Anda di halaman 1dari 7

RESUME BAYI NYONYA R DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

KETIKA DILAKUKAN PENGKAJIAN NYERI NEONATAL INFANT PAIN SCORE


(NIPS)

Disusun Oleh:
Lifani Ogi Restu Pangastuti
J230195109

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
Nyonya R alamat Tawangsari Sukoharjo dengan G2 P1 A0 mengalami kontraksi pada hari Senin,
1 Desember 2019, pada saat dilakukan pengkajian Ny.R mengatakan akhir bulan November Ny.R
mengikuti piknik di desanya dengan tujuan pergi ke Pacitan kemudian setelah beberapa hari Ny.R
mengalami kontraksi yang cukup hebat. Karena mengalami kontraksi Ny.R akhirnya
memeriksakan kandungannya ke Puskesmas di dekat rumahnya, pada saat di puskesmas Ny.R
hanya mendapat pemeriksaan fisik saja. Karena tidak terdapat perubahan apapun keesokan harinya
Kamis, 5 Desember 2019 Ny.R memutuskan untuk melakukan pengobatan di rumah sakit
Nirmalasuri, setelah sampai di rumah sakit tersebut petugas kesehatan memberikan obat penguat
janin kemudian diobservasi keadaan Ny.R dan bayinya ternyata sudah mengalami pembukaan 1,
sampai pada malam harinya petugas kesehatan masih terus memantau keadaan Ny.R ternyata
pembukaan bertambah menjadi 2 dan pada pagi harinya pembukaan terus bertambah menjadi 4.
Karena terus terjadi kontraksi akhirnya pihak rumah sakit Nirmalasuri memutuskan untuk
melakukan rujukan ke RSDM dr.Moewardi pada pagi keesokan harinya Jum’at, 6 Desember 2019.
Sesampainya di RSDM dr.Moewardi Ny.R mendapatkan perawatan dari petugas kesehatan dengan
sangat baik dan akhirnya pada hari Jum’at 6 Desember 2019 pukul 11.30 WIB Ny.R melakukan
operasi sesar untuk mengelurkan bayinya (alasan dilakukan operasi sesar karena panggul Ny.R
sempit, Ny.R juga memiliki riwat operasi sesar pada anaknya yang pertama, operasi dilakukan di
RSUD Sukoharjo anak yang pertama berjenis kelamin laki – laki tidak terdapat kelainan apapun
dan sekarang anaknya yang pertama sudah berumur 5 tahun).

Setelah operasi sesar dilakukan terlahir bayi laki – laki dengan usia kandungan 34 minggu, berat
badan bayi 1860 gram, panjang bayi 42 cm, lingkar dada 28 cm, lingkar lengan 9 cm. Ketika
dilahirkan bayi dapat membuka mata, bayi menangis tetapi kurang kuat, gerak bayi kurang aktif,
tingkat kesadaran S5 (dapat membuka mata, bergerak dan menangis) kemudian bayi memerluka
perawatan intensif dan dibawa ke ruang HCU Neo. Terpantau monitor tanda – tanda vital bayi
pada saat masuk ke ruang HCU Neo RR: 52x/ menit, HR: 168x/menit, S: 35⁴°C, SPO₂: 96%, akral
dingin, dan terpasang ET (Endotracheal Tube) dengan setting ventilator NIV PC (Non Invasive
Ventilator Pressure Control), RR 50x/ menit, FIO₂ 50, PIP/ PEEP 10/5, TI/ EI 1:2 (monitor pada
tanggal 6 Desember 2019, 13.30 WIB). Terpasang infus umbilikal pada bayi, injeksi Vit.K, infus
D5% 180 cc/hari (7,5 cc/pukul), dilakukan perawatan tali pusat, bayi dipuasakan sementara
(rencana akan dipasang OGT). Setelah dilakukan perawatan di HCU Neo kondisi bayi semakin
menurun akhirnya pada tanggal Selasa, 24 Desember 2019 pukul 09.00 WIB dengan kategori
transfer derajad 2 (pasien memerlukan pengawasan ketat atau intensif khusus: pasien mengalami
kegagalan satu sistem organ). Observasi terakhir dari HCU Neo N: 162x/ menit, S: 38²°C, BAB:
normal, BAK: spontan, RR: tidak teratur, tingkat kesadaran S3(mata terbuka, tidak menangis, tidak
bergerak), tidak terdapat luka pada bayi, pada saat dilakukan transfer dari HCU Neo ke NICU bayi
sudah terpasang ET dan pernafasan bayi dibantu menggunakan ambu bag yang dipompa oleh
dokter residen yang sedang menjalani dinas di ruang HCU Neo dan 1 orang perawat yang
mengoperkan kondisi bayi kepada perawat di NICU. Kemudian setelah sampai ke NICU bayi
diterima oleh 3 orang perawat dan 1 orang dokter residen, pada saat perjalanan ternyata
sesampainya di ruang NICU ET pada bayi terlepas dan bayi mengalami gagal nafas. Saat bayi
gagal nafas semua petugas kesehatan yang berada disitu panik dan suasana terlihat sangat ricuh,
kemudian saat perawat yang lainnya mempersiapkan alat untuk memasang ET yang baru perawat
lainnya memberikan nafas bantuan pada bayi menggunakan ambu bag, saat persiapan alat perawat
juga terlihat bingung dan mondar – mandir alat yang diperlukan tidak diambil menggunakan
wadah tertentu tetapi hanya diambil satu persatu sehingga banyak memakan waktu dan tidak
efisien. Setelah beberapa saat pemasangan ET selesai (selang ET yang digunakan ukuran 3,5)
kemudian setting ventilator dengan mode PC (Pressure Control), RR 40, FIO₂ 40, PIP/ PEEP 13/8,
TI/IE 1:2, kemudian terpasang Lipid 1,2 ml/ jam dan Dobutamin 0,5 ml/ jam. Setelah semua
tindakan selesai perawat membuat nesting untuk bayi, semua selang yang terpasang pada bayi
dirapikan dan kemudian perawat melakukan pengukuran suhu pada bagia ketiak bayi untuk
menentuka suhu kelembaban inkubator dan didapatkan suhu bayi 37°C suhu kelembaban
inkubator 30. Untuk perawatan intensif di ruang NICU setiap bed bayi memiliki lembar monitor
khusus dan diisi setiap 1 jam, kemudian setiap shift dihitung balance cairanya. Untuk monitor pada
tanggal 24 Desember 2019 dimulai pukul 10.00 WIB didapatkan hasil Suhu: 37°C, suhu
kelembaban inkubator 30, HR: 183, Perabaan nadi: 3 (keras), SPO₂: 93%, Frekunsi nafas:
41x/menit, Retraksi: +, Sianosis: + (terdapat sianosis), Jalan masuk udara: + (udara masuk),
Grunting: 0 (tidak ada grunting), Warna: N (normal) Tonus: + (Normal), Aktifitas: + (Aktif),
Tingkat Kesadaran: S5 (membuka mata, menangis, bergerak), Posisi: terlentang, Hisap Lendir: +
(dilakukan hisap lendir), Ekstermitas: 0 (tidak terdapat odema), Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak
terdapat kelainan/ normal), Distensi: 0 (normal), Keras/ Lunak: Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak
merah), Bising usus: + (terdapat bising usus), setting fentilator dengan mode PC (Pressure
Control), RR 40, FIO₂ 40, PIP/ PEEP 13/8, TI/IE 1:2, kemudian terpasang Lipid 1,2 ml/ jam dan
Dobutamin 0,5 ml/ jam. Monitor tanda – tanda vital pukul 11.00 WIB didapatkan hasil Suhu:
37⁸°C, suhu kelembaban inkubator 29,5 (diturunkan karena suhu badan bayi meningkat), HR: 172,
Perabaan nadi: 3 (keras), SPO₂: 92%, Frekunsi nafas: 41x/menit, Retraksi: +, Sianosis: - (tidak
terdapat sianosis), Jalan masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0 (tidak ada grunting), Warna:
N (normal) Tonus: + (Normal), Aktifitas: + (Aktif), Tingkat Kesadaran: S5 (membuka mata,
menangis, bergerak), Posisi: terlentang, Hisap Lendir: + (dilakukan hisap lendir), Ekstermitas: 0
(tidak terdapat odema), Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/ normal), Distensi: 0
(normal), Keras/ Lunak: Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising usus: + (terdapat bising
usus), setting fentilator dengan mode PC (Pressure Control), RR 40, FIO₂ 40, PIP/ PEEP 13/8,
TI/IE 1:2, kemudian terpasang Lipid 1,2 ml/ jam dan Dobutamin 0,5 ml/ jam. Monitor tanda –
tanda vital pukul 12.00 WIB didapatkan hasil Suhu: 37⁶°C, suhu kelembaban inkubator 29,5, HR:
173, Perabaan nadi: 3 (keras), SPO₂: 92%, Frekunsi nafas: 40x/menit, Retraksi: +, Sianosis: - (tidak
terdapat sianosis), Jalan masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0 (tidak ada grunting), Warna:
N (normal) Tonus: + (Normal), Aktifitas: + (Aktif), Tingkat Kesadaran: S5 (membuka mata,
menangis, bergerak), Posisi: terlentang, Hisap Lendir: + (dilakukan hisap lendir), Ekstermitas: 0
(tidak terdapat odema), Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/ normal), Distensi: 0
(normal), Keras/ Lunak: Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising usus: + (terdapat bising
usus), setting fentilator dengan mode PC (Pressure Control), RR 40, FIO₂ 40, PIP/ PEEP 13/8,
terpasang infus NaCl: 40, TI/IE 1:2, kemudian terpasang Lipid 1,2 ml/ jam dan Dobutamin 0,5 ml/
jam, Urine: 40. Monitor tanda – tanda vital pukul 13.00 WIB didapatkan hasil Suhu: 37°C, suhu
kelembaban inkubator 29,5, HR: 178, Perabaan nadi: 3 (keras), SPO₂: 96%, Frekunsi nafas:
48x/menit, Retraksi: +, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan masuk udara: + (udara masuk),
Grunting: 0 (tidak ada grunting), Warna: N (normal) Tonus: + (Normal), Aktifitas: + (Aktif),
Tingkat Kesadaran: S5 (membuka mata, menangis, bergerak), Posisi: terlentang, Hisap Lendir: +
(dilakukan hisap lendir), Ekstermitas: 0 (tidak terdapat odema), Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak
terdapat kelainan/ normal), Distensi: 0 (normal), Keras/ Lunak: Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak
merah), Bising usus: + (terdapat bising usus), setting fentilator dengan mode PC (Pressure
Control), RR 40, FIO₂ 40, PIP/ PEEP 13/8, TI/IE 1:2, kemudian terpasang Lipid 1,2 ml/ jam dan
Dobutamin 0,5 ml/ jam. Setelah monitor tanda – tanda vital selesai pada akhir shift dihitung
balance cairannya didapatkan hasil total input pada kolom A (infus): 135,2, kolom B (injeksi):
17,6, kolom D (Lipid 20%): 4,8, kolom E (Dobutamin): 3,5, total urine: 40, IWL: 13,46, Duresis:
2,47, berat badan bayi hari ini: 2020gr, Balance cairan pada shift pagi: + 107,64 cc.

Jum’at, 27 Desember 2019 pukul 08.10 WIB saya melakukan pengkajian nyeri menggunakan
neonatal infant pain score didapatkan hasil: 1. Ekspresi wajah: otot wajah tegang, dahi mengkerut
mendapatkan skore 1; 2. Tangisan: bayi tenang mendapatkan skore 0 (tetapi jika diberi
rangsangang bayi menangis); 3. Pola nafas: releks, nafas reguler mendapatkan skore 0 (tetapi
ketika bernafas bayi mengalami retraksi dinding dada), 4. Tangan: otot pada tangan bayi tidak
kaku dapat bergerak dengan bebas mendapatkan skore: 0; 5. Kaki otot pada kaki bayi tidak kaku
dapat bergerak dengan bebas mendapatkan skore: 0; 6. Kesadaran: tidur pulas dan tenang
mendapatkan skore: 0 (tetapi bayi dapat membuka mata secara spontan baik saat diberi rangsangan
atau tidak), dari pengkajian yang didapatkan hasil total skore: 1 dapat diartikan bayi mengalami
nyeri derajat ringan.

Kegiatan rutin di NICU pada pagi hari memulai monitoring baru dengan mengukur suhu bayi dari
ketiak untuk menentukan suhu kelembaban inkubator, kemudian bayi dibersihkan badannya
menggunakan air hangat ditimbang popoknya untuk menentukan jumlah output, inkubator pada
bagian dalam dan luar juga dibersihkan karena banyak semut berada diinkubator, pada pukul 07.00
didapatkan hasil Suhu: 36⁸°C, suhu kelembaban inkubator 24, HR: 152, Perabaan nadi: 3 (keras),
SPO₂: 94%, Frekunsi nafas: 60x/menit, Retraksi: +, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan
masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0 (tidak ada grunting), Warna: N (normal) Tonus: 1
(Normal), Aktifitas: tenang, Tingkat Kesadaran: S5 (membuka mata, menangis, bergerak), Posisi:
terlentang, Hisap Lendir: - (tidak dilakukan hisap lendir), Ekstermitas: + (tidak terdapat odema),
Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/ normal), Distensi: + (normal), Keras/ Lunak:
Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising usus: + (terdapat bising usus), setting fentilator
dengan mode PC (Pressure Control), RR 50, FIO₂ 70, PIP/ PEEP 13/5, TI/IE 1:2, kemudian
terpasang injeksi:0,8, Lipid 1,2 ml/ jam dan Dobutamin 0,5 ml/ jam. Monitor tanda – tanda vital
pukul 08.00 didapatkan hasil Suhu: 36⁴°C, suhu kelembaban inkubator 25 (dinaikkan karena suhu
badan bayi menurun), HR: 172, Perabaan nadi: 3 (keras), SPO₂: 89% (mengalami penurunan
saturasi oksigen), Frekunsi nafas: 61x/menit, Retraksi: +, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan
masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0 (tidak ada grunting), Warna: N (normal) Tonus: 1
(Normal), Aktifitas: tenang, Tingkat Kesadaran: S5 (membuka mata, menangis, bergerak), Posisi:
terlentang, Hisap Lendir: + (dilakukan hisap lendir), Ekstermitas: + (tidak terdapat odema),
Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/ normal), Distensi: + (normal), Keras/ Lunak:
Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising usus: + (terdapat bising usus) untuk setting
ventilator tetap. Monitor tanda – tanda vital pukul 09.00 didapatkan hasil Suhu: 36⁷°C, suhu
kelembaban inkubator 25, HR: 182, Perabaan nadi: 3 (keras), SPO₂: 84% (mengalami penurunan
saturasi oksigen), Frekunsi nafas: 60x/menit, Retraksi: +, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan
masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0 (tidak ada grunting), Warna: N (normal) Tonus: 1
(Normal), Aktifitas: tenang, Tingkat Kesadaran: S5 (membuka mata, menangis, bergerak), Posisi:
terlentang, Hisap Lendir: - (tidak dilakukan hisap lendir), Ekstermitas: + (tidak terdapat odema),
Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/ normal), Distensi: + (normal), Keras/ Lunak:
Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising usus: + (terdapat bising usus) untuk setting
ventilator tetap. Monitor tanda – tanda vital pukul 10.00 didapatkan hasil Suhu: 36⁷°C, suhu
kelembaban inkubator 25, HR: 182, Perabaan nadi: 3 (keras), SPO₂: , Frekunsi nafas: 60x/menit,
Retraksi: +, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0
(tidak ada grunting), Warna: N (normal) Tonus: 1 (Normal), Aktifitas: tenang, Tingkat Kesadaran:
S5 (membuka mata, menangis, bergerak), Posisi: terlentang, Hisap Lendir: - (tidak dilakukan hisap
lendir), Ekstermitas: + (tidak terdapat odema), Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/
normal), Distensi: + (normal), Keras/ Lunak: Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising
usus: + (terdapat bising usus) untuk setting ventilator tetap. BB Monitor tanda – tanda vital pukul
11.00 didapatkan hasil Suhu: 36⁴°C, suhu kelembaban inkubator 25, HR: 195, Perabaan nadi: 3
(keras), SPO₂: 77% (mengalami penurunan saturasi oksigen) , Frekunsi nafas: 59x/menit, Retraksi:
+, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0 (tidak ada
grunting), Warna: N (normal) Tonus: 1 (Normal), Aktifitas: tenang, Tingkat Kesadaran: S5
(membuka mata, menangis, bergerak), Posisi: terlentang, Hisap Lendir: - (tidak dilakukan hisap
lendir), Ekstermitas: + (tidak terdapat odema), Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/
normal), Distensi: + (normal), Keras/ Lunak: Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising
usus: + (terdapat bising usus) untuk setting ventilator tetap. Monitor tanda – tanda vital pukul 12.00
didapatkan hasil Suhu: 38²°C, suhu kelembaban inkubator 24 (diturunkan karena suhu badan bayi
meningkat), HR: 197, Perabaan nadi: 3 (keras), SPO₂: 79% , Frekunsi nafas: 59x/menit, Retraksi:
+, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0 (tidak ada
grunting), Warna: N (normal) Tonus: 1 (Normal), Aktifitas: tenang, Tingkat Kesadaran: S5
(membuka mata, menangis, bergerak), Posisi: terlentang, Hisap Lendir: - (tidak dilakukan hisap
lendir), Ekstermitas: + (tidak terdapat odema), Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/
normal), Distensi: + (normal), Keras/ Lunak: Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising
usus: + (terdapat bising usus) untuk setting ventilator tetap. Monitor tanda – tanda vital pukul 13.00
didapatkan hasil Suhu: 38²°C, suhu kelembaban inkubator 23,5 (diturunkan karena suhu badan
bayi meningkat), HR: 201, Perabaan nadi: 3 (keras), SPO₂: , Frekunsi nafas: 60x/menit, Retraksi:
+, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0 (tidak ada
grunting), Warna: N (normal) Tonus: 1 (Normal), Aktifitas: tenang, Tingkat Kesadaran: S5
(membuka mata, menangis, bergerak), Posisi: terlentang, Hisap Lendir: - (tidak dilakukan hisap
lendir), Ekstermitas: + (tidak terdapat odema), Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/
normal), Distensi: + (normal), Keras/ Lunak: Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising
usus: + (terdapat bising usus) setting fentilator dengan mode PC (Pressure Control), RR 50, FIO₂
100, PIP/ PEEP 18/6, TI/IE 1:2, kemudian terpasang Lipid 1,2 ml/ jam dan Dobutamin 0,5 ml/
jam. Setelah monitor tanda – tanda vital selesai pada akhir shift dihitung balance cairannya
didapatkan hasil total input pada kolom A (infus): 102, kolom B (injeksi): 3,53, kolom D (Lipid
20%): 9,6, kolom E (Dobutamin): 4, total residu: 8, total urine: 105, IWL: 13,33, Duresis: 6,16,
berat badan bayi hari ini: 2030gr, Balance cairan pada shift pagi: - 15,4 cc. Monitor tanda – tanda
vital pukul 14.00 didapatkan hasil Suhu: 38⁵°C, suhu kelembaban inkubator 25, HR: 135, Perabaan
nadi: 3 (keras), SPO₂: 66% (mengalami penurunan saturasi oksigen) , Frekunsi nafas: 60x/menit,
Retraksi: +, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0
(tidak ada grunting), Warna: N (normal) Tonus: 1 (Normal), Aktifitas: tenang, Tingkat Kesadaran:
S5 (membuka mata, menangis, bergerak), Posisi: terlentang, Hisap Lendir: - (tidak dilakukan hisap
lendir), Ekstermitas: + (tidak terdapat odema), Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/
normal), Distensi: + (normal), Keras/ Lunak: Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising
usus: + (terdapat bising usus) untuk setting ventilator tetap. Monitor tanda – tanda vital pukul 15.00
didapatkan hasil Suhu: 37⁴°C, suhu kelembaban inkubator 23,5, HR: 142, Perabaan nadi: 3 (keras),
SPO₂: 50% , Frekunsi nafas: 54x/ menit, Retraksi: +, Sianosis: - (tidak terdapat sianosis), Jalan
masuk udara: + (udara masuk), Grunting: 0 (tidak ada grunting), Warna: N (normal) Tonus: 1
(Normal), Aktifitas: tenang, Tingkat Kesadaran: S5 (membuka mata, menangis, bergerak), Posisi:
terlentang, Hisap Lendir: - (tidak dilakukan hisap lendir), Ekstermitas: + (tidak terdapat odema),
Palpebra: 0 , Genital: 0 (tidak terdapat kelainan/ normal), Distensi: + (normal), Keras/ Lunak:
Lunak, Tali pusat merah: 0 (tidak merah), Bising usus: + (terdapat bising usus) untuk setting
ventilator tetap.

Pada pukul 13.00 bayi mengalami gagal jantung kemudian semua petugas kesehatan yang berada
di NICU panik, petugas kesehatan yang lain menyiapkan ampul epinerfi dan dokter memberi dosis
0,3 cc, ketika perawat lain menyiapkan alat yang harus digunakan dokter melakukan RJP
menggunakan 2 jari dan 1 orang perawat memompa ambu bag, kemudian detak jantung bayi tidak
segera kembali dokter memberi advis untuk memasukan epinerfi lagi 0,3cc dan terus melakukan
RJP, setelah beberapa siklus berlalu denyut jantung bayi kembali muncul dan selang ET
disambungkan lagi ke mesin ventilator. Karena kondisi bayi semakin menurun petugas kesehatan
memutuskan untuk memberi kabar kepada orang tua bayi, sekitar pukul 14.16 keluarga bayi
sampai di ruang NICU dan dokter residen memberitahukan kepada keluarga bayi tentang kondisi
bayinya sekarang. Setelah memberikan motivasi orang tua bayi menunggu diruang tunggu, sekitar
pukul 15.05 bayi kembali mengalami henti jantung kemudian seluruh petugas kesehatan telah
melakukan upaya yang maksimal untuk memberikan pelayanan yang terbaik, tetapi pukul 15.10
bayi nyonya R dinyatakan meninggal, dan dokter pun menginformasikan kepada orang tua bayi
setelah mengetahi bahwa bayinya sudah meninggal mereka menangis sejadi – jadinya, saya dan
praktikan lainnya mendampingi orang tua bayi. Petugas perawat yang lainnya melakukan
perawatan jenazah dan membereskan inkubator yang telah digunakan, kemudian setelah perawatan
jenazah selesai, bayi diletakkan ditroli dan ditutupi dengan selambu putih, dan orang tua bayi
duduk disampingnya sambil menangis. Saat Ny.R menemani bayinya yang sudah meninggal suami
dari Ny.R mengurus administrasi yang harus diselesaikan, setelah beberapa lama sekitar pukul
16.10 bayi Ny.R dibawa turun keruang jenazah untuk dimandikan dan boleh dibawa kembali
kerumah untuk dimakamkan.

Anda mungkin juga menyukai