Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan makalah ini jauh lebih baik.
namun apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami sangat
mengharapkan adanya masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar lebih mengerti dan
memahami tentang pengertian frase, jenis frase dan contoh-contoh frase agar ke depannya kita
bisa lebih menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin……..
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas makalah pengantar linguistik yang berjudul “Satuan-
Satuan Bahasa: Frase”.
2. Untuk mengetahui tentang pengertian frase , jenis-jenis frase dan contoh-contoh
frase
3. Untuk menambah wawasan.
C. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Frase
Frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
tidak terdiri dari subjek dan predikat (nonpredikatif). Satuan gramatikal akan
menulis dan menyampaikan berita merupaka frase karena anggota pembentuk
satuan bahasa tidak menjabat subjek dan juga tidak menjabat predikat. Istilah lain
yang sering digunakan dalam linguistik Indonesia adalah kelompok kata. Di dalam
gramatikal (grammar) frasa merupakansalah satu konstituen (constituent) dari
tataran (level) sintaksis. Atau dengan kata lain frasa merupakan bagian dari
konstruksi sintaksis.Menurut Ramlan (1985), frase adalah satuan gramatik yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.
Yang dimaksud dengan tidak melampaui unsur klausa adalah unsur S, P, O,
pelengkap dan keterangan. Contoh, Eka sedang membaca majalah di ruang tamu
yang terdiri dari beberapa fungsi yaitu, Eka menduduki fungsi S, sedang membaca
menduduki fungsi P, majalah menduduki fungsi O dan di ruang tamu menduduki
fungsi keterangan.
Frasa tidak dibatasi oleh jumlah kata atau oleh panjang-pendeknya satuan. Frasa bisa
terdiri dari dua kata, tiga kata, empat kata, lima kata, enam kata, dan seterusnya.
Seperti contoh-contoh berikut:
Buku saya
Buku sejarah saya
buku pelajaran sejarah saya
buku sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
2
B. Jenis-Jenis Frase
Frase dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi sifat hubungan konstituennya dan
dari segi kategori gramatikalnya.Tinjauan frase dari segi sifat hubungan
konstituennya terbagi atas frase endosentris dan frase eksosentris, sedangkan
tinjauan frase dari segi gramatikalnya terbagi atas frase nominal (FN), frase verbal
(FV), frase adjektiva (FA), frase numeral (FNum) dan frase adverbial (FAdv) sesuai
bentuk dan perilakunya masing-masing. (Elson dan Pickett, 1983; Anderson, 1989;
Parera 1991.
1. Frase Endosentris
Frase endosentris (endosentric phrase) ialah frase yang keseluruhannya
mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu unsurnya.
(Kridalaksana, 1984). Frase endosentris adalah frase yang seluruhnya
memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan perilaku salah satu
komponennya (Zaenal Arifin dan Junaiyah 2008:20-21). Artinya adalah
salah satu komponennya dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya.
3
setara. Karena itu unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan
dengan kata penghubung dan atau atau. Misalnya :
Frase Eksosentris
4
Konstituen di, ke, yang, dan tentang, pada frase-frase itu merupakan
perangkai; sedangkan konstituen rumah, sekolah, tidur terus, dan
linguistik, pada frase-frase itu merupakan sumbu.Berdasarkan
struktur internalnya, frase eksosentris ini disebut juga relater-axis
atau frase relasional. Dan berdasarkan posisi penghubung yang
mungkin terdapat di dalamnya, maka frase eksosentris atau frase
relasional dapat dibagi atas :
6
2. Frase Verbal (FV)
Frase verbal atau frase golongan V adalah frase yang
mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal. Menurut
Kridalaksana (1984), frase verbal (verbal phrase) ialah frase
endosentris berinduk satu yang induknya verba dan
modifikatornya berupa pertikel modal, ingkar dan adverbial.
Frase verbal sering pula disebut frase kerja. Contoh : Rahmat
sedang makan roti di ruang tamu. Frase sedang makan dalam
klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata
makan. Kata makan termasuk golongan V. Karena itu frasse
sedang makan juga termasuk golongan V. Contoh lain : akan
pergi, dapat menyanyi, sedang makan.
7
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak
terdiri dari subjek dan predikat (nonpredikatif).
B. Frase dapat ditinjau dari dua segi yaitu, segi sifat hubungan konstituennya dan segi
kategori gramatikalnya. Berdasarkan hubungan konstituennya, frase dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a) Frase preposisi
b) Frase posposisi
c) Frase preposposisi
Sedangkan jika ditinjau dari segi kategori gramatikalnya, frase dapat dibedakan
menjadi 5, yaitu :
1) Frase nominal
2) Frase verbal
3) Frase numeral
4) Frase adverbial
5) Frase adjektiva
B. Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak atau bahkan lebih lengkap tentang
pembahasan frase, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku yang
didalamnya membahas tentang frase, salah satunya buku sintaksis dari berbagai
pengarang. Karena di dalam makalah ini, kami selaku penulis hanya membahas
garis besarnya saja tentang pembahasan frase
8
MAKALAH FRASE