(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal dengan dosen
pembimbing Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp.Kep.MB)
Oleh :
Rizky Dewanda 172310101160
Kelas C 2017
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal
dengan judul “Laporan Pendahuluan Pasien dengan Leukimia”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal pada Fakultas
Keperawatan Universitas Jember.
Penulis juga menerima kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan pembacanya.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi .............................................................................................................
2.2 Epidemiologi ....................................................................................................
2.3 Etiologi .............................................................................................................
2.4 Klasifikasi ........................................................................................................
2.5 Patofisiologi ......................................................................................................
2.6 Manifestasi Klinis ............................................................................................
2.7 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................
2.8 Penatalaksanaan Medis ....................................................................................
2.9 Pemeriksaan Rangsangan Diagnostik…………………………………………
2.10 Pemeriksaan Penunjang……………………………………………………..
2.11 Komplikasi.................................................................................... ....................
2.12 Pathway……………………………………………………………………….
2.13 Konsep teori Asuhan Keperawatan ...................................................................
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA
3.1 Kasus ..............................................................................................................
3.2 Diagnosa .........................................................................................................
3.3. Intervensi……………………………………………………………………..
3.4 Implementasi………………………………………………………………….
3.5 Evaluasi……………………………………………………………………….
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..
4.2 Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2.5 Klasifikasi
Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel
dan tipe sel asal yaitu:
1. Leukemia Akut
Leukemia Akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit)
yang disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain. Leukemia akut memiliki
perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata
dalam 4 – 6 tahun.
a. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Leukemia Limfositik Akut merupakan jenis leukemia dengan karakteristik
adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang
mengakibatkan organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ.
Leukemia Limfositik Akut lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%)
daripada umur dewasa (18%). Insiden Leukemia Limfositik Akut akan mencapai
pucaknya pada umur 3 – 7 tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak-anak akan
hidup 2 - 3 bulan setelah terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan
sumsum tulang.
b. Leukemia Mielositik Akut (LMA)
Leukemia Mieolistik Akut merupakan leukemia yang mengenai sel stem
hemopoetik yang akan berdiferensiasi ke semua sel mieloid. Leukemia Mielositik
Akut merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
Leukemia Mielositik Akut atau Leukemia Nonlimfositik Akut (LNLA)
lebih sering ditemukan pada orang dewasa (85%) dibandingkan anak-anak (15%).
Permulaannya mendadak dan progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan dengan
durasi gejala yang singkat. Jika tidak diobati, Leukemia Mieolistik Akut fatal
dalam 3 sampai 6 bulan.
2. Leukemia Kronik
Leukemia Kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan
hematologi.
a. Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
Leukemia Limfositik Kronik adalah suatu keganasan klonal limfosit B
(jarang pada limfosit T). Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan
akumulasi progresif yang berjalan lambat dari limfositik kecil yang berumur
panjang.
Leukemia Limfositik Kronik cenderung dikenal sebagai kelainan ringan
yang menyerang individu yang berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan
2 : 1 untuk laki-laki.
b. Leukemia Ganulositik Kronik / Leukemia Mielositik Kronik (LGK/ LMK)
Leukemia Granulositik Kronik/ Leukemia Mielositik Kronik adalah
gangguan mieloproliteratif yang ditandai dengan produksi berlebihan sel mieloid
(seri granulosit) yang relatif matang.
Leukemia Granulositik Kronik / Leukemia Mielositik Kronik mencakup
20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan
(40 – 50 tahun). Abnormalitas genetik yang dinamakan kromosom philadelphia
ditemukan pada 90 – 95% penderita Leukemia Granulositik Kronik / Leukemia
Mielositik Kronik.
Sebagaian besar penderita Leukemia Granulositik Kronik / Leukemia
Mielositik Kronik akan meninggal setelah memasuki fase akhir yang disebut fase
krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa
mieloblas / promielosit, disertai produksi neutrofil, trombosit dan sel darah merah
yang amat kurang.
2.6 Patofisiologis
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat
dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi
sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat
berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel
leukemia memblok produksi sel darah normal, kelainan pada sel darah putih
yang berbentuk seperti bulan sabit. Serta limfoma, yakni kanker yang terjadi
pada kelenjar getah bening (limfosit). Kanker darah atau leukemia adalah
kanker yang menyerang sel-sel darah putih atau leukosit. Pada kondisi
normal, leukosit akan berkembang secara teratur di saat tubuh
membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang muncul. Ketika terjadi
kanker darah, fungsi ini tidak berjalan. Sumsum tulang akan memproduksi
sel-sel darah putih yang abnormal, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan
secara berlebihan. Akibatnya, akan terjadi penumpukan leukosit dalam
sumsum tulang, sehingga sel-sel darah yang sehat akan berkurang dan
fungsinya menjadi terganggu.
Penyakit leukemia menyebabkan fungsi sumsum tulang terganggu,
sehingga seluruh kegiatan produksi darah (hematopoesis), yaitu :
pembetukan sel darah merah (eritropoesis), pembentukan sel limfosit
(limfopoesis), pembentukan trombosit (trombopoesis)
dan granulopoesis mengalami gangguan. Merusak kemampuan tubuh
terhadap infeksi. Sel leukemia juga merusak produksi sel darah lain pada
sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk
menyuplai oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari
kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel
membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini
menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke
dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan
otak.
Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk demam, anemia, perdarahan,
kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura
merupakan hal yang umum serta hepar dan lien membesar. Jika terdapat infiltrasi
kedalam susunan saraf pusat dapaditemukan tanda meningitis. Cairan serebro
spinal mengandung protein yang meningkatkan dan glukosa yang menurun.
Tampaknya juga terdapat beberapa hubungan antara leukemia dan sindrom down
(mongolisme) :
1) Pucat
2) Malaise
3) Keletihan(letargi)
4) Perdarahan gusi
5) Mudah memar
6) Petekia dan ekimosis
7) Nyeri abdomen yang tidak jelas
8) Berat badan turun
9) Iritabilitas
10) Muntah
11) Sakit kepala (pusing)
(Hidayat, 2006 : 45).
Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari sel darah putih
pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari sel blast, dengan prekusor eritrosit,
sel matur, dan megakariositis menurun.
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limfa akan terdesak seperti limfosit normal dan granulosit.
(Doengoes, 2000)
2.11 Komplikasi
Akibat proliferasi mieloid yang neoplastik, maka produksi elemen darah yang lain
tertekan karena terjadi kompetisi nutrisi untuk proses metabolisme (terjadi
granulositopenia, trombositopenia). Sel-sel leukemia juga menginvasi tulang di
sekelilingnya yang menyebabkan nyeri tulang. Proliferasi sel leukemia dalam
organ mengakibatkan pembesaran limpa atau hepar.
Kegagalan sumsum tulang merupakan hipofungsi sumsum tulang primer
sehingga terjadi penurunan produksi semua unsur sel hemopoietik
(pansitopeni). Kegagalan susmsum tulang merupakan ketidaksanggupan
sumsum tulang membentuk sel-sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan
kerusakan primer stem sel mengakibatkan anemia, leukopenia dan
trombositopenia.
Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah
merah, maka anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari
keadaan anemia tersebut. Proses terapi LGK juga dapat meyebabkan
penurunan jumlah sel darah merah.
Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah
(trombositopenia) pada keadaan LGK dapat mengganggu proses
hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan pasien mengalami epistaksis,
pendarahan dari gusi, ptechiae, dan hematom.
Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada LGK dapat timbul dari tulang atau
sendi. Keadaan ini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan
leukosit abnormal yang berkembang pesat.
Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang
diproduksi saat keadaan LGK sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini
menyebabkan limpa bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.
Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien
dengan kasus LGK memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak
dikendalikan, kadar trombosit yang berlebihan dalam darah
(trombositosis) dapat menyebabkan clot yang abnormal dan
mengakibatkan stroke.
Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal,
tidak menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan
pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan LGK
juga dapat menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga
sistem imun tidak efektif.
2.12 Pathway
2.13
infeksi
Ketidak
seimba
ngan
nutrisi demam
Hipertermi
2.14 Konsep teori Asuhan Keperawatan
1.1 Kasus
An. Budi usia 7 tahun, agama Islam, alamat tinggal jln. Ratu Jambi
Cidolod, kelas 2 SD, masuk rumah sakit tanggal 8/11/2011. Klien masuk
rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, demam, sakit kepala, lemah, nyeri
tulang dan sendi skala nyeri 8. Saat pemeriksaan fisik didapatkan:
menggunakan otot bantu nafas, CRT > 3 detik, , konjungtiva anemis, akral
dingin, BB klien turun dari 25 kg menjadi 22 kg, mual (+) dan muntah (+).
Selain itu terdapat pembesaran limfa (splenomegali) dan hati (hepatomegali).
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh : TD : 80/50 mmHg, N :
80x/menit, RR : 34 x/menit , S : 38,60C. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil lab : Hb: 6,7 gr/dl, leukosit: 70.500 ml 3, trombosit: 44.000
ml.
I. Identitas klien
2 Minum
3 Toileting
4 Berpakaian
5 Berpindah
Keterangan :
1 : Dilakukan secara mandiri
2 : Dilakukan dengan bantuan alat
3 : Dilakukan dengan bantuan keluarga
4 : Dilakukan dengan bantuan alat dan keluarga
5 : Total ketergantungan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: GCS=4-4-5
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 80/50 mm/Hg
- Nadi : 80 X/mnt
- RR : 34 X/mnt
- Suhu : 38,60 ºC
1. Kepala
Kepala simetris, tidak ada jejas, distribusi rambut normal, rambut hitam,
ada sedikit rambut yang putih, tidak ada lesi, tidak ada massa, tidak ada
nyeri tekan.
2. Mata
Sklera keruh, konjungtiva anemis, pupil isokor, distribusi bulu mata
merata.
3. Telinga
Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada massa serta menurut keluarga klien
pendengaran normal, warna kulit telinga sama dengan warna kulit
sekitarnya, telinga dapat mendengar normal.
4. Hidung
Tidak terdapat kelainan bentuk, tulang hidung simetris, lubang hidung
normal, tidak ada lesi maupun jejas, tidak ada massa, warna kulit hidung
sama dengan warna di sekitarnya.
5. Mulut
Mulut kering, warna merah muda, bibir simetris, tidak ada massa, tidak
ada luka.
6. Leher
Leher pasien terlihat simetris.
7. Dada
I : Dada pasien terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada jejas
maupun lesi, iktus kordis tidak nampak, tidak ada pembesaran
P : Ketika diperkusi sonor di bagian kiri dan sonor pada bagian kanan, di
area jantung pekak
P : Pengembangan paru kanan kiri sama, tidak ada massa
A : Suara nafas cepat dan tidak teratur.
8. Abdomen
I : bentuk simetris kanan kiri, tidak ada jaringan parut, terdapat penonjolan
di bagian perut, umbilicus letak simetris
A:-
P : Bunyi sedikit timpani di setiap lapang perut.
P : teraba massa, perut terasa keras
9. Urogenital
- Klien tidak terpasang selang kateter
- Klien BAK 1 hari 6 kali, warna kuning jernih
- Klien BAB 2 hari 1 kali
10. Ekstremitas
- Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infuse.
- Ekstremitas bawah : Kaki kiri dan kanan dapat bergerak normal.
- Bagian ekstremitas teraba dingin
- kemampuan otot
11. Kulit dan kuku
Kulit pasien terlihat lembab, turgor kulit cukup. Kuku pendek, dan sedikit
pucat, CRT > 3 detik.
1. Pengkajian
a. data fokus
2. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
. keperawatan
1. Ds : Klien mengatakan sesak Leukimia Ketidakefektifan
napas pola napas
Fungsi organ
tubuh terganggu
Saturasi oksigen
tidak normal
Takipnea/,
2. Ds : Klien mengatakan suhu Produksi sel Hipertermia
badan terasa panas/demam 3 darah putih
hari yang lalu. meningkat
Infeksi
demam
3. Ds : Pasien mengatakan Sel kanker Nyeri akut
nyeri kepala, tulang dan menyerang sum-
sendi sum tulang
nyeri
4. Ds : Klien mengatakan mual Asam lambung Ketidakseimbangan
dan muntah meningkat nutrisi
Do : Klien tampak lemah
dan BB klien turun 3 kg Mual muntah
anoreksia
5. Ds : Klien mengatakan sulit Meningkatnya sel Gangguan pola
tidur karena sering darah putih
tidur
mengeluh sesak napas
Do : Klien sering menguap, sel darah putih
menyerang organ
lesu dan mata kuyu
paru
gangguan
pertukaran gas
sesak napas
susah tidur
pembesaran hati
dan limfa
3. Diagnosa keperawatan
1. ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
2. hipertermia b.d peningkatan laju metabolime
3. nyeri akut b.d agen cedera biologis
4. ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor
biologis
5. gangguan pola tidur b.d kesulitan mempertahankan tetap tidur
6. resiko infeksi b.d leukopenia
I. Intervensi
V. Implementasi
3. Pasien kooperatif
dan menerima
intruksi dari
perawat
Risiko infeksi.
Hari/ Tindakan Respon Paraf
Tanggal
Jumat/6 4. Memonitor 4. Pasien bersedia di £
September adanya periksa LIA
2019 tanda dan
gejala
infeksi
sistemati
dan local
5. Memberikan
perawatan 5. Pasien tampak
kulit yang kooperatif.
tepat untuk
area [yang
mengalami]
edema
6. Mengajarka
n pasien dan
6. Pasien memahami
keluarga dan menerima
bagaimana edukasi dari
perawat.
cara
menghindari
infeksi
7. Memberikan
imunisasi 7. Pasien bersedia
yang sesuai diberi imunisasi.
8. Mengajarka
n pasien dan 8. Pasien memahami
dan menerima
keluarga
edukasi dari
mengenai perawat.
tanda dan
gejala
infeksi
I. Evaluasi
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Beda. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik
Klinis. EGC : Jakarta.
Marilyn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler.2002.
Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Reeves, Charlene J et al. 2001.Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko
Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika.
Sacher, Ronald A., Rochard A. McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil
pemeriksaan laboratorium. Jakarta. EGC.
Schwartz, M.Willam. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. 2002. Patofisiologi (Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wilkinson, Judith. M, Nancy R. Ahern. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
(Nanda, NIC,NOC). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).