Anda di halaman 1dari 6

6)METODE SEDIAAN GOSOK

      Metode gosok adalah suatu cara pembuatan sediaan dengan menggosok atau membuat sediaan dengan
digosok setipis mungkin. Metode ini dapat dipakai untuk pembuatan sediaan tulang, dan jaringan keras
lainnya dari organ hewan dalam hal ini adalah tulang. Oleh karena itu metode ini dapat diaplikasikan bukan
hanya untuk pembuatan preparat hewan tetapi juga untuk preparat tumbuhan yang sifatnya keras
(Swenson,1970).Metode ini umumnya digunakan untuk melihat lapisan-lapisan yang ada dibagian dalam dan
kelainan-kelainan pada tulang. Digunakan juga untuk organ yang sulit mendapat sediaan melintang atau sulit
mendapat sediaan dengan ketebalan merata. Penggosokan ini dilakukan dengan amplas yang tingkat
kekasarannya cukup rendah tujuannya agar mendapat ketebalan yang merata disetiap permukaan sediaan.
Ketebalan yang tidak merata akan menggangu dalam proses penempelan entelan pada kaca benda akibatnya
kaca penutup akan pecah jika permukaannya tidak rata (Fahn,1995).Dalam proses ini melewati proses
clearing tujuannya adalah untuk menarik dehidran dari dalam jaringan, agar nantinya dapat digantikan oleh
molekul parafin. Jenis-jenis media penjernih adalah xilol, benzene, minyak anilin, karbon tetraklorida,
karbon bisulfida, minyak kayu cedar, kloroform, minyak cengkeh. Setelah menggunakan xilol atau benzene,
pada umumnya jaringan akan menjadi transparan, hal ini menjadi alasan maka proses ini disebut juga
penjernihan. Jika dehidrannya alkohol, proses ini juga disebut dealkoholisasi. Lama jaringan berada dalam
medium penjernih tergantung pada : Ketebalan serta tingkat kepadatan jaringan, Jenis bahan kimia yang
dipakai (Johansen, 1940).Pada praktikum ini jenis media penjernih yang digunakan adalah xilol. Adapun
kelebihan dari xilol adalah umum digunakan, murah, bekerja cepat, membuat jaringan cepat menjadi
transparan, cepat menggantikan kedudukan dehidran, cepat digantikan tempatnya oleh parafin dan cepat pula
menggantikan kedudukan parafin dalam proses deparafinisasi selama pewarnaan. Namun xilol juga terdapat
kekurangan yaitu, dapat menyebabkan pengerutan jaringan yang dibuat, pengkerutan jaringan ini dapat
mengakibatkan tidak sempurnannya dalam tahap pengamatan. Waktu yang diperlukan untuk proses ini relatif
lama yaitu adalah ½ hingga 3 jam tergantung jenis jaringan yang dibuat. Jika terlalu lama di rendam dalam
larutan xilol maka hal tersebut akan menyebabkan jaringan menjadi kering, rapuh, dan getas sehingga hasil
akhir dari pembuatan sediaan yang telah jadi tidak akan bertahan lama(Swenson,1970).Jenis jaringan yang
keras sipatnya,seperti tulang,gigi,kukudan beberapa lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat
sediaan sayatan (kecuali bila mengalami berbagai perlakuan khusus sebelumnya).untuk menggosok,tulang
misalkan tulang paha terlebih dahulu dipotong – potong hingga bberukuran beberapa mili hingga 1-2 cm
(tergantung jenis potongan melintang atau membujuur).potongan atau serpihan tersebut kemudiaan digosok
pada batu gosok atau jenis lainnya hinggaa cukup tipis untuk dapat diamati pada mikroskop,setelah terlebih
dahulu diberi zat warna.

7)METODA SEDIAAN SUPRAVITAL

      Selain jenis-jenis metoda yang memanfaatkan materi yang mengalami pemaian dan fiksasi,kita dapat
pula belajar banyak dari jaringan – jaringan selagi dalam keadaan hidup,baik yang berkitan dengan
pertumbuhan,perkembangan serta fungsinya sebagai contoh kita dapat mengamati sirkulasi darah dalam
membrane yang tipis pada sayap kelelawar,pada mesentri kodok,telingamencit,tikus dan kelinci lngsung
dibawah mikroskop.

      Untuk pengamatan sel –sel darah yang masih hidup,umumnya digunakan zat warna vital seperti yanus
green ataupun neutral red,karena sel –sel darah mempunyai kemampuan untuk mengisap zat warna pada
konsenteri yang sesuai.dengan zat-zat warna vital ini kita apat mempelajari sel – sel secara lebih baik,karena
granula dangranolosit,demikian pula nucleus akan terwarnai dengan baik.karena sitoplasmanya sendiri
biasanya tidak akan mewarnai dengan jelas,maka hal ini memungkinkan kita untuk mempelajari
perkembangan vakoula dalam sitoplasma misalnya.

      Bila kedua jenis zat warna tersebut kita pakai secara bersam,maka memeungkinkan kita untuk mengmati
mitokandria.hanya saja akan terjadi perubahan yang cepat pada sel,karena sel dapat mati oleh kedua warna
tadi secara bersamaan.

      Kecepatan sel terwarnai ditentukan pula oleh faktor konsentrasi zat warna serta suhu.oleh karenanya jelas
tidaknya pewarnaan akan bervariasi untuk masing – masing sel.biasanya digunakan zat warna
dalam.konsentrasi rendah dan berlangung dalam keadaan suhu dingin.contoh penyiapan sediaan supravital
darah adalah:

-        1 tetes darah diteteskan pada kaca preparat

-        Teteskan pula 1 tetes zat warna (misalm yanus green) dengan konsentrasi 0,25 dalam garam fisiologi

-        Tutup dengan kaca penutup

-        Biarkan untuk selama 5 menit

-        Beri lak petrolatum sekeliling tepi kaca penutu

     Beberapa contoh- sediaan supravital,yaitu:

Ø  Pewarnaan supravital untuk darah

            Setetes darah dicampur dengan setetes larutan zat warna janus green B 0,25 %(dalam larutan garam)
diatas gelas benda,kemudian dibiarkan menyebar dan ditutup dengan gelas penutup tapi gelas penutup dapat
diolesi dengan petrolatum.dalam waktu 5-10 menit mitokondria akan terlupas hijau gelap kebiru –biruan.

Ø  Pewarnaan supravital epitalium mukosa mulut

            Caranya adalah sebagai berikut dengan tangkai scalpel yang bersih disterilkan didalam alcohol 70%
dan dikeruk selaput lender mulut dengan hati – hati,selanjutnya teteskaanlah sediaan yang telah diambil
dalam sediaan gelas benda,kemudian ditetesi dengan satu tetes zat warna misalnyan janus green B 0,25 atau
neutral red 0,1 %atau campuran dari keduanya dengan volume yang sama.dan setelah itu ditutupdengan gels
penutup,sediaan ini harus segera diamati dibawah mikroskop sebab kalu lama akan menjadi kering .dalam
pengamatan ini akan tampak sel dengan bagian – bagiannya yaitu nucleus dan mitokandria.
METODE MASERASI PADA TULANG SAPI DAN METODE PREPARASI TUNGAU (KLASIK DAN
CEPAT)

Pendahuluan

Metode sediaan gosok adalah langkah pembuatan sediaan ‘sayatan’ untuk jenis jaringan yang sifatnya keras,
seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat sediaan sayatan.
Praktikum ini menerapkan metode sediaan gosok menggunakan tulang keras sapi.

Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular yang disebut
sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi
kaku dan kuat (Van Gestel 2005). Sel-sel pada tulang yaitu, osteoblast yang mensintesis dan menjadi
perantara mineralisasi osteoid,  osteosit  merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang, osteoklas sel
fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting, dan sel
osteoprogenitor merupakan selmesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan
tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang (Mescher 2007).

Tulang keras atau osteon disebut sebagai tulang penyusun berbagai sistem rangka. Berdasarkan matriksnya
tulang terbagi menjadi dua yaitu, tulang kompak dan tulang spons. Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem
Havers. Setiap sistem Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis = saluran) yaitu suatu saluran yang sejajar
dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf (Mescher 2007).

Whole mount merupakan metode yang digunakan dalam membuat preparat secara utuh tanpa adanya
pemotongan terhadap obyek. Obyek tersebut dapat berupa sel, jaringan, organ maupun tubuh suatu
organisme namun tentunya organisme yang sangat kecil (Sudiana 2005). Metode whole mount terbagi dalam
dua macam metode yaitu metode cepat dan metode klasik. Perbedaan antara kedua metode itu terletak pada
serangkaian proses yang dilakukan. Metode cepat dilakukan tanpa adanya proses dehidrasi dan penjernihan,
sedangkan di dalam metode klasik terdapat serangkaian proses dehidrasi dan penjernihan (Gandahusada
2000).

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuat sediaan sayatan melintang tulang sapi dengan
menggunakan metode gosok, serta melihat bagian-bagian dari tungau secara utuh dengan membuat sediaan
tungau menggunakan metode whole mount.

Metode

Bahan dan alat yang digunakan pada metode klasik dan metode cepat, yaitu tungau, alkohol 30%, 50%, 70%,
95%, dan 100%, KOH 2%, akuades, laktofenol, minyak cengkeh, xilol I dan II, polivinil, cover glass, gelas
objek, tabung effendolf dan pipet, sedangkan bahan dan alat yang digunakan untuk maserasi tulang, yaitu
tulang sapi, gergaji, kayu, lem, amplas, air, cover glass, dan gelas objek.

Metode Klasik

Tungau yang telah berada dalam alkohol 70%, diganti dengan alkohol 50%, kemudian 

direndam selama satu menit. Setelah itu alkohol 50% tersebut dibuang dan diganti dengan alkohol 30%, serta
direndam selama satu menit. Setelah itu, tungau tersebut direndam dengan KOH 2% selama 10 menit.
Kemudian cuci dengan akuades dan dehidrasi dengan alkohol bertingkat dari 30% sampai 100% selama dua
menit. Setelah didehidrasi, tungau tersebut direndam dengan laktofenol selama 10 menit. Kemudian
direndam dalam minyak cengkeh selama lima menit. Sebelum tungau tersebut dimasukkan ke dalam xilol I
dan II, masukkan terlebih dahulu ke dalam alkohol 100%, lalu baru dimasukkan ke dalam xilol I dan II.
Setelah itu tungau ditaruh pada gelas objek, dan mounting dengan polovinil alkohol. Amati dan foto.

Metode cepat

Tungau yang telah berada di dalam alkohol 70%, diganti dengan laktofenol dan didiamkan selama kurang
lebih 24 jam. Setelah itu  tungau dimounting dengan polovinil alkohol, lalu ditutup dengan cover glass, amati
dan foto.

Maserasi tulang

Tulang sapi digergaji setipis mungkin. Kemudian potongan tipis tulang sapi tersebut ditempelkan pada
permukaan kayu dengan bantuan lem. Setelah itu potongan tulang tersebut diamplas sampai tipis dan halus,
lalu dicelupkan ke dalam air, kemudian potongan tulang tersebut dilepaskan dari kayu. Setelah itu potongan
tulang dimounting dan ditutup dengan cover glass. Amati dan foto.

Pembahasan

Pembuatan sediaan tulang dengan metode gosok melalui beberapa tahap, yaitu pemotongan tulang, proses ini
bertujuan agar tulang dapat dengan mudah ditempelkan pada kayu, kemudian digosok. Tahapan selanjutnya
adalah penempelan potongan tulang pada kayu dengan lem kayu, proses ini bertujuan agar tulang tidak
goyang (kokoh) dan memudahkan proses penggosokan. Tahapan berikutnya adalah penggosokan potongan
tulang pada media kasar (ampelas) hingga tipis, perendaman potongan tulang yang telah tipis dalam air
hingga tulang dapat terlepas dari kayu, penjernihan preparat tulang dengan xilol, penempelan preparat tulang
pada gelas objek, dan tahapan akhir adalah mounting, yaitu penutupan dengan kaca penutup yang
sebelumnya telah diolesi entellan pada preparat tulang. Entellan berfungsi untuk merekatkan kaca penutup
dengan kaca objek. Diberi label pada bagian yang kosong.

Tahapan penting pada pembuatan sediaan tulang dengan metode gosok adalah clearing (penjernihan) dengan
menggunakan larutan xilol. Proses ini disebut dengan penjernihan karena umumnya setelah dilakukan
tahapan ini sediaan menjadi transparan. Oleh karena itu proses penjernihan berfungsi untuk menjernihkan
jaringan atau sel sediaan sehingga menjadi transparan dan mudah untuk diamati strukturnya di bawah
mikroskop. Adapun bagian sel tulang keras yang terlihat dari sediaan yang ada tersebut berupa sistem
harvers tulang keras yang tersusun atas kanal harvers, lakuna, kanalikuli, dan lapisan semen.

Hasil pembuatan sediaan gosok tulang sapi yang memperlihatkan bagian sel tulang secara melintang. Tulang
kompak yang memiliki bagian seperti sistem Havers, lamella, osteosit, osteoblas, osteoklas, jembatan
volkman, kanalikuli, dan lakuna. Bagian-bagian ini terlihat pada sediaan melintang tulang yang dibuat adalah
osteosit, sistem harves, lakuna, kanalakuli, dan lamela.

Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis =
saluran) yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-
pembuluh darah dan saraf. Di sekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-
lapis (Soleha 2006). Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur, terdapat rongga-rongga yang
disebut lakuna, dan di dalam lakuna terdapat osteosit. Lakuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran
kecil yang disebut kanalikuli yang berhubungan dengan lakuna lain atau kanalis havers. Kanalikuli penting
dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamela-lamelanya tidak
berkaitan dengan sistem Havers.
Pembuluh darah dari periostem menembus tulang kompak melalui saluran volkman dan berhubungan dengan
pembuluh darah saluran Havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus (Prawasti 2012).

Metode yang digunakan untuk  membuat preparat tungau cicak pada praktikum kali ini adalah metode whole
mount. Whole mounth hewan merupakan metode pembuatan preparat hewan utuh baik itu berupa sel,
jaringan, organ maupun individu. Metode whole mounth hewan mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian hewan dengan jelas tiap bagian-bagiannya
sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada hewan dengan ukuran yang kecil saja
tidak bisa hewan  yang besar (Budiono 1992).

Menurut proses pengerjaanya  metode whole mount dibedakan menjadi  metode klasik dan metode cepat. 
Pengerjaan metode whole mount cepat lebih praktis dibandingkan metode whole mount  klasik. Hal ini
disebabkan pembuatan preparat dengan metode whole mount  cepat material yang digunakan tidak
mengalami dehidrasi bertingkat dan penjernihan sedangkan pembuatan preparat dengan menggunakan
metode klasik material mengalami dehidrasi bertingkat dan penjernihan menggunakan xilol sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama.

Preparat yang dibuat menggunakan metode klasik lebih tahan lama dibandingkan preparat yang dibuat
mengguanakan metode cepat. Hal ini disebabkan kandungan air pada prepat yang dibuat metode klasik lebih
sedikit. Berdasarkan hasil pengamatan bagian-bagian tungau cicak yang terlihat, yaitu tungkai, seta,
gnatosoma, podosoma, kapitulum, opitosoma, dan idiosoma.

Anda mungkin juga menyukai