Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinary Track Infections (UTI) adalah
istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Dari
sudut pandang mikrobiologi, Urinary Track Infections (UTI) terjadi bila
mikroorganisme patogen dideteksi di urin, uretra, bladder, ginjal, atau prostat.
Umumnya, pertumbuhan >105 organisme/ml dari sediaan urin “mid stream” yang
bersih mengindikasikan suatu infeksi. Tetapi, seringkali pada UTI yang
sebenarnya, pada pasien-pasien yang simtomatis, jumlah yang lebih kecil telah
dapat dikatakan sebagai infeksi (102-104 organisme/ml), atau pada sampel yang
berasal dari aspirasi supra pubis atau dari sampel yang diambil dari kateter.
Sebaliknya, pada midstream urin yang terkontaminasi, jumlah koloninya bisa
>105 /ml. Infeksi yang rekuren setelah terapi antibiotik dapat disebabkan oleh
strain bakteri yang persisten, atau karena reinfeksi oleh strain yang baru. Infeksi
rekuren oleh strain yang sama dalam waktu 2 minggu terapi dapat disebabkan
oleh infeksi ginjal atau prostat yang relaps atau koloni di vagina atau usus yang
persisten yang menyebabkan reinfeksi blader. Dysuri,urgensi dan frekuensi yang
tidak diikuti bakteriuria menunjukkan “acute urethral syndrome”.
Epidemiologi
Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak faktor; seperti usia, gender,
prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan
struktur saluran kemih termasuk ginjal.
Pada usia beberapa bulan dan usia lebih dari 65 tahun, perempuan cenderung
menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang
dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi (pencetus).
Prevalensi bakteriuria asimptomatik lebih sering ditemukan pada perempuan.
Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1 % meningkat menjadi 5 %
selama periode seksual aktif.
Etiologi
Bermacam-macam mikroba dapat menginfeksi traktus urinarius, tetapi yang
paling sering adalah gram-negatif bacili. Escherichia coli menyebabkan ~80%
infeksi akut pada pasien-pasien tanpa kateter, kelainan-kelainan urologi, atau batu.
Batang gram-negatif lainnya, terutama Proteus dan Klebsiella dan adakalanya
Enterobacter, sedikit menyebabkan ISK tipe sederhana. Organisme tersebut,
Serratia dan Pseudomonas, sering menyebabkan infeksi rekuren dan infeksi yang
berhubungan dengan tindakan urologi, batu, atau obstruksi. Sering menyebabkan
infeksi nosokomial, infeksi karena pemasangan kateter. Proteus spp., berdasarkan
atas produksi urease, dan Klebsiella spp., melalui produksi “slime” ekstraselular
dan polisakarida, menjadikan predisposisi pembentukan batu dan sering diisolasi
dari pasien dengan batu ginjal.
Kokus gram negatif jarang menyebabkan UTI. Tetapi, Staphylococcus
saprophyticus, ditemukan pada 10 – 15 % dari UTI akut symptomatik pada wanita
muda. Enterokokkus adakalanya menyebabkan akut uncomplicated (ISK tipe
sederhana) sistisis pada wanita. Yang lebih sering lagi, enterokokkus dan
Staphylococcus aureus menyebabkan infeksi pada pasien dengan batu ginjal atau
riwayat instrumentasi atau riwayat pembedahan. Isolasi Staphylococcus aureus
dari urin menunjukkan kecurigaan adanya infeksi bakteri pada ginjal.
Pada sepertiga wanita dengan dysuri dan frekuensi ditemukan bakteri yang
positif yang signifikan pada pemeriksaan kultur urin midstream atau malah kultur
yang negatif dan dinyatakan mendapat sindrom uretra. ¾ nya pyuria, sementara ¼
tidak mendapatkan pyuria dan sedikit bukti infeksi. Pada wanita dengan pyuria, 2
kelompok patogen yang sering. Jumlah sedikit (102 to 104 /mL) bakteri
uropatogen yang tipikal seperti E. coli, S. saprophyticus, Klebsiella, atau Proteus
ditemukan di spesimen midstream urine pada kebanyakan wanita ini. Bakteri ini
kemungkinan penyebab infeksi karena biasanya bakteri ini yang dapat diisolasi
dari aspirasi supra pubik, berhubungan dengan pyuria, dan berespon dengan
antibiotiknya. Pada kelompok wanita lain dengan akut urinari symptom, pyuria,
dan urin yang steril (walaupun dari aspirasi supra pubik), etiologi yang penting
adalah Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, dan herpes simplex virus.
Biasanya ditemukan pada wanita muda yang sexually active dengan pasangan
yang sering berganti-ganti.
Beberapa bakteri yang jarang, tidak sering ditemukan seperti Ureaplasma
urealyticum, Mycoplasma hominis, Adenoviruses, Candida.
Patogenesis
Introitus vagina dan uretra distal normalnya didiami oleh dipteroid,
streptocokal, lactobacili dan staphilokokkal, tetapi bukan oleh basil enterik gram
negatif. Pada wanita yang gampang terkena sistitis, enterik gram negatif, yang
biasanya ada diusus besar berkoloni di introitus, periuretra dan distal uretra
sebelum episode bakteri uria. Penyebabnya diduga karena flora normal yang
berkurang, infeksi genital, kontrasepsi, produksi H2O2 oleh laktobasili yang
berkurang, hubungan seks, selain juga virulensi agen dan faktor immunologi host.
Biasanya bakteri pada kandung kemih dapat dieliminasi oleh proses berkemih
dan efek dilusi dari urin sendiri. Konsentrasi urea dan osmolaritas yang tinggi
dapat membunuh bakteri. Sekret dari prostat dapat memiliki efek antibakteri.
ISK sering disebabkan mikroorganisme saluran cerna (enterobacteriacae),
berkembang biak (kolonisasi) didaerah introitus vagina dan uretra anterior dan
masuk kedalam kandung kemih selama miksi.
ISK tipe sederhana (uncomplicated) lebih sering pada wanita , dikarenakan
hubungan dengan faktor presipitasi dasar faktor lokal.
1. Faktor presipitasi
a. Uretra lebih pendek
b. Trauma pada daerah uretra anterior selama partus dan senggama
c. Kontaminasi transperineal dari rektum (anus)
d. Pengaruh progesteron selama kehamilan dan pemakaian
kontrasepsi menyebabkan hidroureter dan hidropelvis.
2. Faktor lokal
a. Jumlah minum dan miksi
b. Mekanisme pertahanan epitel kandung kemih
c. Mekanisme humoral kandung kemih
d. Wanita tidak mempunyai cairan prostat yang bersifat bakteriostatik
e. Virulensi mikroorganisme
ISK tipe sederhana (uncomplicated) jarang berakhir dengan penurunan
faal ginjal kronis atau terminal.
Pendekatan Diagnosis
Dalam praktek sehari-hari gejala kardinal seperti : disuria, polakisuria, dan
urgensi (terdesak kencing) sering ditemukan pada hampir 90% pasien rawat jalan
dengan ISK akut.
3. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah lengkap diperlukan untuk mengungkapkan adanya proses
inflamasi atau infeksi. Didapatkannya leukositosis, peningkatan laju endap darah,
atau didapatkannya sel-sel muda pada sediaan hapusan darah menandakan adanya
proses inflamasi akut.
Pada keadaan infeksi berat, perlu diperiksa faal ginjal, faal, hepar, faal
hemostasia, elektrolit darah, analisis gas darah, serta kultur kuman untuk
penanganan ISK secara intensif.
4. Pencitraan
Pada ISK uncomplicated (sederhana) tidak diperlukan pemeriksaan pencitraan,
tetapi pada ISK complicated (yang rumit) perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan
untuk mencari penyebab/sumber terjadinya infeksi.
Foto Polos Abdomen. Pembuatan foto polos berguna untuk mengetahui adanya
batu radio-opak pada saluran kemih atau adanya distribusi gas yang abnormal
pada pielonefritis akuta. Adanya kekaburan atau hilangnya bayangan garis psoas
dan kelainan dari bayangan bentuk ginjal merupakan petunjuk adanya abses
perirenal atau abses ginjal. Batu kecil atau batu semiopak kadangkala tidak
tampak pada foto ini, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan foto tomografi.
PIV. Adalah pemeriksaan rutin untuk mengevaluasi pasien yang menderita ISK
complicated. Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan adanya pielonefritis akuta
dan adanya obstruksi saluran kemih; tetapi pemeriksaan ini sulit untuk mendeteksi
adanya hidronefrosis, pionefrosis, ataupun abses ginjal pada ginjal yang fungsinya
sangat jelek.
CT scan. Pemeriksaan ini lebih sensitive dalam mendeteksi penyebab ISK dari
pada PIV atau ultrasonografi, tetapi biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan ini
relatif mahal.
Terapi
Infeksi saluran kemih (ISK) bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak. Antibiotika
yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkalinisasi urin:
Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan
antibiotika tunggal; seperti ampisilin 3 gram, trimetoprim 200mg
Bila infeksi menetap disertai memperlihatkan kelainan urinalisis
(lekosuria) diperlukan terapi konvensional selama 5-10 hari
Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan urin diperlukan bila semua
gejala hilang dan tanpa lekosiuria.