Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR PENYAKIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN LEUKIMIA

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal dengan dosen
pembimbing Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp.Kep.MB)

Oleh :
Rizky Dewanda 172310101160
Kelas C 2017

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal
dengan judul “Laporan Pendahuluan Pasien dengan Leukimia”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal pada Fakultas
Keperawatan Universitas Jember.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada


pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini diantarnya:
1 Ns. Jon Hafan Sutawardana, M.kep selaku penanggung jawab mata
kuliah Keperawatan Medikal.
2 Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku pembimbing utama
dalam penulisan Makalah Keperawatan Medikal.
3 Ucapan terimakasih penulis kepada teman-teman yang telah mendukung,

Penulis juga menerima kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan pembacanya.

Jember, 19 November 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi .............................................................................................................
2.2 Epidemiologi ....................................................................................................
2.3 Etiologi .............................................................................................................
2.4 Klasifikasi ........................................................................................................
2.5 Patofisiologi ......................................................................................................
2.6 Manifestasi Klinis ............................................................................................
2.7 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................
2.8 Penatalaksanaan Medis ....................................................................................
2.9 Pemeriksaan Rangsangan Diagnostik…………………………………………
2.10 Pemeriksaan Penunjang……………………………………………………..
2.11 Komplikasi.................................................................................... ....................
2.12 Pathway……………………………………………………………………….
2.13 Konsep teori Asuhan Keperawatan ...................................................................
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA
3.1 Kasus ..............................................................................................................
3.2 Diagnosa .........................................................................................................
3.3. Intervensi……………………………………………………………………..
3.4 Implementasi………………………………………………………………….
3.5 Evaluasi……………………………………………………………………….
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..
4.2 Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Leukemia merupakan nama kelompok penyakit maligna yang


dikarakteristikan oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit
sirkulasi. Leukemia dihubungkan dengan pertumbuhan abnormal leukosit
yang menyebar mendahului sumsum tulang. Kata kata leukemia diturunkan
dari bahasa Yunani leukos dan aima yang berarti “putih” dan “darah” yang
mengacu pada peningkatan abnormal dari leukosit. Peningkatan tidak
trkontrol ini akhirnya menimbulkan anemia, infeksi, trobositopenia, dan pada
beberapa kasus menyebabkan kematian (Jan Tambayong, 2000). Salah satu
penyakit non-infeksi (degeneratif)    adalah kanker. Kanker merupakan salah
satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit tersebut mempunyai
banyak faktor penyebab namun belum ada yang mendominasi hingga
terjadinya penyakit tersebut.
Oleh karena itu, untuk mencegah leukemia atau kanker darah kita harus
mengenal lebih jauh tentang leukemia, bagaimana gejala-gejalanya, dampak
dari penyakit leukemia, cara diagnosa dan penyembuhannya. Penyakit
leukimia ini harus ditangani dengan tepat agar penderita tidak terjangkit
penyakit lainnya karena tranfusi yang tidak steril. Berdasarkan paparan dari
fakta inilah maka kami selaku penulis tertarik untuk membahas kasus
mengenai penyakit leukimia ini dan sebagai pemenuhan tugas pada blok
sistem imun dan hematologi.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum
tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan
menyingkirkan jenis sel lain (Reeves, Charlene J et al, 2001).
Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu
sekelompok sel anak yang abnormal. Sel-sel ini menghambat semua sel darah
lain di sumsum tulang untuk berkembang secara normal, sehingga mereka
tertimbun di sumsum tulang. Karena factor-faktor ini, leukemia disebut
gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal. Paa akhirnya, sel-sel
nonleukemik di dalam darah yang merupakan penyebab berbagai gejala umum
leukemia.

2.2 Anatomi dan Fisiologis


1. Anatomi
Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari
traktus digestivus dan dari paru-paru ke sel-sel tubuh. Selain itu system
sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-
sel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa
metabolisme. Organ-organ system sirkulasi mencakup jantung, pembuluh
darah dan darah :
a. Jantung
Adalah organ berongga, terletak di mediastinum diantara kedua paruparu
didalam rongga dada diatas diafragma. Fungsinya adalah memompa darah
kaya oksigen kedalam system arteri (yang membawanya ke sel-sel) dan
menampung darah dari system vena dan meneruskannya ke paru untuk
reoksigenasi. Fungsi arteri, kapiler, vena, dan pembuluh limfe adalah
membawa darah kedalam sel diseluruh tubuh.
b. Pembuluh darah
1) Arteri (pembuluh nadi)
Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan.
2) Kapiler (pembuluh rambut)
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak nampak, kecuali dibawah mikroskop.
Kapiler membentuk anyaman diseluruh jaringan tubuh, kapiler selanjutnya
bertemu satu dengan yang lain menjadi pembuluh darah yang lebih besar yang
disebut vena.
3) Vena (pembuluh darah balik)
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung.
4) Darah
Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen berbentuk
yaitu sel-sel darah dan trombosit dan suatu substansi interselular cair yaitu
plasma darah. Ada dua jenis utama sel-sel darah yang digambarkan menurut
penampilannya dalam keadaan segar tanpa pulasan yaitu sdarah merah
(eritrosit) dan sel darah putih (leukosit). (Leeson. 1997.hal : 134 ). Proses
pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu:
1) Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :
a. Tulang vertebrae
b. Sternum ( tulang dada)
c. Costa (tulang iga)
2) Hepar
Merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh
manusia.
3) Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen. Limpa adalah organ berkapsula
dengan berat normal 100-150 gr. Limpa mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
organ limfoid dan memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah merah
yang rusak.
2.3 Epidemiologi
Salah satu penyakit non-infeksi (degeneratif)    adalah kanker. Kanker
merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. World
Health Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 84 juta orang
meninggal akibat kanker dalam rentang waktu 2005 dan 2015.3 Pada tahun
2000 terdapat 10 juta orang (5,3 juta laki-laki dan 4,7 juta wanita) menderita
kanker di seluruh dunia dan 6,2 juta diantaranya meninggal dunia (Case
Fatality Rate/CFR 62%) (WHO, 2003).
Data American Cancer Society (2004), angka kejadian leukemia di
Amerika Serikat 33.440 kasus, 19.020 kasus diantaranya pada laki-laki
(56,88%) dan 14.420 kasus baru lainnya pada perempuan (43,12%). Insiden
rate (IR) leukemia pada laki- laki di Canada 14 per 100.000 penduduk dan
pada wanita 8 per 100.000 penduduk pada tahun yang sama. Data The
Leukemia and Lymphoma Society (2009) menyebutkan bahwa setiap 4 menit
terdapat 1 orang meninggal karena kanker. Diperkirakan 139.860 orang di
Amerika terkena leukemia, lymphoma dan myeloma dan 53.240 orang
meninggal karena kasus ini (CFR 38,1%). IR leukemia yaitu 12,2 per 100.000
penduduk.
.
2.4 Etiologi
Terjadinya leukemia banyak hal yang mempengaruhi diantaranya :
1. Faktor Eksogen
a. Radiasi, khususnya yang mengenai sumsum tulang, kemungkinan leukemia
meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi atau kemoterapi.
b. Zat kimia, seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti
neoplastik. Terpapar zat kimia dapat menyebabkan dysplasia sumsum tulang
belakang,anemia aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya dapat
menyebabkan leukemia.
c. Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T
Leukemia Virus )dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang penderita
limfoma kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum penderita leukemia sel T.
2. Faktor Endogen
a. Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter seperti
sindrom down mempunyai insiden leukemia akut 20 x lipat dan riwayat leukemia
dalam keluarga . insiden leukemia lebih tinggi dari saudara kandung anak-anak
yang terserang, dengan insiden yang meningkat sampai 20% pada kembar
monozigot.
b. Kelainan genetic, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang tidak
diturunkan. (Price, 2006 : 248)

2.5 Klasifikasi
Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel
dan tipe sel asal yaitu:
1. Leukemia Akut
Leukemia Akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit)
yang disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain. Leukemia akut memiliki
perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata
dalam 4 – 6 tahun.
a. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Leukemia Limfositik Akut merupakan jenis leukemia dengan karakteristik
adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang
mengakibatkan organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ.
Leukemia Limfositik Akut lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%)
daripada umur dewasa (18%). Insiden Leukemia Limfositik Akut akan mencapai
pucaknya pada umur 3 – 7 tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak-anak akan
hidup 2 - 3 bulan setelah terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan
sumsum tulang.
b. Leukemia Mielositik Akut (LMA)
Leukemia Mieolistik Akut merupakan leukemia yang mengenai sel stem
hemopoetik yang akan berdiferensiasi ke semua sel mieloid. Leukemia Mielositik
Akut merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
Leukemia Mielositik Akut atau Leukemia Nonlimfositik Akut (LNLA)
lebih sering ditemukan pada orang dewasa (85%) dibandingkan anak-anak (15%).
Permulaannya mendadak dan progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan dengan
durasi gejala yang singkat. Jika tidak diobati, Leukemia Mieolistik Akut fatal
dalam 3 sampai 6 bulan.
2. Leukemia Kronik
Leukemia Kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan
hematologi.
a. Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
Leukemia Limfositik Kronik adalah suatu keganasan klonal limfosit B
(jarang pada limfosit T). Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan
akumulasi progresif yang berjalan lambat dari limfositik kecil yang berumur
panjang.
Leukemia Limfositik Kronik cenderung dikenal sebagai kelainan ringan
yang menyerang individu yang berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan
2 : 1 untuk laki-laki.
b. Leukemia Ganulositik Kronik / Leukemia Mielositik Kronik (LGK/ LMK)
Leukemia Granulositik Kronik/ Leukemia Mielositik Kronik adalah
gangguan mieloproliteratif yang ditandai dengan produksi berlebihan sel mieloid
(seri granulosit) yang relatif matang.
Leukemia Granulositik Kronik / Leukemia Mielositik Kronik mencakup
20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan
(40 – 50 tahun). Abnormalitas genetik yang dinamakan kromosom philadelphia
ditemukan pada 90 – 95% penderita Leukemia Granulositik Kronik / Leukemia
Mielositik Kronik.
Sebagaian besar penderita Leukemia Granulositik Kronik / Leukemia
Mielositik Kronik akan meninggal setelah memasuki fase akhir yang disebut fase
krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa
mieloblas / promielosit, disertai produksi neutrofil, trombosit dan sel darah merah
yang amat kurang.

2.6 Patofisiologis
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat
dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi
sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat
berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel
leukemia memblok produksi sel darah normal, kelainan pada sel darah putih
yang berbentuk seperti bulan sabit. Serta limfoma, yakni kanker yang terjadi
pada kelenjar getah bening (limfosit). Kanker darah atau leukemia adalah
kanker yang menyerang sel-sel darah putih atau leukosit. Pada kondisi
normal, leukosit akan berkembang secara teratur di saat tubuh
membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang muncul. Ketika terjadi
kanker darah, fungsi ini tidak berjalan. Sumsum tulang akan memproduksi
sel-sel darah putih yang abnormal, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan
secara berlebihan. Akibatnya, akan terjadi penumpukan leukosit dalam
sumsum tulang, sehingga sel-sel darah yang sehat akan berkurang dan
fungsinya menjadi terganggu.
Penyakit leukemia menyebabkan fungsi sumsum tulang terganggu,
sehingga seluruh kegiatan produksi darah (hematopoesis), yaitu :
pembetukan sel darah merah (eritropoesis), pembentukan sel limfosit
(limfopoesis), pembentukan trombosit (trombopoesis)
dan granulopoesis mengalami gangguan. Merusak kemampuan tubuh
terhadap infeksi. Sel leukemia juga merusak produksi sel darah lain pada
sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk
menyuplai oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari
kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel
membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini
menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke
dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan
otak.

2.7 Manifestasi klinis

Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk demam, anemia, perdarahan,
kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura
merupakan hal yang umum serta hepar dan lien membesar. Jika terdapat infiltrasi
kedalam susunan saraf pusat dapaditemukan tanda meningitis. Cairan serebro
spinal mengandung protein yang meningkatkan dan glukosa yang menurun.
Tampaknya juga terdapat beberapa hubungan antara leukemia dan sindrom down
(mongolisme) :
1) Pucat
2) Malaise
3) Keletihan(letargi)
4) Perdarahan gusi
5) Mudah memar
6) Petekia dan ekimosis
7) Nyeri abdomen yang tidak jelas
8) Berat badan turun
9) Iritabilitas
10) Muntah
11) Sakit kepala (pusing)
(Hidayat, 2006 : 45).

2.8 Penatalaksanaan Medis


1. Transfusi darah
Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada trombositopenia
yang berat dan perdarahan yang massif dapat diberikan transfuse
trombosit.
2. Kortikostiroid seperti prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya.
Setelah dicapai remisi (sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh dan gejala
klinik membaik ), dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
3. Sitostatika bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi :
vinkristine, asparaginase, prednisone, untuk terapi awal dan dilanjutkan
dengan kombinasi mercaptopurine, metotrexate, vincristine, dan
prednisone untuk pemeliharaan. Radiasi untuk daerah kraniospinal dan
injeksi intratekal obat kemoterapi dapat membantu mencegah kekambuhan
pada system saraf pusat. Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita
diisolasi dalam kamar yang bebas hama).
4. Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang baru. Setelah tercapai
remisi dan jumlah sel leukemia yang cukup rendah (105-106), imuno
terapi diberikan. Pengobatan yang spesifik dilakukan dengan pemberian
imunisasi BCG atau dengan Crynae bacterium dan dimaksutkan agar
terbentuk antibody yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Pengobatan
spesifik dikerjakan dengan penyuntikan sel leukemia yang telah diradiasi.
5. Transplantasi sumsum tulang.
(Ngastiyah, 2005)

2.9 Pemeriksaan Diagnostik


1. Pemeriksaan Diagnostik Leukimia Limfoblastik Akut (ALL)
Hitung darah lengkap dan diferensiasinya adalah indikasi utama bahwa
leukemia tersebut mungkin timbul.Semua jenis leukemia tersebut didiagnosis
dengan aspirasi dan biopsi sumsum tulang. Contoh ini biasanya didapat dari
tulang iliaka dengan pemberian anestesi lokal dan dapat juga diambil dari
tulang sternum. (Gale, 2000 : 185)
Gambar Pemeriksaan Darah Tepi pada Pasien Leukemia
 Menunjukkan adanya sel muda (mieloblast, promielosit, limfoblast,
monoblast, erythroblast atau megakariosit) yang melebih 5% dari sel
berinti pada darah tepi.

Gambar Limfoblast pada penderita Leukemia


1) Sumsum tulang
Merupakan pemeriksaan yang sifatnya diagnostik.Ditemukan banyak
sekali sel primitif.Sumsum tulang kadang-kadang mengaloblastik; dapat
sukar untuk membedakannya dengan anemia aplastik. Hiperseluler,
hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast), tampak
monoton oleh sel blast, dengan adanya leukomic gap (terdapat perubahan
tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang, tanpa sel antara).
System hemopoesis normal mengalami depresi. Jumlah blast minimal 30%
dari sel berinti dalam sumsum tulang (dalam hitung 500 sel pada apusan
sumsum tulang).
Gambar Pemeriksaan Sumsum Tulang
2) Pemeriksaan sitogenetik
Pemeriksaan kromosom merupakan pemeriksaan yang sangat diperlukan
dalam diagnosis leukemia karena kelainan kromosom dapat dihubungkan
dengan prognosis.

Gambar Contoh Hasil Interpretasi Pemeriksaan Sitogenik


3) Pemeriksaan immunophenotyping
Pemeriksaan ini menjadi sangat penting untuk menentukan klasifikasi
imunologik leukemia akut. Pemeriksaan ini dikerjakan untuk pemeriksaan
surface marker guna membedakan jenis leukemia.
Gambar Hasil Interpretasi immunophenotyping

2. Pemeriksaan Diagnostik pada Kronik Leukimia Myeloblast (CML)


1) Darah Tepi
 Leukositosis biasanya berjumlah >50 x 109 /L dan kadang – kadang
>500 x 109/L.
 Meningkatnya jumlah basofil dalam darah.
 Apusan darah tepi : menunjukkan spektrum lengkap seri granulosit
mulai dari mieloblast sampai netrofil, dengan komponen paling
menonjol ialah segmen netrofil dan mielosit. Stab, metamielosit,
promielosit dan mieloblast juga dijumpai. Sel blast kurang dari 5%.
 Trombosit bisa meningkat, normal, atau menurun. Pada fase awal lebih
sering meningkat.
 Fosfatase alkali netrofil (neutrophil alkaline phosphatase [NAP] score)
selalu rendah
2) Sumsum Tulang.
Hiperseluler dengan sistem granulosit dominan.Gambarannya mirip
dengan apusan darah tepi.Menunjukkan spectrum lengkap seri myeloid,
dengan komponen paling banyak ialah netrofil dan mielosit. Sel blast
kurang dari 30%. Megakariosit pada fase kronik normal atau meningkat.
3) Sitogenik: dijumpai adanya Philadelphia (Ph1) chromosome pada kasus
95% kasus.
4) Vitamin B12 serum dan B12 binding capacity meningkat.
5) Pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) dapat mendeteksi adanya
chimeric protein bcr – abl pada 99% kasus.
3. Pemeriksaan Diagnostik pada Multiple Myeloma
1) Laboratorium
Anemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus.
Jumlah leukosit umumnya normal. Trombositopenia ditemukan pada
sekitar 15% pasien yang terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan
darah tepi jarang mencapai 5%, kecuali pada pasien dengan leukemia sel
plasma. Formasi Rouleaux ditemukan pada 60% pasien. Hiperkalsemiadite
mukan pada 30% pasien saat didiagnosis. Sekitar seperempat hingga
setengah yang didiagnosis akan mengalami gangguan fungsi ginjal dan
80% pasien menunjukkan proteinuria, sekitar 50% proteinuria Bence
Jones yang dikonfirmasi dengan imunoelektroforesis atau imunofiksasi.

Gambar Hasil Pemeriksaan Adanya Protein M pada Penderita Multyple


Myeloma
Gambar Keganasan Multiple Myeloma
2) Radiologi
Gambaran foto x-ray dari multipel mieloma berupa lesi multipel, berbatas
tegas, litik, punch out, dan bulat pada tengkorak, tulang belakang, dan
pelvis. Lesi terdapat dalam ukuran yang hampir sama. Lesi lokal ini
umumnya berawal di rongga medulla , mengikis tulang cancellous, dan
secara progresif menghancurkan tulang kortikal. Sebagai tambahan, tulang
pada pasien mieloma, dengan sedikit pengecualian, mengalami
demineralisasi difus.Pada beberapa pasien, ditemukan gambaran
osteopenia difus pada pemeriksaan radiologi.Saat timbul gejala sekitar 80-
90% di antaranya telah mengalami kelainan tulang. Film polos
memperlihatkan:

Gambar Radiologi Pasien Multiple Myeloma


3) CT-Scan
CT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada mieloma. Namun,
kegunaan modalitas ini belum banyak diteliti, dan umumnya CT Scan
tidak dibutuhkan lagi karena gambaran pada foto tulang konvensional
menggambarkan kebanyakan lesi yang CT scan dapat deteksi.

Gambar CT Scan Pada Multiple Myeloma


4) MRI
MRI potensial digunakan pada multiple mieloma karena modalitas
ini baik untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus, gambaran MRI pada
deposit mieloma berupa suatu intensitas bulat.
5) Angiografi
Gambaran angiografi tidak spesifik.Tumor dapat memiliki zona perifer
dari peningkatan vaskularisasi.Secara umum, teknik ini tidak digunakan
untuk mendiagnosis multipel mieloma.

2.10 Pemeriksaan Penunjang


a. hitung darah lengkap :
1) Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/ 100 ml.
2) Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (kurang dari 50.000/mm ).
3) Sel Darah Putih : mungkin lebih dari 50.000 /cm dengan peningkatan sel
darah putih imatur (mungkin menyimpang kekiri). Mungkin ada sel blast
leukemia.

b. Pemeriksaan sel darah tepi :

Biasanya menunjukkan anemia dan trobositopenia, tetapi juga dapat menunjukkan


leucopenia, leukositosis tergantung pada jumlah sel yang beredar.

c. Asam urat serum / urine : mungkin meningkat

d. Biopsi sumsum tulang :

Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari sel darah putih
pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari sel blast, dengan prekusor eritrosit,
sel matur, dan megakariositis menurun.

e. Biopsi nodus limfa :

Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limfa akan terdesak seperti limfosit normal dan granulosit.
(Doengoes, 2000)

2.11 Komplikasi
Akibat proliferasi mieloid yang neoplastik, maka produksi elemen darah yang lain
tertekan karena terjadi kompetisi nutrisi untuk proses metabolisme (terjadi
granulositopenia, trombositopenia). Sel-sel leukemia juga menginvasi tulang di
sekelilingnya yang menyebabkan nyeri tulang. Proliferasi sel leukemia dalam
organ mengakibatkan pembesaran limpa atau hepar.
 Kegagalan sumsum tulang merupakan hipofungsi sumsum tulang primer
sehingga terjadi penurunan produksi semua unsur sel hemopoietik
(pansitopeni). Kegagalan susmsum tulang merupakan ketidaksanggupan
sumsum tulang membentuk sel-sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan
kerusakan primer stem sel mengakibatkan anemia, leukopenia dan
trombositopenia.
 Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah
merah, maka anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari
keadaan anemia tersebut. Proses terapi LGK juga dapat meyebabkan
penurunan jumlah sel darah merah.
 Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah
(trombositopenia) pada keadaan LGK dapat mengganggu proses
hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan pasien mengalami epistaksis,
pendarahan dari gusi, ptechiae, dan hematom.
 Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada LGK dapat timbul dari tulang atau
sendi. Keadaan ini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan
leukosit abnormal yang berkembang pesat.
 Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang
diproduksi saat keadaan LGK sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini
menyebabkan limpa bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.
 Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien
dengan kasus LGK memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak
dikendalikan, kadar trombosit yang berlebihan dalam darah
(trombositosis) dapat menyebabkan clot yang abnormal dan
mengakibatkan stroke.
 Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal,
tidak menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan
pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan LGK
juga dapat menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga
sistem imun tidak efektif.
2.12 Pathway
2.13

Peningkatan sel darah

Pengurangan sel darah


yang sehat

infeksi

Ketidak
seimba
ngan
nutrisi demam

Hipertermi
2.14 Konsep teori Asuhan Keperawatan

Pengkajian merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan kepada klien,


meliputi: biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat
kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik. (Doenges, 2014)
A. Aktivitas / Itirahat
Perasaan tidak enak (malaise).
B. Sirkulasi Nadi
Tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat,
taikardi,disritmia.
C. Eliminasi
Inkontinensi dan atau retensi.
D. Makanan / cairan
Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosakering.
E. Neurosensori
Letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi,
kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang
umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kering positif,
rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek
kremastetik hilang pada laki-laki.
F. Nyeri / kenyamanan
Sakit kepala (berdenyut hebat, frontal).
G. Pernafasan
Peningkatan kerja pernafasan.
H. . Keamanan
-
I. Seksualitas
Organ
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA

1.1 Kasus
An. Budi usia 7 tahun, agama Islam, alamat tinggal jln. Ratu Jambi
Cidolod, kelas 2 SD, masuk rumah sakit tanggal 8/11/2011. Klien masuk
rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, demam, sakit kepala, lemah, nyeri
tulang dan sendi skala nyeri 8. Saat pemeriksaan fisik didapatkan:
menggunakan otot bantu nafas, CRT > 3 detik, , konjungtiva anemis, akral
dingin, BB klien turun dari 25 kg menjadi 22 kg, mual (+) dan muntah (+).
Selain itu terdapat pembesaran limfa (splenomegali) dan hati (hepatomegali).
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh : TD : 80/50 mmHg,  N :
80x/menit, RR : 34 x/menit , S : 38,60C. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil lab : Hb: 6,7 gr/dl, leukosit: 70.500 ml 3, trombosit: 44.000
ml.
I. Identitas klien

Nama : An. Budi Pekerjaan : pelajar


Umur : 7 th Status : belum Kawin
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal MRS: 8/11/2011
Agama : Islam Tanggal Pengkajian : 8/11/2011
Pendidikan : SD No. RM : 000678
Alamat : jln. Ratu Jambi Cidolod

II. Riwayat Kesehatan

1. Diagnosa medic : Leukimia.


2. Keluhan utama
- Pasien mengatakan sesak nafas
3. Riwayat penyakit sekarang
- Klien mengatakan bahwa sudah tiga hari sesak nafas, demam,
pusing, mual dan muntah.
4. Riwayat penyakit terdahulu
-

III. Pengkajian keperawatan

1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan


Kurang baik
Interpretasi : Klien merasa tidak tahu apa-apa tentang penyakit
yang di alami.
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) Clinical Sign :
- BB turun 3 kg dari 25 kg menjadi 22 kg
- Hb 6,7 gr/dl, leukosit 70.500 ml³, trombosit 44.000 ml
- konjungtifa anemis
- akral dingin
-lemas dan pusing
Interpretasi : Klien terlihat cukup lemas dan kurang berenergi
3. Pola eliminasi: BAK
- Frekuensi : >6 kali sehari
- Warna : kuning jernih
- Bau : bau khas urin.
- Karakter : -
- BJ : -
- Alat Bantu : -
- Kemandirian : mandiri
- Lain : -
BAB Klien BAB setiap 2 hari sekali
4. Pola aktivitas & latihan
Sebelum sakit klien mengatakan untuk melakukan aktivitas klien
melakukannya secara mandiri namun semenjak masuk rumah sakit
aktivitasnya dibantu oleh keluarga karena tubuh klien yang lemas.

Tabel : Aktivitas klien selama di rumah sakit


No Jenis Aktivitas 0 1 2 3 4
.
1 Makan 

2 Minum 

3 Toileting 

4 Berpakaian 

5 Berpindah 

Keterangan :
1 : Dilakukan secara mandiri
2 : Dilakukan dengan bantuan alat
3 : Dilakukan dengan bantuan keluarga
4 : Dilakukan dengan bantuan alat dan keluarga
5 : Total ketergantungan

5. Pola tidur & istirahat


- Durasi : Menurut keluarga dan klien durasi tidur klien sebelum
MRS dan saat MRS lama tidur klien berkurang 2 jam dari
biasanya namun setelah minum analgesic klien tertidur.
- Gangguan tidur : klien mengatakan terbangun dikarenakan
merasa sesak nafas.
- Keadaan bangun tidur : klien terbangun karena sesak nafas.
6. Pola kognitif & perceptual
- Fungsi Kognitif dan Memori : Sebelum dan saat MRS kognitif
klien masih tetap baik, klien masih dapat diajak bicara dan
memberikan respon yang tepat, dan ingatan klien baik saat
dilakukan pengkajian.
7. Fungsi dan keadaan indera : Klien dan keluarga mengatakan
pengelihatan klien normal.
8. Pola persepsi diri
- Gambaran diri : Klien dan keluarga klien mengatakan tidak
ada masalah terhadap bentuk tubuh klien
- Identitas diri : Klien tidak memiliki gangguan identitas diri,
klien masih memiliki orientasi yang baik terhadap dirinya
sendiri
- Harga diri : Klien mengatakan tidak merasa minder walaupun
sakit, klien dan keluarga percaya bahwa akan segera diberikan
kesembuhan.
- Ideal Diri : Ideal diri klien sedikit terganggu karena klien tidak
dapat masuk sekolah.
- Peran Diri : Klien merupakan anak kedua dari dua bersaudara
9. Pola seksualitas & reproduksi
-
10. Pola peran & hubungan
- Keluarga klien mengatakan bahwa hubungan antara klien dengan
anggota keluarga yang lain baik, sehingga keluarga klien ingin
klien segera pulang agar dapat berjumpa lagi dengan anggota
keluarga dan saudara-saudaranya yang lain
- Terlihat bahwa keluarga selalu menemani klien saat di Rumah
Sakit.

11. Pola manajemen koping-stress


- keluarga klien mengatakan bahwa keluarga menganggap sakit itu
sebagai jalan yang harus di lewati dan dijalani sehingga
bagaimanapun keadannya harus diterima dan disyukuri
12. Sistem nilai & keyakinan
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien dan keluarga
menganggap sakit itu sebagai jalan yang harus di lewati dan
dijalani sehingga bagaimanapun keadannya harus diterima dan
disyukuri.

1.1 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan Leukimia


antara lain (NANDA, 2018-2020):

1. ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi


2. hipertermia b.d peningkatan laju metabolime
3. nyeri akut b.d agen cedera biologis
4. ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor
biologis
5. gangguan pola tidur b.d kesulitan mempertahankan tetap tidur
6. resiko infeksi b.d leukopenia

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: GCS=4-4-5
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 80/50 mm/Hg
- Nadi : 80 X/mnt
- RR : 34 X/mnt
- Suhu : 38,60 ºC

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

1. Kepala
Kepala simetris, tidak ada jejas, distribusi rambut normal, rambut hitam,
ada sedikit rambut yang putih, tidak ada lesi, tidak ada massa, tidak ada
nyeri tekan.
2. Mata
Sklera keruh, konjungtiva anemis, pupil isokor, distribusi bulu mata
merata.

3. Telinga
Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada massa serta menurut keluarga klien
pendengaran normal, warna kulit telinga sama dengan warna kulit
sekitarnya, telinga dapat mendengar normal.
4. Hidung
Tidak terdapat kelainan bentuk, tulang hidung simetris, lubang hidung
normal, tidak ada lesi maupun jejas, tidak ada massa, warna kulit hidung
sama dengan warna di sekitarnya.
5. Mulut
Mulut kering, warna merah muda, bibir simetris, tidak ada massa, tidak
ada luka.
6. Leher
Leher pasien terlihat simetris.
7. Dada
I : Dada pasien terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada jejas
maupun lesi, iktus kordis tidak nampak, tidak ada pembesaran
P : Ketika diperkusi sonor di bagian kiri dan sonor pada bagian kanan, di
area jantung pekak
P : Pengembangan paru kanan kiri sama, tidak ada massa
A : Suara nafas cepat dan tidak teratur.
8. Abdomen
I : bentuk simetris kanan kiri, tidak ada jaringan parut, terdapat penonjolan
di bagian perut, umbilicus letak simetris
A:-
P : Bunyi sedikit timpani di setiap lapang perut.
P : teraba massa, perut terasa keras
9. Urogenital
- Klien tidak terpasang selang kateter
- Klien BAK 1 hari 6 kali, warna kuning jernih
- Klien BAB 2 hari 1 kali
10. Ekstremitas
- Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infuse.
- Ekstremitas bawah : Kaki kiri dan kanan dapat bergerak normal.
- Bagian ekstremitas teraba dingin
- kemampuan otot
11. Kulit dan kuku
Kulit pasien terlihat lembab, turgor kulit cukup. Kuku pendek, dan sedikit
pucat, CRT > 3 detik.

12. Keadaan lokal


Klien terlihat terbaring di tempat tidur dengan posisi terlentang, terpasang
infus ditangan sebelah kanan.

1. Pengkajian
a. data fokus

Data Subjektif Data Objektif


Klien mengatakan sesak napas Klien tampak sesak, menggunakan
otot bantu napas.
Klien mengatakan suhu badan Suhu 38,6ºC, kulit terasa panas saat di
terasa panas/demam 3 hari yang palpasi.
lalu.
Pasien mengatakan nyeri kepala, Dari hasil pemeriksaan laboratorium
tulang dan sendi didapatkan hasil lab : Hb: 6,7 gr/dl,
leukosit: 70.500 ml3, trombosit: 44.000
ml. Skala nyeri 8.
Klien mengatakan mual dan Klien tampak lemah dan BB klien
muntah turun 3 kg
Klien mengatakan sulit tidur karena Klien sering menguap, lesu dan mata
sering mengeluh sesak napas kuyu
Klien mengatakan ada benjolan di Dari hasil pemeriksaaan fisik terdapat
perutnya pembesaran limfa dan hati

2. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
. keperawatan
1. Ds : Klien mengatakan sesak Leukimia Ketidakefektifan
napas pola napas

Do : Klien tampak sesak, Jumlah


menggunakan otot bantu komponen darah
napas. dibawah normal/
berlebihan

Fungsi organ
tubuh terganggu

Saturasi oksigen
tidak normal

Takipnea/,
2. Ds : Klien mengatakan suhu Produksi sel Hipertermia
badan terasa panas/demam 3 darah putih
hari yang lalu. meningkat

Do : Suhu 38,6ºC, kulit


terasa panas saat di palpasi. Pengurangan sel
darah yang sehat

Infeksi

demam
3. Ds : Pasien mengatakan Sel kanker Nyeri akut
nyeri kepala, tulang dan menyerang sum-
sendi sum tulang

Do : Dari hasil pemeriksaan


laboratorium didapatkan Menekan
hasil lab : Hb: 6,7 gr/dl, produksi sel
leukosit: 70.500 ml3, darah merah dan
trombosit: 44.000 ml. skala trombosit
nyeri 8.
Infeksi

nyeri
4. Ds : Klien mengatakan mual Asam lambung Ketidakseimbangan
dan muntah meningkat nutrisi
Do : Klien tampak lemah
dan BB klien turun 3 kg Mual muntah

anoreksia
5. Ds : Klien mengatakan sulit Meningkatnya sel Gangguan pola
tidur karena sering darah putih
tidur
mengeluh sesak napas
Do : Klien sering menguap, sel darah putih
menyerang organ
lesu dan mata kuyu
paru

gangguan
pertukaran gas

sesak napas

susah tidur

6. Ds : Klien mengatakan ada defisi Resiko infeksi


benjolan di perutnya pembedahan sel
Do : Dari hasil pemeriksaaan terganggu
fisik terdapat pembesaran
infiltrasi ekstra
limfa dan hati medular

pembesaran hati
dan limfa

3. Diagnosa keperawatan
1. ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
2. hipertermia b.d peningkatan laju metabolime
3. nyeri akut b.d agen cedera biologis
4. ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor
biologis
5. gangguan pola tidur b.d kesulitan mempertahankan tetap tidur
6. resiko infeksi b.d leukopenia
I. Intervensi

No Hari/ta Diagnosa Intervensi Paraf


. nggal
1. Senin, Diagnosa : Domain (3140 Manajemen £
02 Aktivitas/Istirahat jalan nafas) LIA
Septem Kelas 4. Respons 1.Idetifikasi kebutuhan
ber kardiovaskular/pulmon actual/potensial pasien
2019 ar. (00032) . untuk memasukkan alat
Ketidakefektifan pola membuka jalan nafas.
napas. 2.Masukkan alat
Definisi : Inspirasi nasopharyngeal airway
dan/atau respirasi yang (NPA) ATAU
tidak memberi ventilasi oropharyngeal airway
adekuat. (OPA).
Tujuan : Setelah 3.Motivasi klien denga
dilakukan tindakan menggunakan Teknik
keperawatan 1X24 jam bernafas yang
diharapkan klien mampu menyenangkan kepada
dengan kriteria hasil : anak anak (missal :
1. Frekuensi pernafasan meniup gelembung,
klien dipertahankan peluit, harmonica, dan
pada Devisiasi berat dari meniup kincir).
kisaran normal (skala 1 ) (3350 Monitor
ditingkatkan ke tidak ada pernafasan)
deviasi dari kisaran 1.Monitor kecepatan,
normal (skala 5). irama, kedalaman dan
2. Irama pernafasan klien kesulitan bernafas.
dipertahankan pada 2.Berikan bantuan
Devisiasi berat dari terapi terapi napas
kisaran normal (skala 1 ) (nebulizer).
ditingkatkan ke tidak ada
deviasi dari kisaran
normal (skala 5 ).
2. Selasa, Diagnosa : Domain 11. (3900 Pengaturan £
03 Keamanan/Perlindunga suhu) LIA
Septem n. Kelas 6. 1. Monitor suhu
ber Termoregulasi. (00007) paling tidak
2019 Hipertermia. setiap 2 jam,
Definisi : Suhu inti sesuai
tubuh di atas kisaran kebutuhan.
normal diurnal karena 2. Berikan
kegagalan termoregulasi. pengobatan
Tujuan : Setelah antipiretik,
dilakukan tindakan sesuai
keperawatan 1X24 jam kebutuhan
diharapkan pasien dapat 3. Informasikan
membaik dengan kriteria mngenai
hasil : indikasi adanya
1. Peningkatan suhu kulit hipotermia dan
klien dipertahankan pada penanganan
berat (skala 1) emergensi yang
ditingkatkan ke tidak ada tepa sesuai
(skala 5). kebutuhan
2. Sakit kepala klien (3740 perawatan
dipertahankan pada berat demam)
(skala 1) ditingkatkan ke 1. Pantau suhu dan
tidak ada (skala 5). tanda-tanda vital
lainnya
2. Beri obat atau
cairan
IV(misalnya.,
antipiretik, agen
antibakteri, dan
agen anti
0menggigil
3. Dorong
konsumsi cairan

3. Rabu, Diagnosa : Domain 12. (2210 pemberian £


04 Kenyamanan Kelas 1. analgesik) LIA
Septem Kenyamanan fisik. 1. Tentukan lokasi
ber (00132) Nyeri akut. dan keparahan
2019 Definisi : Pengalaman nyeri sebelum
sensori dan emosional mengobati
tidak menyenangkan pasien
berkaitan dengan 2. Berikan
kerusakan jaringan actual analgesic sesuai
atau potensial, atau yang paruh waktunya,
digambarkan sebagai sesuai pada
kerusakan (International nyeri yang berat
Association for the study 3. Informasikan
of Pain); awitan yang pasien yang
tiba-tiba atau lambat mendapatkan
dengan intensitas ringan narkotika bahwa
hingga berat, dengan rasa mengantuk
berakhirnya dapat kadang terjadi
diantisipasi atau selama 2-3 hari
diprediksi, dan dengan pertama
durasi kurang dari 3 pemberian dan
bulan. selanjutnya akan
Tujuan : Setelah menghilang
dilakukan tindakan 4. Kolaborasikan
keperawatan 2X24 jam dengan dokter
diharapkan klien mampu mengenai obat
dengan kriteria hasil : dosis rute dan
1. Klien dapat perubahan
menggunakan analgesic interval yang
yang direkomendasikan dibutuhkan
dipertahankan pada tidak (1400 manajemen
pernah menunjukkan nyeri)
(skala 1) ditingkatkan ke 1. Adanya
secara konsisten petunjuk
menunjukkan (skala 5). nonverbal
2. Klien dapat mengenai
melaporkan perubahan ketidaknyamana
terhadap gejala nyeri n terutama pada
pada professional mereka yang
kesehatan dipertahankan tidak dapat
pada tidak pernah berkomunikasi
menunjukkan (skala 1) secara efektif
ditingkatkan ke sering 2. Gunakan strategi
menunjukkan (skala 4). komunikasi
3. Klien dapat terapeutik untuk
mengekspresikan nyeri mengatahui
wajah dipertahankan pengalaman
pada berat (skala 1) nyeri pasien
ditingkatkan ke ringan 3. Ajarkan
(skala 4) . penggunaan
4. Sensasi wajah klien Teknik
dipertahankan pada nonfarmakologi
sangat terganggu (skala seperti relaksasi,
1) ditingkatkan ke tidak hypnosis
terganggu (skala 5). 4. Kolaborasikan
Level : Pain Control dengan pasien
orang terdekat
dan tim
kesehatan
lainnya untuk
memilih dan
mengimplement
asikan tindakan
menurun nyeri
nonfarmakologi

4. Kamis, Diagnosa : (1030 manajemen £


05 Domain 2. Nutrisi. gangguan makan) LIA
Septem Kelas 1. Makan. 1. Monitor intake
ber (00002) dan asupan
2019 Ketidakseimbangan cairan scara
nutrisi : kurang dari tepat
kebutuhan tubuh. 2. Timbang berat
Definisi : Asupan nutrisi badan klien
tidak cukup untu secara rutin
memenuhi kebutuhan 3. Ajarkan dan
metabolik. Tujuan : dukung konsep
Setelah dilakukan nutrisi yang baik
tindakan keperawatan dengan klien
1X24 jam diharapkan dan orang
pasien dapat membaik terdekatnya
dengan kriteria hasil : 4. Rundingkan
1.Asupan gizi pasien dengan ahli gizi
klien dipertahankan pada dalam
cukup menyimpang dari menentukan
rentang normal (skala 3) asupan kalori
ditingkatkan ke tidak harian yang
menyimpang dari diperlukan
rentang normal (skala 5). (1100 mamanejemen
2.Rasio berat badan klien nutrisi)
dipertahankan pada 1. Identifikasi
cukup menyimpang dari adanya alergi
rentang normal (skala 3) yang dimiliki
ditingkatkan ke tidak pasien
menyimpang dari 2. Berikan pilihan
rentang normal (skala 5). makanan
3. Sambil
menawarkan
bimbingan
terhadap pilihan
makanan yang
sehat
4. Anjurkan pasien
mengenai
modifikasi diet
yang dibutuhkan

5. Diagnosa : (0840 pengaturan


Domain 4. posisi)
Aktifitas/istirahat. 1. Monitor status
Kelas 1. oksigenasi
Tidur/istirahat. (00198) [pasien sebelum
Gangguan pola tidur. dan setelah
Definisi : interupsi perubahan
jumlah dan kualitas tidur posisi]
akibat factor eksternal. 2. Berikan obat
Tujuan : Setelah sebelum
dilakukan tindakan membalikkan
keperawatan 1X24 jam [badan] pasien,
diharapkan pasien dapat dengan tepat
membaik dengan kriteria 3. Instruksikan
hasil : pasien
1.pola tidur klien bagaimana
dipertahankan pada menggunakan
(skala 1) ditingkatkan ke postur tubuh dan
tidak terganggu (skala mekanika tubuh
5). yang baik ketika
2.kesulitan memulai beraktifitas.
tidur klien dipertahankan
pada (skala 2)
ditingkatkan ke tidak ada
(skala 5).
6. Diagnosa : (6550 perlindungan
Domain 11. Infeksi)
Keamanan/perlindunga 4. Monitor adanya
n. Kelas 1. Infeksi. tanda dan gejala
(00004) Risiko infeksi. infeksi sistemati
Definisi : Rentan dan local
mengalami invasi dan 5. Berikan
multiplikasi organisme perawatan kulit
patogenik yang dapat yang tepat untuk
mengganggu kesehatan. area [yang
Tujuan : Setelah mengalami]
dilakukan tindakan edema
keperawatan 1X24 jam 6. Ajarkan pasien
diharapkan pasien dapat dan keluarga
membaik dengan kriteria bagaimana cara
hasil : menghindari
1.Limfadenopati klien infeksi
dipertahankan pada (6540 kontrol infeksi)
cukup berat (skala 2) 1. Berikan
ditingkatkan ke tidak ada imunisasi yang
(skala 5). sesuai
2.Peningkatan jumlah sel 2. Ajarkan pasien
darah putih klien dan keluarga
dipertahankan pada mengenai tanda
cukup berat (skala 2) dan gejala
ditingkatkan ke tidak ada infeksi dan
(skala 5). kapan harus
melaporkannya
kepada penyedia
perawatan
kesehatan

V. Implementasi

ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi


Hari/ Tindakan Respon Paraf
Tanggal
Jumat/6 1.Mengecek perintah 1.- £
September pengobatan klien LIA
2019 meliputi obat, dosis dan
frekuensi obat analgesic
yang diresepkan. 2.Pasien bersedia diberikan
2.Memberikan obat analgesic.
analgesic sesuai waktu
paruhnya. 3.Pasien kooperatif saat
3. Menginformasikan mendengarkan edukasi dari
kepada pasien yang perawat.
mendapatkan narkotika
bahwa rasa mengantuk
kadang terjadi selama
2-3 hari pertama 4.-
pemberian dan
selanjutnya
menghilang.
4.Mengkolaborasikan
dengan dokter apakah
obat, dosis, rute 5.Pasien mampu
pemberian, atau mendiskusikan pengalaman
perubahan interval nyerinya.
dibutuhkan, buat
rekomendasi khusus 6. Pasien memilih dan
berdasarkan prinsip mengimplementasikan
analgesic. tindakan penurun nyeri
5.Mendorong pasien nonfarmakologi teknik
untuk mendiskusikan relaksasi.
pengalaman
nyerinya,sesuai
kebutuhan.
6.Mengkolaborasi
dengan pasien, orang
terdekatdan tim
kesehatan lainnya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
tindakan penurun nyeri
nonfarmakologi, sesuai
kebutuhan.

Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme


Hari/ Tindakan Respon Paraf
Tanggal
Jumat/6 1. Memantau suhu dan 1.Pasien bersedia dipantau £
suhu dan ttv nya.
September anda-tanda vital LIA
2019 lainnya. 2. Pasien bersedia diberikan
obat dan cairan IV
2.Memberikan obat
Antipiretik.
atau cairan IV
(Antipiretik, agen
antibakteri, dan agen 3.Pasien mampu melakukan
konsumsi cairan selama
anti menggigil).
demam.
3.Mendorong konsumsi 4. Pasien kooperatif saat
mendengarkan edukasi dari
cairan klien.
perawat.
4.Menginformasikan
mengenai indikasi
adanya hipotermia dan 5.Pasien kooperatif saat di
periksa tekanan darahnya.
penanganan emergensi
yang tepat sesuai
kebutuhan.
6.Pasien bersedia di periksa
5.Monitor tekanan tekanan darah di kedua
lengannya.
darah saat pasien
berbaring, duduk, dan
berdiri sebelum dan
setelah perubahan
posisi.
6.Auskultasi tekanan
darah di kedua lengan
dan bandingkan.

nyeri akut b.d agen cedera biologis


Hari/ Tindakan Respon Paraf
Tanggal
Jumat/6 1. Memberikan 1.Pasien bersedia untuk £
diberikan analgesik
September analgesic sesuai LIA
2019 paruh waktunya,
2. Pasien menerima dan
sesuai pada mengerti informasi dengan
baik.
nyeri yang berat
2. Menginformasik
an pasien yang
mendapatkan
narkotika bahwa
rasa mengantuk 3.-
kadang terjadi
selama 2-3 hari
pertama
pemberian dan 4. Pasien kooperatif saat
mengkomunikasikan nyeri
selanjutnya akan
nya.
menghilang
3. Mengkolaborasi
kan dengan 5.Pasien menerima dan
mengerti informasi dengan
dokter mengenai
baik.
obat dosis rute
dan perubahan
interval yang 6.-
dibutuhkan.
4. Menggunakan
strategi
komunikasi
terapeutik untuk
mengatahui
pengalaman
nyeri pasien
5. Mengajarkan
penggunaan
Teknik
nonfarmakologi
seperti relaksasi,
hypnosis
6. Mengkolaborasi
kan dengan
pasien orang
terdekat dan tim
kesehatan
lainnya untuk
memilih dan
mengimplement
asikan tindakan
menurun nyeri
nonfarmakologi

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.


Hari/ Tindakan Respon Paraf
Tanggal
Jumat/6 1. Memonitor 1. Pasien bersedia di £
September intake dan periksa intake dan LIA
asupan cairannya.
2019 asupan cairan
scara tepat
2. Pasien bersedia
2. Menimbang
ditimbang berat
berat badan badannya.
klien secara
rutin
3. Pasien kooperatif
3. Mengajarkan
saat diberikan
dan dukung pendidikan
konsep nutrisi kesehatan
mengenai nutrisi.
yang baik
dengan klien
dan orang
terdekatnya
4. Merundingkan 4. –
dengan ahli gizi
dalam
menentukan
asupan kalori
harian yang
diperlukan
5. Mengidentifikas
5. –
i adanya alergi
yang dimiliki
pasien
6. Memberikan 6. Pasien antusias
dengan tawaran
pilihan makanan pemiihan
sambil makanan.
menawarkan
bimbingan
terhadap pilihan
makanan yang
sehat
7. Menganjurkan
7. Pasien kooperatif
pasien mengenai saat diberikan
modifikasi diet edukasi mengenai
diet yang
yang dibutuhkan
dibutuhkan.

gangguan pola tidur b.d kesulitan mempertahankan tetap tidur

Hari/ Tindakan Respon Paraf


Tanggal
Jumat/6 1. Memonitor 1. Pasien bersedia di £
September status oksigenasi monitor LIA
oksigenasinya
2019 [pasien sebelum dan
setelah perubahan
posisi]
2. memberikan obat
sebelum
membalikkan [badan]
pasien, dengan tepat
3. menginstruksikan 2. Pasien tampak
pasien bagaimana kooperatif.
menggunakan postur
tubuh dan mekanika
tubuh yang baik
ketika beraktifitas.

3. Pasien kooperatif
dan menerima
intruksi dari
perawat

Risiko infeksi.
Hari/ Tindakan Respon Paraf
Tanggal
Jumat/6 4. Memonitor 4. Pasien bersedia di £
September adanya periksa LIA
2019 tanda dan
gejala
infeksi
sistemati
dan local
5. Memberikan
perawatan 5. Pasien tampak
kulit yang kooperatif.

tepat untuk
area [yang
mengalami]
edema
6. Mengajarka
n pasien dan
6. Pasien memahami
keluarga dan menerima
bagaimana edukasi dari
perawat.
cara
menghindari
infeksi
7. Memberikan
imunisasi 7. Pasien bersedia
yang sesuai diberi imunisasi.

8. Mengajarka
n pasien dan 8. Pasien memahami
dan menerima
keluarga
edukasi dari
mengenai perawat.
tanda dan
gejala
infeksi

I. Evaluasi

No Hari,tanggal, Diagnosa Catatan Paraf


jam Keperawatan Perkembangan
1. Jumat/6 Ketidakefektifa S : Pasien mengatakan sesak £
September n pola nafas b.d nya berkurang. LIA
2019 hiperventilasi O : RR : 38X/Menit
12.25 A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.

2. Jumat/6 Hipertermia b.d S : Pasien mengatakan £


September peningkatan sudah tidak panas lagi. LIA
2019 laju O : Tekanan daraah 100/80
12.30 metabolisme mmHg, Nadi 80x/menit,
RR:38X/menit, Suhu:36 ºC.
A : Masalah teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1,4
dan 5.

3. Jumat/6 Nyeri akut b.d S : Pasien mengatakan nyeri £


September agen cedera kepala dan sendinya LIA
2019 biologis berkurang.
12.30 O : Skala nyeri 5
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.

4. Jumat/6 Ketidakseimban S : Pasien mengatakan mual £


September gan nutrisi : dan muntahnya berkurang. LIA
2019 kurang daari O : Berat badan pasien naik
12.35 kebutuhan 1kg.
tubuh biologis. A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.

5.. Jumat, 06 1. gangguan S : Klien mengatakan sulit


pola tidur b.d tidur karena sering
September
kesulitan mengeluh sesak napas
2019 mempertahan O : Klien sering menguap,
kan tetap tidur
12.40 lesu dan mata kuyu
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.
6.. Jumat, 06 Resiko Infeksi S : Pasien mengatakan
b.d Leukopenia.
September paham akan resiko infeksi.
2019 O : Pasien tampak mengerti
12.45 dengan risiko infeksi yang
mungkin akan dialaminya.
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.

BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan

Leukimia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi sel leukosit yang


abnormal dan ganas serta sering disertai adanya jumlah leukosit yang berlebihan
dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.
Klasifikasi leukemia dibedakan berdasarkan maturasi sel dan tipe sel asal. Yang
dibagi menjadi dua yaitu Leukemia Akut dan Leukemia Kronik. Leukemia Akut
dibagi menjadi dua yaitu Leukemia Limfositik Akut (LLA) dan Leukemia
Mielositik Akut (LMA). Leukemia Kronik dibagi menjadi dua yaitu Leukemia
Limfositik Kronik (LLK) dan Leukemia Mielositik Kronik (LMK). Penyebab
leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil
penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko
timbulnya penyakit leukemia.
Faktor risiko tersebut antara lain pada host yaitu umur, jenis kelamin, ras
dan faktor genetik serta pada agent yaitu virus, sinar radioaktif, zat kimia,
merokok dan lingkungan. Leukimia akut merupakan penyakit dengan
transformasi. Pada tiap stadium diferensiasi dapat terjadi perubahan menjadi suatu
klon leukemik yang belum diketahui penyebabnya. Bila terjadi, maturasi dapat
terganggu sehingga jumlah sel muda meningkat dan menekan sel darah normal
dalam sumsum tulang. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel
menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke
arah keganasan. Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari
pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada
akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-
sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal.
B. Saran

Disarankan kepada seluruh masyarakat setelah menegetahui apa yang dimaksud


dengan penyakit Leukemia dapat mengerti bahwa penyakit ini cukup berbahaya
dan mematikan. Sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan apabila
menemui orang dengan gejala yang telah dijabarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily. 2002. Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Beda. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik
Klinis. EGC : Jakarta.
Marilyn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler.2002.
Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Reeves, Charlene J et al. 2001.Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko
Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika.
Sacher, Ronald A., Rochard A. McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil
pemeriksaan laboratorium. Jakarta. EGC.
Schwartz, M.Willam. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. 2002. Patofisiologi (Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wilkinson, Judith. M, Nancy R. Ahern. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
(Nanda, NIC,NOC). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Anda mungkin juga menyukai