Anda di halaman 1dari 5

OBSERVASI KLINIK EFEK FORMULA JAMU DISPEPSIA TERHADAP

FUNGSI HATI

Agus Triyono, PR Widhi Astana, Sunu Pamadyo T.I.


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu, Jl. Lawu no 11 Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah
(agustriyono_21@yahoo.com)

ABSTRAK

Dispepsia adalah sindrom yang mencakup satu atau lebih dari gejala perasaan perut penuh
setelah makan, cepat kenyang atau rasa terbakar di ulu hati, yang berlangsung sedikitnya
dalam 3 bulan terakhir. Dispepsia sering ditemukan dalam praktik dokter sehari-hari. Telah
dilakukan penelitian efek formula jamu dispepsia terhadap fungsi hati (SGOT dan SGPT).
Uji klinik dilakukan dengan desain penelitian pre-post test desaign pada 69 subjek penelitian
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian minum formula jamu
dispepsia tiga kali sehari selama delapan minggu dengan kontrol seminggu sekali. Setiap
kontrol dilakukan observasi kinik kemungkinan efek samping dan gambaran fisik
diagnostik. Subjek penelitian dilakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT setiap empat minggu.
Hasil anamnesis dan pemeriksaan klinik selama perlakuan dan sesudah perlakuan tidak
ditemukan efek samping yang bermakna. Hasil uji t berpasangan sebelum perlakuan
dibanding sesudah perlakuan 28 hari untuk kadar SGOT, nilai p 0.434 (>0.05) dan kadar
SGPT nilai p 0.689 (>0.05). Hasil uji t berpasangan sebelum perlakuan dibanding sesudah
perlakuan 56 hari untuk kadar SGOT nilai p 0.120 (>0.05) dan kadar SGPT nilai p 0.533
(>0.05). Jadi disimpulkan bahwa penggunaan formula jamu dispepsia selama 56 hari tidak
ditemukan efek samping yang bermakna, dan tidak mengganggu fungsi hati.

Kata kunci: fungsi hati, formula jamu dispepsia

ABSTRACT

Dyspepsia is a syndrome that includes one or more of the symptoms of the stomach feeling
full after eating , satiety or burning sensation in the pit of the stomach , which takes place at
least in the last 3 months. Dyspepsia is often found in medical practice. Has conducted
research the effect of dyspepsia herbs formula to the liver functions (SGOT and SGPT).
Safety of clinical trials were conducted by the study of pre - post design research. It was
involving 69 subjects who have met the inclusion and exclusion criteria. Subject drink the
dyspepsia herb formula three times a day for eight weeks, then controlled it once a week.
Each control conducted clinical observation the possibility of side effects and performed a
physical examination diagnostic. Research subjects examined liver function (SGOT and
SGPT) every four weeks. The results of anamsesis and physical examination on the subject
during treatment and after treatment was not found significant side effects. Results of
analysis of paired test showed, there was no significant difference (t < 0,05) levels of SGOT
and SGPT before treatment and after giving dyspepsia herbs formula in day 28th and 56th .

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 4 246


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Observasi Klinik Efek Formula Jamu Dispepsia terhadap Fungsi Hati

Giving dyspepsia herbs formula for 56 days on the subject of the study found no symptoms
of serious side effects, as well as not to disturb liver function.

Keywords: liver function, dyspepsia herbs formula

decade terakhir, tetapi masih belum ada


pathogenesis yang pasti. Beberapa
PENDAHULUAN mekanisme dicurigai berperan terhadap
Menurut Kriteria Roma III dyspepsia fungsional,yaitu : factor
terbaru dispepsia didefinisikan sebagai fisiologis, genetic, lingkungan, psikologis,
sindrom yang mencakup satu atau lebih dan interaksi otak usus (brain gut
dari gejala-gejala perasaan perut penuh interaction) (4)
setelah makan, cepat kenyang, atau rasa Berdasarkan Permenkes
terbakar di ulu hati, yang berlangsung No.003/MENKES/PER/I/2010 tentang
sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan Saintifikasi Jamu disebutkan bahwa
awal mula gejala sedikitnya timbul 6 saintifikasi jamu adalah pembuktian
bulan sebelum diagnosis.(1) ilmiah khasiat dan keamanan jamu.
Dispepsia sering dijumpai dalam Saintifikasi jamu dilakukan melalui
praktik klinis sehari-hari. Dispepsia observasi klinik yaitu penelitian berbasis
berada pada peringkat ke-10 dengan pelayanan kesehatan yang merupakan
proporsi 15% untuk kategori penyakit terobosan Kementerian Kesehatan dalam
pada pasien rawat jalan dan menempati upaya memberikan dukungan ilmiah
urutan ke-15 dengan proporsi 19% pada (evidence based) terhadap jamu untuk
kategori penyakit rawat inap di seluruh dapat dimanfaatkan dalam pelayanan
Rumah Sakit di Indonesia pada tahun kesehatan formal. (5)
2005. (2) Kecenderungan back to nature
Pada tahun 2011 dispepsia masyarakat Indonesia maupun manca
menempati peringkat ke 6 untuk negara saat ini, merupakan suatu peluang
kunjungan rawat jalan dan rawat inap yang cukup besar bagi obat bahan alam
sedangkan pada tahun 2012 menempati untuk menggantikan obat modern
peringkat ke 5 untuk seluruh kunjungan walaupun belum secara penuh. Peluang
rawat jalan dan rawat inap pada seluruh pasar masih cukup luas untuk pemenuhan
Rumah Sakit di Indonesia.(2) kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Di berbagai sarana pelayanan Kebutuhan dalam negeri meningkat setiap
kesehatan prevalensi dispepsia cenderung tahunnya sebagaimana tercermin dari
meningkat setiap tahun. Dispepsia pertumbuhan jumlah Industri Obat
memang bukanlah suatu penyakit yang Tradisional (IOT) dan Industri Kecil Obat
mengancam jiwa, namun nyeri yang dapat Tradisional (IKOT) di Indonesia(6)
datang sewaktu-waktu terasa sangat Ada beberapa tanaman
mengganggu penderitanya. Penyakit ini berdasarkan uji praklinis dan observasi
juga bukan merupakan suatu penyakit klinis berkhasiat menurunkan gejala
yang dapat sembuh sendiri (self limited dyspepsia yaitu : Kunyit (Curcuma
disease), sehingga upaya pengobatan, domestica), Jahe (Zingiber officinale),
mengurangi frekuensi dan intensitas Jinten hitam (Nigella sativa) dan
serangan dispepsia akut sangat Sembung (Blumea balsamifera)
diperlukan. Pengobatan farmakologis Hasil uji toksisitas akut dan sub
untuk pasien dispepsia fungsional belum kronis menggunakan hewan coba ramuan
begitu memuaskan.(3) keempat tanaman tersebut menunjukkan
Patofisiologi dyspepsia tidak ada perbedaan dengan kontrol
fungsional telah banyak diteliti dalam dua negatif/tanpa perlakuan (tidak bersifat

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 4 247


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Observasi Klinik Efek Formula Jamu Dispepsia terhadap Fungsi Hati

toksik). Pada hewan coba air rebusan PROSEDUR


ramuan diatas juga didapatkan penurunan Uji klinik dilakukan dengan
skor ulkus gaster (bersifat rancangan penelitian pre-post test
gastroprotektif). Penghyunaan Air desaign. Uji klinik dilakukan di Rumah
rebusan ramuan pada 33 pasien Riset Jamu Tawangmangu. Penelitian
memberikan respon yang lebih baik jika melibatkan 69 subjek penelitian yang
digunakan secara ramuan (gabungan) telah memenuhi kriteria inklusi dan
dibandingkan dengan digunakan sendiri- eksklusi. Kriteria inklusi adalah : Usia 18
sendiri, yaitu mengurangi frekuensi dan - 45 tahun, laki-laki atau perempuan,
intensitas nyeri.(7) subyek dengan dispepsia kronis sesuai
Formula jamu yang terbukti dengan kriteria Roma III, bersedia
berkhasiat dapat digunakan dalam mengikuti penelitian/jadwal follow up
masyarakat dan pelayanan kesehatan dengan menandatangani informed
formal dengan sarat tidak menganggu consent. Kriteria eksklusi adalah :
fungsi hati dan fungsi ginjal. Sehubungan perempuan hamil atau menyusui
dengan hal diatas, telah dilakukan (berdasarkan pengakuan), subjek dengan
penelitian uji klinik pengaruh formula komplikasi penyakit berat (misal kanker
jamu dispepsia terhadap fungsi hati stadiumlanjut/ terminal dll).
sebagain dasar pemanfaatan di Subjek penelitian yang telah
masyarakat dan pelayanan kesehatan menandatangani informed consent, pada
formal. H0 dilakukan anamnesis identitas subjek,
riwayat penyakit, gejala klinis,
pemeriksaan fisik diagnostik, dan
METODE PENELITIAN pemeriksaan laboratorium fungsi hati
(SGOT dan SGPT). Subjek penelitian
diberi formula jamu dalam jumlah untuk
BAHAN
penggunaan selama satu minggu,
Bahan baku yang digunakan
kemudian kontrol seminggu sekali sampai
sebagai simplisia diambil dari daerah
delapan minggu, setiap kontrol diberikan
tawangmangu, determinasi dan
bahan uji formula jamu untuk penggunaan
pengelolaan simplisia dilakukan di
selama satu minggu. Mulai hari pertama
B2P2TO2T Tawangmangu. Bahan baku
subjek penelitian merebus dan minum
simplisia terlebih dahulu melalui proses
jamu ( satu kemasan direbus dengan 5
pemilihan bahan secara fisik, kemudian
gelas (1000 cc) air sampai mendidih
diuji kromatografi lapis tipis dan kontrol
sehingga air tinggal 3 gelas diminum pagi,
kualitas. Pembuatan bahan dan kontrol
siang dan sore satu gelas satu gelas), satu
kualitas dilakukan oleh tim Quality
kemasan untuk satu hari, hari berikutnya
Control B2P2TO2T Tawangmangu.
merebus kemasan yang baru. Subjek
Bahan dicuci dengan air yang
penelitian kontrol setiap seminggu sekali
mengalir untuk menghilangkan kotoran
untuk dilakukan anamnesis kemungkinan
yang menempel, kemudian diangin-
efek samping dan dilakukan pemeriksaan
anginkan dilanjutkan pengeringan di
fisik diagnostik. Dilakukan pemeriksaan
dalam oven suhu 50 0C selama 7 jam.
laboratorium fungsi hati (SGOT dan
Simplisia kering dilakukan pengemasan
SGPT) setiap empat minggu sekali.
dengan dosis rimpang kunyit 15 gram,
Penelitian ini telah mendapatkan
rimpang jahe 15 gram, jinten hitam 2
ethical clearance dari Komisi Etik Badan
gram, dan herba sembung 15 gram.
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI di Jakarta.

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 4 248


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Observasi Klinik Efek Formula Jamu Dispepsia terhadap Fungsi Hati

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil anamnesis dan


Telah dilakukan penelitian uji pemeriksaan fisik pada subjek penelitian
klinik efek formula jamu dispepsia di selama perlakuan dan sesudah perlakuan
Rumah Riset Jamu Tawangmangu. Subjek tidak ditemukan efek samping yang
penelitian berjumlah 69 orang yang bermakna.
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Rerata nilai SGOT dan SGPT
telah mengikuti penelitian ini. subjek penelitian sebelum dan sesudah
perlakuan ditampilkan pada Tabel-1.

Tabel-1.Rerata nilai SGOT dan SGPT subjek penelitian sebelum perlakuan (H0) dan
sesudah perlakuan (H28 dan H56)
Parameter
Fungsi Hati
H0 H28 H56
SGOT (U/L) 26.71 24.23 22.71
SGPT (U/L) 28.47 28.27 27.06

Untuk mengetahui pengaruh Pada Tabel-2 menunjukkan


pemberian formula jamu dispepsia bahwa tidak terdapat perbedaan yang
terhadap fungsi hati, dilakukan analisis bermakna kadar SGOT (p = 0.434
perbedaan kadar SGOT dan SGPT (p>0,05)) dan SGPT (p = 0.689 (p>0,05))
sebelum dan setelah pemberian jamu sebelum perlakuan (HO) dan sesudah
dengan uji t berpasangan. Hasil analisis pemberian formula jamu dispepsia hari
tersebut ditampilkan pada tabel-2. dan ke-28 (H28).
tabel-3.

Tabel-2. Analisis Perbedaan Kadar SGOT dan SGPT sebelum perlakuan (H0) dan sesudah
perlakuan (H28)
Sebelum perlakuan (H0) Sesudah perlakuan (H28)
Fungsi hati p
mean SD mean SD
SGOT 26.71 7.86 24.23 6.55 0.434
SGPT 28.47 7.25 28.27 6.43 0.689

Tabel-3. Analisis Perbedaan Kadar SGOT dan SGPT sebelum perlakuan (H0) dan sesudah
perlakuan (H56)
Sebelum perlakuan (H0) Sesudah perlakuan (H56)
Fungsi hati p
mean SD mean SD
SGOT 26.71 7.86 22.71 6.14 0.120
SGPT 28.47 7.25 27.06 6.40 0.533

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 4 249


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Observasi Klinik Efek Formula Jamu Dispepsia terhadap Fungsi Hati

Tabel-3. menunjukkan bahwa melancarkan jalannya kegiatan penelitian


tidak terdapat perbedaan yang bermakna sampai dengan selesai. Peneliti juga
kadar SGOT (p = 0.120 (p>0,05)) dan mengucapkan terima kasih kepada subjek
SGPT ( p = 0.533 (>0,05)) sebelum penelitian, yang sudah berperan secara
perlakuan (H0) dan sesudah pemberian penuh dalam penelitian.
formula jamu dispepsia hari ke-56 (H56).
Enzim SGOT (serum glutamic
oxaloacetic transminase) dan SGPT DAFTAR PUSTAKA
(serum glutamic pyruvic transaminase) 1. Chang L, 2006. The Rome Criteria for
merupakan serum transaminase yang peka the Functional GI disorders.
pada kerusakan sel-sel hati. Peningkatan Medscape. Available from:
2x atau lebih dari harga normal enzim http://www.medscape.com/viewarticl
SGOT dan SGPT merupakan tanda pasti e/533460
adanya gangguan sel hati. Kenaikan 2. Djojoningrat D, 2001. Dispepsia
enzim-enzim tersebut bisa disebabkan Fungsional. In: Suyono, S.H., Buku
kerusakan sel-sel hati oleh ramuan jamu Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. 3rd ed.
atau obat-obatan yang toksik terhadap sel Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 153 -
sel hati (hepatotoksik). Rerata hasil 155
pemeriksaan SGOT dan SGPT sebelum 3. Horrison Principles of Internal
perlakuan dan setelah perlakuan hari ke- Medicine, 2001.15 th edition, Mc
28 dan hari ke-56 masih dalam batas Grow Hill, New York
normal (nilai normal SGOT 3 – 45 u/L, 4. Tcokroprawiro Askandar, 2015. Buku
SGPT 2 – 35 u/L). Hasil analisis diatas Ajar Ilmu Penyakit Dal;am, Edisi-2.
didapatkan nilai SGOT dan SGPT Surabaya. FK Universitas Airlangga.
sebelum dan sesudah minum ramuan jamu 5. Peraturan Menteri Kesehatan
tidak berbeda bermakna, berarti Republik Indonesia. Nomor:
penggunaan ramuan jamu dyspepsia 56 003/MENKES/PER /I/ 2010 tentang
hari tidak mengganggu fungsi hati. 9 Saintifikasi Jamu dalam Penelitian
Berbasis Pelayanan Kesehatan.
Jakarta. 2010.
KESIMPULAN 6. Himpunan Seminat Apoteker, Industri
Penggunaan ramuan jamu Obat Tradisional, Daftar Obat Alam,
dispepsia selama 56 hari secara klinis Edisi III, 2008
tidak ditemukan efek samping yang 7. Peraturan Menteri Kesehatan RI
bermakna dan tidak mengganggu fungsi Nomor 1109/Menkes/Per/IX/2007
hati. tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer Alternatif di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Jakarta. 2007.
ACKNOWLEDGE 8. Badan Litbang Kesehatan. Pedoman
Peneliti mengucapkan Observasi Klinik Obat Tradisional
terimakasih dan penghargaan kepada Berbasis Masyarakat. Draft. 2009
Kepala Badan Litbangkes RI, Tim 9. Mc.Gilvery, R.W.and Golstein,
Komnas Saintifikasi Jamu, dan Kepala G.W.,1996, Biokimia Suatu
Balai Besar Tanaman Obat dan Obat Pendekatan Fungsional, Edisi ketiga,
Tradisional beserta jajarannya, yang telah Airlangga University Press, Jakarta
memberikan kesempatan dan

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 4 250


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Anda mungkin juga menyukai