1. N a m a
Golongan
Asam organik, garam (1)
Nomor Identifikasi
Nomor CAS : 5972-73-6 (1); 6009-70-7 (3,4)
Nomor OHS : 01310 (1)
Nomor RTECS : RO2750000 (4)
UN : UN2811 (3,5)
STCC : 4940350 (1)
Deskripsi (1)
Padatan berbentuk serbuk kristal tidak berwarna; Rumus molekul C2H7NO5; Berat
molekul 125,08; Berat jenis (air=1) 1,556; Kelarutan dalam air 4%; Sedikit larut
dalam alkohol; Tidak larut dalam eter, benzen.
3. Penggunaan
Digunakan sebagai bahan dalam pembuatan peledak, pemoles logam, detinning
besi dan untuk pencelupan tekstil. Untuk mendeteksi dan determinasi kalsium,
timbal, dan logam bumi yang jarang (2).
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan,
iritasi kulit, dan iritasi mata (1).
Organ sasaran: Ginjal, hati, mata, kulit, otak, saraf, membran mukosa (3).
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Iritasi, kesulitan bernafas (1).
Tertelan
Tidak tersedia informasi (1).
Tertelan
Tidak tersedia informasi (1).
Logam : Berkarat
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlaku (1).
7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada hewan
LD50 oral-tikus 375 mg/kg (5); LD50 kulit-kelinci 20000 mg/kg (5).
Data Karsinogenik
Tidak terdaftar sebagai karsinogenik berdasarkan ACGIH, IARC, NTP, atau CA Prop
65 (3).
Data Reproduksi
Asam oksalat menyebabkan kerusakan ginjal pada fetus domba dan tikus serta
mengganggu siklus estrus pada tikus. Selain itu juga dapat meningkatkan
abnormalitas sperma pada generasi kedua mencit yang diberi asam oksalat 0,2%
pada air minumnya (3).
Informasi Ekologi
Tidak tersedia informasi (1,3).
8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
Amonium oksalat monohidrat: Dapat menyebabkan iritasi membran mukosa disertai
(1)
nyeri tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas .
Tertelan
(1)
Amonium oksalat monohidrat: Tidak tersedia informasi .
Asam oksalat atau garam terlarutnya: Ulserasi pada mulut, muntah darah, syok,
kejang, kedutan (twitching), tetani, kolaps kardiovaskuler (3).
Keracunan kronik
Terhirup
(1)
Amonium oksalat monohidrat: Dapat menyebabkan iritasi membran mukosa .
Tertelan
(1)
Amonium oksalat monohidrat: Tidak tersedia informasi .
9. Pertolongan Pertama
Terhirup (1)
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan (1)
Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk
mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadarkan diri, miringkan kepala ke samping.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
(3)
Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang .
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin
pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan
cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan
oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit,
jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus
kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke
sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama
30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan dan/atau masker
wajah penuh. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan
air deras dekat dengan area kerja (1).
(1)
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia .
(1)
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia .
Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa (1,3).
Kebakaran besar: Gunakan busa atau basahi dengan semprotan air (1).
Tumpahan kecil: Serap tumpahan bahan menggunakan pasir atau bahan lain yang
tidak mudah terbakar. Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai
untuk pembuangan (1).
Tumpahan kecil dan kering: Pindahkan wadah dari area tumpahan ke area yang
aman (1).
Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan
Badan POM RI, Tahun 2011