Anda di halaman 1dari 9

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

VOLUME 15 No. 03 September  2012 Halaman 131 - 139


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Artikel Penelitian

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
EVALUATION OF PLANNING AND BUDGETING
AT PESISIR SELATAN DISTRICT HEALTH OFFICE, WEST SUMATERA

Abdul Kani1, Dewi Marhaeni Diah Herawati2, Laksono Trisnantoro1


1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK UGM, Yogyakarta
2
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Pascasarjana Fakultas Kedokteran,
Universitas Padjadjaran, Bandung

ABSTRACT No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat


Background: Pesisir Selatan District Health Office faces com- dan Daerah.
plex problems with limited budget available. The budget is de- Tujuan: Penelitian ini untuk mengevaluasi faktor-faktor yang
termined in accordance to Act No. 25/2004 about the National mempengaruhi implementasi perencanaan dan penganggaran
Development Planning System, Act No. 32/2004 about the Re- di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan.
gional Government, and Act No. 33/2004 about the balance Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif de-
between central and district government budget. ngan strategi studi kasus. Unit analisis penelitian adalah Kabu-
Objective: This study is aimed to evaluate factors influencing paten Pesisir Selatan, data dikumpulkan melalui wawancara
the implementation of planning and budgeting at Pesisir Selatan mendalam. Key person yang dipilih dapat menjelaskan tentang
District Health Office. kapasitas manajemen Dinas Kesehatan, peran pihak eksekutif
Methods:This was a qualitative study adopting a case study (Tim Anggaran Pemerintah Daerah), dan peran legislatif (DPRD)
strategy. The unit of analysis was the district level and data Kabupaten Pesisir Selatan. Triangulasi dilakukan melalui analisis
were gathered through in-depth interviews. Key persons were dokumen dan observasi untuk meningkatkan kualitas data.
chosed reflecting the management capacity of district health Analisis data kualitatif melalui koding dan kategorisasi.
office, the executive role (Regional Government Budgeting Hasil: Peran manajemen dalam penyusunan perencanaan dan
Team/RGBT), and the legislative role (Assembly at Regional penganggaran masih lemah. Hal itu karena kurangnya pelatihan
Level) at Pesisir Selatan District. Triangulation was conducted tentang penyusunan anggaran serta data yang akurat tentang
by documents analysis and observation to enhance data quality. masalah kesehatan. Koordinasi dalam perencanaan manajemen
Analysis was carried out through coding and categorization. masih lemah karena belum melibatkan Puskesmas, sehingga
Results: The role of management was still weak in financial terjadi tumpang tindih di antara program-program. Perencanaan
planning and budgeting. This was due to lack of training on dan penganggaran yang dibuat oleh Dinas Kesehatan direvisi
budgeting and inaccurate data about the health problems. Co- oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah karena dianggap kurang
ordination in planning management was still weak because meyakinkan, selain itu disebabkan terbatasnya anggaran APBD.
the health centers were not involved, causing overlaps be- DPRD tidak mampu membantu meningkatkan anggaran untuk
tween the programs. The resulted plan and budget made by sektor kesehatan. Realisasi anggaran yang diperoleh Dinas
the district health office was revised by RGBT because they Kesehatan pada tahun 2006, 2007, dan 2008 masih rendah.
were not convinced with the budget and the regional expendi- Kesimpulan: Kapasitas manajemen Dinas Kesehatan dalam
tures and revenues budget was limited. The local parliament perencanaan dan penganggaran masih lemah dan DPRD tidak
was also not able to increase budget for the health sector. berhasil membantu meningkatkan anggaran kesehatan. Hal ini
Budget expenditure in years 2006, 2007, and 2008 were still berakibat pada rendahnya anggaran kesehatan.
low.
Conclusion: planning and budgeting capacity of health office Kata Kunci: perencanaan dan penganggaran, dinas kesehatan,
management remain weak, which affect deficiency of health desentralisasi
budget. In the other hand local parliament could not be able to
increase health budget. PENGANTAR
Keywords: planning and budgeting, health office, decentrali-
Undang-Undang (UU) No. 25/2004 tentang
zation Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU
No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
ABSTRAK No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Latar Belakang: Dinas Kesehatan Pesisir Selatan memiliki Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupa-
permasalahan yang kompleks dengan anggaran yang sangat
terbatas. Penentuan anggaran telah diatur oleh Undang-Undang
kan dasar implementasi otonomi daerah dan desen-
(UU) No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan tralisasi pembiayaan pembangunan di daerah.
Nasional, UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU Undang-undang (UU) ini telah memberikan kewenang-

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 3 September 2012  131
Abdul Kani, dkk.: Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Dinas Kesehatan

an yang lebih luas kepada pemerintahan daerah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawan-
Dinas Kesehatan sebagai unit pelaksana teknis cara mendalam, penelusuran dokumen dan observasi
pemerintah kabupaten/kota menjadi lembaga terting- proses perencanaan dan penganggaran di Dinas
gi yang mengurusi sektor kesehatan yang diserah- Kesehatan Kabupaten, Kantor Bappeda, Bagian
kan ke daerah.1 Sebagai lembaga yang bertanggung Keuangan Kantor Bupati dan di DPRD Kabupaten
jawab di sektor kesehatan di daerah, maka Dinas Pesisir Selatan. Analisis data dilakukan dengan cara
Kesehatan kabupaten harus memiliki kemampuan koding dan kategorisasi, serta dilakukan triangulasi
menjalankan fungsi-fungsi manajemen terutama dengan dokumen dan hasil observasi.
fungsi perencanaan dan penganggaran sehingga
program dan kegiatan kesehatan dapat mencapai HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
sasaran yang diharapkan. 1. Kapasitas Manajemen Dinas Kesehatan
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah Kabupaten Pesisir Selatan dalam Penyusunan
paling selatan di Provinsi Sumatera Barat. Masalah Perencanaan dan Penganggaran
kesehatan yang diselesaikan oleh Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Pesisir Selatan mempunyai
Pesisir Selatan sangat kompleks, seperti angka 87 pegawai, dengan pendidikan pada umumnya
kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, gizi sarjana strata I dan diploma III. Jumlah pegawai yang
buruk yang masih tinggi dan masalah kesehatan berpendidikan sarjana strata II sebanyak empat
lainnya. Dinas Kesehatan Pesisir Selatan telah me- orang. Berdasarkan latar belakang pendidikan, pega-
nyusun perencanaan dan penganggaran program wai Dinas Kesehatan dianggap telah memadai dan
setiap tahun. Sumber dana pembiayaan program dan cukup kompeten untuk menyusun perencanaan dan
kegiatan berasal dari Dana Alokasi umum (DAU) anggaran program Dinas Kesehatan. Hampir semua
Dana Alokasi Khusus (DAK), serta dana dekonsen- kepala seksi serta kepala subbagian telah berpen-
trasi melalui Dinas Kesehatan Provinsi dan dana didikan sarjana strata I dan satu orang kepala sub
hibah dari Bank Dunia melalui proyek Health bagian berpendidikan strata II yaitu subbagian
Workforce Service (HWS). umum.
Sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Hambatan penyusunan perencanaan anggaran
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pesisir Selatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan ada-
tahun 2006-2008 cenderung meningkat, namun lah keterbatasan jumlah staf pada subbag peren-
peningkatan alokasi APBD untuk Dinas Kesehatan canaan dan pelaporan program yang hanya memiliki
belum dapat mencukupi kebutuhan pembangunan satu staf. Keterbatasan jumlah tenaga menyebabkan
kesehatan. Fenomena ini juga terjadi di beberapa waktu untuk menyusun perencanaan program sema-
daerah di Indonesia yang menunjukkan bahwa alo- kin lama. Selain itu, petugas tersebut belum pernah
kasi anggaran untuk kesehatan tidak banyak mendapat pelatihan khusus mengenai penyusunan
berubah dari kondisi sebelum desentralisasi.2 Hal ini perencanaan anggaran, meskipun telah terbiasa me-
nampaknya jauh dari harapan kesepakatan bahwa nyusun perencanaan anggaran sesuai tupoksinya
15% dari APBD digunakan untuk membiayai dan mempunyai pedoman penyusunan anggaran.
kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali Penyusunan perencanaan anggaran pada RKA tahun
faktor yang mempengaruhi implementasi peren- 2007 dan 2008 berpedoman pada Kepmendagri
canaan dan penganggaran Dinas Kesehatan No.13/2006 tentang Penyusunan Anggaran Berbasis
Kabupaten Pesisir Selatan. Kinerja. Peraturan tersebut merupakan perubahan
dari peraturan sebelumnya, yaitu Kepmendagri No.
BAHAN DAN CARA PENELITIAN 29/2002.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Pesisir Pada struktur organisasi Dinas Kesehatan Pe-
Selatan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. sisir Selatan, penyusunan perencanaan dan ang-
Unit analisis adalah Dinas Kesehatan, serta faktor- garan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan
faktor yang mempengaruhi implementasi perenca- dikelola oleh subbagian perencanaan dan pelaporan
naan dan penganggaran Dinas Kesehatan yang di- program. Subbagian tersebut di bawah koordinasi
eksplorasi meliputi: kapasitas manajemen di Dinas kepala bagian tata usaha. Subbagian perencanaan
Kesehatan, peran pihak eksekutif yaitu Tim Ang- dan pelaporan program dikepalai seorang yang
garan Pemerintah Daerah (TAPD), dan peran pihak berpendidikan sarjana ekonomi. Kepala subbagian
legislatif yaitu panitia anggaran DPRD Kabupaten (kasubag) perencanaan dan pelaporan program
Pesisir Selatan. hanya dibantu seorang staf dengan latar belakang
pendidikan sarjana kesehatan masyarakat.

132  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 3 September 2012
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan kinerjanya, staf subbagian peren- yang non-fisik, diusulkan Puskesmas ke Dinas Kese-
canaan dan pelaporan program belum mampu mem- hatan Kabupaten dan selanjutnya Dinas Kesehatan
buat perencanaan dengan baik, seperti hasil wawan- yang merencanakan, serta menentukan kebutuhan
cara berikut ini: ”....Saya melihat kemampuan SDM Puskesmas.
perencana di Dinas Kesehatan masih sangat kurang, Penyusunan perencanaan dan anggaran dari
akhirnya mereka terjebak pada persoalan keinginan subbagian dikoordinasi oleh kepala bagian tata
dan kebutuhan, dan tidak berdasarkan kebutuhan riil
masyarakat, selain itu kemampuan bernegosiasi serta usaha, usulan perencanaan dan penganggaran seksi
berargumentasi mereka juga sangat kurang....” (R3) dikoordinasikan oleh kepala subdin untuk menentu-
kan prioritas sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
Salah satu yang menghambat kinerja subbagian masing program kegiatan kesehatan yang ada, serta
perencanaan dan program dalam menyusun peren- mengacu kepada SPM dan Renstra Dinas Kese-
canaan anggaran adalah data yang kurang akurat. hatan 2006-2010. Penyusunan usulan anggaran
Dinas Kesehatan juga belum mempunyai master kegiatan dilakukan sekitar enam bulan sebelum
plan untuk pengembangan program kesehatan. Data masuk tahun anggaran sesuai surat permintaan dari
yang digunakan untuk penyusunan perencanaan Bappeda. Surat dari Bappeda disampaikan ke
kurang akurat karena input data dari sistem informasi Kepala Dinas Kesehatan dan diteruskan ke semua
kesehatan dari Puskesmas yang kurang valid. kepala subdin dan kepala seksi.
Usulan anggaran dari setiap subbagian dan
2. Proses dalam Penyusunan Perencanaan subdin tersebut dikumpulkan oleh staf bagian peren-
dan Penganggaran Dinas Kesehatan canaan untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran
Kabupaten Pesisir Selatan (RKA) Dinas Kesehatan. Setiap RKA yang diajukan
Penyusunan perencanaan dan penganggaran oleh semua subdinas tersebut diseleksi dan diko-
kegiatan program setiap subbagian dan seksi di reksi untuk menentukan prioritas program. Seleksi
Dinas Kesehatan disusun untuk kegiatan program dan koreksi dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan
satu tahun. Proses penyusunan perencanaan tidak dan dibantu oleh staf subbagian perencanaan dan
melibatkan Puskesmas, karena keterbatasan program.
fasilitas dan SDM dalam membuat perencanaan Perencanaan dan penganggaran yang telah
dengan baik. “...tiap tahun kita minta laporan kinerja disusun oleh subbagian dan seksi pada masing sub-
masing-masing puskesmas tolong dibuat. Cuma din dikumpulkan untuk disatukan menjadi Rencana
karena tidak terealisasi masing-masing Puskesmas Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD)
apa kebutuhan tahun akan datang tolong dibuat dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan. Renca-
diusulkan sarana prasarananya tolong dikasih
laporannya. Ternyata tidak dilaporkan, kenapa tidak na Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-
dilaporkan karena berbagai alasan lampu mati, SKPD) Dinas Kesehatan merupakan bahan penyu-
komputer rusak, tidak bisa kami bikin laporan...” (R5) sunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Dinas Ke-
Namun demikian, dalam kegiatan perencanaan sehatan yang diajukan kepada Tim Anggaran Pe-
dan penganggaran di tingkat kecamatan, Puskesmas merintah Daerah (TAPD) untuk dilakukan
dilibatkan dalam Musyawarah Perencanaan Pem- pembahasan.
bangunan (Musrenbang). Pada saat Musrenbang, Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perang-
Puskesmas dapat mengusulkan kegiatan yang kat Daerah (RKA SKPD) merupakan usulan anggaran
bersifat pembangunan fisik. Perencanaan program setiap unit kerja pemerintah daerah. Rencana Kerja

Tabel 1.Kapasitas manajemen Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan


dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran
Kapasitas Manajemen Fakta
Sumber Daya Manusia Sebagian besar berpendidikan SI dan D3, Belum pernah
mendapatkan pelatihan khusus penyusunan perencanaan
anggaran, Jumlah pegawai terbatas, Belum mampu menyusun
perencanaan anggaran yang meyakinkan TAPD
Organisasi Mempunyai struktur organisasi pengelola perencanaan dan pelaporan
program
Pedoman Perubahan petunjuk pelaksanaan perencanaan anggaran
Memiliki petunjuk pelaksanaan yang baru yaitu Kepmendagri No. 13/2006
Kualitas Data Data untuk penyusunan anggaran kurang valid karena sistem
informasi yang masih lemah

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 3 September 2012  133
Abdul Kani, dkk.: Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Dinas Kesehatan

Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA realistis, sehingga meyakinkan tim TAPD, selain
SKPD) diserahkan ke BAPPEDA untuk dibahas oleh itu usulan anggaran dapat dipertanggungjawabkan.
TAPD. Hasil pembahasan TAPD diajukan kepada
tim panitia anggaran DPRD untuk ditetapkan sebagai 4. Peran pihak Legislatif (DPRD) dalam Proses
Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pembahasan Perencanaan dan
(RAPBD). Penganggaran Dinas Kesehatan Pesisir
Selatan
3. Peran Pihak Eksekutif (TAPD) dan Pihak Komisi DPRD yang membidangi masalah kese-
Legislatif (DPRD) pada Proses Pembahasan hatan adalah Komisi IV. Dalam menjalankan tugas-
Perencanaan dan Penganggaran Dinas nya, Komisi IV sering melakukan dengar pendapat
Kesehatan Pesisir Selatan dengan Dinas Kesehatan, Bappeda maupun Bupati.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Dengar pendapat dilakukan untuk mencari solusi me-
Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari unsur Bappeda, mecahkan masalah-masalah kesehatan di Kabupa-
BPKD dan Administrasi Pembangunan yang diketuai ten Pesisir Selatan sebagai bentuk komitmen DPRD
oleh Sekretaris Daerah. Tim Anggaran Pemerintah terhadap masalah kesehatan. “...kita sangat komit
Daerah (TAPD) bertugas membantu kepala daerah dan setuju sekali...tentu saya juga dalam pembahasan
menyusun kebijakan dan melakukan koordinasi pe- anggaran kepada Dinas Kesehatan dan Badan
Perencanaan Bappeda juga kepada Bupati supaya
nyelenggaraan urusan pemerintahan termasuk me- Dinkes ini memang betul-betul menjadi program
ngelola keuangan daerah. Sebagai pengelola keu- unggulan untuk sektor kesehatan...” (R2)
angan daerah, TAPD mempunyai kewenangan untuk
melakukan koreksi terhadap RKA yang disusun oleh Hasil wawancara tersebut menunjukkan DPRD
SKPD, termasuk RKA yang disusun oleh Dinas Kabupaten Pesisir Selatan memiliki komitmen cukup
Kesehatan. Koreksi TAPD terhadap RKA SKPD baik terhadap perencanaan anggaran kesehatan.
dilakukan sebelum diajukan dalam rapat Panggar di Namun demikian, DPRD tidak dapat memaksimal-
DPRD. kan komitmennya karena pola penganggaran di Pem-
Proses penyusunan perencanaan APBD di da masih mematok terlebih dahulu pagu anggaran
Kabupaten Pesisir Selatan belum sesuai dengan masing-masing SKPD. Selain itu karena Dinas Kese-
ketetapan yang mengaturnya. Proses penyusunan hatan masih dianggap belum mampu membuat peren-
perencanaan anggaran dimulai dengan Musrenbang. canaan anggaran yang menyentuh kondisi riil masalah
Kegiatan tersebut dilakukan untuk membahas Renja kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan. Beberapa
RKPD dan dikoordinasi oleh Bappeda. Renja RKPD anggota DPRD masih menyangsikan terhadap data
yang telah disusun Dinas Kesehatan dituangkan perencanaan yang disusun oleh Dinas Kesehatan.
dalam KUA. Kebijakan Umum Anggaran (KUA) yang Pihak legislatif (DPRD) berharap agar Dinas
telah tersusun diserahkan ke TAPD untuk dikoreksi. Kesehatan dapat melakukan negosiasi dan melobi
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sumber pendanaan selain APBD, seperti: kepada
menilai bahwa KUA atau RKA SKPD yang disusun Kemenkes, proyek HWS, dan lain-lain, agar dana
oleh Dinas Kesehatan belum efisien karena masih untuk pembangunan kesehatan di Kabupaten Pesisir
menekankan untuk pembelian alat habis pakai, biaya Selatan dapat ditingkatkan.
pemeliharaan kendaraan dan perjalanan dinas
pejabat Dinas Kesehatan, seperti kuotasi berikut ini: 5. Realisasi Perencanaan dan Penganggaran
“….saya pikir RKA SKPD Dinas Kesehatan belum efisien Program Kegiatan Kesehatan Dinas
dan efektif masih ada kelemahannya... beberapa pro-
gram kegiatan di Dinkes masih ada pemborosan Kesehatan dalam RKA SKPD yang Dibuat
terutama belanja bahan habis pakai, pemeliharaan dan Diusulkan Tahun Anggaran 2006, 2007,
kendaraan, belanja cetak dan penggandaan bahkan dan 2008
biaya perjalanan dinas....” (R3) Sumber Anggaran Pemerintah Kabupaten
Pesisir Selatan dari APBD sesuai dengan UU No.33/
Kelemahan Dinas Kesehatan dan juga SKPD 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat
yang lain dalam penyusunan perencanaan anggaran dan Daerah terdiri dari PAD, Dana Perimbangan dan
berakibat TAPD melakukan penyusunan anggaran Sumber-Sumber Lain. Tabel 2 memaparkan jumlah
dengan mematok anggaran untuk setiap SKPD. APBD yang diterima oleh Pemerintah Daerah
Harapan TAPD pada Dinas Kesehatan adalah agar Kabupaten Pesisir Selatan dari beberapa sumber
dalam pembuatan perencanaan program dapat lebih tersebut.

134  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 3 September 2012
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Tabel 2. Sumber dana APBD Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2006-2008


2006 2007 2008
Sumber Dana
Jumlah ( Rp ) % Jumlah ( Rp ) % Jumlah ( Rp ) %
Pendapatan Asli Daerah 12.156.100.823 2,91 14.289.976.594 2,82 14.838.226.154 2,72
Dana Perimbangan 402.046.090.157 96,35 460.557.691.881 90,74 517.354.153.000 94,86
- Dana Bagi Hasil 23.427.090.157 5,61 19.838.691.881 3,91 22.820.290.000 4,18
- Dau 344.709.000.000 82,61 380.657.000.000 75,00 424.760.863.000 77,89
- Dak 33.910.000.000 8,28 60.062.000.000 11,83 67.773.000.000 12,43
Pendapatan Lain 3.072.537.211 0,74 32.708.406.229 6,44 13.172.318.545 2,42
Total Anggaran 417.274.728.191 100 507.556.074.704 100 545.364.697.699 100

Tabel 3.Tren sumber dana pusat/APBN, Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan,
tahun 2006-2008
2006 2007 2008
Rp % Rp % Rp %
DAK 5.750.000.000 35,92 11.893.200.000 59,15 11.764.593.550 -
Askeskin 1.743.132.000 10,89 2.110.539.000 10,50
Dekon 871.373.000 5,44 1.548.834.810 7,70
HWS 4.618.000.000 28,85 3.500.000.000 17,41
WSSLIC .3.024.000.000 18,89 1.052.800.000 5,24
Jumlah 16.006.505.000 100,00 20.105.373.810 100,00 11.764.593.550 -
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan

Secara umum, sumber anggaran pembangunan pada tahun 2007-2008, terdapat masing-masing satu
Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2006-2008 usulan yang tidak disetujui. Alasan klasik pihak
masih bergantung pada dana perimbangan bantuan eksekutif tidak menaikkan anggaran kesehatan
pusat (>90% dari total APBD). Alokasi dana perim- adalah keterbatasan kemampuan daerah.
bangan terbesar adalah dari dana alokasi umum.
Persentase kontribusi PAD terhadap APBD tidak PEMBAHASAN
melebihi 3% setiap tahunnya. Selama tahun 2005- 1. Kapasitas Dinas Kesehatan
2008, persentase kontribusi PAD semakin menurun, Penyusunan perencanaan anggaran Dinas
walaupun nominal PAD mengalami peningkatan. Kesehatan Kabupaten Pesisir dilakukan oleh semua
Kenaikan anggaran dari pusat yang diberikan seksi dan dikoordinasi oleh Kepala Dinas Kesehatan
untuk APBD Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dibantu oleh subbagian perencanaan dan program.
juga berpengaruh terhadap kenaikan anggaran untuk Usulan perencanaan anggaran tersebut diajukan
Dinas Kesehatan terutama DAK. Alokasi DAK se- kepada TAPD untuk dikoreksi. Kapasitas Dinas
cara jelas ditentukan oleh pusat, penggunaannya Kesehatan dalam menyusun program, dianggap oleh
untuk peningkatan sarana dan prasarana puskesmas TAPD belum optimal. Hal tersebut dikarenakan SDM
dan jaringannya. di Dinas Kesehatan belum mampu menyusun peren-
Sumber dana anggaran untuk Dinas Kesehatan canaan dan penganggaran yang dapat dipercaya.
Pesisir Selatan yang bersumber dari APBN seperti Manusia sebagai faktor input terpenting dalam pro-
DAK, Askeskin, dan Dekon mengalami peningkatan. ses manajemen dan faktor non-manusia merupakan
Peningkatan sumber dana terbesar adalah dari DAK. faktor input yang menentukan terwujudnya kegiatan-
Pada tahun 2006-2007 DAK mengalami peningkatan kegiatan (proses) agar menjadi langkah-langkah
hampir 100%. Dana dari bantuan asing justru meng- nyata untuk mencapai hasil (output).2
alami penurunan pada tahun 2006-2007. Penyusun perencanaan dan anggaran di Dinas
Realisasi usulan anggaran Dinas Kesehatan Kesehatan belum mempunyai keterampilan yang me-
yang disetujui TAPD pada tahun 2006 sebesar madai karena belum pernah mendapatkan pelatihan
57,29%. Pada tahun 2007, realisasi usulan anggaran khusus mengenai penyusunan perencanaan dan
dari Dinas Kesehatan mengalami peningkatan men- penganggaran. Pelatihan diperlukan untuk meng-
jadi 58,24% atau mengalami peningkatan sekitar 1%. ajarkan keahlian baru, meningkatkan keterampilan
Pada tahun 2008, realisasi usulan dari Dinas Kese- yang telah ada dan mempengaruhi sikap karyawan.3
hatan menurun sekitar 5% atau menjadi 53,60%. Petugas Dinas Kesehatan Pesisir Selatan mem-
Penurunan terjadi karena usulan tersebut telah butuhkan pelatihan penyusunan anggaran karena per-
dikoreksi oleh TAPD. Hampir semua program yang aturan pelaksanaan penyusunan anggaran meng-
disetujui dikoreksi untuk dikurangi. Pada tahun 2006 alami perubahan. Pada tahun 2006, pedoman
terdapat dua usulan yang tidak disetujui, sedangkan peraturan yang mengatur penyusunan perencanaan

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 3 September 2012  135
Abdul Kani, dkk.: Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Dinas Kesehatan

dan penganggaran tahun 2007 berpedoman kepada butuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
Kepmendagri No. 13/2006 tentang Penyusunan Ang- tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
garan Berbasis Kinerja. Peraturan pada tahun sebe- langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang
lumnya menggunakan Kepmendagri No. 29/2002. telah ditetapkan tersebut.6 Masalah kesehatan yang
Perubahan peraturan tersebut menjadi penghambat berkembang di masyarakat dapat ditemukan bila
dalam penyusunan anggaran. terdapat informasi yang valid. Dinas Kesehatan
Selain SDM, kapasitas Dinas Kesehatan belum Pesisir Selatan belum menyusun perencanaan ber-
meyakinkan TAPD dan DPRD karena dukungan data dasarkan masalah kesehatan yang berkembang di
yang masih lemah. Tim Anggaran Pemerintah masyarakat karena belum menggunakan data yang
Daerah (TAPD) dan DPRD kurang percaya terhadap valid. Data yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam
data yang mendukung untuk perencanaan karena kegiatan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.7
data dianggap tidak valid. Sumber kelemahan data Data yang akurat dan valid sangat membantu
Dinas Kesehatan Pesisir Selatan adalah data dari dalam melakukan analisis situasi dan identifikasi
Puskesmas. Puskesmas merupakan ujung tombak masalah, sehingga dapat ditetapkan prioritas masa-
data Dinas Kesehatan Kabupaten hingga Kemen- lah dan tujuan suatu program kegiatan. Data juga
terian Kesehatan. Data yang ditampilkan tidak sama dibutuhkan untuk mencari alternatif dalam mencapai
di antara setiap program karena belum dikelola de- tujuan yang telah ditetapkan. Program pelayanan
ngan baik. Komponen utama sistem informasi yang kesehatan memerlukan dukungan keuangan untuk
bermanfaat untuk pengambilan keputusan adalah memungkinkan mereka menjadi peka, sehingga
input data yang telah dikelola menjadi informasi yang mampu memberikan pelayanan yang diinginkan.8
relevan sehingga menghasilkan keputusan yang Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan
tepat.4 Data dari berbagai sumber yang ada harus sudah memiliki Renstra, tapi dokumen tersebut nam-
dianalisis menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi paknya masih bersifat umum, belum menggam-
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil barkan rencana aksi yang akan dilakukan oleh Dinas
keputusan saat ini maupun pada masa mendatang. Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan secara kom-
Kelemahan dalam kapasitas merupakan salah prehensif. Di dalam dokumen Renstra tersebut belum
satu penyebab perencanaan dan penganggaran yang secara jelas memberi gambaran dan analisis tentang
disusun Dinas Kesehatan, dianggap belum menyen- apa saja program kegiatan prioritas yang akan dilak-
tuh permasalahan kesehatan nyata di masyarakat sanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir
karena tidak didukung oleh data yang akurat untuk Selatan dalam kurun waktu 2006-2010. Pada imple-
meyakinkan TAPD. Data yang belum akurat meng- mentasinya dokumen tersebut belum dapat mem-
indikasikan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Pesi- berikan arah dan kebijakan pada pelaksanaan
sir Selatan tahun 2006-2010 untuk menciptakan perencanaan tahunan Dinas Kesehatan.
manajemen kesehatan yang akuntabel belum dapat Perencanaan dan penganggaran yang dilakukan
direalisasikan hingga tahun 2008. Hal tersebut dika- oleh Dinas Kesehatan, khususnya untuk program-
renakan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) masih program yang menjadi indikator pembangunan kese-
lemah. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) telah hatan seperti program penurunan kematian ibu,
dianggarkan pada tahun anggaran 2006 melalui dana kematian bayi, dan balita gizi buruk belum menjadi
HWS, namun pada tahun berikutnya tidak dianggar- prioritas. Perencanaan anggaran dan realisasi yang
kan lagi. Hasil penelitian di Provinsi Sulawesi Selatan disetujui pun belum mendukung untuk menyelesai-
menunjukkan bahwa anggaran HWS untuk pengem- kan masalah tersebut. Penyusunan rencana dan
bangan SIK pada tahun 2007 dilimpahkan kepada realisasi anggaran program kegiatan Dinas Kese-
Kabupaten/Kota yang mempunyai komitmen kuat hatan lebih dipengaruhi bila ada masalah.
terhadap pengembangan SIK.5 Komitmen dianggap Suatu visi organisasi seringkali tidak terwujud
kuat bila Kabupaten/Kota menyediakan anggaran karena adanya kecenderungan personel berfokus ke
dari APBD untuk dana pendamping pengembangan perspektif jangka pendek.9 Pada kasus penelitian
SIK. ini penyusunan perencanaan anggaran yang dilaku-
kan Dinas Kesehatan tidak didapat direalisasikan
2. Proses Penyusunan Perencanaan dan oleh TAPD karena anggaran difokuskan untuk perja-
Penganggaran lanan dinas dan bahan-bahan habis pakai. Tim
Proses perencanaan adalah sebuah proses Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) mengharapkan
untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan perencanaan Dinas Kesehatan difokuskan dalam
yang berkembang di masyarakat, menentukan ke- kegiatan program yang berkesinambungan untuk

136  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 3 September 2012
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

mengatasi masalah kesehatan di Pesisir Selatan. garan Pemerintah Daerah (TAPD) adalah tim ang-
Keterbatasan kapasitas Dinas Kesehatan dalam garan eksekutif yang mengelola dan membahas RKA
menyusun perencanaan dan penganggaran dari semua SKPD Pemerintah Kabupaten Pesisir
diperparah keterbatasan sumber keuangan yang Selatan, serta mempunyai kewenangan untuk mela-
dimiliki Pemkab Pesisir Selatan, sehingga TAPD kukan koreksi perencanaan dan penganggaran
telah menentukan anggaran untuk setiap SKPD. SKPD.
Pada proses penyusunan perencanaan, Dinas Peran pihak eksekutif (TAPD) pada proses pem-
Kesehatan Pesisir Selatan telah melibatkan semua bahasan perencanaan dan penganggaran Dinas
subdin Dinas Kesehatan, namun koordinasi antar Kesehatan dimulai sejak penyusunan Renja RKPD
subdin masih lemah. Koordinasi perencanaan adalah untuk bahan Musrenbang. Tim Anggaran Pemerintah
hal yang penting dalam proses perencanaan. Lemah- Daerah (TAPD) yang berperan dalam penyusunan
nya koordinasi terlihat pada data yang digunakan Renja RKPD adalah Bappeda. Hal tersebut sesuai
antarprogram tidak konsisten dan perencanaan pro- dengan PP No.8/2008 tentang Tahapan, Tata Cara
gram sering tumpang tindih. Fakta lain dalam penyu- Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksa-
sunan perencanaan Dinas Kesehatan adalah Pus- naan Rencana Pembangunan Daerah pasal 39 yang
kesmas belum terlibat karena fasilitas dan SDM di menyebutkan bahwa Bappeda dan SKPD menyusun
Puskesmas terbatas. Ironisnya, Puskesmas justru Renja RKPD.
terlibat dalam penyusunan anggaran kesehatan me- Kewenangan TAPD untuk mengoreksi usulan
lalui Musrenbang di tingkat kecamatan. Musrenbang perencanaan anggaran telah dijalankan. Tindakan
di tingkat Kecamatan hanya membahas masalah koreksi tersebut merupakan perwujudan dari kegiat-
kesehatan secara fisik. an evaluasi yang dilakukan TAPD sebagaimana di-
Menurut PP No.8/2008 tentang Tahapan, Tata sebutkan dalam PP No.8/2008 pasal 48. Hasil korek-
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pe- si digunakan untuk bahan bagi penyusunan rencana
laksanaan Rencana Pembangunan Daerah disebut- pembangunan daerah untuk periode berikutnya.
kan bahwa koordinasi penyusunan Renstra SKPD Usulan perencanaan dan penganggaran Dinas
dan Renja SKPD dilakukan oleh masing-masing Kesehatan pada tahun anggaran 2006, 2007, dan
SKPD. Perencanaan akan efektif jika terdapat koor- 2008 hanya direalisasikan sekitar 50%-60% dari ang-
dinasi yang berintikan pada proses komunikasi antar garan yang diusulkan. Secara umum, anggaran untuk
lembaga perencanaan dan pelaku yang berkepen- Dinas Kesehatan mengalami penurunan selama ta-
tingan baik secara horizontal maupun vertikal.10 Fung- hun 2006-2008, yaitu 7,5% pada tahun 2006 menjadi
si koordinasi seharusnya dijalankan oleh kepala di- hanya 6,7% pada tahun 2008. Koreksi yang dilaku-
nas. Pimpinan organisasi dalam menjalankan tugas kan oleh TAPD tersebut dikarenakan usulan dari Di-
dan fungsinya memerlukan koordinasi pengaturan nas Kesehatan kurang realistis karena perencanaan
tata kerja dan tata hubungan lainnya. Untuk itu, perlu dan penganggaran yang disusun dianggap belum me-
kesamaan pengertian masing-masing anggota dalam rupakan program yang dapat menyelesaikan masa-
organisasi agar terjadi hubungan yang harmonis di lah kesehatan masyarakat. Koreksi tersebut me-
antara satuan organisasi dalam usaha bersama mang harus dilakukan agar anggaran yang dikeluar-
mencapai tujuan organisasi. Koordinasi dilaksanakan kan dapat dimanfaatkan untuk kesehatan masya-
sejak proses perumusan kebijakan, perencanaan rakat. Analisis biaya dan pemanfaatannya dalam
program, pelaksanaan kegiatan, serta dalam peng- suatu kebijakan dapat membantu pengambil kebi-
awasan, dan pengendalian. jakan untuk melakukan rasionalisasi dan menghin-
dari pemborosan pada suatu kebijakan.11
Peran TAPD dan DPRD Pada penetapan APBD, Kepala Daerah sebagai
Pada Permendagri No.13/2006 menyebutkan lembaga eksekutif di daerah harus mendapatkan per-
bahwa Kepala Daerah selaku kepala Pemerintahan setujuan DPRD sebagai lembaga legislatif, sehingga
Daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan Kepala Daerah dan DPRD mempunyai kekuatan
keuangan daerah dan mewakili Pemerintah Daerah dalam menentukan anggaran pembangunan daerah.
dalam kepemilikan kekayaan daerah. Pemanfaatan Hal tersebut diatur oleh UU No 32/2004 yang menye-
kekayaan tersebut merupakan kewenangan Kepala butkan bahwa tugas DPRD adalah membahas dan
Daerah termasuk kewenangan untuk menetapkan menyetujui rancangan Peraturan Daerah tentang
kebijakan tentang pelaksanaan APBD. Kewenangan APBD bersama Kepala Daerah. Pihak legislatif
Kepala Daerah untuk menyusun APBD dilimpahkan (DPRD) dalam proses pembahasan perencanaan
sebagian atau sepenuhnya kepada TAPD. Tim Ang- dan penganggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Pe-

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 3 September 2012  137
Abdul Kani, dkk.: Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Dinas Kesehatan

sisir Selatan telah mengupayakan untuk mengusul- aturan dan kebijakan dari pusat. Kondisi ini sangat
kan peningkatan anggaran, namun dukungan dari berpengaruh terhadap realisasi pembiayaan Dinas
dinas untuk meyakinkan TAPD lemah menyebabkan Kesehatan Kabupaten yang telah dianggarkan,
DPRD tidak mampu ’memaksa’ TAPD untuk mening- penyerapan rendah dan tidak optimal. Realisasi
katkan anggaran Kesehatan dari APBD. Untuk me- penyerapan dana APBN/dekon tahun 2006 dan 2007
ningkatkan anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten rata-rata program masih di bawah 70,80%. Sumber
berupaya melakukan pengajukan permohonan dana pembiayaan dana HWS tahun 2006-2007 penyerap-
dari Pusat. annya juga masih belum optimal, secara keseluruhan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) se- masih di bawah 61,66%.
bagai koordinator dalam perencanaan dan anggaran Salah satu indikator keberhasilan proses mana-
seluruh SKPD terlihat belum mampu menyusun jemen dapat dilihat dari faktor keluaran yang menca-
anggaran sesuai standar waktu yang ditetapkan oleh kup produktivitas, kualitas dan efesiensi dari suatu
peraturan yang berlaku. Keterlambatan tersebut juga proses produksi.12 Produktivitas implementasi ang-
akan mempengaruhi kinerja SKPD karena selain garan suatu program dapat dilihat dari efektivitas dan
menyusun perencanaan, SKPD juga harus melaksa- efisiensi dana harus diperhitungkan, sehingga dana
nakan program kegiatan yang telah direncanakan yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang
tahun sebelumnya. Hal tersebut berdampak pada diperoleh. Efektivitas dan efisiensi anggaran Dinas
penyerapan anggaran yang kurang maksimal, dan Kesehatan Pesisir Selatan belum diketahui karena
terkesan pelaksanaan kegiatan terburu-buru sehing- evaluasi kegiatan hanya dilakukan dengan evaluasi
ga hasil dari kegiatan program tidak optimal. keuangan. Pengendalian yang dilakukan hanya un-
tuk mengendalikan kesesuaian anggaran dengan
3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas perencanaan semula.
Kesehatan Kabupaten dan Penyerapan
Sumber Dana APBD dan APBN Tahun 2006 KESIMPULAN
dan 2007 Kapasitas manajemen Dinas Kesehatan Kabu-
Pengajuan anggaran ke pusat juga dipengaruhi paten Pesisir Selatan dalam penyusunan perenca-
oleh keterbatasan PAD Kabupaten Pesisir Selatan. naan dan penganggaran masih lemah karena faktor
Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Sela- sistem informasi dan kompetensi SDM yang belum
tan masih bergantung pada Pusat terutama Dana memadai, kurangnya koordinasi dalam penyusunan
Alokasi Khusus (DAK). Tahun 2006-2008 sumbang- perencanaan anggaran antar subdin dan seksi, dan
an dari pusat terhadap APBD Kabupaten Pesisir belum adanya keterlibatan Puskesmas. Kurangnya
Selatan berkisar lebih dari 90%. Keterbatasan kapasitas tersebut mengakibatkan TAPD melakukan
kemampuan daerah untuk menyediakan anggaran banyak perubahan terhadap perencanaan dan peng-
menyebabkan anggaran untuk program semakin anggaran, TAPD menetapkan plafon anggaran untuk
berkurang. Pada tahun 2008, anggaran untuk belanja Dinas Kesehatan dan SKPD lainnya. Dewan Perwa-
tidak langsung lebih besar daripada anggaran untuk kilan Rakyat Daerah (DPRD) belum dapat berperan
program atau anggaran belanja langsung. secara optimal dalam meningkatkan anggaran Dinas
Realisasi penyerapan anggaran yang bersumber Kesehatan. Selain itu, kemampuan Dinas Kesehat-
dari APBD tahun 2006-2007 sudah cukup baik walau an untuk merealisasikan perencanaan dan anggaran
belum optimal. Rata-rata penyerapan semua pro- 2006-2008 masih rendah.
gram mencapai di atas 90%. Hal ini disebabkan sum-
ber pembiayaan dari APBD lebih cepat pengesahan SARAN
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Pe- Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan
rangkat Daerah (DPA-SKPD) bila dibandingkan de- dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran
ngan sumber pembiayaan dana dekon/APBN dan perlu meningkatkan kualitas data melalui peren-
HWS. canaan SIK, melakukan pelatihan SDM dalam pe-
Pelaksanaan program sumber dana pusat se- nyusunan perencanaan dan anggaran, serta mem-
ring tersendat dan tidak mencapai sasaran, serta perkuat koordinasi horizontal dan vertikal.
tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Hal ini disebabkan karena dana bantuan pusat sering REFERENSI
terlambat cair. Keterlambatan pencairan dana dari 1. Trisnantoro L. Desentralisasi di Indonesia
Pusat disebabkan terlambatnya DIPA dan surat Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,
edaran pencairan dana, serta adanya perubahan 2005,

138  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 3 September 2012
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

2. Siagian SP. Administrasi Pembangunan: 7. Muninjaya, AA.Gde Manajemen Kesehatan


Konsep, Dimensi, dan Strategi PT Bumi Aksara, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.2004.
Jakarta, 2005. 8. Reinke WA. Perencanaan Kesehatan untuk
3. Simamora. Manajemen Sumber Daya Manusia, Meningkatkan Efektivitas Manajemen, Gadjah
YKPN, Yogyakarta, 2005. Mada Press, Yogyakarta.1994.
4. Syamsi. Pengambilan Keputusan dan Sistem 9. Mulyadi. Sistem Manajemen Strategi Berbasis
Informasi, Bumi Aksara, Jakarta, 1995. Balanced Scorecard, Gadjah Mada Press,
5. Mursalim.Pembiayaan Sistem Informasi Kese- Yogyakarta.2005.
hatan (SIK) pada Dinas Kesehatan Provinsi 10. Wijono D. Manajemen Kepemimpinan dan
Sulawesi Selatan, Tesis Magister SIMKES Organisasi Kesehatan. Airlangga University
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Press, Surabaya.1997.
Yogyakarta. 2008. 11. Subarsono AG. Analisis Kebijakan Publik.
6. Blewett L. Monitoring the Uninsured: A State Pustaka Pelajar, Yogyakarta.2005.
Policy Perspective. Journal of Health Politics, 12. Dharma A. Manajemen Supervisi, Raja Grafindo
Policy and Law, 2004;29(1):107-145 Persada.Jakarta, 2004.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 3 September 2012  139

Anda mungkin juga menyukai