Anda di halaman 1dari 26

Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

KEPERAWATAN KOMUNITAS

PREPLANNING POSBINDU LANSIA DI DUSUN DARUNGAN DAN


DUSUN DARUNGAN, DESA PANTI, KECAMATAN PANTI,
KABUPATEN JEMBER TAHUN 2019

Disusun oleh :

Rizky Dewanda NIM 172310101160

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember jumlah
lansia yang ada di Desa Panti, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember
sebanyak 19.527 jiwa, tetapi yang mendapat pelayanan kesehatan hanya
sebesar 47,35%. Menurut pemaparan pihak tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan setempat tidak terdapat posbindu di Desa Panti, sehinga
kesehatan lansia di daerah tersebut tidak terpantau dengan baik.
Kurangnya tingkat pendidikan lansia di Desa Panti juga membuat
biasanya para lansia baru akan ke fasilitas kesehatan ketika penyakit sudah
parah.
Setelah dilakukan MMD 1 diperoleh data masalah kesehatan
umum yang terjadi di RW 7, Dusun Darungan dan RW 2 Dusun Darungan
diantaranya yaitu low back pain, asam urat, hipertensi, anemia, hipotensi,
vertigo, dan osteo arthritis. Dari ke tujuh masalah tersebut, hanya diambil
1 masalah utama yang akan dikaji lebih lanjut, masalah utama yang kami
ambil adalah hipertensi.
Selanjutnya dilakukan pengkajian dan analisis data permasalahan
yang utama. Pengkajian merupakan pengumpulan data subjektif dan
objektif (misal tanda-tanda vital, wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan
fisik) dan peninjauan informasi historis yang diberikan oleh
pasien/keluarga, atau data yang ditemukan dalam grafik pasien. Data
kuantitatif dan kualitatif ataupun data sekunder hasil pengkajian komunitas
harus dianalisis dalam menegakkan diagnosis keperawatan komunitas.
Dalam melakukan pengkajian data kesehatan kami menggunakan
praktek POSBINDU Lansia. Pada POSBINDU Lansia dalam
pelaksnaannya terdapat 5 meja dengan fungsi dari setiap meja adalah meja
1 bersungsi untuk pendafataran, meja 2 wawancara oleh kader, meja 3
pengukuran IMT dan juga lemak perut, meja 4 pengukuran tanda vital, dan
yang terakhir pada meja 5 adalah konseling dan juga edukasi.
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

BAB II

RENCANA KEPERAWATAN

2.1 Diagnosa

Diagnosa keperawatan komunitas belum diketahui karena belum


dilakukan pengkajian.

2.2 Tujuan Umum

Kegiatan ini bertujuan untuk menskrining PTM pada aggregate


lansia dengan mekanisme POSBINDU sehingga data yang didapatkan
merupakan hasil paparan yang dapat menunjukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan di komunitas, baik faktor positif maupun faktor
negative.

2.3 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa diharapkan dapat mengkaji factor resiko dan prevalensi


pada suatu komunitas terhadap penyakit tertentu.
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengumpulkan data subjektif dan
objektif (misal tanda-tanda vital, wawancara pasien/keluarga,
pemeriksaan fisik) dan data yang ditemukan dalam grafik buku klien.
3. Mahasiswa juga diharpakan dapat memberikan informasi dan
pendidikan kesehatan berkaitan dengan NIC (Nursing Interventons
Classification) dan juga (NANDA (North America Nursing
Diagnoses Association), 2018).
4. Mahasiswa diharapkan dapat menilai pengetahuan pre dan post
pendidikan dan konseling kesehatan.
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Topik
Pada POSBINDU Lansia dalam pelaksnaannya terdapat 5 meja
dengan fungsi dari setiap meja adalah meja 1 bersungsi untuk pendafataran,
meja 2 wawancara oleh kader, meja 3 pengukuran IMT dan juga lemak
perut, meja 4 pengukuran tanda vital, dan yang terakhir pada meja 5 adalah
konseling dan juga edukasi.
3.2 Metode
Dalam pengumpulan data pengkajian keperawatan komunitas dapat
dilakukan melalui beberapa teknik, seperti wawancara atau interview,
observasi (windshield survei), dan pengukuran/measurement
(angket/kuesioner, pemeriksaan fisik).
3.3 Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan lembar balik untuk
pendidikan kesehatan, Kuisioner untuk menilai pengetahuan dan juga
beberapa bahan makanan untuk terapi diet klien.
3.4 Waktu dan tempat
a. Hari/Tanggal : Rabu, 11 Desemberr 2019
b. Waktu : 13.00 – 17.00 WIB.
c. Tempat : Ruang Osce Lt 3, Fakultas Keperawatan UNEJ
3.5 Setting tempat

Keterangan :
M3 M2 M1
MC : Pembawa Acara PKM : Puskesmas
KK @
KD : KKepala Desa MS : Masyarakat
PB : Pembimbing MH : Mahasiswa

M4 M5
4
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

Keterangan :

M : Meja

1,2,3,4 : Kader

5 : Mahasiswa

3.6 Pengorganisasian
1. Kepala Desa
a) Sebagai penanggung jawab kegiatan
2. Kordinator Mahasiswa (Rizky Dewanda)
a. Sebagai Kordinator lapangan.
3. Kordinator Meja 1 (Kader 1)
a. Tempat pengisian regristrasi peserta.
4. Kordinator Meja 2 (Kader 2)
a. Tempat wawancara dan pengisian kuesioner.
5. Kordinator Meja 3 (Kader 3)
a. Melakukan pengukuran tinggi badan
b. Melakukan pengukuran berat badan,
c. Melakukan pengukuran IMT lansia
d. Melakukan pengukuran lingkar perut dan lemak tubuh
6. Kordinator Meja 4 (Kader 4)
a. Melakukan pengukuran tekanan darah
b. Melakukan pengukuran Gula darah, kolesterol, dan Asam urat
7. Kordinator Meja 5 (Rizky Dewanda)
a. Melakukan konseling kesehatan
b. Melakukan Pendidikan kesehatan.
c. Melakukan pengisisan kuisioner post
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

3.7 Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Estimasi
No. Fase Kegiatan Aktivitas Respon Forum
Waktu
1. Pra Interaksi a. Menentukan a. Mahasiswa
permasalahan diharapkan
kesehatan didalam dapat
kelompok tersebut. menyiapkan
b. Menentukan kuisioner instrumen
apa yang pengkajian
kemungkinan dengan sebaik
berkaitan dengan mugkin
pengetahuan
kesehatan pada
kelompok tersebut 1 x 24 jam
c. Menyiapkan
instrument pengkajian
dari variabel yang
akan diukur
d. Penentuan sumber
data yang akan
diambil
e. Menyiapkan
kelompok yang akan
dilakukan skrining
a. Mahasiswa
a. Mahasiswa diharapkan dapat
2. Orientasi memperkenalkan diri memberikan 10 menit
b. Menjelaskan maksud kesan yang baik
dan tujuan
a. Melakukan Pengisian a. Mahasiswa
3. Kerja 90 menit
form dan identitas pada diharapkan
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

meja 1 dapat
b. Melakukan wawancara melakukan
dan pengisian kuesioner pengkajian
pengetahuan pada meja dengan banar
2. b. Masiswa
c. Melakukan pengukuran diharapkan
IMT pada meja 3 dapat menilai
d. Melakukan tingkat
Pemeriksaan TTV pada pengetahuan
meja 4 c. Masyarakat
e. Melakukan pendidikan diharapkan bisa
dan konseling kooperatif dan
kesehatan serta dapat bekerja
pengisian kuisioner sama dengan
post pada meja 5 baik.

a. Mahasiswa
a. Menutup kegiatan diharapkan
dengan kesan yang baik dapat
4. Terminasi 5 Menit
mendapatatkan
data yang
relevan
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

BAB IV

KRITERIA EVALUASI

4.1 Evaluasi Proses


Kegiatan sebelum hari H pelaksanaan Posbindu dilapangan, mahasiswa
bersama-sama dengan mempersiapkan angket pengkajian atau melakukan uji
coba terlebih dahulu untuk memmastikan alat berfungsi dengan baik dan
realiable. Setelah diperoleh dilakukan uji coba, selanjutnya mahasiswa
pertanyaan untuk menilai tingkat pengetahuan klien sehingga mahasiswa
dapat menilai tingkat pengetahuan pre dan post.

4.2 Evaluasi Hasil

Kegiatan Posbindu diharapkan bisa terlaksana sesuai petunjuk pelaksanaan


dengan harapan agregat lansia dan kader dapat bekerjasama sehingga mencapai
tujuan yang diinginkan. Mahasiswa juga dapat mengidentifikasi masalah
kesehatan umum sehingga nantinya membantu seluruh agregat lansia Dusun
Darungan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut.

4.3 Evaluasi Dampak/Outcome

Setelah dilaksanakan Posbindu diharapkan mahasiswa dapat


mengidentifikasi masalah komunitas dan mempersiapkan intervensi komunitas
sehingga agregat dapat mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
permasalahan kesehatan yang teridentifikasi. Selanjutnya program yang
terbentuk diharapkan dapat berjalan dengan berkesinambungan sehingga tujuan
dari GERMAS dapat tercapai sesuai kriteria Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E. T., McFarlane, J. 2011. Community as partner: theory and practice


in nursing. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins.

Aprilia, V., D. Afandi, L. Nurlisis, dan I. P. Damayanti. Faktor yang Berhubungan


dengan Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia Tahun 2019. Excellent
Midwifery Journal. 2(2): 79-87.

Ariani, R. Nuraeni, A. & Supiyono, M. 2015. Efektifitas Senam Ergonomi


Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Lansia di Kelurahan
Wonosari Semarang. Ilmu Keperawatan Kebidanan, 1-8.

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistic Penduduk Lanjut Usia 2018.


https://www.bps.go.id/publication/2018/12/21/eadbab6507c06294b74adf7
1/statistik-penduduk-lanjut-usia-2018.html

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Keperawatan Gerontik.


http://bppsdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Gerontik-
Komprehensif.pdf [Diakses pada 22 Oktober 2019]

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Indonesia Masuki Periode


Aging Population. http://depkes.go.id/article/view/19070500004/indonesia-
masuki-periode-aging-population.html [Diakses pada 22 Oktober 2019]

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Analisis Lansia di Indonesia.


http://www.depkes.go.id/download.php%3Ffile%3Ddownload/pusdatin/lain-
lain/Analisis%2520Lansia%2520Indonesia%25202017.pdf [Diakses pada 22
Oktober 2019]

Riskesdas. 2018. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/05/18/2018-


jumlah-penduduk-indonesia-mencapai-265-juta-jiwa.

Senoaji, Ahmad Umar and , H. M. Abi Muhlisin, S.K.M., M.Kep.


2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Diit Hipertensi
dan Tingkat Stres Dengan Frekuensi Kekambuhan Hipertensi Pada
Lansia. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

Veronika, N. Nuraeni, A. & Supriyono, M. 2017. Efektifitas Pelaksanaan


Pendampingan Oleh Kader Dalam Pengaturan Diet Rendah Garam
Terhadap Kestabilan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di
Kelurahan Purwoyoso Semarang. Ilmu Kpereawatan Dan Kebidanan, 46-
53.

Yuliati, A., N. Baroya, dan M. Ririanty. 2014. Perbedaan Kualitas Hidup Lansia
yang Tinggal di Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia. E-
Jurnal Pustaka Kesehatan. 2(1): 87-94.
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Berita Acara


Lampiran 2 : Daftar hadi Kader
Lampiran 3 : Daftar Hadir Peserta
Lampiran 4 : Kuisioner Pengetahuan
Lampiran 5 : Materi (Hipertensi dan Status Nutrisi Lansia )
Lampiran 6 : Media (Flipchart dan Poster)
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

BERITA ACARA

Pada hari Rabu, 11 Desember 2019 pukul 07.00-20.30 dilakukan kegiatan


Posbindu Lansia yang bertempat di Ruang Osce lantai 3 gedung lab, Fakultas
Keperawatan Universitas Jember, dengan pelaksana mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Jember Kelompok 4 Kelas C 2017. Kegiatan ini dihadiri
oleh 10 mahasiswa dan peserta yang diundang.

Jember, 11 Desember 2019

Dosen Pembimbing

Ns. Tantut Susanto, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom.,Ph.D


NIP. 19800105 200604 1 004
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 2: Daftar Hadir Kader

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Pada hari Rabu, 11 Desember 2019 pukul 07.00-20.30 dilakukan kegiatan


Posbindu Lansia yang bertempat di Ruang Osce lantai 3 gedung lab, Fakultas
Keperawatan Universitas Jember. Dihadiri oleh:

No Nama Alamat Tanda Tangan


1. 1
2. 2
3. 3
4. 4
5. 5
6. 6
7. 7
8. 8
9. 9
10. 10

Jember, 11 Desember 2019

Mengetahui
Kordinator Mahasiswa

( )
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 3: Daftar Hadir Peserta

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Pada hari Rabu, 11 Desember 2019 pukul 07.00-20.30 dilakukan kegiatan


Posbindu Lansia yang bertempat di Ruang Osce lantai 3 gedung lab, Fakultas
Keperawatan Universitas Jember. Dihadiri oleh:

No Nama Alamat Tanda Tangan


1. 1
2. 2
3. 3
4. 4
5. 5
6. 6
7. 7
8. 8
9. 9
10. 10

Jember, 11 Desember 2019

Mengetahui
Ketua RT

( )
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 4: Kuisioner Pengetahuan

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

KUISONER PENGETAHUAN

Nama pasien :……………………………………………………………………


Nama pengisi : ……………………………………………………………………
Umur : ……………tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Tinggi badan : ……………cm
Berat Badan : ……………kg
Pekerjaan :……………………………………………………………………
Status hipertensi :…………………………………………………………………

1. Apa definisi hipertensi ?


a. tekanan darah sistolik ≥140mmHg atau diastolik ≥90mmHg, atau
sedang dalam pengobatan
b. penyakit infeksi menular dan penambahan usia
c. penyakit turunan
d. dll …

2. berapa tekanan darah hipertensi


a. tekanan darah ≥140/90 mmhg atau lebih saat istirahat
b. tekanan darah 130/80 mmHg
c. tekanan darah 120/80 mmHg
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

d. dll …
3. apakah penyebab hipertensi?
a. kegemukan, kurang olah raga, konsumsi lemak berlebih dan komsumsi
garam berlebih
b. akibat tidak teratur minum obat
c. strees, kurang makan sayur dan buah
d. dll …
4. apakah gelaja akibat penyakit hipertensi?
a. berdebar, cepat capek, sakit dada, sakit kepala
b. keluar darah dari hidung, bab berdarah, sulit berkemih
c. mual, muntah, diare
d. dll …
5. Apakah komplikasi dari penyakit hipertensi?
a. gagal jantung, gagal ginjal, gangguan pada mata, stroke dan pendarahan
pada otak
b. kanker hati
c. kanker darah
d. dll …
6. Penyakit hipertensi dapat ditanggulangi? Ya/tidak
a. pengobatan dari dokter, pola hidup sehat dan mencegah stres
b. pengobatan alternatif
c. dapat sembuh sendiri
d. dll …
7. Kapan harus meminum obat hipertensi?
a. teratur dan sesuai anjuran dari dokter
b. ketika dirasakan ada keluhan
c. satu bulan sekali
d. dll …
8. Apa faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah?
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

a. umur, riwayat keluarga dan genetik


b. merokok
c. minum alkohol
d. dll …
9. Usia berapakah yang berisiko tinggi terkena penyakit hipertensi?
a. kurang dari 40 tahun
b. 40 tahun sampai 65 tahun
c. diatas 65 tahun
d. dll …
10. Bagaimana cara mencegah komplikasi?
a. olah raga teratur, diet rendah garam, menjaga berat badan ideal, minum obat
hipertensi teratur dan berhenti merokok
b. makan daging hewan
c. memeriksa tekanan darah secara teratur
d. dll
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 5: Materi Pendidikan kesehatan dan Konseling

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smeltzer,
Bare, 2002)
B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a) Hipertensi Esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktifitas. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi, faktor
tersebut yaitu: a. Faktor keturunan b. Ciri Perorangan c. Kebiasaan
hidup (Kowalski, Robert, 2010)
b) Hipertensi Sekunder atau renal yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit lain. Merupakan 10 % dari seluruh kasus hipertensi adalah
hipertensi sekunder, Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder
antara lain ; penggunaan kontrasepsi oral, neurogenik ( tumor otak,
ensefalitis, gangguan psikiatris ), kehamilan, peningkatan tekanan
intravaskuler, luka bakar dan stress. ( Udjianti, Wajan, 2011 )
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdormen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepeneprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap vasokonstriksi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin, yang merangsang pembentukan angiotensin
I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II. Suatu vasokonstriktor
yang dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
yang menyebabkan retensi natrium yang menyebabkan peningkatan
intravaskuler. Semua faktor yang cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

D. Pathway

E. Tanda dan Gejala


Tanda dan gelala hipertensi yaitu ; Sakit kepala, Epitaksis, Rasa berat di
tengkuk, Mata berkunang – kunang, Mual, muntah, Kelemahan / letih,
Sesak nafas, Kenaikan tekanan darah dari normal, Penurunan kekuatan
genggaman tangan , Pandangan mata kabur/tidak jelas. ( Aziza, Lucky,
2007 )
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

STATUS NUTRISI PADA LANSIA


A. Pengertian
Penuaan adalah proses normal yang dimulai sejak masa konsepsi sampai
dengan akhirnya mati (Harris 2004). Lanjut usia sesuai dengan
undangundang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia,
adalah seseorang yang telah mencapai lebih dari 60 tahun ke atas.
Klasifikasi lansia berdasarkan usia menurut organisasi kesehatan dunia
(WHO) yaitu usia lanjut (elderly) (60 – 74 tahun).
Masalah gizi merupakan masalah paling penting dalam perawatan pasien
usia lanjut. Penurunan berat badan sebagai akibat kekurangan gizi
merupakan masalah utama yang seringkali dijumpai pada usia lanjut yang
dirawat (Setiati 2006). Angka kematian yang berhubungan dengan
underweight adalah sama dengan angka kematian yang berhubungan
dengan obesitas, terutama pada lanjut usia (Harris 2004). Salah gizi adalah
keadaan gizi kurang atau gizi lebih karena asupan zat gizi di bawah atau di
atas kisaran yang dianjurkan dalam waktu yang lama
B. Perencanaan Menu Makanan
merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk menyusun suatu hidangan
dalam variasi yang serasi. Perencanaan menu harus disesuaikan dengan
anggaran yang ada dan mempertimbangkan kebutuhan gizi dan aspek
kepadatan makanan, kebiasaan makan penderita, variasi bahan makan,
kombinasi yang dapat diterima oleh penderita, persiapan dan penampilan
makanan, dan cara-cara pelayanan. Pola menu sehari yang dianjurkan di
Indonesia adalah gizi seimbang yang terdiri dari makanan sumber zat
tenaga, makanan sumber zat pembangun, dan makanan sumber zat
pengatur.
Tujuan dari perencanaan menu adalah tersedianya siklus menu sesuai
klasifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit. Siklus menu pada
umumnya direncanakan pada waktu tertentu misalnya 10 sampai dengan
15 hari (Depkes RI 2003). Siklus menu satu sampai dua minggu cocok
digunakan pada rumah sakit dengan masa rawat pasien sekitar dua sampai
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

empat hari. Siklus menu selama tiga sampai empat minggu biasa
digunakan pada masa rawat dalam jangka waktu yang lama.

C. Pemilihan Bahan Makanan


Kejelian memilih bahan pangan adalah merupakan langkah awal untuk
menentukan mutu akhir suatu hidangan. Pemilihan diusahakan bahan
makanan yang masih segar secara alami (Astawan & Wahyuni 1988).
Konsumsi supaya diutamakan pada makanan yang dapat mendukung
penyembuhan penyakit dan menghindari makanan yang malah akan
memperburuk kondisi penyakit (Wirakusumah 2001).
D. Pengolahan Bahan Makanan
Pengolahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak)
bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas,
dan aman untuk dikonsumsi (Depkes RI 2003). Tujuan dari pemasakan
terdiri atas meningkatkan nilai estetik bahan makanan dengan
memaksimalkan kualitas (warna, tekstur, dan cita rasa), membunuh
organisme berbahaya sehingga makanan yang akan dikonsumsi terjamin
aman secara mikrobiologi, dan meningkatkan daya cerna serta
mempertahankan nilai gizi (Payhe-Palacio & Theis 2009). Proses
pemasakan terdiri dari enam macam, yaitu pemasakan dengan medium
udara, pemasakan dengan medium air, pemasakan dengan menggunakan
lemak, pemasakan langsung melalui dinding panci, pemasakan dengan
kombinasi, dan pemasakan dengan elektromagnetik (Depkes RI 2003).
Lansia yang kesulitan mengunyah sebaiknya dipilihkan makanan-makanan
yang lunak dan mudah dikunyah, seperti buah-buahan, sari buah, daging
giling, susu, ikan, telur, dan lain-lainnya. Beberapa alat dapat digunakan
untuk membuat makanan menjadi lebih mudah dikunyah seperti alat
pencacah daging, mixer, crusher, grinder, blender dan peralatan-peralatan
lainnya perlu disediakan (Astawan & Wahyuni 1988).
E. Standar Porsi dan Pendistribusian Makanan
Setelah mengalami proses pemasakan, makanan harus mengalami proses
pemorsian dan penyaluran dari dapur ke ruang perawatan. Makanan
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

diporsikan berdasarkan berat, ukuran, atau jumlah makanan. Standar porsi


tidak hanya diperlukan untuk kontrol biaya, namun juga untuk
menciptakan dan mempertahankan kepuasan konsumen (Payhe-Palacio &
Theis 2009). Waktu pemorsian makanan khusus harus dilakukan
bersamaan dengan makanan biasa sehingga penyajian pada satu ruangan
dapat dilakukan secara serempak. Harus ada tanda khusus untuk plato
dengan makanan biasa dan plato dengan makanan khusus (Subandriyo &
Santoso 1995).
F. Pendistribusian makanan
Pendistribusian makanan secara sentralisasi dilaksanakan dengan
ketentuan makanan pasien dibagi dan disajikan dalam alat makan di
tempat pengolahan makanan. Pendistribusian makanan secara
desentralisasi yaitu makanan pasien dibawa dari tempat pengolahan ke
dapur ruang perawatan pasien dalam jumlah besar, untuk selanjutnya
disajikan dalam alat makan masing-masing pasien sesuai dengan
permintaan makanan. Pendistribusian makanan kombinasi dilakukan
dengan cara sebagian makanan ditempatkan langsung ke dalam alat
makanan pasien sejak dari tempat produksi (dapur), dan sebagian lagi
dimasukkan ke dalam wadah besar, pendistribusiannya dilaksanakan
setelah sampai di ruang perawatan (Depkes RI 2003). Waktu khusus bagi
pasien untuk makan harus ditetapkan jika terdapat cukup staf. Alat makan
seperti sendok, garpu, pisau, barang tembikar, dan tatanan makanan
mungkin dibutuhkan (Watson 2003).
G. Kebutuhan Gizi pada Pasien Lansia
Masing-masing lansia memiliki kebutuhan gizi yang unik sehingga saran
diet seharusnya diberikan secara individu (Harris 2004). Faktor-faktor
yang terkait dengan kebutuhan gizi lansia terdiri dari aktivitas fisik,
kemunduran biologis, pengobatan, serta depresi dan kondisi mental
(Wirakusumah 2001). Berikut ini gizi yang harus diperhatikan :
a) Energi
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

Secara praktis, perhitungan kebutuhan energi total dalam keadaan akut


dapat menggunakan estimasi kebutuhan energi yaitu 25 – 35 kkal/kg
BB/hari
b) Protein
Asupan protein sebanyak 1 sampai 1,25 g/kg berat badan umumnya
aman bagi lansia. Kebutuhan protein meningkat sehubungan dengan
adanya penyakit infeksi dan kronis. Stres fisik dan psikologis dapat
merangsang keadaan keseimbangan nitrogen negatif. Infeksi,
penurunan fungsi saluran pencernaan, dan perubahan metabolisme
yang disebabkan karena penyakit kronis dapat mengurangi efisiensi
penggunaan nitrogen dari makanan dan meningkatkan ekskresi
nitrogen.
c) Karbohidrat
Menurut ATP III, konsumsi karbohidrat yang disarankan adalah 50 –
60% dari total kebutuhan energy.
d) Lemak
Menurut ATP III, konsumsi lemak yang disarankan adalah 25 – 35%
dari total kebutuhan energi (NCEP 2002). Asupan lemak pada
penderita asam urat harus lebih sedikit, sedangkan asupan karbohidrat
harus mengandung lebih banyak untuk membantu pengeluaran asam
urat yang lebih mudah larut dalam urin yang alkalis (Hartono 2006).
e) Vitamin dan Mineral
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

H. Status Gizi lansia

DAFTAR PUSTAKA
Aprilawati, R. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Tn. H Dengan Hipertensi Di
Bangsal Multazam Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/21288/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Konsumsi Energi Dan Zat Gizi Pasien Lansia Diruang Gayatri Rumah Sakit Dr.
H. Morzoeki Mahdi Bogor
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/48163/5/BAB%20II
%20Tinjauan%20Pustaka_%20I11ama.pdf
Keperawatan Komunitas – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 6: Media Pendidikan Kesehatan dan Konseling

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

MEDIA

Anda mungkin juga menyukai