Anda di halaman 1dari 22

Macam-Macam Material Dinding beserta Karakteristik Thermisnya

DINDING BATA

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi
standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah).
Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural)
dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus
diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk
mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan
agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata
dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran
plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)
Perincian Berat jenis Kalor spesifik konduktifitas(Kgm/m³ Kkal/kgm˚c) Bahan bata Batu
bata 1826 0,18 0,71

DINDING BATAKO
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang
tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC.
Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan
bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain
itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak
memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan
bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh
direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/
batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di
tengah – tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan
balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang
pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.

DINDING KAYU

A. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN


Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa
timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini
tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding
struktural.
B. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan
digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan
horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal
dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar
beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus
memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak
masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan
susut.

C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam
penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang
baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding
sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4
lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
DINDING BATU ALAM

Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas.
Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1
tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk
bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki
ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis

Macam macam batu alam

Batu candi
Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar. Teksturnya
kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran
yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula
ukuran lebih besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan pagar.
Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai pada interior. Biasanya hanya
sebatas pemanis ruangan.
Batu paras
Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses pembuatannya
dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau, cokelat, dan
putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 40
cm. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai aksen dinding
atau lantai. Namun, jika aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating.
Tingkat porositasnya yang tinggi membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut.
Hal penting yang perlu diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang
lembek agar batu dapat terikat kuat pada dinding.

Batu kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi rumah.
Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya biasanya tidak
teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai. Bentuk
dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit ribet.
Butuh tukang ahli supaya hasilnya rapi.

Batu andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya
paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang tersedia mulai 5 cm x
20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras,
penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang banyak digunakan adalah susun
bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat
Macam-Macam Material Atap beserta Karakteristik Thermisnya

1. SENG

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan


bersifat diamagnetik Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau Seng
sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.
Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam
lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah.
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100
sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat
dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan
listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik
didih (900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang
terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya
adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat
membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas,
besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan Natrium. Walaupun
seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme
di bawah suhu 35 K
2. ATAP SIRAP

Atap sirap adalah hasil dari variasi atap kayu. Materialnya utama pembuatannya
berupa kayu jati dan kayu ulin karena mempunyai daya tahan yang lebih kuat terhadap
perubahan cuaca. Selain itu, kedua jenis kayu tersebut bebas dari serangan rayap dan
tidak mudah keropos.Biasanya kayu sirap ini lebih sering digunakan pada bangunan-
bangunan tertentu misalnya istana raja, museum dan sebagainya. Meski demikian, jika ada
yang berniat mengaplikasinya pada rumah hunian, hal ini juga merupakan sebuah pilihan
yang sangat tepat karena atap ini memiliki banyak kelebihanSecara tradisional, sinanaga
digergaji dari balok kayu, sementara getar adalah tangan-split menggunakan palu dan froe.
Shingles, yang digergaji di kedua sisi, lebih tipis dari getar, dengan lancip yang kurang jelas
dan penampilan yang lebih merata. Saat ini, shingles lebih tepat digiling daripada shake,
dan memberikan estetika klasik yang lebih halus yang cocok untuk berbagai gaya.

Getar, karena ketebalan tambahan, memiliki garis bayangan yang lebih berat daripada
shingles, dan memiliki estetika yang lebih kasar dengan ukuran bervariasi dan wajah lebih
kasar. Getar lebih umum dalam proyek-proyek konservasi dan bangunan yang terdaftar,
sedangkan sirap kayu lebih mungkin digunakan untuk tujuan umum.

Shingles dipasang di tiga lapisan yang tumpang tindih tanpa terasa interleaving. Mereka
juga bisa diletakkan datar. Shingles menyediakan sistem atap yang sangat tahan cuaca
dengan sifat isolasi termal yang baik.
3. Genteng Tanah Liat / Genteng Kodok.

Genteng kategori ini terbuat dari tanah liat yang ditekan / di-press, kemudian dipanaskan
menggunakan bara api dengan derajat kepanasan tertentu. Daya tahan genteng jenis ini sangat
kuat. Untuk pemasangan diperlukan teknik pemasangan kunci / kaitan genteng pada rangka
penopang. Selain tampilan alami berwarna oranye kecoklatan hingga merah terakota, Anda juga
bisa mewarnai genteng tanah liat. Kini, telah tersedia berbagai macam pilihan warna-warni yamg
menarik.

Kelebihan dari genteng tanah liat adalah :

 Harganya relatif murah.


 Mempunyai beban yang ringan shingga meminimalisir beban atap.
 Memiliki kuat tekan sehingga dapat diinjak.

Kelemahan dari genteng ini adalah :

 Diperlukan ketelitian pada saat pemasangan reng sehingga tidak terjadi kebocoran di
dalam rumah.
 Mudah berlumut atau berjamur jika tidak dilapisi cat atau glasur.
 Menggunakan pola pemasangan zig zag dengan sistem sambungan inlock.
4.Genteng Metal atau Genteng Berbahan Logam.

Genteng jenis ini memiliki ukuran yang lebih besar dari genteng tanah liat, yaitu sekitar 60-120
cm, dengan ketebalan 0,3 mm. Pemasangan genteng ini tidak jauh beda dengan genteng dari tanah
liat. Karena memiliki ukuran yang lebih lebar maka dapat mempercepat waktu pemasangan pada
sebuah rumah. Genteng jenis ini biasanya memerlukan sekrup untuk pemasangannya agar tidak
mudah terbawa angin karena bobotnya lumayan ringan. Pilihan warna genteng metal yang tersedia
sangat variatif dan menarik. Kombinasi warna atap dan dinding fasade bangunan dapat
menciptakan harmoni warna yang menarik.

Keunggulannya dari genteng metal ini adalah :

 Mudah dan cepat dalam pemasangannya.


 Hemat material karena bentangnya yang lebih lebar.
 Dilapisi bahan anti karat.
 Menggunakan bahan anti pecah jadi lebih aman dari kebocoran.
 Teknologi baru yang membuat genteng tidak menimbulkan panas dan tidak mudah
terbakar.
 Dilapisi bahan anti lumut sehingga tidak perlu khawatir untuk mengecet ulang yang
tentunya memerlukan biaya tambahan.

Kelemahannya yang perlu diperhatikan adalah :

 Ketika pemasangannya, karena jika tidak rapi maka akan sangat tidak indah dilihat.
5. Genteng Aspal.

Material genteng yang satu ini bersifat solid namun tetap ringan, terbuat dari campuran lembaran
bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran, yaitu :

 Model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka.


 Model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.

Kelebihananya adalah :

 Ringan 1/6 dari berat genteng beton atau keramik.


 Bisa digunakan untuk kemiringan genteng 22,5° sampai 90°.
 Mudah dan praktis dalam pemasangannya.
 Tahan terhadap api dan mampu menahan tekanan angin.
 Memiliki pilihan warna dan dilindungi lapisan anti jamur dan anti pudar.

Kelemahannya adalah :

 Pada harganya yang relatif mahal.


6. Genteng Kaca.

Genteng ini dipakai agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan secara langsung sehingga
menghemat konsumsi listrik untuk penerangan. Material genteng ini terbuat dari kaca. Genteng ini
mempunyai bentuk yg terbatas sehingga kompatibel / sesuai dengan beberapa jenis genteng
tertentu saja.

Keunggulannya adalah :

 Bahannya yang bersifat transparan.


 Bisa memberikan pencahayaan alami di dalam rumah.
 Kaca memiliki kesan modern sehingga cocok dipadukan di rumah yang bergaya modern
dan minimalis.

Kekurangannya adalah :

 Bahannya yang mudah pecah.


 Penggunaan yang berlebihan akan berakibat meningkatnya suhu ruangan dibawahnya.

7. Genteng Keramik.
Genteng ini memiliki warna yang cukup banyak karena pada saat proses finishingnya dilapisi
pewarna pada bagian atasnya (glazur). Bahan utama genteng ini adalah keramik.

Kelebihan dari genteng ini adalah :

 Lebih tahan lama dan kuat menahan beban manusia.


 Warna akan tahan lama karena diproses dengan pembakaran dengan suhu 1100 ° C.
 Sistem interlock yang memungkinkan adannya celah untuk mengaitkan.

Kelemahannya adalah :

 Diperlukan ketelitian pada saat pemasangan reng sehingga tidak terjadi kebocoran di
dalam rumah.
 Selain itu diperlukan kemiringan atap minimum 30° agar air hujan dapat mengalir
sempurna dan genting tidak dapat terlepas ketika diterpa angin (jika dipasang pada sudut
kemiringan 45 – 60 °.
 Perlu bantuan baut ketika memasangnya agar genting tidak terlepas dan lebih kuat.

8. Genteng Beton.

Genteng jenis ini terbuat dari beton, yaitu campuran pasir, semen, kerikil, dan bahan aditif.
Bentuknya yang bergelombang dan ada juga yang datar. Bentuk datar muncul seiring dengan gaya
arsitektur rumah yang modern dan minimalis sehingga perlu adanya penyesuaian bentuk atap yang
lebih sederhana.
Keunggulannya adalah :

 Kuat dan tahan lama dan daya tahan terhadap tekanan tinggi sehingga tidak mudah goyah
oleh angin.

Kekurangannya adalah :

 Memiliki tekstur yang kasar dan mudah timbul lumut pada permukaannya.

9. Genteng Policarbonat.

Polycarbonate berbentuk lembaran datar dengan pilihan warna bervariatif dan dijual per roll.
Polycarbonate ada dua jenis yaitu :

 Polycarbonate rata dengan rongga


 Polycarbonate bergelombang tanpa rongga.

Polycarbonate biasanya digunakan di garasi, kanopi atau untuk atap tambahan. Harga
Polycarbonate tergantung merk dan jenis. Pemasangan polycarbonat untuk rangka kayu
menggunakan paku,sedangkan untuk rangka baja menggunakan mur baut.

Tips sederhana memilih kualitas polikarbonat (polycarbonate) adalah dengan menekan kuat
dengan jari penampang berongga pada lembaran polikarbonat, jika berkualitas jelek maka
konstruksi berongga polikarbonat yang ditekan tadi tidak akan kuat menahan tekanan jari
('penyok'), anda bisa lakukan test ini pada beberapa merk polikarbonat yang berbeda lebih
disarankan lagi anda lakukan test ini pada polikarbonat dengan harga yang termahal dan pada
harga yang termurah untuk lebih jelas melihat perbedaannya.

Kelebihan dari polycarbonate adalah :


 Dapat meredam radiasi matahari
 Dicetak dalam bentuk lembaran,sehingga mudah bila dipakai di luasan yang besar.
 Cepat dalam pemasangan
 Mudah di dapat di pasaran
 Kedap air
 Bebas rayap

Kekurangan dari Polycarbonate adalah :

 Harganya mahal.
 polycarbonate berongga rentan terhadap jamur dan sulit dibersihkan.

10. Genteng Asbes (Fiber Semen).

Asbestos / asbes, merupakan gabungan enam mineral silikat alam. Penutup atap dari bahan asbes
sangat akrab dengan masyarakat, selain harganya murah dan pemasangannya mudah, karena atap
asbes memiliki bobot yang ringan sehingga tidak membutuhkan konstruksi gording yang khusus.

Kelebihan genteng asbes adalah :

 Lebih murah dibandingkan genting.


 Pemasangan relatif lebih mudah.
 Tidak membutuhkan banyak kayu reng tidak mudah bocor dan ruangan menjadi sejuk
karena sifat asbes yang tidak menyerap panas.

Kekurangan genteng asbes adalah :

Penggunaan asbes sebagai atap rumah menurut para ahli kesehatan sebetulnya kurang baik
karena dapat menyebabkan penyakit.Hal ini terjadi karena serat asbes dalam bentuk partikel
mudah lepas dan beterbangan, sehingga bila terhirup penghuninya akan dapat menyebabkan
penyakit kanker paru-paru.
1.Tegel

Tegel (baca:tehel) merupakan jenis lantai paling lama digunakan oleh rumah-rumah
yang ada di tanah air. Lihat saja rumah kakek-nenek kita, pastinya masih menggunakan
jenis lantai satu ini. Tegel terbuat dari campuran bahan semen, pasir beton dan
diatasnya disiram aci supaya permukaan atasnya halus. Memiliki ketebalan sekitar 2,5
cm, dan bobotnya biasanya cukup berat. Karena terbuat dari campuran semen, warna
tegel abu-abu dan terkesan membosankan. Jenis lantai ini mulai ditinggalkan seiring
ditemukannya bahan alternatif lantai baru, seperti teraso, keramik, dan marmer.

2.Teraso

Teraso (terrazo) merupakan material yang biasa digunakan sebagai penutup lantai dan
dinding bangunan. Teraso sifatnya seperti marmer buatan. Ada dua jenis teraso lantai,
yakni yang permukaanya mengkilap dan yang permukaanya kasar.Hakikatnya teraso
hampir sama dengan tegel, yang membedakannya yakni lapisan atasnya dicampur
pecahan batu bermotif (terrazo stone) sehingga pilihan warnanya lebih banyak
dibandingkan tegel. Perlu diketahui, asal mula kata teraso berasal dari italia (terrazza)
yang artinya penutup lantai. Di sana, teraso merupakan hasil limbah dari penambangan
batu marmer yang diolah kembali menjadi sebuah lantai alternatif. Saat Indonesia
dijajah Belanda, jenis lantai ini pun mulai dikenal masyarakat kita
3.Lantai Batu

Lantai berbahan batu biasanya digunakan untuk menutup bagian depan rumah (teras)
dan kamar mandi, karena permukaanya yang kasar baik untuk berpijak (agar tidak licin).
Selain itu, jenis lantai ini cukup populer pada zaman peperangan karena tidak
memerlukan perawatan khusus dan kuat.

Lantai batu juga banyak digunakan sebagai pijakan para pejalan kaki di taman-taman
kota, alun-alun dan pelataran masjid.

4.Keramik

Keramik digemari karena banyaknya pilihan warna, bentuk, pola hingga tekstur,
sehingga jenis lantai ini dipakai oleh sebagian besar rumah-rumah yang ada di
Indonesia.

Keramik terbuat dari tanah liat (clay) yang dibakar dengan suhu tertentu, lalu dilapisi
lapisan glasur yang membentuk tekstur, warna dan pola unik keramik. Karena berbahan
tanah liat inilah, jenis lantai ini tidak meneruskan panas yang diterima, sehingga ruangan
diatasnya terasa sejuk.
5.Marmer

Marmer atau marble adalah salah satu jenis lantai paling tahan lama dan serbaguna.
Selain digunakan lantai, material ini dapat digunakan juga sebagai pelapis dinding
rumah atau dinding tiang.

Biasanya material ini lebih mahal daripada keramik karena berasal dari bongkahan
batuan pualam yang disatukan dengan tekanan dan suhu tertentu. Warna yang alami,
mengkilap, dan selalu kering adalah keunggulan lantai satu ini.

6.Granit

Jika marmer mudah menyerap cairan, berbeda dengan granit, material ini mempunyai
daya serap yang lebih kecil, artinya pori-pori nya lebih rapat sehingga tidak perlu
banyak usaha untuk merawat jenis lantai satu ini.

Walaupun susunan partikelnya rapat, permukaan luarnya tidak kasar malahan mengkilap
seperti kaca. Selain itu, granit memiliki daya tahan terhadap beban lebih besar
dibandingkan keramik dan marmer, hingga 500 kg per meter persegi.
Kekuatan ini dikarenakan kerapatan batu granit sekitar 2,7 gram per centimeter kubik.
Gedung-gedung mewah, seperti hotel, perkantoran dan istana biasanya menggunakan
lantai dari granit. Batu ini juga selalu jadi pilhan untuk mempercantik ruang dapur.

7.Kayu

Jenis lantai berikutnya terbuat dari bahan dasar kayu atau istilah kerennya parket.
Biasanya lantai berbahan dasar ini digemari karena nilai estetika-nya dan kenyamannya
lebih baik dibandingkan lantai berbahan dasar batu.

Secara umum, ada tiga jenis lantai parket, yakni

1. Solid parket,
2. Engineering parket dan
3. Laminate parket.
Solid parket merupakan jenis lantai terbuat dari kayu solid yang dipotong dan dibelah
dengan ukuran tertentu. Kayu yang biasa digunakan seperti jati, sono keling,
merbau,ulin dan beberapa jenis kayu keras lainnya.
Sedangkan enginering parket merupakan jenis lantai terbuat dari plywood (kayu solid
kualitas rendah) yang dilapisi veneer dari kayu berkualitas tinggi di permukaan atasnya.
Terakhir, laminate parket terbuat dari serbuk kayu yang dicampur dengan bahan kimia
tertentu. Untuk laminate dibahas secara terpisah.

8.Laminate

Di rumah-rumah perkotaan penggunaan jenis lantai berbahan dasar kayu solid semakin
bertambah, namun seiring harga bahan baku kayu yang semakin meningkat, maka
diciptakanlah laminated flooring, yaitu lantai dengan bahan serbuk kayu dan pulp yang
di proses dengan tekanan dan temperatur tertentu.

Selain harganya lebih terjangkau dari lantai berbahan kayu asli, pemasangannya pun
cukup mudah dan cepat. Bahkan dapat di lakukan secara mandiri. Berikut teknis
pemasangannya:

 Pertama, siapkan peralatan antara lain: gergaji, siku, pulpen, palu, pahat, lakban plastik
besar, dan beberapa potong keping kayu untuk bantalan pemukul.
 Kedua, siapkan bahan polyfoam (lembaran sejenis aluminium foil) sebanyak luasan
ruangan yang akan dipasang laminate floor. Kegunaan polyfoam yakni untuk mencegah
penguapan langsung dari lantai dasar ke kayu sintetis.
 Ketiga, hamparkan polyfoam diatas permukaan lantai hingga menutupi seluruh ruangan
yang di flooring.
 Keempat, tutupi setiap sambungan polyfoam dengan lakban plastik.
 Kelima, mulailah memasang kayu sintetis ini satu persatu, mulai dari pinggir ruangan
dengan menyambungkan kuncian di setiap kepingnya. Lakukan hingga seluruh ruangan
tertutupi dengan laminate floor ini.

9.Vinyl

Vinyl merupakan jenis lantai berbahan dasar polyvinyl chloride atau material yang biasa
digunakan untuk membuat paralon PVC. Vinyl maupun laminate, pada dasarnya jenis
lantai yang dirancang demi memenuhi permintaan lantai yang modis, modern, elegan
namun murah dikantong.

Salah satu ciri vinyl yakni permukaan atas lebih halus dibandingkan lantai kayu,
sedangkan sisi bagian bawahnya biasanya dipasang dilapisi lapisan perekat plus gabus,
sehingga saat dipijak akan terasa nyaman dan fleksibel.
FISIKA BANGUNAN

MACAM-MACAM MATERIAL BANGUNAN


BESERTA KARAKTERISTIK THERMAL

DI SUSUN
OLEH :

ADAM MUSTHOFA KAMAL RAMBE


180406027

DOSEN :

Ir. BASARIA TALAROSA,M.T

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai