melahirkan

lik

ah

Kepentingan Apapun Bagi Termohon Kasasi I

14 Seandainya pun ada wilayah Kuasa Pertambangan

ub

milik Termohon Kasasi I yang terletak di wilayah Hak


Guna Usaha milik Pemohon Kasasi (quod non), maka

ka

harus diperhatikan apakah pembayaran-pembayaran

ep

yang dilakukan oleh Termohon Kasasi I tersebut sudah

ah

sah dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.


dilakukan oleh Termohon Kasasi I bertentangan dengan

ng

ketentuan hukum yang berlaku sebagaimana dijelaskan

on
In
d

gu

di bawah ini.

es

Pada kenyataannya, pembayaran-pembayaran yang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 55

ep
u

hk
am

56
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

15 Seandainya benar Termohon Kasasi I telah melakukan

pembayaran-pembayaran untuk pembebasan tanah,

ng

maka tindakan pembayaran tersebut jelas tidak dapat


dibenarkan karena dilakukan di atas areal tanah yang

sudah diberikan Izin Lokasinya kepada Pemohon

gu

Kasasi. Tindakan pembayaran tersebut melanggar Pasal

8 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala

ah

Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999

tentang Izin Lokasi, di mana pembebasan tanah


hanya dapat dilakukan oleh Pemegang Izin Lokasi

ub
lik

setelah mendapatkan Izin Lokasi.

am

Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi

ep

Pemegang Izin Lokasi diizinkan untuk membebaskan tanah dalam areal Izin

ah
k

Lokasi dari hak dan kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakatan dengan
pemegang hak atau pihak yang mempunyai kepentingan tersebut dengan cara

A
gu
ng

ketentuan yang berlaku.

In
do
ne
si

jual beli, pemberian ganti kerugian, konsolidasi tanah atau cara lain sesuai

pembayaran-pembayaran

sejak

Juni

2007

untuk

pembebasan tanah, maka tindakan pembayaran tersebut


jelas

tidak

dapat

dibenarkan

karena

tindakan

pembayaran tersebut dilakukan tanpa alas hak yang


benar. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

lik

ah

16 Seandainya benar Termohon Kasasi I telah melakukan

Izin Peninjauan yang dimiliki oleh Termohon Kasasi I pada tahun 2005

ub

tersebut tidak memberikan hak prioritas apapun kepada Termohon


Kasasi I (termasuk pembebasan lahan) selain untuk mengenal suatu

ep

ka

wilayah tertentu untuk kepentingan pertambangan. Hal ini sesuai dengan


Penjelasan Surat Keterangan Izin Peninjauan (SKIP) Direktorat Jenderal

ah

Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi Nomor

es

2155/2011/040000/1986 tanggal 19 November 1986:

on
In
d

gu

ng

1. Pengertian dan tujuan SKIP:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 56

ep
u

hk
am

57
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

SKIP adalah merupakan surat keterangan jalan bagi seseorang untuk

memasuki/pengadakan peninjauan umum terhadap suatu wilayah

ng

tertentu dalam jangka waktu 1 (satu) bulan, tujuannya adalah


memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk mengetahui

dan mengenal wilayah yang akan ditinjau tersebut kemungkinan adanya

gu

endapan bahan galian dalam rangka permohonan Kuasa Pertambangan/

Kontrak Karya tanpa memberikan hak prioritas apapun kepada

pemegang SKIP yang bersangkutan.

Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum yang dimiliki oleh Termohon

ub
lik

ah

Kasasi I pada tahun 2005 ditujukan hanya untuk memeriksa adanya

am

bahan galian dalam wilayah Kuasa Pertambangan (bukan Izin untuk


melakukan pembebasan lahan). Hal ini sesuai dengan Pasal 25 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan

ah
k

ep

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan

In
do
ne
si

Pokok Pertambangan:

Pemegang Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum yang menemukan

A
gu
ng

suatu bahan galian dalam wilayah Kuasa Pertambangannya, mendapat


prioritas pertama untuk memperoleh Kuasa Pertambangan Eksplorasi

atas bahan galian tersebut.

Kuasa Pertambangan Eksplorasi yang dimiliki oleh Termohon Kasasi I

pada tahun 2008 ditujukan untuk mendapatkan kepastian tentang adanya

lik

ah

jumlah kadar, sifat dan nilai bahan galian (bukan Izin untuk melakukan

pembebasan lahan). Hal ini sesuai dengan Pasal 26 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
11

tahun

1967

Ketentuan-Ketentuan

Pokok

ep

ka

Pertambangan:

tentang

ub

Nomor

Pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi berhak melakukan segala

ah

usaha untuk mendapatkan kepastian tentang adanya jumlah kadar, sifat

es

dan nilai bahan galian dengan mempergunakan peralatan dan teknik

on
In
d

gu

ng

pertambangan sebaik-baiknya.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 57

ep
u

hk
am

58
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

12 Seandainya benar Termohon Kasasi I telah melakukan


pembayaran-pembayaran,

maka

pembayaran

yang

ng

dilakukan tersebut dilakukan sejak Juni 2007 (pada saat

Termohon Kasasi I belum mendapatkan Izin Lokasi)


sedangkan Pemohon Kasasi telah mendapatkan Izin

gu

Lokasi sejak tanggal 31 Mei 2004 dan telah memohon

Hak Guna Usaha atas tanah tersebut sejak tanggal 21

Februari 2007.

ub
lik

ah

13 Bahwa oleh karena tindakan pembayaran-pembayaran

yang dilakukan oleh Termohon Kasasi I tersebut tidak


dapat dibenarkan maka jelas tidak ada kepentingan

am

yang dirugikan dari Termohon Kasasi I berkaitan


dengan terbitnya Surat Keputusan a quo I dan Surat

ep

Keputusan a quo II. Seandainya pun Termohon Kasasi

ah
k

I merasa kepentingannya dirugikan, Quod Non, maka


hal tersebut jelas bukan akibat dari penerbitan Surat

In
do
ne
si

Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II,

A
gu
ng

melainkan akibat kesalahan/kelalaian dari Termohon


Kasasi I sendiri.

14 Bahwa alangkah ironisnya apabila setiap pengusaha

pertambangan dengan sengaja masuk ke lokasi tanah

yang telah diberikan Izin Lokasinya kepada pihak


tertentu dan kemudian dengan hanya bermodalkan
pembayaran-pembayaran tanpa alas hak yang benar
masyarakat

sekitar

untuk

keperluan

lik

ah

kepada

pembebasan lahan, sudah langsung dapat dianggap

ub

mempunyai kepentingan terhadap lokasi tanah yang

ep

ka

telah dibebaskan tersebut.


15 Bahwa

oleh

karena

tidak

ada

kepentingan

ah

TERMOHON KASASI I yang dirugikan sehubungan

Surat Keputusan a quo II, maka TERMOHON KASASI

ng

jelas

tidak

mempunyai

kapasitas/kualitas

dan

on

kepentingan untuk mengajukan Gugatan a quo terhadap

es

dengan diterbitkannya Surat Keputusan a quo I dan

In
d

gu

Surat Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 58

ep
u

hk
am

59
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) UU

E.

ng

PTUN.

Seandainya Pun Ada Wilayah Kuasa Pertambangan Milik Termohon Kasasi I


Yang Terletak di Wilayah Hak Guna Usaha Pemohon Kasasi (quod non), Hal

gu

Tersebut Tidak Dapat Dijadikan Dasar Untuk Membatalkan Surat Keputusan A

Quo I dan Surat Keputusan A Quo II

16 Seandainya pun ada wilayah Kuasa Pertambangan

ub
lik

ah

milik Termohon Kasasi I yang terletak di wilayah Hak

Guna Usaha milik Pemohon Kasasi (quod non), maka


hal tersebut tidak dapat dijadikan dasar untuk

am

membatalkan Surat Keputusan a quo I dan Surat


Keputusan a quo II karena Kuasa Pertambangan Bukan

ah
k

ep

hak atas tanah.

17 Bahwa hak atas tanah berdasarkan Pasal 16 ayat (1) UU

In
do
ne
si

No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

A
gu
ng

Pokok Agraria adalah hak milik, Hak Guna Usaha, Hak

Guna Bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka


tanah, hak memungut hasil hutan, hak gadai, hak usaha

bagi hasil, hak menumpang, dan hak sewa tanah


sedangkan

keseluruhan

penambangan,

aktivitas

pengolahan

dan

konstruksi,

pemurnian

tidak

termasuk dalam salah satu hak atas tanah sebagaimana


dimaksud dalam UU No. 5 tahun 1960 tentang

lik

ah

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

ub

18 Oleh karena aktivitas penambangan bukan hak atas


tanah maka adanya aktivitas penambangan dimaksud

ep

ka

tidak dapat dijadikan alasan untuk membatalkan hak


atas tanah. Hal ini dipertegas oleh Dissenting Opinion

ah

Dr. Arifin Marpaung, SH., MHum. selaku Hakim

ng

Jakarta yang dikutip sebagai berikut:

on

Bahwa jika ternyata terdapat silang sengketa di lapangan mengenai letak lahan

es

Anggota I tingkat banding Pengadilan Tinggi TUN

In
d

gu

yang menjadi hak masing-masing pemegang ijin pertambangan dengan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 59

ep
u

hk
am

60
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

pemegang ijin perkebunan, maka solusi hukum yang seharusnya ditegakkan

adalah dengan mencari prinsip-prinsip hukum pada rezim hukum masing-

ng

masing yakni hukum pertambangan dengan hukum pertanahan. Prinsip yang

pertama adalah bahwa ijin pertambangan bukanlah hak atas tanah, melainkan
dalam jangka waktu tertentu mengekploitasi tanah untuk menggali bahan

gu

tambang (Lihat Pasal 138 Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batu Bara). Yang kedua bahwa Hak Guna Usaha

ah

merupakan hak atas tanah yang melekat pada subyek selaku pemegang haknya.

Oleh karena itu sekiranyapun ada ijin pertambangan diatas hak atas tanah milik
orang lain, maka ijin pertambangan tidak dapat dijadikan dalih untuk

ub
lik

membatalkan hak atas tanah.

am

(Butir 11 Halaman 24 Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta)


19 Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas telah

ep

terbukti bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi TUN

ah
k

Jakarta telah salah menerapkan hukum khususnya Pasal


53 ayat (1) UU PTUN yang mensyaratkan bahwa untuk

In
do
ne
si

mengajukan Gugatan Tata Usaha Negara harus ada

A
gu
ng

unsur kepentingan Penggugat (in casu Termohon Kasasi

I) yang dirugikan akibat timbulnya Surat Keputusan a


quo I dan Surat Keputusan a quo II.

tumpang tindih di atas lahan Hak Guna Usaha milik

Pemohon Kasasi, Pengadilan Tinggi TUN Jakarta


mempertimbangkan kesepakatan bersama tertanggal 6
Desember 2010 dan juga menggunakan keterangan

lik

ah

20 Bahwa di samping itu untuk membuktikan adanya

saksi-saksi yang baru disampaikan dalam persidangan


pada tahun 2011, di mana hal tersebut jelas merupakan

ub

hal yang baru ada setelah Surat Keputusan a quo I dan

ka

Surat Keputusan a quo II diterbitkan pada tahun 2009

ep

(Post factum). Majelis Hakim Pengadilan Tinggi TUN


Jakarta

seharusnya

mempertimbangkan

keadaan-

ah

keadaan pada saat diambilnya keputusan pejabat tata

keputusan

pejabat

tata

usaha

negara

yang

ng

dipermasalahkan diterbitkan (ex nunc). Hal ini sesuai

on

In
d

gu

dengan definisi asas kecermatan di mana berdasarkan

es

usaha negara (ex tunc) bukan keadaan-keadaan setelah

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 60

ep
u

hk
am

61
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

asas ini, pejabat tata usaha negara sebelum mengambil

keputusan harus mempertimbangkan seluruh dan setiap

ng

hal secara teliti dan seksama. Artinya, hal-hal yang

dipertimbangkan oleh pejabat tata usaha negara tersebut

adalah hal-hal yang telah ada sebelum diterbitkannya

gu

keputusan tata usaha negara bukan hal-hal yang baru

akan ada setelah diterbitkannya keputusan tata usaha

negara.

ah

21 Bahwa

adapun

kesepakatan

bersama

tanggal

ub
lik

Desember 2010 bukan saja merupakan bukti post


factum, namun juga tidak dapat dijadikan dasar bahwa

am

wilayah Kuasa Pertambangan Termohon Kasasi I


terletak di wilayah Hak Guna Usaha milik Pemohon

ep

Kasasi, karena kesepakatan bersama tersebut hanyalah

ah
k

cermin itikad baik dari Pemohon Kasasi untuk


bekerjasama dengan Termohon Kasasi I seandainya ada

In
do
ne
si

wilayah Kuasa Pertambangan Termohon Kasasi I yang

Kasasi (quod non). Di samping itu, kesepakatan


bersama tanggal 6 Desember 2010 jelas-jelas tidak
dapat mengikat Termohon Kasasi II dan Termohon
Kasasi III yang mengeluarkan Surat Keputusan a quo I

dan Surat Keputusan a quo II oleh karena Termohon

Kasasi II dan Termohon Kasasi III jelas-jelas bukan

pihak dalam kesepakatan bersama tanggal 6 Desember


2010 tersebut.

lik

V.

Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta Berdasar Hukum Untuk Dibatalkan


Karena Majelis Hakim Pengadilan Tinggi TUN Jakarta Salah Menerapkan

ub

ah

A
gu
ng

terletak di wilayah Hak Guna Usaha milik Pemohon

ka

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 9 Tahun 1999 Jo. Peraturan

ep

Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 7 Tahun 2007 Jo. Peraturan Menteri

ah

Negara Agraria/Kepala BPN No. 2 Tahun 1999

pokoknya mempertimbangkan bahwa dalam penerbitan

ng

Surat Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II

on

In
d

gu

terdapat cacat substansi karena Termohon Kasasi I dan

es

22 Majelis Hakim Pengadilan Tinggi TUN Jakarta pada

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 61

ep
u

hk
am

62
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Kasasi

II

(i)

tidak

Termohon

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mengindahkan

kepentingan terkait di atas tanah yang diberikan Hak

ng

Guna Usaha berdasarkan Surat Keputusan a quo I dan


Surat Keputusan a quo II dan (ii) tidak dilengkapi

dengan Surat Pernyataan atau Surat Keterangan dari

gu

Kepala Desa atau Lurah setempat mengenai tidak


dalam sengketa maupun tidak terdapat lahan garapan
Tanah B.

ub
lik

ah

masyarakat sebagaimana Analisa Panitia Pemeriksaan

Halaman 18 Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta:

am

bahwa sampai saat dibuatnya Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B aquo


pada kelurahan Jawa (letak tanah yang termuat dalam surat keputusan obyek
sengketa) masih terdapat lahan garapan masyarakat yang telah beralih kepada

ah
k

ep

Penggugat/Terbanding sesuai 16 surat pernyataan pengalihan hak yang dibuat


tahun 2007 bukti P-10 dan dikuatkan dengan surat pernyataan Lurah Kelurahan

Jawa bukti P-23. Dan juga dari bukti T.II.Int-5 diakui adanya tumpang tindih

In
do
ne
si

lahan pada wilayah kuasa pertambangan Penggugat/Terbanding dengan lahan

A
gu
ng

tanah yang termuat dalam obyek sengketa; bahwa dengan demikian

disimpulkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama bahwa dalam pemeriksaan di


persidangan didapat fakta hukum bahwa dalam penerbitan obyek sengketa oleh

Tergugat I/Pembanding III maupun Tergugat II/Pembanding II tidak


memperhatikan saran Panitia Pemeriksaan Tanah B dan diperoleh fakta hukum

di atas tanah yang termuat dalam keputusan obyek sengketa masih terdapat
kepentingan pihak Penggugat/Terbanding berupa lahan yang belum dibebaskan

lik

(Halaman 18 Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta)

ub

ah

23 Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Pengadilan

ka

Tinggi TUN Jakarta tersebut tidak benar dan tidak

ep

berdasar karena Termohon Kasasi II dan Termohon

ah

Kasasi III telah memperhatikan kepentingan terkait


Kasasi III mengeluarkan seluruh kepentingan pihak

ng

terkait dari Surat Keputusan a quo I dan Surat

on

Keputusan a quo II. Hal ini terbukti berdasarkan

es

oleh karena itu Termohon Kasasi II dan Termohon

In
d

gu

halaman 2 huruf d Surat Keputusan a quo I yang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 62

ep
u

hk
am

63
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

dikutip sebagai berikut (Vide Bukti TI-1 = Bukti

ng

T.II.Intv-6):

...
b

Bahwa terhadap tanah yang diberikan Izin Lokasi tersebut setelah dilakukan

gu

pengukuran secara kadasteral, diperoleh hasil pengukuran keliling seluas

14.484 ha yang didalamnya terdapat:

Desa

Tani

Harapan

(1)

...seluas 1.048 ha
sempadan

sungai

(2)

ub
lik

ah

seluas 33 ha

am

sempadan

jalan

(3)

seluas 8 ha

sempadan

jalan

(4)

ah

A
gu
ng

sempadan

jalan

(5)

seluas 30 ha

In
do
ne
si

sempadan

jalan

(6)

seluas 8 ha

sempadan

jalan

(7)

seluas 4 ha

areal

telah

SHM

(8)

seluas 9 ha

pengeboran

minyak

(9)

...seluas 1.148 ha

wilayah Samarinda (a1, a2 dan a3)

lik

ah
k

ep

seluas 13 ha

seluas 1.1378,52 ha

HGU Multi Breder, peternakan ayam, rumah,

ub

ka

pekarangan Desa Tani Bhakti (b) seluas 276,70 ha


rumah, pekarangan Desa Tani Harapan (c)

ep

Dusun

Walimbong

(d)

lokasi

redis

dan

Vico

.seluas 1.034,66 ha

(e)

on

In
d

gu

ng

seluas 233,35 ha

es

ah

...seluas 49,88 ha

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 63

ep
u

hk
am

64
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

wilayah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Desa

Jawa

(j)

..seluas 576,00 ha +

ng

seluruhnya ....seluas
(5.854,11 ha) -

dikeluarkan dari areal yang dimohon, sehingga yang dapat

gu

dipertimbangkan untuk diberikan Hak Guna Usaha menjadi ...seluas


8.633,89 ha

24 Bahwa

ub
lik

(catatan: cetak tebal dan garis bawah oleh PEMOHON KASASI).

ah

(halaman 2 huruf d Surat Keputusan a quo I)

dari

bagian

Pertimbangan

dalam

Surat

am

Keputusan a quo I yang dikutip di atas menunjukkan


bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi TUN Jakarta
yang mempertimbangkan bahwa Termohon Kasasi II
Termohon

ah
k

ep

dan

Kasasi

III

tidak

mengindahkan

kepentingan pihak terkait adalah kesalahan yuridis yang

In
do
ne
si

fatal karena Termohon Kasasi II dan Termohon Kasasi


III telah mengeluarkan seluruh kepentingan pihak

A
gu
ng

terkait seluas 5.854,11 Ha dari Surat Keputusan a quo I


dan Surat Keputusan a quo II.

25 Selanjutnya pertimbangan hukum Majelis Hakim


Pengadilan

Tinggi

TUN

Jakarta

yang

mempertimbangkan bahwa dalam proses penerbitan

Surat Keputusan a quo I terdapat cacat substansi karena

lik

ah

tidak dilengkapi Surat Pernyataan dari Kepala Desa


atau Lurah setempat mengenai tidak dalam sengketa

ub

maupun tidak terdapat lahan garapan masyarakat,


adalah pertimbangan yang tidak benar dan tidak

ka

berdasar karena Kepala Kelurahan Jawa pada tanggal

ep

23 Januari 2007 telah memberikan surat keterangan dan


dukungan bagi Pemohon Kasasi untuk memperoleh

ah

Hak Guna Usaha di mana surat keterangan dan

wilayah Hak Guna Usaha yang dimohonkan Pemohon

ng

Kasasi masih terdapat sengketa ataupun terdapat lahan

on

In
d

gu

garapan masyarakat yang belum dibereskan. Bagian

es

dukungan tersebut tidak akan pernah diberikan apabila

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 64

ep
u

hk
am

65
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Analisa dalam Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B

Propinsi Kalimantan Timur Nomor : 540.2/09.a/

ng

RPT.PAN.B/VII/2008 tanggal 28 Juli 2008 dikutip


sebagai berikut :

gu

9. Bahwa PT. Perkebunan Kaltim Utama I telah memperoleh Surat Keterangan

dan Dukungan dari Kepala Kelurahan Jawa perihal mendukung keberadaan


Januari 2007.

(Butir 9 Halaman 7 Bagian VI Analisa Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B)

ub
lik

ah

permohonan Hak Guna Usaha PT. Perkebunan Kaltim Utama I tanggal 23

am

26 Bahwa secara substansi materil tidak adanya sengketa


dalam wilayah Hak Guna Usaha yang dimohonkan
Pemohon Kasasi diperkuat oleh Panitia Pemeriksaan

ah
k

ep

Tanah B Propinsi Kalimantan Timur di mana Panitia


Pemeriksaan

Tanah

dalam

peninjauannya

di

In
do
ne
si

lapangan, TIDAK menemukan keberatan dari pihak

A
gu
ng

lain atas permohonan Hak Guna Usaha oleh Pemohon


Kasasi.

Bagian

Analisa

dalam

Risalah

Panitia

Pemeriksaan Tanah B Propinsi Kalimantan Timur

Nomor: 540.2/09.a/RPT.PAN.B/VII/2008 tanggal 28


Juli 2008 dikutip sebagai berikut:

12. Bahwa pada saat Panitia Pemeriksaan Tanah B melakukan peninjauan

lik

(Butir 12 Halaman 7 Bagian VI Analisa Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B)

27 Di samping itu, apabila benar Surat Keterangan dari

ub

ah

dilapangan, tidak ditemukan adanya keberatan dari pihak lain.

Kepala Desa atau Lurah bahwa tidak terdapat sengketa

ep

ka

di wilayah yang dimohonkan Hak Guna Usaha belum


terpenuhi, maka Panitia Pemeriksaan Tanah B akan

Risalah Panitia

Pemeriksaan

Tanah

Propinsi

Kalimantan Timur. Pada kenyataannya, satu-satunya

Risalah

Panitia

Pemeriksaan

Tanah

adalah

on

ng

kondisi yang menjadi catatan dalam Kesimpulan

es

ah

mencatat hal tersebut dalam Bagian Kesimpulan dari

In
d

gu

dikeluarkannya areal yang masuk wilayah Samarinda

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 65

ep
u

hk
am

66
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

dan yang dikuasai pihak ketiga dari wilayah Hak Guna

28 Di samping itu Panitia Pemeriksaan Tanah B sendiri

telah berpendapat bahwa tidak ada sengketa dan tidak


ada lahan garapan masyarakat di atas tanah yang

gu

ng

Usaha yang dimohonkan Pemohon Kasasi.

dimohonkan Hak Guna Usaha tersebut. Sedangkan

surat pernyataan atau surat keterangan dari kepala desa

setempat sifatnya hanyalah memperkuat Analisa Panitia

ub
lik

ah

Pemeriksaan Tanah B tersebut dan bukan merupakan

condition sine qua non untuk diterbitkannya Surat


Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II. Lebih

am

lanjut, pendapat Panitia Pemeriksaan Tanah B tersebut


bukan merupakan persyaratan yang diwajibkan oleh

ep

suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku

ah
k

untuk disetujuinya Permohonan Hak Guna Usaha yang

In
do
ne
si

diajukan oleh Pemohon Kasasi (quod non).

A
gu
ng

Bagian Analisa dalam Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B Propinsi

Kalimantan Timur Nomor: 540.2/09.a/RPT.PAN.B/VII/2008 tanggal 28 Juli


2008 dikutip sebagai berikut:

11. Bahwa diatas tanah yang dimohon tidak ada sengketa dan tidak ada lahan
garapan masyarakat, dalam hal ini perlu dikuatkan Surat Pernyataan atau Surat

lik

(Butir 11 Halaman 7 Bagian VI Analisa Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B)

29 Berdasarkan uraian di atas telah terbukti bahwa Surat

ub

ah

Keterangan dari Kepala Desa setempat.

Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II telah

ep

ka

diterbitkan sesuai dengan tata cara dan ketentuan


hukum yang berlaku serta tidak terdapat cacat substansi

ah

dalam penerbitannya. Oleh karena itu sangat berdasar

membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta

In
d

gu

Gugatan Termohon Kasasi I untuk seluruhnya.

on

ng

dan selanjutnya mengadili sendiri dengan menolak

es

hukum apabila Majelis Hakim Kasasi Yang Mulia

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 66

ep
u

hk
am

67
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Karena

VI. Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta Berdasar Hukum Untuk Dibatalkan
Pengadilan

Tinggi

TUN

Jakarta

Telah Lalai

Dalam Acara

ng

(Vormverzuim) Karena Tidak Memberikan Pertimbangan/Alasan Hukum yang

gu

Cukup

30 Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan

Tinggi TUN Jakarta pada paragraf 1 halaman 18


berikut:

ub
lik

ah

Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta adalah sebagai

bahwa dalam pemeriksaan di persidangan didapat fakta hukum bahwa


dalam penerbitan obyek sengketa oleh Tergugat I/Pembanding III maupun

am

Tergugat II/Pembanding II tidak memperhatikan saran Panitia Pemeriksaan


Tanah B dan diperoleh fakta hukum di atas tanah yang termuat dalam keputusan

ep

obyek sengketa masih terdapat kepentingan pihak Penggugat/Terbanding berupa

ah
k

lahan tanah yang belum dibebaskan; bahwa dengan fakta hukum tersebut
Majelis Hakim Tingkat Pertama berpendapat bahwa penerbitan surat keputusan

In
do
ne
si

obyek sengketa oleh Tergugat I/Pembanding III maupun oleh Tergugat II/
Pembanding II telah bertentangan dengan azas-azas umum pemerintahan yang

A
gu
ng

baik khususnya azas kecermatan dan azas akuntabilitas;

Bahwa dengan pertimbangan tersebut maka gugatan Penggugat/Terbanding

yang menuntut agar surat-surat keputusan obyek sengketa dinyatakan batal


beralasan hukum untuk dikabulkan.

(Paragraf 1 halaman 18 Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta)

lik

ah

31 Bahwa dalam pertimbangan tersebut, Majelis Hakim


Pengadilan Tinggi TUN Jakarta langsung berpendapat

ub

bahwa penerbitan Surat Keputusan a quo I dan Surat


Keputusan a quo II bertentangan dengan Asas-asas

ka

Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya Asas

ep

Kecermatan dan Asas Akuntabilitas, tanpa menjelaskan

ah

dan mempertimbangkan mengapa penerbitan Surat


bertentangan dengan Asas Kecermatan dan Asas

on
In
d

gu

ng

Akuntabilitas.

es

Keputusan a quo I dan Surat Keputusan a quo II dinilai

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 67

ep
u

hk
am

68
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

32 Pasal 30 ayat (1) huruf c UU Mahkamah Agung

mengatur bahwa Mahkamah Agung membatalkan

ng

Putusan Pengadilan apabila Majelis Hakim lalai

memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan


perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu

gu

dengan batalnya putusan yang bersangkutan.

Pengadilan-pengadilan dari semua Lingkungan Peradilan karena:


a

ah

Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan


tidak berwenang atau melampaui batas

ub
lik

wewenang;

salah menerapkan atau melanggar hukum

am

yang berlaku;

lalai

memenuhi

ep

diwajibkan

syarat-syarat

oleh

peraturan

yang

perundang-

dengan

batalnya

bersangkutan.

putusan

yang

In
do
ne
si

ah
k

undangan yang mengancam kelalaian itu

109 ayat (1) UU PTUN adalah apabila Majelis Hakim

dalam mengeluarkan suatu putusan, tidak memberikan


alasan hukum apa yang menjadi dasar bagi Majelis

Hakim dalam membuat putusan, dan tidak memuat

sumber hukum tertulis dan tidak tertulis yang dijadikan


dasar untuk mengadili. Kelalaian yang demikian,
Pasal

109

ayat

(2)

UU

PTUN,

lik

berdasarkan

menyebabkan batalnya putusan pengadilan.


Pasal 25 ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan

ub

ah

A
gu
ng

12 Salah satu bentuk kelalaian tersebut berdasarkan Pasal

ka

Kehakiman, mengatur sebagai berikut :

ep

Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan
tersebut, memuat pula pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan yang

es

mengadili.

ah

bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk

In
d

on

Putusan Pengadilan harus memuat :

gu

(1)

ng

Pasal 109 ayat (1) huruf e UU PTUN, menyatakan sebagai berikut :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 68

ep
u

hk
am

69
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

e. Alasan hukum yang menjadi dasar putusan;

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ng

Pasal 109 ayat (2) UU PTUN, menyatakan sebagai berikut :


(2)

Tidak dipenuhinya salah satu ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

gu

ayat (1) dapat menyebabkan batalnya putusan Pengadilan.

13 Hal ini diperkuat oleh Surat Edaran Mahkamah Agung

Nomor 3 Tahun 1974 tentang Pertimbangan Hukum

Putusan Pengadilan yang pada intinya menyatakan


apabila

Majelis

Hakim

tidak/kurang

ub
lik

ah

bahwa

memberikan pertimbangan/alasan hukum, sukar dapat

am

dimengerti ataupun bertentangan satu sama lain, maka


hal tersebut dapat mengakibatkan batalnya putusan
pengadilan yang bersangkutan dalam pemeriksaan di

ah
k

ep

tingkat kasasi.

Butir 3 dan 4 Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 1974,


Dengan tidak/kurang memberikan pertimbangan / alasan, bahkan apabila

A
gu
ng

3.

In
do
ne
si

menyatakan sebagai berikut :

alasan-alasan itu kurang jelas, sukar dapat dimengerti ataupun

bertentangan satu sama lain, maka hal demikian dapat dipandang sebagai
suatu kelalaian dalam acara (vormverzuim) yang dapat mengakibatkan
batalnya putusan pengadilan yang bersangkutan dalam pemeriksaan di
tingkat kasasi.

Mahkamah Agung minta agar supaya ketentuan dalam undang-undang,


yang menghendaki atau mewajibkan pengadilan untuk memberikan alasan

lik

ah

(motiveringplic) dipenuhi oleh saudara-saudara untuk mencegah


kemungkinan batalnya putusan pengadilan apabila tidak memuat alasan-

ub

alasan ataupun pertimbangan-pertimbangan

ep

ka

14 Bahwa batalnya putusan yang diakibatkan karena


Majelis Hakim tidak memberikan pertimbangan/alasan

ah

hukum juga ditegaskan oleh Indroharto dalam bukunya

Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II Beracara di

ng

Pengadilan Tata Usaha Negara, halaman 130, Jakarta :

on

Pustaka Sinar Harapan, cetakan kesembilan Agustus

In
d

gu

2005.

es

berjudul Usaha Memahami Undang-Undang Tentang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 69

ep
u

hk
am

70
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Indroharto dalam bukunya Usaha Memahami Undang-Undang Tentang

ng

Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II Beracara di Pengadilan Tata Usaha


Negara, halaman 130,

Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, cetakan kesembilan

Agustus 2005, menyatakan sebagai berikut :

gu

Tetapi kalau syarat yang tersebut sub a : pada putusan yang bersangkutan tidak

ada judulnya : DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG

ah

MAHA ESA atau tidak disebutkan amar putusannya atau pertimbangan

hukumnya atau tidak disebutkan nama pihak-pihak yang bersengketa


umpamanya, maka sudah tentu putusan demikian itu menjadi batal demi

ub
lik

hukum.

am

15 Bahwa oleh karena Majelis Hakim Pengadilan Tinggi


TUN Jakarta lalai dalam memberikan pertimbangan/

ep

alasan hukum yang cukup mengenai apa yang menjadi


dasar Majelis Hakim Pengadilan Tinggi TUN Jakarta

ah
k

menyatakan bahwa Penerbitan Surat Keputusan a quo I

In
do
ne
si

dan Surat Keputusan a quo II melanggar Asas-asas

Kecermatan dan Asas Akuntabilitas, maka Putusan


Majelis Hakim Pengadilan Tinggi TUN Jakarta tersebut

jelas tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam

Pasal 109 ayat (1) huruf e UU PTUN dan SEMA


Nomor 3 tahun 1974. Dengan demikian berdasarkan

Pasal 30 ayat (1) huruf c UU Mahkamah Agung sangat


berdasar hukum apabila Majelis Hakim Kasasi Yang

Mulia membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Tata

lik

ah

A
gu
ng

Umum Pemerintahan yang Baik khususnya Asas

Usaha Negara Jakarta No. 186/B/2011/PT.TUN.JKT.


tanggal 20 Desember 2011 Jo. Putusan Pengadilan Tata

ub

Usaha Negara Jakarta No. 18/G/2011/PTUN.JKT.


tanggal 4 Juli 2011 dan selanjutnya mengadili sendiri

ka

ep

dengan menolak Gugatan Termohon Kasasi I untuk


seluruhnya.

berpendapat :

mengenai alasan-alasan ad. III.1 s/d III.49 :

ng

Menimbang bahwa terlepas dari alasan-alasan kasasi tersebut diatas, Majelis

on
In
d

gu

Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi berpendapat sebagai berikut :

es

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 70

ep
u

hk
am

71
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa dari hasil penelitian berkas-berkas perkara ternyata bahwa

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

obyek gugatan dalam perkara No. 207 K/TUN/2012 ini berkaitan erat dan

ng

termasuk juga didalam obyek gugatan yang diajukan dalam perkara lain yaitu
perkara No. 163 K/TUN/2012 yang sekarang juga dalam tahap pemeriksaan

ah

gu

kasasi yaitu perkara antara :


I

PT.Perkebunan Kaltim Utama I,

II

Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,

III

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kutai Kertanegara

am

PT. Trisensa Mineral Utama,

ub
lik

melawan

ah
k

ep

Kaitan erat dan persamaan itu adalah bahwa Sertifikat HGU No. 35 yang
menjadi obyek gugatan dalam perkara ini adalah sebahagian dari

Keputusan Tata Usaha Negara Nomor : 75/HGU/BPN.RI/2009 dimana

In
do
ne
si

justru keputusan T.U.N. Nomor ini menjadi obyek gugatan yang meliputi

A
gu
ng

beberapa Sertifikat, yaitu Sertifikat HGU No.33, No. 35 dan No. 37 yang
semuanya termasuk dalam obyek gugatan perkara No. 163 K/TUN/2012

tersebut diatas.

Dengan demikian antara perkara No. 163 K/TUN/2012 dan perkara No.
207 K/TUN/2012 ada keterkaitan satu sama lain yang sangat kuat
(innerlijke samenhang) sebab obyek gugatan kedua perkara itu ada

Bahwa demi untuk menghindari dua putusan akhir yang kontroversial

lik

antara kedua perkara tersebut dan demi untuk menjaga konsistensi putusanputusannya , maka putusan dalam perkara No. 207 K/TUN/2012 ini harus

ub

ah

persamaannya, khususnya dan sepanjang yang menyangkut HGU No. 35.

sinkron dan sejalan dengan putusan perkara No. 163 K/TUN/2012 yang ada

ka

kesamaan khususnya Sertifikat HGU No. 35, yang mana sertifikat tersebut

Bahwa selanjutnya secara berkelebihan (ten overvloede) perlu

dipertimbangkan bahwa surat dari Kuasa Termohon Kasasi (Penggugat Asal

ng

Gugatan) tertanggal 3 Mei 2012 Nomor 283/RP&P/PP-ABN/V/12 perihal :

on

In
d

gu

Penyampaian data Putusan Pidana No. 393/Pid.B/2011/PN.TGR tanggal 8

es

ep

ah

dalam perkara No. 207 K/TUN/2012 juga menjadi obyek gugatannya.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 71

ep
u

hk
am

72
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Nopember 2011, (Putusan Pengadilan Negeri Tenggarong), dst, dan


yang memuat photo copy putusan Pidana a quo menurut hemat Majelis,

ng

Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi tidak dapat diajukan dalam tahap
kasasi ini atau dianggap sebagai bukti dalam perkara kasasi ini, sebab
Mahkamah Agung adalah bertindak sebagai judex yuris dan bukan menjadi

gu

judex Factie.

ub
lik

ah

Disamping itu berdasarkan beberapa yurisprudensi tetap, sebagai berikut:

Putusan MARI No. 93 K/Sip/1969 tertanggal 19 April 1969 yang pada

am

pokoknya berisi :

Akan diajukannya Putusan Pidana oleh Pemohon kasasi, dalam

ep

proses pemeriksaan kasasi perdata tersebut pada hakekatnya adalah

ah
k

merupakan untuk menyampaikan Suatu bukti baru yang hal ini

pemeriksaan tingkat kasasi.

Putusan MARI No. 605 K/Sip/1970 tertanggal 13 Pebruari 1971 yang pada

A
gu
ng

In
do
ne
si

tidak dapat diterima dan tidak dapat dipertimbangkan dalam

pokoknya berisi :
Fakta

kejadian

yang

belum

pernah

dikemukakan

dalam

persidangan, baik pada Pengadilan Negeri maupun pada Pengadilan

Tinggi, hal mana merupakan suatu novum adalah tidak dapat

diajukan dan tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan di

lik

Putusan MARI No. 1544 K/Sip/1976 tertanggal 5 Mei 1979 yang pada
pokoknya berisi :

ub

ah

tingkat kasasi di Mahkamah Agung.

Hal/fakta-fakta baru yang belum/tidak pernah diajukan dalam

ep

ka

persidangan, baik di Pengadilan Negeri maupun di Pengadilan


Tinggi, maka fakta/hal baru tersebut, tidak dapat diajukan dan tidak

Dari ketiga yuriprudensi tetap tersebut, ternyatalah bahwa suatu fakta

ng

baru yang diajukan dalam tingkat kasasi bukan merupakan bukti yang

on

dapat dipertimbangkan dalam tingkat kasasi ini karena suatu bukti baru

es

ah

dapat dipertimbangkan dalam tingkat kasasi.

In
d

gu

pada hakekatnya merupakan NOVUM yang tidak dapat diajukan dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 72

ep
u

hk
am

73
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

dipertimbangkan dalam tahap kasasi ini oleh Mahkamah Agung


sebagai judex yuris bukan sebagai judex factie.

Bahwa sebenarnya dari sejak pemeriksaan semula pada tingkat pertama

ng

4 -

gugatan perkara no. 207 ini seharusnya sudah dinyatakan tidak dapat diterima

gu

atau N.O. (Niet Ontvankelijk Verklaard) dan harus menunggu sampai ada
putusan No. 163 yang objek gugatannya lebih luas tetapi mencakup objek

Oleh karenanya, putusan judex factie dalam perkara ini harus dibatalkan
atas dasar alasan-alasan yang terlepas dari alasan dalam Memori Kasasi

ub
lik

ah

gugatan perkara No. 207 ini.

tersebut diatas dan Majelis Mahkamah Agung menyatakan bahwa gugatan


asal dalam perkara No. 207 K/TUN/2012 ini harus tidak dapat diterima.

am

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim membaca Kontra Memori Kasasi


yang diajukan oleh Termohon Kasasi, ternyata tidak diketemukan dalil-dalil yang

ep

dapat mematahkan alasan-alasan dari Pemohon Kasasi;

ah
k

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas,


maka menurut pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan

In
do
ne
si

permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi : PT. PERKEBUNAN

KALTIM UTAMA I, dengan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha

A
gu
ng

Negara Jakarta No. 186/B/2011/PT.TUN.JKT. tanggal 20 Desember 2011 yang

menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No. 18/G/2011/

PTUN.JKT. tanggal 04 Juli 2011 dan Mahkamah Agung akan mengadili sendiri

perkara ini dengan amar seperti disebutkan dibawah ini;

Menimbang, bahwa oleh karena Termohon Kasasi berada dipihak yang kalah,

maka harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan;

lik

Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang

ub

No. 3 Tahun 2009 serta Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah
dan ditambah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 dan perubahan kedua
dengan Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain

ep

yang bersangkutan;

MENGADILI
permohonan

kasasi

dari

Pemohon

Kasasi

PT.

es

Mengabulkan

ka

ah

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009,

on
In
d

gu

ng

PERKEBUNAN KALTIM UTAMA I, tersebut;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 73

ep
u

hk
am

74
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta No. 186/

B/2011/PT.TUN.JKT. tanggal 20 Desember 2011 jo. putusan Pengadilan Tata Usaha

ng

Negara Jakarta No. 18/G/2011/PTUN.JKT. tanggal 04 Juli 2011;


MENGADILI SENDIRI :

gu

Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

Menghukum Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam semua

tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp. 500.000,- (lima

ah

ratus ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung

ub
lik

pada hari Kamis tanggal 31 Mei 2012 oleh Prof. Dr. Paulus Effendie Lotulung, SH.,
Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yang ditetapkan oleh

am

Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, SH.,
MA., dan Dr. H.M. Hary Djatmiko, SH., M.S.Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota,

ep

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga, oleh Ketua

ah
k

Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Handri Anik

Ketua :

A
gu
ng

Hakim-Hakim Anggota :

on

gu

Jumlah ........

Rp. 6.000,Rp. 5.000,Rp. 489.000,+


Rp. 500.000,-

In
d

ng

Biaya-biaya perkara :
1. Meterai .........................
2. Redaksi ........................
3. Administrasi Kasasi ......

es

ep

ka

ub

lik

ah

In
do
ne
si

Effendi, SH. Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh para pihak;

Panitera Pengganti :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 74

ep
u

hk
am

75
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

es
on
In
d

gu

ng

ah

ep

ka

ub

lik

ah

A
gu
ng

In
do
ne
si

ah
k

ep

am

ub
lik

ah

ASHADI, SH.
NIP. : 220 000 754

In
do
ne
si
a

Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Tata Usaha Negara,

gu

ng

putusan.mahkamahagung.go.id

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 75

Anda mungkin juga menyukai