Anda di halaman 1dari 98

ep

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N
No. 268 K/Pdt/2012

ng

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


MAH KAMAH

AGUNG

memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

gu

berikut dalam perkara:

ah

1. PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PT. BRI) (PERSERO) Tbk.,


berkedudukan di Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46 Jakarta ;

2. DANA PENSIUN BRI (DP BRI), berkedudukan di Jl. Veteran II No. 15

ub
lik

Jakarta, keduanya dalam hal ini memberi kuasa subtitusi kepada:


HERMUT ACHMADI, SH. dan kawan-kawan, para Jaksa Pengacara

am

Negara berkantor di Jl. Sultan Hasanudin No. 1, Kebayoran Baru,


Jakarta Selatan, berdasar-kan surat kuasa subtitusi tanggal

ep

ah
k

September 2011;

28

Para Pemohon Kasasi I juga para Termohon Kasasi II dahulu

melawan

PERSADA

PACIFIC

(PT.

In
do
ne
si

MULIA

A
gu
ng

PT.

Penggugat I, II/para Terbanding-para Pembanding II;


MPPC),

dahulu

berkedudukan di Kuningan Plaza North Tower 10/f Jl. HR. Rasuna

Said Cay. C. 11-14, Jakarta Selatan 12940, sekarang beralamat di


Gedung BRI II, Jl. Jend. Sudirman No. 44-46, Jakarta Pusat,

dalam hal ini memberi kuasa Kepada: IAN PSPP SIREGAR, SH.
Advokat berkantor pada kantor IAN PSPP SIREGAR & REKAN
beralamat di Komplek Ruko Fatmawati Festival No. D-16, Jl. R.S.
berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal 19 Oktober 2011;

lik

ah

Fatmawati, Jakarta Selatan,

ep

Mahkamah Agung tersebut;

ub

Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu Tergugat/


Pembanding I-Terbanding;

ka

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


para Pemohon Kasasi I juga para Termohon Kasasi II dahulu sebagai Penggugat

on

Hal. 1 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

I, II telah menggugat sekarang Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II

es

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 1

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

dahulu Tergugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada


pokoknya atas dalil-dalil:

ng

1. Bahwa Penggugat I memiliki 4 (empat) bidang tanah Hak


Guna Bangunan yaitu terdiri dari:

gu

Hilir,tanah Negara bekas HGB Nomor: 442/Bendungan


Hilir;

Sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 516/Bendungan


Hilir;

Sebidang tahan dengan SHGB Nomor: 1146/Bendungan

ub
lik

ah

Hilir;

am

Sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 2434, tanah Negara


bekas HGB Nomor: 155/Bendungan Hilir;

Seluruhnya seluas 12.193 M2 (dua belas ribu seratus sembilan puluh tiga

ep

ah
k

Sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 2349/Bendungan

meter persegi) terletak di dalam Daerah Khusus lbu Kota Jakarta, wilayah

Jakarta Pusat, Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Bendungan Hilir yang

In
do
ne
si

dikenal sebagai Jalan Jenderal Sudirman Kaveling 44-46, (Buki P.1-P.4);

A
gu
ng

2. Bahwa Penggugat Il telah membebaskan beberapa bidang tanah seluruhnya


seluas + 15.146,06 M2. selain itu juga Penggugat ll telah membebaskan
sebidang tanah yang dulunya berdiri mesjid milik Yayasan Almubarak seluas
+ 1.643.06 M2. Bahwa seluruhnya terdiri dari : (Bukti P-5, P-16);

sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 1311/Bendungan


Hilir;

sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 1336/Bendungan

sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 1433/Bendungan

Hilir,

tanah

Negara

eigendom

Nomor:

6935

sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 1434/ Bendungan

ep

ka

sebagian;

bekas

ub

ah

Hilir;

lik

ah

sebagian;

Sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 1435/Bendungan

on

Hal. 2 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Hilir, tanah Negara bekas eigendom 8526-sebagian;

es

Hirir, tanah Negera bekas eigendom. verp Nomor: 8526 -

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 2

Sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 1436/Bendungan

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Hilir, tanah Negara bekas hak milik Nomor 5/palmerah-

ng

sebagian;

Sebidan! tanah dengan SHGB Nomor: 1437lBendungan

Sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 1438./Bendungan

Hilir, tanah Negara bekas eigendom,Verp Nomor 6935-

gu

Hilir, tanah Negara bekas eigendom Nomor Bb26-sebagian;

Sebagian;

Sebidang tanah dengan SHGB Nomor:2360/Bendungan

ub
lik

ah

Hilir, tanah Negara bekas hak milik Nomor: 2, A, 5,7, /

am

palmerah, hak milik Nomor. 17, 18,19, 21/Bendungan Hilir


dan bekas eigendom Nomor:8526, sebagian;
Sebidang

tanah

dengan

ep

ah
k

SHGB

Nomor:

2367/

BendunganHilir, tanah Negara bekas hak milik Nomor: b/


sisa,

sebagian

dan

l9iBendungan Hilir, sisa, sebagian;

milik

Nomor

Sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 2368/Bendungan

A
gu
ng

hak

In
do
ne
si

palmerah,

Hilir, tanah Negara bekas eigendom Nomor: 8526sebagian;

Sebidang tanah dengan SHGB Nomor: 2969/Bendungan


Hilir, tanah Negara bekas hak milik Nomor 2/palmerah,
sisa, sebagian;

Jalan Jenderal Sudirman Kaveling 44-46;

lik

Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Bendungan Hilir yang di kenal sebagai

ub

3. Bahwa pada tanggal 11 April 1990 telah diadakan perjanjian BOT (Build,
Operate, Transfer) antara Penggugat I yang di wakili oleh Sugianto selaku

ep

Direktur Bank Rakyat Indonesia dengan Penggugat ll yang dulu dikenal


dengan sebutan Yayasan Dana Pensiun BRI (DP-BRl) yang diwakili oleh
Sekretaris dan bertindak untuk dan atas nama Yayasan Dana Pensiun-BRl di

on

Hal. 3 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

mana Penggugat I memberikan hak penuh kepada Penggugat ll untuk

es

Moehamad Moeria Bratamidjaja dan Santobri Rachmat selaku Ketua dan

ka

ah

Terletak di dalam Daerah Khusus lbu Kota Jakarta, Wilayah Jakarta Pusat,

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

menguasai dan melakukan pembangunan gedung BRI ll di atas tanah


Penggugat I untuk kepentingan Penggugat I atas biaya Penggugat ll yang

ng

selanjutnya akan dikelola secara komersil oleh Penggugat ll ("Point 2.1. surat
perjanjian Nomor 52"), (Bukti P.17);

4. Bahwa dalam surat Perjanjian BOT Nomor: 52 jo.Addendum Perjanjian

gu

Nomor: 74 (Bukti P.18) diatur:

a. Penggugat I memberikan hak penuh dan izin kepada Penggugat lI untuk

sesuai rencana dasar yang telah disepakati terhitung sejak tanggal efektif

ub
lik

ah

sampai dengan berakhirnya jangka waktu pengelolaan gedung BRI ll.


(Pasal 1.8);

b. Dalam jangka waktu pengelolaan gedung BRl. ll selama 30 tahun

am

Penggugat ll wajib membayar kepada Penggugat I suatu pembayaran


tahunan sebesar US$ 400.000 (pasal 3.9);

ep

ah
k

menguasai dan melakukan pembangunan gedung BRI ll diatas Blok B

c. Penggugat I memberikan persetujuannya kepada Penggugat ll untuk

menggunakan sebagian dari tanah Penggugat I untuk pembangunan

In
do
ne
si

gedung BRl. llI (Pasal2.5);

A
gu
ng

5. Bahwa pada tanggal 11 April 1990 terah diadakan perjanjian BOT (Build,

operate, Transfer) antara Tergugat yang diwakili oleh Handrian Tjahja selaku

Direktur (Akta perjanjian No.58) yang kemudian dirubah dan ditambah dengan
Addendum perjanjian No. 72, tanggat 24 Mei 1991 yang diwakili oleh Joko
Soegiarto Tjandra selaku Direktur Utama yang keduanya dari dan oleh karena

itu bertindak untuk dan atas nama PT. Mulia Persada Pacific, dengan

lik

Rachmat selaku Ketua dan Sekretaris dan bertindak untuk dan atas nama

Yayasan Dana Pensiun BRl, dimana Penggugat Il memberi mengalihkan

ub

semua hak yang diperoleh dari Penggugat I kepada Tergugat dalam


mengembangkan (membangun) tanah tersebut, (point C Akta Perjanjian
Nomor 58), (Bukti P.19);

ep

6. Bahwa Penggugat ll dan Tergugat bermaksud untuk atas nama Penggugat I


mengembangkan tanah tersebut dengan membangun bangunan perkantoran

Hal. 4 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng
gu
A

on

secara komersil atas biaya Tergugat yang selanjutnya akan dikelola secara

es

berikut fasilitas-fasilitas pendukung rainnya (Gedung. BRI lI) untuk dikelola

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Penggugat Il yang diwakili oleh Moehamad Moelia Bratamidjaja dan Santobri

Halaman 4

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

komersil oleh Tergugat sesuai ketentuan-ketentuan dalam perjanjian, (point E,


F, akta Perjanjian Nomor 58);

ng

7. Bahwa perjanjian yang ada, baik diantara Penggugat I dengan Penggugat ll,
maupun diantara Penggugat ll dengan Tergugat adalah "Perjanjian BOT yang

berisi hak dan kewajiban dari Tergugat untuk mengembangkan (membangun)

gu

diatas tanah milik Penggugat I dan Penggugat ll, mengelola gedung dan

menyerahkan gedung serta hak pengelolaan atas gedung kepada Penggugat

ll pada akhir jangka waktu pengelolaan berdasarkan ketentuan-ketentuan

ub
lik

8. Bahwa dalam Akta Perjanjian Nomor 58 jo. Addendum perjanjian Nomor: 72


diatur dan disepakati kewajiban yang harus dipenuhi oleh Tergugat antara lain
yaitu:

am

ah

perjanjian (Pasal 1.6.Perjanjian Nomor 58);

a. Pembangunan gedung BRI ll sekurang-kurangnya berlantai 27 termasuk

ep

banking hall berikut fasiritas-fasilitas pendukung lainnya serta gedung

ah
k

parkir penunjangnya minimal sebesar + 99.000 M2 (Pasal 1.9.);

b. Jangka waktu pengelolaan 30 tahun (pasal 1.16.);

In
do
ne
si

c. Pembangunan gedung BRI lll yaitu bangunan komersil yang wajib

A
gu
ng

dibangun oleh Tergugat untuk Penggugat ll diatas sebagian blok A,


sebagian blok B, sebagian blok C dengan lantai/tinggi dan luas minimal

sama dengan gedung BRI lI dalam jangka waktu pengelolaan gedung BRI

Il tetapi tidak lebih dari tahun 1995, kecuali apabila Penggugat ll belum
berhasil membebaskan blok C (Pasal 1.11.);

d. Membangun gedung parkir diatas blok A seluas 27.000 M2 . dengan 230

lik

e. Wajib memperbaiki sarana-sarana lingkungan, landscaping, pemagaran,

sarana penunjang seperti sewage treatment plan terutama diblok B (Pasal

ub

3.10);

f. Melaksanakan renovasi lobi gedung BRI I sehingga tampak sepadan


dengan gedung BRI ll dan lift loby lantai lll gedung BRI I yang terletak di

ep

ka

ah

stiker khusus untuk BRI:

atas blok D, serta membuat connecting bridge antara BRI I dan gedung
parkir. Biaya untuk renovasi dan pembuatan connecting bridge tersebut

g. Menyediakan ruangan dan fasilitas untuk shower sejumlah 50 buah di lantai

on

Hal. 5 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

3, gedung parkir untuk keperluan Penggugat ll dan kantin yang merupakan

es

sekurang-kurangnya Rp 2 milyar akan ditanggung Tergugat, (Pasal 3.17);

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 5

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

fasilitas umum gedung dan dapat dipergunakan oleh seluruh penghuni


komplek (Pasal 3.18);

ng

h. Menyediakan ruangan seluas 500 M2 yang merupakan 1 blok area pada


lantai 3 atau lantai 1 gedung parkir sebagai ganti ruang-ruang di gedung
Annex tanpa mengenakan biaya apapun (Pasal 3.19);

Menyediakan lantai atas gedung parkir yang layak untuk dipergunakan

gu

i.

upacara

setiap

upacara-upacara

ah

seperti

upacara

bendera,

peringatan hari-hari besar dan tain-lain serta senam kesegaran jasmani,


bela diri (Pasal 3.20);

j.

resmi

ub
lik

oleh Penggugat ll (tanpa dikenakan biaya apapun) sebagai tempat

Memberi ijin kepada Penggugat Il atau anak perusahaannya untuk

am

menggunakan lantai atas gedung parkir (tanpa dikenai biaya apapun)


sebagai tempat olah raga volley, badminton, tenis meja dengan
kelancaran

operasional

gedung

dan

keselamatan

ep

memperhatikan

ah
k

lingkungan dan semua sarana (alat-alat) merupakan tanggungjawab

Penggugat Il (Pasal 3.20);

In
do
ne
si

k. Apabila gedung BRI IlI telah selesai dibangun, maka kapasitas parkir

A
gu
ng

kompleks tersebut harus ditingkatkan sehingga keseluruhannya dapat


menampung 2400 mobil (Pasal 3.13);

l.

Dalam jangka waktu pengelolaan gedung BRI ll, Tergugat wajib membayar

kepada Penggugat ll suatu pembayaran tahunan sebesar US $ 1,250,000

termasuk pembayaran tahunan yang wajib dibayar oleh Penggugat ll


kepada Penggugat I sebesar US $ 400,00 (Pasal 3.9);

lik

Tergugat akan tetap terikat secara penuh untuk melaksanakan kewajibankewajibannya dalam perjanjian, meskipun telah terjadi penggantian pengurus,

ub

perubahan anggaran dasar atau struktur pemilikan saham dengan kewajiban


bahwa jika terjadi perubahan pengurus, maka Tergugat wajib memberitahukannya segera kepada Penggugat ll (Pasal 10.5 Akta perjanjian Nomor 58 jo.

ep

Addendum Perjanjian Nomor 72);

10. Bahwa kewajiban yang telah dilaksanakan oleh Tergugat sesuai perjanjian

es

Nomor 58 tanggal 11 April 1990 jo. Addendum Perjanjian Nomor 72 tanggal

Hal. 6 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng
gu
A

on

24 Mei 1991 sebagai berikut:

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

9. Bahwa Tergugat menjamin Penggugat Il yaitu selama perjanjian berlaku,

Halaman 6

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

a. Tergugat telah membangun gedung perkantoran komersil untuk DP-BRI di


atas blok B (Gedung BRt Il), berlantai 27 dan fasititas pendukungnya

ng

dengan luas kotor gedung serta gedung parkir minimal 99.000 M2, (Bukti
P.10);

b. Tergugat telah membangun gedung parkir untuk Penggugat Il di atas blok

gu

A yang akan digunakan sebagai tempat parkir dimana Penggugat ll


mendapat 230 stiker bebas parkir, (Bukti P.11);

sehubungan dengan pengelolaan gedung BRI Il kepada DP-BRI sebesar

ub
lik

US $ 1,250,000 (satu juta dua ratus rima puruh ribu USD), (Bukti P.12);
11. Bahwa kewajiban yang belum dilaksanakan oleh Tergugat sesuai dengan
Perjanjian Nomor 58, tanggal 11 April 1990 jo. Addendum Perjanjian Nomor

am

ah

c. Tergugat hingga tahun 2009 telah melaksanakan pembayaran tahunan

72, tanggal 24 Mei 1991 adalah sebagai berikut:

ep

a. Tidak menyediakan ruangan dan fasilitas untuk shower sejumlah 50 (lima

ah
k

puluh) di lantai III gedung parkir untuk keperluan Penggugat ll dan kantin
yang merupakan fasilitas umum gedung dan dapat dipergunakan oleh

A
gu
ng

72);

In
do
ne
si

seluruh penghuni kompleks (vide Pasal 3.18 Addendum Perjanjian Nomor

b. Tidak menyediakan ruangan seluas 500 M2 yang merupakan satu blok


areal pada lantai lll atau lantai 1 gedung parkir untuk keperluan Penggugat

ll sebagai ganti ruang-ruang di gedung Annex tanpa mengenakan biaya


apapun kepada Penggugat ll (vide Pasal 3.19 Addendum perjanjian Nomor
72);

c. Tidak menyediakan lantai atas gedung parkir yang layak digunakan oleh

lik

senam kesegaran jasmani, bela diri, tempat olah raga volley, badminton,
tennis meja (vide pasal 3.20 Addendum Perjanjian Nomor 72);

ub

ah

Penggugat ll, Penggugat I, atau anak perusahaan untuk tempat upacara,

d. Tidak melakukan pemagaran sepenuhnya yaitu antara tanah milik


Penggugat l/Penggugat ll yang berbatasan dengan fasilitas umum/tanah

ep

ka

milik GKBI yang terletak di Jl. Jenderal sudirman Kav 44-46 Jakarta, (vide
pasar 3.10 Addendum perjanjian Nomor 72):

ng

melakukan penagihan supaya Tergugat memenuhi beberapa kewajibannya

on

Hal. 7 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

atas gedung BRI ll yang diatur dan disepakati dalam perjanjian Nomor 58,

es

12. Bahwa sekalipun Penggugat Il terah berkali-kali memberi peringatan/

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 7

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tanggal 11 April 1990 jo. Addendum Perjanjian Nomor 72, tanggal 24 Mei

1991 yang belum dilaksanakan, namun sama sekali tidak diperhatikan

ng

Tergugat, oreh karenanya Tergugat telah melakukan perbuatan ingkar janji


(wanprestasi) terhadap Penggugat lI dan Penggugat l;

13. Bahwa pada tanggat 11 April 1990 tetah diadakan perjanjian BOT (Build,

gu

Operate, Transfer) antara Tergugat yang diwakili oleh Handrian Tjahja selaku

Direktur (Akta Perjanjian Nomor 62) yang kemudian dirubah dan ditambah

dengan Addendum Perjanjian No.73 tanggal 24 Mei 1991 yang diwakili oleh

Joko Soegiarto Tjandra selaku Direktur Utama dengan Penggugat ll yang

ub
lik

ah

diwakili oleh Moelia Bratamidjaja dan Santobri Rachmat selaku Ketua dan
sekretaris dan bertindak untuk dan atas nama Yayasan Dana Pensiun-BRl
dan gedung perkantoran kedua (gedung BRI lIl) berikut fasilitas-fasilitas
pendukungnya untuk dikelola secara komersil (point C, D Akta perjanjian

ep

ah
k

am

dimana Penggugat ll mewajibkan Tergugat untuk membangun gedung parkir

Nomor 62 jo.Addendum Perjanjian Nomor 73), (Bukti P.20);

14. Bahwa dalam Akta Perjanjian Nomor 62 jo. Addendum perjanjian Nomor 73

In
do
ne
si

diatur dan disepakati antara lain yaitu:

A
gu
ng

a. Tergugat wajib mulai membangun gedung BRI lll di atas sebagian blok A,
sebagian blok B, dan blok C dengan lantai/ tinggi dan luas minimal sama
dengan gedung BRI ll dalam jangka waktu pengelolaan gedung BRI tetapi
tidak tebih dari tahun 1995 (Pasal 1.10);

b. Tergugat wajib membangun gedung parkir di atas blok A dengan kapasitas


sekurang-kurangnya 1.300 mobil yang harus selesai selambat-lambatnya

lik

c. Jangka waktu perjanjian 30 tahun (Pasal 1.18);

d. Tergugat wajib untuk mengelola, mengurus, memelihara dan merawat


gedung parkir dan gedung BRI III atas biayanya sendiri dan agar pada

ub

ah

sama dengan selesainya pembangunan gedung BRI ll (Pasal 3.1);

akhir jangka waktu pengelolaan gedung parkir dan gedung BRI III (Pasal
-

Gedung parkir dan gedung BRI III diserahkan kepada Penggugat II

ep

ka

3.6);

ah

dalam keadaan terawat baik, lengkap dan layak untuk dioperasikan


Fasilitas-fasilitas umum yang ada dalam keadaan berjalan lancar dan

on

Hal. 8 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

berfungsi dengan baik;

es

sebagai gedung parkir dan perkantoran komersil;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 8

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

e. Dalam jangka waktu pengelolaan gedung BRI lll, Tergugat wajib


membayar kepada Penggugat il suatu pembayaran tahunan sebesar US $

ng

1.250.000; (Pasal 3.10);

f. Tergugat wajib memperbaiki sarana-sarana lingkungan, landscaping,

pemagaran, sarana penunjang seperti sewage treatment, terutama di atas

gu

blok A dan blok C;

15. Bahwa kewajiban PT. MPPC yang telah diatur dan disepakati oreh para pihak

yaitu membangun gedung parkir dan gedung perkantoran kedua (gedung BRI

lll) yang dituangkan datam Akta Perjanjian Nomor 62 jo. Addendum Perjanjian

ub
lik

sekalipun Penggugat ll telah berkali-kali memberi peringatan/melakukan


penagihan pembangunan gedung BRI lll dan juga memenuhi beberapa
kewajibannya atas gedung BRI ll;

16. Bahwa oleh karenanya Tergugat telah melakukan perbuatan ingkar janji

ep

ah
k

am

ah

Nomor 73 sama sekali belum dilaksanakan/direalisasikan oleh Tergugat,

(Wanprestasi) terhadap Penggugat ll;

17. Pasal 1338 KUHPerdata menyebutkan:

In
do
ne
si

"Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang undang

A
gu
ng

bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali
selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik;

18. Pasal 1243 KUHPerdata menyebutkan:

"Penggantian biaya rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan,

lik

memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus

waktu yang telah dilampaukannya";

ub

diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang

19. Berdasarkan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata di atas semua perjanjian

ep

yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya dan perjanjian tersebut harus dilaksanakan dengan itikad baik;
20. Bahwa oleh karena terhadap Tergugat telah berkali-kali diberi peringatan/

ka

ah

barulah mulai diwajibkan, apabita siberutang, setelah dinyatakan lalai

on

Hal. 9 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

kewajibannya atas gedung BRI ll oleh Penggugat ll tetapi Tergugat tetap tidak

es

penangguhan pembangunan gedung BRI lll dan memenuhi beberapa

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 9

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mengindahkannya, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 1238 KUHPerdata


Tergugat telah melakukan perbuatan ingkar janji (Wanprestasi);

ng

21. Bahwa hingga saat ini gedung BRI ll yang telah terbangun, masih dalam
pengelolaan Tergugat dengan tetap membayar biaya pertahun sebesar US $
1.250.000 kepada DP-BRI;

gu

22. Bahwa dengan belum dibangunnya gedung BRI lll oleh Tergugat yang

seharusnya mulai dibangun tidak lebih dari tahun 1995 dalam waktu 24 (dua

puluh empat bulan), maka hingga Tahun 2010, Penggugat ll telah mengalami

ub
lik

uang pemasukan atas gedung BRI lll dari Tergugat;


23. Pasal 1244 KUHPerdata menyebutkan:

"Jika ada alasan untuk itu, si berutang harus dihukum mengganti biaya, rugi
dan bunga apabila ia tak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak pada
waktu yang tepat dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan suatu hal yang

ep

ah
k

am

ah

kerugian selama 12 (dua belas) tahun, karena sama sekali tidak memperoleh

tak terdugapun tak dapat dipertanggungjawabkan padanya, kesemuanya itu

pun jika itikad buruk tidaklah ada pada pihaknya";

In
do
ne
si

24. Pasal 1246 KUHPerdata menyebutkan:

A
gu
ng

"Biaya, rugi, dan bunga yang oleh siberpiutang boleh dituntut akan
penggantiannya, terdirilah pada umumnya atas rugi yang telah dideritanya

dan untung yang sedianya harus dapat dinikmatinya dengan tak mengurangi
pengecualian-pengecualian serta perubahan-perubahan yang akan disebutkan dibawah ini";

25. Berdasarkan ketentuan Pasal 1244 dan 1246 KUHPerdata, apabila suatu
mengganti biaya, rugi dan bunga;

lik

ah

perikatan tidak dipenuhi maka terhadap si berutang dapat dituntut untuk

ub

BOT gedung BRI ll (Perjanjian Nomor 58 jo. Addendum Perjanjian Nomor 72)
serta perjanjian BOT llI (Perjanjian Nomor 62 jo. Addendum Perjanjian Nomor

ep

73), maka kerugian yang diderita oleh Penggugat I dan Penggugat ll berkaitan
dengan investasi terhadap asset Negara akibat perbuatan ingkar janji

(Wanprestasi) oleh Tergugat yaitu:

Hal. 10 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng
gu
A

on

di lantai lll gedung parkir untuk keperluan Penggugat ll dan kantin yang

es

a. Tidak memiliki ruangan dan fasilitas untuk shower sejumlah 50 (lima puluh)

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

26. Bahwa dengan ingkar janjinya (Wanprestasi) Tergugat terhadap perjanjian

Halaman 10

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

merupakan fasilitas umum gedung dan dapat dipergunakan oleh seluruh


penghuni kompleks (vide pasal 3.18 Addendum perjanjian Nomor 72);

ng

b. Tidak memiliki ruangan seluas 500 M2 yang rnerupakan satu blok areal
pada lantai lll atau lantai 1 gedung parkir untuk keperluan Penggugat ll

sebagai ganti ruang-ruang di gedung Annex tanpa mengenakan biaya

gu

apapun kepada Penggugat Il (vide Pasal 3.19 Addendum perjanjian Nomor


72);

c. Tidak memiliki lantai atas gedung parkir yang layak digunakan oleh

Penggugat ll, Penggugat I atau anak perusahaan untuk tempat upacara,

ub
lik

ah

senam kesegaran jasmani, bela diri, tempat olah raga voiley, badminton,
tennis meja (vide Pasal 3.20 Addendum Perjanjian Nomor 72);

am

d. Tidak memiliki/ada pemagaran sepenuhnya yaitu antara tanah milik


Penggugat l/Penggugat Il yang berbatasan dengan fasilitas umum/tanah

ep

milik GKBI yang terletak di Jl. Jenderal sudirman Kav. 44-46 Jakarta (vide

ah
k

Pasal 3.10 Addendum Perjanjian Nomor: 72);

1998

sampai

dengan

tahun

2010,

seluruhnya

sejumlah

In
do
ne
si

tahun

e. Kehilangan memperoreh pendapatan dari pembayaran tahunan sejak

A
gu
ng

Rp 347.801.350.125; (tiga ratus empat puluh tujuh milyar delapan ratus


satu juta tiga ratus lima puluh ribu seratus dua puluh lima rupiah) ;

Jk. Waktu Future


(31.01.201 Value
0)
12
3.896

Nilai US$
(31.01.2010)

1998

Cash In
Flow (US
S)
1.250.000

1999
2000

1.250.000
1.250.000

11
10

3.479
3.106

4.348.125
3.882.250

2001

1.250.000

2.773

3.466.375

2002
2003
2004
2005
2006

1.250.000
1.250.000
1.250.000
1.250.000
1.250.000

8
7
6
5
4

2.476
2.211
1.974
1.762
1.574

3.095.000
2.763.375
2.467.250
2.202875
1.966.875

2007
2008
2009
2010

1.250.000
1.250.000
1.250.000
1.250.000

3
2
1
0

1.405
1.254
1.120
1.000

1.756.125
1.568.000
1.400.000
1.250.000

Denda US $
(31.01.2010)

Jumlah US $
(31.01.2010)

ub

35.036.250

Jumlah Rp
(31.01.2010)

lik

4.870.000

2.102.175

ep

TOTAL

37.138.425

347.801.350.125

Hal. 11 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng
gu
A

on

BOT yang akan berakhir pada tahun 2022 yang nilainya pada tahun 2010

es

f. Kehilangan kesempatan memperoleh gedung BRI lll pada akhir periode

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Tahun

Halaman 11

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

diperkirakan Rp 887.040.000.000; (delapan ratus delapan puluh tujuh


milyar empat puluh juta rupiah);

ng

27.Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 angka 10 surat perjanjian BOT Nomor


62 tanggar 11 April 1999 jo. Addendum Perjanjian Nomor 73 tanggal 24 Mei

1991, Tergugat wajib membayar biaya pertahun kepada Penggugat ll dimana

gu

pembayaran pertama dilakukan 6 (enam) bulan sejak tanggal efektif


pengoperasian gedung BRI III. Namun sampai gugatan ini didaftarkan di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, gedung BRI lll belum dibangun oleh

28.Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUHPerdata,


sehubungan dengan Wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat terhadap
Penggugat I serta Penggugat Il dan mengakibatkan kerugian terhadap
Penggugat I serta Penggugat Il, maka para Penggugat mempunyai hak untuk

ep

ah
k

ub
lik

dibayarkan;

am

ah

Tergugat sehingga biaya tahunan yang wajib dibayarkan oleh MPPC tidak

menuntut pembatalan perjanjian dan menuntut pembayaran ganti rugi;

29. Bahwa guna menjamin agar hak-hak para Penggugat tidak bersifat illusoir,

In
do
ne
si

maka sesuai dengan ketentuan Pasal 227 HlR sita jaminan perlu diletakkan

A
gu
ng

terhadap harta milik Tergugat atau harta yang dikuasai oleh Tergugat;

30.Bahwa gugatan ini didasarkan pada bukti-bukti yang kuat, sehingga

berdasarkan ketentuan Pasal 180 HIR putusan didalam perkara ini harus
merupakan putusan yang dapat dilaksanakan lebih dahulu sekalipun ada
perlawanan, permohonan banding atau permohonan kasasi;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, para Penggugat mohon

kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya memberikan putusan sebagai

lik

ah

berikut:
DALAM PUTUSAN SELA:

para Penggugat;

ub

1. Mengabulkan permohonan sita jaminan yang diajukan oleh

ka

2. Meletakkan sita jaminan terhadap bangunan yang dikenal

ep

dengan nama bangunan BRI ll;

ah

3. Meletakkan sita jaminan terhadap semua uang yang diperoleh

para pengguna gedung BRI ll kepada Penggugat atas

on

Hal. 12 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

penggunaan bangunan BRI ll;

es

oleh Tergugat dari pembayaran uang yang dibayarkan oleh

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 12

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

DALAM POKOK PERKARA:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

ng

2. Menyatakan Tergugat telah melakuan perbuatan ingkar janji


(wanpretasi) yang merugikan para Penggugat;

gu

3. Menyatakan Perjanjian Nomor 58 tanggal 11 April 1990 dan


Addendum Perjanjian Nomor 72 tanggal 24 Mei 1991 yang
berhubungan dengan Gedung BRI ll berakhir karena terjadinya

Wanprestasi terhitung sejak tanggal didaftarkannya gugatan


ini;

ub
lik

ah

4. Menyatakan Perjanjian Nomor 62 tanggal 11 April 1990 dan


Addendum Perjanjian Nomor 73 tanggal 24 mei 1991 yang

am

berhubungan

dengan

Gedung

BRI

lll

berakhir

karena

terjadinya Wanprestasi terhitung sejak tanggal didaftarkannya

ep

gugatan ini;

ah
k

5. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan Gedung BRI Il,

Gedung parkir dengan seluruh fasilitas yang ada beserta hak

In
do
ne
si

pengelolaannya kepada Penggugat I melalui Penggugat ll;

A
gu
ng

6. Menetapkan uang paksa (dwangsom) sebesar Rp 100.000.000

(seratus juta rupiah) per hari untuk setiap hari Tergugat lalai

melaksanakan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam


angka 5 di atas;

7. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi berupa

pembayaran tahunan sewa Gedung BRI lll yang seharusnya


sudah diterima Penggugat ll sejak tahun 1998 kepada

lik

ah

Penggugat ll sebesar Rp 347.801.350.125,- (tiga ratus empat


puluh tujuh milyar delapan ratus satu juta tiga ratus lima puluh

ub

ribu seratus dua puluh lima rupiah);

8. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada

2010 sejumlah

ep

ka

Penggugat ll kehilangan nilai Gedung BRI lll yang pada tahun


Rp 887.040.000.000,- (delapan

ah

ratus delapan puluh tujuh milyar empat puluh juta rupiah);

on

Hal. 13 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

per tahun (suku Bunga Acuan Penjaminan Lembaga Penjamin

es

9. Menghukum Tergugat untuk membayar bunga sebesar 6,5 %

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 13

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Simpanan) dikalikan dengan jumlah ganti rugi yang harus


dibayarnya kepada Penggugat l/Penggugat ll;

ng

10. Menyatakan sita jaminan sah dan berharga;

11. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu

gu

walaupun ada upaya verstek, banding dan kasasi (uitvoorbaar


bij voorraad);

12. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;

Bahwa terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat telah mengajukan

ub
lik

sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI:
-

Mohon Majelis Hakim menolak gugatan Penggugat I dan Penggugat ll untuk


seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat I dan

ep

Penggugat ll tidak dapat diterima dengan alasan-alasan hukum sebagai


berikut:

ah
k

am

ah

eksepsi dan gugatan balik (rekonvensi) yang pada pokoknya atas dalil-dalil

I. Alasan penolakan pertama : Penggugat I dan Penggugat II tidak berhak

In
do
ne
si

memberikan surat kuasa, kepada Kejaksaan R.I. karena Penggugat I dan

A
gu
ng

Penggugat II bukan negara atau pemerintah;

I.1. Bahwa Penggugat I dan Penggugat I bukanlah Badan Usaha Milik

Negara yang seluruh modalnya dimiliki Negara dan tidak terbagi atas
saham, sehingga seandainya yang dipersoalkan adalah tanah seluas
12.193 M2 atas nama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan
tanah seluas 16.789 M2 atas nama Dana Pensiun Bank Rakyat

lik

ASSET NEGARA, melainkan asset swasta in casu asset PT Bank


Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan asset Dana Pensiun Bank Rakyat
lndonesia;

ub

ah

lndonesia, maka jelas tanah tersebut bukan TANAH NEGARA ATAU

I.2. Bahwa Penggugat I dan Penggugat ll tidak berhak memberikan surat

ep

ka

Kuasa Khusus dengan Hak substitusi kepada Jaksa Agung Muda


Perdata dan Tata Usaha Negara, karena Penggugat I dan Penggugat ll

es
on

Hal. 14 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

murni;

ah

bukanlah Negara atau Pemerintah, melainkan badan hukum swasta

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 14

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

I.3. Bahwa Pasal 1 ayat (2) UU No. 17 Tahun 2002 tentang Keuangan

Negara, mengatur sebagai berikut: "pemerintah adalah pemerintah

ng

pusat dan/atau pemerintah daerah";

I.4. Bahwa mengenai siapa yang berwenang mewakili pemerintah dapat

dilihat dari Pasal 1 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 tentang

gu

pemerintahan Daerah, mengatur: "Pemerintah pusat selanjutnya

disebut pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang

memegang kekuasaaan pemerintahan Negara Repubtik Indonesia


sebagaimana

dimaksud

dalam

Undang-Undang

Dasar

Negara

ub
lik

ah

Republik lndonesia Tahun 1945". Sedangkan siapa yang berwenang


mewakili pemerintah Daerah berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UU No. 32

am

Tahun 2004: Pemerintah daerah adalah Gubernur, bupati atau


walikota,

dan

perangkat

sebagai

unsur

penyelenggara

ep

pemerintahan daerah;

daerah

ah
k

I.5. Bahwa karenanya, jika dalam perkara a quo, Penggugat I dan

Penggugat Il diwakili oleh Jaksa yang bertindak selaku pengacara

In
do
ne
si

Negara maka terbukti:

A
gu
ng

Pertama (l) : Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk


dan Direksi Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia tidak berwenang

mewakili negara atau pemerintah memberikan kuasa kepada Jaksa

Pengacara Negara melainkan yang berwenang adalah Presiden R.I.


atau Aparat Pemerintah Daerah;

Kedua (ll) : Jaksa pengacara Negara hanya dapat bertindak untuk dan

lik

Presiden R.I. selaku Kepala Negara yang berwenang untuk bertindak


mengatasnamakan negara dan/atau pemerintah berdasarkan UndangUndang;

ub

ah

atas nama negara dan/atau pemerintah, berdasarkan surat kuasa dari

I.6. Bahwa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku Penggugat I

ep

ka

dan Dana Pensiun BRI selaku Penggugat Il adalah BADAN HUKUM


BERBEDA dengan NEGARA SEBAGAI BADAN HUKUM;

berpendapat

"Dalam

hal

pendirian

perseroan

terbatas,

ng

pemerintah tidak dapat bertindak menggunakan kekuasaan dan

on

Hal. 15 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

kewenangan publiknya untuk mengatur mengelola perseroan. Hal

es

S.H.,

ah

I.7. Bahwa Ahli Hukum Keuangan Publik, Prof. Dr. Arifin P. Soeria Atmadja,

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 15

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mana disebabkan keikutsertaan pemerintah dalam perseroan bertindak


sebagai badan hukum privat sehingga tanggung jawab pengelolaannya

ng

pun tidak dapat dibebankan pada pemerintah sebagai badan hukum


publik., Hal ini berarti PT Bank Rakyat lndonesia (Persero) Tbk

gu

sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perseroan


Terbatas (PT) memiliki akibat hukum bahwa kedudukan pemerintah

dalam perseroan terbatas TIDAK DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI


MEWAKILI NEGARA SEBAGAI BADAN HUKUM PUBLIK;

I.8. Bahwa subyek hukum didalam ranah hukum perdata antara lain adalah

ub
lik

ah

orang perorangan dan badan hukum. Untuk tidak menyesatkan Majelis


Hakim Yang Mulia bahwa Penggugat I dan Penggugat Il seakan-akan

am

merupakan Negara dan pemerintah sehingga berhak menunjuk Jaksa


Pengacara Negara, Tergugat mengkutip tulisan DR. Ridwan Khairandy,

ep

SH. MH., yang berjudul: "Analisis putusan lvlahkamah Agung Mengenai

ah
k

Kepailitan PT Dirgantara lndonesia", dimuat di Majalah Jurnal Hukum

In
do
ne
si

berikut :

Bisinis, Volume 28 No. 1 Tahun 2009, halaman 30 sampai 35 sebagai

A
gu
ng

"PT oleh hukum dipandang, memiliki kedudukan mandiri terlepas dari


orang atau badan hukum lain dari orang yang mendirikannya. Di satu
pihak PT merupakan wadah yang menghimpun orang-orang yang

mengadakan kerjasama dalam PT, tetapi di lain pihak segala


perbuatan yang dilakukan dalam rangka kerjasama dalam PT itu oleh

hukum dipandang semata-mata sebagai perbuatan badan itu sendiri.

jika

lik

hak dan harta kekayaan badan itu sendiri. Demikian pula sebaliknya
terjadi suatu utang atau kerugian dianggap menjadi beban PT

sendiri yang dibayarkan dari harta kekayaan PT. (mengutip Rudhy

ub

ah

Oleh karena itu segala keuntungan yang diperoleh dipandang sebagai

Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas disertai dengan

modal

pada

ah

Penyetoran

saat

pendirian

maupun

pada

saat

penambahan modal PT dalam bentuk saham merupakan suatu


adalah

keikutsertaan

seseorang

on

gu
A

penyertaan

Hal. 16 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

Suatu

ng

penyertaan.

es

1995 halaman 9);

ep

ka

ulasan Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1995, Alumni, Bandung,

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 16

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mengambil bagian dalam suatu badan hukum. Penyertaan itu


diwujudkan melalui lembaga saham (mengutip Rudhy Prasetya).

ng

Wujud penyertaan itu adalah penyetoran sejumlah nilai nominal saham


yang telah ditentukan dalam Anggaran Dasar. Penyetoran atas saham

gu

itu sendiri menurut Pasal 27 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1995 dapat
berwujud uang atau bentuk lainnya;

Secara yuridis, modal yang disertakan ke dalam perseroan bukan lagi


menjadi kekayaan orang menyertakan modal, tetapi menjadi kekayaan
perseroan itu sendiri. Di sini terjadi pemisahan kekayaan antara

ub
lik

ah

kekayaan pemegang saham dan perseroan. Dengan karakteristik yang


demikian, tanggung jawab pemegang saham atas kerugian atau utang

am

perseroan juga terbatas. Utang atau kerugian tersebut semata-mata


dibayar secukupnya dari harta kekayaan yang tersedia dalam

ep

ah
k

perseroan.

Dengan konsep yang demikian itu, maka ketika Negara menyertakan

In
do
ne
si

modalnya dalam bentuk saham ke dalam Persero dari kekayaan


Negara yang dipisahkan, demi hukum kekayaan itu kekayaan Persero.
lagi

menjadi

A
gu
ng

Tidak

kekayaan

Negara.

Konsekuensinya

segala

kekayaan yang didapat baik melalui penyertaan Negara maupun yang

diperoleh dari kegiatan bisnis Persero, demi hukum menjadi kekayaaan


Persero itu sendiri;

Ketika pemerintah melalui mengambil inisiatif untuk menghapus Pasal

19 dan 20 PP No. 14 Tahun 2005 tentang tata cara Penghapusan

lik

"selanjutnya, pengurusan piutang perusahaan negara/daerah dilakukan


berdasarkan UU Perseroan Terbatas dan UU Badan Usaha Milk
Negara. Jadi, disebutkan bahwa aturan yang mengatur bank-bank

ub

ah

piutang Negara/Daerah Menteri Keuangan menyatakan:

Usaha Milik Negara.

ep

ka

BUMN adalah UU Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Badan

ah

Akhirnya, pemerintah melalui PP No. 39 Tahun 2006 menghapus Pasal


No. 33 Tahun 2006 menentukan pada saat berlakunya PP ini mulai

on

Hal. 17 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

berlaku:

es

19 dan pasal 20 PP 14 Tahun 2005. Selanjutnya Pasal Il ayat (1) PP

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 17

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

a. Pengurusan piutang Negara/Daerah untuk selanjutnya dilakukan


sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

ng

dibidang perseroan Terbatas dan Badan Usaha Milik Negara


beserta peraturan pelaksanaannya;

gu

b. Pengurusan Piutang BUMN/Persero;

Dengan ketentuan terlihat jelas piutang-piutang BUMN, Persero tidak

dapat dikategorikan sebagai piutang negara, tetapi piutang-piutang

BUMN sendiri. Oleh karena piutang merupakan bagian kekayaan


perseroan, maka keseluruhan kekayaan yang dimiliki BUMN adalah

ub
lik

ah

BUMN itu sendiri, bukan kekayaan Negara.

Oleh karenanya, jika Penggugat I dan Penggugat II mendalilkan tanah

am

Penggugat I dan Penggugat II sebagai Asset Negara sehingga


menunjuk Jaksa Pengacara Negara sebagai kuasa hukumnya, maka

ah
k

ep

Surat Kuasa tersebut adalah KELIRU DAN SALAH, sehingga terbukti


Surat Kuasa Penggugat I dan Penggugat II cacad hukum;

In
do
ne
si

I.9. Bahwa dengan demikian Penggugat I dan Penggugat ll tidak dapat


dikatakan sebagai bagian dari negara dalam kapasitas sebagai badan

A
gu
ng

hukum publik ataupun sebagai bagian dari pemerintahan, sehingga


tidak berhak memberi kuasa kepada Jaksa Agung Muda Perdata dan
Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung Republik Indonesia;

II. Alasan penolakan kedua (Il): Surat kuasa Penggugat I dan Penggugat II cacat

hukum karena bukan surat kuasa bersifat khusus dan bahkan tidak

menyebutkan ke Pengadilan mana gugatan akan diajukan dan tidak

lik

(PMH) dan tidak ada kuasa berisi untuk menuntut ganti rugi;

Cacat Hukum Pertama: Surat Kuasa Penggugat I dan Surat Kuasa Penggugat

ub

ll bersifat Surat Kuasa Umum;


Surat Kuasa Penggugat I;

ep

2.1. Bahwa jika diamati, Surat Kuasa Khusus dengan Hak Substitusi dari
Penggugat I kepada Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha
Negara Nomor: 58-DIR/HKM/02/2010 tanggal 19 Februari 2010 yang

ah

ka

ah

menyebutkan gugatan perihal wanprestasi atau perbuatan melawan hukum

es
on

"SURATKUASA
Nomor:B.58-DIR/HKM/02/2010

Hal. 18 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

sebagian dikutip kembali berbunyi : ----------------*-

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 18

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

PT. BANK RAKYAT INDONESIA


(PERSERO)

(tanda tangan)

(tanda tangan + Materai)

EDWIN P SITUMORANG, SH, MH

SOFYAN BASIR
DIREKTUR UTAMA

lik
ub

ep

2.2. Bahwa surat Kuasa Penggugat I adalah SURAT KUASA UMUM, yang
tidak dapat digunakan untuk mengajukan gugatan perkara Wanprestasi/
ingkar janji di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, karena:
Tidak menyebut secara jeras dan spesifik surat kuasa, untuk

mengajukan perkara di pengadilan dan tidak menyebut Pengadilan

on

Hal. 19 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Negeri Jakarta Pusat.

es

ah

JAKSA AGUNG MUDA PERDATA DAN TATA USAHA


NEGARA

ah

ka

In
do
ne
si

A
gu
ng

ah
k

ep

am

ub
lik

ah

gu

ng

Yang bertanda tangan dibawah ini :


SOFYAN BASIR, Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk,bertempat
tinggal di Jakarta, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi, oleh
karena itu berdasarkan Anggaran Dasar perseroan yang telah diumumkan dalam Berita
Negara Rl Nomor 68 tanggal 25 Agustus 2006,Tambahan Nomor 23079, bertindak untuk
dan atas nama PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk.berkedudukan di Jalan
Jenderal Sudirman Nomor44-46 Jakarta Pusat (selanjutnya disebut, Pemberi Kuasa)
Dengan ini memberi kuasa kepada :
EDWIN P.SITUMORANG, SH,MH, Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara
Kejaksaan Agung Republik Indonesia, beralamat di Jalan Sultan Hasanudin Nomor 1,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (selanjutnya disebut"Penerima Kuasa")
..KHUSUS
untuk dan atas nama serta mewakili pemberi Kuasa atas jabatannya tersebut dalam
menyelesaikan permasalahan Asset Negara berupa tanah seluas 12.193 meter persegi
atas nama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan tanah seluas 16.789 meter persegi
atas nama Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia yang diatasnya terdapat hak pengelolaan
yang diperoleh PT. Mulia Persada Pacific berdasarkan Perjanjian Built, Operate and
Transfer (BOT) antara Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia dengan PT Mulia Persada
Pasific.
Selanjutnya penerima kuasa diperkenankan untuk melakukan negosiasi, somasi,
menghadap dimuka Pengadilan-Pengadilan, Hakim-Hakim, Panitia-Panitia, PaniteraPanitera, Pejabat-Pejabat, mengajukan segala permohonan, akte-akte dan surat-surat
lainnya yang berhubungan dengan persoalan tersebut diatas, menjalankan perbuatanperbuatan, memberikan keterangan-keterangan yang menurut hukum harus dijalankan
atau diberikan oleh seorang kuasa, melakukan pembayaran-pembayaran dalam perkara
ini,mempertahankan dan membela kepentingan-kepentingan Pemberi Kuasa, mengajukan
gugatan, replik, rereplik, alat bukti, kesimpulan, naik Banding ketingkat Pengadilan
Banding; mengajukan dan menandatangani risatah-risalah Memori dan atau Kontra
Memori Banding, mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung, mengaiukan dan
menandatangi risalah-risalah Memori dan atau Kontra Memori Kasasi, mengajukan upaya
hukum peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung, mengajukan dan menandatangani
risalah-risalah Memori dan Kontra Memori Peninjauan Kembali, mohon eksekusi,
membalas segala perlawanan, mengadakan Perdamaian, dan pada umumnya melakukan
dan membuat segala sesuafu yang dianggap perlu oleh yang diberi kuasa untuk mencapai
tujuan tersebut di atas.
Surat Kuasa ini diberikan dengan Hak Substitusi.
Jakarta, 19 Februari 2010
PENERIMA KUASA
PEMBERI KUASA :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 19

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Tidak menyebut pengadilan yang mengadili perkara.

Tidak menyebut dengan tegas kedudukan pihak yang digugat

ng

(apakah sebagai Tergugat, ternyata menarik PT Muria persada


Pacific sebagai Tergugat).

Tidak menyebut dasar hukum suatu gugatan (apakah Wanprestasi

gu

atau perbuatan melawan hukum).

Penerima kuasa tidak pernah dikuasakan menggugat ganti rugi

seperti terncantum didatam surat gugatan.

2.3. Terlebih lagi, kalaupun disebutkan dalam surat kuasa untuk mengurus

ub
lik

ah

asset berupa tanah, dalam kedua surat kuasa tersebut tidak disebutkan
secara jelas dan terperinci mengenai letak, batas-batas ataupun atas hak

am

yang mendasari tanah tersebut;

Terlebih lagi, yang benar dan ditandatangani Penggugat I dan Tergugat

ep

judul dari perjanjian adalah perjanjian Nomor 58 Tanggar 11 April 1990

ah
k

Jo. Addendum Perjanjian Nomor 72 tanggal 24 Mei 1991 dan Perjanjian

Nomor 62 Tanggal 11 April 1990 Jo. perjanjian Nomor 73 Tanggal 24 Mei

A
gu
ng

dalam surat kuasa Penggugat l;


Surat Kuasa Penggugat Il;

In
do
ne
si

1991 Bukan Perjanjian Built operate and Transfer sebagaimana disebut

2.4. Bahwa Surat Kuasa Khusus dengan Hak Substitusi dari Penggugat Il

kepada Jaksa Agung Muda perdata dan Tata Usaha Negara Nomor

B.10-PEN/DIR/02/2010 tanggat 19 Februari 2010 yang sebagian dikutip

''SURAT KUASA KHUSUS


Nomor: B. 10 -PEN/DIR/02/2010

lik

Yang bertanda tangan dihawah ini :


1. PURWANTO
Direktur Utama Dana pensiun Bank Rakyat Indonesia
2. SRI PTANGGONO Direktur Dana pensiun Bank Rakyat Indonesia
3. SJAM ISNADl,
Direktur Dana pensiun Bank Rakyat Indonesia
4. WASl KIRANA,
Direktur Dana pensiun Bank Rakyat Indonesia
Keempatnya bersama-sama bertindak dalam jabatannya fersebuf berdasarkan surat
Keputusan Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku Pendiri Dana Pensiun
Bank Rakyat Indonesia Nokep:646-DIR/SDM/10/2009 tanggal 28-10-2009 tentang
Perpanjangan Masa Jabatan Pengurus Dana Pensiun Bank Rakyat lndonesia, dan oleh
karenanya sesuai ketentuan pasal 11 ayat (2) huruf (c) Peraturan Dana pensiun dari Dana
Pensiun Bank Rakyat lndonesia yang telah mendapat pengesahan berdasarkan Kepetusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: KEP-35/KM.10/2009 tanggal 28-09-2009 yang
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 2 tanggal 5-01-2010
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2010, berwenang bertindak
untuk dan atas nama Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia (disingkat dengan nama Dana
Pensiun BRI) yang merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Bank Rakyat
lndonesia sesual ketentuan pasal 3 Peraturan Dana Pensiun BRI tersebut diatas
berkedudukan di Jl.Veteran Il No. 15, lantai 2 Jakarta pusat.

es

on

Hal. 20 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ah

ep

ka

ub

ah

kembali berbunyi:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 20

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ng

Selanjutnya disebut sebagai ............. PEMBERI KUASA


Dengan ini memberikan kuasa kepada :
Nama : EDWIN P. SITUMORANG, SH, MH
Jabatan : Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara
Alamat Kantor : Jl. Sultan Hasanudin No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Selanjutnya disebut sebagai .................... PENERIMA KUASA
-----------------------------------------------------KHUSUS--------------------------------------------------------------

A
gu
ng

In
do
ne
si

Kuasa ini diberikan dengan hak subsfitusi

Jakarta, 19 Februari 2010


Pemberi Kuasa

(tanda tangan)
ERWIN P. SITUMORANG, SH.,MH.

lik

DANA PENSIUN
BANK RAKYAT INDONESIA
DIREKSI
(tanda tangan)

PURWANTO
Direktur Utama
(tanda tangan)

SRI PRANGGONO
Direktur

on

(tanda tangan)

Hal. 21 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ah

ep

ka

ub

ah

Penerima Kuasa

es

ah
k

ep

am

ub
lik

ah

gu

untuk dan atas nama serta mewakili Pemberi Kuasa atas jabatannya tersebut dalam
menyelesaikan permasalahan asset Negara berupa tanah seluas 12.193 M2 atas nama PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk dan tanah seluas 16.789 M2 atas nama Dana Pensiun
Bank Rakyat Indonesia yang diatasnya terdapat hak pengelolaan yang diperoleh PT. Mulia
Persada Pacific berdasarkan PerjanjianBuilt Operate and Transfer (BOT) antara Dana
Pensiun Bank Rakyat Indonesia dengan PT Mulia Persada Pacific
Dalam melaksanakan kuasa ini, Penerima kuasa berhak untuk dan atas nama Pemberi
Kuasa melakukan perbuatan hukum sebagai berikut:
1. Melakukan negosiasi, memanggil pihak-pihak terkait dengan permasalahan
dimaksud, melakukan somasi.
2. Menghubungi, menghadap Pengadilan dan/atau instansi/pejabat lainnya yang
relevan.
3. Membuat dan menandatangani surat gugatan, replik, kesimpulan, surat surat
atau dokumen lainnnya yang diperlukan serta melakukan pembayaranpembayaran dalam perkara ini.
4. Memberikan keterangan-keterangan atau menyanggah keterangan-keterangan
yang diajukan oleh pihak lawan.
5. Mengajukan permohonan-permohonan, termasuk permohonan sita jaminan,
permohonan putusan serta merta atau menyangkal permohonan-permohonan
yang diajukan pihak lawan.
6. Mengajukan alat bukti atau menyangkal alat bukti yang diajukan pihak Iawan.
7.
Mengajukan permohonan banding dan membuat serta menandatangani
memori banding atau kontra memort banding.
8. Mengajukan permohonan kasasi dan membuat serta menandatangani memori
kasasi atau kontra memori kasasi.
9. Mengajukan upaya hukum peninjauan kembali.
10. Mengajukan pemohonan eksekusi
11. Melakukan perbuatan hukum lainnya yang perlu dan bermanfaat dalam
pelaksanaan kuasa ini demi kepentingan pemberi Kuasa.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 21

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

SJAM ISNADI
Direktur

ng

(tanda tangan)

gu

WASI KIRANA
Direktur

Surat Kuasa Penggugat ll tersebut adalah SURAT KUASA UMUM, yang

tidak dapat digunakan untuk mengajukan gugatan perkara Wanprestasi/

ub
lik

ah

ingkar janji di Pengadilan Negeri Jakarta pusat, karena:

Tidak menyebut secara jelas dan spesifik surat kuasa, untuk

am

mengajukan perkara di pengadilan dan tidak menyebut pengadilan


Negeri Jakarta Pusat.

ep

- Tidak menyebut pengadilan yang mengadili perkara.

ah
k

- Tidak menyebut dengan tegas kedudukan pihak yang digugat (apakah

sebagai Tergugat, ternyata menarik PT Mulia Persada Pacific

Tidak menyebut dasar hukum suatu gugatan (apakah Wanprestasi

A
gu
ng

In
do
ne
si

sebagai Tergugat I).

atau perbuatan melawan hukum).

Penerima kuasa tidak pernah dikuasakan menggugat ganti rugi


seperti tercantum didalam surat gugatan.

2.6. Terlebih lagi, kalaupun disebutkan dalam surat Kuasa untuk mengurus

asset berupa tanah, dalam kedua Surat Kuasa tersebut tidak disebutkan

lik

yang mendasari tanah tersebut. Bahkan mengenai perjanjian Built

Operate and Transfer yang disebut dalam Surat Kuasa, sama sekali
tidak menyebutkan nomor ataupun tanggal perjanjian;

ub

ah

secara jelas dan terperinci mengenai letak, batas-batas ataupun alas hak

Terlebih lagi, yang benar dan ditandatangani Penggugat Il dan Tergugat

ep

ka

adalah Perjanjian Nomor: 58 tanggal 11 April 1990 Jo. Addendum


Perjanjian Nomor: 72 tanggal 24 Mei 1991 dan perjanjian Nomor: 62

ah

tanggal 11 April 1990 Jo. Perjanjian Nomor: 73 tanggal 24 Mei 1991

es

bukan berjudul perjanjian Built, operate and Transfer sebagaimana

on

Hal. 22 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

disebut dalam surat kuasa Penggugat ll;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 22

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

2.7. Bahwa permasalahan yang timbul antara Penggugat I, Penggugat Il dan

Tergugat adalah mengenai dugaan adanya Wanprestasi (ingkar janji)

ng

Perjanjian yang berhubungan dengan Built, Operate and Transfer (BOT)


Gedung BRI Il dan Gedung BRI III dan bukan sengketa atau

permasalahan mengenai tanah sebagaimana didalilkan oleh PT. Bank

gu

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Penggugat I) dan Dana Pensiun Bank

Rakyat Indonesia (Penggugat Il) sebagai asset negara, quod non, dalam
surat Kuasa Khusus dengan Hak substitusi dari Penggugat I kepada
Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Nomor: 58DIR/

ub
lik

ah

HKM/02/2010 tangg'al 19 Februari 2010 dan surat Kuasa Khusus


dengan Hak Substitusi dari Penggugat Il kepada Jaksa Agung Muda

am

Perdata dan Tata Usaha Negara Nomor 8.10-PEN/DlR/02/2010 tanggal


19 Februari 2010;

ep

2.8. Bahwa Penggugat I dan Penggugat Il dalam petitum gugatannya angka

ah
k

3 dan 4 memohon Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar;

In
do
ne
si

3. Menyatakan Perjanjian Nomor 58 tanggal 11 April 1990 dan Addendum Perjanjian Nomor

72 Tanggal 24 Mei 1991 yang berhubungan dengan Gedung BRI ll berakhir karena

A
gu
ng

terjadinya Wanprestasi terhitung sejak tanggal didaftarkannya gugatan ini ;

4. Menyatakan Perjanjian Nomor 62 Tanggat 11 April 1990 dan Addendum Perjanjian

Nomor 73 Tanggal 24 Mei 1991 yang berhubungan dengan Gedung BRI III berakhir karena
terjadinya Wanprestasi terhitung sejak tanggal didaftarkannya gugatan ini.

2.9 Bahwa berdasarkan petitum gugatan Penggugat I dan Penggugat ll

terbukti Penggugat I dan Penggugat ll mengakui bahwa yang menjadi

pokok permasalahan dalam perkara aquo adalah mengenai hak

Built Operate and transfer (BOT) Gedung BRI ll dan Gedung BRI Ill
antara

Penggugat

Il

dengan

Tergugat

dan

bukan

mengenai

ub

permasalahan atas tanah yang didalilkan Penggugat I dan Penggugat ll

ka

sebagai asset negara (quod non), sebagaimana yang telah dikutip

ep

Tergugat dalam kedua surat Kuasa Penggugat I dan Penggugat Il


tersebut;

khusus yang hanya menyebut objek perkara, tetapi tidak menyebut pihak yang
hendak digugat, tidak memenuhi syarat formil sebagai surat kuasa khusus dan

ng

on

Hal. 23 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

karenanya bertentangan dengan ketentuan Pasal 123 HIR.,

es

2.10.Bahwa Yurisprudensi MARI No. 3412 K/Pdt/1983 menyebutkan: ,,Kuasa

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

lik

ah

pengelolaan gedung yang lahir dari perjanjian yang berhubungan dengan

Halaman 23

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

2.11. Bahwa surat Kuasa Penggugat I dan Penggugat Il juga bertentangan


dengan SEMA RI No. 6 Tahun 1994 tanggal 14 Oktober 1994 tentang

ng

surat Kuasa Khusus: "surat Kuasa harus bersifat khusus dan menurut undang-

udang harus dicantumkan dengan jelas bahwa surat kuasa itu hanya
dipergunakan untuk keperluan tertentu, misalnya: dalam perkara perdata harus

gu

jelas disebutkan A sebagai Penggugat dan B sebagai Tergugat, misalnya dalam


perkara waris atau hutang piutang tertentu dan sebagainya."

Cacat Hukum Kedua : Jaksa Pengacara Negara telah bertindak melampaui

Kewenangan sebagai Kuasa berdasarkan surat Kuasa yang diberikan Penggugat


I dan Penggugat ll;

ub
lik

ah

Surat Kuasa untuk menyelesaikan permasalahan asset negara, bukan untuk


mengajukan gugatan Wanprestasi ;

am

2.12.Bahwa Pengajuan gugatan oleh Jaksa Pengacara Negara mengenai


adanya Wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat (hal mana dengan ini
Tergugat bantah) berdasarkan perjanjian Nomor 58 tanggal 11 April 1990

ah
k

ep

Jo. Addendum Perjanjian Nomor 72 tanggal 11 April 1990 dan Perjanjian


Nomor 62 tanggal 11 April 1990 Jo. Addendum Perjanjian Nomor 73

batal

demi

hukum,

In
do
ne
si

seharusnya

tanggar 24 Mei 1991 tidak mempunyai alas hak, sehingga sudah


mengingat

pengajuan

gugatan

A
gu
ng

didasarkan adanya Surat Kuasa Penggugat I Nomor: 58-DIR/HKM/

02/2010 dan Surat Kuasa Penggugat Il Nomor B.10-PEN/DIR/02/2010

yang peruntukkannya bukan untuk memberikan kewenangan pada Jaksa

Pengacara Negara mengajukan gugatan wanprestasi berdasarkan


perjanjian Nomor 58 tanggal 11 April 1990 Jo. Addendum perjanjian

Nomor 73 tanggal 11 April 1990 dan Perjanjian Nomor 62 tanggal 11

lik

ah

April 1990 Jo. Addendum Perjanjian Nomor 73 tanggal 24 Mei 1991,

namun kuasa diberikan untuk menyelesaikan permasalahan mengenai

ub

Bank Rakyat lndonesia (persero) Tbk dan tanah seluas 16.789 m2 atas
nama Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia.

ep

2.13.Bahwa Pasal 1797 KUHPerdata:

kuasanya".

Dengan demikian pengajuan gugatan Wanprestasi oleh Jaksa pengacara

on

Hal. 24 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Negara telah melampaui kewenangan kuasa yang diberikan kepadanya,

es

"si kuasa tidak diperbolehkan melakuan sesuatu apapun yang melampaui

ah

ka

asset negara, quod non, berupa tanah seluas 12.193 m2 atas nama PT

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 24

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mengingat kuasa yang diberikan kepadanya adalah mengurus mengenai


permasalahan asset tanah dan pusat untuk mengajukan gugatan

ng

wanpretasi ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.


Cacat Hukum Ketiga:

Surat Kuasa memberikan kewenangan pada Jaksa Pengacara Negara untuk

gu

menyelesaikan permasalahan asset tanah seluas 12.193 M2 atas nama PT Bank


Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan tanah seluas 16.789 M2 atas nama Dana

Pensiun Bank Rakyat Indonesia tetapi Jaksa pengacara Negara mendalilkan Dana
Pensiun Bank Rakyat Indonesia mempunyai tanah seluas 16.789,06 M2.

2.14.Bahwa Surat Kuasa Penggugat I Nomor 58-DIR/HKM/02/2010 tanggal

ub
lik

ah

19 Februari 2010 dan Surat Kuasa Penggugat ll Nomor B.10PEN/DIR/


02/2010 tanggal 19 Februari 2010 memberikan kuasa pada Jaksa

am

Pengacara Negara untuk menyelesaikan permasalahan mengenai asset


negara, quod non, berupa tanah seluas 12.193 M2 atas nama PT Bank

ep

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan tanah seluas 16.789 M2 atas nama

ah
k

Dana pensiun Bank Rakyat Indonesia;

2.15.Bahwa ternyata, Jaksa Pengacara Negara mendalilkan dalam butir 2

In
do
ne
si

halaman 2 surat gugatannya bahwa Penggugat II memiliki tanah seluas

A
gu
ng

16.789,06 M2 dengan perincian seruas : 15.146,06 M2 ditambah tanah


yang dulunya milik yayasan Almubarak seluas 1.643 M2;

Bukti Ketiga cacat Hukum Kedua : Penggugat I tidak berhak memberikan Surat
Kuasa karena tidak mempunyai hubungan hukum apa pun dengan Tergugat.

2.16. Bahwa jika diamati, surat Kuasa Khusus dengan Hak substitusi dari
Penggugat I kepada Jaksa Agung Muda perdata dan Tata usaha

lik

sebagian dikutip kembali berbunyi:

----------------------------------------------------- KHUSUS -------------------------------------------------------untuk dan atas nama serta mewakili Pemberi Kuasa atas jabatannya tersebut dalam
menyelesaikan permasalahan asset Negara berupa tanah seluas 12.193 M2 atas nama PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk dan tanah seluas 16.789 M2 atas nama Dana Pensiun
Bank Rakyat Indonesia yang diatasnya terdapat hak pengelolaan yang diperoleh PT. Mulia
Persada Pacific berdasarkan Perjanjian Built Operate and Transfer (BOT) antara Dana
Pensiun Bank Rakyat Indonesia dengan PT Mulia Persada Pacific

ep

ka

ub

ah

Negara Nomor: 58-DIR/HKM/02/2010 tanggal 19 Februari 2010 yang

Jelas-jelas membuktikan yang mempunyai hubungan hukum atas suatu

ah

Perjanjian adalah antara Penggugat ll dengan Tergugat berdasarkan

on

Hal. 25 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

sedangkan gugatan aquo adalah mengenai pelaksanaan atas suatu

es

Perjanjian yang berhubungan dengan Built Operate and Transfer (BOT).

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 25

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Perjanjian BOT antara Penggugat ll dan Tergugat I yang tidak pernah


ditandatangani oleh Penggugat l.

ng

III. ALASAN PENOLAKAN KETIGA (III):

PENGGUGAT

TIDAK

BERKUALITAS

MENGAJUKAN

GUGATAN

gu

(EXCEPTIO PERSONA STANDI IN JUDICIO) KARENA BUKAN PIHAK

DALAM PERJANJIAN BUILT OPERATE AND TRANSFER (BOT) YANG

ah

DITANDATANGANI OLEH PENGGUGAT II DAN TERGUGAT;

3. Bahwa pada tanggal 11 April 1990 Tergugat dan Penggugat I telah

menandatangani Akta perjanjian Nomor 58, dibuat di hadapan Nyonya

ub
lik

Subagio Reksodipuro, SH., Notaris di Jakarta, (Bukti T-1) yang


kemudian diubah dengan Addendum perjanjian No. 72 tanggal 24 Mei

am

1991 dibuat dihadapan Agus Madjid, SH. Notaris di Jakarta, (Bukti T-2)
selanjutnya disebut "Perjanjian No. 58 tanggal 11 April 1990 Jo.

ah
k

ep

Addendum perjanjian No. 72 tanggal 24 Mei 1991 yang berhubungan


dengan BOT Gedung BRI ll";

In
do
ne
si

4. Bahwa pada tanggal 11 April 1990 Tergugat dan Penggugat Il telah


menandatangani Akta Perjanjian Nomor 62, dibuat dihadapan Nyonya

A
gu
ng

Subagio Reksodipuro, SH., Notaris di Jakarta, (Bukti T-3) yang


kemudian diubah dengan Addendum Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei

1991 dibuat dihadapan Agus Madjid, SH. Notaris di Jakarta, (Bukti T-4)
selanjutnya disebut "Perjanjian No. 62 tanggal 11 April 1990 Jo.
Addendum perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991 yang berhubungan
dengan BOT Gedung BRI Ill;

lik

58 tanggal 11 April 1990 (Bukti T-1) adalah sebagai berikut:


a. Pihak Pertama: Tuan Handrian Tjahja selaku Direktur PT.

ub

Mulia Persada Pacific, yang selanjutnya disebut dengan

ah

5. Bahwa para pihak yang membuat dan menandatangani perjanjian No.

MPPC.

ep

ka

b. Pihak Kedua : Tuan Moehamad Moelia Bratamidjaja dan


Tuan Santobri Rachmat yang masing-masing berturut-turut

ah

berkapasitas sebagai Ketua dan sekretaris yayasan Dana

ng

disebut dengan YDP-BRl (yayasan Dana Pensiun-Bank

on

Hal. 26 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

Rakyat lndonesia).

es

Pensiun Bank Rakyat Indonesia, yang untuk selanjutnya

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 26

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

6. Bahwa para pihak yang membuat dan menandatangani perjanjian


Nomor 62 tertanggal 11 April 1990 (Bukti T-3) adalah sebagai berikut :

ng

1. Pihak Pertama: Tuan Handrian Tjahja selaku Direktur PT.

Mulia Persada Pacific, yang selajutnya disebut dengan

2. Pihak Kedua : Tuan Moehamad Moelia Bratamidjaja dan

Tuan Santobri Rachmat yang masing-masing berturut-turut


berkapasitas sebagai Ketua dan sekretaris yayasan Dana

gu

MPPC.

pensiun Bank Rakyat lndonesia, yang untuk selanjutnya

ub
lik

ah

disebut dengan YDP-BRl (Yayasan Dana Pensiun-Bank


Rakyat lndonesia).

am

7. Bahwa para pihak yang membuat dan menandatangani Addendum


Perjanjian Akta Perjanjian Nomor 72 tertanggal 24 Mei 1991 (Bukti T-2)

ep

adalah sebagai berikut :

ah
k

1. Pihak Pertama : Tuan Joko Soegiarto Tjandra selaku


Utama

PT.

Mulia

Persada

Direktur

Yang

In
do
ne
si

selanjutnya disebut dengan MPPC.

Pasific.

A
gu
ng

2. Pihak Kedua : Tuan Moehamad Moelia Bratamidjaja dan

Tuan Santobri Rachmat yang masing-masing berturut-turut


berkapasitas sebagai Ketua dan sekretaris yayasan Dana

pensiun Bank Rakyat lndonesia, yang untuk selanjutnya

disebut dengan YDP-BRl (Yayasan Dana Pensiun-Bank


Rakyat lndonesia).

lik

Perjanjian dengan Akta Perjanjian Nomor 73 tertanggal 24 Mei 1991


(Bukti T-4) adalah sebagai berikut :

Direktur

Utama

ub

1. Pihak Pertama : Tuan Joko Soegiarto Tjandra selaku

ah

8. Bahwa para pihak yang membuat dan menandatangani Addendum

PT.

Mulia

Persada

Pasific.

Yang

ka

selanjutnya disebut dengan MPPC.

ep

2. Pihak Kedua : Tuan Moehamad Moelia Bratamidjaja dan

ah

Tuan Santobri Rachmat yang masing-masing berturut-turut

on

Hal. 27 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

pensiun Bank Rakyat lndonesia, yang untuk selanjutnya

es

berkapasitas sebagai Ketua dan sekretaris yayasan Dana

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 27

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

disebut dengan YDP-BRl (Yayasan Dana Pensiun-Bank


Rakyat lndonesia).

ng

9. Bahwa dengan demikian terbukti, Penggugat I bukan merupakan pihak,


dan tidak menandatangani perjanjian No. 58 tanggal 11 April 1990 Jo.

Addendum Perjanjian No. 72 tanggal 24 Mei 1991 yang berhubungan

gu

dengan BOT Gedung BRI ll maupun perjanjian No. 62 tanggal 11 April

1990 Jo. Addendum perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991 yang

berhubungan dengan BOT Gedung BRI III, oleh karenanya Penggugat


tidak berhak mengajukan gugatan terhadap Tergugat, mengenai

ub
lik

ah

pelaksanaan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan BOT Gedung


BRI ll maupun Perjanjian No. 62 tanggal 11 April 1990 Jo. Addendum

am

Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991 yang berhubungan dengan BOT


Gedung BRI lll yang berhubungan dengan BOT Gedung BRI III.

ep

Bahkan sebagai pelaksanaan penandatangan perjanjian No. 58 tanggal 11

ah
k

April 1990 Jo. Addendum perjanjian No. 72 tanggal 24 Mei 1991 yang

berhubungan dengan BOT Gedung BRI ll, Tergugat telah melakukan

A
gu
ng

BRI ll, kepada Penggugat ll, bukan kepada Penggugat l.

In
do
ne
si

pembayaran-pembayaran Tahunan sehubungan penggelolaan Gedung


10. Bahwa sesuai KUHPerdata, yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. dan
Doktrin sebagai berikut ;
10.1. Pasal 1340 KUHPerdata:

"Persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya,,.

10.2.Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1270 K/Pdt/1991 tanggal 30


November 1992; (perkara Kwan Swee Ling alias Effendi Sukwanto

lik

ah

melawan Gimono Suyono alias Gee Tio Yong dan Nyonya Nani
Wijaya alias Nyonya Ong Hok Yao), (Bukti T-5):

ub

"Suatu Perjanjian Kerjasama,, mengenai perkumpulan arisan yang


dituangkan dalam Akta Notaris, dimana di dalamnya diatur dan

ep

ka

ditentukan siapa yang ditunjuk sebagai penyelenggara (pengurus)


serta siapa pula yang harus menjadi penanggung jawab atas

ah

Perkumpulan Arisan tersebut perjanjian Kerjasama yang demikian itu

dari

Pembuat

Perjanjian

Kerjasama

tersebut

on

seorang

gu

salah

Hal. 28 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng

menandatangani Perjanjian Kerjasama tersebut. Bilamana suatu saat

es

hanya mengikat dan berlaku bagi para pihak yang membuat dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 28

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

meninggal dunia, maka secara juridis, hak dan kewajibannya tidak


beralih kepada istrinya almarhum, ex Pasal 1340 B.W;

ng

10.3.Doktrin, M. Yahya Harahap, dalam bukunya yang berjudul: Hukum


Acara

Perdata,

tentang

Gugatan,

persidangan,

penyitaan,

gu

Pembuktian dan Putusan pengadilan", Penerbit Sinar Grafika, April


2005, halaman 115 antara lain menulis:

"Penerapan pembatasan yang dapat bertindak sebagai pihak dalam suatu

Akan terjadi kekacauan dalam kehidupan masyarakat apabila pihak ketiga

ub
lik

dibenarkan bertindak sebagai pihak dalam proses peradilan atas perjanjian


yang dibuat pihak lain.

IV. ALASAN PENOLAKAN KEEMPAT (IV) : GUGATAN PENGGUGAT I DAN


PENGGUGAT II KABUR DAN TIDAK JELAS (EXCEPTIO OBSCUUR LIBEL)

am

ah

perjanjian, sangat rasional demi tegaknya ketertiban umum (public order).

Bukti Pertama alasan penolakan Keempat: Tidak Jelas Timbulnya Kerugian

ep

ah
k

Selama 12 Tahun.

11. Bahwa dalam gugatannya, Penggugat Il mendalilkan pada halaman 9

In
do
ne
si

angka 22 mengenai adanya kerugian yang telah dialami oleh Penggugat


ll selama 12 tahun karena belum dibangunnya Gedung BRI llI oleh

A
gu
ng

Tergugat. dalil Penggugat I tersebut adalah kabur dan tidak jelas, karena

tidak menjelaskan kapan dimulainya perhitungan mengenai kerugian


tersebut dan sejak peristiwa hukum mana yang digunakan oleh
Penggugat ll untuk mendasari dimulainya perhitungan tersebut.

Waktu yang dimulai sejak tanggal pengoperasian komersil Gedung BRI lll

dan berakhir bersamaan dengan berakhimya jangka waktu pengelolaan

lik

12. Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Perjanjian No. 62 tanggal 11 April


1990 Jo. Addendum Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991 yang
berhubungan dengan BOT Gedung BRI III telah diatur ketentuanketentuan sebagai berikut :

ub

ah

Gedung BRI ll".

ep

ka

12.1.Addendum Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991 : "Gedung BRI III


ialah bangunan perkantoran komersil yang wajib mulai dibangun

ah

oleh MPPC untuk YDP-BRI di atas sebagian Blok A, sebagian Blok

on

Hal. 29 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

dengan Gedung BRI II, dalam jangka waktu pengelolaan Gedung

es

B dan Blok C dengan lantai/tinggi dan luas yang minimal sama

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 29

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

BRI II tetapi tidak lebih dari Tahun 1995, kecuali apabila YDP-BRI
beIum berhasil membebaskan Blok C;

ng

12.2.Perjanjian No. 62 tanggal 11 April 1990, Pasal 1.12 :. tanggal

pelaksanaan pembangunan ialah tanggal dimulainya pembangunan


secara

fisik

setelah

memperoleh

izin

pendahuluan

gu

membangun/izin pembangunan sementara;

untuk

12.3.Perjanjian No. 62 tanggal 11 April 1990, Pasal 1.14 : tanggal

pengoperasian komersial Gedung II ialah tanggal pertama setelah


24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak diperolehnya izin

ub
lik

ah

pendahuluan untuk membangun Gedung II tidak lebih dari tahun


1995;

am

12.4 Perjanjian No. 62 tanggal 11 April 1990, Pasal 3.10 : "Dalam jangka
waktu pengelolaan Gedung Parkir dan Gedung BRI III MPPC wajib

ep

membayar kepada YDP-BRI suatu pembayaran tahunan sebesar

ah
k

US$ 50,000 (lima puluh ribu Dollar Amerika Serikat) untuk Gedung

Parkir dan US$ 200,000 (duaratus ribu dolar Amerika Serika) untuk

In
do
ne
si

Gedung BRI Ill. Pembayaran tahunan pertama wajib dilaksanakan

A
gu
ng

pada setiap 6 (enam) bulan sebelum ulang tahun yang pertama

tanggal pengoperasian komersil. Pembayaran tahunan berikutnva


wajib dilaksanakan pada setiap 6 (enam) bulan sebelum tanggal
ulang tahun berikutnya dari tanggal pengoperasian komersil";

12.5.Addendum Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991, Pasal 1.18:


"Jangka waktu pengelolaan Gedung BRI III

ialah suatu jangka

lik

BRI III dan berakhir bersamaan dengan berakhirnya jangka waktu


pengelolaan Gedung BRI II;

12.6.Bahwa berdasarkan Pasal 1.12, pasal 1.14 perjanjian No. 62

ub

ah

waktu yang dimulai sejak tanggal pengoperasian komersil Gedung

tanggal 11 April 1990 Jo. Pasal 3.10 dan pasal 1.18 Addendum

ka

Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991 dalam perjanjian tersebut di

ep

atas, tidak ada perhitungan pembayaran atas uang pemasukan atas

ah

Gedung BRI lll baru harus dibayarkan oleh Tergugat terhitung 6

es

(enam) bulan sebelum ulang tahun yang pertama tanggal

on

Hal. 30 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

pengoperasian komersil;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 30

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

12.7.Bahwa Addendum Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991, pasal

3.10. mengatur mengenai dalam jangka waktu pengelolaan Gedung

ng

BRI lll, Tergugat wajib membayar kepada YDP-BRl suatu


pembayaran

tahunan

dengan

perhitungan

sebagai

berikut:

Lamanya Jangka waktu Pengelolaan Gedung BRI lll oleh Tergugat

gu

30 x US$ 1,250,000; dengan ketentuan:

Pembayaran tahunan pertama wajib dilaksanakan pada 6


(enam) bulan sebelum ulang tahun yang pertama tanggal
Pengoperasian KomersiI;

Pembayaran tahunan berikutnya wajib dilaksanakan pada setiap

ub
lik

ah

6 (enam) bulan sebelum tanggal ulang tahun berikutnya dari

am

Tanggal Pengoperasian Komersil.

13. Bahwa mengenai tanggal pengoperasian komersil masih bergantung

ep

pada tanggal diperolehnya izin pendahuluan dimana izin pendahuluan ini

ah
k

tidak dapat diperoleh oleh Tergugat dari pihak Dinas Tata Kota Jakarta,

karena Pihak Dinas Tata Kota Jakarta pada pokoknya menyatakan

In
do
ne
si

pembangunan pada lokasi dimana seharusnya dibangun Gedung BRI III

A
gu
ng

hanya dimungkinkan 10 lantai.

14. Bahwa dengan demikian, penghitungan kerugian selama 12 tahun yang


didalikan Penggugat Il karena tidak diperolehnya uang pemasukan atas

Gedung BRI lll adalah suatu hal yang kabur dan tidak jelas, karena

Penggugat ll tidak dapat menjelaskan bagaimana angka 12 tahun


tersebut diperoleh.

lik

Bertentangan, Tidak Rinci dan Tidak Jelas mengenai uang paksa


(dwangsom), sita jaminan dan tuntutan ganti rugi.

15. Bahwa posita dan petitum yang diajukan oleh Penggugat I dan

ub

ah

Bukti Kedua Alasan Penolakan Keempat: Posita dan petitum Gugatan

Penggugat ll terbukti telah bertentangan, karena apa yang dimintakan

ka

oleh Penggugat I dan Penggugat ll dalam petitum gugatan tidak

ep

dijabarkan terlebih dahulu dalam posita gugatan sekiranya terbukti


Mengenai Uang Paksa (dwangsom) Dalam posita/dalil gugatan yang

on

Hal. 31 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

diajukan Penggugat I dan Penggugat ll sama sekali tidak mendalilkan

es

ah

sebagai berikut:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 31

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mengenai adanya dwangsom (uang paksa) akan tetapi dalam petitum


dimintakan adanya dwangsom (uang paksa).

Mengenai sita jaminan Dalam posita/dalil gugatan pada halaman 11

ng

angka 29, Penggugat I dan Penggugat ll hanya mendalilkan

gu

"meletakkan sita jaminan terhadap harta milik Tergugat atau harta


yang dikuasai oteh Tergugat ". Akan tetapi dalam petitum Penggugat
I dan Penggugat Il meminta dilakukannya sita jaminan terhadap:

1. Bangunan yang dikenal dengan nama bangunan BRI

2. Terhadap semua uang yang diperoleh oleh Tergugat dari

ub
lik

ah

pembayaran uang yang dibayarkan oleh para pengguna gedung


BRI II kepada Penggugat atas penggunaan bangunan BRI II.

am

16. Bahwa Penggugat I dan Penggugat Il tidak dapat menjelaskan dan


menyebutkan secara rinci mengenai kerugian yang telah dialami oleh

ah
k

ep

Penggugat I dan Penggugat ll, selain hanya menyebutkan jumlah


keseluruhan kerugian materil yang telah dialaminya, sehingga dengan

tidak dijelaskannya secara rinci mengenai tuntutan ganti rugi, maka hal

A
gu
ng

Penggugat ll menjadi cacat hukum;

In
do
ne
si

tersebut menyebabkan gugatan yang diajukan oleh Penggugat I dan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka terbukti gugatan yang


diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat ll menjadi kabur dan tidak
jelas, sehingga patut untuk ditolak.

V. ALASAN PENOLAKAN KELIMA (V) : GUGATAN PENGGUGAT I DAN


PENGGUGAT Il PREMATUR (EXCEPTTO DILATORIA)

lik

Addendum Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991 yang berhubungan


dengan BOT gedung BRI lll, dalam Pasal 1.18, disebutkan:

"Jangka waktu pengelolaan Gedung BRI III ialah suatu jangka waktu yang

ub

ah

17. Bahwa berdasarkan Perjanjian No. 62 tanggal 11 April 1990 Jo.

dimulai sejak tanggal pengoperasian komersil Gedung BRI III dan berakhir

ep

ka

bersamaan dengan berakhirnva jangka waktu Gedung BRI Il.


Demikian juga Pasal 1.16 yang menyebutkan sebagai berikut:

ah

"Jangka waktu pengelolaan Gedung BRI Il ialah suatu jangka waktu yang

es

dimulai terhitung sejak tanggal pengoperasian komersil Gedung BRI III

on

Hal. 32 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

dan berlangsung untuk suatu jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 32

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

18. Bahwa apabila dihubungkan dengan ketentuan dalam Perjanjian dan

Addendumnya, Pasal 1.18: Tergugat memperoleh hak untuk menguasai

ng

dan mengelola gedung BRI lll.

19. Bahwa dengan demikian, selama jangka waktu pengelolaan belum


berakhir, yaitu masih berlangsung sampai dengan tahun 2022 (apabila

gu

dipersamakan dengan jangka waktu berakhirnya hak pengelolaan Gedung

BRI ll) maka sampai dengan saat ini, secara hukum penguasaan dan hak
pengelolaan atas tanah yang akan dibangun untuk Gedung BRI lll adalah

masih menjadi hak dari Tergugat. oleh karenanya Penggugat I dan

ub
lik

ah

Penggugat ll hanya berhak menuntut ganti rugi pada tahun 2022 sehingga
gugatan Penggugat l dan Penggugat ll adalah Premature.

am

20. Bahwa gugatan Penggugat I dan Penggugat ll adalah Prematur semakin


terbukti karena Penggugat I dan Penggugat ll menuntut ganti rugi

ep

berdasarkan nilai asset dimasa yang akan datang yang tidak ada fisiknya

ah
k

yang diperkirakan senilai Rp. 887.040.000.000,- (delapan ratus delapan

puluh tujuh miliar empat puluh juta rupiah). Metode perhitungan secara

In
do
ne
si

future value atas aset yang belum ada fisiknya, juga bertentangan dengan

A
gu
ng

Prinsip Akuntansi Indonesia, dimana standar perhitungan secara future

value barulah dapat dihitung apabila barang yang dihitung secara future
value tersebut telah nyata keberadaan barangnya (obyek yang diapraise/
dinilai jelas).

Maka berdasar hukum sekali Majelis Hakim Yang Terhormat menolak


gugatan Penggugat I dan Penggugat ll atau setidaknya menyatakan
gugatan Penggugat I dan Penggugat ll tidak dapat diterima.

lik

Bahwa Tergugat Konvensi selanjutnya dalam Rekonvensi ini disebut sebagai


Penggugat Rekonvensi dan Penggugat I Konvensi disebut sebagai Tergugat I
Rekonvensi dan Penggugat II Konvensi disebut sebagai Tergugat II
Rekonvensi.

Tergugat I Rekonvensi Melanggar Perjanjian Sewa.


-

ep

ka

ub

ah

Dalam Rekonvensi:

Bahwa pada tanggal 1 Agustus 1997 Penggugat Rekonvensi selaku pengelola


Sudirman No. 44-46 Jakarta Pusat, kepada Tergugat I Rekonvensi

on

Hal. 33 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

berdasarkan Lease Agreement (Perjanjian Sewa) tertanggal 1 Agustus 1997

es

gedung BRI ll menyewakan ruang perkantoran Gedung BRI ll di Jalan Jend.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 33

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

(Bukti PR-1), yang telah diubah dengan First Ammendement to Lease

Agreement (Perubahan Pertama Perjanjian Sewa) tanggal 2 Juli 2002 (Bukti

ng

PR-2), yang telah diubah dengan second Ammendement to Lease Agreement

(Perubahan Kedua Perjanjian Sewa) tanggal 5 Desember 2005 (Bukti PR-3)


dan terakhir diubah dengan Third Ammendement to Lease Agreement

gu

(Perubahan Ketiga Perjanjian Sewa) tanggal 23 Juli 2008 (Bukti PR-4).

Bahwa berdasarkan Perjanjian Sewa dan Perubahan Ketiga Perjanjian Sewa

tersebut

Penggugat

Rekonvensi

dan

Tergugat

menyepakati antara lain hal-hal sebagai berikut :

telah

ub
lik

ah

1. Penggugat Rekonvensi menyewakan kepada Tergugat I Rekonvensi


ruangan digedung BRI ll yaitu ruangan:

Suite

Lantai
Tiga

401

Empat

1,958.00 m2

501
601

Lima
Enam

ep

301

Luas Area

2,056.00 m2

2,056.00 m2

2,061.00 m2

A
gu
ng

In
do
ne
si

am

ah
k

Rekonvensi

8,131.00 m2

2. Harga sewa pokok (base rent) sebesar US$ 8,10 per meter persegi setiap
bulan atau sama dengan US$ 790,333.20 per tahun yang dibayar tiga (3)
bulan dimuka.

3. Biaya pelayanan (service charge) sebesar US$ 6,30 per meter persegi

lik

tiga (3) bulan di muka.

4. Biaya sistem telepon US$ 100 untuk setiap cabang sambungan telepon

ub

(extention) per tahun.

5. Masa sewa selama tiga (3 tahun), yang berakhir tanggal 15 Mei 2011.

ep

6. Untuk setiap pembayaran yang tertunggak, lebih dari 7 (tujuh) hari maka
penyewa wajib membayar denda keterlambatan (late payment charges)

on

Hal. 34 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

PR-1).

es

sebesar 2% (dua persen) per bulan (vide Schedule III Pasal 3A bukti

ah

ka

ah

setiap bulan atau sama dengan US$ 614,730.60 per tahun yang dibayar

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 34

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Bahwa setelah menandatangani perjanjian sewa berikut perubahannya, maka

selanjutnya Penggugat Rekonvensi telah melaksanakan kewajibannya

ng

menyerahkan pemakaian ruangan sewa tersebut kepada Tergugat I

Rekonvensi dan Tergugat I Rekonvensi telah pula menikmati kemanfaatan


ruang sewa sehubungan dengan usahanya.

gu

TERGUGAT I REKONVENSI CIDERA JANJI (WANPRESTASI) MENOLAK


MEMBAYAR

UANG

SEWA

KEPADA

PENGGUGAT

BERDASARKAN PERJANJIAN SEWA

REKONVENSI

Bahwa Tergugat I Rekonvensi telah wanprestasi dengan

ub
lik

ah

tidak membayar uang sewa (rental) dan biaya pelayanan


(service charge) kepada Penggugat Rekonvensi yang telah

am

jatuh tempo sejak tanggal 15 Mei 2010, sejumlah US$


1,565,772.38 (satu juta lima ratus enam puluh lima ribu

ep

tujuh ratus tujuh puluh dua dan tiga puluh delapan sen

ah
k

Dolar Amerika) dan karenanya Penggugat Rekonvensi

telah menulis surat tagihan (invoice) sejumlah US$

In
do
ne
si

1,565,772.38 (satu juta lima ratus enam puluh lima ribu

A
gu
ng

tujuh ratus tujuh puluh dua Dolar Amerika dan tiga puluh
delapan sen) tertanggal 1 Juni 2010 (PR-5) dan tanggal 18
Juni 2010 (PR-6).

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka terbukti

Tergugat I Rekonvensi telah berhutang pada Penggugat


Rekonvensi uang sejumlah US$ 1,565,772.38 (satu juta

lima ratus enam puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh dua

dan tiga puluh delapan sen Dolar Amerika) ditambah denda

lik

ah

keterlambatan membayar sebesar 2% (dua persen) per


bulan sejak tanggal 15 Mei 2010.

ub

Tergugat l Rekonvensi dan Tergugat lI Rekonvensi melakukan perbuatan


melawan hukum karena menyebarkan informasi dan tuduhan tidak berdasar

ep

ka

bahwa Penggugat Rekonvensi telah merugikan keuangan Negara.


-

Bahwa Tergugat I Rekonvensi dan Tergugat ll Rekonvensi telah melakukan

berita yang tidak benar dengan menuduh Penggugat Rekonvensi telah


wanprestasi

terhadap

Tergugat

on

dan

Hal. 35 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

negara

ng

keuangan

gu

merugikan

es

perbuatan melawan hukum, tanpa dasar dengan meyebarkan informasi dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 35

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Rekonvensi dan Tergugat ll Rekonvensi, padahal kenyataannya Penggugat


Rekonvensi tidak melakukan wanprestasi apapun.

Bahwa akibat perbuatan melawan hukum Tergugat I Rekonvensi dan

ng

Tergugat ll Rekonvensi tersebut, Penggugat Rekonvensi mengalami kerugian


materiil dan immateriil dan karenanya menggugat ganti kerugian kepada

gu

Tergugat I Rekonvensi dan Tergugat Il Rekonvensi secara tanggung renteng


dengan perincian sebagai berikut :

a. Kerugian materiil sebesar US$ 100.000.000. (seratus juta Dollar Amerika


Serikat) ditambah bunga sebesar 6% per tahun terhitung sejak gugatan ini

ub
lik

ah

didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sampai semua


dibayar lunas akibat Penggugat Rekonvensi kehilangan berbagai proyek

am

bisnis, kehilangan keuntungan dan ditolak oleh Bank untuk mendapatkan


pinjaman karena kekhawatiran bahwa Penggugat Rekonvensi seolah-olah

ep

wanprestasi kepada Tergugat I Rekonvensi dan Tergugat Il Rekonvensi

ah
k

dan merugikan keuangan negara, padahal kenyataannya Penggugat

Rekonvensi tidak melakukan tindakan wanprestasi.

In
do
ne
si

b. Kerugian immateriil dari Penggugat Rekonvensi yang apabila dihitung

A
gu
ng

adalah sebesar US$ 150.000.000.(seratus lima puluh juta Dollar Amerika


Serikat) ditambah bunga sebesar 6% per tahun terhitung sejak gugatan ini

didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sampai semua


dibayar

lunas,

mengingat

Penggugat

Rekonvensi

adalah

suatu

perusahaan yang telah memiliki citra, nama baik dan reputasi yang baik
dimata masyarakat dan kalangan pebisnis, sehingga perbuatan Tergugat I

Rekonvensi dan Tergugat ll Rekonvensi yang menuduh dan menyebarkan

informasi bahwa Penggugat Rekonvensi telah merugikan negara telah

lik

ah

merusak citra, nama baik dan kehormatan dan reputasi Penggugat

ub

Rekonvensi di kalangan pebisnis dan dunia usaha.


SITA JAMINAN:

Bahwa untuk menjamin gugatan Penggugat Rekonvensi tidak sia-sia maka


Penggugat Rekonvensi mohon Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk

ep

m
ka

terlebih dahulu meletakkan sita jaminan atas harta kekayaan Tergugat ll


komputer milik Tergugat Rekonvensi yang terletak pada lantai 3, 4, 5 dan 6

on

Hal. 36 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Gedung BRI ll di Jalan Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Pusat, serta harta

es

Rekonvensi antara lain: seluruh barang-barang, peralatan kantor, meja,

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 36

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

kekayaan milik Tergugat I Rekonvensi dan Tergugat ll Rekonvensi lainnya


yang datanya akan disusulkan kemudian.

Bahwa gugatan Penggugat Rekonvensi ini didasarkan pada

ng

bukti otentik dan alasan yang mendesak, maka Penggugat

gu

Rekonvensi mohon agar putusan Pengadilan dalam

perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu (uitvoorbaar bij


voorraad) walaupun ada verzet, banding dan kasasi.

Rekonvensi adalah pihak yang dikalahkan maka wajar

ub
lik

apabila Tergugat I Rekonvensi dan Tergugat ll Rekonvensi

ah

dihukum membayar biaya perkara.

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat Rekonvensi


mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya memberikan putusan
sebagai berikut:

ep

am

ah
k

Bahwa karena Tergugat I Rekonvensi dan Tergugat ll

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi (PT. Mulia Persada Pacific)

untuk seluruhnya.

In
do
ne
si

2. Menyatakan Tergugat I Rekonvensi (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

A
gu
ng

Tbk telah wanprestasi terhadap Penggugat Rekonvensi (PT. Mulia Persada

Pacific) sehubungan dengan Lease Agreement (Perjanjian Sewa) tertanggal


1 Agustus 1997, First Ammendement to Lease Agreemenf (Perubahan

Pertama Perjanjian Sewa) tanggal 2 Juli 2002, second Ammendement to


Lease Agreement (Perubahan Kedua Perjanjian Sewa) tanggal 5 Desember

2005, dan Third Ammendement to Lease Agreemenf (Perubahan Ketiga


Perjanjian Sewa) tanggal 23 Juli 2008.

lik

ah

3. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan.

ub

Tbk) membayar uang sewa kepada Penggugat Rekonvensi (PT. Mulia


Persada Pacific) sejumlah uang US$ 1,565,772.38 (satu juta lima ratus enam
puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh dua dan tiga puluh delapan sen Dolar

ep

ka

4. Menghukum Tergugat I Rekonvensi (PT. Bank Rakyat Indonesia (persero)

Amerika) ditambah denda keterlambatan membayar sebesar 2 % (dua


persen) per bulan terhitung sejak tanggal 15 Mei 2010 sampai seluruhnya

es
on

Hal. 37 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

(persero) Tbk).

dibayar lunas oleh Tergugat I Rekonvensi (PT. Bank Rakyat Indonesia

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 37

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

5. Menyatakan Tergugat I Rekonvensi (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)


Tbk) dan Tergugat Il Rekonvensi (Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia) telah

ng

melakukan perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat Rekonvensi (PT


Mulia Persada Pacific).

6. Menghukum Tergugat I Rekonvensi dan Tergugat Il Rekonvensi (Dana

gu

Pensiun Bank Rakyat Indonesia) secara tanggung renteng untuk segera


membayar ganti rugi kerugian materiil sebesar US$ 100.000.000.(seratus juta

Dollar Amerika serikat) kepada Penggugat Rekonvensi (PT Mulia Persada


Pacific) ditambah bunga sebesar 6% per tahun terhitung sejak gugatan ini

ub
lik

ah

didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sampai semua


dibayar lunas akibat Penggugat Rekonvensi (PT Mulia Persada Pacific)

am

kehilangan berbagai proyek bisnis, kehilangan keuntungan dan ditolak oleh


Bank untuk mendapatkan pinjaman karena kekhawatiran bahwa Penggugat

ep

Rekonvensi (PT Mulia Persada Pacific) seolah-olah wanprestasi kepada

ah
k

Tergugat I Rekonvensi (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk) dan

Tergugat ll Rekonvensi (Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia), padahal

In
do
ne
si

kenyataannya Penggugat Rekonvensi (PT Mulia Persada Pacific) tidak

A
gu
ng

melakukan tindakan wanprestasi.

7. Menghukum Tergugat I Rekonvensi (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk) dan Tergugat ll Rekonvensi (Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia)


secara tanggung renteng untuk segera membayar ganti rugi kerugian

immateriil sebesar US$ 150.000.000.(seratus lima puluh juta Dollar Amerika

Serikat) kepada Penggugat Rekonvensi (PT Mulia Persada Pacific) ditambah

lik

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sampai semua dibayar lunas,


mengingat Penggugat Rekonvensi (PT. Mulia Persada Pacific) adalah suatu

ub

perusahaan yang telah memiliki citra, nama baik dan reputasi yang baik
dimata masyarakat dan kalangan pebisnis, sehingga perbuatan Tergugat I
Rekonvensi (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk) dan Tergugat Il

ep

Rekonvensi (Dana Pensiun Bank Rakyat lndonesia) dengan menyebarkan


tuduhan tidak berdasar yang telah merusak citra, nama baik dan kehormatan

es

dan reputasi Penggugat Rekonvensi (PT. Mulia Persada Pacific) di kalangan

Hal. 38 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng
gu
A

on

pebisnis dan dunia usaha.

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

bunga sebesar 6 % per tahun terhitung sejak gugatan ini didaftar di

Halaman 38

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

8. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu


walaupun ada verzet, banding dan kasasi.

ng

ATAU;

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berpendapat lain,


mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

gu

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah

mengambil putusan, yaitu putusan No. 157/Pdt.G/2010/PN.JKT.PST. tanggal 30

Desember 2010 yang amarnya sebagai berikut:

ub
lik

Dalam Eksepsi:

Menyatakan Eksepsi Tergugat tidak dapat diterima;

Dalam Pokok Perkara :

Mengabulkan gugatan para Penggugat untuk sebagian;

2.

Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan Ingkar

ep

1.

Janji (Wanprestasi) yang merugikan para Penggugat;

ah
k

am

ah

DALAM KONVENSI:

Menyatakan Perjanjian No. 58 tanggal 11 April 1990 dan

3.

In
do
ne
si

Addendum Perjanjian No. 72 tanggal 24 Mei 1991 yang

A
gu
ng

berhubungan dengan Gedung BRI Il berakhir karena


terjadinya

Wanprestasi

terhitung

sejak

gugatan ini;

4.

didaftarkannya

Menyatakan perjanjian No. 62 tanggal 11 April 1990 dan


Addendum Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991, yang

berhubungan dengan Gedung BRI lll berakhir karena


terjadinya

wanprestasi

terhitung

5.

didaftarkannya

lik

ah

gugatan ini;

sejak

Menghukum Tergugat untuk menyerahkan Gedung BRI II,

ub

Gedung parkir dengan seluruh fasilitas yang ada beserta hak


pengelolaannya kepada Penggugat I melalui Penggugat ll;

ka

6.

Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi berupa

ep

pembayaran tahunan sewa Gedung BRI III yang seharusnya

ah

sudah diterima Penggugat ll sejak tahun 1998 kepada

puluh tujuh miliyar delapan ratus satu juta tiga ratus lima

on

Hal. 39 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

puluh ribu seratus dua puluh lima rupiah);

es

Penggugat Il sebesar Rp 347.801.350.125; ( tiga ratus empat

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 39

Menolak

gugatan

para

Penggugat

7.

selebihnya;

ng

untuk

selain

dan

Menolak Gugatan Rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi

gu

untuk seluruhnya;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI:


-

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

DALAM REKONVENSI:

Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi untuk membayar

biaya yang timbul dalam perkara ini yang hingga kini ditaksir sebesar

ub
lik

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat


dan Penggugat I, II putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh
Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusan No. 203/PDT/2011/PT.DKI. tanggal 4
Agustus 2011;

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada

ep

ah
k

am

ah

Rp 791.000; (tujuh ratus sembilan puluh satu ribu rupiah);

para Penggugat dan Tergugat masing-masing pada tanggal 15 September 2011

dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus

In
do
ne
si

Tergugat

dan tanggal 26 September 2011 kemudian terhadapnya oleh para Penggugat dan

A
gu
ng

masing-masing tanggal 28 September 2011 dan tanggal 19 Oktober 2011

diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 28 September 2011 dan
tanggal 7 Oktober 2011 sebagaimana ternyata dari Akte Permohonan Kasasi No.

77/Srt.Pdt.Kas/2011/PN.JKT.PST. dan No. 79/Srt.Pdt.Kas/2011/PN.JKT. PST. jo


No. 157/PDT.G/2010/ PN.JKT.PST. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat, permohonan mana diikuti dengan memori kasasi yang memuat

alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada

lik

Bahwa setelah itu oleh para Penggugat/para Terbanding/Pembanding II

ub

dan Tergugat/Pembanding/Terbanding II yang pada tanggal 10 November 2011


telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat/Pembanding/Terbanding II
dan para Penggugat/para Terbanding/Pembanding II diajukan jawaban memori

ep

ka

ah

tanggal 12 Oktober 2011 dan tanggal 20 Oktober 2011;

kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 18


November 2011 dan tanggal 22 November 2011;

on

Hal. 40 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam

es

Menimbang bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 40

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka
oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

ng

Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon


Kasasi I/para Penggugat dan Pemohon Kasasi II/Tergugat dalam memori
kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:

gu

Alasan kasasi dari Pemohon Kasasi I/para Penggugat:

Judex Facti telah salah menerapkan peraturan hukum yang berlaku, dalam

putusannya Judex Facti tidak sempurna/tidak seksama/tidak cukup dalam

ub
lik

ah

pertimbangan hukumnya (onvoldoende gemotiveerd).

1. Pertimbangan hukum Majelis Hakim pada tingkat banding dalam Putusan

am

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor : 203/PDT/2011/PT.DKI, tanggal


04 Agustus 2011 halaman 10 alinea ke-4, pada intinya menyebutkan :

ep

Menimbang, bahwa pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama telah

ah
k

memuat dan menguraikan secara tepat dan benar semua keadaan serta
alasan-alasan yang menjadi dasar hukum putusan baik dalam konpensi

In
do
ne
si

maupun dalam rekonpensi oleh karenanya pertimbangan-pertimbangan

A
gu
ng

tersebut diambil alih sebagai pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Banding


sendiri dalam memutus perkara ini di tingkat banding, dengan tambahan
pertimbangan sebagaimana di bawah ini ...

2. Bahwa Pertimbangan hukum Majelis Hakim pada tingkat pertama dalam


Putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat Nomor : 157/Pdt.G/2010/

PN.Jkt.Pst, tanggal 30 Desember 2010 halaman 127 alinea ke-5, pada

lik

Bahwa terhadap petitum No.6 yaitu petitum tentang dwangsom, Majelis


Hakim harus menolaknya oleh karena penyerahan gedung bersifat eksekusi
riil sehingga tidak dapat dituntut dengan dwangsom.

ub

ah

intinya menyebutkan :

ka

3. Pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat banding dalam halaman 10

ep

alinea ke-4 dan Majelis Hakim tingkat pertama dalam halaman 127 dan

a. Menunjuk kepada Pendapat DR Harifin A Tumpa, SH., MH ( Ketua

on

Hal. 41 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Mahkamah Agung RI dalam bukunya Memahami Eksistensi Uang Paksa

es

dengan alasan :

ah

ke-5 sebagaimana dikutip diatas, telah salah dalam menerapkan hukum

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 41

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

( Dwangsom ) dan Implementasinya di Indonesia mengatakan bahwa

Lembaga Dwangsom adalah merupakan suatu alat eksekusi karena


di

dalam

UU

(Rechtsreglement

ng

penempatannya

Burgelijke

Rechtsvordering) dalam Buku II yang berjudul Tentang Pelaksanaan

Putusan dan Akta-akta Autentik, Pembuat UU memandang dwangsom

gu

itu sebagai alat untuk memaksa agar putusan pengadilan dilaksanakan.

Hal ini tergambar dalam rumusan ketentuan Pasal 611a. Dengan Kata
lain, dapat dikatakan bahwa dwangsom adalah merupakan sisi lain dari
eksekusi, yang seolah-olah bekerja dari samping. Eksekusi Riil atau

ub
lik

ah

verhaal eksekusi bekerja secara langsung untuk terlaksananya hukuman


pokok, sedangkan dwangsom bekerja dari samping yang merupakan alat

am

penekan seperti halnya penyenderaan ( gijzeling ) bagi siterhukum agar


siterhukum melakukan (te doen) atau menyerahkan suatu benda tertentu

ep

sehingga beliau menyatakan bahwa Eksekusi Riil bukanlah halangan

ah
k

untuk menjatuhkan dwangsom oleh karena putusan Hakim yang bersifat


seperti

(Mengosongkan

suatu

condemnatoir

Bangunan/Tanah,

In
do
ne
si

Menyerahkan suatu barang, Melakukan suatu perbuatan tertentu,

A
gu
ng

Membayar sejumlah uang dan tidak melakukan sesuatu perbuatan

tertentu dan atau menghentikan suatu perbuatan tertentu) kesemua


putusan yang berisi penghukuman tersebut dapat disertai suatu hukuman

tambahan berupa pembayaran uang paksa (dwangsom) hal mana beliau


katakan dengan menunjuk kepada Yurisprudensi Mahkamah Agung No.

244 K / Pdt / 2008 Tanggal 9 Desember 2008 yang menyatakan bahwa

b. Pasal 606 huruf a dan b Rv menyebutkan :


huruf a :

lik

dwangsom.

ub

ah

kemungkinan eksekusi riil tidak menjadi halangan untuk menjatuhkan

sesuatu yang lain

dari pada membayar sejumlah uang, maka dapat

ep

ka

Sepanjang suatu keputusan hakim mengandung hukuman untuk

ah

ditentukan, bahwa sepanjang atau setiap kali terhukum tidak memenuhi


besarnya ditetapkan dalam keputusan hakim dan uang tersebut

on

Hal. 42 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

dinamakan uang paksa.

es

hukuman tersebut, olehnya harus diserahkan sejumlah uang yang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 42

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

huruf b :

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Bila keputusan tersebut tidak dipenuhi, maka pihak lawan dari terhukum

ng

berwenang untuk melaksanakan keputusan terhadap sejumlah uang


paksa yang telah ditentukan tanpa terlebih dahulu memperoleh alas hak

gu

baru menurut hukum.

c. Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI tertanggal 1 September


1971 Nomor : 496 K/Sip/1971 pada intinya menyatakan antara lain :

Pembayaran uang paksa (dwangsom) ini hanya mungkin terhadap

ub
lik

ah

perbuatan yang harus dilakukan oleh Tergugat yang tidak terdiri dari
pembayaran suatu jumlah uang.

am

d. Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI tertanggal 26 Pebruari


1973 Nomor : 791 K/Sip/1972 pada intinya menyatakan antara lain :

membayar uang.

ah
k

untuk

ep

uang paksa (dwangsom) tidak berlaku terhadap tindakan

e. M. Yahya Harahap, SH (Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang


1993, halaman 303) pada pokoknya menyatakan :
riil

biasanya

A
gu
ng

Eksekusi

dibarengi

dengan

In
do
ne
si

Perdata, PT.Gramedia Pustaka Utama-Jakarta, Cetakan keempat, Tahun

uang

paksa

atau

dwangsom. Dan memang uang paksa hanya dibenarkan dalam eksekusi


riil, sedang pada eksekusi pembayaran sejumlah uang tidak mungkin
dibarengi uang paksa.

f. DR.Lilik Mulyadi, SH.,MH (Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Perdata


Teknik

membuat

halaman 76) pada pokoknya menyebutkan :

dan

permasalahannya,

lik

Praktik,

dwangsom bersifat pressie middel yakni sebagai upaya tekanan agar


terhukum mau mematuhi atau melaksanakan hukuman pokok/tuntutan

g. Berdasarkan dasar
hukum,

pendapat

ahli

dan

yurisprudensi

di

atas, maka dapat

on

disimpulkan
Hal. 43 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ah

ep

ka

primair.

es

ub

ah

Indonesia:Teori,

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 43

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

bahwa

ng

penyerahan
gedung

yang

berupa

eksekusi

riil, dapat disertai

gu

dengan

tuntutan

dwangsom

(uang

paksa,)

karena

bukan merupakan

ub
lik

ah

pembayaran
sejumlah

uang.
Hakim

tingkat

banding
atau

Majelis

Hakim

tingkat

banding

A
gu
ng

In
do
ne
si

hukum

tidak

mempertimbangka

n dengan jelas dan


saksama

bahwa

penyerahan
gedung

BRI

II

lik

ah

adalah merupakan
eksekusi riil yang

ub
ep
R

disertai

dapat
dengan

dwangsom

dan

bukan merupakan
pembayaran
sejumlah uang.

4. Selanjutnya Pertimbangan hukum Majelis Hakim pada tingkat pertama

on

Hal. 44 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 157/PDT/2008/

es

justru

ka

ah

Majelis

salah menerapkan

ah
k

ep

am

Dengan demikian

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 44

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

PT.DKI, tanggal 30 Desember 2010 halaman 127-128 alinea ke-6, pada


intinya menyebutkan :

ng

Sedangkan Petitum No. 8 Majelis hakim menolaknya oleh karena para


Penggugat tidak dapat membuat perincian dan asal usul angka tuntutan ganti

gu

rugi nilai gedung BRI III Yang dituntut oleh para Penggugat

5. Pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam Putusan tanggal 30

Desember 2010 Nomor : 157/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst sebagaimana


dikutip pada butir 4 di atas, merupakan pertimbangan hukum yang tidak

saksama , tidak lengkap mempertimbangkan fakta-fakta dan bukti yang

ub
lik

ah

diajukan Para Pemohon Kasasi, dengan alasan :

a. Berdasarkan Pasal 13.2 Perjanjian BOT Nomor 58 Tanggal 11 April 1990

am

dan Addendum Perjanjian Nomor 72 Tanggal 24 Mei 1991 yang


berhubungan dengan Gedung BRI II serta Pasal 12.2 Perjanjian BOT

ep

Nomor 62 Tanggal 11 April 1990 dan Addendum Perjanjian Nomor 73

ah
k

Tanggal 24 Mei 1991 yang berhubungan dengan Gedung BRI III ,

Tterungkap fakta bahwa Termohon Kasasi/Tergugat wajib membangun

In
do
ne
si

dan menyerahkan 2(dua) buah gedung perkantoran yaitu Gedung BRI II

A
gu
ng

dan Gedung BRI III kepada Para Pemohon Kasasi. Namun faktanya

Termohon Kasasi/ Tergugat hanya membangun dan menyerahkan


sebuah gedung perkantoran yaitu Gedung BRI II sehingga Para

Pemohon Kasasi kehilangan keuntungan memperoleh Gedung BRI III


yang terletak di Jl. Jendral Sudirman Kavling 44-46 Kelurahan
Bendungan Hilir Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat

lik

Addendum Perjanjian No.73 Tanggal 24 Mei 1991, besaran ganti rugi


kehilangan nilai Gedung BRI III yang pada Tahun 2010 dinilai sejumlah
Rp.887.040.000.000,-(delapan ratus delapan puluh tujuh milyar empat

ub

ah

b. Berdasarkan Pasal 1.10 Perjanjian BOT No.62 Tanggal 11 Mei 1990 jo.

puluh juta rupiah) yang harus dibayarkan Termohon Kasasi kepada Para

ep

ka

Pemohon Kasasi berasal dari perkiraan nilai Gedung BRI II yang telah
terbangun (sesuai huruf c

dan d diatas yaitu yang tersebut dalam

ah

ditentukan bahwa Gedung BRI III dibangun minimal sama dengan

ng

c. Bahwa Majelis Hakim tingkat banding tidak mempertimbangkan bukti

on

Hal. 45 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

perincian nilai bangunan BRI III sebesar Rp. 887.040.000.000,-(delapan

es

Gedung BRI II) (vide bukti tambahan P1.PII-90 terlampir);

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 45

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ratus delapan puluh tujuh milyar empat puluh juta rupiah) yang telah
diajukan oleh Para Pemohon Kasasi yaitu bukti P1.PII-90 ;

ng

d. Prof. Subekti, SH (Pokok-pokok Hukum Perdata, PT. Intemasa-Jakarta,


Cetakan XXXIII, Tahun 2008, Halaman 148) pada intinya menyebutkan :

gu

Yang dimaksudkan kerugian yang dapat dimintakan penggantian itu,


tidak hanya yang berupa biaya-biaya yang sungguh-sungguh telah

dikeluarkan(kosten), atau kerugian yang sungguh-sungguh menimpa


harta benda si berpiutang(schaden), tetapi juga yang berupa kehilangan

keuntungan(interessen) yaitu keuntungan yang akan didapat seandainya

ub
lik

ah

siberhutang tidak lalai(winstderving).

e. Yuriprudensi Mahkamah Agung No. 610 K/Sip/1968 tertanggal 23 Mei

am

1970 menyebutkan Meskipun Tuntutan Ganti kerugian jumlahnya


dianggap tidak pantas sedangkan Penggugat Mutlak menuntut sejumlah

ep

itu, Hakim berwenang untuk menetapkan berapa sepantasnya harus

ah
k

dibayar hal ini tidak melanggar pasal 178 ayat 3 HIR (ex aequo et bono),

Bahwa dan lagi pula dengan menunjuk kepada Pendapat Prof Dr Mariam

menunjuk

ketentuan

Pasal

1248

KUH

A
gu
ng

dengan

In
do
ne
si

Darus Badrulzaman, SH. dalam bukunya kompilasi Hukum Perikatan dan


Perdata

beliau

mengatakan bahwa Kerugian yang dapat dituntut oleh kreditor

kepada debitor adalah jika kerugian itu merupakan suatu akibat dari
ingkar janji serta kerugian itu harus merupakan suatu akibat
langsung dari ingkar janji tersebut.

f.

Selain itu dalam amar putusan hakim pengadilan tingkat pertama butir 6

mengabulkan petitium Para Penggugat No. 7 yang berbunyi:

lik

ah

Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi berupa pembayaran


tahunan sewa Gedung BRI III yang seharusnya sudah diterima Penggugat

ub

(tiga ratus empat puluh tujuh miliyar delapan ratus satu juta tiga ratus lima

g.

ep

puluh ribu seratus dua puluh lima rupiah);

Bahwa Petitum No.7 dari Para Penggugat yang kemudian dikabulkan oleh

on

Hal. 46 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Perjanjian Nomor 62 Tanggal 11 April 1990 dan Addendum Perjanjian

es

Judex Factie dalam amar putusan No. 6 didasarkan pada Pasal 3.10

ah

ka

II sejak tahun 1998 kepada Penggugat II sebesar Rp. 347.801.350.125,-

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 46

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Nomor 73 Tanggal 24 Mei 1991 berhubungan dengan


III,yaitu :

Gedung BRI

ng

dalam jangka waktu pengelolaan Gedung BRI III, MPPC wajib membayar

kepada YDP-BRI suatu pembayaran tahunan dengan perhitungan sebagai

gu

berikut : lamanya jangka waktu pengelolaan Gedung BRI III oleh MPPC x

h.

Dengan dikabulkannya ganti rugi berupa pembayaran tahunan sewa

US $ 1,250,000...

Gedung BRI III yang seharusnya sudah diterima Penggugat II / Pemohon


Kasasi sejak tahun 1998 oleh Judex Factie, maka Judex factie

juga

ub
lik

ah

mengakui bahwa berdasarkan perjanjian BOT Nomor 62 tanggal 11 April


1990 dan addendum Perjanjian Nomor 73 tanggal 24 Mei 1991

am

seharusnya Gedung BRI III saat ini sudah dibangun dan ada nilainya.
i.

Dengan demikian Majelis Hakim tingkat banding

tidak saksama

ep

mempertimbangkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan termasuk

ah
k

bukti-bukti yang diajukan Para Pemohon Kasasi.

6. Selanjutnya Pertimbangan hukum Majelis Hakim pada tingkat pertama

In
do
ne
si

dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor :157/PDT/2008/

A
gu
ng

PT.DKI, tanggal 30 Desember 2010 halaman 128 alinea ke-2, pada


intinya menyebutkan :

Menimbang Pada Petitum No. 9 para Penggugat telah meminta supaya

menghukum Tergugat untuk membayar bunga sebesar 6,5% pertahun ( suku


bunga acuan penjamin lembaga Penjamin Simpanan) dikalikan dengan

jumlah ganti rugi yang harus dibayarkan kepada Penggugat I/Penggugat II

lik

dikabulkan telah diperhitungkan dengan bunga yang dituntut oleh Para


Penggugat

7. Pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam Putusan tanggal 30

ub

ah

terhdap petitum ini Majelis harus menolaknya oleh karena ganti rugi yang

Desember 2010 Nomor : 157/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst sebagaimana

ep

ka

dikutip pada butir 6 diatas, merupakan pertimbangan hukum yang tidak


saksama / tidak cermat dan tidak menguraikan alasan yang berdasar,

ah

yaitu :

es
on

Hal. 47 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

a. Pasal 1239 KUH Perdata mengatur :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 47

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat


sesuatu,

apabila

ng

mendapatkan

siberutang

tidak

penyelesaiannya

memenuhi

dalam

kewajibannya,

kewajiban

penggantian biaya, rugi dan bunga

gu

b. Pasal 1243 KUH Perdata mengatur :

memberikan

Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu

dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau


jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat

ah

diberikan

atau

dibuat

dilampaukannya.

dalam

tenggang

waktu

yang

ub
lik

perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila siberhutang, setelah

telah

am

c. Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim tingkat pertama dan tingkat


banding menilai

akibat wanprestasi yang dilakukan oleh Termohon

ganti

rugi

berupa

ep

ah
k

Kasasi/Tergugat maka Termohon Kasasi/Tergugat harus membayar


pembayaran

tahunan

sewa

Gedung

BRI

III

sebagaimana yang diatur dalam huruf a dan b di atas. Dengan demikian

In
do
ne
si

karena Termohon Kasasi/Tergugat telah melakukan wanprestasi, maka

A
gu
ng

berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagaimana tersebut


dalam huruf a dan b di atas, kewajiban membayar bunga pada kerugian
tersebut harus dikenakan juga pada Termohon Kasasi/Tergugat;

d. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama seperti yang

tersebut dalam point 6 yaitu ...telah diperhitungkan dengan bunga yang

dituntut oleh Para Penggugat, tidak mempertimbangkan bukti yang

lik

pembayaran tahunan sewa Gedung BRI III yaitu belum termasuk bunga,
hanya future value yang merupakan unsur nilai waktu terhadap uang.
Future value adalah konsep perhitungan uang dengan memasukkan

ub

ah

diajukan oleh Para Pemohon Kasasi tentang perincian ganti rugi

unsur waktu yang berbeda dengan perhitungan bunga.

ep

ka

e. Menurut Prof Purwahid Patrik, SH. dalam bukunya Dasar Dasar Hukum
Perikatan menyebutkan dalam menghitung bunga yang tercantum dalam

ah

Pasal 1250 KUHPerdata jika debitor wanprestasi Kreditor yang dirugikan

Hal. 48 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

on

Itu berarti kalau kreditor menderita rugi, maka kreditor tetap

gu

maka

ng

itu sudah dicantumkan dalam perjanjian (stipulated/liquidated damages),

es

tidak perlu membuktikan berapa besar ia menderita kerugian jika bunga

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 48

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mendapat penggantian bunga 6% setahun, jika tidak ditentukan dalam

perjanjian (expectation demages) maka kreditor dapat menentukan

ng

sendiri berapa besarnya jumlah bunga yang ditimbulkan dari akibat dari
wanprestasi tersebut bunga kompensatoir (beliau mengatakan dulu
memang tidak boleh menentukan bunga lebih dari ketentuan UU tetapi

gu

sekarang telah diperbolehkan).

tahunan tanah Gedung BRI III, maka Judex factie tidak saksama/salah

ub
lik

menilai bahwa jumlah ganti rugi yang dikabulkan tersebut belum


termasuk perhitungan bunga.

Alasan kasasi dari Pemohon Kasasi II/Tergugat:


DALAM EKSEPSI:
1. Dalam Konvensi:

ep

I. ALASAN KASASI PERTAMA (I):

Majells Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah melakukan kesalahan

ah
k

am

ah

f. Berdasarkan fakta dan bukti perincian ganti rugi pembayaran sewa

karena surat kuasa dari Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II

In
do
ne
si

kepada kuasa hukumnya bukan kuasa khusus akan tetapi hanya surat

A
gu
ng

kuasa yang biasa dipakai di luar Pengadilan, tidak bersifat surat kuasa
khusus seperti diharuskan oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan Republlk Indonesia, Pasal 123 HIR, Sema R.I. dan
jurisprudensi. selain itu dua (2) surat kuasa tersebut tidak menyebutkan

gugatan diajukan di Pengadilan Negeri yang mana (tidak ada tertulis

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat), dan tidak menyebutkan untuk


menggugat pengakhiran perjanjian bot berdasarkan wanprestasi atau

lik

ah

perbuatan melawan hukum, tidak menyebutkan tanggal dan nomor


perjanjian BOT, tidak menyebutkan apakah untuk mengajukan gugatan

ub

ganti rugi dan besarnya ganti rugi, dan yang paling parah adalah surat
kuasa tersebut tidak menyebutkan siapa dan nama Tergugat dan tidak

ep

melawan hukum, akan tetapi murni gugatan dibuat atas inisiatif kejaksaan
(tun) tanpa instruksi dan tanpa surat kuasa khusus.

No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia khususnya

ng

on

Hal. 49 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

Pasal 30 ayat (2):

es

Bahwa Judex Facti telah salah dan keliru mengutip Pasal 30 ayat (2) UU

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

menyebutkan apakah kuasa untuk menggugat wanprestasi atau perbuatan

Halaman 49

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

"Kejaksaan dapat mewakili Negara atau Pemerintah dalam perkara


Perdata atau Tata Usaha Negara"; Padahal bunyi lengkap dari Pasal 30

ng

ayat (2) Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik


Indonesia, selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

gu

"(2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan KUASA
KHUSUS dapat bertindak baik di dalam maupun di luar Pengadilan untuk

dan atas nama negara atau Pemerintah";

Bahwa seandainya Judex Facti berpendapat Termohon


Kasasi I dan Termohon Kasasi II dapat menunjuk Jaksa

ub
lik

ah

sebagai Kuasa Hukum Negara, maka penunjukkan tersebut


HANYA SAH BERLAKU JIKA JAKSA MEMPEROLEH

am

SURAT KUASA KHUSUS, dan dalam perkara ini terbukti


Surat Kuasa Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II

ep

kepada Kejaksaan, TIDAK BERSIFAT KHUSUS.

ah
k

Hal ini membuktikan bahwa jika Jaksa dapat mewakili Termohon Kasasi I

dan Termohon Kasasi II maka Jaksa tidak secara otomatis mewakili di

In
do
ne
si

persidangan perdata TETAPI HARUS ADA SURAT KUASA KHUSUS dan

A
gu
ng

telah dipertegas Mahkamah Agung dalam Pedoman Teknis Administrasi


Dan Teknis Peradilan Buku II halaman 53 butir 1.b yang dikutip sebagai
berikut:

"b. Jaksa DENGAN KUASA KHUSUS sebagai kuasa/wakil Negara/


Pemerintah sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan RI Pasal 30 ayat (2).

Bahwa Pengadilan Tinggi DKI Jakarta TELAH KELlRU MENILAI SURAT

lik

KUASA Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II kepada Jaksa


Pengacara Negara telah memenuhi ketentuan Pasal 123 HIR. Surat kuasa

ub

dari Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II kepada kuasanya


masing-masing tertanggal 19 Februari 2010 (selanjutnya disebut "Surat

ep

Kuasa"), BUKAN SURAT KUASA KHUSUS ATAU CACAT FORMIL


karena:
a.

Surat kuasa tidak menyebut secara jelas dan spesifik apakah untuk

ka

ah

ng

MENYEBUT NAMA PENGADILAN NEGERI Jakarta Pusat atau TIDAK

on

Hal. 50 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

MENYEBUTKAN KOMPETENSI RELATIF; jadi TIDAK ADA KUASA dari

es

mengajukan perkara di pengadilan dan juga didalam surat kuasa TIDAK

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 50

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Termohon Kasasi I/Penggugat I dan Termohon Kasasi II/ Penggugat II kepada


kuasa hukumnya untuk mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
Pengadilan Tinggi DKI tidak mempertimbangkan eksepsi Pemohon

ng

b.

Kasasi perihal SURAT KUASA tidak menyebutkan nama dan pihak yang digugat
sebab tidak disebutkan apakah PT Mulia Persada Pacific sebagai Tergugat apa
atau

gu

bukan;

surat

kuasa

TIDAK

MENYEBUT-KAN

TERGUGAT;

c.

IDENTITAS

SIAPA

Pengadilan Tinggi DKI tidak mempertimbangkan eksepsi Pemohon

ub
lik

(apakah WANPRESTASI atau PERBUATAN MELAWAN HUKUM); jadi


surat kuasa BUKAN SURAT KUASA KHUSUS;
d.

Pengadilan Tinggi DKI tidak mempertimbangkan eksepsi Pemohon Kasasi

perihal surat kuasa tidak menyebutkan objek apa saja yang digugat (apakah
pemutusan perjanjian atau apakah ganti rugi dan besarnya ganti rugi);

ep

ah
k

am

ah

Kasasi perihal surat kuasa tidak menyebut dasar hukum suatu gugatan

e.

Pengadilan Tinggi DKI tidak mempertimbangkan eksepsi Pemohon Kasasi

perihal penerima kuasa tidak pernah dikuasakan oleh para Penggugat/para

In
do
ne
si

Termohon Kasasi untuk menggugat ganti rugi seperti terncantum di dalam surat

A
gu
ng

gugatan; sebab di dalam surat kuasa tidak ada kuasa untuk menggugat ganti
rugi. Jadi bukan surat kuasa khusus karena tidak menyebut objek gugatan;
f.

Surat Kuasa tidak menyebut kuasa untuk menggugat pemutusan

perjanjian BOT di Akta No. 58 tanggal 11 April 1990, Addendum Perjanjian No.

72 tanggal 24 Mei 1991, Perjanjian No. 62 tanggal 11 April 1990 dan Addendum
Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991.

Dua (2) Surat Kuasa dari Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II

lik

melanggar SEMA No. 2 Tahun 1959 tanggal 19 Januari 1959 seperti


diringkas oleh yang M. Yahya Harahap, SH (pensiunan Hakim Agung)

ub

sebagai berikut :

"1). SEMA No. 2 Tahun 1959, Tanggal 19 Januari 1959 Berdasar-kan

ep

SEMA ini digariskan syarat Kuasa Khusus yang dianggap memenuhi


ketentuan Pasal 123 ayat (1) HIR, yaitu:
i.

menyebutkan kompetensi relatif, di PN mana kuasa itu dipergunakan

ii. menyebutkan identitas dan kedudukan para pihak (sebagai Penggugat

ng

on

Hal. 51 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

dan Tergugat);

es

mewakili kepentingan pemberi kuasa;

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Halaman 51

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

iii. menyebutkan secara ringkas dan konkret pokok dan objek sengketa

yang diperkarakan antara pihak yang berpekara. Paling tidak,

ng

menyebut jenis atau masalah perkaranya. Misalnya, perkara


warisan atau transaksi jual beli.

gu

Itulah syarat formil Surat Kuasa Khusus yang diatur dari huruf (a)
SEMA dimaksud. Syarat itu bersifat kumulatif. Salah satu syarat tidak
dipenuhi, mengakibatkan :

Surat Kuasa Khusus cacat formil,

dengan sendirinya kedudukan kuasa sebagai pihak formil mewakili

ub
lik

pemberi kuasa, tidak sah, sehingga gugatan yang ditandatangani kuasa tidak
sah. Bahkan semua tindakan yang dilakukannya tidak sah dan tidak mengikat,
dan gugatan yang diajukannya tidak dapat diterima.
-

Bahwa di dalam bukunya yang berjudul "Hukum Acara Perdata Tentang

ep

Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan putusan Pengadilan",

ah
k

am

ah

(Sinar Grafika, April 2005) halaman 19, M. Yahya Harahap, SH, mengutip

In
do
ne
si

beberapa Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. yang mengharuskan suatu


gugatan harus didasarkan pada SURAT KUASA yang bersifat KHUSUS,

A
gu
ng

sebagai berikut:

(1) Putusan MA RI No. 3412 K/Pdt/1983 pada pokoknya mempertimbangkan Kuasa Khusus yang hanya menyebut objek perkara, TETAPI
TIDAK

MENYEBUT

PIHAK

YANG

HENDAK

DIGUGAT,

tidak

memenuhi syarat formil sebagai Surat Kuasa Khusus karena


bertentangan dengan Pasal 123 ayat (1) HIR dan SEMA No. 01/1971

lik

sah.

(2) Putusan MA RI No. 3410 K/Pdt/1985 menjelaskan, surat kuasa yang


tidak menyebutkan pihak yang hendak digugat dan objek perkara, tidak

ub

ah

tanggal 23 Januari 1971, oleh karena itu surat kuasa tersebut tidak

sah sebagai Surat Kuasa Khusus. Oleh karena itu gugatan yang

ep

ka

diajukan dan ditandatangani kuasa tidak sah dan karenanya gugatan


dinyatakan tidak dapat diterima.

on

Hal. 52 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

diberikan Penggugat kepada kuasa, yang di dalamnya tidak disebut

es

ah

(3) Putusan MA RI No. 57 K/Pdt/1984 yang menyatakan, surat kuasa yang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 52

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

pihak atau orang yang hendak digugat, menyebabkan surat kuasa itu
tidak memenuhi Surat Kuasa Khusus yang disyaratkan undang-

ng

undang, oleh karena itu gugatan tidak dapat diterima.


Catatan:

Surat kuasa dari para Penggugat/para Termohon Kasasi kepada

gu

Kejaksaan (TUN) tidak menyebutkan nama pihak yang digugat;

Bahwa Surat Kuasa Khusus harus menyebutkan objek apa saja yang

digugat

sudah

merupakan

Yurisprudensi

sebagaimana

ditulis

Retnowulan Susantio S.H. (mantan Hakim Agung) dalam bukunya yang

ub
lik

ah

berjudul Hukum Acara Perdata Dalam Teori Dan Praktek dikutip


sebagai berikut :

am

"Mengenai Surat Kuasa Khusus yaitu surat kuasa yang diharuskan


dipakai dalam persidangan di Pengadilan Negeri, sebagaimana

ep

dikehendaki oleh Pasal 123 (1) H.I.R., oleh Mahkamah Agung telah

ah
k

diberi petunjuk dalam S.E.M.A. No. 2/ 1959 tertanggal 19 Januari 1959,


berpendapat

dalam

yang

In
do
ne
si

lampiran buku ini.

A
gu
ng

Mahkamah Agung dalam putusannya bahwa surat kuasa dari


Penggugat asal, tertanggal 20 Juni 1983 yang menjadi dasar bagi

kuasanya untuk mengajukan gugatan tidaklah khususnya sifatnya,


karena tidak menyebutkan objek apa saja yang digugat".

Dalam Surat Kuasa Khusus harus disebutkan dengan jelas perihal objek

apa saja yang digugat. Mahkamah Agung dalam Pedoman Administrasi

lik

berikut:

"3. Surat Kuasa Khusus harus mencantumkan secara jelas bahwa surat
kuasa itu hanya dipergunakan untuk keperluan tertentu, dengan subyek
dan obyek yang tertentu pula."

ep

ka

Catatan:

ub

ah

dan Teknis Peradilan Buku II pada halaman 54 butir 3 dikutip sebagai

Surat Kuasa tanggal 19 Februari 2010 dari para Penggugat/para

ah

Termohon Kasasi kepada kuasa hukumnya tidak menyebut objek perkara

on

Hal. 53 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

siapa nama Tergugat/Pemohon Kasasi, tidak menyebut gugatan diajukan

es

apakah wanprestasi, atau perbuatan melanggar hukum, tidak menyebut

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 53

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

di Pengadilan Negeri mana dan tidak menyebutkan jumlah gugatan ganti


rugi atau gugatan pemutusan perjanjian.

ng

Dalam Surat Kuasa Khusus harus mencantumkan nama Tergugat/

Pemohon Kasasi, Namun ternyata dalam surat kuasa Penggugat I/


Termohon Kasasi I dan Penggugat II/Termohon Kasasi II tidak disebutkan

gu

nama Tergugat/Pemohon Kasasi.

- Bahwa perihal keharusan nama Tergugat/Pemohon Kasasi di dalam Surat

Kuasa Khusus telah diatur tegas oleh Mahkamah Agung dalam Pedoman
Administrasi dan Teknis Peradilan Buku II pada halaman 54 butir 4 yang

ub
lik

ah

dikutip sebagai berikut :

"4. Dalam perkara perdata harus dengan jelas disebut antara A sebagai

am

Penggugat dan B sebagai Tergugat, misalnya dalam perkara waris


atau hutang piutang tertentu dan sebagainya."

ep

Catatan:

ah
k

Surat kuasa dari Penggugat/Termohon Kasasi tidak menyebutkan

mengajukan gugatan tentang apa, apakah wanprestasi atau perbuatan

In
do
ne
si

melawan hukum dan tidak menyebutkan apakah untuk mengugat ganti

A
gu
ng

rugi atau pemutusan perjanjian.

Bahwa Saksi Ahli Dr. Frans H. Winarta di persidangan tanggal 26

November 2010 mempertegas bahwa Surat Kuasa harus bersifat khusus


dengan mengkutip HIR, SEMA R.I. maupun beberapa Yurisprudensi
Mahkamah Agung R.I. dan Praktek di Pengadilan sebagai berikut:

"Agar suatu surat kuasa dapat digunakan untuk mewakili kepentingan si

lik

memenuhi ketentuan-ketentuan Kuasa Khusus dalam undang-undang,


yaitu sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Pasal 123 ayat (1) H.I.R.,
yang menyatakan sebagai berikut:

ub

ah

pemberi kuasa di depan Pengadilan, maka kuasa tersebut harus

"Bilamana dikehendaki, kedua belah pihak dapat dibantu atau diwakili oleh

ep

ka

kuasa, yang dikuasakannya untuk melakukan itu dengan surat kuasa yang
teristimewa, kecuali kalau yang memberi kuasa itu sendiri hadir.

ah

Penggugat dapat juga memberi kuasa itu dalam surat permintaan yang

on

Hal. 54 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

jika gugatan dilakukan dengan lisan menurut Pasal 120, maka dalam hal

es

ditandatanganinya dan dimasukkan menurut ayat pertama Pasal 118 atau

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 54

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

terakhir ini, yang demikian itu harus disebutkan dalam catatan yang dibuat
surat gugat ini ".

Adapun ketentuan Pasal 118 ayat (1) H.I.R. menentukan bahwa Surat

ng

Kuasa Khusus harus dibuat secara tertulis dan dicantumkan dengan jelas

gu

Pengadilan Negeri tempat berperkara. Berikut kutipannya berikut:

"Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan

Pengadilan Negeri, harus dimasukkan dengan surat permintaan yang


ditandatangani oleh Penggugat atau oleh wakilnya menurut Pasal 123,

kepada Ketua Pengadilan Negeri di daerah hukum siapa Tergugat

ub
lik

ah

bertempat diam atau jika tidak diketahui tempat diamnya, tempat tinggal
sebetulnya "

am

Selanjutnya, berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung ("SEMA")


No. 2/1959 Jo. SEMA No. 6/1994 tentang Surat Kuasa Khusus

ep

menentukan sebagai berikut:

ah
k

"Surat Kuasa harus bersifat khusus dan menurut Undang-Undang harus

dicantumkan dengan jelas bahwa surat kuasa itu hanya dipergunakan

In
do
ne
si

untuk keperluan tertentu, misalnya: dalam perkara perdata harus dengan

A
gu
ng

jelas disebut antara A sebagai Penggugat dan B sebagai Tergugat,

misalnya dalam perkara waris atau hutang piutang tertentu dan


sebagainya "

Di dalam Surat Kuasa tanggal 19 Februari 2010 dari para


Penggugat/
hukumnya

para
tidak

Termohon
disebutkan

Kasasi
siapa

kepada

nama

kuasa

Tergugat/

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas Pengadilan

Tinggi

DKI

Jakarta

telah

SALAH/DAN

ub

ah

dalam Pengadilan);

lik

Pemohon Kasasi, tidak ada jumlah kerugian dan tidak ada

KELlRU

ka

menyimpulkan Surat Kuasa Termohon Kasasi I dan

ep

Termohon Kasasi "kepada Kejaksaan telah memenuhi


syarat sebagai Surat Kuasa Khusus, SEBAB suatu surat

menyebutkan dasar gugatan, atau pengadilan tempat

on

Hal. 55 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

berperkara, atau kedudukan pihak yang digugat;

es

ah

kuasa dapat dikatakan Surat Kuasa Khusus apabi/a

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 55

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

DALAM POKOK PERKARA:


PERIHAL GEDUNG BRI:

Alasan kasasi kedua (II) :

ng

Judex Facti telah salah menerapkan hukum tentang cara penerapan


besarnya ganti rugi;

gu

Bahwa sekiranya benar terjadi kerugian dari para Termohon Kasasi dengan

alasan tidak disediakan keran untuk mandi (shower) sejumlah 50 dan

masalah pagar, (hal kerugian ini dibantah oleh Pemohon Kasasi), Judex Facti
telah salah menerapkan hukum tentang cara penerapan besarnya ganti rugi,

ub
lik

ah

karena jumlah ganti rugi yang diberikan Judex Facti kepada para Termohon
Kasasi telah jutaan kali di atas nilai kerugian yang di dalilkan oleh para

am

Termohon Kasasi.

sebab sekiranyapun terjadi kerugian para Termohon Kasasi akibat tidak

ep

dibangun shower (keran untuk mandi) (yang nilainya kecil, hanya puluhan juta

ah
k

rupiah) dan pagar maka sangat tidak pantas dan tidak masuk akal apabila

diganti rugii dikompensasi dengan gedung BRI ll yang dibangun sebesar Rp

In
do
ne
si

800.000.000.000,- (delapan ratus millar rupiah) oleh Pemohon Kasasi yang

A
gu
ng

jangka waktu pengelolaannya sampai dengan tahun 2022 harus diakhiri dan

diberikan pengelolaannya kepada Termohon Kasasi II sebagai kompensasi


kepada para Termohon Kasasi.

Bahwa harga 50 keran untuk mandi (shower) dan pagar

hanyalah sekitar Rp 80.000.000,- (delapan puluh juta


rupiah), sangat tidak sebanding dengan harga gedung BRI
II yang dibangun sebesar

Rp 800.000.000.000,-

lik

ah

(delapan ratus miliar rupiah) ditambah fakta bahwa selama


18 (delapan belas) tahun secara terus menerus Termohon

ub

Kasasi II setiap tahunnya menerima uang sebesar US$


1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu Dollar

ep

ka

Amerika Serikat) dari Pemohon Kasasi dengan total


penerimaan sebesar US$ 22.500.000-, (dua puluh dua juta

ah

lima ratus ribu Dollar Amerika Serikat) dengan kurs per

203.625.000.000,- (dua ratus tiga miliar enam ratus dua

on

Hal. 56 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

puluh lima juta rupiah).

es

hari ini US$ 1 = Rp. 9.050,- ekuivalen dengan Rp.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 56

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ub
lik

ah

gu

ng

KERUGIAN TERMOHON KASASI (VERSI TERMOHONN KASASI)

A
gu
ng

lik

ah

ub

ep

ka

Hal. 57 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng
gu
A

on

ah

Harga
Gedun
g BRI II
Rp
800.00
0.000.0
00,(delapa
n ratus
miliar
rupiah),
yang
dibiayai
dan
dibang
un oleh
Pemoh
on
Kasasi
yang
seharu
snya
masih
dikuasa
i
Pemoh
on
Kasasi
sampai
dengan
tahun
2022
tetapi
harus
diserah
kan
kepada
Termoh
on
Kasasi
II.

In
do
ne
si

ah
k

ep

am

Harga 50 Shower (Keran Mandi)


dan pagar sekitar Rp 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah).

JUDE
X
FACT
IE
MEN
GHU
KUM
PEM
OHO
N
KASA
SI
SEBE
SAR

es

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 57

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

lik
ub
ep

on

Hal. 58 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng
gu
A

es

A
gu
ng
ah
m
ka

ah

Di
sampin
g
memba
ngun
Gedun
g BRI II
dengan
harga
Rp
800.00
0.000.0
00,(delapa
n ratus
miliar
Rupiah
),
Pemoh
on
Kasasi
juga
memba
yar
kepada
Termoh
on
Kasasi
II
sebesa
r US$
1,250,0
00.
(satu
juta
dua
ratus
lima
puluh
ribu
Dollar
Amerik
a
Serikat)
setiap
tahun
secara
terus
meneru
s
selama
18
(delapa
n
belas)
tahun
totall
sejumla
h US$
22.500.
000

In
do
ne
si

ah
k

ep

am

ub
lik

ah

gu

ng

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 58

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

gu

ng

(dua
puluh
dua
juta
lima
ratus
ribu
Dollar
Amerik
a
Serikat)
.

Bahwa Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang menghukum GANTI

ub
lik

ah

RUGI YANG TIDAK SEBANDING dengan kerugian yang didalilkan oleh


Termohon Kasasi bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung

am

R.I. bahwa harus ada bukti nyata suatu kerugian sebagai berikut :
1. Putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 16 Desember 1970 No. 492

ah
k

ep

K/Sip/1970 dan Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1720 K/Pdt/1986


tanggal 18 Agustus 1988.

In
do
ne
si

"Setiap Tuntutan ganti rugi harus disertai perincian kerugian dalam


bentuk apa yang menjadi dasar tuntutannya. Tanpa perincian

A
gu
ng

dimaksud maka tuntutan ganti rugi tersebut harus dinyatakan tidak


dapat diterima karena tuntutan tersebut jelas/tidak sempurna."

Maka terbukti Isi Surat Gugatan para Termohon Kasasi/Penggugat


dan Isi putusan Judex Facti, bertentangan dengan Jurisprudensi tetap
Mahkamah Agung karena surat gugatan tidak menyebutkan "Uraian

atau Perincian Kerugian". Sekiranya benar ada kerugian (hal kerugian

lik

Facti memutus sesuai besarnya jumlah kerugian bukan dengan cara


mengambil Gedung BRI yang nilainya jutaan kali lipat dari kerugian
yang didalilkan oleh para Termohon Kasasi.

ub

ah

ini dibantah oleh Pemohon Kasasi) yang terjadi maka harusnya Judex

ka

2. Putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 3 September 1983 No. 19 K/

ep

Sip/1983.

ah

"Karena gugatan ganti rugi tidak diperinci, Jagi pula belum diperiksa

es
on

Hal. 59 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

dapat diterima."

oleh Judex Facti, gugatan ganti rugi tersebut harus dinyatakan tidak

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 59

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Maka terbukti isi surat gugatan para Termohon Kasasi/Penggugat dan

isi putusan Judex Facti, bertentangan dengan Jurisprudensi tetap

ng

Mahkamah Agung karena surat gugatan tidak menyebutkan "Uraian

atau Perincian Kerugian". Sekiranya benar ada kerugian (hal kerugian

gu

ini dibantah oleh Pemohon Kasasi) yang terjadi maka harusnya Judex
Facti memutus sesuai besarnya jumlah kerugian bukan dengan cara

mengambil Gedung BRI yang nilainya jutaan kali lipat dari kerugian
yang didalilkan oleh para Termohon Kasasi.

3. Putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 8 Mei 1980 No. 550 K/Sip/

ub
lik

ah

1979.

"Petitum tentang ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima

am

karena tidak diadakan perincian mengenai kerugian-kerugian yang


dituntut.

ep

Gugatan rekonvensi harus dinyatakan tidak dapat diterima karena

ah
k

dalam gugatan balik dituntut pula orang-orang yang tidak menjadi pihak

In
do
ne
si

dalam perkara ini "

A
gu
ng

Maka terbukti Isi Surat Gugatan para Termohon Kasasi/Penggugat dan

isi putusan Judex Facti, bertentangan dengan Jurisprudensi tetap


Mahkamah Agung karena surat gugatan tidak menyebutkan "Uraian

atau Perincian Kerugian". Sekiranya benar ada kerugian (ha I kerugian

ini dibantah oleh Pemohon Kasasi) yang terjadi maka harusnya Judex

Facti memutus sesuai besarnya jumlah kerugian bukan dengan cara

Alasan kasasi ketiga (Ill):

ub

Judex Facti telah salah menerapkan hukum karena memberlakukan isi


perjanjian lama yang sudah tidak berlaku, padahal sudah ada perjanjian baru

ep

yang disepakati dan telah lama dilaksanakan para pihak Pengadilan Tinggi
DKI Jakarta melakukan kesalahan karena keliru mendasarkan putusannya
kepada Pasal 3.18, Pasal 3.19, dan Pasal 3.20) dari Addendum Perjanjian

ka

yang didalilkan oleh para Termohon Kasasi.

lik

ah

mengambil Gedung BRI yang nilainya jutaan kali lipat dari kerugian

ng

dan diamandemen oleh para pihak karena para pihak, telah membuat

on

Hal. 60 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

kesepakatan baru untuk mengubah (amandemen) kesepakatan lama di Pasal

es

Nomor 72 yaitu isi perjanjian yang sudah tidak berlaku, karena sudah diubah

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 60

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Termohon

3.18, Pasal 3.19, dan Pasal 3.20 dari Addendum Perjanjian, dan para
Kasasi

telah

puluhan

tahun

menikmati

hasil

perubahan/

ng

amandemen tersebut, sehingga mengada-ada apabila para Termohon Kasasi

masih menggugat berdasar versi perjanjian sebelum diamandemen dan


terbukti terjadi pelepasan hak (rechtsverwerking) dari para Termohon Kasasi

gu

untuk menuntuk pelaksanaan Pasal 3.18, Pasal 3.19, dan Pasal 3.20.

Adapun gugatan para Termohon Kasasi kepada Pemohon Kasasi adalah

sebagai berikut :

ub
lik

ah

Gugatan pertama di dalam Surat Gugatan (Vide Pasal 3.18 Addendum


Perjanjian Nomor 72) : yaitu perihal gugatan wanprestasi karena tidak
menyediakan ruangan dan fasilitas untuk shower (keran untuk mandi)

am

sejumlah 50 (Iima puluh) di lantai III gedung parkir (semula 5 lantai) untuk
keperluan Termohon Kasasi II dan kantin yang merupakan fasilitas umum

ep

ah
k

Gugatan Pertama:

gedung dan dapat dipergunakan oleh seluruh penghuni kompleks.

Gugatan Kedua :

In
do
ne
si

Dalam Surat Gugatan: (Vide Pasal 3.19 Addendum Perjanjian Nomor 72) :

A
gu
ng

Perihal Gugatan Wanprestasi dengan alasan Pemohon Kasasi/ Tergugat


tidak menyediakan ruangan seluas 500 m2 yang merupakan satu blok

areal pada lantai III atau lantai I gedung parkir untuk keperluan Termohon
Kasasi II sebagai ganti ruang-ruang di gedung Annex tanpa mengenakan
biaya apa pun kepada Termohon Kasasi II.

Gugatan Ketiga :

Dalam Surat Gugatan (Vide Pasal 3.20 Addendum (Perjanjian Nomor 72):

lik

ah

Perihal Gugatan wanprestasi dengan alasan tidak menyediakan lantai atas


gedung parkir yang layak digunakan oleh Termohon Kasasi II, atau anak

ub

perusahaan untuk tempat upacara, senam kesegaran jasmani, bela diri,

tempat olah raga volley, badminton, tenis meja (Vide Pasal 3.20.
Addendum Perjanjian Nomor 72).
-

Bahwa

Pengadilan

Tinggi

ep

ka

DKI

Jakarta

telah

keliru

karena

tidak

mempertimbangkan fakta/bukti baru adanya kesepakatan Pemohon Kasasi

es

dan Termohon Kasasi sebagaimana terbukti sebagai berikut :

on

Hal. 61 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Bukti Pertama (I) Adanya Kesepakatan Baru :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 61

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

"Dari bukti surat menyurat para Termohon Kasasi dan Pemohon Kasasi dan

dari bukti perbuatan nyata dan hasil nyata yang telah lama (puluhan tahun)

ng

dinikmati para Termohon Kasasidan Pemohon Kasasi ternyata para Pihak


telah lama sepakat untuk mengubah Pasal 3.18, Pasal 3.19, dan Pasal 3.20

gu

dari Addendum Perjanjian No. 72 dan hasil kesepakatan baru tersebut telah

lama dinikmati dan dipergunakan oleh para Termohon Kasasi dan Pemohon
Kasasi sehingga tidak berdasar apabila para Termohon Kasasi menggugat

pelaksanaan dari kesepakatan lama padahal para Termohon Kasasi telah


lama menikmati hasil kesepakatan baru".

ub
lik

ah

Sebagai perubahan dari Pasal 3.18, Pasal 3.19, dan Pasal 3.20 Addendum
Perjanjian No. 72 maka Pemohon Kasasi telah berkorban dengan cara

am

menyerahkan tanah lahan kosong (rencana semula akan dipakai Pemohon


Kasasi untuk parker motor) kepada Termohon Kasasi II untuk pembangunan

ep

ah
k

fasilitas keran mandi (shower) dan sarana olah raga.

Bahwa Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah keliru karena

tidak

In
do
ne
si

mempertimbangkan fakta/bukti baru adanya kesepakatan

A
gu
ng

Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi sebagaimana


terbukti sebagai berikut :

(Pasal 3.18 Addendum Perjanjian No. 72) Kesepakatan Baru (T-24) atas
Adendum Perjanjian No. 72

ub

lik

Kantin
yang
merupakan
fasilitas
umum
dan
bagian
dari
sarana
olah
raga
di
lantai
III
GEDUNG
PARKIR
(rencana
semula
gedung
parkir
yang
dibangun
oleh
Pemohon
Kasasi
berlokasi
di
dekat
BRI
I
ini
sebanyak
5
lantai)
atau
shower/
keran
mandilsarana
olahraga
semula
dijanjikan
dibangun
didalam
gedung
parkir (berlantai/bertingkat 5).

es
on

Hal. 62 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Kantin
yang
m
dan
bagian
dari
DIPINDAH
KE
dibangun
di
atas
hak
tanah
hak
di
belakang
gedung
BOT
yang
kosong
akan
dibangun
(beda dengan gedung parkir deka
dipakai untuk pembangunan fasilit
Dipindah menjadi diatas lahan ko
(bukan
didalam
Pemohon
Kasasi
Tanah
BOT
yan
Pemohon Kasasi dan di atasny
bahkan biaya perizinan pembang

ah

ep

ka

ah

Kesepakatan lama

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 62

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

gu

Fasilitas ruangan seluas 500 M2 yang


merupakan satu blok area pad a lantai III
atau lantai I gedung parkir sebagai ganti
ruang-ruang di gedung Annex.

Fasilitas

ruangan

merupakan
atau

satu
lantai

seluas

blok

area

gedung

pada

parkir

yang

lantai

sebagai

gan

tanah BOT yang kosong ini menurut rencana akan dibangun gedung parkir ta
(beda dengan gedung parkir dekat BRI ll).

ub
lik

(Pasal 3.20 Addendum Perjanjian No. 72)


Kesepakatan Baru (T-24) atas
Adendum Perjanjian No. 72

ep

Tidak
menyediakan
lantai
atas
gedung
parkir yang layak digunakan oleh Termohon Kasasi 11, atau anak
perusahaan
untuk
tempat
upacara,
senam
kesegaran
jasmani,
bela
diri,
tempat
olah
raga
volley,
badminton,
tenis
meja.

Tidak
menyediakan
parkir
yang
layak
Termohon Kasasi, atau ana
kesegaran jasmani, bela diri,
dipindah kebangunan yang ak
BOT Pemohon Kasasi) dibela
kosong
ini
rencana
akan
tambahan
(beda
dekat BRI ll).

A
gu
ng

In
do
ne
si

ah
k

M2

tanah kosong (hak tanah BOT Pemohon Kasasi) dibelakang gedung BRI I.

Kesepakatan lama

500

ruang-ruang di gedung Annex dipindah ke bangunan yang akan dibangun

ah
am

In
do
ne
si
a

(Pasal 3.19 Addendum Perjanjian No. 72)


Kesepakatan Baru (T-24) atas
perubahan pelaksanaan dari Pasal 3.19
Adendum Perjanjian No. 72

ng

Kesepakatan lama

putusan.mahkamahagung.go.id

BUKTI: PERSETUJUAN dari Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II

atas

lik

ah

usulan perubahan Pasal 3.19 yaitu Surat Termohon Kasasi I dan Termohon

ub

Kasasi yang dikutip sebagai berikut:

"Nomor : B.637-SUN/PPD/93
Jakarta, 6 Agustus 1993
Lampiran
: 1 (satu) set
Perihal
: Lahan kosong untuk Kepada

ah

Tambahan gedung parkir.

PT. Mulia Persada Pacific


Up. Sdr. Handrian Tjahya
Kuningan Plaza
Nort Tower, lantai 10
Jl. H.R. Rasuna Said Kav.C 11-14
Jakarta. 12940.

on

Hal. 63 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Surat PT. Mulia Persada Pacific (PT. MPPC) No. 008/MPPC/JTS/I-92 tgl. 23-011992.

es

ep

ka

Kasasi II tanggal 6 Agustus 1993, (Bukti T-26) yang ditujukan kepada Pemohon

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 63

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Sehubungan dengan kesediaan Saudara tersebut maka kami minta agar


lahan kosong dimaksud dapat segera dikeluarkan dari perjanjian BOT sesuai
surat kami No.B.137-SUN/PDP/92 tgl. 17-02-1992 (copy terlampir) dan
disiapkan Addendum Perjanjian BOT untuk ditanda tangani para pihak.
Demikian agar maklum dan atas perhatian serta kerja sama Saudara
sebelumnya kami ucapkan terima kasih.

Dana Pensiun
Bank Rakyat Indonesia
Pengurus

TRISULO

BB. PATANDUNG

KETUA

WAKIL KETUA

ep

Inti pokok dari surat Termohon Kasasi II tanggal 6 Agustus 1993 (Vide T-26)

adalah :

Termohon Kasasi II setuju bahwa ruangan seluas 500 M2 sebagai ganti

a.

In
do
ne
si

ah
k

am

ub
lik

ah

gu

ng

Sesuai surat PT. MPPC tersebut diatas yang menyatakan bahwa dengan
adanya penambahan lantai gedung parkir yang ada sekarang dari rencana
semula sebanyak 5 (lima) lantai menjadi 9 (sembilan) lantai maka PT. MPPC
tidak lagi akan membangun lahan kosong yang terletak dibelakang BRI I
(disebelah gedung parkir yang ada saat ini) dengan bangunan baru atau
fasilitas pendukung lainnya dan oleh karenanya dapat dipergunakan oleh
DPBRI UNTUK KEPERLUAN UPACARA/SARANA OLAH RAGA.

A
gu
ng

ruang-ruang di gedung Annex untuk berbagai keperluan Dana Pensiun BRI


dibangun di lokasi baru sesuai usulan Pemohon Kasasi dan disepakati
Termohon Kasasi II DIPINDAHKAN LOKASINYA yang semula menurut

Pasal 3.19 Adendum Perjanjian No. 72 dibangun di gedung parkir tingkat 4

dipindahkan ke lokasi lain di atas tanah kosong tanah BOT dari Tergugat/
Pemohon Kasasi yang terletak dibelakang gedung BRI ll.

Akibatnya tidak berlaku lagi KETENTUAN DALAM PASAL 3.19 Addendum

lik

ah

b.

ub

ruang-ruang di gedung Annex.

BUKTI : PERSETUJUAN Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II atas


persetujuan perubahan Pasal 3.19 yaitu Surat Termohon Kasasi I dan
Termohon Kasasi II tanggal 12 Januari 1994 (Bukti T-27) mengakui telah

ep

ka

Perjanjian No. 72 tentang pembangunan ruangan seluas 500 M2 sebagai ganti

menggunakan sebagian lahan kosong yang terletak di belakang gedung BRI I


mohon kepada Pemohon Kasasi agar lahan kosong tersebut dikeluarkan dari

on

Hal. 64 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Perjanjian BOT, yang dikutip selengkapnya sebagai berikut :

es

telah digunakan sebagai lahan untuk keperluan upacara/sarana olahraga, dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 64

: B.17-ORG/FAS/94
: 1 (satu expl.
: Parkir Sepeda Motor

Jakarta, 12 Januari 1994

Kepada
PT. MULIA PERSADA PAXIFIC
Up. General Manager Building BRI II
Jalan Jenderal Sudirman No. 44-46
di
JAKARTA.

gu

ng

Nomor
Lampiran
Perihal

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Surat Edaran PT. Mulia Persada Pacific tanggal 03 Januari 1994

ub
lik

ah

Menunjuk surat edaran tsb. di atas perihal penggunaan lahan yang


terletak dibelakang gedung BRI I (yang semula direncanakan untuk
membangun tambahan gedung parkir) sebagai tempat pemindahan parkir
sepeda motor, dengan ini diberitahukan bahwa kami keberatan atas
penggunaan halaman dimaksud dengan alasan sbb :

ah
k

ep

am

1. Lahan dimaksud telah diserahkan pengelolaanya kepada


YDP BRI/BRI sesuai surat PT MPPC No. 008/MPPC/JST/
I-92 tanggal 23 Januari 1991 (copy terlampir);
2. Kami dalam waktu dekat merencanakan mendirikan
bangunan di atas lahan dimaksud untuk keperluan gudang;
3. Sebagian lahan tersebut selama ini kami pergunakan untuk
kegiatan upacara dan olah raga.

Demikian untuk dimaklumi dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Chalid As

A
gu
ng

Sugianto

In
do
ne
si

BANK RAKYAT INDONESIA

Direktur

Wakil Kepala Urusan

Tembusan:

1. Urusan Logistik KP BRI


2. Urusan SDH KP BRI
3. Yayasan Dana Pensiun BRI

lik

Kalimat dalam bukti T-27 di atas "lahan telah diserahkan kepada Yayasan

ub

Dana Pensiun BRI ..... " membuktikan bahwa lahan di BOT dari Pemohon
Kasasi telah diserahkan ke Yayasan Dana Pensiun BRI (Termohon Kasasi II)
sebagai pengganti tempat bangunan yang semula berdasarkan pasal 3.18
addendum Perjanjian akan dibangun di gedung parkir (semula 5 tingkat)

ep

ka

ah

Catatan :

kalimat dibukti T-27 berbunyi: ... sebahagian lahan tersebut selama ini kami

Kata upacara dan olahraga mencakup bahwa SHOWER/keran untuk mandi

on

Hal. 65 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

untuk olahraga telah disetujui dipindahkan ke LAHAN KOSONG LAHAN

es

pergunakan untuk kegiatan UPACARA dan OLAHRAGA .... ".

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 65

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

BOT/hak dari Pemohon Kasasi, yang dulunya sesuai Pasal 3.18 dari

Addendum Perjanjian akan dibangun di dalam gedung parkir (semula

ng

5 tingkat) dan dilahan kosong/lahan BOT tersebut telah dibangun bangunan


antara lain untuk olahraga dan fasilitas olahraga (shower/keran untuk mandi)
(vide T-1, T-2, T-2a, T-2b, T-2c, T-2d, T-2e dan T-2f).

gu

Inti pokok dari Bukti T -27 adalah sebagai berikut :

Kesepakatan tersebut dalam Pasal 3.19 (tentang fasilitas pengganti ruang-

ruang di gedung Annex) Addendum Perjanjian No. 72 TIDAK JADI

ub
lik

pihak sepakat untuk mengubah Pasal 3.19 Addendum Perjanjian No. 72.
PERSETUJUAN dari Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II atas

usulan

perubahan Pasal 3.20 yaitu Surat Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II
tanggal 6 Agustus 1993, yang ditujukan kepada Pemohon Kasasi yang dikutip
sebagai berikut :

A
gu
ng

Nomor
: B.637-SUN/PPD/93
Lampiran : 1 (satu) set)
Perihal
: Lahan kosong untuk tambahan
gedung parkir.

Jakarta, 6 Agustus 1993

In
do
ne
si

ep

ah
k

am

ah

DILAKSANAKAN ATAU DICANCEL atau diubah/amandemen, kedua belah

Kepada
Yth. Direksi
PT. Mulia Persada Pacific
Up. Sdr. Handrian Tjahya
Kuningan Plaza North Tower Lt. 10
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C.11-14
Jakarta 12940.

lik

Sesuai surat PT. MPPC tersebut diatas yang menyatakan bahwa dengan
adanya penambahan lantai gedung parkir yang ada sekarang dari rencana
semula sebanyak 5 (lima) lantai menjadi 9 (sembilan) lantai maka PT. MPPC tidak
lagi akan membangun lahan kosong yang terletak dibelakang BRI I (disebelah
gedung parkir yang ada saat ini) dengan bangunan baru atau fasilitas pendukung
lainnya dan oleh karenanya dapat dipergunakan oleh DPBRI UNTUK
KEPERLUAN UPACARA/SARANA OLAH RAGA.

ep

ka

ub

ah

Surat PT. Mulia Persada Pacific (PT MPPC) No. 008/MPPC/JTS/I-92 tgl.
23-01-1992.

es
on

Hal. 66 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ah

Sehubungan dengan kesediaan Saudara tersebut maka kami minta agar


lahan kosong dimaksud dapat segera dikeluarkan dari perjanjian BOT sesuai
surat kami No.B.137-SUN/PDP/92 tgl. 17-02-1992 (copy terlampir) dan disiapkan
Addendum Perjanjian BOT untuk ditanda tangani para pihak.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 66

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Demikian agar maklum dan atas perhatian serte kerja sama Saudara
sebelumnya kami ucapkan terima kasih.

gu

ng

Dana Pensiun
Bank Rakyat Indonesia
Pengurus
TRISULO

BB PATANDUNG
WAKIL KETUA

KETUA

a.

ub
lik

adalah :

Termohon Kasasi II setuju bahwa ruangan seluas 500 M2 sebagai ganti

ruang-ruang di gedung Annex untuk berbagai keperluan Dana Pensiun BRI


dibangun dilokasi baru sesuai usulan Pemohon Kasasi dan disepakati
Termohon Kasasi II DIPINDAHKAN LOKASINYA yang semula menurut

ep

ah
k

am

ah

Inti pokok dari surat Termohon Kasasi II tanggal 6 Agustus 1993 (vide T-26)

Pasal 3.20 Adendum Perjanjian No. 72 dibangun di gedung parkir tingkat 4

dipindahkan ke lokasi lain di atas tanah kosong tanah BOT dari Pemohon Kasasi
b.

In
do
ne
si

yang terletak dibelakang gedung BRl l.

A
gu
ng

Akibatnya tidak berlaku lagi KETENTUAN DALAM PASAL 3.20 Addendum

Perjanjian No. 72 tentang pembangunan tempat upacara, senam kesegaran

jasmani, bela diri, tempat olah raga volley, badminton, tennis meja di gedung
parkir lantai 4.

PERSETUJUAN Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II atas

lik

Termohon Kasasi II tanggal 12 Januari 1994 (Bukti T-27) mengakui telah


menggunakan sebagian lahan kosong yang terletak di belakang gedung BRI I

ub

telah digunakan sebagai lahan untuk keperluan upacara/sarana olahraga, dan


mohon kepada Pemohon Kasasi agar lahan kosong tersebut dikeluarkan dari

es

Kepada
PT. MULIA PERSADA PACIFIC
Up. General Manager Building BRI II
Jalan Jenderal Sudirman No. 44-46
di
JAKARTA.

on

ng
gu
A

Jakarta, 12 Januari 1994

Hal. 67 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

: B.17-ORG/FAS/94
: 1 (satu expl.
: Parkir Sepeda Motor

Nomor
Lampiran
Perihal

ep

Perjanjian BOT, yang dikutip selengkapnya sebagai berikut :

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

persetujuan perubahan Pasal 3.20 yaitu Surat Termohon Kasasi I dan

Halaman 67

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Surat Edaran PT. Mulia Persada Pacific tanggal 03 Januari 1994

gu

ng

Menunjuk surat edaran tsb. di atas perihal penggunaan lahan yang


terletak dibelakang gedung BRI I (yang semula direncanakan untuk
membangun tambahan gedung parkir) sebagai tempat pemindahan parkir
sepeda motor, dengan ini diberitahukan bahwa kami keberatan atas
penggunaan halaman dimaksud dengan alasan sbb :

ub
lik

ah

1. Lahan dimaksud telah diserahkan pengelolaanya


kepada YDP BRI/BRI sesuai surat PT MPPC No. 008/
MPPC/JST/I-92 tanggal 23 Januari 1991 (copy
terlampir);
2. Kami dalam waktu dekat merencanakan mendirikan
bangunan di atas lahan dimaksud untuk keperluan
gudang;
3. Sebagian lahan tersebut selama ini kami pergunakan
untuk kegiatan upacara dan olah raga.

ep

BANK RAKYAT INDONESIA


Chalid As

Direktur

Wakil Kepala Urusan

ah
k

Sugianto

Tembusan:

In
do
ne
si

am

Demikian untuk dimaklumi dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

A
gu
ng

1. Urusan Logistik KP BRI


2. Urusan SDH KP BRI
3. Yayasan Dana Pensiun BRI

Inti pokok dari surat edaran Pemohon Kasasi tanggal 12 Januari 1994 (Vide
T-27) adalah sebagai berikut :

Kesepakatan tersebut dalam Pasal 3.20 (tempat upacara, senam kesegaran

lik

Perjanjian No. 72 TIDAK JADI DILAKSANAKAN ATAU DICANCEL atau


diubah/amandemen kedua belah pihak sepakat untuk mengubah Pasal 3.20

ub

Addendum Perjanjian No. 72.

BUKTI: PELAKSANAAN PERSETUJUAN Termohon Kasasi II melalui surat


30 Agustus 2002 yang menyetujui usulan pembangunan tempat

ep

tanggal

upacara, senam kesegaran jasmani, bela diri, tempat olah raga volley,
badminton, tenis), di halaman belakang Gedung Parkir BRI I, yang berbunyi

ka

ah

jasmani, bela diri, tempat olah raga volley, badminton, tenis) Addendum

Jakarta, 30 Agustus 2002

on

Kepada Yth.

Hal. 68 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng

: B.1312-LOG/PLO/2002
:
: Rencana pembangunan

gu

Nomor
Lampiran
Perihal

es

sebagai berikut (Bukti T-29) :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 68

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ng

Sarana Oleh Raga.

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Direksi
PT. MULIA PERSADA PACIFIC
Plaza Kuningan, Menara Utara Lt. 10
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C.11-14
JAKARTA.

gu

Bersama ini kami beritahukan kepada Saudara bahwa Direksi BRI telah
menyetujui atas rencana pembangunan sarana Olah Raga di halaman
belakang (parkir) Gedung BRI I JI. Jendral Sudirman No. 44-46 Jakarta,
sebagaimana gambar layout terlampir.

Sehubungan hal tersebut, mengingat dihalaman belakang tersebut berdiri


bangunan penyemaian tanaman dan parkir sepeda motor, maka kami minta
agar bangunan dan parkir motor tersebut agar dipindahkan ke tempat lain.

ub
lik

ah

Demikian pemberitahuan kami dan atas perhatian Saudara disampaikan


terima kasih.

am

BANK RAKYAT INDONESIA


DIVISI LOGISTlK

ep

Rulianti

Hartono

ah
k

Kepala Divisi

In
do
ne
si

Tembusan:
PT. MPPC, Gedung BRI Il

Wakil Kepala Divisi

A
gu
ng

BUKTI: PELAKSANAAN PERSETUJUAN perubahan Pasal 3.20 yaitu

Termohon Kasasi II melalui Termohon Kasasi I dalam suratnya tanggal 6


November 2002 Nomor B. 1078-LOG/PLO/08/2002 sebagai berikut (Bukti T-30) :
Jakarta, 6 November 2002.

lik

Kepada Yth.
Direksi
PT. MULIA PERSADA PACIFIC
Plaza Kuningan, Menara Utara Lt.10
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C11-14
JAKARTA.

Sehubungan dengan sedang dilaksanakannya pembangunan Sarana Olah


Raga di halaman belakang (parkir) Gedung BRI I JI. Jendral Sudirman No.
44-46 Jakarta, dengan ini kami mengharapkan untuk parkir sepeda motor
dilokasi area tersebut dapat digeser 6,5 meter dari kondisi saat ini.

ep

ka

ub

ah

Nomor
: B.1078-LOG/PLO/08/2002
Lampiran : 1 (satu) lembar
Perihal
: Rencana pembangunan
Sarana Olah Raga.

on

Hal. 69 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Mengingat waktu penyelesaian pekerjaan tersebut diatas relatip singkat (akhir


Nopember 2002), maka kami mengharapkan pergeseran parkir sepeda motor
tersebut dapat dilaksanakan dalam waktu tidak terlalu lama (paling lambat
minggu ini).

es

ah

Hal tersebut dikarenakan akan dilaksanakan pekerjaan penambahan cor


pondasi beton serta pagar untuk fasilitas lapangan bola basket.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 69

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.

ng

BANK RAKYAT NDONESIA


DIVISI LOGISTlK

gu

Rulianti
Hartono
Kepala Divisi Wakil Kepala Divisi

Tembusan:

1. Divisi Sekretaris Perusahaan Kanpus BRI


2. General Manager BRI II
3. Arsip.

ub
lik

"Disepakati untuk MENGUBAH/MENGAMANDEMEN ketentuan Pasal 3.20


dari Addendum: Perjanjian No. 72."

BUKTI: PELAKSANAAN PERSETUJUAN Termohon Kasasi II melalui

surat tanggal 30 Agustus 2002 yang menyetujui usulan pembangunan ruangan

ep

ah
k

am

ah

Inti pokok surat dari Pemohon Kasasi tanggal 6 November 2002 adalah :

seluas 500 m2 sebagai pengganti ruang-ruang di gedung Annex (semula menurut


Pasal 3.19 Addendum Perjanjian No. 72 dibangun di gedung parkir 4 tingkat

In
do
ne
si

lantai 3 atau lantai 1) dipindahkan ke lahan kosong (tanah hak BOT dari

Pemohon Kasasi) yang berlokasi di halaman belakang (parkir) gedung BRI I yang

A
gu
ng

berbunyi sebagai berikut (Bukti T-29):


: B.1312-LOG/PLO/2002
:
: Rencana pembangunan
Sarana Oleh Raga.

Jakarta, 30 Agustus 2002

Kepada Yth.
Direksi
PT. MULIA PERSADA PACIFIC
Plaza Kuningan, Menara Utara Lt. 10
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C.11-14
JAKARTA.

lik

Bersama ini kami beritahukan kepada Saudara bahwa Direksi BRI telah
menyetujui atas rencana pembangunan sarana Olah Raga di halaman
belakang (parkir) Gedung BRI I JI. Jendral Sudirman No. 44-46 Jakarta,
sebagaimana gambar layout terlampir.

ub

ah

Nomor
Lampiran
Perihal

ep

ka

Sehubungan hat tersebut, mengingat dihalaman belakang tersebut berdiri


bangunan penyemaian tanaman dan parkir sepeda motor, maka kami minta
agar bang un an dan parkir motor tersebut agar dipindahkan ke tempat lain.

on

es

BANK RAKYAT INDONESIA


DIVISI LOGISTlK

Hal. 70 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ah

Demikian pemberitahuan kami dan atas perhatian Saudara disampaikan


terima kasih.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 70

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Rulianti

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Hartono

ng

Kepala Divisi

gu

Tembusan:
PT. MPPC, Gedung BRI Il

Wakil Kepala Divisi

BUKTI: PELAKSANAAN PERSETUJUAN perubahan Pasal 3.19 yaitu


Termohon Kasasi II melalui Termohon Kasasi I dalam suratnya tanggal 6

November 2002 Nomor B. 1078-LOG/PLO/08/2002 sebagai berikut (Bukti


T-30):

ub
lik

Jakarta, 6 November 2002.

Kepada Yth.
Direksi
PT. MULIA PERSADA PACIFIC
Plaza Kuningan, Menara Utara Lt.10
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C11-14
JAKARTA.

ah
k

ep

am

ah

Nomor
: B.1078-LOG/PLO/08/2002
Lampiran : 1 (satu) lembar
Perihal
: Rencana pembangunan
Sarana Olah Raga.

In
do
ne
si

Sehubungan dengan sedang dilaksanakannya pembangunan Sarana Olah


Raga di halaman belakang (parkir) Gedung BRI I JI. Jendral Sudirman No.
44-46 Jakarta, dengan ini kami mengharapkan untuk parkir sepeda motor
dilokasi area tersebut dapat digeser 6,5 meter dari kondisi saat ini.

A
gu
ng

Hal tersebut dikarenakan akan dilaksanakan pekerjaan penambahan cor


pondasi beton serta pagar untuk fasilitas lapangan bola basket.
Mengingat waktu penyelesaian pekerjaan tersebut diatas relatip singkat (akhir
Nopember 2002), maka kami mengharapkan pergeseran parkir sepeda motor
tersebut dapat dilaksanakan dalam waktu tidak terlalu lama (paling lambat
minggu ini).
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.

lik

Rulianti
Hartono
Kepala Divisi Wakil Kepala Divisi

ub

ah

BANK RAKYAT NDONESIA


DIVISI LOGISTlK

Tembusan:

Gugatan Para Termohon Kasasi tidak berdasar atau

Hal. 71 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng
gu
A

on

SALAH SASARAN karena masih menggugat berdasar

es

ep
R

MAKA TERBUKTI:

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

1. Divisi Sekretaris Perusahaan Kanpus BRI


2. General Manager BRI II
3. Arsip.

Halaman 71

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

KESEPAKATAN LAMA Pasal 3.18, Pasal 3.19, dan Pasal


3.20 Addendum Perjanjian No. 72 (yaitu shower dibangun

ng

di dalam gedung parkir yang berlantai 5,

tentang

pembangunan seluas 500 m2 sebagai ganti ruang-ruang di


gedung Annex, dan tempat upacara, senam kesegaran

gu

jasmani, bela diri, tempat olah raga volley, badminton, tenis

meja), padahal telah terjadi kesepakatan baru (dibangun

diatas LAHAN kosong diatas Tanah BOT yang harusnya


dipergunakan Pemohon Kasasi untuk lahan parkir motor)
shower

(keran

ub
lik

ah

dan

untuk

mandi) tersebut telah dibangun di lahan kosong dan telah

am

lama dinikmati oleh para Termohon Kasasi (vide bukti-bukti


pembangunan gedung di atas lahan kosong BOT/tanah

ep

BOT dari Tergugat/Pemohon Kasasi T-1, T-2, T-2a, T-2b,

ah
k

T-2c, T-2d, T-2e, dan T-2f). Bahwa gedung parkir (semula

5 lantai) oleh Yayasan Dana Pensiun BRI/Termohon

In
do
ne
si

Kasasi II telah setuju diubah menjadi 9 lantai atas biaya

A
gu
ng

Tergugat/Pemohon Kasasi.

Fasilitas untuk tempat upacara, senam kesegaran jasmani,


bela diri, tempat olah raga volley, badminton, tenis meja

menjadi dibangun di lokasi baru sesuai usulan Pemohon


Kasasi dan disepakati Termohon Kasasi II.

Bukti Kedua Adanya Kesepakatan Baru : Terjadi Barter


yaitu BRI membangun Gedung 4 lantai untuk bangunan

lik

ah

tempat Sarana Olah Raga Ishower (Keran Untuk Mandi)


Upacara (pengganti kewajiban tersebut dalam Pasal 3.18

ub

dari Addendum Perjanjian No. 72) dan Pengganti Gedung


Annex 500 m (pengganti kewajiban semula tersebut dipasal

Pemohon

ep

ka

3.19 dari Addendum Perjanjian) dan barternya dari


Kasasi/Tergugat

menyerahkan

tanah

BOT

ah

seluas 1.500 m2 bahkan Pemohon Kasasi/ Tergugat

es

dengan biaya sendiri meningkatkan gedung parkir dari

on

Hal. 72 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

semula lima (5) lantai menjadi sembilan (9) lantai.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 72

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Pemohon Kasasi dengan ini mengutip Persetujuan Dana Pensiun BRI,

dengan Surat Dana Pensiun BRI tanggal 6 Agustus 1993 (Bukti T -26) dikutip

ng

sebagian sebagai berikut:

"Sehubungan dengan kesediaan Saudara tersebut maka kami minta agar

gu

lahan kosong dimaksud dapat segera dikeluarkan dari perjanjian BOT sesuai
surat kami No.B.137-SUN/PDP/92 tgl. 17-02-1992 (copy terlampir) dan
disiapkan Addendum Perjanjian BOT untuk ditanda tangani para pihak."

Bahwa Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah keliru dengan

tidak mempertimbangkan adanya bukti atau fakta bahwa


hal

yang

dituntut

dalam

ub
lik

ah

semua

surat

gugatan

(pembangunan shower, sarana olah raga, upacara, kantin

am

dan

pengganti

ruang

Annex)

TELAH

DISEPAKATI

dibangun di gedung tambahan setinggi 4 lantai dan

ep

lapangan Tennis, tempat upacara di belakang Gedung BRI

ah
k

I di atas tanah BOT seluas 1.500 m 2 (tanah yang menjadi

hak PT Mulia Persada Pacific/Pemohon Kasasi) sehingga

In
do
ne
si

Pemohon Kasasi telah mengorbankan penghasilannya dari

A
gu
ng

parkir motor di atas tanah BOT seluas 1.500 m2 dengan


perincian sebagai berikut:

Luas Tanah

: 1.500 m2

: Rp 8.000,-

Hari kerja per tahun

: 290 hari

Lama

Perjanjian

ub

BOT

lik

(Keterangan: Apabila dipakai parkir motor


sesuai rencana semula maka akan dapat
mena,pung motor sebanyak + 1500 motor
setiap harinya.
- Harga parkir per hari tiap motor

: 30 Tahun

ep

Total pengahsilan Pemohon Kasasi dari


parker selama 30 tahun:

1.500 m2 x Rp 8.000,- x 290 hari kerja x 30

: Rp 104.400.000.000,-

es

tahun

ka

ah

on

Hal. 73 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

(seratus empat milyar empat ratus juta rupiah)

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 73

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Maka Pemohon Kasasi rela berkorban pendapatan dari parkir sebesar

Rp 104.400.000.000 (seratus empat miliar empat ratus juta rupiah) sebagai

ng

barter atas kewajiban-kewajiban tersebut di dalam surat gugatan.

Apabila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh Dana Pensiun BRI

gu

untuk membangun bangunan 4 lantai maka perhitungannya adalah sebagai


berikut :

Luas Bangunan Tambahan (4 lantai) yang

dibangun BRI
Harga

bangunan

per

ub
lik

ah

meter
: Rp 2.500.000,-

am

Maka

total

harga/biaya

pembangunan

gedung 4 lantai oleh Dana Pensiun BRI

ep

adalah

ah
k

: Rp 3.160.000.000,-

(tiga milyar seratus enam puluh juta rupiah)

A
gu
ng

yaitu:

In
do
ne
si

Jadi perbandingan pengorbanan jauh lebih besar di pihak Pemohon Kasasi


-

Tanah 1500 m2 (semula untuk parkir 30 tahun) : Rp 104.400.000.000,-

Biaya yang dikeluarkan Dana BRI untuk bangunan


4 lantai

: Rp

Selisih pengorbanan (barter) dari Pemohon Kasasi

3.160.000.000,-

: Rp 101.240.000.000,-

(seratus satu milyar dua ratus empat puluh juta rupiah);

lik

shower, sarana olah raga, upacara, kantin dan pengganti ruang Annex
dan lain-lain yang semula dibangun di atas gedung parkir diubah menjadi di

ub

atas tanah BOT (tanah yang menjadi hak dari Pemohon Kasasi).
Bukti Ketiga Adanya Kesepakatan Baru : Pemohon Kasasi membiayai 50%

ep

izin AMDAL dan IMB pembangunan gedung prasarana olahraga di atas lahan
BOT.

ah

ka

ah

Jadi terbukti telah ada kesepakatan baru untuk memindahkan pembangunan

Keran untuk mandi (shower) dan ruang pengganti seluas

ng

sarana olah raga dan kantin telah dibangun oleh Termohon

on

Hal. 74 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

Kasasi II dan telah disepakati bahkan telah dilaksanakan

es

500 m2 (hal yang dituntut para Termohon Kasasi) untuk

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 74

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

bahwa sebagai imbalan Kontra Prestasi maka Pemohon


Kasasi membiayai 50% pembangunan biaya Amdal dan

ng

IMB untuk pembangunan shower (keran air), kantin dan

ruang pengganti 500 m2 tersebut dan juga Pemohon Kasasi

menjadi 9 lantai atas biaya Pemohon Kasasi.

Bahwa berdasarkan Bukti T-42 berupa gambar bangunan


yang

gu

wajib membangun Gedung Parkir yang semula 4 lantai

diberi

judul

"Pembangunan Gedung Prasarana Olahraga Kantor Pusat

ub
lik

ah

PT BRI Jakarta", yang di dalamnya sudah dibangun keran


untuk mandi (shower), kantin, ruang pengganti seluas 500

am

m2 yang dipakai untuk klinik, satpam, koperasi, musholla,


lapangan badminton dan sebagainya.

ah
k

ep

Untuk pembangunan Gedung tersebut, Pemohon Kasasi menyediakan biaya


Amdal dan IMB (Bukti lihat surat Pemohon Kasasi No. 036/MPCC/HT/XII/04

In
do
ne
si

tanggal 14 Desember 2004 beserta lampirannya, Bukti T-40a, T-40b, T-40c,


T-40d, T-40e dan T-40f; dan kuitansi pembayaran tanggal 14 Desember 2004

A
gu
ng

(bukti T-41).

Bukti Keempat Adanya Kesepakatan Baru :

Bahwa Pembangunan Gedung BOT BRI Ill, berdasarkan Akta Perjanjian

Nomor 62, dibuat di hadapan Nyonya Subagio Reksodipuro, SH., Notaris di

Jakarta, yang ditandatangani pada tanggal 11 April 1990 oleh Pemohon

Kasasi dan Yayasan Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia/Termohon Kasasi

lik

Notaris di Jakarta, yang ditandatangani tanggal 24 Mei 1991 oleh Pemohon


Kasasi dan Yayasan Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia/Termohon Kasasi

ub

II (Bukti T-4), SAMA SEKALI TIDAK MENYEBUT PEMBANGUNAN GEDUNG


PARKIR 9 (SEMBILAN) LANTAI. Hal ini berarti pembangunan gedung parkir

ep

9 (sembilan) lantai tidak untuk BOT BRI Ill, karena Perjanjian BOT BRI III
ditandatangani pada tanggal 11 April 1990 dan 24 Mei 1991. Sedangkan
berdasarkan kesepakatan di kemudian hari (Bukti T-24 s/d Bukti T-30)

ka

ah

II (Bukti T-3) dan Akta Perjanjian No. 73, dibuat dihadapan Agus Madjid, SH.

ng

kesepakatan baru yaitu Pemohon Kasasi menyerahkan tanah BOT seluas

on

Hal. 75 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

1.500 M2 kepada Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II.

es

Pemohon Kasasi, Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II telah membuat

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 75

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Bukti Pelaksanaan Adanya Kesepakatan Baru :

Kesepakatan baru telah lama dilaksanakan oleh Pemohon Kasasi dan para

ng

Termohon Kasasi.

Bahwa selanjutnya kesepakatan baru tersebut telah lama dilaksanakan


seperti terbukti dari hal-hal sebagai berikut:

gu

1. Pemohon Kasasi atas biaya sendiri telah membangun 9 (sembilan) lantai


gedung parkir dari kewajiban semula hanya 4 (empat) lantai;

2. Termohon Kasasi II telah membangun bangunan yang menampung

sarana fasilitas umum seperti shower dan kantin (kewajiban semula

ub
lik

ah

berdasarkan Pasal 3.18 Addendum Perjanjian No. 72) di lahan kosong


(termasuk ruangan pengganti gedung Annex seluas 500 m2) (kewajiban

am

semula berdasarkan Pasal 3.19 Addendum Perjanjian No 72) di belakang


gedung BRI I seperti terbukti dari Gambar "Pembangunan Gedung

ep

Prasarana Olahraga Kantor Pusat PT BRI Jakarta (Vide T-42) yang di

ah
k

dalamnya jelas-jelas sudah dibangun SHOWER (keran mandi) terlihat

kode "SH" artinya shower dan juga ada tertulis "KANTIN", ada koperasi

In
do
ne
si

dan ruangan fasilitas lainnya, dan untuk pengurusan AMDAL dan IMB dari

A
gu
ng

gedung prasarana fasilitas umum ini Pemohon Kasasi menyediakan 50%

biaya (Vide bukti T-40, T-40a, T-40b, T-40c, T-40d, T-40e, T-40f dan
T-41);

3. Bahwa selama 18 (delapan belas) tahun secara terus menerus Termohon

Kasasi II setiap tahunnya menerima uang sebesar US$ 1.250.000 (satu

juta dua ratus lima puluh ribu Dollar Amerika Serikat) dari Pemohon

lik

dua juta lima ratus ribu Dollar Amerika Serikat) (dengan kurs per hari ini
US$ 1 = Rp. 9.050,- ekuivalen dengan Rp.203.625.000.000,- (dua ratus
tiga milyar enam ratus dua puluh lima juta Rupiah)). Termohon Kasasi II

ub

ah

Kasasi dengan total penerimaan sebesar US$ 22.500.000-, (dua puluh

tidak pernah mengajukan protes apa pun seperti terlihat dari Bukti T -6
(rechtsverwerking)

dari

ep

sampai Bukti T -23, oleh karenanya terbukti telah terjadi pelepasan hak

ka

para

Termohon

Kasasi

untuk

menuntut

pelaksanaan perjanjian berdasarkan Pasal 3.18, Pasal 3.19 dan Pasal

es

3.20 Addendum Perjanjian No. 72.

on

Hal. 76 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Alasan kasasi keempat (IV) :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 76

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah menerapkan hukum karena

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

suatu perubahan perjanjian tidak harus dituangkan dalam bentuk perjanjian.

ng

Perubahan ketentuan dalam suatu perjanjian dapat dilakukan melalui suratmenyurat atau perbuatan para pihak yang secara sadar dan sukarela
menundukkan diri terhadap perubahan ketentuan tersebut.

Bahwa Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah dan keliru menilai suatu

gu

Amandemen (Perubahan)

Perjanjian harus dituangkan dalam bentuk

Perjanjian.

ub
lik

diubah dengan kesepakatan secara lisan;

diubah secara tertulis dengan surat menyurat;

diubah dengan perjanjian baru dibawah tangan atau akta notaris;

diubah dengan perbuatan nyata (by conduct) atau tindakan nyata yang

ep

ah

maka suatu perjanjian dapat diubah dengan berbagai cara yaitu:

am

ah
k

Bahwa sesuai dengan asas kebebasan berkontrak (Pasal 1338 KUHPerdata)

mengenyampingkan suatu isi perjanjian dikenal dengan nama "waiver".


Bahwa SUATU PERUBAHAN PERJANJIAN TIDAK HARUS DITUANGKAN

In
do
ne
si

DALAM BENTUK PERJANJIAN, HAL INl SESUAI dengan Undang-Undang,

A
gu
ng

Yurisprudensi dan Doktrin.

1. Sesuai dengan Undang-Undang:

Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata menyebutkan salah satu syarat sahnya
Perjanjian adalah : "Kesepakatan".
Pasal 1339 KUHPerdata :

"Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan

lik

menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan dan oleh


undang-undang".

ub

2. Sesuai dengan Doktrin :

Prof. Subekti S.H., dalam bukunya "Hukum Perjanjian" (Penerbit PT


Intermasa, Cetakan XIV, halaman 28) menyebutkan :

ep

ka

ah

tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang

"Karena suatu perjanjian lahir pada detik tercapainya kesepakatan,

ah

maka perjanjian itu lahir pada detik diterimanya suatu penawaran

on

Hal. 77 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

penawaran itu diterima oleh orang lain secara tertulis, artinya orang lain ini

es

(offerte). Apabila seseorang melakukan suatu penawaran (offerte), dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 77

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

menulis surat bahwa ia menerima penawaran itu, pada detik manakah


lahirnya perjanjian itu. Apakah pada detik dikirimkannya surat ataukah

ng

pada detik diterimanya surat itu oleh pihak yang melakukan penawaran?

Menurut ajaran yang lazim dianut sekarang, perjanjian harus dianggap

gu

lahir pada saat pihak yang melakukan penawaran (offerte) menerima

jawaban yang termaktub dalam surat tersebut, sebab detik itulah yang

dapat dianggap sebagai detik lahirnya kesepakatan. Bahwasanya mungkin


ia tidak membaca surat itu, adalah tanggungannya sendiri. ia dianggap

sepantasnya membaca surat-surat yang diterimanya dalam waktu yang

ub
lik

ah

sesingkat-singkatnya ..... "

3. Sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. putusan MA RI No.

am

1284 K/Pdt/1998 tanggal 18 Desember 2000, Putusan MA RI No. 2673 K/


Pdt/1999 tanggal 25 Desember 2000 : Persetujuan secara diam-diam

ep

ah
k

(Silent Agreement).

Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1284 K/Pdt/1998, tanggal 18

PT

Promex.

Mahkamah

Agung

dalam

pertimbangannya

In
do
ne
si

dan

Desember 2000 antara PT Dua Berlian melawan Lee Kum Kee Co. Ltd

A
gu
ng

menyebutkan: "Antara Tergugat dan Tergugat I telah terjadi perjanjian


diam-diam atau silent agreement, karena setelah berakhirnya perjanjian

"sole distributorship" sesuai dengan jangka waktu yang secara formal


tertulis dalam pernjanjian, ternyata Tergugat dan Tergugat terus

melakukan kegiatan pendistribusian saos makanan tersebut lebih dari satu


tahun. Konsekuensi yuridisnya adalah perjanjian sole distributorship
berlaku sebagai hukum bagi Tergugat dan Tergugat I, meskipun perjanjian

lik

ah

formalnya sudah berakhir."

Maupun pendapat ahli hukum Prof. Z. Asikin Kusumah Atmadja, S.H.,


yang mengakui eksistensi "persetujuan secara diam-diam" (buku :

ub

"Beberapa Yurisprudensi Perdata yang penting serta Ketentuan

ep

Hukum Acara Perdata", yang dibuat dan dianalisa oleh Prof. Z. Asikin
Kusumah Atmadja, SH., Mahkamah Agung R.I.).
Bahwa Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah menerapkan hukum
pembuktian karena tidak memberikan pertimbangan hukum atas keterangan

on

Hal. 78 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ahli yang diajukan Pemohon Kasasi, Saudara ahli Dr. Frans H. Winarta, yang

es

ka

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 78

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

menyatakan perubahan perjanjian dapat dilakukan melalui surat menyurat.


Adapun selengkapnya pendapat ahli Dr. Frans H. Winarta yang diserahkan

ng

dalam Kesimpulan pada tanggal 23 Desember 2010 adalah sebagai berikut :

"Oleh karena KUHPerdata tidak mengatur mengenai bentuk formalitas dari

suatu perjanjian, maka perjanjian diantara para pihak tidak pula serta-merta

gu

harus dibuat dalam bentuk suatu perjanjian tertulis yang dibuat dan

ditandatangani secara tegas oleh para pihak. Dengan adanya suatu

penawaran (offer) dalam bentuk tertentu (misalnya surat-menyurat) dan

ub
lik

para pihak".

Sejalan dengan hal tersebut, M. Yahya Harahap, SH., dalam bukunya "SegiSegi Hukum Perjanjian", (Bandung: Alumni, 1986, halaman 23 dan halaman

am

ah

penerimaan (acceptance), maka hal tersebut merupakan perjanjian di antara

24), menyatakan bahwa :

ep

"Tindakan atau perbuatan (handeling) yang menciptakan persetujuan, berisi

ah
k

"pernyataan kehendak" antara para pihak. Dengan demikian persetujuan tiada

lain dari pada "persesuaian kehendak" antara para pihak. Persesuaian

In
do
ne
si

kehendak atau pernyataan kehendak dapat dinyatakan dengan Iisan, tulisan/

A
gu
ng

surat dan lain-lain. Pihak yang satu menawarkan atau memajukan

"usul" (proposal), serta pihak yang lain menerima atau menyetujui usul

tersebut. Jadi dalam persetujuan terjadi acceptance/penerimaan atau

persetujuan usul. Dengan adanya penawaran atau usul serta "persetujuan"


oleh pihak lain atas usul; lahirlah persetujuan atau "kontrak" yang
"mengakibatkan ikatan hukum" bagi para pihak."

Penerapan atas ketentuan dalam KUHPerdata dan doktrin-doktrin hukum

(offer) menerima jawaban (acceptance) dari pihak lain yang menyatakan

ep

ub

bahwa pihak yang lain ini setuju dan menerima penawaran atau usul tersebut.

tersebut di atas dapat terlihat dalam kasus hipotesis berikut: A dan B


membuat dan menandatangani suatu perjanjian. Masing-masing pihak

ka

lik

perjanjian harus dianggap lahir pada saat pihak yang melakukan penawaran

ah

Pada intinya, doktrin-doktrin hukum tersebut di atas menyatakan bahwa

on

Hal. 79 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

perjanjian tersebut. Pada suatu hari A mengirimkan surat penawaran (offer)

es

mempunyai hak dan kewajiban yang telah disepakati bersama dalam

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 79

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

kepada B yang isinya memuat ketentuan-ketentuan mengenai perubahan


kewajiban-kewajiban A dan B dalam perjanjian tersebut. Setelah menerima

ng

surat tersebut, B mengajukan surat balasan yang menyetujui perubahan

kewajiban A dan B dimaksud (acceptance). Dengan demikian, ketentuanketentuan dalam surat-menyurat tersebut mengikat para pihak dan telah

gu

menggantikan kewajiban-kewajiban A dan B sebelumnya dalam perjanjian.

Para pihak dapat menyepakati dalam perjanjian bahwa perubahan-perubahan

dari perjanjian akan dibuat dalam bentuk addendum dan ditandatangani oleh

para pihak. Namun, dalam hal para pihak melakukan korespondensi dalam

perjanjian tersebut maka berdasarkan Pasal 1339 KUHPerdata, ketentuanketentuan yang berlaku bagi para pihak adalah ketentuan-ketentuan dalam

am

surat-menyurat tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, perjanjian tidak hanya mengikat untuk ketentuan-

ep

ah
k

ub
lik

ah

bentuk surat menyurat yang isinya merubah ketentuan-ketentuan dalam

ketentuan yang secara tegas dinyatakan di dalamnya tetapi juga mengikat

hal-hal yang menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan,

In
do
ne
si

atau undang-undang.

A
gu
ng

Alasan kasasi kelima (V) :


-

Pengadilan Tinggi telah salah menerapkan hukum pembuktian karena


Pemohon Kasasi tidak wanprestasi berdasarkan gugatan keempat dalam

surat gugatan perihal tidak melakukan pemagaran sebab pemohon kasasi


telah melakukan pemagaran dan hak pengelolaan (bot) termasuk manajemen

keamanan selama 30 tahun adalah hak mutlak dari Pemohon Kasasi dan

lik

Kasasi menyerahkan hak gedung BRI ll senilai ratusan juta rupiah hanya
karena soal sepele yaitu pagar.

Gugatan Keempat: Gugatan Perihal wanprestasi dengan alasan tidak

ub

ah

Majells Hakim salah menerapkan hukum dengan menghukum Pemohon

melakukan pemagaran sepenuhnya antara tanah milik Termohon Kasasi I/

ep

Termohon Kasasi II yang berbatasan dengan fasilitas umum/tanah milik GKBI

ka

yang terletak di JI. Jend. Sudirman Kav. 4-46 Jakarta (Vide Pasal 3.10.
Addendum Perjanjian Nomor 72).

isi Perjanjian Pasal 3.10. Perjanjian BOT No. 58 tanggal 11 April 1990 Jo.

on

Hal. 80 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Addendum Perjanjian No. 72 tanggal 24 Mei 1991 TIDAK MENGHARUSKAN

es

Bahwa Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah menerapkan hukum karena

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 80

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

DILAKUKAN PEMAGARAN SECARA TEGAS. Terbukti Pemohon Kasasi


telah melakukan pemagaran dan memberi tanda batas yang dapat

ng

membedakan tanah Termohon Kasasi I/ Termohon Kasasi II dengan fasilitas


umum/tanah milik GKBI yang terletak di JI. Jend. Sudirman Kav. 4-46 Jakarta.

Bahwa pagar akan menghalangi parkir dan apabila pagar tersebut dibangun

gu

tinggi permanent 100%, maka seluruh nasabah BRI dan penyewa di Gedung

BRI II akan tertutup aksesnya menuju Gedung Parkir karena Gedung Parkir

terletak di BRI I (di antara Gedung BRI I dan Gedung BRI ll) dan untuk

ub
lik

ah

mencapai Gedung Parkir seluruh nasabah BRI dan penyewa Gedung BRI II
harus memutar dari belakang Gedung BRI.

am

Temuan Fakta Persidangan :

Terbukti seluruh kompleks BRI I dan BRI II dikelilingi pagar permanen yang

ep

mengelilingi semua pagar ke Jalan Sudirman dan pemagaran juga te!ah

ah
k

dilakukan mengelilingi Gedung BRI I, Gedung BRI II dan tanah pihak ketiga,

sehingga terbukti benar-benar aman. Sedangkan pagar.antara Gedung BRI I

In
do
ne
si

dan Gedung BRI II sebagian dipagar semi permanen dan sebagian lagi dibuat

A
gu
ng

terbuka antara Gedung BRI II dan Gedung GKBI agar tamu-tamu penyewa
dari Gedung BRI ll dapat parkir ke Gedung Parkir.

Bahwa sekalipun benar Pemohon Kasasi wanprestasi terhadap Termohon

Kasasi I dan Termohon Kasasi II (haI mana Pemohon Kasasi bantah secara
tegas, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah dan keliru menghukum

Pemohon Kasasi untuk menyerahkan Gedung BRI II senilai RATUSAN

putusan

Pengadilan

Tinggi

DKI

lik

Bahwa

Jakarta

karenanya

terbukti

bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 610 K/


Sip/1968 yang berbunyi :

ep

"Dalam hal pihak yang mengajukan tuntutan ganti rugi berhak untuk
mendapatkan ganti rugi itu tetapi jumlah yang dituntutya dianggap tak pantas,
Hakim berwenang menetapkan jumlah yang sepantasnya harus diberikan".

ka

(shower).

ub

ah

MILlAR hanya gara-gara masalah sepele yaitu pagar dan keran untuk mandi

es

Bahwa terbukti pemagaran sepenuhnya tidak mungkin dilakukan demi

ng

kelancaran arus masuk lalu lintas kendaraan.

on

Hal. 81 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

Alasan kasasi keenam (VI) :

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 81

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah melakukan kesalahan berat karena tidak

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

menilai dan mempertimbangkan bahwa Termohon Kasasi I tidak pernah

ng

menandatangani perjanjian built operate and transfer (bot) yaitu perjanjian No.

58 tanggal 11 April 1990, addendum perjanjian No. 72 tanggal 24 Mei 1991,


perjanjian No. 62 tanggal 11 April 1990 dan Addendum Perjanjian

gu

tanggal 24 Mei 1991.

No. 73

Bahwa Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, telah keliru dan salah dengan tidak

mempertimbangkan fakta bahwa Termohon Kasasi I bukanlah pihak


berdasarkan Perjanjian BOT sebagaimana diakui sendiri oleh Termohon

ub
lik

ah

Kasasi I dan Termohon Kasasi II dalam replik butir 3a, yang dikutip kembali
oleh Pemohon Kasasi sebagai berikut:

am

"a. Bahwa dalam Perjanjian No. 58 tanggal 11 April 1990 Jo. Addendum
Perjanjian No. 72 tanggal 24 Mei 1991 maupun Perjanjian No. 62 Tanggal 11

ep

April 1990 Jo. Addendum Perjanjian No. 73 tanggal 24 Mei 1991 yang

ah
k

kesemuanya adalah perjanjian antara Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia

dengan PT Mulla Persada Pacific dimana PT.

Bank Rakyat Indonesia

Bahwa

kalaupun

Pengadilan

Tinggi

A
gu
ng

In
do
ne
si

(Persero) tbk (Penggugat I) bukan merupakan pihak".

DKI

Jakarta

berpendapat sebagaimana disebut dalam halaman 12


putusan yang menyebutkan karena Penggugat II/Termohon

Kasasi II mendapat hak penuh dari Penggugat I/Termohon

Kasasi I untuk menguasai dan melakukan pembangunan


Gedung BRI di atas tanah Penggugat I/Termohon Kasasi I

untuk kepentingan Penggugat I/ Termohon Kasasi I, maka

gugatan

quo,

sebab,

lik

ah

sangat keliru apabila Termohon Kasasi I mengajukan


seharusnya

yang

berhak

ub

mengajukan gugatan aquo adalah Termohon Kasasi II


sebagai Pihak dalam Perjanjian BOT dengan Pemohon

ep

ka

Kasasi. Bahwa dengan demikian terbukti bahwa Termohon


Kasasi I tidak berhak mengajukan gugatan terhadap

ah

Pemohon Kasasi, dan kalaupun Termohon Kasasi I merasa

on

Hal. 82 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

mengenai wanprestasi terhadap Pemohon Kasasi, maka

es

berkepentingan dengan gugatan Termohon Kasasi II

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 82

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mekanismenya adalah Termohon Kasasi I mengajukan


permohonan Intervensi sesuai Pasal 279-282 RV.

ng

PERIHAL GEDUNG BRI III.

Alasan kasasi ketujuh (VII) :

gu

Hakim

Pengadilan

Tinggi

DKI

Jakarta

telah

salah

menerapkan hukum tentang keadaan memaksa/kahar

(force majeure atau overmacht), sebab ketentuan hukum

Pemerintah R.I. telah berlaku sejak tahun 1991 yang berisi

larangan membangun gedung lebih dari 10 lantai di

ub
lik

ah

kompleks BRI Jalan Jendral Sudirman kavling 42-43


Jakarta seperti terbukti dari Surat Penegasan Pemda DKI

am

dengan Surat nomor 175/1.711.53 tertanggal 29 Maret


2011

(T-62)

sejak

tahun

1991

oleh

peraturan

tidak

ep

sehingga

ah
k

dimungkinkan bagi Pemohon Kasasi untuk membangun

gedung 27 lantai sehingga salah putusan Pengadilan

In
do
ne
si

Tinggi DKI Jakarta yang memutuskan Pemohon Kasasi

A
gu
ng

telah wanprestasi karena tidak membangun gedung 27


lantai.

Bahwa

Pemohon

Kasasi

sangat

keberatan

dengan

pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat yang dibenarkan dan diambil seluruhnya oleh Hakim

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta bahwa keadaan memaksa/


kahar (force majeure atau overmacht) hanya ada pada saat

lik

ah

kewajiban itu terbit terhadap BRI III sampai akhir tahun


1995 untuk pembangunan Gedung BRI Ill, yang pada saat

Kenyataanya

tidak

ub

itu berlaku SK Gubernur DKI No. 678 Tahun 1994.


dibangunnya

Gedung

BRI

III

KAHAR

ep

ka

(27 lantai) adalah karena alasan KEADAAN MEMAKSA/


(FORCE

ah

MAJEURE ATAU OVERMACHT yaitu Peraturan Pemprov

ng

dibangun gedung dari sepuluh (10) lantai di kompleks BRI

on

Hal. 83 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

terhitung SEJAK DIBANGUN Gedung BRI II DITAHUN

es

DKI (bersifat public/bersifat memaksa) yang melarang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 83

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

1991, karena lahan yang tersedia sejak tahun 1991 sudah


tidak mencukupi atau sempit sesuai aturan tata kota karena

ng

sebagian besar sisa tanah telah dipakai untuk membangun

GEDUNG BRI II DAN GEDUNG PARKIR LANTAI II dan


oleh karenanya Dinas Tata Ruang Pemda DKI selalu

gu

menolak memberikan izin untuk membangun Gedung BRI

III setinggi 27 lantai meskipun telah diminta/dimohonkan

berkali-kali oleh Pemohon Kasasi sesuai kesaksian dari 3


(tiga) saksi fakta yaitu Sdr. Handrian Tjahja dan Sdr.

ub
lik

ah

Jhonny Sukarya) dan Ir H. Wiriyatmoko, M.T. (yang juga


menjabat Kepala Dinas Tata Ruang Pemda DKI) seperti

am

TERBUKTI SEBAGAI BERIKUT:

a. Bukti I Keadaan Memaksa/Kahar (force majeure atau overmacht) telah

ep

terjadi sejak Tahun 1991 atau larangan untuk membangun gedung BRI III

ah
k

(27 tingkat/lantai) sudah terjadi sejak Tahun 1991 dan terjadi terus

menerus sampai Tahun 2010 dan Tahun 2011 atau sampai sekarang

In
do
ne
si

sehingga salah pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan bahwa

A
gu
ng

Tahun 1995 belum ada Kahar (Force Majeure).

Surat penegasan tanggal 29 Maret 2011 dari Kepala Dinas Tata Ruang
Pemerintah Provisi DKI Jakarta (vide bukti tambahan Pemohon Kasasi/

lik

Nomor : 175/-1-711.53
Jakarta, 29 Maret 2011.
Sifat
: Penting
Lampiran
: Penjelasan Bangunan Gedung Kepada
Baru pada Komplek BRI Jl. Jend. Yth. PT. Mulia Persada Pacific
Sudriman Kav. 42-43 Jakarta.
Gedung BRI
Jl. Jend. Sudriman No. 44-46
di
JAKARTA.

Sehubungan dengan surat Saudara Nomor:02/MPPC/VS/III-2011 tanggal


11 Maret 2011 perihal permohonan penjelasan dan penegasan atas ketentuan
yang berlaku untuk pembangunan gedung baru pada Kompleks BRI di Jalan
Jendral Sudirman Kav. 42-43 Jakarta, dapat dijelaskan sebagai berikut:
:
1. Bahwa pada kompleks BRI yang terletak di JI. Sudirman Kav. 4243 telah
diterbitkan Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB) tahun 1990 dan tahun
2003, luas daerah perencanaan efektif 25.568 M2, sedangkan dalam SIPPT
Nomor 10451-1.711.5 tanggal 16 Maret 1991 point 1, Yayasan Dana Pensiun
BRI diwajibkan membebaskan lahan untuk keserasian blok seluas 925 M2,
sehingga daerah perencanaan menjadi + 26.493 M2.

es

on

Hal. 84 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ah

ep

ka

ub

ah

T-62) yang dikutip sebagai berikut:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 84

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ng

2. Dari daerah perencanaan + 26.493 M2 tersebut diatas, maka luas tambahan


untuk KDB + 3736 M2 (14,10%) dan luas untuk KLB 20.328,8 M2 (0,767),
SEHINGGA SETELAH DIBANGUNNYA GEDUNG BRI ll PADA TAHUN 1991
MAKA
TAMBAHAN
BANGUNAN BARU PADA KOMPLEKS BRI HANYA DAPAT DIBANGUN 10
LANTAI BUKAN 27 LANTAI SEPERTI ukuran bangunan BRI ll yang telah
terbangun, dengan asumsi:

ub
lik

ah

gu

a.
Luas lantai dasar sampai dengan lantai 9 sama dengan luas per lantai kantor BI
ll, yaitu dengan ukuran lantai 45,6 x 45,6 = 2079,36 M2 dan lantai 10 lebih kecil dengan
luas 1614,43 M2 (40,18 x 40,18) M2 atau,
b.
Bangunan tipikal dari lantai 1 sampai dengan 10, dengan ukuran luas per lantai
dari luas lantai dasar BRI ll (45,6 x 44,58) M2 (Iebih kecil dari luas lantai dasar BRI ll
(45,6 x 45,6).
Demikian, agar maklum.

am

KEPALA DINAS TATA RUANG


PROVINSI DKI JAKARTA
IR. H. WIRAYATMOKO. MT
Nip. 195803121986101001

In
do
ne
si

ah
k

ep

TEMBUSAN:
1. Sekretaris DTR Provinsi DKI Jakarta
2. Plh. Ka. Bidang PmRK DTR Provinsi DKI Jakarta
3. Ka. SDTR Kota Administrasi Jakarta Pusat.

Butir 2 dari Surat tanggal 29 Maret 2011 (Bukti T-62) dikutip sebagai

A
gu
ng

berikut:

sehingga setelah dibangunnya Gedung BRI II pada tahun 1991 maka


tambahan bangunan baru pada komplek BRI hanya dapat dibangun 10
lantai bukan 27 lantai seperti ukuran bangunan BRI ll ...

Dari kutipan tersebut diatas terbukti bahwa Force Majeure (peraturan


publik bersifat memaksa) telah terjadi sejak tahun 1991 dan Force Majeure

lik

ah

terus menerus terjadi sampai sekarang (tahun 2011) karena tidak ada
perubahan Peraturan Perda DKI dan karena lahan kosong sudah

TINGGAL SEDIKIT ATAU AMAT SEMPIT, sehingga TERBUKTI SALAH

ub

PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM JUDEX FACTI.

ka

Isi surat Kepala Dinas Tata Kota Pemprov DKI tanggal 29 Maret 2011

ep

(Bukti T-62) telah sesuai dengan fakta di lapangan karena pada

ah

kenyataannya sisa lahan kosong sangat sempit dan tidak mungkin

Di kompleks BRI yang tidak begitu luas pada saat ini telah berdiri Gedung

on

Hal. 85 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

BRI I (21 tingkat/lantai), Gedung BRI II (27 tingkat/lantai), ditambah 2 lantai

es

didirikan gedung 27 tingkat/lantai ditambah 2 lantai Basement.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 85

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Basement, Gedung Parkir (11 tingkat/lantai), Gedung Sarana Olahraga/


upacara (4 tingkat/lantai). Di depan pagar belakang perumahan penduduk

ng

dan di samping berbatasan dengan jalan Jend. Gatot Subroto telah berdiri
Gedung GKBI (34 tingkat/lantai)dan 4 lantai Basement sehingga apabila

dalam kompleks BRI dibangun Gedung BRI III setinggi 27 lantai maka

gu

seluruh pandangan ke atas (ke langit) akan tertutup oleh gedung2

tersebut, disamping itu akan merusak lingkungan hidup dan bertentangan


dengan aturan tata kota.

ub
lik

sejak tahun 1991 sampai dengan tahun sekarang (2011) :


Berdasarkan BLAD PLANNING (LEMBAR RENCANA KOTA) PEMDA DKI

JAKARTA (Vide bukti T-43) di lokasi yang direncanakan dibangun BRI III (27
lantai) hanya dimungkinkan/menurut peraturan hanya boleh dibangun bangunan
setinggi 8 (delapan) lantai dan belakangan menjadi maksimum 10 (sepuluh)

ep

ah
k

am

ah

b. Bukti II keadaan Memaksa/Kahar (force majeure atau overmacht) terjadi

lantai sesuai kesaksian dari 3 (tiga) saksi fakta yaitu Sdr. Handrian Tjahja, Sdr.

Jhonny Sukarya, dan Ir. H. Wiriyatmoko, M.T. (yang juga menjabat Kepala Dinas

A
gu
ng

Catatan:

In
do
ne
si

Tata Ruang Pemda DKI);

Termohon Kasasi II sudah lama mengetahui adanya larangan membangun


setinggi 27 (dua puluh tujuh) lantai (sesuai Perjanjian BOT untuk Gedung

BRI Ill), bahkan sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2000 pimpinan
dari Termohon Kasasi II ikut aktif berusaha melobby Dinas Tata Kota
Provinsi DKI Jakarta agar diizinkan untuk membangun gedung 27 (dua

Sesuai dengan intensitas Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan

lik

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang dihitung menurut peraturan


boleh

dibangun

10 (sepuluh)

lantai

ub

hanya

di

lokasi

dimana

direncanakan dibangun Gedung BRI Ill, seperti terbukti dari:


Surat Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta tanggal 19 Mei 2008 (Vide

bukti T-36);
b.

Gambar Oinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta untuk rencana BRI III (Vide

c.

bukti T-44);

Gambar Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta untuk Gedung BRI I,

on

Hal. 86 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Gedung BRI ll dan kompleksnya (Vide bukti T-45);

es

a.

ep

ka

ah

puluh tujuh) lantai;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 86

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Blad Planning (Lembar Rencana Kota) Pemda DKI Jakarta (Vide bukti

d.

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

T-43).

ng

Apabila dilihat Rencana Kota Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta khusus
untuk Gedung BRI I, Gedung BRI ll, Gedung BRI Ill, Gedung Parkir dan

Sarana Olahraga dapat terlihat dari Gambar Dinas Tata Kota Provinsi DKI

26.601 m2

3,89

103.475 m2
(luas seluruh lantai bangunan BRI I,
BRI II, BRI III, gedung parker dan
sarana olahraga)

In
do
ne
si

82.940,9 m2

20.534 m2
(seluruh lantai BRI III)

2.079 m2

on

Hal. 87 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ah

Maka menurut perhitungan DINAS TATA RUANG PEMDA DKI rencana


luas seluruh lantai Gedung BRI III yang dimungkinkan oleh peraturan
Pemprov DKI Jakarta (yaitu 20.534 m 2) dibagi luas tapak bangunan
Gedung BRI III sesuai Perjanjian BOT (yaitu 2.079 m"), maka sesuai
peraturan hanya dapat 10 lantai atau:

es

ep

ka

lik

ah

ub

A
gu
ng

ah
k

ep

am

ah

Luas Daerah
Perencanaan
Koefisien Luas
Bangunan (KLB)
Maka total luas
lantai bangun
untuk bangunan
BRI I, BRI II, BRI
III, gedung parker
dan sarana
olahraga adalah
luas Daerah
Perencanaan
(26.601 m2)
dikalikan
KLB
Jadi maksimum
(3,89)
atauseluruh
luas
lantai
26.601
x 3,89
bangunan
(BRI I,
BRI II, BRI III,
gedung parker
dan sarana
olahraga) yang
diizinkan
peraturan Pemda
DKI
LuasJakarta
lantai
adalah 103.475
bangunan
yang
m2
telah terbangun
yaitu BRI I, BRI II,
gedung parker
dan
sarana
Maka
sisa luas
olahraga
lantai BRI III yang
bias dibangun
hanyatapak
Luas
bangunan BRI III
sesuai Perjanjian
BOT tanggal No.
62 tanggal 11
April 1990 jo.
Addendum

ub
lik

gu

Jakarta (Vide Bukti T-36a) yang didalamnya perhitungan sebagai berikut:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 87

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

= 10 lantai

ng

20.534 m2 : 2.079 m2

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

gu

Lihat perhitungan DINAS TATA RUANG PEMDA DKI didalam surat Dinas
Tata Kota Pemprov DKI Jakarta tanggal 19 Mei 2008 (Vide Bukti T -36).

sejak Tahun 1991 sampai dengan Tahun Sekarang (2011) :

Surat Kepala Dinas Tata Ruang Pemerintah Provinsi Dkl Jakarta

ub
lik

ah

c. Bukti III Keadaan Memaksa/Kahar (force majeure atau overmacht) terjadi

tertanggal 9 November 2010 yang dialamatkan kepada Termohon Kasasi

am

II (Vide T-59) :

In
do
ne
si

ah
k

ep

Nomor : 620/-1-711-53
9 November 2010
Sifat
: Penting
Lampiran
: Kajian teknis pembangunan Kepada
gedung baru BRI III.
Yth. Direktur Utama Dana Pensiun
BRI
Jl. Veteran II No. 15 Jakarta Pusat
di
JAKARTA.

A
gu
ng

Sehubungan dengan surat Saudara No. B. 104-Pen/Dir/10/2010 tanggal 4


Oktober2010 perihal permohonan kajian menyeluruh terhadap Blok Plan
Pembangunan Gedung BRI III JI. Jenderal Gatot Subroto kav. 42-43 Jakarta
Pusat, dapat dijelaskan sebagai berikut :

ub

lik

ah

1.
Dalam Reneana Tata Letak Bangunan (RTLB) yang telah diterbitkan luas Daerah
Perencanaan efektif 25.568 m2, dan dalam SIPPT No. 1045/-1.711.5 tanggal 16 Maret
1991 point 1, saudara diwajibkan membebaskan lahan untuk keserasian Blok
Perencanaan menjadi + 26.493 m2.
2.
Apabila Saudara telah memenuhi kewajiban tersebut maka perhitungan Daerah
Perencanaan efektif menjadi + 28.493 m2.
3.
Dari pemenuhan kewajiban tersebut maka luas tambahan untuk KDB + 3726 m2
(14,10%) dan luas untuk KLB 20.328,8 m2 (0,767), sehingga tambahan bangunan baru
10 lantai dengan asumsi :
a.
Luas lantai dasar sampai dengan lantai 9 sama dengan kantor BRI Existing (45,6
x 45,6 = 2079,36 m2) dan lantai 10 lebih kecil dengan luas 1614,56 m2, atau
b.
Bangunan tipical dari lantai 1 sampai dengan 10 dengan dimensi (45,6 x 44,58).
Demikian penjelasan ini, agar maklum

ah

ep

ka

KEPALA DINAS TATA RUANG


PROVINSI DKI JAKARTA
IR. H. WIRAYATMOKO. MT
Nip. 195803121986101001

es
on

Hal. 88 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

TEMBUSAN:
1. Sekretaris DTR Provinsi DKI Jakarta
2. Plh. Ka. Bidang PmRK DTR Provinsi DKI Jakarta

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 88

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Jadi terbukti Pemda DKI telah menyurati langsung ke Direktur Utama


Termohon Kasasi II.

ng

d. BUKTI IV Keadaan Memaksa/Kahar (force majeure atau overmacht):

Surat Kepala Dinas Tata Kota Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tertanggal
Nomor
Sifat
Lampiran
Perihal

am

ep

Sehubungan dengan surat Saudara No, 0071MMPCIVSIII/12008 tanggal 17


Maret 2008 mengenai permohonan penambahan bangunan Baru yang terletak di
Komplek BRI JI. Jenderal Sudirman Kav. 42-43, Kelurahan Bendungan Hilir,
Kecamatan Tanah Abang, Kota Administrasi Jakarta Pusat, dengan ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :

In
do
ne
si

ah
k

: 425/-1.785.55
19 Mei 2006
:
:
: Penjelasan atas permohonan
kepada penambahan bangunan
baru yang terletak di Komplek
BRI Jl. Jenderal Sudirman
Kepada
kav. 42-43.
Yth. Direktur PT. Mulia Persada
Pasicic
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42
Lantai 53
Jakarta 12710.

ub
lik

ah

gu

19 Mei 2008 (Vide T-61):

A
gu
ng

1.
Dalam Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB) yang telah diterbitkan luas Daerah
Perencanaan efektif 25.568 m2 dan dalam SIPPT point 1, saudara diwajibkan untuk
membebaskan lahan untuk keserasian Blok Perencanaan menjadi + 26.493 m2.
2.
Saudara telah memenuhi kewajiban tersebut dan lahan dimaksud telah saudara
bebaskan dan telah saudara ukur sementara seluas :!: 28.307 m2.
3.
Dari pembebasan lahan tersebut luas Tambahan 2.739 m2 kepada saudara
mendapat tambahan bangunan baru hanya 10 Lantai dengan luas DP menjadi
28.307m2.
4.
Untuk memproses RTLB dengan bangunan tambahan baru, kepada saudara
segera menghubungi Suku Dinas Tata Kota, Kota Administrasi Jakarta Pusat untuk
memperoleh Ketetapan Rencana Kota (KRK).

KEPALA DINAS KOTA TATA KOTA


PROVINSI DKI JAKARTA,
(tandatangan + cap dinas tata kota DKI)

ep

ub

Ir. H. WIRIYA TMOKO, MT


NIP 470056540

TEMBUSAN:
Wakil Kepala Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta
Ka. Subdin PPRK Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta
Suku Dinas Tata Kota, Kota Administrasi Jakarta Pusat.

on

ng
gu
A

Hal. 89 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

Catatan:

es

ka

1.
2.
3.

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

lik

ah

Demikian agar saudara maklum.

Halaman 89

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Perhitungan 10 lantai di dalam surat tanggal 19 Mei 2008 Kepala Dinas


Tata Kota Provinsi DKI Jakarta tersebut di atas sesuai dengan Gambar

ng

Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta (Vide Bukti T-36a).

c. BUKTI V Keadaan Memaksa/Kahar (force majeure atau overmacht) :

Sesuai Keterangan 2 (dua) saksi fakta bahwa beberapa kali Pemohon

gu

Kasasi telah berupaya keras meloby/menghubungi Pihak Pemprov DKI

Jakarta untuk mendapatkan ijin, tetapi ijin tidak dapat diberikan karena
membangun Gedung 27 (dua puluh tujuh) lantai.

ub
lik

ah

Saksi fakta Sdr. HANDRIAN TJAHJA dari saksi fakta Sdr. JOHNNY
SUKARYA di persidangan telah menjelaskan di bawah sumpah bahwa
sejak tahun 1991, saksi fakta telah berkali-kali menghubungi Pemprov DKI

am

Jakarta untuk membangun Gedung BRI III setinggi 27 lantai, tetapi tidak
pernah diberikan izin karena Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan

ep

ah
k

sesuai peraturan Pemda perhitungan KLB/KOB Tidak mencukupi untuk

Koefisien Luas Bangunan (KLB) tetap harus 10 lantai seperti yang

Bahwa terbukti Pemohon Kasasi TIDAK wanprestasi berdasarkan Perjanjian

In
do
ne
si

diinginkan oleh Termohon Kasasi II.

A
gu
ng

Nomor 62 tanggal 11 April 1990 Jo. Addendum Perjanjian Nomor 73 tanggal


24 Mei 1991 yaitu tidak membangun gedung parkir dan gedung perkantoran

kedua (Gedung BRI Ill), karena setelah Perjanjian ditandatangani, ternyata


Termohon Kasasi tidak dapat membangun Gedung BRI III setinggi 27 lantai

dan Gedung Parkir karena bertentangan dengan peraturan publik. Meskipun


Pemohon Kasasi dan bahkan Termohon Kasasi II sejak tahun 1996 (diketahui

lik

Kota Provinsi DKI Jakarta untuk diizinkan membangun Gedung BRI Ill,
akan tetapi ternyata peraturan publik Pemda DKI Jakarta tidak pernah

ub

berubah sampai sekarang. Terbukti peraturan publik Pemda DKI Jakarta


tunduk kepada Peraturan Daerah dan akan merupakan perbuatan melawan

daerah.
Alasan kasasi kedelapan (VIII) :

hokum karena terbukti telah terjadi keadaan kahar yang

on

Hal. 90 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

menyebabkan Pemohon Kasasi tidak dapat membangun

es

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah menerapkan

ep

hukum apabila Dinas Tata Kota Pemda DKI Jakarta melanggar peraturan

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

oleh Termohon Kasasi II) telah berkali-kali mendatangi kantor Dinas Tata

Halaman 90

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Gedung BRI III dan tidak ada bukti nyata kerugian dari para
Termohon Kasasi.

Bahwa keadaan kahar atau keadaan memaksa (force

ng

majeure)

dan

pelepasan

hak-hak

cq

hak

tangkis

gu

(rechtsverwerking) oleh salah satu pihak DAPAT dijadikan


dasar penundaan atau peniadaan kewajiban pihak lainnya
untuk melaksanakan Perjanjian.

Dasar Hukum:

a.

ub
lik

ah

"Jika ada alasan untuk itu, si berhutang harus dihukum mengganti biaya,
rugi dan bunga apabila ia tak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau
tidak pada waktu yang tepat dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan

am

suatu hal yang tak terduga, pun tak dapat dipertanggungjawabkan


padanya, kesemuanya itupun jika etikat buruk tidaklah ada pada

ep

ah
k

Pasal 1244 KUHPerdata:

pihaknya.

Pasal 1245 KUH Perdata:

b.

In
do
ne
si

"Tidak lah biaya, rugi dan bunga, harus digantinya, apabila lantaran

A
gu
ng

keadaan memaksa atau lantaran suatu kejadian tak disengaja si


berhutang berhalangan memberikan atau berbuat sesuatu yang

diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang sama telah melakukan perbuatan


yang terlarang.

Menurut perjanjian Nomor 62 tanggal 11 April 1990 Jo. Addendum Perjanjian


Nomor 73 tanggal 24 Mei 1991, yang berhubungan dengan BOT Gedung BRI

lik

"PasaI10"

KEADAAN KAHAR

ub

10.1 - Pihak tidak dapat bertanggung jawabkan atas keterlambatan atau


kegagalan apapun dalam pemenuhan suatu kewajiban berdasarkan

ka

ep

perjanjian sepanjang keadaan Kahar (Keadaan Memaksa) mencakup


juga keterlambatan atau kegagalan tersebut disebabkan oleh suatu

ah

keadaan kahar dengan ketentuan bahwa pihak yang pemenuhan

on

Hal. 91 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

kewajibannya terhambat atau ditangguhkan akibat keadaan kahar

es

ah

Ill, dalam Pasal 10 telah mengatur hal-hal sebagai berikut:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 91

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tersebut telah mengambil tindakan yang diperlukan, baik untuk


mengatasi maupun untuk menghilangkan keadaan kahar tersebut.

ng

10.2 - Untuk maksud Perjanjian "KEADAAN KAHAR" diartikan sebagai


setiap peristiwa atau keadaan diluar kekuasaan pihak yang

gu

kewajibannya terpengaruh olehnya yang mengakibatkan pemenuhan

kewajiban berdasarkan Perjanjian pada saat tertentu menjadi


bertentangan dengan hukum atau tidak dapat dilaksanakan termasuk
tidak

terbatas

pada

SEGALA

KEPUTUSAN

ATAU

PEMBATASAN PEMERINTAH REPUBLlK INDONESIA, Act of God


perburuhan, pemogokan

peperangan, huru

ub
lik

perselisihan

hara,

kebakaran, peledakan sabotase bahaya kelautan atau embargo."


-

Menurut doktrin dalam buku Penjelasan Hukum Tentang Keadaan Memaksa


(syarat-syarat

pembatalan

perjanjian

yang

disebabkan

keadaan

ep

memaksalforce majeure) yang ditulis oleh Rahmat S.S. Soemadipradja.

ah
k

am

ah

namun

"OVERMACHT KARENA KEBIJAKAN ATAU PERATURAN PEMERINTAH,

In
do
ne
si

YAITU KEADAAAN MEMAKSA yang disebabkan oleh suatu keadaan di mana


terjadi perubahan kebijakan pemerintah atau dihapus atau dikeluarkannya

A
gu
ng

kebijakan yang baru, yang berdampak pada kegiatan yang sedang


berlangsung, misalnya terbitnya suatu peraturan Pemerintah (pusat maupun
daerah)

yang

menyebabkan

suatu objek perjanjian/perikatan menjadi tidak mungkin untuk dilaksanakan."

Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang menghukum ganti rugi sebesar

Rp. 347.801.350.125 (tiga ratus empat puluh tujuh miliyar delapan ratus satu

lik

sebab para Termohon Kasasi tidak dapat membuktikan adanya Kerugian di


tanah lahan sempit.

ub

Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. bahwa harus ada bukti nyata suatu
kerugian sebagai berikut :

ep

1. Putusan Mahkamah Agung R.I. Tanggal 16 Desember 1970 No. 492

tanggal 18 Agustus 1988.

"Setiap Tuntutan ganti rugi harus disertai perincian kerugian dalam

on

Hal. 92 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

bentuk apa yang menjadi dasar tuntutannya. Tanpa perincian dimaksud

es

K/Sip/1970 dan Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1720 K/Pdt/1986

ah

ka

ah

juta tiga ratus lima puluh ribu seratus dua puluh lima rupiah) adalah salah total

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 92

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

maka tuntutan ganti rugi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima
karena tuntutan tersebut jelas/tidak sempurna".

ng

2. Putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 3 September 1983 No. 19 K/


Sip/1983.

gu

"Karena gugatan ganti rugi tidak diperinci, lagi pula belum diperiksa

oleh Judex Facti, gugatan ganti rugi tersebut harus dinyatakan tidak
dapat diterima".

3. Putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 8 Mei 1980 No. 550 K/Sip/1979.

ub
lik

ah

karena tidak diadakan perincian mengenai kerugian-kerugian yang


dituntut.

Gugatan rekonvensi harus dinyatakan tidak dapat diterima karena

am

dalam gugatan balik dituntut pula orang-orang yang tidak menjadi pihak
dalam perkara ini."

ep

ah
k

"Petitum tentang ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima

Dalam Rekonvensi:

Bahwa Pemohon Kasasi keberatan terhadap pertimbangan hukum Hakim

A
gu
ng

1.

In
do
ne
si

denda dan penalty.

Termohon Kasasi I terlambat membayar sewa sehingga harus membayar uang

Pengadilan Negeri pada halaman 130 putusan yang berbunyi sebagai berikut:

Menimbang, bahwa dari surat P.I. P.II-35 berupa bukti pembayaran sewa
Gedung BRI ll oleh Penggugat I/Tergugat I Rekonvensi periode tanggal 16

Mei 2010 sampai dengan tanggal 15 Mei 2011, terbukti menurut hukum
bahwa Tergugat I Rekonvensi/Penggugat I Konvensi tidak melakukan

Sewa Gedung (lease agreement tanggal 23 Juli 2008);"

Bahwa Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi I telah menandatangani

ub

perjanjian sewa menyewa yaitu Lease Agreement tertanggal 1 Agustus 1997


(Bukti PR-I) Jo. First Amendment to Lease Agreement tertanggal 2 Juli 2002

ep

(Bukti PR-2) Jo. Second Amendment to Lease Agreement No. 08/BRIH/


LA-01/97-02 tertanggal 5 Desember 2005 (Bukti PR-3) Jo. Third Amendment to

Lease Agreement No. 08/BRI.H/LA-02/97/03 tertanggal 23 Juli 2008 (Bukti PR-4)

on

Hal. 93 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

ng
gu
A

es

dan menyepakati hal-hal pada pokoknya sebagai berikut:

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

2.

lik

ah

wanprestasi atas sewa Gedung BRI II yang didasarkan kepada Perjanjian

Halaman 93

Termohon Kasasi I menyewa suite 301, 401, 501 dan 601 di Gedung BRI

a.

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ll

ng

dengan kewajiban pembayaran sebagai berikut:

Biaya sewa sebesar US$ 8.10 (delapan Dollar Amerika Serikat sepuluh

sen) per meter persegi per bulan sehingga setara dengan US$

gu

790.333,20 (tujuh ratus sembilan puluh ribu tiga ratus tiga puluh tiga

Dollar Amerika Serikat dua puluh sen) per tahun;

Biaya service charge sebesar US$ 6.30 (enam Dollar Amerika Serikat

tiga puluh sen) per meter per segi per bulan sehingga setara dengan

ub
lik

ah

Amerika Serikat enam puluh sen) per tahun;


-

Sistem telepon sebesar US$ 100.00 (seratus Dollar Amerika Serikat)


per tahun; yang dibayarkan secara satu tahunan di muka.

b.

Dalam

hal

Termohon

Kasasi

tidak

melaksanakan

kewajiban

ep

am

ah
k

US$ 614,703.60 (enam ratus empat belas ribu tujuh ratus tiga Dollar

pembayarannya pada waktu yang telah ditentukan, maka dikenakan denda

keterlambatan atas dasar harian sebesar 2% (dua persen) per bulan terhitung

In
do
ne
si

sejak tanggal ketika uang tersebut menjadi jatuh tempo sampai semua itu dibayar

A
gu
ng

penuh (Vide klausula 3 (A) Schedule III Lease Agreement (Bukti PR-1).
3.

Bahwa jatuh tempo untuk kewajiban pembayaran Termohon Kasasi I

untuk

periode Mei 2010 sampai dengan Mei 2011 adalah pada tanggal 15 Mei 2010.
Faktanya, sampai dengan tanggal jatuh tempo, Termohon Kasasi I belum
melaksanakan kewajiban pembayarannya.
4.

Bahwa Termohon Kasasi baru melakukan pembayaran sebesar US$

lik

ah

1 ,565,772.38 (satu juta lima ratus enam puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh

ub

2010 dan bukti pembayarannya diajukan sebagai bukti di depan Pengadilan (Vide
Bukti P.I. P.II-35).
5.

Bahwa sesuai dengan perjanjian-perjanjian sewa seharusnya Termohon

ep

ka

dua Dollar Amerika Serikat tiga puluh delapan sen) pada tanggal 7 September

Kasasi I juga membayar :


a.

Denda keterlambatan (penalty charges) dari tanggal 16 Mei 2010 - 6

es

September 2010 sebesar US$ 117,461.08 (seratus tujuh belas ribu empat

on

Hal. 94 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ratus enam puluh satu Dollar Amerika Serikat delapan sen); ditambah.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 94

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Denda keterlambatan atas penalty (late charges on penalty) sebesar 2%

b.

perbulan dari denda keterlambatan sebesar US$ 117,461.08 (seratus tujuh

ng

belas ribu empat ratus enam puluh satu Dollar Amerika Serikat delapan sen)

dihitung sampai dengan 31 Januari 2011 sebesar US$ 9,631.81 (sembilan ribu
enam ratus tiga puluh satu Dollar Amerika Serikat delapan puluh satu sen).

Bahwa oleh karenanya salah dan keliru pertimbangan Hakim Pengadilan

gu

6.

Negeri Jakarta Pusat yang menyatakan bahwa dengan dibayarnya uang sebesar

US$1 ,565,772.38 (satu juta lima ratus enam puluh lima ribu tujuh ratus tujuh

7.

ub
lik

maka Termohon Kasasi I tidak wanprestasi.

Bahwa dengan demikian, Termohon Kasasi I telah wanprestasi terhadap

Pemohon

Kasasi

berdasarkan

Lease

perubahannya.
Menimbang,

bahwa

terlepas

Agreement

dari

ep

ah
k

am

ah

puluh dua Dollar Amerika Serikat tiga puluh delapan sen) oleh Termohon Kasasi I

beserta

alasan-alasan

perubahan-

kasasi

tersebut

Mahkamah Agung berpendapat bahwa Judex Facti dalam perkara ini telah salah

Bahwa berdasarkan Pasal 30 ayat (2) Undang-Undang No.

In
do
ne
si

menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:

A
gu
ng

16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI yang menentukan


bahwa dibidang perdata dan tata usaha Negara Kejaksaan
dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam

maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama Negara

atau Pemerintah. Bahwa ternyata dalam perkara ini


Kejaksaan sebagai pengacara Negara

atau Pemerintah

lik

Pensiun BRI sebagai Penggugat yang bukan merupakan


Pemerintah melainkan merupakan Badan Hukum Privat;

ub

Disamping itu Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang
BUMN menentukan, bahwa modal BUMN merupakan dan berasal dari

ep

kekayaan Negara yang dipisahkan;

Dengan demikian maka pada saat kekayaan Negara telah dipisahkan, maka
kekayaan tersebut bukan lagi masuk ke ranah hukum public tetapi masuk di

ka

ah

bertindak sebagai kuasa PT. BRI (Persero) dan Dana

es

ranah hukum privat sehingga kekayaan tersebut bukan lagi menjadi kekayaan

on

Hal. 95 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

Negara melainkan kekayaan perseroan;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 95

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Atas dasar tersebut maka surat kuasa untuk mengajukan gugatan No. 58-Dir/
HKM/02/2010 tanggal 19 Pebruari 2010 dan No. 10-Pem/Dir/02/2010 tanggal

ng

19 Pebruari 2010 adalah tidak sah sehingga gugatan Penggugat harus

dinyatakan tidak dapat diterima, demikian pula surat kuasa untuk mengajukan
kasasi No. 611-Dir/HKM/09/2011 tanggal 27 September 2011 dan No. 025/G/

gu

GPH/09/2011 adalah tidak sah sehingga permohonan kasasi dari Pemohon


Kasasi I: PT BRI (Persero) dan Dana Pensiun BRI harus dinyatakan tidak

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

ub
lik

Mahkamah Agung berpendapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan


kasasi dari Pemohon Kasasi II: PT. MULIA PERSADA PACIFIC (PT. MPPC)
tersebut dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 203/Pdt/ 2011/
PT.DKI. tanggal 4 Agustus 2011 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.
157/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Desember 2010 serta Mahkamah Agung

ep

ah
k

am

ah

dapat diterima;

mengadili sendiri perkara ini dengan amar sebagaimana disebutkan di bawah ini;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

In
do
ne
si

Kasasi II juga Termohon Kasasi I/Tergugat dikabulkan dan Pemohon Kasasi I/

A
gu
ng

Termohon Kasasi II/para Penggugat berada di pihak yang kalah, maka Pemohon
Kasasi I/Termohon Kasasi II/para Penggugat harus dihukum untuk membayar
biaya perkara dalam semua tingkat peradilan;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009,

Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan

Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan UndangUndang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang

lik

M E N G A D I L I :

ub

Menyatakan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I: 1. PT. BANK

RAKYAT INDONESIA (PT. BRI) (PERSERO) Tbk., 2. DANA PENSIUN BRI (DP

ep

BRI) tersebut tidak dapat diterima;

Mengabulkan permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi II: PT.


MULIA PERSADA PACIFIC (PT. MPPC) tersebut;

ka

ah

bersangkutan;

ng

PT.DKI. tanggal 4 Agustus 2011 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.

on

Hal. 96 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

157/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Desember 2010;

es

Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 203/Pdt/2011/

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 96

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

MENGADILI SENDIRI:

Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

ng

Menghukum para Pemohon Kasasi I/Termohon Kasasi II/Penggugat

untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dan yang dalam

gu

tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

Agung pada hari Selasa, tanggal 4 September 2012 oleh H. Abdul Kadir

Mappong, SH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung

ub
lik

SH.,MH. Hakim Agung masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan


dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis, dengan
dihadiri

oleh

Hakim-Hakim

Anggota

tersebut

dan

dibantu

oleh

Ninin

Murnindrarti, SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah
pihak;

Hakim-Hakim Anggota:

Ketua:

In
do
ne
si

ep

ah
k

am

ah

sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. Abdul Gani Abdullah, SH. dan H. Suwardi,

ttd/H. Abdul Kadir Mappong, SH.

A
gu
ng

ttd/Prof. Dr. Abdul Gani Abdullah, SH.


ttd/H. Suwardi, SH.,MH.
Biaya-biaya:

Panitera Pengganti:

1. M e t e r a i ............. Rp

2. R e d a k s i ............ Rp

6.000,-

ttd/Ninin Murnindrarti, SH.

5.000,-

lik

J u m l a h .............. Rp 500.000,= =========

ub

ah

3. Administrasi kasasi Rp 489.000,-

ah

ep

ka

Untuk Salinan:
Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata,

es
on

Hal. 97 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

PRI PAMBUDI TEGUH, SH.,MH.


Nip. 19610313 198803 1 003

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 97

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

es
on

Hal. 98 dari 98 hal.Put.No. 268 K/Pdt/2012

In
d

gu

ng

ah

ep

ka

ub

lik

ah

A
gu
ng

In
do
ne
si

ah
k

ep

am

ub
lik

ah

gu

ng

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 98

Anda mungkin juga menyukai