Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan makalah ini jauh lebih baik.
namun apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami sangat
mengharapkan adanya masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak.

Makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar lebih mengerti dan
memahami tentang pengertian frase, jenis frase dan contoh-contoh frase agar ke depannya kita
bisa lebih menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin……..

Kotabaru 06 januari 2020

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ........................................................................ 1


B. Tujuan penulisan................................................................................... 1
C. Rumusan masalah ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian frase .................................................................................... 2


B. Jenis - jenis frase................................................................................... 3

BAB III KESIMPULAN


A. Kesimpulan ........................................................................................... 8
B. Saran ..................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sintaksis adalalah salah satu tataran (level) dalam gramatika (tata bahasa) yang
mempersoalkan hubungan antara kata dengan satuan-satuan yang lebih besar,
membentuk suatu konstruksi yang disebut kalimat. Sintaksis dapat dideskripsikan atas
konstruksi satuan-satuannya. Dengan perkataan lain, satuan sintaksis itu disusun oleh
satuan-satuan yang lebih kecil. Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis
adalah frase,klausa dan kalimat. Dan salah satunya yang akan di bahas dalam makalah
ini adalah frase.
Dalam makalah ini, kami selaku penulis akan menyajikan berbagai pengertian
frase, jenis-jenis frase serta contoh frase dari beberapa sumber buku dan juga sumber
elektronik sebagai sumber tambahan.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas makalah pengantar linguistik yang berjudul “Satuan-
Satuan Bahasa: Frase”.
2. Untuk mengetahui tentang pengertian frase , jenis-jenis frase dan contoh-contoh
frase
3. Untuk menambah wawasan.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan frase ?

2. Pengertian frase menurut para ahli !

3. Pembagian jenis-jenis frase !

4. Jenis-jenis frase berdasarkan hubungan konstituennya !

5. Jenis-jenis frase berdasarkan kategori gramatikalnya !

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Frase
Frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
tidak terdiri dari subjek dan predikat (nonpredikatif). Satuan gramatikal akan
menulis dan menyampaikan berita merupaka frase karena anggota pembentuk
satuan bahasa tidak menjabat subjek dan juga tidak menjabat predikat. Istilah lain
yang sering digunakan dalam linguistik Indonesia adalah kelompok kata. Di dalam
gramatikal (grammar) frasa merupakansalah satu konstituen (constituent) dari
tataran (level) sintaksis. Atau dengan kata lain frasa merupakan bagian dari
konstruksi sintaksis.Menurut Ramlan (1985), frase adalah satuan gramatik yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.
Yang dimaksud dengan tidak melampaui unsur klausa adalah unsur S, P, O,
pelengkap dan keterangan. Contoh, Eka sedang membaca majalah di ruang tamu
yang terdiri dari beberapa fungsi yaitu, Eka menduduki fungsi S, sedang membaca
menduduki fungsi P, majalah menduduki fungsi O dan di ruang tamu menduduki
fungsi keterangan.

Menurut Elson dan Pickett (1983), “A phrase is a unit potentially composed of


two of more words but which does not have the propositional characteristic of a
sentence”. (Sebuah frasa ialah satuan yang secara potensial terdiri atas dua kata atau
lebih yang tidak mempunyai cirri-ciri proposisi sebuah kalimat). Sedangkan
menurut Kridalaksana (1984), frasa ialah gabungan dua kata atau lebih yang
sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang; misalnya
gunung tinggi adalah frasa karena merupakan konstruksi non-predikatif. Dari kedua
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri utama frasa ialah:

 Gabungan dua kata atau lebih, dan


 Gabungan kata-kata dalam suatu frasa tidak bersifat predikatif.
Di dalam kalimat “Dokter tua bangka membaca buku cerita komik”. Misalnya
terdapat dua kelompok dua kelompok gabungan kata yang tidak predikatif, yaitu:
Dokter tua bangka dan buku cerita komik. Dengan demikian, maka kedua gabungan
kata tersebut dapat digolongkan sebagai masing-masing sebuah frasa (Dola, 2004).

Frasa tidak dibatasi oleh jumlah kata atau oleh panjang-pendeknya satuan. Frasa bisa
terdiri dari dua kata, tiga kata, empat kata, lima kata, enam kata, dan seterusnya.
Seperti contoh-contoh berikut:
 Buku saya
 Buku sejarah saya
 buku pelajaran sejarah saya
 buku sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

2
B. Jenis-Jenis Frase
Frase dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi sifat hubungan konstituennya dan
dari segi kategori gramatikalnya.Tinjauan frase dari segi sifat hubungan
konstituennya terbagi atas frase endosentris dan frase eksosentris, sedangkan
tinjauan frase dari segi gramatikalnya terbagi atas frase nominal (FN), frase verbal
(FV), frase adjektiva (FA), frase numeral (FNum) dan frase adverbial (FAdv) sesuai
bentuk dan perilakunya masing-masing. (Elson dan Pickett, 1983; Anderson, 1989;
Parera 1991.

a) Jenis-Jenis Frase Berdasarkan Hubungan Konstituennya

1. Frase Endosentris
Frase endosentris (endosentric phrase) ialah frase yang keseluruhannya
mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu unsurnya.
(Kridalaksana, 1984). Frase endosentris adalah frase yang seluruhnya
memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan perilaku salah satu
komponennya (Zaenal Arifin dan Junaiyah 2008:20-21). Artinya adalah
salah satu komponennya dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya.

Menurut Parera (1991), frase endosentris ialah frasa yang satuan


konstruksinya berfungsi sama dengan salah satu anggota pembentuknya.
Sedangkan menurut Ramlan, frase endosentris adalah frase yang
mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya
maupun salah satu dari unsurnya (Ramlan 1985:142)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


gabugan kata seperti: baik sekali, sebuah mangga, saban bulan, dan hampir
terbenam, tergolong ke dalam jenis frase endosentris. Unsur-unsur atau
satuan-satuan konstruksi dalam gabungan-gabungan kata tersebut berfungsi
sama dengan salah satu anggota pembentuknya masing-masing. Frase
endosentris dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
1) Frase Endosentris Koordinatif, Zaenal Arifin dan Junaiyah (2008),
frase koordinatif adalah frase endosentris berinduk banyak, yang
secara potensial komponennya dapat dihubungkan dengan partikel
dan, ke, atau, tetapi, ataupun konjungsi korelatif, seperti baik
…maupun dan makin … makin (Zaenal Arifin dan Junaiyah
2008:25). Kategori frase koordinatif sesuai dengan kategori
komponennya. Contoh: (a) Kaya atau miskin, kaya ataupun miskin,
kaya dan miskin, dari, untuk, dan oleh rakyat, untuk dan atas nama
klien; (b) Baik merah maupun biru, entah suka entah tidak suka,
makin pagi makin baik, makin tua makin bermutu. Perhatikan bahwa
kata yang dapat digabungkan hanya kata yang berkategori sama,
seperti merah-biru, tua-bermutu, suka-(tidak) suka, dan pagi-baik.
Dan jika tidak menggunakan partikel, gabungan itu disebut frase
parataktis, seperti tua muda, besar kecil, hilir mudik, keluar masuk,
pulang pergi, naik turun, makan minum, ibu bapak, dan kaya miskin.

2) Frase Endosentris Atributif, berbeda dengan endosentrik


koordinatif, frase golongan ini terdiri dari unsur-unsur yang tidak

3
setara. Karena itu unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan
dengan kata penghubung dan atau atau. Misalnya :

a) Pembangunan lima tahun


b) Sekolah Inpres
c) Buku baru
d) Pekarangan luas
e) Orang itu
f) Malam ini

Kata-kata yang dicetak miring dalam frase-frase diatas, yaitu kata


pembangunan, sekolah, buku, pekarangan, orang, malam,
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara distribusional
sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).

3) Frase Endosentris Apositif, frase apositif adalah frase yang unsurnya


bisa saling menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungkan
dengan kata dan atau atau. Menurut Zaenal Arifin dan Junaiyah
(2008), frase apositif adalah frase endosentris berinduk banyak yang
secara luar bahasa komponennya menunjuk pada wujud yang
sama.Frase ini memiliki sifat yang berbeda dengan frase endosentrik
yang koordinatif dan yang atributif. Dalam frase endosentrik yang
koordinatif unsur-unsurnya dapat dihubungkan dengan kata
penghubung dan atau atau, dan dalam endosentrik yang atributif
unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung
dan atau atau. Dalam frase Surti anak pak Tejo unsur-unsurnya tidak
dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau dan
secara semantik unsur yang satu dalam hal ini unsur anak pak Tejo,
sama dengan unsur lainnya, yaitu sama dengan unsur Surti. Karena
sama, unsur anak pak Tejo dapat menggantikan unsur Surti. Contoh
: Surti sedang belajar, artinya sama dengan anak pak Tejo sedang
belajar. Unsur Surti merupakan UP, sedangkan unsur anak pak Tejo
merupakan aposisi (Ap).

Frase Eksosentris

Menurut Kridalaksana (1984), frase eksosentris (exocentris phrase)


ialah frase yang keseluruhannya tidak mempunyai perilaku sintaksis
yang sama dengan salah satu unsurnya (konstituennya); frase ini
mempunyai dua bagian, yang pertama disebut perangkai berupa
preposisi atau partikel lain si atau partikel yang dan yang kedua
disebut sumbu berupa kata atau kelompok kata. Sedangkan menurut
Ramlan, frase eksosentris adalah frase yang tidak mempunyai
distribusi yang sama dengan semua unsurnya (Ramlan 1985:142).
Jadi, gabungan-gabungan kata seperti: di rumah, ke sekolah, yang
tidur terus, dan tentang linguistik, tergolong jenis frase eksosentris.

4
Konstituen di, ke, yang, dan tentang, pada frase-frase itu merupakan
perangkai; sedangkan konstituen rumah, sekolah, tidur terus, dan
linguistik, pada frase-frase itu merupakan sumbu.Berdasarkan
struktur internalnya, frase eksosentris ini disebut juga relater-axis
atau frase relasional. Dan berdasarkan posisi penghubung yang
mungkin terdapat di dalamnya, maka frase eksosentris atau frase
relasional dapat dibagi atas :

1) Frase Preposisi, frase preposisi adalah frase yang penghubungnya


menduduki posisi di bagian depan (Tarigan 1984:94). Contoh frase
preposisi adalah dengan baik, sejak kemarin, di samping. Pada
umumnya frase proposisional berfungsi sebagai keterangan.

2) Frase Posposisi, frase posposisi atau post-position adalah frase yang


penghubungnya menduduki posisi di bagian belakang. Frase ini
tidak terdapat di dalam bahasa Indonesia. Salah satu bahasa yang
mempunyaai frase ini adalah bahasa Jepang.

3) Frase Preposposisi, frase preposposisi adalah frase yang


penghubungnya menduduki posisi di bagian depan dan di bagian
belakang. Frase ini tidak terdapat di dalam bahasa Indonesia. Salah
satu bahasa yang menggunakan frase ini adalah bahasa Karo. Contoh
: i juma nari ”dari ladang”

4) Jenis-Jenis Frase Berdasarkan Kategori Gramatikalnya

1. Frase Nominal (FN)

Frase nominal adalah frase yang memiliki distribusi yang


sama dengan kata nominal (Ramlan 1985:145). Menurut
Kridalaksana (1984), frase nominal (noun phrase, nominal
phrase) ialah frase endosentris yang berinduk satu yang
induknya nomina. Sedangkan menurut Anderson (1989), frase-
frase nominal menggambarkan peserta (orang, benda) yang
diikutsertakan di dalam peristiwa-peristiwa (klausa-klausa,
kalimat-kalimat), biasanya nomina yang menjadi gatra induk
(inti), tetapi gatra tersebut boleh juga mengandung pronominal
atau nama sebagai induk (inti).

Dengan demikian, gabungan-gabungan kata seperti; produksi


dalam negeri dan pohon cemara tinggi, tergolong frasa nominal
(FN), karena konstituennya produksi dalam frasa produksi
dalam negeri dan konstituen pohon dalam frasa pohon cemar
tinggi masing-masing merupakan inti (induk) frasa yang
berkategori gramatikal nomina (jenis kata benda). Contoh , Ia
membeli baju baru. Frase baju baru dalam klausa diatas
mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju. Kata baju
termasuk golongan kata nominal. Karena itu, frase baju baru
termasuk golongan frase nominal.

6
2. Frase Verbal (FV)
Frase verbal atau frase golongan V adalah frase yang
mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal. Menurut
Kridalaksana (1984), frase verbal (verbal phrase) ialah frase
endosentris berinduk satu yang induknya verba dan
modifikatornya berupa pertikel modal, ingkar dan adverbial.
Frase verbal sering pula disebut frase kerja. Contoh : Rahmat
sedang makan roti di ruang tamu. Frase sedang makan dalam
klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata
makan. Kata makan termasuk golongan V. Karena itu frasse
sedang makan juga termasuk golongan V. Contoh lain : akan
pergi, dapat menyanyi, sedang makan.

3. Frase Numeral (FNum)


Frase numeral atau bilangan adalah frase yang mempuyai
distribusi yang sama dengan kata bilangan dan selalu terdiri dari
unsur kata bilangan diikuti kata satuan. Menurut Ramlan
(1985:162), frase bilangan ialah frase yang mempunyai
distribusi yang sama dengan kata bilangan. Misalnya frase dua
ekor dalam dua ekor ayam, frase ini mempunyai distribusi yang
sama dengan dua, persamaan tersebut dapat dilihat dari
jajarannya : dua ekor ayam,dua ayam. Kata dua termasuk
golongan kata bilangan, karena itu frase dua ekor ayam termasuk
ke dalam golongan frase bilangan. Contoh lain : Lima botol
minyak goreng, tujuh drigen bensin.

4. Frase Adverbial (FAdv),


frase adverbial atau keterangan adalah frase yang
mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
Misalnya frase tadi pagi Akbar pergi kuliah. Frase tadi pagi
mempunyai distribusi yang sama dengan kata tadi. Persamaan
tersebut dapat dilihat dari jajarannya : Tadi pagi Akbar pergi
kuliah, Tadi Akbar pergi kuliah. Kata-kata seperti tadi, kemarin,
nanti, besok, lusa, sekarang adalah kata-kata keterangan. Contoh
lain : kemarin pagi paman datang, besok saya pergi ke Cairo.

5. Frase Adjektiva (FA),


frase adjektiva ialah frase endosentris berinduk satu yang
induknya adjektiva dan modifikatornya adverbial (Kridalaksana,
1984). Jika di dalam bahasa Indonesia kata-kata seperti ; besar,
baik, tinggi, tergolong adjektiva (kata sifat) dan kata-kata seperti
sangat, lebih, kurang, tergolong adverbial maka gabungan kata
seperti ; sangat besar, lebih baik, kurang tinggi, termasuk jenis
frasa adjektiva karena terdiri dari kata adjektif dan adverb.

7
BAB III

KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak
terdiri dari subjek dan predikat (nonpredikatif).
B. Frase dapat ditinjau dari dua segi yaitu, segi sifat hubungan konstituennya dan segi
kategori gramatikalnya. Berdasarkan hubungan konstituennya, frase dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu :

1) Frase endosentris, yang terbagi menjadi :

a) Frase endosentris koordinatif

b) Frase endosentris apositif

c) Frase endosentris atributif

2) Frase eksosentris, yang terbagi menjadi :

a) Frase preposisi

b) Frase posposisi

c) Frase preposposisi

Sedangkan jika ditinjau dari segi kategori gramatikalnya, frase dapat dibedakan
menjadi 5, yaitu :

1) Frase nominal

2) Frase verbal

3) Frase numeral

4) Frase adverbial

5) Frase adjektiva

B. Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak atau bahkan lebih lengkap tentang
pembahasan frase, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku yang
didalamnya membahas tentang frase, salah satunya buku sintaksis dari berbagai
pengarang. Karena di dalam makalah ini, kami selaku penulis hanya membahas
garis besarnya saja tentang pembahasan frase

8
MAKALAH FRASE

NAMA : RANI RABIATUL


NIM : 2019.13.1374
PRODI : PENJASKES SEMESTER I

Anda mungkin juga menyukai